Anda di halaman 1dari 77

PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM

RANGKA PEMILIHAN VENDOR TRUCKING

( Studi Kasus pada PT. Makmur Berkat Solusi )

Proposal Skripsi

Disusun Oleh :

Amelia Putri

NPM : CF117112147

Program Studi : Manajemen Logistik

FAKULITAS ILMU SOSIAL DAN MAJAMEN

PROGRAM STUDI MANAJEMEN LOGISTIK

INSTITUT ILMU SOSIAL DAN MANAJEMEN STIAMI

JAKARTA

2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wata’ala,

karena atas rahmat, hidayat dan inayah-Nya serta ditambah dengan

semangat dan kerja keras sehingga penulis dapat menyelesaikan

proposal ini yang berjudul “PENERAPAN METODE ANALYTICAL

HIERARCHY PROCESS DALAM RANGKA PEMILIHAN VENDOR

TRUCKING”.

Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu

syarat memperoleh Skripsi guna mendapat gelar kesarjanaan sarjana

Manajemen Logistik dari Institut Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan, maka

kritik dan saran membangun penulis harapkan dari berbagai pihak demi

kesempurnaan subtansi skripsi ini.

Besar harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang

memerlukan, khusus bagi peneliti yang bermaksud melakukan penelitian

lanjut.
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam sebuah system Logistik terdapat beberapa

komponen yang mendukung system tersebut berjalan . 5

komponen dalam logistic yaitu : Lokasi Fasilitas Logistik,

Transportasi, Manajemen Pengadaan Persediaan, Komunikasi,

serta Penyimanan.

Model awal Transportasi dikembangkan pada tahun

1941 oleh F.L Hitcock dan kemudian dikembangkan oleh T.C

Koopmans. Model transportasi merupakan suatu bentuk

model penyelesaian permasalahan program linear yang

umumnya berhubungan dengan pengaturan pendistribusian

yang optimal. Pemodelan transportasi ditujukan untuk mencari

biaya termurah untuk mendistribusikan atau mengirimkan

produk dari beberapa sumber ke beberapa tujuan.

Adapula menurut Pangestu Subagyo (1984) dalam

Zainuddin (2011), “Metode Transportasi merupakan suatu

metode yang digunakan untuk mengatur distribusi dari sumber-

sumber yang menyediakan produk yang sama, ke tempat-


tempat yang membutuhkan secara optimal.” Alokasi produk ini

harus diatur sedemikian rupa, karena terdapat perbedaan

biaya-biaya alokasi dari satu sumber ke tempat-tempat tujuan

berbeda-beda, dan dari beberapa sumber ke suatu tempat

tujuan juga berbeda-beda.

Selain itu, menurut Mulyono (1999) dalam Ardiansyah

(2014), ‘Pada umumnya, masalah transportasi berhubungan

dengan distribusi suatu produk tunggal dari beberapa sumber,

dengan penawaran terbatas, menuju beberapa tujuan, dengan

permintaan tertentu, pada biaya transport minimum.’

Secara sederhana Heizer dan Render (2014)

mengidentifikasi bahwa untuk menggunakan model

transportasi harus diketahui hal-hal sebagai berikut :

1. Titik awal sumber (sources) dan kapasitas pada setiap

metode,

2. Titik tujuan (destinations) dan permintaan setiap periode

3. Biaya pengiriman (untuk permasalahan dengan tujuan

minimisasi biaya ), atau keuntungan pengalokasian (untuk

maksimisasi keuntungan) per satuan atau unit setiap titik

asal ke setiap titik tujuan diketahui.

Metode transportasi sangat dibutuhkan oleh perusahaan

yang melakukan kegiatan pengiriman barang dalam usahanya.


Dengan adanya metode transportasi, perusahaan akan lebih

efektif dan efisien dalam kegiatan pendistribusian produknya.

Ciri – ciri khusus penggunaan Metode Tranportasi :

1. Terdapat sejumlah sumber dan sejumlah tujuan tertentu,

2. Kuantitas komoditi atau barang yang didistribusikan dari

setiap sumber dan yang diminta oleh setiap tujuan

besarnya tertentu,

3. Komoditi yang dikirim atau diangkut dari suatu sumber ke

suatu tujuan besarnya sesuai dengan permintaan atau

kapasitas sumber,

4. Biaya pengangkutan komoditi dari suatu sumber ke suatu

tujuan besarnya tertentu.

Segmen Transportasi merupakan kontribusi terbesar dalam

biaya logistic dan juga diikuti oleh freight forwading dan

pergudangan. Dalam pemilihan Thrid Party Logistic (3PL)

sangat penting dalam factor biaya logistic. Banyak perusahaan

yang menggunakan jasa Thrid Party Logistik (3PL) karena

dapat mengurangi biaya logistic pada perusahaan. Menurut

Frost dan Sullivan, (2007), biaya logistic di Indonesia sangat

tinggi (19,5%) dibanding Negara ASEAN yang lainnya, seperti

Malaysia (12,5%), dan Singapura (8,1%)

Trucking adalah salah satu layanan jasa pengiriman

barang via darat menggunakan armada mobil dan truk antar


kota hingga antar pulau dimana barang yang akan dikirim di

campur bersama dengan milik orang lain untuk memenuhi

kebutuhan pengiriman barang yang lebih murah dan cepat.

seiring dengan perkemabangan jaman, trucking juga sering

disebut dengan jasa cargo pengiriman via laut dan udara. Tak

jarang masyarakat Indonesia menyebut trucking sebagai

perusahaan yang memiliki jasa pengiriman barang besar antar

kota dan antar pulau.

System trucking mempunyai kelebihan, salah satunya

adalah harga pengirimannya terjangkau. Kemudian juga dapat

menerima berbagai macam logistic yang beratnya 30 kilogram

bahkan lebih, keberadaan armada pun mudah dipantau dengan

teknologi tracking online. Meskipun memakan waktu panjang

namun trucking mampu melayani pengiriman local, antar pulau

hingga luar negeri sekalipun.

Beberapa armada yang dipakai diantaranya seperti Mobil

Box, Truck Engkel, Truck Tronton, Truck CDD, Truck Fuso,

Wingbox, Container, Trailner, dan lainnya.

Embelton dan Wright (1998) ‘salah satu praktik bisnis yang

dapat dilakukan perusahaan untuk meningkatkan tingkat

persaingan perusahaan adalah outsourcing (proses negosiasi

dengan pihak ketiga sebagai penyedia jasa) (Percin, 2009).

Outsourching banyak dilakukan oleh perusahaan , salah


satunya pada bidang rantai pasok dan logistic (Soh, 2010).

Segmen logistic yang paling sering menggunakan jasa pihak

luar adalah logistic eksternal (Transportasi), (Bandeira, dkk

2011). Jasa transportasi juga dapat dikatakan dengan jasa

ekspedisi. Pemilihan jasa ekspedisi menjadi kunci sukses

dalam outsourching pada bidang logistic. (Peng, 2012). Oleh

karena itu ,proses pemilihan vendor untuk jasa ekspedisi

menjadi sangat penting .

Seperti halnya pada PT. Makmur Berkat Solusi

merupakan perusahaan yang bergerak di bidang logistic di

Indonesia. Sebagai perusahaan logistic diharapkan dapat

memberikan kemudahaan dalam pemenuhan segala kegiatan

logistic. Begitu banyak aktifitas logistic mulai dari Forwarding,

Import, Eksport, dan Warehouse. Termasuk di dalamnya ada

proses pengiriman barang yang harus dipastikan sampai

tujuan dengan baik karena merupakan salah satu bagian yang

sangat penting dalam menunjang kelancaran aktifitas logistic.

Studi Kasus ini dilakukan dengan mengambil beberapa

vendor trucking yang digunakan / bekerja sama dengan PT.

Makmur Bekat Solusi. PT. Makmur Berkat Solusi merupakan

perusahaan yang salah satu bidang usahanya bergerak di

bidang EMKL. Dimana keberlangsungan jasa ekspedisi

tersebut bergantung pada pengantaran barang milik eksportir


yang dikirimkan kepelabuhan/bandara pun barang milik

importir yang di muat di pelabuhan/bandara untuk kirimkan ke

gudang importir dengan menggunakan jasa trucking.

Kegiatan operasional akan tergangu jika pemilihan

vendor trucking tidak tepat. Oleh karena itu harus memiliki

suatu system penilaian kinerja vendor yang tepat untuk

mendapatkan gambaran tentang kinerja vendor trucking, serta

dapat mengetahui vendor yang memberikan kontribusi terbaik

dan efektif bagi perusahaan sehingga perusahaan dapat

meningkatkan daya saing dan meningkatkan kepuasan

pelanggan.

Tabel I.

Data Permasalahan Vendor Trucking PT. Makmur Bekat Solusi (2020)

Masala Vendor Vendor Vendor Vendor Vendor

h Trucking Trucking tidak Trucking Trucking tidak Trucking

tidak update laporan tidak on time menginfomasik terlalu

dapat untuk job yang dalam muat an jika ada lama untuk

memenuh sedang di biaya-biaya memberika

i dijalankan pelabuhan. yang tidak n tagihan

pemesan terduga seperti beserta

an dari biaya bongkar, dokumen

PT. MBS dll pendukung

seperti :

surat jalan,

lift off, dan

lainnya.
Alasan Padatnya Operasional Vendor Biaya Bongkar Kekuranga

aktifitas dari vendor Trucking diberikan n SDM

vendor trucking lupa belum karena buruh di untuk

dalam menginformasik menyelesaik gudang mengantar

pengirima an ke PT. MBS. an job meminta biaya tagihan

n barang sebelumya bongkar. beserta

atau dan juga dokumen,

harga antrian dan juga

tidak dipelabuhan internal

sesuai yang terlalu dari

dengan panjang. vendor

cost yang tersebut

mereka yang

keluarkan. mengalami

kendala.
Dampa PT. MBS PT. MBS tidak Sampai di Terjadi cost PT. MBS

k harus dapat gudang tidak yang tidak jadi

mencari memberikan tepat waktu, terduga yang terlambat

vendor informasi dan bisa tidak dapat di membuat

trucking kepada memilik sampai charge ke billing ke

lainnya barang. dikenakan pemilik barang. customer,

yang biaya yang

sesuai. overtime membuat

bahkan pembayar

overnight. an pun

menjadi

mundur.
Sumber : Data Internal Perusahaan Tahun 2020
Dari data diatas pihak PT. Makmur Berkat Solusi perlu

melakukan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) dalam

pemilihan vendor trucking agar bisa meminimalisir terjadinya

kendala-kendala tersebut. Dimana AHP sendiri adalah sebuah

kerangka untuk mengambil keputusan dengan efektif atas

persoalan yang kompleks dengan menyederhanakan dan

mempercepat proses pengambilan keputusan (Saaty, 1980).

Dari permasalahan diatas dapat disimpulkan bahwa masalah

yang dihadapi jasa ekspedisi PT. Makmur Berkat Solusi terletak

pada kinerja vendor. Pihak PT. Makmur Berkat Solusi dapat

melakukan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) dalam

pemilihan vendor trucking agar bisa meminimalisir terjadinya

kendala tersebut .

Berdasarkan uraian di atas peneliti akan melaksanakan

penelitian dan menuangkan kedalam skripsi yang berjudul

“PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

DALAN RANGKA PEMILIHAN VENDOR (studi kasus pada PT.

MAKMUR BERKAT SOLUSI)”

B. RUANG LINGKUP
Untuk membatasi masalah penelitian, peneliti akan teliti dan

pembahasannya tidak melebar semakin luas maka peneliti

membatasi permasalahan penelitian sebagai berikut :

1. Penelitian hanya di lakukan di PT. Makmur Berkat Solusi

2. Peneliti hanya membahas tentang Metode Analytical Hierarchy

Process dalam rangka pemilihan vendor trucking. Data peneliti

yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, dimana

sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari

sumber asli dan tidak melalui media perantara. Sumber data

primer diperoleh dari proses meminta data untuk penelitian.

C. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah, perumusan masalah

dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana metode Analytical Hierarchy Process dapat

membantu dalam penentuan pengambilan kepusuan pemilihan

vendor ?

D. TUJUAN PENELITIAN

Sesuai dengan latar belakang dan permasalahan yang telah

di rumuskan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah :


1. Untuk menganalisa penerapan metode Analytical Hierarchy

Process dalam rangka pemilihan vendor trucking.

E. MANFAAT PENELITIAN

Berdasarkan tujuan penelitian , adapun tujuan penelitian

yang dapat di peroleh yaitu sebagai berikut :

1. Aspek Akademik :

Hasil penelitian ini diharapkan agar dapat menambah ilmu yang

bermanfaat bagi para akademik tentang pengaruh Metode

Analytical Hierarchy Process dalam rangka pemilihan vendor

trucking.

2. Aspek Praktisi :

Hasil Penelitian ini diharapkan menjadi bahan referensi

mengenai pengaruh Metode Analytical Hierarchy Process

dalam rangka pemilihan vendor trucking menjadi acuan

motivasi untuk terus menambah ilmu pengetahuan.

3. ASPEK KEBIJAKAN :

Penelitian ini diharapkan menjadi pertimbangan dalam

peninjauan kebijakan perusahaan dalam terkait pentingnya

penerapan Analytical Hierarchy Proses dalam pemilihan vendor

trucking.
BAB II

KAJIAN LITERATUR

A. PENELITIAN TERDAHULU

Penelitian ini dilakukan tidak terlepas dari hasil penelitian-

penelitian terdahulu yang pernah dilakukan sebagai bahan

perbandingan dan kajian terhadap beberapa hasil penelitian berupa

tesis dan jurnal-jurnal melalui buku dan internet. Dasar atau acuan

yang berupa teori-teori atau penemuan melalui hasil berbagai

penelitian sebelumnya merupakan hal yang perlu dan dapat

dijadikan sebagai data pendukung. Salah satu data pendukung

yang menurut peneliti perlu dijadikan bagian tersendiri adalah

peneliti terdahulu yang sangat relevan dengan permasalahan yang

sedang dibahas dalam penelitian ini.

Berikut tabel dibawah ini merupakan jurnal nasional maupun

jurnal internasional yang penulis jadikan sebagai penelitian

terdahulu dengan harapan menjadi acuan secara teoritis ataupun

pandangan dalam melakukan penelitian :


TABEL 2.1

PENELITIAN TERDAHULU

Metode
No Nama Peneliti Judul Peneliti Hasil Penelitian
Penelitian
1 Putu Agustini Eka Implementasi Kuantitatif Berdasarkan penelitian ini

Pratiwi W dan Ni Sistem diketahui bahwa dapat

Luh Supadmi Penjadwalan membantu menghasilkan

Trucking dan suatu keputusan yang

Sumber : Heavy tepat dalam melakukan

Fakultas Equipment penjadwalan baik trucking

Teknologi Industri Rental Dengan maupun persewaan alat

Universitas Menggunakan berat dan juga membantu

Kristen Petra Analytical dalam memilih kendaraan

Hierarchy yang akan digunakan

ISSN : 1979-2328 Process (AHP) untuk proses pengiriman.

2 Yuliani Nur Peralihan Kuantitatif Dari pengolahan data

Angraini, Meiliani Moda menggunakan matrik

Rosita, dan Transportasi perbandingan alternatif

Amalia Ananda Jasa berdasarkan kriteria

Putri Taufiq. Pengiriman dari beberapa moda

Menggunakan transportasi, didapatkan

Sumber : Metode bobot alternatif untuk

Fakultas Teknik Analytical masing-masing moda


Universitas Hierarchy transportasi dalam

Sebelas Maret Process (AHP) kemampuannya

: Studi Kasus mengatasi permasalahan

Vol. 15 No.2: pada PT. XYZ untuk mengakomodasi

154-159 ketika biaya

pengiriman lebih besar

daripada pendapatan

yang dibayarkan, kereta

api memiliki bobot lebih

tinggi dibandingkan

dengan moda

transportasi awal di PT

XYZ yang menggunakan

truk. Sehingga dapat

ditarik kesimpulan bahwa

perusahaan dapat beralih

ke moda transportasi

kereta api dengan

pertimbangan-

pertimbangan yang telah

dijelaskan sebelumnya.
3 Merlin Dyah Wati, Analisis Kerja, Kuantitatif Usulan perbaikan untuk

Yugowati Seleksi, dan vendor pada kategori

Praharsi, dan Pengembanga matching vendor dan


Devina Puspita n Vendor unsatisfactory vendor

Sari Trucking di sebagai berikut :

Perusahaan 1. membuat

Sumber : Logistik. klasifikasi list

Fakultas Teknik harga trucking

Politeknik dalam bentuk

Perkapalan range minimal dan

Negeri Surabaya maksimal serta di

informasikan

ISSN : 1411 – setiap tahunnya

3287 pada vendor

Jurnal Metris 21 trucking.

(2020) 85-91 2. menerapkan

sistem reward

berupa

penghargaan

setiap tahunnya

yang diberikan

pada vendor

terbaik untuk

memotivasi vendor

– vendor lain.
4 Robertus Metode Kuantitatif Hal ini menunjukkan

Bellarminus Analytical bahwa perusahaan


Krisna Wijaya Hierarchy mengutamakan kualitas

dan Febriana Process dan dan menginginkan para

Wurjaningrum Taguchi Loss supplier yang dapat

Function untuk menjaga kualitas

Sumber: Penentuan produknya agar memberi

Universitas Peringkat kepuasan maksimal pada

Airlangga Supplier. konsumen. Setelah

Surabaya quality, peringkat

selanjutnya secara

ISSN: 2302-8890 berturut-turut ditunjukkan

oleh kriteria price,

warranties and claim

policies, delivery,

technical capabilities, dan

communication system
5 Alexander Perancangan Kuantitatif Dengan menggunakan

Setiawan, Sistem Metode AHP kesalahan-

Andreas Pengambilan kesalahan yang dilakukan

Handojo, dan Erik Keputusan ketika pengambilan

Budi S. Dalam keputusan seperti

Penentuan keterlambatan dalam

Sumber : Supplier mengambil keputusan

Fakultas Teknik Menggunakan dapat berkutang.

Industri Analytical
Universitas Hierarchy

Kristen Petra. Process (AHP)

Pada

ISBN : 978-979- Perusahaan

18265-2-5 Jasa

Kontruksi.
6 Tanmoy Application of Kuantitatif The heuristic

Chakraborty, analytic approach is able to

Tamal Ghosh, hierarchy minimize the total

and Pranab K process and procurement cost by 1.25

Dan heuristic Lacs INR for the

algorithm in firm. Therefore this novel

solving vendor heuristic approach

selection could be practiced as an

problem effective vendor

rating technique. The

proposed technique

could further be

employed in more

complex

vendor selection problem

by incorporating

more conflicting criteria

and sub-criteria
such as risk

management, supplier

profile

etc.

B. KAJIAN PUSTAKA

Kajian pustaka merupakan teori yang relevan yang

digunakan untuk menjelaskan tentang variabel yang akan diteliti.

Sebagian besar dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap

rumusan masalah yang diajukan. Teori yang digunakan bukan

sekedar pendapat dari pengarang atau pendapat lain. Akan tetapi,

teori yang benar-benar telah teruji kebenarannya. Berikut ini akan

dijelaskan mengenai landasan teori yang dijadikan sebagai dasar

penelitian ini:

A. Distribusi

1. Pengertian Distribusi

Lingkup aktivitas bisnis sangatlah luas. Akan tetapi

pada dasarnya aktivitas tersebut terdiri dari produksi,

distribusi, dan konsumsi. Masing-masing aktivitas ini memiliki

teori tersendiri. Salah satunya adalah distribusi yang mana

aktivitas distribusi ini berarti pemindahan empat barang atau

jasa dari produsen ke konsumen.


Dalam usaha untuk memperlancar arus barang dan

jasa dari produsen ke konsumen, maka faktor penting yang

tidak boleh diabaikan adalah memilih secara tepat saluran

distribusi (channel of distribution).

Keputusan perusahaan dalam memilih saluran

distribusi akan menentukan bagaimana cara produk yang

dibuatnya dapat dijangkau oleh konsumen. Perusahaan

mengembangkan strategi untuk memastikan bahwa produk

yang didistribusikan kepada pelanggan berada pada tempat

yang tepat.

Untuk itu perlu adanya pemahaman tentang saluran

distribusi yang tepat dalam sebuah usaha. Saluran distribusi

adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk

menyalurkan produk sampai ke konsumen atau berbagai

aktivitas perusahaan yang mengupayakan agar produk

sampai ke tangan konsumen.

Dalam Kamus Besar bahasa Indonesia (KBBI),

pengertian distribusi adalah pembagian pengiriman barang-

barang kepada orang banyak atau ke beberapa tempat.

Selain itu ilmuwan ekonomi konvensional Philip Kotler

mendefinisikan distribusi adalah himpunan perusahaan dan

perorangan yang mengambil alih hak, atau membantu dalam


mengalihkan hak atas barang atau jasa tersebut berpindah

dari produsen ke konsumen.

Secara garis besar, pendistribusian dapat diartikan

sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar

dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari

produsen ke konsumen, sehingga penggunaannya sesuai

dengan yang diperlukan (jenis, harga, tempat dan saat yang

dibutuhkan).

Berdasarkan definisi diatas dapat diketahui adanya

beberapa unsur penting dalam distribusi, yaitu:

 Saluran Distribusi merupakan sekelompok lembaga

yang ada diantara berbagai lembaga yang mengadakan

kerjasama untuk mencapai suatu tujuan.

 Tujuan dari saluran distribusi adalah untuk mencapai

pasar-pasar tertentu. Dengan demikian pasar

merupakan tujuan dari kegiatan saluran.

 Saluran distribusi melakukan dua kegiatan penting untuk

mencapai tujuan, yaitu mengadakan penggolongan dan

mendistribusikan.

Dalam kegiatan distribusi terdapat pihak yang disebut

distributor. Distributor adalah orang atau lembaga yang

melakukan kegiatan distribusi atau disebut juga pedagang

yang membeli/mendapatkan produk barang dagangan dari


tangan pertama (produsen) secara langsung. Dalam

melakukan kegiatan pemasaran dan penjualan barang,

distributor melakukan pembelian barang dagangan ke

produsen. Dengan adanya jual beli tersebut kepemilikan

barang berpindah kepada pihak distributor. Kemudian

barang yang telah menjadi miliknya ersebut dijual kembali

kepada konsumen.

Distributor dapat berupa pedagang atau makelar.

Pedagang adalah seseorang atau lembaga yang membeli

dan menjual barang kembali tanpa merubah bentuk dan

tanggungjawab sendiri dengan tujuan untuk mendapatkan

keuntungan. Pedagang ini dapat dibedakan menjadi dua

yaitu pedagang besar dan pedagang eceran. Pedagang

berhak untuk menentukan harga atau keuntungan yang

diinginkan. Namun pedagang tidak diperkenankan untuk

berbuat zalim yang dapat menjerumuskan pembeli.

Sedangkan makelar atau perantara adalah salah satu

bentuk penunjuk jalan atau perantara antara penjual dan

pembeli, dan banyak memperlancar keluarnya barang serta

mendatangkan keuntungan antara kedua belah pihak.

Makelar tersebut bisa mendapatkan upah kontan berupa

uang atau secara prosentase dari keuntungan apa saja yang


telah disepakati bersama, ini berarti makelar tidak

diperbolehkan untuk menentukan harga sendiri.

2. Tujuan Distirbusi

Adapun yang menjadi tujuan distribusi adalah sebagai

berikut:

 Menyampaikan barang dan jasa dari produsen ke

konsumen,

 Mempercepat sampainya hasil produksi ke tangan

konsumen,

 Tercapainya pemerataan produksi,

 Menjaga kontinuitas produksi,

 Meningklatkan kualitas dan kuantitas produksi, dan

 Meningkatkan nilai guna barang dan jasa.

3. Fungsi Distribusi

Fungsi distribusi dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu

fungsi pokok dan fungsi tambahan.

3.1 Fungsi Pokok Distribusi

 Pengangkutan (Transportasi)

Pada umumnya tempat kegiatan produksi

berbeda dengan tempat konsumen. Perbedaan

tempat ini harus diatasi dengan kegiatan

pengangkutan. Seiring dengan bertambahnya jumlah

penduduk dan semakin majunya teknologi, maka


kebutuhan manusiapun semakin bertambah banyak.

hal ini mengakibatkan barang yang disalurkan

semakin besar sehingga membutuhkan alat

transportasi (pengangkutan) guna mengangkut

barang yang akan didistribusikan kepada konsumen.

 Penjualan (Selling)

Di dalam pemasaran barang selalu ada

kegiatan menjual yang dilakukan oleh produsen.

Pengalihan hak dari produsen kepada konsumen

dapat dilakukan dengan penjualan. Dengan adanya

kegiatan penjualan maka konsumen dapat

menggunakan barang tersebut.

 Pembelian (Buying)

Setiap ada penjualan berarti ada kegiatan

pembelian. Jika penjualan barang dilakukan oleh

produsen maka pembelian dilakukan oleh orang yang

membutuhkan barang tersebut.

 Penyimpanan (Storing)

Sebelum barang disalurkan kepada konsumen,

biasanya disimpan terlebih dahulu. Dalam menjamin

kesinambungan, keselamatan dan keutuhan barang-

barang perlu adanya penyimpanan (pergudangan).

 Pembakuan Standar Kualitas barang


Dalam setiap transaksi jual beli, banyak penjual

maupun pembeli selalu menghendaki adanya

ketentuan mutu, jenis, dan ukuran barang yang akan

diperjualbelikan. Oleh karena itu perlu adanya

pembakuan standar baik jenis, ukuran, maupun

kualitas barang yang akan diperjualbelikan dengan

tujuan barang yang akan diperdagangkan atau

disalurkan sesuai dengan yang diharapkan.

 Penanggung Resiko

Seorang distributor harus siap menanggung

resiko baik kerusakan maupun penyusutan barang.

3.2 Fungsi Tambahan Distribusi

 Menyeleksi

Kegiatan ini biasanya diperlukan untuk

distribusi hasil pertanian dan produksi yang

dikumpulkan dari beberapa pengusaha.

 Mengepak / Mengemas

Untuk menghindari adanya kerusakan atau

kehilangan dalam pendistribusian maka barang

harus dikemas dengan baik.

 Memberi Informasi
Untuk meberi kepuasan yang maksimal kepada

konsumen, produsen perlu memberi informasi

secukupnya kepada perwakilan daerah atau kepada

konsumen yang dianggap perlu informasi, informasi

yang paling tepat bisa melalui iklan.

4. Sistem Saluran Distribusi

Kegiatan distribusi akan berjalan lancar jika ditunjang

oleh saluran distribusi yang tepat. Saluran distribusi

merupakan lembaga-lembaga atau badan yang

memasarkan barang atau jasa yang dihasilkan oleh

produsen. Lembaga-lembaga atau badan tersebut antara

lain pedagang, distributor, agen, makelar, pengecer dan lain-

lain. Beberapa pengertian Saluran Distribusi antara lain

sebagai berikut:

1. Menurut David A. Revzan

Saluran Distribusi merupakan suatu jalur yang dilalui

oleh arus barang-barang dari produsen ke perantara dan

akhirnya sampai pada pemakai. Pengertian Distribusi

yang dikemukakan tersebut masih bersifat sempit karena

istilah barang sering diartikan sebagai suatu bentuk fisik,

sehingga akibatnya lebih cenderung menggambarkan


pemindahan jasa-jasa atau kombinasi antara barang dan

jasa.

2. Menurut The American Marketing Association

Saluran Distribusi merupakan suatu struktur unik

organisasi dalam perusahaan yang terdiri dari agen,

dealer, pedagang besar dan pengecer melalui sebuah

komoditi, produk atau jasa dipasarkan. Definisi ini lebih

luas dibandingkan dengan definisi yang pertama. Dengan

memasukkan istilah struktur menjadikan definisi ini

memiliki tambahan arti yang bersifat statis pada saluran

dan tidak dapat membantuuntuk mengetahui tentang

hubungan-hubungan yang ada antara masing-masing

lembaga.

3. Menurut C. Glenn Walter

Saluran Distribusi adalah sekelompok pedagang

dan agen perusahaan yang mengombinasikan antara

pemindahan fisik dan nama dari suatu produk untuk

menciptakan kegunaan pasar tertentu.

4. Menurut Philip Kotler

Saluran Distribusi sebagai himpunan perusahaan

dari perorangan yang mengambil alih hak, atau

membantu dalam mengalihkan hak atas barang atau jasa

tersebut berpindah dari produsen ke konsumen.


Jadi dapat disimpulkan bahwa saluran distribusi

adalah suatu organisasi atau himpunan perusahaan yang

saling berkaitan untuk menyalurkan barang hingga sampai

kepada konsumen. Sedangkan strategi distribusi harus

ditetapkan sedini mungkin. Bahkan sebelum produk siap

untuk dipasarkan, pendistribusian harus menetapkan

metode dan rute yang akan digunakan untuk

mendistrisbusikannya agar produk yang dihasilkan dapat

mencapai pasar.

Saluran distribusi pemasaran dalam manajemen

pemasaran adalah serangkaian peranan dari strategi

pemasaran untuk menyalurkan produk dari produsen ke

konsumen, sesuai dengan tingkat permintaan dan

penawaran pasar dalam memperoleh keuntungan dan

manfaat sesuai dengan keberadaan suatu pasar yang

berjalan berdasarkan mekanisme aktivitas pemasaran.

Saluran distribusi dalam suatu perusahaan yang mempunyai

fungsi pemasaran biasanya digambarkan sebagai bentuk

penyaluran suatu produk dari perusahaan ke konsumen, dari

perusahaan ke dealer ke konsumen, dari perusahaan ke

dealer, ke grosir dan ke konsumen. Bentuk-bentuk

penyaluran ini merupakan bagian dari fungsi pemasaran

untuk sampai ke konsumen.


4.1 Fungsi Saluran Distribusi

Secara umum, fungsi saluran distribusi ada tiga,

yakni berkaitan dengan waktu penyerahan, biaya serta

kebutuhan akan tempat. Semuanya akan memberikan

nilai tambah bagi sebuah produk. Produsen akan

memperoreh beberapa keuntungan dengan

menggunakan perantara. Keuntungan yang didapat

menurut kotler dan Keller (2012) adalah :

1. Banyak produsen tidak memiliki sumber daya

keuangan untuk melakukan pemasaran langsung.

2. Para produsen yang memang mendirikan

salurannya sendiri sering dapat memperoleh laba

yang lebih besar dengan meningkatkan investasinya

dalam bisnis utamannya.

3. Dalam beberapa kasus, pemasaran langsung sama

sekali tidak dapat dilakukan.

Menurut Kotler (1994) saluran pemasaran memiliki

fungsi-fungsi sebagai berikut :

1. Information, yaitu mengumpulkan informasi penting

tentang konsumen dan pesaing untuk

merencanakan dan membantu pertukaran.


2. Promotion, yaitu pengembangan dan penyebaran

komunikasi persuasif tentang produk yang

ditawarkan.

3. Negotiation, yaitu mencoba untuk menyepakati

harga dan syarat-syarat lain, sehingga

memungkinkan perpindahan hak pemilikan.

4. Ordering, yaitu pihak distributor memesan barang

kepada perusahaan.

5. Payment, yaitu pembeli membayar tagihan kepada

penjual melalui bank atau lembaga keuangan

lainnya.

6. Title, yaitu perpindahan kepemilikan barang dari

suatu organisasi atau orang kepada organisasi /

orang lain.

7. Physical Possesion, yaitu mengangkut dan

menyimpan barang-barang dari bahan mentah

hingga barang jadi dan akhirnya sampai ke

konsumen akhir.

8. Financing, yaitu meminta dan memanfaatkan dana

untuk biaya-biaya dalam pekerjaan saluran

distribusi.

9. Risk Taking, yaitu menanggung resiko sehubungan

dengan pelaksanaan pekerjaan saluran distribusi


Menurut Saladin (1994) saluran pemasaran

memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut :

1. Penelitian (Research) yaitu mengumpulkan

informasi penting untuk perencanaan dan

melancarkan pertukaran.

2. Promosi (Promotional) yaitu pengembangan dan

penyebaran komunikasi yang persuasif mengenai

penawaran.

3. Kontak ( Contact) yaitu mencari dan menjalin

hubungan dengan calon pembeli.

4. Penyesuaian ( Macthing), yaitu mempertemukan

penawaran sesuai dengan permintaan pembeli

termasuk kegiatan seperti pengelolaan, penilaian,

perakitan dan pengemasan.

5. Negosiasi ( Negotiation) yaitu usaha untuk

mencapai persetujuan akhir mengenai harga dan

hal-hal lain sehubungan dengan penawaran,

sehingga pemindahan hak kepemilikan bisa

dilaksanakan.

6. Distribusi Fisik ( physichal Distribution) yaitu

transportasi dan penyimpanan barang


7. Pembiayaan ( Financing) yaitu permintaan dan

penyebaran dana untuk menutup biaya dari saluran

pemasaran tersebut.

8. Pengambilan Resiko ( Risk Taking) yaitu

perkiraaan mengenai resiko sehubungan dengan

pelaksanaan pekerjaan saluran itu.

4.2 Alternatif Saluran Distribusi

Banyak sekali cara yang digunakan untuk

mendistribusikan barang atau jasa kepada konsumen.

Sebuah perusahaan mungkin mendistribusikan

barangnya kepada konsumen secara langsung pada

konsumen meskipun jumlahnya cukup besar. Dalam hal

ini banyak perusahaan yang menggunakan beberapa

kombinasi saluran distribusi untuk mencapai segmen

pasar yang berbeda.

Ada beberapa alternatif saluran yang akan

digunakan yang didasarkan kepada jenis barang dan

segmen pasarnya :

1. Saluran Distribusi barang konsumsi, ditujukan untuk

segmen pasar konsumsi.

2. Saluran distribusi barang industri, ditutukan untuk

segmen pasar industri.

- Saluran distribusi untuk barang konsumsi


1. Produsen – Konsumen

Bentuk saluran distribusi ini

merupakan yang paling pendek dan

sederhana karena tanpa menggunakan

perantara. Produsen dapat menjual barang

yang dihasilkannya melalui pos atau

langsung mendatangi rumah konsumen

(dari rumah ke rumah). Oleh karena itu

saluran ini disebut saluran distribusi

langsung.

2. Produsen – Pengecer – Konsumen

Produsen hanya melayani

penjualan dalam jumlah besar kepada

pedagang besar saja, tidak menjual

kepada pengecer. Pembelian oleh

pengecer dilayani oleh pedagang besar,

dan pembelian oleh konsumen dilayani

pengecer saja.

3. Produsen – Pedagang Besar – Pengecer

– Konsumen

Saluran distribusi ini banyak

digunakan oleh produsen, dan dinamakan

saluran distribusi tradisional. Di sini,


produsen hanya melayani penjualan

dalam jumlah besar kepada pedagang

besar saja, tidak menjual kepada

pengecer. Pembelian oleh pengecer

dilayani pedagang besar, dan pembelian

oleh konsumen dilayani pengecer saja.

4. Produsen – Agen – Pengecer –

Konsumen

Di sini, produsen memilih agen

sebagai penyalurnya. Ia menjalankan

kegiatan perdagangan besar dalam

saluran distribusi yang ada. Sasaran

penjualannya terutama ditujukan kepada

para pengecer besar.

5. Produsen – Agen – Pedagang Besar –

Pengecer – Konsumen

Dalam saluran distribusi, produsen

sering menggunakan agen sebagai

perantara untuk menyalurkan barangnya

kepada pedagang besar yang kemudian

menjualnya kepada toko-toko kecil. Agen

yang terlihat dalam saluran distribusi ini

terutama agen penjualan.


- Saluran distribusi untuk barang industry

Karena karakteristik yang ada pada

barang industri berbeda dengan barang

konsumsi, maka maka distributor yang

dipakainya juga agak berbeda. Seperti halnya

pada saluran distribusi barang konsumsi,

saluran distribusi untuk barang industri juga

mempunyai kemungkinan/kesempatan yang

sama bagi produsen untuk meggunakan

kantor dan cabang penjualan. Kantor dan

cabang ini dipakai untuk mencapai lembaga

distribusi berikutnya. Adan empat macam

saluran yang dipkai untuk mencapai pemakai

industri. Keempat macam industri tersebut

adalah :

1. Produsen – Pemakai lndustri

Saluran distribusi dari produsen ke

pemakai industri ini merupakan saluran

yang paling pendek, dan disebut sebagai

saluran distribusi langsung. Biasanya

saluran distribusi ini dipakai oleh

produsen bilamana transaksi penjualan

kepada pemakai industri relatif cukup


besar. Saluran distribusi semacam ini

cocok untuk barang-barang industri

seperti kapal, lokomotif dan sebagainya.

(yang tergolong jenis instalasi).

2. Produsen – Distributor Industri – Pemakai

Industri

Produsen barang-barang jenis

perlengkapan operasi dan

kasesoris,dapat menggunakan distributor

industri untuk mencapai pasarnya.

Produsen lain yang dapat menggunakan

distributor industri sebagai penyalurnya

antara lain: produsen barang bangunan,

produsen alat-alat untuk bangunan, dan

sebagainya.

3. Produsen – Agen – Pemakai lndustri

Biasanya saluran distribusi

semacam ini dipakai oleh produsen yang

tidak memiliki departemen pemasaran.

Juga perusahaan yang ingin

memperkenalkan barang baru atau ingin

memasuki daerah pemasaran baru lebih

suka menggunakan agen.


4. Produsen – Agen – Distributor lndustri –

Pemakai lndustri

Saluran distribusi ini dapat

digunakan oleh perusahaan dengan

pertimbangan antara lain bahwa unit

penjualannya terlalu kecil untuk dijual

secara langsung. Selain itu faktor

penyimpanan pada saluran perlu

dipertimbangkan pula. Dalam hal ini agen

penunjang seperti agen penyimpanan

sangat penting peranannya.

4.3 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Pemilihan

Saluran Distribusi

Dalam memilih dan menentukan saturan distribusi

yang akan digunakan perusahaan harus

mempertimbangkan situasi dan kondisi perusahaan

sebab pemilihan saLuran distribusi bagi perusahaan

yang satu belum tentu cocok ditetapkan pada

perusahaan lain. Oleh karena itu pentingnya saluran

distribusi ini sebab suatu mata rantai yang cocok untuk

suatu perusahaan tertentu belum tentu cocok untuk

perusahaan lain. Demikian pula sebaliknya dengan kata

lain mata rantai yang tepat bagi suatu perusahaan


adalah tergantung situasi dan kondisi dan perusahaan

itu masing- masing. Untuk ¡tu di sini akan dikemukakan

beberapa pedoman yang dapat di pakai sebagal bahan

pertimbangan di dalam menetapkan saluran distribusi

yang tepat. Sudah barang tentu pedoman-pedoman ini

tidak dapat dikemukakan secara lengkap tetapi

bagaimapun pedoman ini akan banyak membantu

dalam mempertimbangkannya.

Beberapa pedoman memilih saluran distribusi

adalah sebagai berikut :

1. Sifat-sifat barang

2. Sifat pembayaran barang

3. Alternatif biaya

4. Modal yang dapat disediakan

5. Tingkat keuntungan

6. Jumlah pembelian

Menurut Swastha ada beberapa faktor yang perlu

dipertimbangkan dalam menentukan atau memilih

saluran distribusi. Faktor tersebut antara lain adalah :

1. Pertimbangan pasar

Perlunya pertimbangan pasar dikarenakan

saluran distribusi sangat dipengaruhi oleh pola


pembelian konsumen, maka keadaan pasar ini

meupakan faktor penentu dalam menentukan

saluran distribusi yang paling tepat. Jika dilihat dari

sisi pertimbangan pasar, maka ada beberapa faktor

yang harus diperhatikan oleh perusahaan dalam hal

menentukan saluran distribusi produknya. Adapun

beberapa faktor tersebut adalah sebagai berikut :

 Konsumen atau pasar industry

 Kebiasaan dalam pemesanan

 Jumlah pembeli potensial

 Jumlah Pesanan

 Konsentrasi Pasar secara geografis

2. Pertimbangan Barang

Adapun faktor – faktor yang perlu

dipertimbangkan tersebut antara lain adalah

sebagai berikut:

 Nilai unit

 Besar dan berat barang (kuantitas)

 Mudah rusaknya barang (umur ekonomis suatu

barang)

 Sifat teknis

 Barang standard dan pesanan

 Luasnya product line


3. Pertimbangan Perusahaan

Jika dilihat dari segi pertimbangan

perusahaan, maka ada beberapa faktor yang perlu

dipertimbangkan. Adapun beberapa faktor tersebut

adalah sebagai berikut:

 Sumber pembelanjaan

 Pengalaman dan kemampuan manajemen

 Pengawasan saluran

 Pelayananan yang diberikan

4. Pertimbangan Perantara

Sedangkan jika dilihat dari sisi

pertimbangan perantara, setidaknya ada lima

faktor yang perlu dipertimbangkan oleh

perusahaan dalam menentukan saluran distribusi.

Adapun beberapa faktor yang perlu

dipertimbangkan tersebut adalah sebagai berikut :

 Pelayanan yang diberikan oleh perantara

 Kegunaan peratara

 Sikap perantara terhadap kebijaksanaan

produsen

 Volume penjualan

 Ongkos
Setelah saluran distribusi ditetapkan,

perusahaan dapat mengalihkan perhatiannya

pada masalah distribusi fisik dari barang yang

dihasilkan melalui saluran tersebut. Istilah

distribusi fisik dipakai untuk menggambarkan

luasnya kegiatan pemindahansuatu barang ke

tempat tertentu pada saat tertentu. Secara

terperinci, kegiatan – kegiatan yang ada dalam

distribusi fisik dapat dibagi ke dalam lima macam,

yaitu :

 Penentuan lokasi persediaan dan sistem

penyimpananannya.

 Penentuan sistem penanganan barang.

 Penggunaan sistem pengawasan persediaan.

 Penetapan prosedur untuk memproses

pesanan.

 Pemilihan metode pengangkutan.

B. SUPPLIER

1. Pengertian Supplier

Melakukan pemilihan Supplier/Pemasok merupakan

kegiatan yang strategis, terutama apabila pemasok yang

akan dipilih tersebut akan memasok item yang kritis dan


akan digunakan dalam jangka panjang sebagai pemasok

penting di dalam perusahaan.

Supplier merupakan suatu perusahaan dan individu yang

menyediakan sumber daya yang dibutuhkan oleh

perusahaan dan para pesaing untuk memproduksi barang

dan jasa tertentu. Salah satu contohnya adalah perusahaan

Hershey yang harus memperoleh coklat, gula, kertas kaca,

dan berbagai bahan lain untuk memperoduksi gula –

gulanya. Selain bahan – bahan tersebut perusahaan ini juga

harus memperoleh tenaga kerja, peralatan,bahan bakar,

listrik, komputer, dan faktor produksi lainya untuk dapat

melaksanakan kegiatan perusahaanya. Untuk membuat

keputusan dalam membeli hal – hal tersebut diperlukan

pemilihan supplier yang berkualitas. Suatu perusahaan akan

mencari supplier yang mutu dan efisiensinya dapat

dipertahankan, karena perkembangan dalam “supplier”

dapat memberikan pengaruh yang sangat penting terhadap

pelaksanaan pemasaran suatu perusahaann.

Supplier merupakan salah satu faktor yang perlu

diperhitungkan. Kerena dalam proses produksi dengan teliti

menjelaskan dan menyampaikan pentingnya ukuran –

ukuran tersebut. Para supplier yang terpilih dapat


memahami apa yang diperlukan untuk kompetitif dan bekerja

kerasuntukk mencapai harapan atau target yang diinginkan.

Dalam konsep supply chain management, ada beberapa

elemen yang penting dan salah satunya adalah bagian

pemasok dimana pemasok memiliki peran penting dalam

kelansunggan hidup suatu perusahaaan. Dimana pemasok

menjadi pihak yang menyediakan bahan baku mentah bagi

perusahaan, apabila pemasok kurang bertangung jawab

dalam melakukan penyediaan bahan baku dari permintaan

perusahaan. Maka yang akan terjadi ialah perusahaan akan

mengalami keterlambatan pasokan bahan baku bahkan

akan kehabisan bahan baku dan mengakibatkan

perusahaan mengalami kerugian.

2. Pemilihan Supplier

Pemilihan supplier adalah inti dari manajemen rantai pasok,

sementara itu penilaian dari kinerja pasokan menjadi kegiatan

utama seleksi pemasok. Karenanya, bagian ini secara singkat

akan menjelaskan literatur yang diterbitkan untuk tujuan di

pemilihan supplier dan penilaian kinerja pemasok. Menurut

Verma dan Pullman peringkat pentingnya atribut kualitas

pemasok, pengiriman tepat waktu, biaya, lead-time dan


fleksibilitas. Menurut Vonderembse dan Tracey menjelaskan

bahwa pemasok dan kinerja manufaktur ditentukan dengan

kriteria pemilihan pemasok dan keterlibatan pemasok.

Disimpulkan bahwa kriteria pemilihan supplier dapat dievaluasi

dengan pendekatan kualitas, kehandalan , ketersediaan, dan

kinerja.

Krause et al menyusun strategi pembelian didasarkan

terhadap daya saing dalam biaya, kualitas, fleksibilitas

pengiriman, dan inovasi. Tracey dan Tan pemasok

dikembangkan kriteria seleksi, termasuk kualitas, kehandalan

pengiriman, kinerja dan harga. Kriteria ini juga digunakan untuk

menilai kepuasan pelanggan berdasarkan harga, kualitas, dan

pengiriman. Selain itu, Kannan dan Tan menentukan seleki

pemasok berdasarkan pada komitmen, kebutuhan,

kemampuan, kesesuaian dan kejujuran, dan mengembangkan

sistem untuk evaluasi pemasok berdasarkan respon

pengiriman, kualitas dan berbagi informasi. Kannan dan Tan

juga mengevaluasi seleksi pemasok dan kinerja berdasarkan

bobot dari atribut atau kriteria evaluasi dengan nilai-nilai yang

tergantung pada penilaian subjektif individu.

Sarkis dan Talluri menyarankan bahwa fungsi pembelian

telah menarik minat sebagai komponen penting dari manajemen

rantai pasok, dan beberapa faktor telah memiliki pertimbangan


dalam pemilihan supplier dan evaluasinya, termasuk strategi,

operasional, langkah - langkah yang berwujud dan tidak

berwujud dalam cakrawala perencanaan, budaya, teknologi,

hubungan, biaya, kualitas, waktu dan fleksibilitas. (Sastriadi,

2013).

3. Kriteria Pemilihan Supplier

Seleksi supplier merupakan salah satu isu yang paling

penting dari perusahaan yang harus dipertimbangkan secara

sistematis dari perspektif para pengambil keputusan. Sebuah

perusahaan yang memutuskan untuk membeli bahan ketimbang

membuatnya harus memilih supplier. Dalam prosesnya, seleksi

Supplier mempertimbangkan beberapa faktor, seperti biaya

persediaan dan transportasi, ketersediaan pasokan, kinerja

pengiriman, dan kualitas pemasok. Pemilihan supplier

didefinisikan sebagai proses untuk menemukan supplier yang

mampu menyediakan pembeli dengan hak kualitas produk atau

jasa dengan harga yang tepat, tepat jumlah dan pada waktu

yang tepat. Pemilihan dari supplier untuk kemitraan mungkin

adalah langkah yang paling penting dalam menciptakan aliansi

sukses. Pemilihan supplier yang tepat merupakan faktor penting

yang mempengaruhi berakhirnya hubungan pembeli - pemasok.

Jika proses ini dilakukan dengan benar, kualitas yang lebih


tinggi, lebih lama hubungan yang abadi lebih dicapai. (Sarifudin,

2013)

Menurut Gary W Dickson (1966) dalam I Nyoman Pujawan dan

Mahendrawathi (2010:155), mengemukakan 21 kriteria untuk

pemilihan dan evaluasi supplier dapat dilihat pada tabel Dengan

banyak kriteria-kriteria yang ada dalam pemilihan supplier,

namun keputusan dalam penentuan kriteria yang akan

digunakan dalam suatu perusahaan ditentukan oleh perusahaan

itu sendiri. Perusahaan akan memilih beberapa kriteria yang

ada, pemilihan kriteria biasanya tergantung dari item-item bahan

baku yang dipasok ke perusahaan.

No. Kriteria No. Kriteria


1 Kualitas 12 Manajemen dan Organisasi
2 Waktu Pengiriman 13 Kontrol dan pengoperasian
3 Sejarah Kerja 14 Perbaikan Pelayanan
4 Garansi dan Layanan Pengaduan 15 Perilaku
5 Harga 16 Kemampuan Pengemasan
6 Kemampuan Teknis 17 Catatan hubungan kerja
7 Posisi keuangan 18 Lokasi Geografi
8 Prosedur Pengaduan 19 Jumlah Bisnis sebelumnya
9 Sistem Komunikasi 20 Alat bantu pelatihan
10 Reputasi dan Posisi perusahaan 21 Adanya hubungan timbal balik
11 Keinginan untuk bisnis 22 Kesan
Sumber: Pujawan dan Mahendrawathi (2010).

Suatu perusahaan atau organisasi membutuhkan para supplier

yang diharapkan (tujuanya), dan siapa yang telah diberi

tanggapan atas kinerja supplier (umpan balik). Komunikasi ini


membantu ke arah menyamakan usaha dalam setiap organisasi

dan dapat merangsang aktivitas sehingga meningkatkan

kinerjanya. Berikut ini merupakan beberapa kriteria dari supplier

yang menjadi bahan pertimbangan :

- Harga penawaran yaitu waktu penyerahan barang untuk

penggantian Keandalan dalam ketepatan waktu

- Fleksibilitas penyerahan

- Frekwensi penyerahan

- Jumlah pengiriman minimum

- Mutu supplier

- Biaya angkutan

- Peyerahan pembayaran

- Kemampuan koordinasi informasi

- Koordinasi dalam desain kapasitas

- Pajak dan nilai tukar

- Kelangsungan hidup perusahaan

Seleksi kriteria supplier merupakan usaha perusahaan

dalam lingkup kerjasama antara perusahaan pembeli dan supplier

dengan cara meninjau, mengevaluasi, dan memilih supplier untuk

menjadi bagian penting dari rantai supply.

Usaha – usaha ini meliputi :

- Pentingnya memilih supplier yang menyediakan mutu produk

yang sempurna.
Merupakan suatu presepsi atas penilaian perusahaan yang

kasat mata dan bersifat lebih subyektif terhadap produk yang

disampaikan supplier dengan standart yang telah ditentukan

bersama antara supllier dan perusahaan.

- Pentingan ketersediaan produk

Pentingnya ketersediaan produk yang fleksibilitas penyerahan

diperlukan perusahaan terhadap supplier untuk

mengantisipasi perubahan permintaan barang yang dapat

terjadi sewaktu – waktu karena adanya perubahan permintaan

pelanggan.

- Pentingnya konsistensi atau keandalan terhadap waktu

penyerahan.

Pentingnya konsistensi atau keandalan terhadap waktu

penyerahan yaitu ketepatan waktu penyerahan barang oleh

supplier kepada perusahaan sesuai dengan perjanjian yang

telah disepakati. Makin besar standart deviasi ketidak tepatan

atau kurangnya konsistensi, berarti makin kecil keandalan

ketepatan waktu. Diperlukan persediaan pengamanan yang

besar sehingga pada giliranya menambah biaya persediaan

barang.

- Pentingnya biaya produksi

Merupakan suatu kemampuan perusahaan dalam

mengadakan efisiensi melalui biaya pengadaan dari supplier.


Biaya yang dimaksud adalah biaya pemeliharaan, biaya

penyimpanan, biaya transportasi, dan biaya lainya yang terkait

dengan produk.

- Penentuan Harga

Penentuan harga yang tepat sebagai harga yang layak

dan adil bagi kedua belah pihak, yaitu pembeli (perusahaan)

dan penjual (supplier).

- Pelayanan setelah penjualan

Merupakan suatu kerjasama berupa dorongan yang

diberikan oleh perusahaan kepada supplier berupa isentif atau

bonus. Pentingnya pelayanan setelah penjualan bagi setiap

perusahaan merupakan prospek dan jaminan kelangsungan

hidup serta perkembangan perusahaan.

Penekanan akan pentingnya kriteria supplier dalam

penelitian ini karena merupakan salah satu elemen kunci

dalam membangun rantai supply guna meningkatkan kinerja

perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung.

(dutaamanahinsani.com 2013)

C. TRANSPORTASI

1. Pengertian Transportasi

Pengertian transportasi berasal dari kata Latin yaitu

transportare, dimana trans berarti seberang atau sebelah


lain dan portare berarti mengangkut atau membawa. Jadi

transportasi berarti mengangkut atau membawa (sesuatu) ke

sebelah lain atau dari suatu tempat ke tempat lainnya. Ini

berarti transportasi merupakan suatu jasa yang diberikan,

guna menolong orang dan barang untuk dibawa dari suatu

tempat ke tempat lainnya. Dengan demikian, transportasi

dapat diberi definisi sebagai usaha dan kegiatan

mengangkut atau membawa barang dan/atau penumpang

dari suatu tempat ke tempat lainnya. Dapat ditegaskan lagi

bahwa transportasi adalah jasa yang dipergunakan sebagai

alat untuk memperoleh keuntungan-keuntungan ekonomis

dalam berbagai kegiatan usaha dan hubungan

kemasyarakatan (Kamaluddin, 2003:13).

Dalam ilmu transportasi, alat pendukung transportasi

diistilahkan dengan sistem transportasi yang di dalamnya

mencakup berbagai unsur (subsistem) berikut :

1. Ruang untuk bergerak (jalan).

2. Tempat awal/akhir pergerakan (terminal).

3. Yang bergerak (alat angkut/kendaraan dalam bentuk

apapun).

4. Pengelolaan : yang mengkoordinasi ketiga unsur

sebelumnya.
Menurut Swasta, transportasi adalah kegiatan

pemindahan atau pengiriman barang yang dilakukan baik

melalui jalur darat, laut, maupun udara yang dilakukan oleh

pihak tertentu dalam upaya untuk memenuhi permintaan

pelanggan dan dalam upaya untuk meningkatkan penjualan

barang.

Menurut Nasution (1996), transportasi diartikan sebagai

pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat

tujuan. Sehingga dengan kegiatan tersebut maka terdapat

tiga hal yaitu adanya muatan yang diangkut, tersedianya

kendaraan sebagai alat angkut, dan terdapatnya jalan yang

dapat dilalui. Proses pemindahan dari gerakan tempat asal,

dimana kegiatan pengangkutan dimulai dan ke tempat tujuan

dimana kegiatan diakhiri. Untuk itu dengan adanya

pemindahan barang dan manusia tersebut, maka

transportasi merupakan salah satu sektor yang dapat

menunjang kegiatan ekonomi (the promoting sector) dan

pemberi jasa (the servicing sector) bagi perkembangan

ekonomi.

Menurut Tamin (2008), transportasi diperlukan karena

sumber kebutuhan manusia tidak terdapat di sembarang

tempat, sehingga terdapat kesenjangan jarak antar lokasi

sumber, lokasi produksi dan lokasi manusia sebagai


konsumen kesenjangan jarak inilah yang melahirkan

kegiatan pengangkutan. Ada lima unsur pokok transportasi

yaitu :

a. Manusia, yang membutuhkan transportasi

b. Barang, yang diperlukan manusia.

c. Kendaraan, sebagai saran transportasi

d. Jalan, sebagai prasarana transportasi

e. Organisasi sebagai pengelola transportasi.

Jadi dapat disimpulkan bahwa transportasi sangat

berperan penting dalam perpindahan barang atau manusia

dari suatu tempat ke tempat yang lain. Dengan adanya

sarana transportasi maka kegiatan memindahkan barang

atau mendistribusikan barang suatu perusahaan akan

menjadi lebih mudah. Selain itu salah satu dampak yang

timbul dari adanya sarana transportasi adalah bertambahnya

nilai suatu barang, dimana nilai suatu barang memungkinkan

akan menjadi lebih tinggi ketika sampai ditempat tujuan

daripada ditempat asal. Nilai yang diberikan oleh

transportasi adalah berupa nilai tempat dan nilai

waktu.Kedua nilai ini diperoleh jika barang telah diangkut

ketempat dimana nilainya lebih tinggi dan dapat

dimanfaatkan tepat pada waktunya.


Pemilihan jenis alat angkutan umum yang akan

digunakan oleh perusahaan dapat dilakukan dengan

mendasar pada beberapa faktor yaitu :

a. Karakteristik operasinya

Keputusan manajemen untuk menggunakan alat

angkutan umum (common carrier) dapat didasarkan pada

penilaian dari karakteristik operasionya, yakni :

kecepatan dalam pengiriman, frekuensi jasanya,

kemampuan/kapasitas, fleksibelitas operasinya dan

ketergantungan dari jasa tersebut.

b. Pendekatan biaya total

Adanya manajemen logistik yang baik akan memudahkan

bagi manager dalam mengadakan pengawasan serta

mengurangi biaya operasinya. Penggunaan kereta api

dalam pengangkutan barang dapat menghemat biaya

daripada menggunakan pesawat terbang. Tapi

penggunaan dengan kereta api dapat memperpanjang

jangka waktu investasi yang tertanam pada barang-

barang, memperpanjang jangka waktu pembayaran dari

pelanggan, bahkan langganan dapat beralih membeli dari

pesaing yang menawarkan pengiriman lebih cepat.

c. Pendekatan biaya Transport


Sebelum menyesuaikan biaya distribusinya, sering

perusahaan sudah mendirikan pabrik dan gudangnya.

Dalam hal ini, Perusahaan mempunyai beberapa

alternatif pilihan untuk menggunakan alat angkutan

yang akan digunakan baik itu untuk lingkungan di

pabrik maupun di gudang yang sudah berdiri yaitu :

- Alat angkut yang di pergunakan harus dibeli

- Alat angkut yang diperlukan harus di sewa dari

perusahaan lain dan menggunakannya dengan

bebas

- Menggunakan alat angkutan umum, atau alat

angkut yang dicarter - Menggunakan kombinasi

dari ketiganya

Berfungsinya alat pendukung proses

perpindahan ini sesuai dengan yang diinginkan, tidak

terlepas dari kehadiran seluruh subsistem tersebut

diatas secara serentak. Masing-masing unsur tidak

bisa hadir dan beroperasi sendiri-sendiri, semuanya

harus terintegrasi secara serentak (Miro, 2005:5).

Dalam istilah teori ekonomi disebut bahwa

fungsi transportasi adalah mengangkut atau membawa

barang-barang dari tempat dimana utility-nya relatif

lebih rendah ke tempat dimana utility-nya relatif lebih


tinggi. Dalam hubungan dengan barang-barang yang

diangkut ini, pengangkutan tersebut memberikan jasa-

jasanya dalam berbagai-bagai bentuk, dimana yang

terpenting diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Bulk Freight Service

Jasa angkutan ini terutama untuk mengangkut

barang-barang dasar yang bersifat bulky, seperti

hasil-hasil pertanian dan ternak, hasil-hasil

tambang, hasil-hasil hutan, hasil-hasil perkebunan,

hasil-hasil industri dan lain-lainnya.

2. Merchandise Freight and Express Service

Merchandise freight ini umumnya terdiri atas

angkutan dalam jumlah kecil-kecilan, yang jika

diangkut dengan kereta api seringkali dikenal

sebagai less-than-carload freight. Express services

sifatnya adalah untuk “jasa angkutan barang yang

mewah” dari rumah ke rumah, yang meliputi jasa-

jasa untuk atau diantara rumah-rumah perusahaan,

rumah-rumah perorangan, ataupun kantor-kantor

tertentu.

3. Passanger Service

Passanger transportation merupakan aktivitas

ekonomi dan sosial yang sangat penting dalam


setiap kehidupan masyarakat terutama di negara

industri yang besar dan banyak penduduknya.

Biasanya commercial passanger travel adalah

bersifat komplementer dan cukup besar korelasinya

dengan freight transportation. Perluasan pertukaran

barang-barang biasanya diikuti dengan

bergeraknya atau mengalirnya orang-orang yang

mengusahakan perdagangannya. Ini berhubungan

dengan usaha-usaha untuk memperluas pasar

serta kemungkinan-kemungkinan penjualan barang

dan jasa yang masih bersifat potensial

(Kamaluddin, 2003:39-41).

2. KINERJA TRUCKING

Menurut Hasibuan (2006), kinerja adalah suatu hasil

kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-

tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas

kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu.

Kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil

atau tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Para

atasan sering tidak memperhatikan kecuali sudah amat

buruk atau segala sesuatu jadi serba salah. Terlalu sering

atasan tidak mengetahui betapa buruknya kinerja telah


merosot sehingga organisasi menghadapi krisis yang serius.

Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang

dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan

tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan

kepadanya.

Trucking adalah layanan jasa pengiriman barang via

darat menggunakan armada mobil dan truk antar kota

hingga antar pulau dimana barang yang akan dikirim

dicampur bersama dengan milik orang lain untuk memenuhi

kebutuhan pengiriman barang yang lebih murah dan cepat.

Kinerja Trucking merupakan suatu hasil kerja yang

dihasilkan seseorang melalui moda transportasi truk guna

mengirimkan barang dari tempat asal menuju tempat tujuan

dengan kondisi utuh dan ketepatan waktu dikarenakan

adanya transaksi jual beli barang antara pengirim dengan

penerima barang. Dengan menggunakan jasa trucking,

pengirim akan mendapatkan beberapa kelebihan sebagai

berikut:

a. Harga pengiriman barang yang lebih murah.

b. Menerima semua jenis barang kiriman yang sesuai

ukuran truknya.
c. Mudah dipantau menggunakan sistem tracking.

d. Pengiriman antar kota, ke luar pulau hingga ke luar

negeri.

Secara umum, armada yang digunakan dalam jasa

trucking adalah sebagai berikut:

a. Mobil Box

b. Truk Engkel.

c. Truk Tronton.

d. Truk Fuso.

e. Dump truk.

f. Trailer.

D. PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pengambilan Keputusan atau Decision Making adalah suatu

proses pemikiran dalam pemilihan dari beberapa alternative atau

kemungkinan yang paling sesuai dengan nilai atau tujuan individu

untuk mendapatkan hasil atau solusi mengenai prediksi kedepan.

Berikut ini beberapa pengertian pengambilan keputusan dari

beberapa sumberbuku:

 Menurut Wang dan Ruhe (2007), pengambilan keputusan

adalah proses yang memilih pilihan yang lebih disukai atau

suatu tindakan dari antara alternative atas dasar kriteria atau

strategi yang diberikan.


 Menurut Suharnan (2005), pengambilan keputusan adalah

proses memilih atau menentukan berbagai kemungkinan

diantara situasi-situasi yang tidak pasti.

 Menurut Terry (2003), pengambilan keputusan adalah pemilihan

alternative perilaku dari dua alternative atau lebih, tindakan

untuk memecahkan masalah yang dihadapi melalui pemilihan

satu diantara alternatif- alternatif yang memungkinkan.

Gaya pengambilan keputusan adalah bagaimana seseorang

menginterpretasi, merespon dan cara seseorang bereaksi terhadap

situasi yang dihadapinya. Menurut Kuzgun, terdapat empat gaya

pengambilan keputusan, yaitu sebagai berikut (Bacanli, 2012):

1. Rational (rasional). Gaya rasional ditandai dengan strategi yang

sistematis dan berencana dengan orientasi masa depan yang

jelas. Para pembuat keputusan rasional menerima tanggung

jawab untuk pilihan yang berasal dari internal locus of control

dan aktif, disengaja dan logis.

2. Intuitive (intuisi). Gaya intuisi ditandai dengan ketergantungan

pada pengalaman batin, fantasi, dan kecenderungan untuk

memutuskan dengan cepat tanpa banyak pertimbangan atau

pengumpulan informasi. Para pengambil keputusan intuisi

menerima tanggung jawab untuk pilihan, tetapi fokus pada

emosional kesadaran diri, fantasi dan perasaan, sering secara

impulsif.
3. Dependent (dependen). Gaya pengambilan keputusan

dependen, menolak tanggung jawab atas pilihan mereka dan

melibatkan tanggung jawab kepada orang lain, umumnya figur

otoritas. Dalam arti lain, gaya keputusan ini cenderung atas

keputusan orang lain yang mereka anggap sebagai figur otoritas

(seperti orang tua, keluarga, teman).

4. Indecisiveness (keraguan). Gaya pengambilan keputusan

indecisiveness (keraguan) cenderung menghindari situasi

pengambilan keputusan atau tanggung jawab terhadap orang

lain. Secara signifikan orang ragu-ragu perlu lebih banyak waktu

ketika mereka harus memilih suatu pilihan, tetapi mereka juga

lebih selektif dan kurang lengkap dalam pencarian informasi.

E. KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka teori digunakan sebagai landasan teori atau dasar

pemikiran dalam penelitian yang dilakukan.

Kriteria dan Subkriteria dalam pemilihan


KriteriaBiaya
1. Harga
2. Kualitas Armada
3. Ketepatakan Waktu

Persepsi responden Persepsi responden


terhadap tingkat terhadap kinerja vendor
kepentingan masing- berkenaan dengan
masing kriteria dan masing-masing
subkriteria dalam subkriteria dalam
pemilihan vendor. pemilihan.

Analisis Analytical Hierarchy Process

Alternatif Pemilihan Vendor

Vendor Optimasl (Best Vendor)

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian dapat diklasifikasikan dalam berbagai sudut pandang.

Dapat dilihat juga dari sudut pandang jenis dan analisis data lalu

dihubungkan dengan metodenya serta tujuannya. Klasifikasi

penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif

adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan

yang dapat dicapai (diperoleh) dengan menggunakan prosedur-

prosedur statistic atau cara-cara lain dari pengukurannya.

Berdasarkan metodenya dari jenis penelitian kuantitatif adalah

bentuk penelitian survei. Penelitian yang dilakukan untuk

mengumpulkan informasi yang dilakukan dengan cara menyusun

daftar pertanyaan yang diajukan pada responden. Dalam penelitian

survei digunakan untuk meneliti gejala suatu kelompok atau

perilaku individu.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

primer. Menurut Nur Indrianto dan Bambang Supono (2013:142),

data primer adalah sumber data penelitian yang diperoleh langsung

dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer dalam

penelitian ini berupa jawaban atas kuisioner yang dibagikan kepada

responden.
B. Operasional Variabel

1. Definisi Operasional Variabel

Adalah variabel (yang diungkap dalam definisi konsep)

tersebut, secara operasional, secara praktik, secara nyata

dalam lingkup obyek penelitian/ obyek yang diteliti. Variabel

yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan

variabel terikat.

Dalam hal ini, menurut Sugiyono (2010). Variabel adalah

segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari sehingga memperoleh informasi dan

dapat diambil kesimpulannya. Variabel independen dan

variabel bebas (X1, X2). Berikut ini penjelasan dari variabel-

variabel yang terkait :

KISI – KISI VARIABEL

No.
No Variabel Dimensi Indikator
Butir
1 Analytical Menentukan Menentukan vendor mana
Hierarchy
Vendor mana yang sesuai dengan kriteria
Process
yang akan dan kebutuhan.

digunakan.

2 Vendor

Trucking

C. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Teknik pengumpulan data adalah faktor penting

keberhasilan dalam penelitian. Hal ini berkaita dengan cara


mengumpulkan data, sumber dan alat yang digunakan dalam

penelitian. Sedangkan instrument pengumpulan data yang

merupakan alat yang digunakan dalam penelitian ini berupa

lembar cek list, kuesioner, kamera photo dan lainnya. Dalam

penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan antara lain

a. Teknik Kuesioner

Menurut Sugiyono (2013:199) kuesioner merupakan

teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya.

b. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data

sesuai dengan fakta dan data yang tersimpan dalam bahan

yang berbentuk dokumentasi. Dalam studi dokumentasi

biasanya peneliti melakukan penelusuran objek penelitian

serta melihat sejauh mana proses dokumentasi berjalan

dengan baik. Salah satu bentuk pendukungnya adalah

kuesioner. Kuesioner yang disebarkan berupa daftar

pertanyaan mengenai masalah yang berkaitan objek yang

diteliti.

c. Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data yang

kompleks karena melibatkan berbagai faktor dalam

pelaksanaannya. Metode pengumpulan data observasi tidak

hanya mengukur sikap dari responden, namun juga dapat

digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi.

Teknik pengumpulan data observasi cocok digunakan untuk

penelitian yang bertujuan untuk mempelajari perilaku manusia,

proses kerja, dan gejala-gejala alam. Metode ini juga tepat

dilakukan pada responden yang kuantitasnya tidak terlalu

besar.

D. TEKNIK SAMPLING

Menurut Margono (2010:125) menyatakan bahwa ukuran

teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang

jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan

sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan

penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif.

Teknik sampling dalam penelitian kuantitatif terdiri dari dua

unsur yaitu (1) Populasi dan Sampel dan (2) Teknik pengambilan

sampel. Dibawah ini diuraikan masing-masing unsur yang

digunakan dalam teknik sampling penelitian ini :


1. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Menurut Sugiyono (2016: 80) populasi bukan hanya

orang, tetapi juga objek dan benda-benda alam yang lain.

Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek

atau subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh

karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek

itu.

Populasi dalam penelitian ini adalah Karyawan PT.

Makmur Berkat Solusi pada Divisi VRM (Vendor Relation

Management).

b. Sampel

Menurut Sugiyono (2012:62) sampel merupakan

bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

suatu populasi. Apabila populasi besar dan peneliti, tidak

mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi,

misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu,

maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil

dari populasi itu.


E. TEKNIK ANALISIS DATA

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode kuantitatif. Menurut Sugiyono (2016: 14) penelitian

kuantitatif bertujuan untuk menunjukkan hubungan antar variabel,

menguji teori dan mencari generalisasi yang mempunyai nilai

prediktif. Kegiatan dalam menganalisis data adalah

mengelompokkan data berdasarkan variabel dari seluruh

responden, menyajikan data setiap variabel yang diteliti,

melakukan perhitungan untuk menjawab masalah dan melakukan

perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan

(Sugiyono, 2012:147). Berikut adalah teknik analisis data yang

dipergunakan dalam penelitian ini :

a. Penyusunan struktur hirarki

Hierarki merupakan alat mendasar dari pikiran manusia,

melibatkan identifikasi elemen-elemen suatu persoalan,

mengelompokan elemen-elemen itu kedalam beberapa

kumpulan yang homogen, dan menata kumpulan-kumpulan ini

pada tingkat-tingkat yang berbeda. Pada dasarnya ada dua

macam hirarki, yaitu hirarki struktural dan hirarki fungsional.

Pada hirarki struktural, sistem yang kompleks disusun ke

dalam komponen-komponen pokoknya dengan urutan

menurun menurut sifat struktural mereka. Sedangkan, hirarki

fungsional menguraikan sistem yang kompleks menjadi


elemen-elemen pokoknya menurut hubungan esensial

mereka.

b. Penyusunan Prioritas

Menentukan susunan prioritas elemen adalah dengan

menyusun perbandingan berpasangan yaitu membandingkan

dalam bentuk berpasangan seluruh elemen untuk setiap sub

hirarki. Perbandingan tersebut ditransformasikan dalam

bentuk matriks. Contoh, terdapat n objek yang dinotasikan

dengan (A1, A2, …, An) yang akan dinilai berdasarkan pada

nilai tingkat kepentingannya antara lain Ai dan Aj

dipresentasikan dalam matriks Pair-wise Comparison.

Tabel 3.1 Matriks Perbandingan Berpasangan

A1 A2 … An

A1 a11 a12 … a1n


A2 a21 a22 … a2n

An am1 am2 … amn

Nilai a11 adalah nilai perbandingan elemen A1 (baris)

terhadap A1 (kolom) yang menyatakan hubungan :


a. Seberapa jauh tingkat kepentingan A1 (baris) terhadap

kriteria C dibandingkan dengan A1 (kolom) atau

b. Seberapa jauh dominasi Ai (baris) terhadap Ai (kolom) atau

c. Seberapa banyak sifat kriteria C terdapat pada A1 (baris)

dibandingkan dengan A1 (kolom).

Nilai numerik yang dikenakan untuk seluruh

perbandingan diperoleh dari skala perbandingan 1 sampai 9

yang telah ditetapkan oleh Saaty, seperti pada tabel berikut

ini :

Tabel 3.2 Skala Saaty

Tingkat Defenisi Keterangan

Kepentingan
1 Equal importance Kedua elemen

(sama penting) mempunyai

pengaruh yang

sama
3 Weak importance of Pengalaman dan

one over penilaian sangat

another (sedikit memihak satu

lebih penting) elemen

dibandingkan

dengan

pasangannya
5 Essential or strong Satu elemen sangat
importance disukai dan

(lebih penting) secara praktis

dominasinya sangat

nyata, dibandingkan

dengan elemen

pasangannya
7 Demonstrated Satu elemen

importance terbukti sangat

(sangat penting) disukai

dan secara praktis

dominasinya

sangat,

dibandingkan

dengan

elemen

pasangannya
9 Extreme importance Satu elemen mutlak

(mutlak lebih lebih disukai

penting) dibandingkan

dengan

pasangannya,

pada tingkat

keyakinan tertinggi
2, 4, 6, 8 Intermediate values Nilai diantara dua

between pilihan yang


the two adjacent berdekatan

judgments
Resiprokal Kebalikan Jika elemen i

memiliki salah satu

angka diatas ketika

dibandingkan

elemen j, maka j

memiliki

kebalikannya ketika

dibanding

elemen i

Model AHP didasarkan pada pair-wise comparison matrix,

dimana elemen-elemen pada matriks tersebut merupakan

judgement dari decision maker. Seorang decision maker akan

memberikan penilaian, mempersepsikan, ataupun memperkirakan

kemungkinan dari suatu hal/peristiwa yang dihadapi. Matriks

tersebut terdapat pada setiap level of hierarchy dari suatu struktur

model AHP yang membagi habis suatu persoalan.

Berikut ini contoh suatu Pair-Wise Comparison Matrix pada

suatu level of hierarchy, yaitu:


Baris 1 kolom 2: jika E dibandingkan dengan F, maka E lebih

penting/disukai/ dimungkinkan daripada F yaitu sebesar 5, artinya:

Eessential atau strong importance daripada F, dan seterusnya.

Angka 5 bukan berarti bahwa E lima kali lebih besar dari F, tetapi E

strong importance dibandingkan dengan F. Sebagai ilustrasi

perhatikan matriks resiprokal berikut:

Membacanya/membandingkannya, dari kiri ke kanan. Jika E

dibandingkan dengan F, maka F very strong importance daripada E

dengan nilai judgement sebesar 7. Dengan demikan pada baris 1

kolom 2 diisi dengan kebalikan dari 7 yakni 1/7. Artinya :

E dibanding F F lebih kuat dari E


Jika E dibandingkan dengan G, maka E extreme importance

daripada G dengan nilai judgement sebesar 9. Jadi baris 1 kolom 3

diisi dengan nilai 9, dan seterusnya.

c. Penilaian perbandingan multi partisipan

Penilaian yang dilakukan oleh banyak partisipan akan

menghasilkan pendapat yang berbeda satu sama lain. AHP hanya

membutuhkan satu jawaban untuk satu matriks perbandingan. Oleh

karena itu, Saaty (1993) memberikan metode perataan jawaban

partisipan dengan geometric mean. Geometric mean theory

menyatakan bahwa jika terdapat n partisipan melakukan

perbandingan berpasangan, maka terdapat n jawaban (nilai)

numerik untuk setiap pasangan. Untuk mendapatkan satu nilai

tertentu dari semua nilai tersebut, masing-masing nilai harus

dikalikan satu sama lain, kemudian hasil perkalian dipangkatkan

dengan 1/n.

d. Pengujian konsistensi

Dalam persoalan pengambilan keputusan penting untuk

mengetahui betapa baiknya konsistensi pengambil keputusan.

Semakin banyak faktor yang harus dipertimbangkan, semakin

sukar untuk mempertahankan konsistensi, ditambah lagi adanya

intuisi dan faktor-faktor lain yang membuat orang mungkin

menyimpang dari kekonsistensian.


Meskipun demikian sampai kadar tertentu perlu diperoleh hasil-

hasil yang valid dalam dunia nyata. Saaty mengajukan indeks

konsistensi untuk mengukur seberapa besar konsistensi pengambil

keputusan dalam membandingkan elemen-elemen dalam matrik

penilaian. Selanjutnya indeks konsisten ditransfer sesuai dengan

orde atau ukuran matrik menjadi suatu rasio konsistensi. Rasio

konsistensi harus ≤ 10%, jika tidak pertimbangan yang telah dibuat

mungkin akan acak dan perlu diperbaiki.

e. Pengujian konsistensi hirarki

Prinsipnya adalah dengan mengalikan semua nilai

consistency index (CI ) dengan bobot suatu kriteria yang menjadi

acuan pada suatu matriks perbandingan berpasangan dan

kemudian menjumlahkannya. Jumlah tersebut dibandingkan

dengan nilai yang didapat dengan cara sama tetapi untuk suatu

matriks random. Hasil akhirnya berupa suatu parameter yang

disebut dengan consistency ratio of hierarchy (CRH ), dengan

persamaan sebagai berikut:

f. Analisis sensitivitas

Analisis sensitivitas dilakukan pada bobot prioritas dari

kriteria keputusan, yang dapat terjadi karena adanya perubahan

kebijaksanaan sehingga pembuat keputusan mengubah

penilaiannya. Analisis sensitivitas dapat memprediksi keadaan


apabila terjadi perubahan yang cukup besar. Misalnya terjadi

perubahan penilaian bobot prioritas karena adanya perubahan

kebijaksanaan sehingga akan menyebabkan berubahnya urutan

prioritas alternatif dan berubah juga tindakan yang perlu dilakukan.

F. Lokasi dan Jadwal Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini penulis melakukan pelaksanaan

observasi dan penelitian langsung ke lapangan yang dilakukan

pada PT. Makmur Berkat Solusi Divisi Vendor Relation

Management (VRM).

2. Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian merupakan waktu penelitian yang

didapatkan dalam gant chart. Dalam penerapan waktu

penelitian dibagi menurut tahapan-tahapan waktu sebagaimana

tampak dalam gant chart pada tabel berikut ini :


Tabel 3.3
Gant Chat Penelitian

Tahun 2021
No Kegiatan Penelitian Februari Maret April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penyusunan Proposal
2 Studi Pendahuluan
3 Pengumpuan

Referensi
4 Penulisan Bab I - III
5 Pengumpulan Data
6 Analisis Data
7 Penulisan Bab IV - V
8 Penyusunan Skripsi

Anda mungkin juga menyukai