OLEH :
Anggota (1)
a. Nama Lengkap : Maulidya Larasati
b. NIM : 23040116130069
Anggota (2)
a. Nama Lengkap : Mar’atul Karimah
b. NIM : 23040116130073
Anggota (3)
c. Nama Lengkap : Tania Adinda
d. NIM : 23040116130085
Mengetahui
Ketua Program Studi Dosen Wali
AgribisnisB. 2019. Laporan Kuliah Kerja Lapangan. (Dosen Wali: Ir. Djoko
Sumarjono, M.S.).
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat-Nya sehingga Laporan Kuliah Kerja Lapangan ini dapat selesai tepat pada
waktunya. Penyusunan laporan ini adalah sebagai pertanggungjawaban
pelaksanaan selama KKL berlangsung, sebagai bukti bahwa penulis telah
melaksanakan KKL sesuai dengan prosedur dan dapat mengambil manfaat dari
praktikum tersebut terutama dalam memantapkan penguasaan materi oleh penulis.
Penulis menyampaikan terimakasih kepada Ir. Djoko Sumarjono, M.S.
selaku Dosen Wali dan Ir. Kustopo Budiraharjo, M.P selaku Ketua Program Studi
S1 Agribisnis Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro serta
teman-teman atau pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan
KKL ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam pembuatan dan
penulisan laporan ini mengingat keterbatasan pengetahuan penulis, kritik dan
saran yang bersifat membangun akan penulis terima. Semoga laporan ini bisa
berguna serta dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ ii
RINGKASAN ............................................................................................. iii
KATA PENGANTAR ................................................................................ iv
BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2. Tujuan ...................................................................................... 1
1.3. Manfaat .................................................................................... 2
BAB II. METODE KULIAH KERJA LAPANGAN ................................. 3
2.1. Materi ....................................................................................... 3
2.2. Metode ..................................................................................... 3
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................... 4
3.1. Kebun Teh Wonosari .............................................................. 4
3.2. PT BISI International Tbk. ...................................................... 7
3.3. Balai Penelitian Jeru dan Buah Subtropika .............................. 9
3.4. POD Bali Chocolate Factory ................................................... 11
BAB IV. SIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 15
4.1. Simpulan ................................................................................. 15
4.2. Saran ........................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 17
LAMPIRAN ............................................................................................... 18
1
BAB I
PENDAHULUAN
Manfaat yang dapat diambil dari kegiatan KKL ini adalah sebagai berikut :
a) Bagi Mahasiswa
1. Sebagai sarana bagi mahasiswa untuk menambah wawasan,
ketrampilan dan pandangan ke depan terkait usaha-usaha di bidang
agribisnis.
2. Mahasiswa mendapat gambaran akan dunia kerja yang akan
dihadapinya.
3. Mahasiswa dapat mengetahui minat dan keinginannya suatu saat
akan bekerja di perusahaan seperti apa.
4. Mahasiswa dapat menerapkan teori-teori yang didapatnya sesuai
dengan keadaan di lapang.
b) Bagi Universitas Diponegoro
Sebagai sarana menjalin relasi antara Universitas Diponegoro
khususnya program studi Agribisnis dengan perusahaan-
perusahaan agribisnis yang bisa menjadi reverensi kerja mahasiswa
kedepannya.
3
BAB II
2.1. Materi
Materi yang digunakan dalam kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini
adalah PT. Bisi Internasional sebagai objek kunjungan dalam bidang pembenihan,
Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (Balijestro) sebagai objek di
bidang pengembangan buah, Kebun Teh Wonosari sebagai objek budidaya dan
pengolahan teh serta Pod Coklat Bali sebagai objek di bidang pengolahan dan
pemasaran coklat. Alat yang digunakan dalam kegiatan ini berupa alat tulis untuk
mencatat, hp untuk merekam dan kamera untuk dokumentasi kegiatan kunjungan.
2.2. Metode
Metode yang digunakan dalam kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini
adalah metode partisipasi aktif yaitu dengan melakukan kunjungan pada
perusahaan, melakukan pengamatan, melakukan pencatatan segala proses kegiatan
yang ada di perusahaan dan mendengarkan penjelasan materi dari masing-masing
perusahaan yang dikunjungi serta mendokumentasikan kegiatan. Metode
pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan wawancara atau bertanya
kepada pihak yang bersangkutan. Data yang telah diperoleh kemudian disusun
dalam sebuah laporan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) untuk kemudian
dipertanggungjawabkan kepada dosen wali masing-masing.
4
BAB III
Kebun Teh Wonosari merupakan salah satu agrowisata dan produsen teh
yang berlokasi di Toyomarto Lawang, Bodean Putuk, Toyomarto, Singosari,
Malang, Jawa Timur 65153. Sejarah berdirinya Kebun Teh Wonosari yaitu berdiri
tahun 1910 sejak zaman kolonial Belanda. Setelah masa penjajahan Belanda dan
Jepang selesai, perkebunan teh ini menjadi bagian dari PT. Perkebunan Nusantara
XII (PTPN XII) dengan status Perusahaan Perseroan. Luas Perkebunan Teh
Wonosari yaitu 714,4 hektar dengan jumlah produksi teh kering sebesar 1.000
ton/tahun. Terdapat serangkaian proses untuk menghasilkan produk teh hitam
yang dinamakan teh hitam CTC ini. Dinamakan teh hitam CTC karena proses
produksinya menggunakan proses cutting,tearing dan curling. Hasil akhir teh
hitam ctc ini berupa butiran-butiran teh kecil, berbeda dengan teh yang diolah
dengan proses othodox yang hasilya berupa daun kering yang hancur.
7
Budidaya teh yang dilakukan Kebun Teh Wonosari dimulai dari proses
pembibitan hingga penanaman di lahan lapang. Bibit di tanam di media berupa
campuran tanah top soil dan sub soil. Komposisi media tanam bibit yaitu 1/3 sub
soil yang telah diberi fungisida, KCl dan tawas serta 2/3 top soil yang telah
dicampur tawas dan insektisida. Sebelum dilakukan pembibitan perlu dibuatkan
kebun entres, 4 bulan sebelum ditanam, tanaman harus disiapkan entres terlebih
dahulu. Entres adalah mata okulasi atau mata tunas yang diambil dari cabang
yang tumbuh keatas. Setelah bibit ditanam di polybag, dilakukan proses
penyungkupan selama 3-4 bulan. Kemudian dilakukan buka tutup sungkup sekitar
2-12 bulan baru tanaman siap untuk disalurkan ke lahan lapang. Pembibitan yang
dilakukan merupakan varietas gambung yaitu yang nantinya dijadikan produk
white tea dengan harga Rp 3.000.000/kg. Jarak tanam yang diterapkan yaitu jarak
tanam mesin, karena tenaga kerja yang ada sudah relatif tua dan generasi muda
lebih minat di bagian pabrik pengolahan dan memang kurang terampil dalam
pemetikan peko. Butuh waktu sekitar 3 tahun menuju tanaman belum
menghasilkan (TBM) dari pembibitan, pada tahun ke 4 sudah bisa digolongkan
menjadi tanaman menghasilkan (TM). Terdapat 3 klasifikasi bibit yaitu ada bibit
kelas A, kelas B dan kelas C. Bibit kelas A merupakan bibit dengan tinggi diatas
25 cm atau dikatakan bibit siap salur, bibit kelas B merupakan bibit dengan tinggi
tanaman 15cm-25 cm dan bibit kelas C merupakan bibit dengan tinggi dibawah 15
cm. Tiap kelas bibit membutuhkan perlakuan yang berbeda, untuk kelas B dan C
dilakukan perlakuan khusus seperti disungkup lebih lama supaya mempercepat
pertumbuhan tunas baru dan segera menjadi kelas A yang kemudian siap untuk
salur. Bibit teh di Kebun Teh Wonosari tidak diperdagangkan karena jumlahnya
yang tergolong tidak melimpah atau bisa dikatakan kurang. Pupuk yang
digunakan yaitu pupuk urea yang diberikan melalui tanah dan pupuk daun yang
diaplikasikan dengan disemprot. Penyiraman dilakukan pagi hari, yang disiram
cukup sungkup nya saja, sungkup tidak boleh terbuka karena jika terbuka akan
mengakibatkan kontaminasi udara luar terhadap udara dalam. Persentase
keberhasilan bibit bisa mencapai 70%, pembibitan lebih baik dilakukan pada
musim hujan karena hujan dapat membantu proses penyiraman.
8
Belanda yang kemudian pada tahun 1930 hingga 1940 pengelolannya diambil alih
oleh Departement van Landsbouw, Nijverheid, en Handel dengan komoditas kopi
dan buah-buahan. Status Balijestro berubah menjadi lembaga penelitian dengan
komoditas sayur-sayuran dan buah-buahan.di bawah koordinasi Dinas Pertanian
Malang. Seiring dengan berjalannya waktu, Balijestro mengalami beberapa
perubahan nama dan komoditas hingga pada tahun 2006 ditetapkan menjadi Balai
Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika dengan komoditas tanaman jeruk
, anggur, apel dan kelengkeng. Sedangkan tanaman stroberi mulai diteliti pada
tahun 2008. Tugas dari Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika
adalah melaksanakan penelitan tanaman jeruk dan buah subtropika. Sedangkan
fungsi nya adalah penelitian genetika, pemuliaan, pembenihan, agronomi,
morfologi, fisiologi, ekologi, entomologi dan fitopatologi, eksplorasi, konservasi.
Balijestro juga memiliki fungsi pelayanan kegiatan peneltian tanaman jeruh dan
buah subtropika, penyiapan kerjasama, informasi, dokumentasi dan
penyebarluasan dan pendayagunaan hasil penelitian tanaman jeruk dan buah
subtropika serta pelayanan urusan tata usaha balai.
Salah satu produk hasil penelitian yang dilakukan di Laboratorium Kultur
Balijestro adalah benih jeruk bebas penyakit yang memiliki keuntungan bebas dari
7 patogen simemik, varietas sesuai induknya, umur produktif lama, dan berbuah
2-3 tahun. Pohon yang dinyatakan bebas penyakit akan ditanam sebagai pohon
induk di dalam rumah kasa yang tidak dapat dimasuki oleh serangga pengganggu
dan telah tersebar di beberapa provinsi di Indonesia dan akan sampai kepada
petani melalui distribusi secara nasional dengan melewati beberapa blok yaitu
blok fondasi, blok penggandaan mata tempel dan penangkar bibit.
Balijestro telah menghasilkan beberapa teknologi seperti Pengelolaan
Terpadu Kebun Jeruk Sehat (PTKJS) yang telah berdampak terhadap peningkatan
pendapatan petani, Teknologi Simetik Embriogenesis pada batang bawah jeruk,
dan pengendalian vektor CVPD Diaphorina cittri dengan bark pesticide
applicator.
Balijestro juga melakukan penelitian terhadap buah apel. Benih yang
terdapat di Balijestro adalah benih sumber dan benih sebar. Benih sumber terdiri
11
dari benih dasar dan benih pokok yang dapat diperoleh langsung di Balijestro
dengan harga Rp. 75.000,- untuk benih dasar dan Rp. 25.000,- untuk benih pokok.
Sedangkan untuk benih sebar dapat diperoleh melalui mitra Balijestro yaitu
koperasi dengan harga Rp. 20.000,-. Penanaman apel di Balijestro dilakukan
secara tumpang sari. Tumpang sari tersebut dilakukan agar terdapat pemasukan
lain selama tanman apel belum dapat dipanen. Tanaman apel baru dapat
dibuahkan pada saat berumur 3 tahun dengan masa produktif 10 hingga 15 tahun.
Keunggulan dari penanaman apel di Indonesia adalah dapat dipanen 2 kali dalam
satu tahun karena Indonesia memiliki 2 musim. Tanaman apel harus diremajakan
ketika sudah berumur 20 hingga 25 tahun. Biaya yang dikeluarkan dalam 1 kali
masa produksi tanaman apel di Balijestro sebesar Rp. 150.000,- meliputi
penanaman, tenaga kerja hingga pasca panen.
menyatakan bahwa salah satu cara promosi yaitu Public Relation merupakan
program yang diarahkan secara internal kepada karyawan, konsumen luar atau
perusahaaa, pemerintah, media yang bertujuan untuk mempromosikan
membangun hubungan dalam perusahaan, antar perusahaan atau dengan
konsumen, serta untuk membangun citra perusahaan yang positif.
Pod Chocolate setiap harinya dapat memproduksi coklat hingga, dan selalu
berusaha, menciptakan coklat-coklat yang memiliki kandungan gizi yang
menyehatkan, dan citarasa kelas dunia. Macam-macam coklat yang unik dengan
20 varian rasa yang unik dan jarang ditemui di supermarket atau minimarket. Di
Pod Chocolate ini terdapat dua style coklat yaitu klasik dan nektar. Ketika
didalam Store atau lokasi perusahaannya kita dapat menikamti produk-produk
coklatnya seperti klasik bar, nektar bar, nektar poches, berbagai macam rasa
praline, dan lainnya. Jenis klasik bar ada beberapa varian rasa, seperti Peppermint
dark chocolate, orange dark chocolate, Bali 44% Milk chocolate. Kemudian untuk
nektar bar, varian rasanya seperti coklat Bali Cinnamon, Ginger & Lemongrass,
Bali Chilli, Rosella flower & Casshew, Sea Salt & Casshew Nibs. Selain coklat
juga terdapat beraneka macam rasa praline seperti Pod Passion Fruit, Pod sea salt
caramel, Pod Bali Coffe, Pod hearts, Pod Lips, dan berbagai macam produk
lainnya. mengunjungi langsung Pod Chocolate karena masih banyak lagi jenis-
jenis produk coklat yang unik dapat anda temukan. Harga rata-rata coklat yang
ukuran kecil sekitar Rp.35.000,- , sedangkan yang besar Rp.50.000,-.
Produk coklat yang bervariasi dengan kemasan yang rapi dan berbeda
tampak elegan dilihat, masing-masing variasi kemasan memiliki komposisi yang
berbeda-beda, hal ini bertujuan untuk memudahkan konsumen coklat dalam
memilih coklat yang sesuai dengan kebutuhan gizi dan tetap memperhatikan
kesehatan masing-masing konsumen. Hal ini sesuai dengan pendapat Mafidah
(2018) yang menyatakan bahwa faktor produk bauran pemasaran menjadi salah
satu faktor yang sering dianggap penting untuk konsumen, sehingga produsen
harus memperhatikan produk dari segi kualitas, design, fitur, merek, kemasan
serta pelayanan.
14
Pod Chocolate selain menjual produk berupa barang juga menjual produk
berupa jasa. Pengunjung bisa mengambil paket edukasi dengan diberikan
wawasan, ilmu dan pengalaman tentang bagaimana membuat coklat yang berkelas
dunia, bahkan pengunjung diberikan kesempatan untuk melihat proses membuat
coklat meskipun tidak diperbolehkan memasuki ruangan, kemudian pengunjung
juga di berikan kesempatan untuk berkreasi mencetak coklat dengan berbagai
toping yang telah disediakan seperti kismis, kacang panggang, dan coklat putih,
setelah dijadi coklat tersebut dibekukan. Produk hasil karya tangan bisa di bawa
pulang.
BAB IV
4.1. Simpulan
4.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
19
20