PENYABLONAN
M HINDARTO
Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Ahmad Dahlan
Jl. Prof. Dr.Soepomo. SH,Janturan,Warungboto,Umbulharjo,Yogyakarta 55164
Hindar21@gmail.com
Abstrak
UKM Big First merupakan salah satu industri kecil yang bergerak dalam bidang
pembuatan kaos. Pada bagian proses penyablonan dari hasil kuisoner nordic body map kaos
dinilai tidak ergonomis karena operator bekerja pada posisi berdiri selama bekerja serta
jangkauan penempatan fasilitas kerja yang terlalu jauh hal ini menyebabkan ketidaknyamanan.
Mekanisme penyaluran input dan output yang belum sistematis dimana operator harus melakukan
proses mengulang dalam memindahkan hasil sablon ketika pekerjaan belum selesai.
Penelitian dilakukan menggunakan teori ergonomi dengan data antropometri, teori
tataletak fasilitas dan statistika dengan software SPSS2.1. Perancangan dilakukan berdasarkan
dimensi tubuh operator serta melakukan pengukuran waktu proses, allowance,dan penggunaan
luas ruangan. Dengan rancangan faslilitas kerja yang baru diharapkan dapat mengurangi
keluhan operator, meningkatkan kemampuan produksi, dan meningkatkan efektifitas penggunaan
luas ruang kerja.
Hasil penelitian diperoleh dari pengambilan data kuisoner nordic body map yaitu
meningkatnya tingkat kenyamanan operator pada 11 bagian tubuh operator. Kemudian
peningkatan output standar dari sebesar 234 unit sablon/hari dan sesudah perancangan didapat
output standar sebesar 384 unit sablon/hari. Kemampuan produksi mengalamani peningkatan
sebesar 64,1%. Kemudian terjadi penurunan penggunaan luas ruang stasiun penyablonan
sebelum dan sesudah perancangan, sebelum perancangan didapat penggunaan luas ruang seluas
40,5 𝑚2 dan sesudah perancangan didapat penggunaan ruang seluas 21𝑚2 , sehingga dapat
disimpulkan bahwa penggunaan ruang setelah perancangan lebih baik
1. Pendahuluan
Secara umum, industri tekstil di Indonesia meningkat setara dengan
meningkatnya kebutuhan manusia, dan keinginan berpenampilan lebih menarik
khususnya anak muda hingga remaja. salah satu wilayah yang memiliki persaingan
dengan jumlah anak muda yang banyak berada di daerah Yogyakarta yang juga
dikenal sebagai Kota Pelajar. Salah satu usaha sablon yang berada di wilayah
Yogyakarta adalah UKM Big First. UKM Big First merupakan usaha sablon yang
berkembang di Yogyakarta. Proses pembuatan kaos di UKM Big First melalui
beberapa proses yang dikerjakan dan bekerjasama dengan UKM lain untuk proses
penjahitan.
Stasiun kerja penyablonan merupakan proses kerja yang membutuhkan
waktu lebih banyak dibandingkan stasiun kerja lainnya. Hal itu, memulai terjadinya
penumpukan produk pada proses penyablonan yang berupa potongan kaos hasil dari
stasiun kerja pemotongan. Proses kerja operator pada stasiun kerja penyablonan
diawali dengan melakukan setting screen, waktu yang dibutuhkan oleh operator
dalam setting screen adalah 20 menit. Tahap setting screen merupakan waktu yang
paling lama dalam proses penyablonan, Selanjutnya adalah tahap penyablonan, pada
tahap ini operator melakukan pemasangan papan, penyablonan, mengeringkan hasil
sablon menggunakan hairdryer hingga melepas kembali papan kaos hasil sablon dan
meletakkannya di sekitar meja sablon. Dari hasil observasi menunjukkan bahwa
tempat peletakan hasil sablon hanya mampu menampung 10 hasil penyablonan.
Ketika tempat peletakkan hasil sablon sudah mencapai batas maksimal operator
harus memindahkan hasil sablon dan menyebar di sekitar ruang produksi.
Posisi kerja operator seperti tersaji pada gambar 2, operator bekerja dengan
posisi berdiri. Dan operator harus bergerak berpindah tempat untuk meletakkan hasil
produksi di sekitar ruang produksi. Saat proses penyablonan mata dan tangan
operator harus cermat agar sablon tidak meleset saat dilakukan penyablonan.
Penyablonan kaos dilakukan operator hanya untuk sekali saja dengan posisi berdiri
terlihat pada gambar 2.
2. Tinjauan Pustaka
Penelitian yang dilakukan oleh M. L. Meena dan G. S. Dangayachpada tahun
2015 dengan judul “An Ergonomic Approach To Design Hand Tool For Screen
Textile Printing”. Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan alat sablon untuk
mengurangi gangguan muskuloskeletal yang dialami oleh operator. [1]
Penelitian yang dilakukan oleh Torik Husein, dkk pada tahun 2009 dengan
judul “Perancangan Sistem Kerja Ergonomis Untuk Mengurangi Tingkat
Kelelahan”. Dalam penelitian ini membahas terkait Kondisi pekerjaan yang kurang
ergonomis akan menyebabkan kelelahan pekerja yang lebih, yang ditimbulkan dari
bagian-bagian tubuh yang merasa tidak nyaman. Sistem kerja akan ditingkatkan
dengan menata ulang peralatan dan merubah tata letak fasilitas yang digunakan. [2]
Penelitian yang dilakukan oleh Zulkifly al haq dkk pada tahun 2013 dengan
judul “Perancangan Tata Letak Ulang (Relayout) Pabrik Terhadap Tingkat Produksi
Produk Bakso Ayam”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kondisi
aktual perusahaan yang sesuai dengan Good Manufacturing Practices (GMP) dan
merancang ulang tata letak berdasarkan hasil kajian sebagai suatu rekomendasi. [3]
Penelitian sekarang berjudul “Perancangan Fasilitas Dan Sistem Kerja Pada
stasiun kerja Penyablonan” yang dilakukan di UKM Big First Yogyakarta. Pada
penelitian-penelitian sebelumnya pendekkatan yang dilakukan dalam meningkatkan
produktivitas menggunakan pendekatan dengan metode perancangan tata letak
fasilitas,dan ergonomi dasar.
3. Landasan Teori’
a. Definisi Ergonomi
Kata ergonomi berasal dari kata Yunani ergon (kerja) dan nomos (Hukum). Di
beberapa negara, istilah human factor juga digunakan. Definisi ringkas tujuan
ergonomi untuk merancang peralatan, sistem teknis dan tugas sedemikian rupa
untuk meningkatkan keselamatan manusia, kesehatan, kenyamanan dan kinerja.
Definisi formal ergonomi, disetujui oleh IEA, berbunyi sebagai berikut:
Ergonomi (Atau faktor manusia) adalah disiplin ilmu yang bersangkutan dengan
pemahaman tentang interaksi antara manusia dan unsur-unsur lain dari sistem,
dan teori aplikasi pekerjaan, prinsip, data dan metode untuk merancang, dalam
rangka mengoptimalkan kesejahteraan manusia dan kinerja sistem secara
keseluruhan.[4]
b. Definisi Anthropometri
Istilah Antrhropometri berasal dari “anthro” yang berarti manusia dan “mentri “
yang berarti ukuran. Secara definitif anthropometri dapat dinyatakan sebagai
satu studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Dengan
disimpulkan oleh Eko Nurmianto bahwa data anthropometri akan menentukan
bentuk, ukuran dan dimensi yang tepat yang berkaitan dengan produk yang
dirancang dan manusia yang akan mengoperasikan menggunakan produk
tersebut.[5]
c. Pengujian Data Statistik
Statistik adalah kumpulan keterangan yang disusun atau disajikan dalam daftar
atau gambar yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu[6]. Berikut
pengujian yang dilakukan dalam peneliian ini.[7]
1) Uji Normalitas
Uji distribusi normal adalah uji untuk mengukur apakah data memiliki
distribusi normal sehingga dapat dipakai dalam statistik parametrik (statistik
inferensial). Untuk mengetahui sebaran data normal atau tidak dapat
dilakukan dengan software SPSS menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov.
2) Uji Keseragaman
Uji keseragaman data secara visual dilakukan secara sederhana mudah dan
cepat. Di sini hanya sekedar melihat data yang terkumpul dan seterusnya
mengidentifikasikan data yang terlalu “ekstrim”. Yang dimaksudkan dengan
data ekstrim di sini ialah data yang terlalu besar atau terlalu kecil dan jauh
menyimpang dari trend rata-ratanya. Langkah pertama dalam uji
keseragaman data adalah menghitung besarnya rata-rata setiap observasi.
∑𝑛
𝑖=1 𝑥𝑖
𝑥̅ = 𝑛
………………………………………………. (1)
Dimana :
𝑥̅ = nilai rata-rata
x = data hasil pengukuran
n = banyaknya pengukuran yang dilakukan
Langkah selanjutnya adalah menentukan standar deviasi.
√∑𝑛
𝑖=1(𝑥𝑖 −𝑥̅ )
2
𝜎= 𝑛−1
………………………………….... (2)
Dimana :
𝜎 = standar deviasi
x = data hasil pengukuran
𝑥̅ = nilai rata-rata
n = banyaknya pengukuran yang dilakukan
Selanjutnya adalah menentukan batas control, Batas control atas (BKA) atau
upper control limit (UCL) serta batas control bawah (BKB) atau lower
control limit (LCL.
BKA = 𝑥̅ + k. 𝜎 …………………………………...…….. (3)
BKB = 𝑥̅ - k. 𝜎 ………………………………………….. (4)
Dimana:
𝑥̅ = nilai rata-rata
𝜎 = standar deviasi
k = harga indeks atau angka deviasi standar yang besarnya.
3) Uji Kecukupan
Digunakan untuk mengetahui berapa jumlah pengamatan/ pengukuran yang
sebaiknya digunakan dengan dasar data yang diambil. Formulaasi yang
dapat digunakan sebagai berikut.
2
𝑘 2
√𝑁(∑𝑛 2 𝑛
𝑖=1 𝑥𝑖 )− (∑𝑖=1 𝑥𝑖 )
𝑁′ = ⌊ 𝑠
⌋ ………….……………. (5)
(∑𝑛𝑖=1 𝑥𝑖 )
Dimana:
N = jumlah pengukuran awal yang telah dilakukan
N’ = jumlah pengukuran yang seharusnya dilaksanakan
s = tingkat ketelitian
k = harga indeks atau angka deviasi standar yang besarnya.
𝑥̅ = nilai rata-rata
x = data hasil pengukuran
d. Perancangan Tataletak Fasilitas
Pengertian perencanaan fasilitas dapat dikemukakan sebagai proses perancangan
fasilitas, termasuk didalamnya analisis, perencanaan, desain dan susunan
fasifitas, peralatan phisik, dan manusia yang ditujukan untuk meningkatkan
efisiensi produksi dan sistem pelayanan.[8]
4. Metode Penelitian
a. Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di UKM Big First yang beralamat di Jl.Namburan
Kidul, Panembahan, Kraton, Yogyakarta. Dengan objek penelitian fasilitas kerja
stasiun kerja penyablon kaos pada bagian produksi penyablonan.
b. Tahapan Penelitian
1) Observasi Awal
Tahapan yang pertama dilakukan di UKM Big First adalah melakukan
observasi awal untuk mengetahui adanya permasalahan.
2) Indentifikasi Masalah
Berdasarkan Observasi yang dilakukan di UKM Big First dengan
wawancara maupun pengamatan langsung peneliti dapat mengidentifikasi
masalah. Identifikasi masalah merupakan tahap permulaan dari penguasaan
masalah yang terdapat di objek penelitian.
3) Rumusan Masalah
Pada tahap ini berisi tentang rumusan masalah yang dilatarbelakangi oleh
identifikasi masalah yang terdapat di objek penelitian.
4) Studi Pustaka
Pada tahap ini penulis melakukan perbandingan pada penelitian dan teori
penelitian sebelumnya dengan penelitian yang akan dilakukan.
5) Studi Lapangan
Pada tahap ini penulis langsung melakukan observasi ke lapangan untuk
melihat faktor-faktor terkait materi penelitian yang ada pada perusahaan.
Berikut tahapan penelitian dapat dilihat pada gambar 3:
Daftar Pustaka
[1] Meena, M, L,dkk. 2015. “An Ergonomic Approach To Design Hand Tool For
Screen Textile Printing”.
[2] Husein T. 2009. “Perancangan Sistem Kerja Ergonomis Untuk Mengurangi
Tingkat Kelelahan”.
[3] Al Haq Z, dkk. 2013. “Perancangan Tata Letak Ulang (Relayout) Pabrik
Terhadap Tingkat Produksi Produk Bakso Ayam”.
[4]. Nurmianto, Eko, 2003, Ergonomi: Konsep Dasar dan Aplikasinya, Edisi Pertama,
Cetakan Ketiga, Guna Widya, Surabaya.
[5] Wignjosoebroto, Sritomo, 2003, Ergonomi Studi Gerak dan Waktu: Teknik
Analisis untuk Peningkatan Produktivitas Kerja, Edisi Pertama, Cetakan Ketiga,
Guna Widya, Surabaya.
[6] Fauzy, Akhmad, 2008, Statistik Industri, Erlangga, Jakarta.
[7] Ghozali, Imam, 2011, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM
SPSS 19, Universitas Diponegoro, Semarang.
[8] Program Studi teknik industri. 2010. Diktat Kuliah Perancangan Fasilitas.
Yogyakarta: Teknik Industri