Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN

KULIAH KERJA LAPANGAN

OLEH :

Maulidya Larasati 23040116130069


Mar’atul Karimah 23040116130073
Baskara Erbasakti 23040116140081
Tania Adinda 23040116130085

PROGRAM STUDI S1 AGRIBISNIS


FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2019
HALAMAN PENGESAHAN
Koordinator Tim KKL
a. Nama Lengkap : Baskara Erbasakti
b. NIM : 23040116140081

Anggota (1)
a. Nama Lengkap : Maulidya Larasati
b. NIM : 23040116130069

Anggota (2)
a. Nama Lengkap : Mar’atul Karimah
b. NIM : 23040116130073

Anggota (3)
c. Nama Lengkap : Tania Adinda
d. NIM : 23040116130085

Semarang, …… April 2019

Mengetahui
Ketua Program Studi Dosen Wali

Ir. Kustopo Budiraharjo, M.P. Ir. Djoko Sumarjono, M.S.


NIP. 19651121 199203 1 001 NIP. 19540412 198303 1 002
RINGKASAN

AgribisnisB. 2019. Laporan Kuliah Kerja Lapangan. (Dosen Wali: Ir. Djoko
Sumarjono, M.S.).

Kuliah Kerja Lapangan Agribisnis angkatan 2016 melaksanakan


kunjungan pada hari Sabtu pada tanggal 24 Februari – 2 Maret 2019 ke beberapa
industri di bidang agribisnis yaitu seperti PT. BISI Internasional Tbk.,
BALITJESTRO, Kebun Teh Wonosari dan POD Coklat. Tujuan dari pelaksanaan
KKL adalah dapat memberikan pengalaman bagi mahasiswa terkait dengan
kondisi nyata di lapangan kegiatan usaha di bidang agribisnis, mampu
membandingkan antara teori-teori yang diperoleh selama pembelajaran dengan
keadaan nyata di perusahaan, mampu memahami rangkaian kegiatan yang
dilaksanakan perusahaan. Manfaat yang dapat diperoleh dari pelaksanaan KKL
yaitu sebagai sarana menambah wawasan, ketrampilan dan pandangan ke depan
terkait usaha-usaha di bidang agribisnis, mendapat gambaran akan dunia kerja,
serta sebagai sarana menjalin relasi antara Universitas Diponegoro khususnya
program studi Agribisnis dengan perusahaan-perusahaan agribisnis yang bisa
menjadi reverensi kerja mahasiswa kedepannya. Hasil yang diperoleh dari
pelaksanaan KKL, berupa pengetahuan dan pengalaman tentang dunia kerja
bidang Agribisnis. Seperti halnya, di PT. BISI Internasional Tbk. mahasiswa
mendapat pengetahuan tentang sejarah perusahaan, sistem kemitraan dengan para
petani jagung, teknik dan proses pengolahan jagung menjadi benih unggul, serta
produk yang di hasilkan perusahaan. Tantangan yang dihadapi yaitu Permasalahan
yang dihadapi PT BISI Internasional Tbk antara lain penyakit yang menyerang
tanaman, harga bahan produksi yang naik, masih rendahnya sumberdaya petani
serta iklim yang tidak menentu. BALITJESTRO mahasiswa mendapat
pengetahuan tentang sejarah, tugas dan fungsi sebagai balai penelitian buah
subtropis. Permasalahan yang dihadapi yaitu masih rendahnya tenaga kerja muda,
hama tungau hijau yang menyerang teh serta kesulitas dalam pengambilan entres.
Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika merupakan tempa penelitian
jeruk, apel, anggur, lengkeng dan stroberi. PT Kebun Teh Wonosari mahasiswa
mendapat pengetahuan langsung di lapangan tentang cara dan proses menanam,
panen, hingga paska panen daun teh menjadi minuman serbuk teh. Permasalahan
yang dihadapi yaitu harga apel yang diterima oleh petani rendah akibat tinggi nya
hasil produksi namun rendahnya permintaan akan buah apel. Pod Chocolate
mahasiswa mendapatkan pengetahuan tentang sejarah perusahaan, proses
pengolahan coklat, pola kemitraan, dan pola pemasaran Pod Chocolate.
Permasalahan yang dihadapi Pod Chocolate yaitu menyadarkan konsumen coklat
yang sebagian besar belum memikirkan kesehatan dan kualitas dalam
memutuskan untuk membeli coklat. Selain itu persaingan harga di pasar yang
sangat ketat, disebabkan oleh harga produk Pod Chocolate yang tinggi.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat-Nya sehingga Laporan Kuliah Kerja Lapangan ini dapat selesai tepat pada
waktunya. Penyusunan laporan ini adalah sebagai pertanggungjawaban
pelaksanaan selama KKL berlangsung, sebagai bukti bahwa penulis telah
melaksanakan KKL sesuai dengan prosedur dan dapat mengambil manfaat dari
praktikum tersebut terutama dalam memantapkan penguasaan materi oleh penulis.
Penulis menyampaikan terimakasih kepada Ir. Djoko Sumarjono, M.S.

selaku Dosen Wali dan Ir. Kustopo Budiraharjo, M.P selaku Ketua Program Studi
S1 Agribisnis Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro serta
teman-teman atau pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan
KKL ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam pembuatan dan
penulisan laporan ini mengingat keterbatasan pengetahuan penulis, kritik dan
saran yang bersifat membangun akan penulis terima. Semoga laporan ini bisa
berguna serta dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca.

Semarang, April 2019

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ ii
RINGKASAN ............................................................................................. iii
KATA PENGANTAR ................................................................................ iv
BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2. Tujuan ...................................................................................... 1
1.3. Manfaat .................................................................................... 2
BAB II. METODE KULIAH KERJA LAPANGAN ................................. 3
2.1. Materi ....................................................................................... 3
2.2. Metode ..................................................................................... 3
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................... 4
3.1. Kebun Teh Wonosari .............................................................. 4
3.2. PT BISI International Tbk. ...................................................... 7
3.3. Balai Penelitian Jeru dan Buah Subtropika .............................. 9
3.4. POD Bali Chocolate Factory ................................................... 11
BAB IV. SIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 15
4.1. Simpulan ................................................................................. 15
4.2. Saran ........................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 17
LAMPIRAN ............................................................................................... 18
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Kuliah Kerja Lapangan

Agribisnis merupakan salah satu program studi yang dalam


pembelajarannya mempelajari dan memaknai tentang ekonomi pertanian dari hulu
hingga hilir. Hulu disini merupakan subsistem yang berfungsi untuk penyediaan
bahan baku dan hilir merupakan subsistem yang mengolah bahan baku tersebut
hingga menjadi suatu produk pertanian yang siap konsumsi. Terdapat satu
kegiatan yang bersifat wajib bagi mahasiswa Program Studi Agribisnis di
Universitas Diponegoro yaitu kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL). Kuliah
Kerja Lapangan merupakan kegiatan kunjungan ke industri-industri di bidang
agribisnis di beberapa kota tujuan. Mahasiswa dapat mengamati secara langsung
keadaan di lapangan, sehingga mahasiswa dapat menerapkan teori-teori yang
didapatkannya di bangku kuliah.
Tempat tujuan KKL Agribisnis 2019 yaitu di PT. BISI Internasional Tbk.,
BALITJESTRO, Kebun Teh Wonosari dan POD Coklat. Disana mahasiswa
mengamati keadaan nyata di lapangan mulai dari kegiatan yang dilakukan
perusahaan tersebut hingga ikut mempraktekkan beberapa kegiatan di perusahaan.
Penyusunan laporan KKL ini sebagai pemenuhan syarat akademis program studi
agribisnis di Universitas Diponegoro Semarang.

1.2. Tujuan Kuliah Kerja Lapangan

Tujuan dilaksanakannya Kuliah Kerja Lapangan (KKL) adalah sebagai berikut :


1. Memberikan pengalaman bagi mahasiswa terkait dengan kondisi nyata di
lapangan kegiatan usaha di bidang agribisnis.
2. Mahasiswa mampu membandingkan antara teori-teori yang diperoleh
selama pembelajaran dengan keadaan nyata di perusahaan.
2

3. Mahasiswa memahami rangkaian kegiatan yang dilaksanakan perusahaan.

1.3. Manfaat Kuliah Kerja Lapangan (KKL)

Manfaat yang dapat diambil dari kegiatan KKL ini adalah sebagai berikut :
a) Bagi Mahasiswa
1. Sebagai sarana bagi mahasiswa untuk menambah wawasan,
ketrampilan dan pandangan ke depan terkait usaha-usaha di bidang
agribisnis.
2. Mahasiswa mendapat gambaran akan dunia kerja yang akan
dihadapinya.
3. Mahasiswa dapat mengetahui minat dan keinginannya suatu saat
akan bekerja di perusahaan seperti apa.
4. Mahasiswa dapat menerapkan teori-teori yang didapatnya sesuai
dengan keadaan di lapang.
b) Bagi Universitas Diponegoro
Sebagai sarana menjalin relasi antara Universitas Diponegoro
khususnya program studi Agribisnis dengan perusahaan-
perusahaan agribisnis yang bisa menjadi reverensi kerja mahasiswa
kedepannya.
3

BAB II

METODE KULIAH KERJA LAPANGAN

Kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) S-1 Agribisnis Fakultas


Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro dilaksanakan pada hari Minggu
sampai hari Sabtu pada tanggal 24 Februari – 2 Maret 2019. Perusahaan yang
dituju diantaranya adalah PT. Bisi Internasional, Balai Penelitian Tanaman Jeruk
dan Buah Subtropika (Balijestro), Kebun Teh Wonosari dan Pod Coklat Bali.

2.1. Materi

Materi yang digunakan dalam kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini
adalah PT. Bisi Internasional sebagai objek kunjungan dalam bidang pembenihan,
Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (Balijestro) sebagai objek di
bidang pengembangan buah, Kebun Teh Wonosari sebagai objek budidaya dan
pengolahan teh serta Pod Coklat Bali sebagai objek di bidang pengolahan dan
pemasaran coklat. Alat yang digunakan dalam kegiatan ini berupa alat tulis untuk
mencatat, hp untuk merekam dan kamera untuk dokumentasi kegiatan kunjungan.

2.2. Metode

Metode yang digunakan dalam kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini
adalah metode partisipasi aktif yaitu dengan melakukan kunjungan pada
perusahaan, melakukan pengamatan, melakukan pencatatan segala proses kegiatan
yang ada di perusahaan dan mendengarkan penjelasan materi dari masing-masing
perusahaan yang dikunjungi serta mendokumentasikan kegiatan. Metode
pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan wawancara atau bertanya
kepada pihak yang bersangkutan. Data yang telah diperoleh kemudian disusun
dalam sebuah laporan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) untuk kemudian
dipertanggungjawabkan kepada dosen wali masing-masing.
4

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. PT Bisi International Tbk

3.1.1. Deskripsi PT Bisi International Tbk

PT Bright Indo Seed Industry memulai pembangunan pabrik pada awal


bula Agustus 1983 dan mulai beroperasi pada awal tahun 1984. PT BISI
merupakan salah satu perusahaan swasta patungan antara Charoen Pokhpand
Overseas Investment Co. Ltd dari Thailand dan PT Sri Rejeki Nusantara dari
Surabaya, mendirikan industri pengolahan benih khususnya benih jagung yang
diberi nama PT BISI.
Dalam perkembangan selanjutnya PT BISI yang semula berstatus
perseroan terbatas dengan status Penanaman Modal Asing (PMA) dirubah
menjadi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMAD). Perubahan status PMA
menjadi PMAD ditentukan berdasarkan rapat umum pemegang saham perusahaan
No. 33 tanggal 28 Desember 1984 dan akte Notaris No. 220/AG/84 tanggal 29
November 1984 serta Surat Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Perubahan status PMA menjadi PMAD diikuti dengan perubahan nama
perusahaan dari PT Bright Indo Seed Industry menjadi PT Benih Inti Subur Intani
dan pada tahun 2007 kembali ada perubahan nama menjadi PT Bisi Internasional
Tbk disebabkan perusahaan sudah mampu mengekspor ke luar negeri.
Fasilitas produksi benih Bisi terletak di Kediri, Jawa Timur. Bisi memiliki
tiga anak perusahaan yakni (1) PT Tanindo Interaco yang bisnisnya adalah
distribusi dan pemasaran benih padi hibrida, jagung hibrida, benih sayuran, serta
produk pertanian lainya. (2) PT Multi Saranan Indotani yang memproduksi
pestisida dan pupuk. (3) PT Tanindo Subur Prima yang mendistribusikan dan
memasarkan benih sayuran yang khusus diimpor dari Chia Thai Seed Co Ltd.
5

PT Bisi International Tbk adalah perusahaan agribisnis yang bergerak


memproduksi benih hibrida. Benih yang diproduksi adalah benih jagung, benih
hortikultura dan benih padi. Varietas benih jagung yang diproduksi oleh
perusahaan antara lain CPI-1, CPI-2, Bisi-2, Bisi-3, Bisi-5, Bisi-9, Bisi-10,
Sejahtera, Arjuna, dan lain sebagainya. Sedangkan untuk benih hortikultura
adalah cabai, tomat, jagung manis, timun, semangka, waluh, sawi, dan untuk padi
adalah varietas Intani-1 dan Intani-2. PT Bisi International Tbk menjual
produknya dengan merk dagang cap kapal terbang. PT Bisi International Tbk
mempunyai visi dan misi dalam mengembangkan perusahaanya. Visi perusahaan
adalah menjadi produsen bibit superior terkemuka di industry pertanian Indonesia,
sedangkan misi perusahaan adalah turut membangun masa depan industry
pertanian di Indonesia melalui penelitian dan pengembangan yang optimal.
PT Bisi terletak di Desa Sumberagung, Kecamatan Plosoklaten,
Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Selain sebagai kantor pusat perusahaan, kantor ini
juga berfungsi sebagai tempat penelitian dan pengembangan yang dilakukan oleh
Divisi Research and Development (R&D) berupa penelitian untuk tanaman
pangan dan hortikultura baik untuk dataran rendah maupun dataran tinggi. Selain
itu PT Bisi Internasional Tbk memiliki kantor cabang, setiap cabang menangani
beberapa varietas tanaman diantaranya, cabang yang ada di Desa Kambingan
khusus menangani tanaman pangan, di Desa Kencong khusus menangani tanaman
sayuran serta yang ada di Bali, Nusa Tenggara Barat dan Medan yang masing
masing menangani beberapa varietas tanaman pangan dan sayuran.
Kokohnya usaha BISI ditopang oleh tujuan yang satu : memberikan yang
terbaik bagi petani Indonesia, besar maupun kecil, dengan cara memberikan
kemudahan serta harga yang terjangkau untuk berbagai benih tanaman keras dan
hortikultura unggul, produk kimia pertanian yang diformulasikan secara cermat
serta dukungan keahlian dan teknologi mutakhir dalam bidang usaha tani guna
memastikan hasil yang optimal. Saat ini BISI merupakan penghasil terbesar untuk
benih jagung, padi, buah, dan sayuran hibrida di Indonesia.
6

3.1.2. Permasalahan yang dihadapi dan Solusi

Permasalahan yang ada di PT Bisi International Tbk yaitu masih


rendahnya sumber daya manusia petani. solusinya adalah penyuluhan serta
pendampingan dari tim quality control perusahaan kepada petani. Permasalahan
lainnya adalah munculnya penyakit tanaman jagung hibrida. Solusinya adalah
perawatan yang intens agar penyakit tidak menyerang tanaman jagung hibrida dan
menyemprotkan fungisida dengan dosis yang tepat. Permasalahan lainya adalah
naiknya harga sarana produksi pertanian. Solusinya dalah dengan menggunakan
sarana produksi dengan efektif dan efisien agar penggunaanya tidak terbuang sia
sia. Permasalahan yang terakhir adalah kondisi alam musim yang tidak menentu.
Solusinya adalah perusahaan dapat memberikan informasi yang jelas pada petani
tentang iklim dan jadwal tanam yang tepat.

3.2. Kebun Teh Wonosari

3.2.1. Deskripsi Kebun Teh Wonosari

Kebun Teh Wonosari merupakan salah satu agrowisata dan produsen teh
yang berlokasi di Toyomarto Lawang, Bodean Putuk, Toyomarto, Singosari,
Malang, Jawa Timur 65153. Sejarah berdirinya Kebun Teh Wonosari yaitu berdiri
tahun 1910 sejak zaman kolonial Belanda. Setelah masa penjajahan Belanda dan
Jepang selesai, perkebunan teh ini menjadi bagian dari PT. Perkebunan Nusantara
XII (PTPN XII) dengan status Perusahaan Perseroan. Luas Perkebunan Teh
Wonosari yaitu 714,4 hektar dengan jumlah produksi teh kering sebesar 1.000
ton/tahun. Terdapat serangkaian proses untuk menghasilkan produk teh hitam
yang dinamakan teh hitam CTC ini. Dinamakan teh hitam CTC karena proses
produksinya menggunakan proses cutting,tearing dan curling. Hasil akhir teh
hitam ctc ini berupa butiran-butiran teh kecil, berbeda dengan teh yang diolah
dengan proses othodox yang hasilya berupa daun kering yang hancur.
7

Budidaya teh yang dilakukan Kebun Teh Wonosari dimulai dari proses
pembibitan hingga penanaman di lahan lapang. Bibit di tanam di media berupa
campuran tanah top soil dan sub soil. Komposisi media tanam bibit yaitu 1/3 sub
soil yang telah diberi fungisida, KCl dan tawas serta 2/3 top soil yang telah
dicampur tawas dan insektisida. Sebelum dilakukan pembibitan perlu dibuatkan
kebun entres, 4 bulan sebelum ditanam, tanaman harus disiapkan entres terlebih
dahulu. Entres adalah mata okulasi atau mata tunas yang diambil dari cabang
yang tumbuh keatas. Setelah bibit ditanam di polybag, dilakukan proses
penyungkupan selama 3-4 bulan. Kemudian dilakukan buka tutup sungkup sekitar
2-12 bulan baru tanaman siap untuk disalurkan ke lahan lapang. Pembibitan yang
dilakukan merupakan varietas gambung yaitu yang nantinya dijadikan produk
white tea dengan harga Rp 3.000.000/kg. Jarak tanam yang diterapkan yaitu jarak
tanam mesin, karena tenaga kerja yang ada sudah relatif tua dan generasi muda
lebih minat di bagian pabrik pengolahan dan memang kurang terampil dalam
pemetikan peko. Butuh waktu sekitar 3 tahun menuju tanaman belum
menghasilkan (TBM) dari pembibitan, pada tahun ke 4 sudah bisa digolongkan
menjadi tanaman menghasilkan (TM). Terdapat 3 klasifikasi bibit yaitu ada bibit
kelas A, kelas B dan kelas C. Bibit kelas A merupakan bibit dengan tinggi diatas
25 cm atau dikatakan bibit siap salur, bibit kelas B merupakan bibit dengan tinggi
tanaman 15cm-25 cm dan bibit kelas C merupakan bibit dengan tinggi dibawah 15
cm. Tiap kelas bibit membutuhkan perlakuan yang berbeda, untuk kelas B dan C
dilakukan perlakuan khusus seperti disungkup lebih lama supaya mempercepat
pertumbuhan tunas baru dan segera menjadi kelas A yang kemudian siap untuk
salur. Bibit teh di Kebun Teh Wonosari tidak diperdagangkan karena jumlahnya
yang tergolong tidak melimpah atau bisa dikatakan kurang. Pupuk yang
digunakan yaitu pupuk urea yang diberikan melalui tanah dan pupuk daun yang
diaplikasikan dengan disemprot. Penyiraman dilakukan pagi hari, yang disiram
cukup sungkup nya saja, sungkup tidak boleh terbuka karena jika terbuka akan
mengakibatkan kontaminasi udara luar terhadap udara dalam. Persentase
keberhasilan bibit bisa mencapai 70%, pembibitan lebih baik dilakukan pada
musim hujan karena hujan dapat membantu proses penyiraman.
8

Proses pertama yaitu pemetikan yang dilakukan setiap hari tepatnya


dimulai pada pagi hari pukul 06.00 sampai pukul 14.00-15.00 sore. Pada pukul
11.00 daun teh yang telah dipetik kemudian dikumpulkan pada suatu wadah
kemudian ditimbang langsung di kebun tersebut, kemudian daun teh yang telah
ditimbang dikirim menuju pabrik pengolahan menggunakan truk angkut
mengingat lokasi dari kebun ke pabrik yang cukup jauh. Metode pemetikan yang
diterapkan di Kebun Teh Wonosari yaitu petik peko + 3 daun muda. Tenaga kerja
yang ditugaskan untuk memetik teh diberikan upah secara borongan yaitu sesuai
dengan jumlah kg hasil petikannya. Setibanya di pabrik, daun teh ditimbang ulang
menggunakan timbangan manual yang telah disediakan dan analisa pucuk dengan
tujuan cross check dan memastikan kualitas pucuk. Kemudian daun diletakkan di
troli gantung menjuju ke proses pelayuan. Pelayuan pucuk daun teh dilakukan
selama 8-18 jam dengan tujuan untuk menurunkan kadar air antara 30%-33%.
Prosses pelayuan dimulai pukul 11.00 kemudian diproses selama 8 hingga 18 jam,
pada siang itu hanya dapat menyaksikan proses pelayuan, proses selanjutnya
dilaksanakan malam hari. Lamanya waktu pelayuan tergantung dengan kondisi
lingkungan, dikarenakan saat ini sedang musim hujan, proses pelayuan tergoolong
lama karena kandungan air daun juga tinggi. Proses selanjutnya yaitu
penggilingan menggunakan mesin giling CTC, saat proses penggilingan daun
masih berwarna hijau, setelah itu daun masuk ke proses fermentasi dimana terjadi
proses reaksi kimia untuk menentukan warna rasa dan aroma teh hitam. Pada
proses fermentasi mulai terjadi perubahan warna daun menjadi kuning, coklat
hingga hitam, fermentasi menggunakan suhu 24-25˚C, lama fermentasi
berlangsung 90 menit tanpa penggunaan bahan kimia. Proses selanjutnya yaitu
pengeringan, tujuan dilakukannya pengeringan yaitu untuk menghentikan proses
fermentasi supaya rasa dan aroma daun teh tidak hilang. Pengeringan dilakukan
pada suhu 110-103˚C inlet dan 80-95˚C pada outlet dalam waktu 18 sampai 20
menit, pengeringan dilakukan untuk mendapatkan daun teh dengan kadar air 3%-
4%. Selanjutnya yaitu proses sortasi yaitu mengelompokan daun berdasarkan
ukuran partikel, berat jenis dan fiber sesuai permintaan konsumen. Semakin besar
ukuran teh maka kualitas teh tersebut semakin baik. Teh yang sudah di sortir
9

kemudian dikemas menggunakan paper sack yang kemudian 90% produk di


ekspor ke benua Eropa dan Asia dan sisanya dijual di sekitar pabrik. Produk teh
yang dihasilkan diberi nama Teh Rollaas.

3.2.2. Permasalahan yang dihadapi dan Solusi

Permasalahan yang ada di Kebun Teh Wonosari yaitu adanya kesulitan


untuk pengambilan entres, saat media sudah siap kadang entres masih belum siap,
Permasalahan lainnya yaitu adanya hama seperti tungau jingga dan imposca yang
menghisap daun teh dan penyakit cacar daun atau blaster blood. Solusinya yaitu
untuk hama tipe tungau jingga dapat disemprot menggunakan obat bernama
Akarisida Samite 135ec. Hal ini sesuai dengan pendapat Suryani (2015) yang
menyatakan bahwa pengendalian hama serangga seperti tungau dapat dilakukan
dengan memberikan pestisida berupa akarisida organoklor. Permasalahan lainnya
yaitu terkait minimnya tenaga kerja di bidang pemetikan daun teh, pekerja yang
ada sekarang mayoritas sudah berusia senja dan kinerja nya sudah mulai menurun,
sedangkan generasi muda nya lebih berminat di bagian pabrik pengolahan. Solusi
yang diambil Kebun Teh Wonosari yaitu menggunakan mesin pemetik. Sebaiknya
generasi muda juga diberikan pelatihan untuk petik daun teh supaya kualitas teh
yang diambil lebih minim resiko kegagalannya, jadi tidak hanya mengandalkan
mesin yang rawan mengalami error.

3.3. Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika

3.3.1 Deskripsi Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika

Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika merupakan tempat


penelitian yang meneliti jeruk, apel, anggur, lengkeng dan stroberi. Balitjestro
berlokasi di di Desa Tlekung, Kecamatan Junrejo, Batu, Jawa Timur atau 4 km
dari Kota Batu . Balijestro pada awalnya merupakan kebun milik perusahaan
10

Belanda yang kemudian pada tahun 1930 hingga 1940 pengelolannya diambil alih
oleh Departement van Landsbouw, Nijverheid, en Handel dengan komoditas kopi
dan buah-buahan. Status Balijestro berubah menjadi lembaga penelitian dengan
komoditas sayur-sayuran dan buah-buahan.di bawah koordinasi Dinas Pertanian
Malang. Seiring dengan berjalannya waktu, Balijestro mengalami beberapa
perubahan nama dan komoditas hingga pada tahun 2006 ditetapkan menjadi Balai
Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika dengan komoditas tanaman jeruk
, anggur, apel dan kelengkeng. Sedangkan tanaman stroberi mulai diteliti pada
tahun 2008. Tugas dari Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika
adalah melaksanakan penelitan tanaman jeruk dan buah subtropika. Sedangkan
fungsi nya adalah penelitian genetika, pemuliaan, pembenihan, agronomi,
morfologi, fisiologi, ekologi, entomologi dan fitopatologi, eksplorasi, konservasi.
Balijestro juga memiliki fungsi pelayanan kegiatan peneltian tanaman jeruh dan
buah subtropika, penyiapan kerjasama, informasi, dokumentasi dan
penyebarluasan dan pendayagunaan hasil penelitian tanaman jeruk dan buah
subtropika serta pelayanan urusan tata usaha balai.
Salah satu produk hasil penelitian yang dilakukan di Laboratorium Kultur
Balijestro adalah benih jeruk bebas penyakit yang memiliki keuntungan bebas dari
7 patogen simemik, varietas sesuai induknya, umur produktif lama, dan berbuah
2-3 tahun. Pohon yang dinyatakan bebas penyakit akan ditanam sebagai pohon
induk di dalam rumah kasa yang tidak dapat dimasuki oleh serangga pengganggu
dan telah tersebar di beberapa provinsi di Indonesia dan akan sampai kepada
petani melalui distribusi secara nasional dengan melewati beberapa blok yaitu
blok fondasi, blok penggandaan mata tempel dan penangkar bibit.
Balijestro telah menghasilkan beberapa teknologi seperti Pengelolaan
Terpadu Kebun Jeruk Sehat (PTKJS) yang telah berdampak terhadap peningkatan
pendapatan petani, Teknologi Simetik Embriogenesis pada batang bawah jeruk,
dan pengendalian vektor CVPD Diaphorina cittri dengan bark pesticide
applicator.
Balijestro juga melakukan penelitian terhadap buah apel. Benih yang
terdapat di Balijestro adalah benih sumber dan benih sebar. Benih sumber terdiri
11

dari benih dasar dan benih pokok yang dapat diperoleh langsung di Balijestro
dengan harga Rp. 75.000,- untuk benih dasar dan Rp. 25.000,- untuk benih pokok.
Sedangkan untuk benih sebar dapat diperoleh melalui mitra Balijestro yaitu
koperasi dengan harga Rp. 20.000,-. Penanaman apel di Balijestro dilakukan
secara tumpang sari. Tumpang sari tersebut dilakukan agar terdapat pemasukan
lain selama tanman apel belum dapat dipanen. Tanaman apel baru dapat
dibuahkan pada saat berumur 3 tahun dengan masa produktif 10 hingga 15 tahun.
Keunggulan dari penanaman apel di Indonesia adalah dapat dipanen 2 kali dalam
satu tahun karena Indonesia memiliki 2 musim. Tanaman apel harus diremajakan
ketika sudah berumur 20 hingga 25 tahun. Biaya yang dikeluarkan dalam 1 kali
masa produksi tanaman apel di Balijestro sebesar Rp. 150.000,- meliputi
penanaman, tenaga kerja hingga pasca panen.

3.3.2. Permasalahan yang dihadapi dan solusi

Permasalahan yang ada di Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah


Subtropika adalah harga yang diterima petani untuk pemasaran tanaman apel
masih rendah yang disebabkan karena kelebihan hasil produksi di petani
sedangkan tingkat permintaan terhadap tanaman apel di kalangan masyarakat
rendah. Harga apel ditingkat petani sebesar Rp. 4.500,- sedangkan untuk
mengembalikan modal seharusnya dijual dengan harga Rp. 10.000,-. Solusi yang
dapat dilakukan oleh Balijestro adalah melakukan pengolahan pasca panen seperti
pembuatan keripik serta pengaturan waktu budidaya tanaman apel. Hal ini sesuai
dengan pendapat Deswantari (2015) bahwa meningkatkan nilai tambah terhadap
hasil produk pertanian dapat meningkatkan pendapatan yang diperoleh petani.

3.4. POD Bali Chocolate Factory

3.4.1. Deskripsi POD Bali Chocolate Factory


12

POD Chocolate merupakan salah satu wisata edukasi coklat yang


berlokasi di jalan Tukad Ayung, Carangsari, Petang, Kabupateng Badung, Bali.
POD Chocolate didirikan pada tahun 2010 yang didirikan owner bapak Ida Bagus
dengan bapak Toby Garrit. Sejarahnya berawal dari tergeraknya keinginan untuk
mengolah cacao yang selama ini belum diolah dengan baik oleh petani Cacao,
sedangkan Indonesia memiliki potensi yang tinggi untuk komoditas cacao dan
menjadi negara penghasil cacao terbesar nomer 3 di dunia, akan tetapi belum
mampu menjadikan komoditas cacao sebagai peluang bisnis yang
menguntungkan. ahwasannya Indonesia merupakan penghasil cacao terbesar
nomer 3 di dunia, akan tetapi belum mampu menjadikan komoditas cacao sebagai
peluang bisnis yang menguntungkan.. POD Chocolate termotivasi untuk
mendevelopment para petani cacao yang sebelum nya cacao yang di jual di
pasaran hanya dihargai 10.000-12.000 /kg, kemudian di dibeli oleh owner dengan
seharga 30.000/kg, akan tetapi mereka mempunyai perjanjian diatas kertas dengan
syarat-syarat tertentu.
Tujuan owner memberi nama usahanya dengan nama yang diambil dari
bahasa inggris “Pod Chocolate” yaitu diharapkan memudahkan untuk
memperkenalkan produk-produknya di pasar dunia. Prinsip Promosi dan
pemasaran yang dilakukan yaitu Transparan, dalam arti calon pengunjung atau
konsumen dapat melihat langsung proses pembuatan coklat, dimulai dari
pemetikan hingga pasca panen, hingga pengolahan. Bahkan bisa mengetahui
secara langsung komposisi yang terkandung didalam setiap varian coklatnya. Hal
ini yang membedakan perusahaan Pod Chocolate dengan yang lain. Salah satu
strategi pemasaran Pod Chocolate yaitu melewati promosi media sosial, seperti
Instagram. Promosi juga dilakukan kepada rombongan KKL Agribisnis
Universitas Diponegoro dalam kujungannya, seperti maasing-masing mahasiswa
mendapatkan tantangan oleh Pod Chocolate untuk berfoto bersama produk Pod
Chocolate untuk di post melalui Instagram dan akan diambil 3 pemenang. Cara
demikian dapat mengenalkan Pod Chocolate di dunia maya melalui postingan
yang mengikuti challenge dan memberikan citra pelayanan yang positif untuk
konsumen. Hal ini sesuai dengan pendapat Radianto dan Hedynata (2016) yang
13

menyatakan bahwa salah satu cara promosi yaitu Public Relation merupakan
program yang diarahkan secara internal kepada karyawan, konsumen luar atau
perusahaaa, pemerintah, media yang bertujuan untuk mempromosikan
membangun hubungan dalam perusahaan, antar perusahaan atau dengan
konsumen, serta untuk membangun citra perusahaan yang positif.

Pod Chocolate setiap harinya dapat memproduksi coklat hingga, dan selalu
berusaha, menciptakan coklat-coklat yang memiliki kandungan gizi yang
menyehatkan, dan citarasa kelas dunia. Macam-macam coklat yang unik dengan
20 varian rasa yang unik dan jarang ditemui di supermarket atau minimarket. Di
Pod Chocolate ini terdapat dua style coklat yaitu klasik dan nektar. Ketika
didalam Store atau lokasi perusahaannya kita dapat menikamti produk-produk
coklatnya seperti klasik bar, nektar bar, nektar poches, berbagai macam rasa
praline, dan lainnya. Jenis klasik bar ada beberapa varian rasa, seperti Peppermint
dark chocolate, orange dark chocolate, Bali 44% Milk chocolate. Kemudian untuk
nektar bar, varian rasanya seperti coklat Bali Cinnamon, Ginger & Lemongrass,
Bali Chilli, Rosella flower & Casshew, Sea Salt & Casshew Nibs. Selain coklat
juga terdapat beraneka macam rasa praline seperti Pod Passion Fruit, Pod sea salt
caramel, Pod Bali Coffe, Pod hearts, Pod Lips, dan berbagai macam produk
lainnya. mengunjungi langsung Pod Chocolate karena masih banyak lagi jenis-
jenis produk coklat yang unik dapat anda temukan. Harga rata-rata coklat yang
ukuran kecil sekitar Rp.35.000,- , sedangkan yang besar Rp.50.000,-.
Produk coklat yang bervariasi dengan kemasan yang rapi dan berbeda
tampak elegan dilihat, masing-masing variasi kemasan memiliki komposisi yang
berbeda-beda, hal ini bertujuan untuk memudahkan konsumen coklat dalam
memilih coklat yang sesuai dengan kebutuhan gizi dan tetap memperhatikan
kesehatan masing-masing konsumen. Hal ini sesuai dengan pendapat Mafidah
(2018) yang menyatakan bahwa faktor produk bauran pemasaran menjadi salah
satu faktor yang sering dianggap penting untuk konsumen, sehingga produsen
harus memperhatikan produk dari segi kualitas, design, fitur, merek, kemasan
serta pelayanan.
14

Pod Chocolate selain menjual produk berupa barang juga menjual produk
berupa jasa. Pengunjung bisa mengambil paket edukasi dengan diberikan
wawasan, ilmu dan pengalaman tentang bagaimana membuat coklat yang berkelas
dunia, bahkan pengunjung diberikan kesempatan untuk melihat proses membuat
coklat meskipun tidak diperbolehkan memasuki ruangan, kemudian pengunjung
juga di berikan kesempatan untuk berkreasi mencetak coklat dengan berbagai
toping yang telah disediakan seperti kismis, kacang panggang, dan coklat putih,
setelah dijadi coklat tersebut dibekukan. Produk hasil karya tangan bisa di bawa
pulang.

3.4.2. Permasalahan yang dihadapi dan solusi

Masyarakat yang belum mengetahui dengan baik dengan kandungan


coklat sehat yang seharusnya dikonsumsi. Hal ini merupakan tantangan Pod
Chocolate untuk berupaya keras dalam mempromosikan dengan menyadarkan
konsumen coklat bahwasannya harus lebih hati-hati dalam memilih coklat yang
sehat. Karena harga produk-produk Pod Chocolate hanya bisa bersaing dengan
coklat kelas dunia. Sedangkan di Indonesia coklat dengan harga tersebut akan
susah besaing di pasaran karena perilaku konsumen yang kebanyakan memilih
coklat dengan harga yang standar dan sedikit yang menmperhatikan gizi, dan
dampak dari coklat yang dikonsumsinya.
15

BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

4.1. Simpulan

Berdasarkan hasil kegiatan Kuliah Kerja Lapang yang telah dilakukan,


dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang dikunjungi selama kegiatan memiliki
produk, komoditas, jenis kegiatan serta permasalahan yang berbeda. PT Bright
Indo Seed Industry merupakan perusahaan agribisnis dengan produk benih hibrida
mulai dari benih jagung dengan berbagai varietas hingga benih hortikultura seperti
cabai, tomat jagung manis, timun, semangka, waluh, sawi, dan padi.
Permasalahan yang dihadapi PT Bright Indo Seed Industry antara lain penyakit
yang menyerang tanaman, harga bahan produksi yang naik, masih rendahnya
sumberdaya petani serta iklim yang tidak menentu. Kebun Teh Wonosari
merupakan agrowisata dan juga produsen teh. Kegiatan perusahaan berupa
pembibitan, penanaman, pemeliharaan, panen hingga pasca panen tanaman teh.
Permasalahan yang dihadapi Kebun Teh Wonosari adalah masih rendahnya tenaga
kerja muda, hama tungau hijau yang menyerang teh serta kesulitas dalam
pengambilan entres. Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika
merupakan tempa penelitian jeruk, apel, anggur, lengkeng dan stroberi. Hasil
penelitian yang telah dilakukan di Balijestro antara lain benih jeruk bebas
penyakit. Balijestro juga telah menghasilkan beberapa teknologi pertanian seperti
Pengelolaan Terpadu Kebun Jeruk Sehat (PTKJS), Teknologi Simetik
Embriogenesis pada batang bawah jeruk, pengendalian vektor CVPD Diaphorina
cittri dengan bark pesticide applicator. Permasalahan di Balijestro adalah harga
apel yang diterima oleh petani rendah akibat tinggi nya hasil produksi namun
rendahnya permintaan akan buah apel. Pod Chocolate menawarkan produk berupa
Coklat dengan banyak variasi juga menawarkan jasa berupa paket edukasi
kunjungan langsung ke store Pod Chocolate. Tantangan yang di alami Pod
Chocolate yaitu menyadarkan konsumen coklat yang sebagian besar belum
16

memikirkan kesehatan dan kualitas dalam memutuskan untuk membeli coklat.


Selain itu persaingan harga di pasar yang sangat ketat, disebabkan oleh harga
produk Pod Chocolate yang tinggi sesuai dengan kualitas coklat yang ditawarkan.

4.2. Saran

Saran yang dapat diberikan adalah sebaiknya penyampai materi dari


perusahaan tidak terlalu cepat dalam penyampaian materi sehingga informasi yang
diberikan dapat diterima mahasiswa dengan jelas.
17

DAFTAR PUSTAKA

Deswantari, N. W. 2015. Strategi peningkatan nilai tambah komoditas perkebunan


di Kabupaten Bogor Cianjur dan Sukabumi. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan
Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Suyani, H. 2015. Degradasi Senyawa Dikofol dalam Pestisida Kelthane 200 EC


Secara Fotolisis dengan Penambahan TiO2-anatase. J. Riset Kimia. 2 (2):
195.

Radianto, W.E.D. dan Hedynata, M.L. 2016. Strategi promosi dalam


meningkatkan penjualan luscious chocolate potato snack. Jurnal Manajemen
dan Start-Up Bisnis. 1 (1) : 87-96

Mafidah, K. 2018. Analisis bauran pemasaran dalam meningkatkan volume


penjualan ikan lele perspektif ekonomi islam. Skripsi. IAIN Tulungagung.
18

LAMPIRAN
19
20

Anda mungkin juga menyukai