Anda di halaman 1dari 50

LAPORAN MAGANG

DI PT GAJAH TUNGGAL TBK CURING PLANT D & K


TANGERANG

Disusun Oleh:
ADITYA PRATAMA 1601002
ARDISTYA RAMADHANU P. 1601013
RICKY JULIANA 1601051
WIRA MAGSAYSAY FAUZI 1601059

POLITEKNIK GAJAH TUNGGAL


TANGERANG
2018
LAPORAN MAGANG
Di
PT GAJAH TUNGGAL Tbk.
PLANT D & K
TANGERANG

Disusun oleh :

ADITYA PRATAMA 1601002


ARDISTYA RAMADHANU P. 1601013
RICKY JULIANA 1601051
WIRA MAGSAYSAY F. 1601059

Disahkan
Tangerang, 6 Agustus 2018

Menyutujui, Mengetahui,

Mentor Koordinator Magang, Koordinator Mentor


Politeknik Gajah Tunggal

Widdi Nugroho Kusumo Jati Asmoro Beri


NIP: 06 - 0061 NIP : 16 – 0900 NIP : 08 - 0333

Mengetahui,
Direktur Politeknik Gajah Tunggal

Dr. Ita Mariza


NIP : 11 - 0143

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah kita haturkan atas kelimpahan inspirasi dari Tuhan
Yang Esa yang telah memberikan Pengetahuan-Nya, sungguh menjadi sumber
pengetahuan penulis dalam menyelesaikan Laporan Magang di PT Gajah
Tunggal, Tbk pada Departemen Produksi Plant D & K. Laporan ini berdasarkan
hasil magang penulis yang dilaksanakan pada tanggal 9 Juli 2018 sampai dengan
tanggal 3 Agustus 2018. Laporan Magang ini ditujukan kepada Politeknik Gajah
Tunggal.
Laporan ini dapat menjadi sumber informasi bagi para mahasiswa sebagai
langkah awal pengenalan mengenai bagian terpenting dalam sebuah perusahaan
agar dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan. Dengan
demikian, para mahasiswa dapat memahami dan mengenali perusahaan sebelum
menjadi karyawan.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Politekik Gajah
Tunggal dan PT Gajah Tunggal Tbk. yang telah memberikan kesempatan dan
memfasilitasi penulis untuk melaksanakan magang di perusahaan tersebut.
Program magang ini membuat penulis mendapatkan banyak ilmu praktik yang
tidak didapatkan sebelumnya di kelas.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:
1 Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan waktu dan kemudahan
kepada Penulis dalam menyelesaikan laporan magang ini,
2 Dr. Ita Mariza, Direktur Politeknik Gajah Tunggal, yang telah memberikan
kesempatan bagi penulis untuk magang di PT Gajah Tunggal Tbk,
3 Bapak Jhon Edi, selaku Dept. Head Training Plant D & K yang telah
menerima dan mengijinkan kami untuk melaksanakan magang,
4 Bapak Joni Prihatin , selaku Dept. Head Curing Plant D & K yang telah
menerima dan mengijinkan kami untuk melaksanakan magang,
5 Bapak Beri, Koordinator Magang Plant D & K yang telah memberikan
pengarahan selama magang berlangsung,

iii
6 Bapak Widdi Nugroho, Mentor Pembimbing yang telah meluangkan waktu
dan memberikan pengarahan serta masukan kepada penulis,
7 Bapak Aldi, Pembimbing yang telah meluangkan waktu dan memberikan
pengarahan serta masukan kepada penulis,
8 Para Mentor yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, yang telah
memberikan materi dan bimbingan selama kegiatan magang,
9 Seluruh karyawan PT Gajah Tunggal Tbk, yang telah memperkenankan
penulis melaksanakan program magang,
10 Seluruh staf dan dosen Politeknik Gajah Tunggal yang telah memberikan
pengarahan dan masukan dalam kegiatan magang dan penulisan laporan,
11 Ayah dan Ibu serta kerabat, yang telah memberikan dukungan moril dan
materil dalam kegiatan magang,
12 Rekan – rekan mahasiswa Politeknik Gajah Tunggal, yang telah turut serta
memberikan informasi dan masukan kepada penulis dalam penyususan
laporan ini.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, terutama para
calon pemimpin perusahaan dalam mengembangkan keahlian serta wawasannya
dalam dunia industri.

Tangerang, 06 Agustus 2018

Penulis

iv
DAFTAR ISI

Surat Perintah Magang…………………………………………..……. i


Lembar Pengesahan………………………………………..………….. ii
Kata Pengantar……………………………………..………………….. iii
Daftar Isi……………………………………...……………………….. v
Daftar Gambar………………………...………………………………. vii
Daftar Bagan dan Tabel……………………...………………………... viii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………………………. 1
1.2 Tujuan Penulisan…………………………………………. 3
1.3 Manfaat Penulisan………………………………………... 3
1.4 Ruang Lingkup Penulisan…………………….………….. 3
1.5 Gambaran Umum perusahaan……………………………. 4
1.5.1 Profil Perusahaan……………………………... 4
1.5.2 Struktur Organisasi…………………………… 5
1.5.3 Deskripsi Perusahaan..…………………..……. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Penjelas Umum Tentang Ban…………….……...….…...... 9
2.2 Sejarah Ban........…………….…………….………………. 10
2.3 Jenis-Jenis Ban........…………….…………….…………... 11
2.4 Bahan Baku Pembuatan Ban……….……….............…….. 12
2.5 Struktur dan Kontruksi Ban……….…………….……........ 14
2.6 Istilah Umum Pada Ban dan Proses Produksi.......….....…... 15
2.7 Ukuran Ban..........................……….…………….………... 18
2.8 Pengertian GIP..........................……….…………….…….. 19
2.9 Cara Kerja Sistem GIP..........................……….…………... 19

v
2.10 Parameter Proses GIP..........................…………….…….. 19
2.11 Volume..........................……….…………….………...... 20
2.12 Silikon..........................……….…………….………....... 20
2.13 Spray Gun..........................……….…………….……….. 21

BAB III METODOLOGI


3.1 Pelaksanaan Magang…………….………….……………. 22
3.2 Penjelasan magang...……..…..…………………………... 23

BAB IV ANALISIS
4.1 Pengertian GIP...................…………….…………….…… 33
4.2 GIP plant D.............................…………….…………….... 33
4.3 GIP plant K................................……….…………….….... 34
4.4 Klasifikasi Mesin........................……….…………….…... 35
4.5 Cara Kerja Sistem.........................……….…...……….….. 35
4.6 Proses Kerja Operator..................……….……………....... 35
4.7 Parameter GIP.................…......................……………....... 35
4.8 Parameter Spray Sebelum Improvement.................…........ 36
4.9 Parameter Spray Setelah Improvement..............………...... 37
4.10 Kapasitas Mesin.........................…………….…...…….... 38
4.11 Defect pada GIP..........................………….………..….... 38

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan..……………………………………………….... 39
5.2 Saran……………………………………………….…….... 39

DAFTAR PUSTAKA…………….…………….…………….……...... 40

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Struktur organisasi PT Gajah Tunggal Tbk ……….……. 6


Gambar 2.1 Fungsi ban untuk menyangga…………….………….….. 9
Gambar 2.2 Fungsi ban untuk mengontrol arah kendaraan…………... 9
Gambar 2.3 Fungsi ban untuk meneruskan gaya gerak……….………. 10
Gambar 2.4 Fungsi ban untuk meredam getaran……….…….……….. 10
Gambar 2.5 Ban bias……….……………………….…………………. 11
Gambar 2.6 Ban radial……….………………….…………………….. 12
Gambar 2.7 Struktur ban bias……….……………………….………... 14
Gambar 2.8 Bagian-bagian ban bias……….……………….……......... 14
Gambar 2.9 Struktur ban radial……….………………………….…… 15
Gambar 2.10 Bagian-bagian ban radial……….………………………. 15
Gambar 2.11 Penempatan kode ban……….………………….……..... 18

vii
DAFTAR BAGAN dan TABEL

Bagan 2.1 Material pembuatan ban……….……………………….….. 13


Tabel 3.1 Tabel jadwal pelaksanaan magang……….….…………….. 22

viii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sebagai calon karyawan PT Gajah Tunggal Tbk, mahasiswa Politeknik
Gajah Tunggal harus memiliki kesiapan yang matang sebelum terjun
langsung di PT Gajah Tunggal Tbk. Dalam rangka meningkatkan kesiapan
mahasiswa dalam menghadapi lapangan kerja di lingkungan industri, maka
dilaksanakanlah kegiatan magang di PT Gajah Tunggal Tbk. Tujuan
dilaksanakannya kegiatan ini yaitu untuk memberikan gambaran nyata akan
dunia kerja dan sekaligus untuk meningkatkan kesiapan dan keterampilan
mahasiswa sebelum memasuki dunia kerja tersebut. Mahasiswa diharapkan
dapat menerapkan ilmu yang diperoleh selama menempuh pendidikan di
Politeknik Gajah Tunggal selama melaksanakan magang.
Pada semester 1 dan 2, mahasiswa Politeknik Gajah Tunggal telah
melaksanakan magang di Departemen Engineering beberapa plant di PT
Gajah Tunggal Tbk, kemudian magang semester 3 diperluas mencakup
beberapa departemen lain seperti Departemen Technical, Departemen
Production Planning Control ( PPC ), Departemen Produksi dan Departemen
Quality Control ( QC ). Untuk persiapan yang lebih matang pada semester 4
mahasiswa ditempatkan pada satu departemen. Dengan dilaksanakannya hal
tersebut, mahasiswa tidak hanya dapat mengasah kemampuan teknik, namun
dapat mengasah kemampuan lain seperti leadership, manajemen, dan lain-
lain.
Merupakan suatu hal yang baik bila lembaga pendidikan dan industri
dapat saling bekerja sama untuk dapat mewujudkan sistem link dan match.
Bentuk kerja sama ini bisa dalam bentuk kesempatan yang diberikan pihak
industri kepada lembaga pendidikan dengan adanya sistem magang bagi para
mahasiswa di berbagai jenjang pendidikan. Selain itu kegiatan magang
merupakan kesempatan yang baik bagi para mahasiswa untuk memahami

1
pengoperasiaan suatu industri dengan segala permasalahannya dan tata cara
pengendaliaannya.

1.2. Tujuan Penulisan


Tujuan dari pelaksanaan magang, antara lain :
a. Menghasilkan lulusan yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan
etos kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan pekerjaan.
b. Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan kegiatan magang oleh
mahasiswa yang berkualitas professional.
c. Menciptakan hubungan yang berkesinambungan antara Politeknik Gajah
Tunggal dan PT Gajah Tunggal Tbk.
d. Memperluas pandangan dan wawasan mahasiswa terhadap jenis-jenis
pekerjaan yang ada di bidang bersangkutan dan ditempat praktik dengan
segala persyaratan.
e. Membekali mahasiswa dengan pengalaman-pengalaman yang
sebenarnya didalam dunia kerja sebagai persiapan guna menyesuaikan
diri dengan dunia kerja.
f. Mahasiswa dapat memberikan solusi terhadap masalah yang ditemukan
di dunia kerja.

1.3. Manfaat Penulisan


Manfaat kegiatan magang, antara lain :
a. Bagi mahasiswa.
Dengan dilaksanakannya kegiatan magang, mahasiswa dapat mengetahui
secara langsung kegiatan produksi di Plant D & K, Departemen Curing.
b. Bagi Politeknik Gajah Tunggal dan PT. Gajah Tunggal Tbk.
Dengan dilaksanakannya kegiatan magang, Politeknik Gajah Tunggal dan
PT. Gajah Tunggal Tbk dapat menjalin kerjasama yang baik untuk
menghasilkan lulusan Politeknik Gajah Tunggal yang siap ditempatkan
di seluruh departemen yang ada di PT. Gajah Tunggal Tbk, sehingga
terciptalah sumber daya manusia yang handal dan kompeten.

2
1.4. Ruang Lingkup Penulisan
Penulisan laporan magang ini terbagi atas 5 (lima) bab, masing-masing
bab dibagi atas sub bab dngan maksud agar laporan magang dapat lebih
terperinci dan akan mempermudah dalam pemahaman masing-masing bab.
Susunan babnya sebagai berikut :
1. BAB I PENDAHULUAN, pada bab ini penulis membagi menjadi
beberapa sub bab yang berisi Latar Belakang, Tujuan Penulisan,
Manfaat penulisan, Ruang Lingkup Penulisan, dan Gambaran Umum
Perusahaan
2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA, pada bab ini penulis mencoba
menjelaskan teori tentang topik magang yang bersumber dari beberapa
tinjauan buku ataupun internet yang didapat.
3. BAB III METODOLOGI, pada bab ini penulis membagi menjadi dua
sub bab, yaitu pelaksanaan, yang menjelaskan mengenai kegiatan yang
dilaksanakan selama magang, dan yang kedua Hasil Pengumpulan dan
Pengolahan Data, yang menjelaskan temuan-temuan yang didapat
selama kegiatan magang tersebut.
4. BAB IV ANALISIS BERDASARKAN TINJAUAN PUSTAKA, pada
bab ini menjelaskan analisis dari temuan-temuan yang didapat dengan
Tinjauan Pustaka yang telah ditulis sebelumnya.
5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN, pada bab ini penulis mencoba
memberikan kesimpulan dari topik magang yang dibahas dan juga
memberikan saran kepada perusahaan langkah apa yang paling baik
dilakukan.

3
1.5. Gambaran Umum Perusahaan
1.5.1. Profil Perusahaan
1. Didirikan di Jakarta : Tahun 1951 (untuk Plant A, B, C), Bulan Mei
1992 (Plant D).
2. Mulai produksi di Tangerang : Tahun 1978 (Plant A, B)
3. Luas pabrik : 95.000 m2 (Plant A), 18.696 m2 (Plant B),14.600 m2
(Plant C), 120.000 m2 (Plant D)
4. Lokasi pabrik : Jl. Gatot Subroto KM. 7 Komplek Industri Gajah
Tunggal, Pasir Jaya Tangerang 15135, Banten, Indonesia
5. Kantor Pusat : Wisma Hayam Wuruk 10th .FI. Jl.Hayam Wuruk 8,
Jakarta 10120, Indonesia
6. Jenis Produksi :
 Plant A : AM Bias Tire : DB, LT, TB, OTR
 Plant B : MC Tire & Tube
 Plant C : AM Tube, Bladder, TUB
 Plant D : Radial Tire
 Plant E : Reclaimed & Crumb Rubber
7. Market :
7.1. Assembling (Original Equipment Manufacturing), yaitu
pemasaran ban yang dilakukan melalui perusahaan-perusahaan
yang mengassembling mobil.
7.2. Lokal (Replacement) yaitu pemasaran yang dilakukan melalui
agen-agen ban di Indonesia untuk konsumen dalam negeri.
7.3. Export, yaitu penjualan ke luar negeri seperti Amerika, Timur
Tengah maupun Asia.

8. Visi dan Misi Perusahaan


Pengembangan operasional Gajah Tunggal selalu
berpedoman pada visi dan misi yang membantu Perusahaan tetap
fokus dalam meraih pencapaian keberhasilan. Visi dan misi ini
membantu Gajah Tunggal untuk selalu berupaya mencapai

4
idealisme dengan mengingatkan manajemen serta karyawan bahwa
mereka bekerja sama demi tujuan-tujuan yang sama, yang akan
menjadi sumbangan dalam keberhasilan jangka panjang perusahaan.

8.1. Visi Perusahaan


Menjadi Good Corporate Citizen dengan posisi keuangan
yang kuat, pemimpin pasar di Indonesia, dan menjadi perusahaan
produsen ban yang berkualitas dengan reputasi global.(To be a Good
Corporate Citizen with Solid Financial Standing, Market
Leadership in Indonesia and an established Global Reputation as a
Manufacturer of Quality Tires ).

8.2. Misi Perusahaan


Menjadi produsen yang memimpin dan tepercaya sebuah
portofolio produk ban yang optimal, dengan harga yang kompetitif
dan kualitas yang unggul di saat yang sama terus meningkatkan
ekuitas merek produk, melaksanakan tanggung jawab sosial, dan
memberikan profitabilitas / hasil investasi kepada para pemegang
saham serta nilai tambah untuk semua stakeholder perusahaan. (To
be a leading and dependable producer of an optimal range of
competitively priced, superior quality tires while also pursuing
brand equity and corporate social responsibilities as well as
delivering profitability and returns to shareholders and values to
stakeholders).

1.5.2. Struktur Organisasi


Struktur organisai perusahaan merupakan kerangka kerja yang
menunjukkan hubungan kerja dalam perusahaan, kedudukan dan peranan
suatu bagian dalam suatu lingkungan kerja. Adapun struktur organisasi
PT Gajah Tunggal Tbk sebagai berikut :

5
Gambar 1.1. Struktur Organisasi PT. Gajah Tunggal Tbk.

1.5.3. Deskripsi Pekerjaan


Departemen Curing merupakan departemen yang tugasnya
memasak green tire menjadi tire. Terdapat 3 type mesin yaitu kobe, seiyen,
dan herbert.
Tipe pemasakan juga ada dua cara yaitu dengan cara platen dan
jacket. Untuk lamanya waktu pemasakan bergantung pada spek yang
sedang diproduksi. Waktu yang dibutuhkan berkisar antara 15 menit 51
detik sampai 17 menit 10 detik. Defect yang sering terjadi over cure, under
cure. Hal tersebut bisa dipengaruhi oleh temperatur, waktu pemasakan dan
kendala saat pemasakan seperti listrik padam. Parameter yang harus
diperhatikan adalah timer, temperatur dan pressure.
Dalam departemen curing terdapat beberapa section yang
mendukung proses curing,departemen tersebut adalah :

6
a. Green tire inner painting
Proses GIP adalah proses pemberian lapisan silicon pada bagian dalam
green tire. Tujuannya adalah agar saat dalam proses curing, bagian
dalam green tire tidak melekat pada bladder pada saat bladder di kemba
b. Bladder Injection
Bagian ini merupakan bagian untuk membuat bladder. Bladder ini
berguna untuk menekan green tire saat proses curing, agar green tire dapat
dicetak sesuai dengan pattern yang terdapat di mold dan juga memberi
pattern untuk bagian dalam green tire.
c. Repair and Buffing Tire
Bagian ini adalah bagian yang bertindak untuk merepair tire apabila
terdapat kerusakan pada tire yang sudah di check oleh QC. Dibagian ini
terdapat 2 bagian repair yaitu repair ringan dan repair compound. Untuk
repair ringan hanya untuk merepair kerusakan-kerusakan kecil saja seperti
blisted bead base, light slice sidewall, defect marking. Untuk repair
compound merepair kerusakan-kerusakan besar seperti open slice
sidewall, hilangnya tulisan pada tire, serial number, vent in mold.
Alat dan bahan yang digunakan untuk repair ringan adalah air sonic,
cairan pcp, lock tape (lem), serbuk rubber, cutter trimming, jarum dan
kuas.
Alat dan bahan yang digunakan untuk repair berat adalah air sonic,
cairan pcp, lock tape (lem), serbuk rubber, cutter trimming, jarum, kuas,
setrila, promol, compound tr6, compound tr8, compound putih, gunting,
mal atau cetakan, mesin press. Untuk mesin press pada repair compound
terdapat 20 mesin.
Selain repair pada bagian ini juga terdapat proses buffing tire. Yaitu
proses pengikisan atau menghilangkan compound hitam yang menutupi
compound putih pada bagian sidewall.

7
d. Mold, Cleaning and Repair Mold
Mold adalah bagian yang fungsi untuk mencetak green tire agar
sesuai dengan pattern sesuai specnya. Bagian-bagian mold adalah sidering
atas dan bawah, segment, kontainer. Terdapat beberapa tipe mold yaitu
tipe s, Ej3, Ej32, Ej4, L46, L48. Sebelum mold naik atau siap digunakan
mold harus di cleaning terlebih dahulu setiap bagiannya lalu dirakit. Untuk
proses perakitan mold waktu yang diperlukan untuk merakit berbeda-beda
tergantung tipe mold. Untuk tipe s waktu yang diperlukan hanya 15 menit,
sementara untuk tipe Ej3, Ej32, Ej4, L46, L48 waktu yang diperlukan
sekitar 45 menit. Dan pada saat proses perakitan 1 kontainer bisa untuk
berbagai jenis mold. Jadwal pergantian mold tergantung PPC atau terjadi
kerusakan pada mold.

Proses cleaning mold terdapat 2 bagian yaitu proses cleaning


segment dan proses cleaning sidering. Waktu yang diperlukan untuk
cleaning segment adalah 5 menit dan waktu yang perlukan untuk proses
cleaning sidering adalah 2 menit. Bahan yang digunakan untuk cleaning
adalah bead glass dan dry ice. Penggunaan dry ice hanya untuk mold
bertipe spring pen. Untuk proses yang mengunakan bead glass setelah
proses cleaning selesai pen hole yang terdapat pada segment dan side ring
dibersihkan menggunakan bor. Dan untuk jadwal cleaning adalah 30 hari
sekali.
Apabila mold mengalami kerusakan maka mold akan diperbaiki
dibagian repair mold. Kerusakan yang biasanya terjadi pada mold adalah
LS, crown bead. Alat yang digunakan untuk perbaikan adalah air tool,
stamper.

8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penjelasan Umum Tentang Ban

Ban adalah piranti yang menutupi velg suatu roda. Ban adalah bagian
penting dari kendaraan darat dan digunakan untuk mengurangi getaran yang
disebabkan ketidakteraturan permukaan jalan, melindungi roda dari keausan
dan kerusakan, serta memberikan kesetabilan antara kendaraan dan jalan
untuk meningkatkan percepatan dan mempermudah pergerakan. Ada empat
fungsi ban yaitu sebagai berikut :
1. Meyangga atau menahan beban kendaraan. Kinerja ban harus mampu
menahan beban kendaraan yang bergerak berpindah –pindah dari satu
tempat ketempat yang lain.

Gambar 2.1. Fungsi ban untuk menyangga


2. Meneruskan fungsi kemudi dan mengontrol arah kendaraan. Kinerja ban
harus mampu melintas dengan baik dijalan lurus maupun tikungan
dengan stabil dan aman.

Gambar 2.2. Fungsi ban untuk mengontrol arah kendaraan

9
3. Meneruskan gaya gerak dan pengereman kendaraan di per- mukaan jalan.
Kinerja gerak ban yang dapat mentransformasi kan kinerja perputaran
mesin menjadi gaya dorong kendaraan dan menjadi bantalan pada saat
proses pengereman pada permukaan jalan.

Gambar 2.3 Fungsi ban untuk meneruskan gaya gerak


4. Meredam getaran kejutan dari permukaan jalan.Ban harus bisa
memberikan keamanan dan kenyamanan dalam berkendara, faktor ramah
lingkungan juga menjadi pertimbangan.

Gambar 2.4. Fungsi ban untuk meredam getaran

2.2. Sejarah Ban

Padatahun 1839, Charles Goodyear berhasil menemukan teknik


vulkanisasi karet. Vulkanisasi sendiri berasal dari kata Vulkan yang
merupakan dewa api dalam agama orang romawi. Pada mulanya Goodyear
tidak menamakan penemuannya itu dengan nama vulkanisasi melainkan karet
tahan api. Untuk menghargai jasanya, nama Goodyear diabadikan sebagai
nama perusahaan karet terkenal di Amerika Serikat yaitu Goodyear Tire and
Rubber Company yang didirikan oleh Frank Seiberling pada tahun 1898.
Goodyear Tire & Rubber Company mulai berdiri pada tahun 1898 ketika
Frank Seiberling membeli pabrik pertama perusahaan ini dengan
menggunakan uang yang dia pinjam dari salah seorang iparnya.

10
Pada tahun 1845, Thomson dan Dunlop menciptakan ban atau pada
waktu itu disebut ban hidup alias ban berongga udara. Sehingga, Thomson
dan Dunlop disebut Bapak Ban. Dengan perkembangan teknologi Charles
Kingston Welch menemukan ban dalam, sementara William Erskine
Bartlett menemukan ban luar.

2.3. Jenis-Jenis Ban


2.3.1. Ban Bias
Ban dengan struktur bias adalah yang paling sering dipakai
yang dibuat dari banyak lembar cord yang digunakan sebagai rangka
ban. Cord ditenun dengan cara zig-zag membentuk sudut 400 sampai
650 terhadap keliling lingkaran ban. Dalam penggunaanya, 90%
kendaraan masih menggunakan ban dalam atau tube.Deformasi yang
dialami ban bias lebih besar dan mempunyai rolling resistance yang
besar

Gambar 2.5. Ban Bias

2.3.2 Ban Tubeless


Ban Tubeless adalah ban yang dirancang tanpa mempunyai ban
dalam. Ban tubeless in diciptakan sekitar tahun 1990. Ban tubeless
adalah ban pneumatik yang tidak memerlukan ban dalam seperti ban
pneumatik seperti biasanya. Ban tubeless memiliki tulang rusuk terus
menerus dibentuk secara integral ke dalam manik ban sehingga mereka

11
dipaksa oleh tekanan udara di dalam ban untuk menutup dengan flensa
dari velg roda logam.
Keuntungan ban tubeless adalah jika ban tertusuk paku atau benda
tajam lainnya, ban tidak menjadi kempes secara sekaligus, karena lapisan
dalamnya menghasilkan efek merapatkan sendiri. Sehingga pengemudi tidak
kehilangan kontrol kendaraan.Transfer radiasi panas akan lebih baik, karena
udara dalam ban berhubungan langsung dengan velg

2.3.3 Ban Radial

Ban Radial mempunyai konstruksi carcass cord membentuk


sudut 900 terhadap keliling lingkaran ban. Jika dilihat dari samping,
konstruksi cord adalah arah radial terhadap pusat atau crown dari ban.
Bagian dari ban berhubungan langsung dengan permukan jalan
diperkuat oleh sabuk pengikat yang dinamakan breaker atau belt. Ban
ini hanya mengalami sedikit deformasi dalam bentuknya dari gaya
sentrifugal, walaupun pada kecepatan tinggi dan mempunyai rolling
resistance yang kecil. Ban radial bisa disebut juga ban tubeless atau
tanpa ban dalam karena ban dalam langsung menyatu dengan ban luar.

Gambar 2.6. Ban Radial

12
2.4. Bahan Baku Pembuatan Ban
Berikut adalah bahan – bahan utama dalam pembuatan ban.

Rubber  Natural Rubber


 Syntetic Rubber
 Reclaim Rubber

Chemical
 Sulfur
 Z Bec Material
DalamMem
buat
Filler  Silica Compound
 Carbon Black

Raw Material

Softener  Oil

Tire Cords
 Rayon
 Nylon
 Polyester
 Glass Fiber
 Steel
 Aramide

Bead  Piano Wires


Wires

Bagan 2.1 Material Pembuat Ban


1. Rubber
Sebagai bahan utama yang merupakan daging dari ban.
2. Chemical
Sebagai bahan pendukung saat proses pemasakan ban seperti
cureaccelerator, activator, dan sulfur.
3. Filler
Sebagai pengikat rubber saat di vulkanisasi sehingga ban menjadi
lebih keras.

13
4. Softener
Cairan yang digunakan untuk melumatkan pencampuran semua bahan
– bahan yang ada.
5. Tire Cords
Sebagai bahan pengisi ply agar konstruksinya lebih kuat.
6. Bead Wires
Kawat yang digunakan untuk membuat bead yang berfungsi untuk
menguatkan cengkraman ban pada velg.

2.5. Struktur dan Konstruksi Ban


2.5.1 Struktur Ban Bias
Ban dengan struktur bias adalah yang paling banyak dipakai yang
dibuat dari banyak lembar cord yang digunakan sebagai rangka (frame) dari
ban. Cord ditenun dengan cara zig-zag membentuk sudut 400 sampai 650
terhadap keliling lingkaran ban.

Gambar 2.7. Struktur Ban Bias Gambar 2.8. Bagian-Bagian Ban Bias

2.5.2 Struktur Ban Radial


Untuk ban radial, konstruksi carcass cord membentuk sudut 900
terhadap keliling lingkaran ban. Jika dilihat dari samping, konstruksi cord
adalah dalam arah radial terhadap pusat atau crown dari ban. Bagian dari ban
berhubungan langsung dengan permukaan jalan diperkuat oleh semacam
sabuk pengikat yang dinamakan Breaker atau Belt. Ban jenis ini hanya
menderita sedikit deformasi dalam bentuknya dari gaya sentrifugal, walaupun

14
pada kecepatan tinggi. Ban radial ini juga mempunyai Rolling Resistance
yang kecil.

Gambar 2.10 Bagian-bagian


ban radial
Gambar 2.9. Struktur Ban Radial

2.6. Istilah Umum Pada Ban dan Proses Produksi


1. Tread
Tread adalah bagian telapak ban yang berfungsi untuk
melindungi ban dari benturan, tusukan obyek dari luar yang dapat
merusak ban. Tread dibuat banyak pola yang disebut Pattern.
2. Breakerdan Steel Belt
Breaker dan Steel Belt adalah bagian lapisan benang (pada ban
biasa terbuat dari tekstil, sedangkan pada ban radial terbuat dari
kawat) yang diletakkan diantara tread dan casing. Berfungsi untuk
melindungi serta meredam benturan yang terjadi pada tread agar tidak
langsung diserap oleh body ply / casing.
3. Bead Wire
Bead Wire adalah bundelan kawat yang disatukan oleh karet
yang keras kemudian dibentuk lingkaran secara berlapis sesuai
dengan spesifikasi dan berfungsi seperti angkur yang melekat pada
velg.

15
4. Body Ply / Casing
Body Ply adalah bagian utama dari ban yang berupa lembaran berlapis
yang terdiri dari polyester/nylon/tire cord dengan lapisan karet.Body
Ply/casing ini berfungsi sebagai kerangka ban, menahan tekanan
angin didalam ban, dan menyerap getaran dari jalan.
5. Inner Liner
Salah satu bagian dari ban yang terletak dibagian paling dalam,
mempunyai fungsi sebagai pengganti ban dalam dan terbuat dari
campuran karet yang kedap udara.
6. Sidewall
Melindungi Body Ply / Casing pada bagian samping ban dan
berfungsi juga sebagai tempat tercantumnya informasi penting dari
ban.
7. Gum Strip
Karet Khusus yang diletakkan diantara pinggir steel belt, yang
berfungsi sebagai peredam getaran ujung serat steel belt.
8. Tire Type
Untuk memberitahu untuk kendaraan jenis apa ban ini dibuat.
“P” berarti ban ini dibuat untuk kendaraan pengangku tpenumpang.
9. Tire Width
Untuk memberitahu ukuran ban diukur dari dinding yang satu
kedinding yang lain. Dalam contoh ini misalnya, lebar ban adalah 215
milimeter.
10. Aspect Ratio
Aspect ratio adalah perbandingan antara tinggi ban dan
lebarnya.
11. Wheel Diameter
Wheel Diametera dalah lebar velg dari satu ujung keujung
yang satu lagi.

16
12. Construction
Untuk memberitahu bagaimana ban ini dirakit. “R” berarti
“radial”, yang berarti bahwa benang-benang ply yang ada di tubuh
ban ini yang merupakan lapisan yang membentuk badan dari ban,
menutupi seluruh ban dari beadkebead. “B” berartibahwa ban ini
termasuk jenis “bias construction”, yang berarti bahwa benang-
benang ply dirajut secara diagonal melintasi ban dari bead ke bead,
dengan arah lapisan silih berganti agar saling memperkuat.
13. Load Index
Load Index adalah angka yang menginformasikan baban
maksimum dalam kilogram yang dapat dipikul oleh sebuah ban. Bisa
juga menemukan angka beban maksimum dalam kilogram dan pon
di tempat lain di dinding samping ban.
14. Speed Rating
Untuk memberitahu kecepatan maksimum untuk ban.
15. TWI (Tread Wear Indicator)
TWI (Tread Wear Indicator) adalah symbol yang berbentuk
segitiga dan terdapat pada sisi samping ban (sidewall). TWI ini
merupakan indikator tingkat keausan ban dan juga menjadi patokan
untuk mengganti ban. Saat tapak ban sudah melampaui batas
indikator tersebut, terlihat garis melintang pada pada tapak ban, yang
berarti ban tersebut sudah tidak layak lagi untuk digunakan.

17
2.7 Ukuran Ban

Gambar 2.11 Penempatan Kode Ban

Ukuran ban biasanya terdapat pada sisi luar ban sebagai contoh tertulis kode
ban 175/70R13 82H. itu maksudnya adalah :
1. "175" menunjukkan kode lebar telapak ban menggunakan satuan
milimeter, jadi bukan diameter ban. Semakin besar kode angkanya, maka
semakin lebar telapaknya.
2. "70" menandakan kode tinggi ban dalam satuan % persen dari telapak
ban.Mudahnya, tinggi yang dimaksud bisa anda cermati mulai dari bibir
pelek sampai telapak ban menempel kepermukaan aspal. Jadi, semakin
kecil angkanya ,semisal 50, maka jarak telapak ban dengan bibir pelek
kian dekat.
3. "R" menunjukkan kode konstruksi Ban Radial.
4. "13" merupakan kode diameter dari velg yang sesuai. Berarti, velg yang
dipakai berukuran 13 inci.

18
5. "82" mewakili kode beban maksimum yang bisa ditopang setiap ban.
Angka tersebut memiliki load index sebesar 475 kg. Semakin besar,
beban maksimumnya bertambah pula. Begitu sebaliknya.
6. "H" melambangkan kode batas kecepatan maksimum yang dicapai ban
ini. Kode H ini ban boleh menembus kecepatan maksimum sampai 210
km/jam.

2.8 Pengertian GIP

Proses GIP adalah proses pemberian lapisan silicon pada bagian dalam
green tire. Tujuannya adalah agar saat dalam proses curing, bagian dalam
green tire tidak melekat pada bladder pada saat bladder di kembangkan dan
vakum.

2.9 Cara Kerja Sistem GIP

Sistem yang digunakan Untuk penyemprotan silicon menggunakan


pump untuk mendapatkan tekanan pada fluida dan timer untuk durasi
penyemprotan, untuk konveyor menggunakan motor, untuk robot arm
menggunakan pneumatik dan motor.

2.10 Parameter Proses GIP

Parameter yang dinilai yaitu tekanan, waktu, barcode terbaca, berat


dari green tire dan tebal atau tipisnya lapisan silikon.
tekanan : 2,5 bar.
waktu : 3 detik.
barcode : sesuai dengan posisi penempelan barcode.
berat : sesuai spec.
tebal/tipisnya silikon : menyebar dan mengembun.

19
2.11 Volume
Perhitungan seberapa banyak ruang yang bisa ditempati dalam suatu
objek. Objek itu bisa merupakan benda beraturan ataupun benda tidak
beraturan. Volume dapat digunakan untuk menentukan masa jenis suatu
benda.

Rumus Volume
𝑚
𝑉=
ρ
Keterangan :
V = volume
m = massa
ρ = massa jenis

2.12 Silikon
Silikon adalah polimer non organik yang bervariasi, dari cairan, gel, karet,
hingga sejenis plastik keras. Salah satu jenis silikon adalah silikon cair, yang
umumnya digunakan untuk industri. Salah satu kegunaannya adalah pelapis
mesin dan benda-benda lain yang berkontak dengan benda lain. Tujuannya
agar tidak melekat atau mengurangi gaya gesek.
MSDS Cairan silicon yang digunakan adalah :

- Monolube 3004
- Bentuk : cairan
- Warna : abu – abu
- Bau : berkarakteristik
- Massa jenis : 1,34 g/𝑚3 pada 20 ͦc
- Titik didih : 100 ͦc

20
2.13 Spray Gun
Spray gun adalah alat yang digunakan untuk mengatomisasikan benda
cair, umumnya cat. Dengan metode penyemprotan menggunakan tekanan
udara.

Jenis spray gun yang digunakan adalah FA110-P

Nozzle type : F110

Paint feed system : presure

Spraying pressure : 0.25 Mpa

Spraying distance : 200 mm

Paint spraying volume : 330 mL/min

Maximum pattern width : 275 mm

21
BAB III
METODOLOGI

3.1. Pelaksanaan Magang


Bagian ini merupakan jadwal pelaksanaan magang dari tanggal 9 Juli 2018 sampai
dengan 3 Agustus 2018 beserta penjelasannya disetiap kegiatan magang.
Tabel 3.1. Jadwal pelaksanaan magang
Hari, Tanggal Departemen Trainer Tempat Materi
Senin, 09-07-18 HSE Bapak Reza Politeknik Gajah K3L
Tunggal
Selasa, 10-07-18 Curing Bapak Aldi Curing, Plant D Mendata
bearing pada
chuck loader
di mesin
curing
Rabu, 11-07-18 Curing Bapak Aldi Curing, Plant D & K 5R
Kamis, 12-07-18 Curing Bapak Widdi GIP, Plant D & K Observasi
s/d Jumat, 13-07- GIP
18
Senin, 16-07-18 Curing Bapak Widdi Curing, Plant D & K 5R
Selasa, 17-07-18 Curing Bapak Widdi Curing, Plant D & K Observasi
s/d Rabu 18-07- Curing
18
Kamis, 19-07-18 Curing Bapak Widdi Repair and Buffing Observasi Di
Tire Section, Plant D Repair and
&K Buffing Tire
Section
Jumat, 20-07-18 Curing Bapak Widdi Bladder Section, Observasi
Plant D & K Bladder
Section

22
Senin, 23-07-18 Curing Bapak Widdi Mold, Plant D & K Observasi
Mold
Selasa, 24-07-18 Curing Bapak Widdi Dept. Curing, Plant Identifikasi
s/d Rabu, 25-07- D masalah pada
18 setiap proses
Kamis, 26-07-18 Curing Bapak Widdi Rest area 1 Curing, 5R
s/d Jumat, 27-07- Plant D
18
Senin, 30-07-18 Curing Bapak Widdi Rest area 1 Curing, 5R dan
s/d Kamis, 2-08- Plant D Pengerjaan
18 Laporan
Jumat 03-08-18 Training Bapak Rofi Ruang Training Review

3.2. Penjelasan
a. HSE (Health, Safety, Environtment)
Departemen HSE merupakan departemen yang berupaya
melindungi terhadap tenaga kerja, area sekitar tempat kerja, sumber
produksi, proses produksi, dan hasil produksi. Tugas umum dari HSE
adalah membatu pengawasan fungsi K3L, pemenuhan regulasi K3L,
pemantauan program manajemen K3L, melaksanakan kajian manajemen
yang terkait bidang K3L, dan melakukan pengelolaan limbah B3 sesuai
peraturan yang berlaku. Tujuan dari pelaksanaan HSE di perusahaan untuk
melindungi pekerjaannya dan orang lain yang berada di tempat kerja,
untuk menjamin agar setiap sumber produksi dapat dipakai secara aman
dan efisien, dan untuk menjamin proses produksi dapat berjalan aman dan
lancar.
K3L merupakan kependekan dari Keselamatan, Kesehatan Kerja
dan Lingkungan. Yang merupakan upaya perusahaan ataupun seseorang
dalam mencegah kecelakaan, kebakaran, peledakan, penyakit dan
kerugian (accident prevention).

23
i. Tujuan
Adapun tujuan dari penerapan K3L ini sebagai berikut:
1. Untuk melindungi pekerja dari berbagai kemungkinan
terjadinya kecelakaan kerja yang dapat merugikan diri
sendiri dan pada perusahaan.
2. Untuk melancarkan atau menjamin keberlangsungan serta
kestabilan proses produksi suatu perusahaan.
ii. Dasar Hukum
Adapun dasar hukum yang mengatur K3L sebagai berikut:
1. Pasal 27 ayat 2 UUD 1945
... “Tiap – tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.”

2. UU No. 1 Tahun 1970


Terdiri dari 18 pasal yang mengatur khusus tentang
Keselamatan kerja. UU ini disahkan pada tanggal 12
Januari 1970 oleh Presiden Republik Indonesia kala itu
Soeharto

3. Pasal 86 paragraf 5 UU No. 13 Tahun 2013


Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh
perlindungan atas:
a. Keselamatan dan kesehatan kerja
b. Moral dan kesusilaan; dan
c. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat
manusia serta nilai – nilai agama.

24
d. Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruhguna
mewujudkan produktivitas kerja yang optimal
diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan
kerja.
e. Perlindungan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dan ayat (2) dilaksanakan sesuai peraturan perundang
– undangan yang berlaku.

4. Pasal 87 paragraf 5 UU No. 13 Tahun 2013


a. setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi
dengan sistem manajemen perusahaan
b. ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) diatur dengan Peraturan
Pemerintah.

iii. Prinsip K3L


Adapun prinsip dari K3L sebagai berikut:
1. setiap pekerjaan dapat dilaksanakan dengan selamat
2. setiap kecelakaan pasti ada sebabnya
3. penyebab kecelakaan harus dicegah

iv. Hazard (Penyebab Kecelakaan)


Hazard merupakan sumber bahaya potensial yang dapat
menyebabkan kerusakan dan kerugian.
1. Bahaya Keselamatan
Berkaitan dengan mekanis, elektrik, kinetis, kebakaran,
ledakan, dan luka bakar ( kerugian yang dirasakan saat itu
juga).

25
2. Bahaya Kesehatan
Berkaitan dengan fisika (bising, debu, getaran, radiasi), kimia
(cat, lem), biologi, ergonomi (kesesuaian dengan tubuh), dan
Psikologi (kerugian dalam jangka panjang).

v. Langkah Pencegahan Menurut ILO


Adapun langkah – langkah pencegahan sebagai berikut:
1. Melaksanakan peraturan perundang-undangan K3L
2. Melaksanakan standarisasi
3. Melakukan inspeksi atau pemeriksaan
4. Melakukan riset teknik, medis, psikologi dan statistik
5. Melakukan pendidikan dan pelatihan mengenai K3L
6. Melakukan persuasif K3L
7. Mengadakan asuransi
8. Menerapkan K3L ditempat kerja

vi. Pengendalian Resiko


Adapun pengedalian resiko sebagai beriut:
1. Eliminasi yaitu menghilangkan sumber bahaya di tempat
kerja.
2. Substitusi yaitu mengganti bahan atau proses dengan yang
lebih aman.
3. Rekayasa teknik yaitu melakukan proses modifikasi dari suatu
peralatan.
4. Pengendalian administratif yaitu melakukan pengontrolan dari
sistem administrasi.
5. APD yaitu alat pelindung diri untuk keselamatan pribadi
ditempat kerja.

26
b. 5R
Merupakan ilmu dan cara tata cara untuk mengelola lingkungan
dengan prinsip 5R atau 5S (Japan)
Seiri Ringkas
Seiton Rapi
Seiso Resik
Seiketsu Rawat
Shitsuko Rajin
Penjelasan masing – masing poin adalah sebagai berikut
a. Ringkas
Kegiatan menyingkirkan barang – barang yang tidak diperlukan.
Contoh : di meja kerja terdapat lembaran rencana kerja namun sudah
di
salin ke dalam dokumen computer, maka sebaiknya kertas tersebut dibuang saja.
b. Rapi
Segala sesuatu harus diletakkan sesuai posisi yang ditetapkan sehingga
siap digunakan pada saat yang diperlukan.
Contoh : setelah menggunakan kunci pass harap dikembalikan ke box
yang beridentitas kunci pass, hal itu agar memudahkan
pengambilan alat kerja pada saat ingin digunakan.
c. Resik
Kegiatan membersihkan peralatan dan daerah kerja sehingga peralatan
kerja terjaga dengan baik.
Contoh : setelah melakukan perbaikan, bersihkan peralatan kerja agar
masa pakai lebih lama dan jangan lupa untuk membersihkan
tempat kerja agar tidak meninggalkan jejak yang kotor.
d. Rawat
Kegiatan menjaga ketetapan ketiga tahap sebelumnya (ringkas, rapi,
resik) dengan membakukannya kedalam standar.
Contoh : melakukan perawatan terencana (terjadwal)
e. Rajin

27
Pemeliharaan kedisiplinan pribadi.
Contoh : apabila sedang berjalan dan menemukan tempat sampah
terguling, segera untuk dibangunkan kembali.

c. Curing
Bagian ini merupakan bagian untuk memasak green tire menjadi
tire. Terdapat 3 type mesin yaitu kobe, seiyen, dan herbert. Untuk jumlah
mesin yang terdapat di plan D adalah 210, kobe : 90 dan seiyen : 120.
Jumlah mesin ya```1ng terdapat pada plant K adalah 126, seiyen : 82 dan
herbert : 44. Cetakan yang dipakai ada 2 yaitu tipe 2 piece dan segment.
Tipe pemasakan juga ada dua cara yaitu dengan cara platen dan
jacket. Untuk lamanya waktu pemasakan bergantung pada spek yang
sedang diproduksi. Waktu yang dibutuhkan berkisar antara 15 menit 51
detik sampai 17 menit 10 detik. Defect yang sering terjadi over cure, under
cure. Hal tersebut bisa dipengaruhi oleh temperatur, waktu pemasakan dan
kendala saat pemasakan seperti listrik padam. Parameter yang harus
diperhatikan adalah timer, temperatur dan pressure.

d. Green tire inner painting


Proses GIP adalah proses pemberian lapisan silicon pada bagian
dalam green tire. Tujuannya adalah agar saat dalam proses curing, bagian
dalam green tire tidak melekat pada bladder pada saat bladder di
kembangkan.
Di plant D terdapat 8 mesin GIP dari DGIP 01 – DGIP 08, tapi yang
beroprasi hanya DGIP 01 – 07 saja.
Di plant K terdapat 4 mesin GIP dari KGIP 01 – KGIP 04.

Flow proses GIP plant D

GT

28
Hanging

Robot arm

Konveyor transfer
Chuck transfer

GIP

Chuck transfer

Konveyor transfer

Scan barcode +
weight scale

No
Sesuai Hold
spec

Yes

Roly
Flow proses GIP plant K

GT

Hanging

Konveyor transfer

flipper

Chuck transfer
Scan barcode +
weight scale

29
Sesuai No
Hold
spec

Yes

Konveyor transfer

GIP

Lory

Parameter yang harus diperhatikan adalah barcode terbaca, berat


dari green tire dan tebal atau tipisnya lapisan silicon. Untuk target atau
kapasitas yang harus dipenuhi tergantung dengan target dari bagian
building.

e. Bladder Injection
Bagian ini merupakan bagian untuk membuat bladder. Bladder ini
berguna untuk menekan green tire saat proses curing, agar green tire dapat
dicetak sesuai dengan patern yang terdapat dimold dan juga memberi
patern untuk bagian dalam green tire.
Pada plant D terdapat 4 buah mesin, 2 dari prancis dan 2 dari taiwan.
Untuk kapasitas 1 mesin/ shift adalah 20 bladder. Parameter yang harus
diperhatikan adalah temperatur dan volume compound. Terdapat 20 type
bladder ( 4 type baru ). Defect yang biasanya terjadi adalah compound
scroch, blister, crack, FM, under cure. Life time 1 buah bladder yaitu 450
kali proses pemasakan pada curing. Untuk target permintaan diatur oleh
PPC.

30
Flow proses

Compound

Slitting

Extruder

Injection

Curing

Buffing

Check No
Scrap
QC

Yes

Gudang

f. Repair and Buffing Tire

Bagian ini adalah bagian yang bertindak untuk merepair tire apabila
terdapat kerusakan pada tire yang sudah di check oleh QC. Dibagian ini
terdapat 2 bagian repair yaitu repair ringan dan repair compound. Untuk
repair ringan hanya untuk merepair kerusakan-kerusakan kecil saja seperti
blisted bead base, light slice sidewall, defect marking. Untuk repair
compound merepair kerusakan-kerusakan besar seperti open slice
sidewall, hilangnya tulisan pada tire, serial number, vent in mold.

31
Alat dan bahan yang digunakan untuk repair ringan adalah air sonic,
cairan pcp, lock tape (lem), serbuk rubber, cutter trimming, jarum dan
kuas.
Alat dan bahan yang digunakan untuk repair berat adalah air sonic,
cairan pcp, lock tape (lem), serbuk rubber, cutter trimming, jarum, kuas,
setrila, promol, compound tr6, compound tr8, compound putih, gunting,
mal atau cetakan, mesin press. Untuk mesin press pada repair compound
terdapat 20 mesin
Selain repair pada bagian ini juga terdapat proses buffing tire. Yaitu
proses pengikisan atau menghilangkan compound hitam yang menutupi
compound putih pada bagian sidewall.

g. Mold, Cleaning and Repair Mold


Mold adalah bagian yang fungsi untuk mencetak green tire agar
sesuai dengan patern sesuai specnya. Bagian-bagian mold adalah sidering
atas dan bawah, segment, kontainer. Terdapat beberapa tipe mold yaitu
tipe s, Ej3, Ej32, Ej4, L46, L48. Sebelum mold naik atau siap digunakan
mold harus di cleaning terlebih dahulu setiap bagiannya lalu dirakit. Untuk
proses perakitan mold waktu yang diperlukan untuk merakit berbeda-beda
tergantung tipe mold. Untuk tipe s waktu yang diperlukan hanya 15 menit,
sementara untuk tipe Ej3, Ej32, Ej4, L46, L48 waktu yang diperlukan
sekitar 45 menit. Dan pada saat proses perakitan 1 kontainer bisa untuk
berbagai jenis mold. Jadwal pergantian mold tergantung PPC atau terjadi
kerusakan pada mold.

32
Flow proses perakitan mold

Storage

Cleaning

Perakitan

Langsung naik atau


persiapan untuk shift 2& 3

Proses cleaning mold terdapat 2 bagian yaitu proses cleaning


segment dan proses cleaning sidering. Waktu yang diperlukan untuk
cleaning segment adalah 5 menit dan waktu yang perlukan untuk proses
cleaning sidering adalah 2 menit. Bahan yang digunakan untuk cleaning
adalah bead glass dan dry ice. Penggunaan dry ice hanya untuk mold
bertipe spring pen. Untuk proses yang mengunakan bead glass setelah
proses cleaning selesai pen hole yang terdapat pada segment dan side ring
dibersihkan menggunakan bor. Dan untuk jadwal cleaning adalah 30 hari
sekali.
Apabila mold mengalami kerusakan maka mold akan diperbaiki
dibagian repair mold. Kerusakan yang biasanya terjadi pada mold adalah
LS, crown bead. Alat yang digunakan untuk perbaikan adalah air tool,
stamper.

33
BAB IV
ANALISIS BERDASARKAN TINJAUAN

4.1. Pengertian GIP


Proses GIP adalah proses pemberian lapisan silicon pada bagian
dalam green tire. Tujuannya adalah agar saat dalam proses curing, bagian
dalam green tire tidak melekat pada bladder pada saat bladder di
kembangkan dan vakum.

4.2. GIP Plant D


Di plant D terdapat 8 mesin GIP dari DGIP 01 – DGIP 08, tapi yang
beroperasi hanya DGIP 01 – 07 saja. GIP pada plant D diawali dengan
proses GIP terlebih dahulu, lalu dilanjutkan dengan proses scan barcode dan
weight scale.

GT

Hanging

Robot arm
Konveyor transfer
Chuck transfer
GIP

Chuck transfer
Konveyor transfer

Scan barcode +
weight scale

34
Sesuai No
Hold
spec

Yes

Roly

4.3. GIP Plant K


Di plant K terdapat 4 mesin GIP dari KGIP 01 – KGIP 04 GIP pada
plant K diawali dengan proses scan barcode dan weight scale terlebih
dahulu, lalu dilanjutkan dengan proses GIP.
Di Mesin KGIP 04 terdapat alat bantu flipper. Flipper disini beguna
untuk membalik green tire dari exxium dan membetulkan posisi sidewall
dan bead yang tertekan kedalam menggunakan chuck transfer.

GT

Hanging

Konveyor transfer

flipper

Chuck transfer
Scan barcode +
weight scale

Sesuai No
Hold
spec

Yes

Konveyor transfer

35
GIP

Lory

4.4. Klasifikasi Mesin

Terdapat 3 type mesin GIP yaitu :

1. Menggunakan Robot arm.


2. Menggunakan Chuck transfer.
3. Menggunakan Konveyor langsung.

Untuk bagian penyemprotan silicon terdapat 2 jenis yaitu :

1. Spray
2. Bowl (mangkuk)

4.5. Cara Kerja Sistem


Sistem yang digunakan Untuk penyemprotan silicon menggunakan
pump untuk mendapatkan tekanan pada fluida dan timer untuk durasi
penyemprotan, untuk konveyor menggunakan motor, untuk robot arm
menggunakan pneumatik dan motor.

4.6. Proses Kerja Operator


Melakukan pengecekan terhadap green tire apakah terdapat FM
atau tidak dan bentuk fisik dari green tire.
Melakukan scan barcode dan weight scale ulang jika ada green tire
yang tidak terbaca barcodenya atau beratnya tidak sesuai sebanyak 3 kali,
jika sudah 3 kali masih tidak sesuai green tire akan di hold dan operator
lapor ke bagian building.
Mencari roly kosong dan membawanya ketempat GIP dan
mengangkat green tire yang sudah sesuai ke roly untuk dibawa ke proses
selanjutnya.

36
4.7. Parameter GIP

Parameter yang dinilai yaitu tekanan, waktu, barcode terbaca, berat


dari green tire dan tebal atau tipisnya lapisan silikon.

tekanan : 2,5 bar.

waktu : 3 detik.

barcode : sesuai dengan posisi penempelan barcode.

berat : sesuai spec.

tebal/tipisnya silikon : menyebar dan mengembun

seluruh bagian inner liner tertutupi oleh silikon dan tidak ada
silikon yang menumpuk pada inner liner.

MSDS Cairan silicon yang digunakan adalah :

- Monolube 3004
- Bentuk : cairan
- Warna : abu – abu
- Bau : berkarakteristik
- Massa jenis : 1,34 g/𝑐𝑚3
- Titik didih : 100 ͦc

4.8. Parameter Spray Sebelum Improvement


Spray digunakan untuk menyemprotkan silicon ke permukaan inner
linner pada green tire, berdasarkan data yang diperoleh maka ada beberapa
parameter yang dapat disimpulkan :
 Waktu penyemprotan
= 3 sec
 Paint spraying volume
= 330 mL/min
= 5,5 mL/sec

37
 Spraying preassure
= 0,25 MPa
= 2,5 Bar
 Pada tekanan 2,5 Bar, volume silicon yang dikeluarkan
adalah 5,5 ml/sec, maka untuk satu green tire volume yang
dibutuhkan adalah
𝑉 = 5,5 𝑚𝑙/𝑠𝑒𝑐 x 3 sec
𝑉 = 16,5 𝑚𝑙
 Volume 1 drum silicon
𝑚
𝑉=
𝜌
190,03 𝐾𝑔
𝑉=
1,34 𝑥 10−3 𝐾𝑔/𝑐𝑚3
𝑉 = 141,81 𝑥 103 𝑐𝑚3
𝑉 = 141,81 𝐿
 Maksimal penyemprotan silicon pada 1 drum
141,81
=
16,4 X 103
= 8647 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑒𝑚𝑝𝑟𝑜𝑡𝑎𝑛

4.9. Parameter Spray Setelah Improvement


Parameter yang diperlukan dalam proses penyemprotan bagian dalam
green tire adalah waktu dan tekanan. Untuk mencari tekanan atau waktu
yang tepat untuk setiap size pada green tire diperlukan perihitungan seperti
dibawah ini :
𝑉
 Ls =
𝐴𝐼𝐿 (𝑎𝑐𝑢𝑎𝑛)

Keterangan :
Ls = Tebal silicon
V = volume
𝐴𝐼𝐿 = luas inner liner

38
Note : pada rumus ini 𝐴𝐼𝐿 ditentukan berdasarkan pengamatan dilapangan
untuk silicon pada green tire yang paling memenuhi standar menyebar dan
mengembun

Setelah Ls acuan sudah ditemukan lalu cari Vb menggunakan rumus:

 Vb = Ls x 𝐴𝐼𝐿 (variasi)
Note : pada rumus ini 𝐴𝐼𝐿 ditentukan sesuai dengan size
green tire yang akan dihitung

Setelah Vb sudah ditemukan untuk setiap size Green tire lalu


tekanan atau waktu yang sesuai untuk masing masing rim dapat ditemukan
menggunakan rumus:

𝑉𝑏
 Tb =
𝑉 𝑝𝑒𝑟 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
𝑉𝑏 𝑥 𝑃
 Pb =
𝑉

Keterangan :
Tb = waktu baru
Vb = volume baru
V per detik = 5,5 ml
Vb = volume baru
Pb = tekanan baru
P = tekanan
V = volume
Note : pilih salah satu parameter yang akan diubah antara
Tb atau Pb (tidak bisa keduanya)

4.10. Kapasitas Mesin


Untuk target atau kapasitas yang harus dipenuhi tergantung dengan
target dari bagian building.

39
4.11. Defect pada GIP
Defect yang biasanya terdapat pada proses GIP adalah over atau under
weight, FM, silicon terlalu tebal atau tipis.

40
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Magang merupakan salah satu kegiatan pembelajaran setelah menempuh
ujian dalam jenjang pendidikan di Politeknik Gajah Tunggal. Magang pada
semester 4 ini merupakan magang dalam lingkup produksi yang berupa
observasi terfokus di dalam satu departemen di salah satu plant di PT. Gajah
Tunggal Tbk. Kegiatan ini akan sangat bermanfaat bagi mahasiswa dalam
mengetahui dunia kerja, terdapat beberapa kesimpulan yang dapat penulis
ambil setelah melakukan magang di perusahaan PT Gajah Tunggal Tbk
khususnya pada Plant D & K,antara lain :
1. Mengutamakan keselamatan merupakan hal yang paling utama dalam
semua sistem yang terdapat di dalam pabrik, karena keselamatan tidak bisa
dinilai dengan uang.
2. Plant D & K adalah plant yang memproduksi ban PCR (Passenger Car
Radial)
3. Proses pembuata ban melalaui beberapa proses mulai dari mixing,
material, building, curing dan final inspection
4. Pada departemen curing terdapat 5 section, yaitu : GIP, Tire Curing,
Bladder Injection, Repair and Buffing tire, Mold
5. Sistem produksi harus memiliki hal dasar untuk menghasilkan suatu
produk, yaitu : input, proses, dan output.

5.2. Saran
1. Pihak politeknik gajah tunggal ataupun pihak plant ada baiknya membuat
jadwal terorganisir sehingga pelaksanaan magang dapat berjalan dengan
baik.

41
DAFTAR PUSTAKA

[1] https://riefvan19.wordpress.com/data-base/pengantar-teknologi-informasi/
[2] http://filegrob.blogspot.com/2013/04/artikel-otomotif-roda-dan-ban-serta.html
[3] http://vinywidya.blogspot.com/2014/09/penggunaan-silicon.html
[4] https://id.wikipedia.org/wiki/Volume
[5] Manufacturing technical standard proses green tire painting ( MS-017-DGP).
[6] Katalog spray gun painting equipment meiji.

42

Anda mungkin juga menyukai