Anda di halaman 1dari 38

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tujuan manajemen keuangan adalah untuk memaksimumkan nilai
perusahaan, nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon
pembeli apabila perusahaan tersebut dijual (Suad Husnan 2006:6). Sebagai pihak
yang bertanggung jawab terhadap kegiatan perencanaan, analisis dan
pengendalian keuangan, manajer keuangan diharapkan oleh semua pihak yang
berkepentingan terhadap perusahaan untuk membuat keputusan yang dapat
memaksimumkan nilai perusahaan.
Manajer keuangan demi tujuan tersebut akan menemui berbagai alternatif
jalan untuk mencapai tujuan tersebut, termasuk berbagai macam cara untuk
memaksimumkan nilai perusahaan. Sebuah strategi merupakan suatu pemikiran
bagaimana mencapai sebuah tujuan tertentu seperti memaksimumkan nilai
perusahaan dan karena beberapa jalan atau cara dapat membuat perusahaan
mencapai tujuan dengan lebih cepat, maka beberapa strategi mungkin lebih baik
dibanding strategi yang lain. Begitu perusahaan sudah menetapkan strategi maka
dibutuhkan sebuah perencanaan, dalam hal ini adalah perencanaan strategis yang
merupakan kumpulan berbagai langkah dan tindakan yang dilakukan oleh
perusahaan dengan berdasarkan pada strategi perusahaan (Frank J Fabozzi
2003:933).
Salah satu fungsi managemen adalah fungsi perencanaan. Ketika melakukan
perencanaan maka terlebih dahulu dilakukan peramalan (forecasting) walaupun
tingkat keakuratan hasil dari peramalan tersebut sukar untuk dipertanggung
jawabkan namun tanpa peramalan maka perencanaan akan sulit dilakukan karena
diperlukan asumsi asumsi dan estimasi tentang kondisi dimasa yang akan datang.
Karenanya perencanaan dapat memberikan manfaat yang terbesar saat masa yang
akan datang sama sekali tidak pasti . Perencanaan adalah proses pemikiran tentang
kondisi yang akan datang yang akan mempengaruhi strategi perusahaan untuk
mencapai target yang diinginkan (Arthur, Scott dan Martin 2002:233).

1
Perencanaan adalah berpikir sebelumnya dan berpikir sebelumnya akan
memberikan kesempatan untuk menemukan rencana atas setiap situasi yang
mungkin terjadi, sehingga dengan cepat dan mudah dilaksanakan jika dibutuhkan.
Perencanaan keuangan dimaksudkan untuk memperkirakan bagaimana posisi
keuangan perusahaan dimasa yang akan datang (bisa jangka pendek maupun
jangka panjang) termasuk didalamnya perkiraan tentang berapa dana yang
dibutuhkan (Suad Husnan 2006:88).
Perencanaan sangat bermanfaat untuk mengarahkan dan mengendalikan
keuangan (aliran kas) suatu organisasi. Perencanaan tersebut mencakup tujuan
yang ingin dicapai, analisis perbedaan antara tujuan tersebut dengan kondisi saat
ini dan alternatif tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut dengan
mendasarkan pada kondisi saat ini (Mamduh Hanafi 2004:52). Perencanaan
keuangan sangat terkait dengan strategi perusahaan, karena itulah perencanaan
keuangan (terutama jangka panjang) dilakukan bersama sama dengan penyusunan
rencana strategis perusahaan. Perencanaan strategis merupakan upaya yang
dilakukan secara sadar untuk mempengaruhi posisi perusahaan dalam persaingan,
baik untuk masa kini dan terutama masa yang akan datang (Suad Husnan
2006:96).
Oleh karena itu, penulis tertarik membahas dan menganalisa lebih jauh terkait
prakirakaan dan perencanaan laporan keuangan dalam rangka pengambilan
keputusan dan kebiajakan keuangan yang akan diambil oleh manajer keuangan
dalam rangka memaksimalkan malkukan kegiatan opersional tepat guna untuk
meningkatkan laba dan nilai perusahaan.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan Financial Planning (perencanaan keuangan)?
2. Apa yang dimaksud Sales Forcast (ramalan penjualan)?
3. Apa yang dimaksud dengan The Additional Funds Needed (AFN) Formula
dan bagaimana jabarannya?
4. Apa saja langkah-langkah dalam Forcasted Financial Statement (FFS)
Method (Metode Peramalan Laporan Keuangan)?

2
5. Apa yang terjadi pada keuangan perusahaan ketika terjadi perubahan rasio
neraca
6. Bagaiamanakah kondisi keuangan perusahaan ketika terjadi The Balance
Sheet Ratios Are Subject Change?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
2. Untuk menjelaskan apa saja langkah-langkah dalam Forecasted Financial
Statement (FFS) Method (Metode Peramalan Laporan Keuangan).
3. Untuk menjelaskan terkait Sales Forecast (ramalan penjualan).
4. Untuk menjelaskan The Additional Funds Needed (AFN) Formula dan
penjabarannya.
5. Menguraikan langkah-langkah dalam Forecasted Financial Statement
(FFS) Method (Metode Peramalan Laporan Keuangan)?
6. Untuk menjelaskan kondisi keuangan perusahaan ketika terjadi The
Balance Sheet Ratios Are Subject Change?

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Overview of Financial Planning


Tujuan utama buku ini adalah untuk menjelaskan apa yang dapat
dilakukan manajer untuk membuat perusahaan mereka jauh lebih berharga.
Namun menciptakan nilai tidak mungkin dilakukan kecuali perusahaan memiliki
rencana yang matang dengan baik. Seperti Yogi Berra pernah berkata, "Anda
harus berhati-hati jika Anda tidak tahu tujuan Anda, karena Anda mungkin tidak
akan sampai pada tujuan anda.
Rencana keuangan seperti peta jalan yang menentukan bagaimana cara
membawa Anda dari tempat Anda sekarang ke tempat yang Anda inginkan.
Kebutuhan seseorang berubah seiring berjalannya waktu oleh karena itu setiap
rencana keuangan atau strategi investasi yang memungkinkan, Anda harus
memiliki fleksibel dan ditinjau secara teratur dan benar. Rencana yang baik dan
realistis, membutuhkan waktu dan disiplin untuk mencapainya, dan
dikembangkan melalui proses terstruktur yang disesuaikan untuk mencapai tujuan
keuangan Anda.
2.1.1 Strategic Plans
Rencana strategis biasanya dimulai dengan pernyataan tentang tujuan
perusahaan. Banyak perusahaan memiliki tujuan seperti "Misi kami adalah
memaksimalkan nilai saham dari waktu ke waktu."
Fokus perusahaan untuk menciptakan kekayaan bagi pemilik perusahaan
belum umum di luar negeri seperti di Amerika Serikat. Sebagai contoh, Veba AG,
salah satu perusahaan terbesar di Jerman, menciptakan kegemparan di tahun 1996
ketika menyatakan dalam laporan tahunannya bahwa "Komitmen kami adalah
untuk menciptakan nilai bagi Anda dan pemegang saham kami." Ini sangat
berbeda dari model Jerman biasa, perusahaan yang memiliki perwakilan dari
tenaga kerja di dewan direktur mereka dan secara langsung menyatakan
komitmennya kepada berbagai pemangku kepentingan. Seperti yang bisa diduga,
saham Veba secara konsisten mengungguli saham Jerman pada rata-ratanya,
bahkan setelah diakui dengan Viag AG pada tahun 2000.

4
Seiring tren investasi internasional yang berlanjut, perusahaan non-AS yang
lebih banyak dan lebih banyak mengadopsi tujuan perusahaan yang serupa dengan
Veba. Lingkup perusahaan mendefinisikan lini bisnis dan wilayah operasi
perusahaan. Misalnya, Coca-Cola membatasi produknya dengan minuman ringan,
namun dalam skala global. PepsiCo telah mengikuti keunggulan Coke dengan
menjalankan bisnis jasa makanannya. Sebenarnya, beberapa penelitian telah
menemukan bahwa pasar cenderung memberi nilai pada perusahaan yang fokus
nya lebih tinggi dari pada perusahaan yang memiliki beberapa golongan.
Pernyataan tujuan perusahaan menetapkan tujuan spesifik untuk memandu
manajemen. Sebagian besar organisasi memiliki tujuan kualitatif dan kuantitatif.
Tujuan kuantitatif yang khas mungkin mencapai pangsa pasar 50%, ROE 20%,
tingkat pertumbuhan pendapatan 10%, atau Economic Value Added (EVA) senilai
$ 00 juta. Begitu perusahaan mendefinisikan tujuan dan cakupannya perusahaan
harus mengembangkan strategi untuk mencapai tujuan tersebut. Strategi
perusahaan adalah pendekatan yang luas daripada rencana terperinci.
Manajemen keuangan strategis mengacu pada perencanaan spesifik
penggunaan dan pengelolaan sumber daya keuangan perusahaan untuk mencapai
tujuannya sebagai kepentingan bisnis dan memberikan nilai maksimal kepada
pemegang saham. Pengelolaan keuangan strategis melibatkan penentuan secara
tepat tujuan bisnis perusahaan, mengidentifikasi dan mengukur sumber daya,
merancang rencana untuk memanfaatkan keuangan dan sumber daya lainnya
untuk mencapai tujuannya, dan menetapkan prosedur untuk mengumpulkan dan
menganalisis data, membuat keputusan keuangan, melacak dan menganalisis
varians antara yang dianggarkan dan hasil aktual untuk mengidentifikasi masalah
dan melakukan tindakan korektif yang tepat.
Manajemen keuangan melibatkan pengelolaan semua aset dan kewajiban
perusahaan, termasuk memonitor barang-barang pembiayaan operasional seperti
pengeluaran, pendapatan, piutang dan hutang, arus kas, dan profitabilitas.
Manajemen keuangan strategis mencakup semua hal di atas, bersama dengan
evaluasi yang berkelanjutan dan perencanaan untuk menjaga agar perusahaan
tetap fokus dan sesuai untuk mencapai tujuan jangka pendek dan jangka panjang

5
dengan fokus menyeluruh untuk memaksimalkan profitabilitas dan nilai
perusahaan.
Bagian dari pengelolaan keuangan strategis dapat melibatkan pengorbanan
atau penyesuaian ulang tujuan jangka pendek untuk mencapai tujuan jangka
panjang perusahaan secara lebih efisien. Misalnya, jika perusahaan mengalami
kerugian bersih untuk tahun tersebut, maka perusahaan dapat memilih untuk
mengurangi basis asetnya melalui penutupan fasilitas atau pengurangan staf,
sehingga mengurangi biaya operasional yang diperlukan. Mengambil langkah-
langkah tersebut dapat mengakibatkan biaya restrukturisasi atau produk lainnya
yang berdampak negatif terhadap keuangan perusahaan lebih jauh dalam jangka
pendek, namun mereka menempatkan perusahaan tersebut pada posisi
keseluruhan yang lebih baik untuk bergerak menuju sasaran jangka panjangnya.
Pengelolaan keuangan strategis diterapkan di seluruh operasi organisasi
perusahaan dan melibatkan elemen yang dirancang untuk memaksimalkan
penggunaan sumber daya keuangan perusahaan secara maksimal. Elemen kunci
pengelolaan keuangan strategis meliputi penganggaran, manajemen risiko, dan
evaluasi.
Penganggaran yang hati-hati terhadap sumber keuangan dan biaya
operasional perusahaan sangat penting dalam perencanaan keuangan strategis.
Penganggaran membantu fungsi perusahaan dengan efisiensi keuangan secara
umum, dan membantu mengidentifikasi area perusahaan yang mengeluarkan
biaya operasi dengan jumlah terbesar atau yang secara reguler melebihi biaya
yang dianggarkan. Penganggaran termasuk memastikan likuiditas yang memadai
untuk menutupi biaya operasional sehari-hari tanpa mengakses sumber keuangan
dari luar. Penganggaran juga membahas pertanyaan bagaimana perusahaan dapat
menginvestasikan pendapatan untuk mencapai tujuan jangka panjang dengan lebih
efektif.
Pengelolaan keuangan strategis juga melibatkan penilaian risiko dan
manajemen risiko, mengevaluasi potensi eksposur keuangan yang ditimbulkan
oleh perusahaan dengan membuat capital expenditure (CAPEX) atau dengan
menerapkan kebijakan di tempat kerja tertentu. Karena pengelolaan keuangan
strategis adalah tentang mempertahankan fokus pada pencapaian tujuan bisnis

6
jangka panjang perusahaan, maka hal itu harus mencakup pengembangan dan
penerapan prosedur rutin untuk ditinjau dan evaluasi seberapa baik perusahaan
melakukannya dalam hal tetap berada di jalur yang benar.
2.1.2 Operating Plan
Sebuah rencana keuangan yang menguraikan pendapatan dan biaya selama
periode waktu tertentu. Rencana operasi keuangan (FOP) menggunakan kinerja di
masa lalu, pendapatan dan biaya untuk meramalkan apa yang akan terjadi di
tahun-tahun berikutnya. Rencana operasi memberikan panduan pelaksanaan yang
rinci untuk membantu memenuhi tujuan perusahaan. Rencana tersebut
menjelaskan siapa yang bertanggung jawab atas setiap fungsi tertentu seperti
tugas spesifik yang harus dilakukan, target penjualan dan keuntungan, atau
sejenisnya. Dengan demikian, masing-masing divisi memiliki tujuan, misi, dan
rencana untuk memenuhi tujuannya.
Rencana Operasional adalah rencana rinci yang digunakan untuk
memberikan gambaran yang jelas tentang bagaimana tim, bagian, atau departemen
akan berkontribusi terhadap pencapaian sasaran strategis organisasi. Rencana
Operasional harus sesuai dengan keseluruhan tujuan organisasi sebagaimana
dirinci dalam Rencana Strategis. Rencana operasional digunakan untuk
mengidentifikasi:
1) Tujuan tim, bagian atau departemen
2) Bagaimana tujuan akan tercapai
3) Sumber daya apa yang dibutuhkan untuk memenuhi tujuan
Meskipun tidak ada aturan ketat mengenai format Rencana Operasional namun
biasanya memiliki informasi berikut:
4) Tujuan khusus
5) Tindakan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan
6) Sumber daya manusia yang dibutuhkan
7) Sumber daya fisik yang dibutuhkan
8) Anggaran yang dibutuhkan
9) Indikasi berapa lama tujuan yang akan dicapai untuk mencapainya
Rencana operasional dapat terbagi menjadi dua kategori:

7
Rencana penggunaan tunggal (single use plans), yaitu rencana yang hanya
membahas periode saat ini atau masalah tertentu. Contohnya adalah rencana untuk
memotong biaya selama tahun depan.
Rencana yang sedang berjalan (ongoing plans carry), yaitu rencana yang
akan berlanjut ke masa depan dan diubah seperlunya. Contohnya adalah rencana
jangka panjang untuk mempertahankan pekerja dari pada PHK.
2.1.3 The Financial Plan
Proses perencanaan keuangan memiliki lima langkah:
1) Laporan keuangan proyek untuk menganalisis dampak rencana operasi
terhadap proyeksi laba dan rasio keuangan
2) Tentukan dana yang dibutuhkan untuk mendukung rencana 5 tahun
3) Perkirakan dana yang akan dihasilkan secara internal dan identifikasi
yang akan diperoleh dari sumber eksternal, tunduk pada batasan karena
batasan pinjaman seperti pembatasan rasio hutang, rasio lancar, dan
rasio cakupan
4) Menetapkan sistem kompensasi manajemen berbasis kinerja yang
memberi penghargaan kepada karyawan karena menciptakan kekayaan
pemegang saham
5) Pantau operasi setelah menerapkan rencana tersebut, identifikasi
penyebab penyimpangan dan lakukan tindakan korektif
Dalam sisa bab ini, kami menjelaskan bagaimana membuat rencana keuangan,
termasuk tiga komponen utama
1) Perkiraan penjualan
2) Laporan keuangan proforma
3) Rencana keuangan eksternal
Secara umum, rencana keuangan adalah evaluasi menyeluruh terhadap gaji
saat ini dan keadaan keuangan masa depan dengan menggunakan variabel yang
diketahui saat ini untuk memprediksi pendapatan masa depan, nilai aset dan
rencana penarikan. Ini sering mencakup anggaran yang mengatur keuangan
individu dan terkadang mencakup serangkaian langkah atau tujuan spesifik untuk
belanja dan tabungan di masa depan. Rencana ini mengalokasikan pendapatan
masa depan untuk berbagai jenis biaya, seperti sewa atau utilitas, dan juga

8
menyediakan beberapa pendapatan untuk tabungan jangka pendek dan jangka
panjang.
Dalam konteks bisnis, rencana keuangan dapat mengacu pada tiga laporan
keuangan utama (neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas) yang dibuat
dalam rencana bisnis. Perkiraan keuangan atau rencana keuangan juga dapat
mengacu pada proyeksi pendapatan dan biaya tahunan untuk perusahaan, divisi
atau departemen. Rencana keuangan juga bisa menjadi perkiraan kebutuhan dan
keputusan bagaimana cara menaikkan uang tunai, seperti melalui pinjaman atau
menerbitkan saham tambahan di perusahaan.

2.2 Sales Forecast (Peralaman Penjualan)


Ramalan penjualan adalah suatu aktivitas yang makin penting dan
merupakan suatu faktor yang harus diperhatikan dalam perencanaan perusahaan
(business planning).Ramalan penjualan bukan hanya merupakan sebuah perkiraan
tentang penjualan (sates estimate) tetapi juga merupakan tindakan penyesuaian
kesempatan yakni pemintaan aktual dan potensial dengan usaha-usaha pemasaran
yang diperlukan, agar tercapainya tujuan yang diharapkan.
Menurut Winardi (1991,220) definisi ramalan penjualan adalah Suatu
Perkiraan tentang penjualan selama sebuah periode masa yang akan datang, yang
ditetapkan perkiraan mana dikaitkan dengan sebuah rencana pemasaran yang
disusulkan, dan berisikan sejumlah kekuatan-kekuatan yang tidak dikuasai serta
kekuatan-kekuatan kompetitif.
Adapun cara-cara menyusun ramalan penjualan yang dikemukakan oleh
Winardi (1991; 222) adalah sebagai berikut:
1. Survei Tentang Keinginan Pembeli ( Survei of Buyer Intention )
2. Pengumpulan Pendapat Para Karyawan Bidang penjualan ( Pool 0f Sales
Force Opinion )
3. Pandangan Para ahli ( Expert opinion )
4. Metode Pengetesan Pesan ( Market Test Method)
5. Proteksi Penjualan Masa Lampau ( Proyeksi of Past Sales)
6. Ramalan tentang Industri dan Prosentase Pangsa Pasar (Industry Forecast
and Share of the Market Percentage)

9
7. Analisa Tentang Produk Yang Sedang Digunakan ( Product In Use
Analysis)
8. Analisa Seri Waktu ( Time Series analysis)
9. Analisa Permintaan secara Statistik ( Statistical Demand Analysis)
10. Peramalan Secara Eksponensial ( Exponential Smoothening )
11. Analisa Korelasi ( Correlation Analysis )
12. Konstruksi Model Econometric ( Econometric Model Building )
a) Survei Tentang Keinginan Pembeli (Survei of Buyer Intention )
Metode ini merupakan ramalan penjualan yang praktis.Pendekatan ini
disukai oleh para pemasar industrial. Pada cara ini orang menyusun sebuah
daftar tentang semua pembeli potensial dan setelah itu disusun sebuah
pemikiran tentang keinginan mereka tentang merk produsen yang bersangkutan
setelah mereka di wawancarai secara tatap muka. Hal tersebut dapat dilakukan
berdasarkan sebuah survei sampel. Dalam hubungan ini dianggap bahwa para
pembeli akan memberikan bantuan mereka sepenuhnya.
b) Pengumpulan Pendapat Para Karyawan Bidang penjualan ( Pool of Sales Force
Opinion)
Pendekatan ini berguna, apabila ternyata tidak praktis untuk melakukan
survei secara langsung mengenai instansi pembeli.Pendekatan ini didasarkan
atas fakta bahwa para tenaga penjualan merupakan sumber inforamasi yang
paling banyak mengetahuinva. Metode demikian kerapkali diutamakan sebagai
alat untuk mencapai suatu perkiraan tentang penjualan yang dapat digunakan
sebagai suatu alat kontrol tentang ramalan penjualan yang diperoleh melalui
cara atau pendekatan lain.
c) Pandangan Para ahli ( Expert opinion )
Metode ini mencakup tindakan menggunakan jasa-jasa para eskpert luar,
guna mengetahui permintaan masa yang akan datang. Di samping perusahaan
yang bersangkutan dapat membeli ramalan ekonomi umum atau ramalan
khusus industri.
d) Metode Pengetesan Pesan ( Market Test Method)

10
Metode ini sering di gunakan oleh para pemasar barang-barang
konsumsi.Apabila pemasar barang-barang industrial menggunakannya maka hal
tersebut dinamakan sebuah market probe.
e) Proteksi Penjualan Masa Lampau ( Proyeksi of Past Sales)
Pendekatan ini menyadari fakta dasar bahwa akivitas penjualan hari ini
mengalir ke aktivitas penjualan besok dan penjualan tahun lampau
mempengaruhi penjualan tahun ini. Pada cara ini dilakukan dengan jalan
menambahkan atau mengurangi suatu prosentase tertentu dari hasil penjualan
tahun yang lampau. Metode ini cukup aman untuk perusahaan¬-perusahaan
yang berada dalam industri yang relatif stabil.
f) Ramalan tentang Industri dan Prosentase Pangsa Pasar (Industry Forecast and
Share of the Market Percentage)
Metode ini berperan pada ramalan penjualan bagi industri secara
keseluruhan dan perusahaan yang bersangkutan memperkirakan pangsa pasar
(market share) dengan jalan menghitung suatu prosentase yang di dasarkan atas
hasil penjualan lampau atau yang diharapkan.
g) Analisa Tentang Produk Yang Sedang Digunakan ( Product In Use Analysis)
Pada metode ini orang melakukan suatu sensus tentang jumlah produk
yang bersangkutan atau merk yang berhubungan erat dengan produk yang
sudah di pergunakan. Orang menggunakan asumsi bahwa pasar masa yang
akan datang bagi produk yang bersangkutan akan berubah langsung dengan
jumlah (produk tersebut).
h) Analisa Seri Waktu ( Time Series Analysis )
Sebuah analisa seri waktu meliputi tindakan memisahkan trend jangka
panjang, perubahan-perubahan siklus, perubahan-perubahan karena musim dan
fluktuasi-fluktuasi yang tidak tetap dalam hasil penjualan perusahaan yang
bersangkutan.Melalui analisa seri waktu, dimungkinkan untuk mengisolasi
trend dan setelahnya di lakukan ramalan penjualan.
i) Analisa Permintaan secara Statistik ( Statistical Demand Analysis)
Pada abad komputer ini., analisa permintaan secara statistik menjadi
sebuah metode populer untuk meramalkan penjualan. Pada analisa seri waktu,
penjualan di anggap sebagai suatu fungsi dari waktu dan faktor-faktor

11
permintaan nyata diabaikan, tetapi analisa permintaan secara statistik berusaha
untuk mencari faktor-faktor yang paling penting yang kiranya menimbulkan
perubahan-perubahan dalam penjualan.
j) Peramalan Secara Eksponensial ( Exponential Smoothening )
Hal ini merupakan suatu teknik seri waktu yang baru.Ia menggunakan 3
macam informasi dalam rangka usaha meramalkan penjualan untuk periode
tertentu.
k) Analisa Korelasi ( Correlation Analysis )
Analisa korelasi ini juga merupakan sebuah pendekatan statistik bagi
peramalan.penjualan. Ia menentukan dan mengukur tingkat hubungan antara
penjualan perusahaan dan sebuah atau lebih banyak faktor, yang
mempengaruhi permintaan. Analisa ini terutama mempersoalkan usaha untuk
menyusun sebuah persamaan, guna menerangkan fluktuasi-fluktuasi dalam
penjualan, sehubungan dengan variabel-variabel independen, maksudnya
penjualan dan variabel-variabel independen misalnya harga--harga, pendapatan
perorangan netto dan perubahan dalam jumlah penduduk.
Perkiraan penjualan pada umumnya dimulai dengan cara melihat catatan
penjualan selama 5-10 tahun terakhir, tergambarkan dalam bentuk grafik.
Bagian pertama dalam grafik tersebut menunjukkan catatan penjualan
MicroDrive selama 5tahun. Grafik bias saja berisi data penjualan sampai 10
tahun terakhir tetapi MicroDrive selalu berfokus pada angka penjualan selama
5 tahun terakhir karena menurut penelitian perusahaan menunjukkan bahwa
pertumbuhan di masa depan lebih erat kaitannya dengan peristiwa-peristiwa
yang baru daripada peristiwa di masa lalu.
Peramalan pertumbuhan tingkat penjualan di masa depan selalu dimulai
dengan melihat pertumbuhan di masa lalu. Teknik untuk memperkirakan
rentang tingkat pertumbuhan masa lalu bisa dengan cara yang sangat sederhana
sampai dengan cara yang lebih kompleks. Sebagai contoh, rata-rata
pertumbuhan penjualan tahunan MicroDrive adalah 10,3%. Namun, laju
pertumbuhan gabungan dari tahun 2000-2004 bisa dicari nilai g yang ada
dalam persamaan:

12
Dan persamaan tersebut dapat diselesaikan dengan menggunakan kalkulator,
tinggal menekan N = 4, PV = -2058, PMT = 0, FV = 3000, dan selanjutnya
menekan I umtuk mendapatkan g = 9,9 %.
Pendekatan atau teknik seperti ini memang terlihat sederhana namun
kurang bisa mewakili perhitungan pertumbuhan penjualan di masa lalu karena
biasanya perhitungan ini menghasilkan angka rata-rata yang cukup tinggi.Cara
yang terbaik adalah dengan menggunakan pendekatan regresi linier yaitu
membuat kurva data penjualan dan kemudian kemiringan kurva dapat
digunakan untuk mengukur angka pertumbuhan penjualan tersebut.

Jika kita mengharapkan tingkat pertumbuhan yang konstan (sebagai lawan


dari jumlah data yang konstan, yang berarti tingkat pertumbuhan menurun),

13
maka regresi harus didasarkan pada log natural dari penjualan, bukan
penjualan itu sendiri. Dengan menggunakan excel, klik Fx pada menu bar,
pilih Fungsi statistic dan kemudian pilih fungsi LOGEST. Sorot rentang
penjuslan untuk variable Y dan kisaran tahun untuk X dalam kotak dialog
fungsi dan kemudian klik ok. Hasilnya akan menjadi 1 + g, sehingga anda
selesai dengan mengurangkan 1 untuk mendapatkan tingkat pertumbuhan.
Untuk MIcroDrive, tingkat pertumbuhannya 9,1%.
Meskipun cara ini sangat berguna untuk menghitung pertumbuhan
penjualan di masa lampau, tetapi cara ini lebih banyak digunakan dalam
perhitungan estimasi penjualan di masa depan. Penjulan di masa depan sangat
tergantung dengan keadaan ekonomi baik domestic ataupun global, prospek
industry, dan kampanye pemasaran. Ketika MicroDrive melakukan analisis
dengan mempertimbangkan aspek-aspek ekonomi tersebut, diharapkan /
estimasinya perkembangan penjualan di tahun depan akan tumbuh sebesar
10%.
Jika peramalan penjualan tidak dilakukan, akibatnya akan menjadi serius
bagi perusahaan. Pertama, jika pasar berkembang lebih pesat dibandingkan
yang bisa MicroDrive siapkan, maka perusahaan tidak akan mampu untuk
segera memenuhi permintaan pasar. Pelanggan akan lebih memilih ptoduk
dari perusahaan competitor dan MicroDrive akan segera kehilangan pangsa
pasar. Di sisi lain jika perhitungan terlalu optimis maka MicroDrive akan
berakhir denmgan terlalu banyak pabrik, peralatan, dan persediaan. Maka dari
itu dapat dimpulkan bahwa ramlan perusahaan sangatlah penting bagi
kesejahteraan perusahaan.
Hasil dari suatu peramalan penjualan lebih merupakan pernyataan atau
penilaian yang dikuantifisir terhadap kondisi masa depan mengenai penjualan
sebagai proyeksi teknis dari permintaan konsumen potensial untuk jangka
waktu tertentu.
Pada umumnya hasil dari suatu peramalan penjualan akan dikonversikan
menjadi rencana penjualan dengan memperhitungkan berbagai hal berikut :

14
a.Pendapat manajemen
b.Strategi-strategi yang direncanakan
c.Keterkaitan dengan sumber daya
d.Ketetapan manajemen dalam usaha mencapai sasaran penjualan
Dengan adanya peramalan penjualan produk di suatu perusahaan,maka
manajemen perusahaan tersebut akan dapat melangkah kedepan dengan lebih
pasti.Atas dasar peramalan penjualan yang disusun ini manajemen perusahaan
akan dapat memperoleh gambaran tentang keadaan masa depan perusahaan.
Gambaran keadaan penjualan pada waktu yang akan datang ini sangat penting
bagi manajemen perusahaan, karena kebijakan perusahaan akan sangat
dipengaruhi oleh besarnya penjualan produk perusahaan tersebut.
Dalam menjalankan usahanya perusahaan biasanya melakukan 2 pendekatan,
yakni
1. Speculative Approach (pendekatan spekulasi )
Di mana perusahaan tidak memperhitungkan resiko yang diakibatkan oleh
ketidak-pastian faktor-faktor intern dan ekstern.
2. Calculated Risk Approach ( pendekatan penghitungan risiko )
Di mana perusahaan secara aktif melakukan estimasi terhadap resiko yang
diakibatkan oleh ketidak-pastian faktor-faktor ekstern dan intern.
Faktor internal (faktor yang dapat di kuasai), seperti misalnya:
a. Kualitas dan kegunaan produk yang terdiri dari :
1. Bagaimana produk di pakai,
2. mengapa orang membeli produk tersebut,
3. penggunaan potensial produk,
4. perubahan yang dapat menaikan kegunaan produk.
b. Ongkos produksi dan distribusi produk.
1. Proses pembentukan produk,
2. Teknologi yang di pakai,
3. Bahan mentah yang di pakai,
4. Kapasitas produksi.

15
c. Kecakapan manajemen (management skill) yang terdiri atas :
1. Penghayatan persoalan yang di hadapi,
2. kemampuan melihat reaksi pesaing.
3. Kemampuan Melakukan Forecast
Faktor eksternal (faktor yang tidak dapat di kuasai). Seperti misalnya:
1. Kecakapan management pesaing.
2. Volume kegiatan perekonomian yang di tentukan oleh : Konsumen,
manager lain (produsen lain) spekulator, peraturan hukum, keadaan politik
kondisi lingkungan, kehidupan organisasi ekonomi.
3. Barang substitusi
4. Selera masyarakat
5. Faktor lain seperti : konflik politik, iklim dan perubahan pemakaian
produk, banyak perusahaan yang keluar masuk dalam produk
2.3 The Additonal Fund Needed (AFN) Formula
Additional Fund Needed / Dana Tambahan yang Diperlukan (AFN) adalah
sebuah konsep keuangan yang digunakan ketika perusahaan berniat
memperluas lingkup operasinya serta juga membahas mengenai suatu
perusahaan yang ingin menentukan dana tambahan yang diperlukan dengan
cara :
 Mengestimasi jumlah aktiva baru yang diperlukan untuk mendukung tingkat
penjualan yang diramalkan.
 Mengurangi jumlah tersebut dengan dana spontan yang akan dihasilkan
operasi.
Kemudian perusahaan mendapatkan AFN dengan cara meminjam dari
bank, menerbitkan sekuritas dan atau keduanya. Makin tinggi tingkat
pertumbuhan penjualan suatu perusahaan, makin besar kebutuhannya akan
tambahan pembiayaan, makin besar rasio pembayaran dividennya, makin
besar kebutuhannya akan dana tambahan.
Aktivitas utama manajer keuangan adalah melakukan analisa dan
perencanaan keuangan, membuat putusan investasi, membuat putusan
pendanaan, dan membuat putusan dividen. Aktivitas analisis dan perencanaan
keuangan berkaitan dengan pengawasan kondisi keuangan organisasi,

16
melakukan evaluasi kenaikan atau penurunan kapasitas produksi, dan
menentukan berapa besar dana yang dibutuhkan untuk membiayai aktivitas
organisasi. Analisis ini dilakukan berdasarkan neraca dan laporan laba-rugi
perusahaan.
Aktivitas lainnya, adalah melakukan putusan investasi. Aktivitas putusan
investasi yang dilakukan oleh manajer keuangan adalah menentukan tipe dan
komposisi asset organisasi, baik berupa asset lancar maupun asset tetap.
Aktivitas ini berkaitan dengan mengelola tingkat optimal dari tipe-tipe asset
lancar, serta pembelian dan penggantian asset tetap. Putusan selanjutnya
adalah putusan pembiayaan. Putusan pembiayaan berkaitan dengan komposisi
untuk pembiayaan jangka pendek dan jangka panjang yang paling tepat. Selain
itu juga menentukan sumber dana secara efektif, termasuk biaya (interest rate)
dan required return dari aliran dana tersebut.
Rata-rata untuk memperkirakan kebutuhan modal mereka, perusahaan
membuat laporan pro forma laba danneraca seperti yang telah dijelaskan.
Namun, jika rasio yang diharapkan tetap konstan, maka rumus berikut
dapatdigunakan untuk meramalkan kebutuhan keuangan. Disini kita mencoba
menggunakan rumus tersebut untuk MicroDrive berdasarkan data tahun 2004.
Additional funds needed (AFN) = Required increase in assets – Spontaneous
increase in liabilities – Increase in retained earnings

AFN = Peningkatan asset yang dibutuhkan – Peningkatan kewajiban spontan –


Peningkatan laba di tahan AFN = (A*/S0) ∆S – (L*/ S0) ∆S – MS1(RR)
Keterangan :
AFN Additional Funds Needed (Dana tambahan yang diperlukan)
A* Aktiva yang terkait langsung dengan penjualan sehingga harus
meningkat jika penjualan mengalami peningkatan

S0 Penjualan selama tahun lalu


A*/S0 Persentase aktiva yang dibutuhkan terhadap penjualan, juga
menunjukkan kenaikan dalam dolar yang di butuhkan dalam aktiva
per $1 kenaikan dalam penjualan.

17
L* Kewajiban yang meningkat secara spontan. L* biasanya lebih kecil
dibandingkan dengan total kewajiban (L). Kewajiban spontan
meliputi utang usaha dan beban yang masih harus dibayar, tetapi
tidak termasuk pinjaman bank dan obligasi.
L*/ S0 Kewajiban yang meningkat secara spontan sebagai persentase
penjualan atau pendanaan yang dihasilkan secara spontan per $1
kenaikan dalam penjualan.
S1 Total penjualan yang diproksikan untuk tahun depan.
∆S Perubahan dalam penjualan
M Margin laba atau laba per $1 penjualan
RR Rasio retensi adalah persentase dari laba bersih yang ditahan. Rasio
pembayaran adalah persentase dari laba bersih yang dibayarkan
kepada pemegang saham. RR juga sama dengan 1 – rasio pembayaran
karena rasio retensi dan rasio pembayaran totalnya harus sama
dengan 1,0 = 100%
Berikut adalah contoh perhitungan AFN (dana tambaha yang diperlukan) untuk
MicroDrive.

 A*/S0 = $2000 / $3000 = 0,6667. Dengan demikian untuk setiap kenaikan $1


dalam kenaikan penjualan, aktiva harus meningkat sekitar $0,67 atau 67 sen.
 L*/ S0 = ($60 + $140) / $3000 = 0,6667 untuk MicroDrive, dengan demikian
setiap kenaikan $1 dalam penjualan menghasilkan sekitar $0,67 atau 7 sen
pendanaan spontan.
 Perhatikan bahwa S0 melambangkan penjualan tahun lalu dan S1 = $3300 juta
. ∆S = Perubahan dalam penjualan = S1 - S0 = $3300 juta - $3000juta = $300
juta untuk MicroDrive.
 M = $114/$3000 = 0,0380 untuk MicroDrive. Jadi, MicroDrive memperoleh
laba sebesar 3,8 sen dari setiap dolar penjualan.
 RR = $56/$114 = 0,491. RR juga sama dengan 1 – rasio pembayaran karena
rasio retensi dan rasio pembayaran totalnya harus sama dengan 1,0 = 100%.
Dengan memasukkan nilai MicroDrive pada rumus, kita menemukan bahwa
tambahan dana yang dibutuhkan adalah sebesar $118 juta.

18
AFN = Peningkatan asset yang dibutuhkan – Peningkatan kewajiban spontan –
Peningkatan laba di tahan

AFN = (A*/S0) ∆S – (L*/ S0) ∆S – MS1(RR)

AFN = 0,667 (∆S) – 0,067 (∆S) – 0,038 (S1)(0,491)

AFN = 0,667($300 juta) – 0,067 ($300 juta) – 0,038 ($3300 juta)(0,491)

AFN = $200 juta - $20 juta - $62 juta

AFN = $118 juta

Untuk meningkatkan penjualan sebesar $300juta, rumus tersebut


menyarankan bahwa MicroDrive harus meningkatkan aktivanya sebesar $200
juta. Aktiva baru senilai $200 juta tersebut harus didanai dengan suatu cara.
Daritotal tersebut, $20 juta akan diperoleh dari peningkatan spontan dalam
kewajiban, sementara $62 juta lainnya akan diperoleh dari laba ditahan. Sisanya
$118 juta harus diperoleh dari sumber-sumber eksternal. Nilai ini adalah suatu
pendekatan tetapi hanya sedikit berbeda dari angka AFN sebelumnya ($114,7
juta). Dari rumus AFN menunjukkan bahwa kebutuhan pembiayaan eksternal
tergantung pada 5 faktor utama :

1. Pertumbuhan penjualan (∆S). Perusahaan yang sedang berkembang pesat


membutuhkan pemasukkan asset ∆ yang tinggi dan pembiayaan eksternal
yang banyak, hal-hal lainnya tetap konstan.
2. Intensitas modal (A*/S0). Jumlah aset yang diperlukan per dolar dari
penjualan, A*/S0 di dalam rumus disebut juga dengan Rasio Intensitas
Modal. Rasio ini memiliki pengaruh besar dalam kebutuhan modal.
Perusahaan dengan rasio assets-to-sales yang lebih tinggi memerlukan
lebih banyat asset untuk memberikan kenaikan di penjualan.
3. Rasio Peningkatan Kewajiban secara Spontan (L*/ S0). Perusahaan yang
secara spontan menghasilkan sejumlah besar kewajiban dari hutang dan
akrual akan memiliki kebutuhan yang relatif lebih rendah untuk pendanaan
eksternal.

19
4. Margin Laba (M). Semakin tinggi margin laba, maka semakin besar pula
pendapatan bersih yang tersedia untuk mendukung kenaikan aktiva, maka
semakin rendah kebutuhan pendanaan dari eksternal.
5. Rasio Retensi (RR). Perusahaan yang mempunyai banyak laba ditahan
setidaknya memerlukan pendanaan yang berasal dari luar / eksternal.
Catatan bahwa persamaan atau rumus AFN dapat memberikan perkiraan
yang akurat hanya bagi perusahaan dengan rasio yang diharapkan tetap
konstan. Hal ini berguna untuk mendapatkan perkiraan yang cepat
mengenai kebutuhan pendanaan eksternal bagi perusahaan dengan rasio
nonkonstan, tetapi dalam proses perencanaan kita harus menghitung dana
tambahan yang sebenarnya dibutuhkan dengan cara metode proyeksi
laporan keuangan.
2.4 Forecasted Financial Statement (FFS) Method (Metode Peramalan
Laporan Keuangan)
Salah satu fungsi manajemen adalah fungsi perencanaan. Bagi manajer
keuangan fungsi perencanaan ini berarti bahwa ia harus melaksanakan fungsi
perencanaan keuangan. Dalam kegiatan perencanaan sering harus didahului
dengan kegiatan melakukan prakkiraan (forecasting) tentang apa yang diharapkan
akan terjadi di masa yang akan dating. Perencanaan keuangan dimaksudkan untuk
memperkirakan bagaimana posisi keuangan perusahaan di masa yang akan datang
(bisa bulan depan, triwulan depan, dan sebagainya), termasuk di dalamnya
perkiraan tentang berapa banyak pendanaan eksteren yang harus dicari. Salah satu
instrument dalam laporan keuangan adalah laporan neraca dan laba rugi
perusahaan.
Membuat ramalan neraca dan rugi laba sangat penting terutama saat
penjualan sudah diperkirakan dan diramalkan. Teknik yang paling umum
digunakan adalah metode persen dari penjualan (percent of sales method) yang
dimulai dari peramalan penjualan yang diekspresikan dalam satuan mata uang dari
pendapatan penjualan. Banyak items dalam neraca diasumsikan meningkat
proporsional seiring dengan penjualan dengan nilai pada tahun tertentu yang
kemudian di estimasikan sebagai prosentase dari penjualan yang diramalkan pada

20
tahun tersebut. Dalam bagian ini akan dijelaskan metode prosentase penjualan
untuk meramalkan laporan keuangan MicroDrive.
2.4.1 Langkah 1. Menganalisa Rasio Hisoris
Langkah pertama adalah menganalisa rasio historis. Hal ini berbeda
dengan analisa rasio pada bagian sebelumnya karena rasio ini untuk melakukan
peramalan atau proforma laporan keuangan. Metode prosentase penjualan
mengasumsikan bahwa biaya-biaya yang ada dispesifikasikan dari prosentase atas
penjualan tahun tertentu. Kita mulai analisa dengan mengkalkulasi rasio dari
biaya-biaya atas penjualan untuk beberapa tahun belakangan. Ilustrasi kita
gunakan hanya data dua tahun dari MicroDrive, namun alangkah lebih baiknya
menggunakan data historikas 5 tahun. Tabel 2.1 menunjukkan rasio biaya-biaya
selama 2 tahun.

Tabel 2.1 Rasio Historis MicroDrive Inc

Kolom terakhir memperlihatkan jumlah keseluruhan dari industri sejenis.


MicroDrive telah melakukan peningkatan dalam rasio biaya-biaya penjualan namun
ini masih lebih tinggi dari rata-rata industri. Tabel di atas juga memperlihatkan rasio
depresiasi terhadap net plan dan peralatan. Karena depresiasi bergantung pada basis
aktiva maka lebih masuk akal untuk memperkirakan depresiasi sebagai prosentase
dari net plant dan peralatan daripada atas penjualan.
Secara sederhana kita asumsikan bahwa cash yang diperlukan untuk
mendukung operasional perusahaan adalah proporsional dengan penjualannya. Tabel
3.1 memperlihatkan rasio cash terhadap penjualan dua tahun terakhir. Kecuali jika
perusahaan merubah kebijakan kreditnya atau merubah basis pelanggannya, piutang

21
(acccount receivable) harus proporsional dengan penjualan. Lebih jauh lagi seiring
dengan kenaikan penjualan maka persediaan juga akan meningkat.
Apabila perusahaan mengakuisisi pabrik dan peralatan, maka biasanya akan
membawa kapasitas yang lebih besar dari saat ini, dalam rangka membangun
kapasitas skala ekonominya. Sebagai contoh, secara ekonomis lebih baik bagi
Manajer membangun pabriknya di Saturn Tennessee dengan kapasitas 320,000
mobil per tahun dibandingkan membangun pabrik dengan kapasitas perkiraan
penjualan 50,000 dan kemudian meningkatkan kapasitasnya seiring dengan
penjualan.
Dalam jangka panjang ada hubungan yang sangat kuat antara penjualan pabrik
dan peralatan untuk semua perusahaan. Beberapa perusahaan akan dapat terus
meningkatkan penjualan kecuali apabila mereka meningkatkan kapasitasnya. Oleh
karena itu, perkiraan pertama adalah bahwa rasio jangka panjang dari gedung dan
peralatan kepada penjualan adalah tetap. Beberapa item dalam sisi pasiva/kewajiban
di neraca diharapkan meningkatkan secara spontan dengan penjualan, apa yang
disebut dana yang terbentuk secara spontan. Dua tipe primer yang terbentuk spontan
adalah hutang (account payable) dan akrual/pencadangan. Berkenaan dengan
kewajiban/hutang, seiring dengan meningkatnya penjualan, demikian pula dengan
pembelian bahan baku, dan pembelian lebih besar tersebut akan secara spontan
memimpin kepada kewajiban /hutang yang lebih besar. Secara sederhana,
bertambahnya penjualan memerlukan lebih banyak tenaga kerja, dimana penjualan
yang lebih tinggi akan menghasilkan pendapatan subyek pajak yang lebih tinggi dan
juga pajak-pajak lain.
2.4.2 Langkah 2. Peramalan Laporan Rugi Laba
Peramalan laporan rugi laba akan terkait erat dengan peramalan neraca.
Sebagai contoh bagian depresiasi dari rugi laba tergantung dari net plant and
equipment yang sebenarnya adalah item dari neraca dan tergantung dari laba ditahan
pada tahun-tahun sebelumnya, laba bersih yang diramalkan dan kebijakan pembagian
deviden dari perusahaan.
Ramalan Penjualan: Tabel 3.2 memperlihatkan laporan rugi laba yang
diperkirakan. Perusahaan memperkirakan penjualan akan naik 10%. Penjualan yang
diperkirakan, diperlihatkan di baris 1, kolom 3 yaitu produk dari $ 3,000 juta dari

22
penjualan tahun sebelumnya, dan (1+g) atau $ 3,000 (1,1) = $ 3,000 juta. Tabel 3.2
menunjukkan laporan rugi laba proyeksi dan actual dari MicroDrive Inc (dalam
jutaan Dollar, kecuali data per saham).

Tabel 3.2 Laporan Rugi Laba yang diperkirakan

2.4.3 Meramalkan Earnings Before Interest and Taxes (EBIT)

Tabel 3.2 memperlihatkan rasio MicroDrive untuk biaya-biaya terhadap


penjualan untuk tahun yang terbaru adalah 87,2% ($ 2,616/$3,000 = 0,872). Kita
asumsikan struktur biaya tetap, tidak berubah. Saat ini kita asumsikan ramalan biaya-
biaya adalah sama dengan 87,2% dari ramalan penjualan. Perhatikan table 3.2 baris
ke-2. Rasio depresiasi seperti yang diperlihatkan di table 3.1 adalah 10% ($ 100/$
1000 = 0, 10) dan para manajer di MicroDrive menganggap hal ini dengan tingkat
estimasi yang baik. Kita perhatikan bagaimana sebuah item di neraca, net plant and
equipment mempengaruhi depresiasi dalam laporan rugi laba. Total biaya-biaya
operasional, di baris 4 adalah jumlah dari harga pokok penjualan ditambah
depresiasi.
2.4.4 Meramalkan Beban Bunga (Forecast Interest Expense)
Beban bunga yang aktual adalah jumlah dari charge bunga dikurangi dari
pendapatan bunga harian, dari investasi jangka pendek. Dalam kenyataan sangat sulit

23
melakukan ramalan yang tepat atas beban bunga untuk tahun-tahun yang akan
datang. Oleh karena itu kita buat suatu asumsi-asumsi yang disederhanakan yaitu:
Asumsi 1: Menentukan Keseimbangan Hutang untuk Menghitung Beban Bunga
Bunga pinjaman-pinjaman bank diperhitungkan secara harian berdasarkan
jumlah hutang pada saat awal hari sedangkan bunga surat berjangka tergantung dari
jumlah surat berjangka yang outstanding. Pendekatan yang dapat digunakan hamper
disemua situasi adalah kita mendasarkan beban bunga pada jumlah hutang di awal
tahun sebagaimana ditunjukkan pada neraca ditahun sebelumnya. Namun karena hal
ini akan membuat estimasi beban bunga yang sebenarnya menjadi terlalu rendah jika
hutang naik sepanjang tahun maka gunakan rate suku bunga yang 0,5% lebih tinggi
dari tingkat suku bunga yang sebenarnya kita harapkan.
Asumsi 2: Menentukan Suku Bunga
Pinjaman/hutang berbeda-beda biasanya memiliki tingkat suku bunga yang
berbeda juga. Daripada kita mencoba untuk menentukan suku bunga untuk setiap
hutang yang terpisah, kita biasanya menentukan hanya dari dua suku bunga, satu
untuk hutang jangka pendek dan satu lagi untuk hutang jangka panjang. Karena
hutang jangka pendek biasanya berfluktuasi maka cara yang paling masuk akal
adalah dengan menerapkan tingkat bunga pasar saat ini untuk pinjaman-pinjaman
jangka pendek. Untuk MicroDrive, suku bunga jangka pendek yang paling sesuai
adalah sekitar 8,5% yang dibulatkan ke atas menjadi 9% karena kita akan
mengaplikasikannya pada hutang di awal tahun.
Banyak hutang jangka panjang perusahaan-perusahaan berisi beberapa
surat berjangka yang berbeda-beda dengan tingkat suku bunga yang berbeda pula.
Sepanjang tahun, hutang-hutang ini aka nada yang sudah terbayar dan bahkan ada
hutang jangka panjang baru yang bertambah. Daripada mencoba melakukan estimasi
untuk tiap issue, kita terapkan satu tingkat suku bunga untuk total jumlah seluruh
hutang jangka panjang. Tingkat suku bunga ini adalah rata-rata dari tingkat suku
bunga surat berjangka untuk jangka panjang yang masih memiliki outstanding dan
suku bunga yang diharapkan dari hutang jangka panjang yang baru. Hutang jangka
panjang di MicroDrive adalah 10% dan mungkin harus membayar 10,5% untuk
hutang jangka panjang yang baru. Dalam hal ini kita akan terapkan suku bunga 11%
sebagaimana diterangkan di atas.

24
2.4.5 Mengitung Beban Bunga
Beban bunga yang diramalkan adalah bunga bersih yang dibayar (net
interest paid) pada pembiayaan jangka pendek ditambah dengan bunga pada surat
berjangka jangka panjang. Kita mendasarkan beban bunga pada jumlah hutang
jangka pendek pada permulaaan tahun (yang adalah hutang pada posisi akhir
tahun sebelumnya). Bunga hutang jangka pendek MicroDrive adalah 0,09 ($110)-
0,09 ($0) = $9,9 juta. Suku bunga hutang jangka panjang adalah 0,11($754) =
$82,94, dibulatkan menjadi $82,9 juta. Maka total beban bunga menjadi: $9,9 +
$82,9 = $92,8 juta.
2.4.6 Melengkapi Laporan Rugi Laba
Pendapatan sebelum pajak (Earning before Taxes =EBT) diperhitungkan
dengan substraksi dari EBIT, dan kita kurangi dengan pajak tariff 40%.
Menghasilkan net income before preferred dividends untuk 2005, yaitu sebesar
$131,8 juta diperlihatkan pada baris 9, table 3.2. Pembayaran deviden adalah
0,10($40) = $4 juta. Pendapatan bersih yang diramalkan yang tersedia pada saham
biasa adalah $ 127,8 juta, diperlihatkan pada baris 11.
Baris 12 memperlihatkan jumlah saham biasa, dan baris 13
memperlihatkan pembagian dividen per saham $1,15. MicroDrive tidak ingin
mengeluarkan saham baru, namun berencana meningkatkan saham baru sebesar
8%, menghasilkan pada deviden yang diramalkan sebesar 1,08 ($1,15) = $1,1242
dibulatkan ke atas menjadi $ 1,25 per saham. Dengan 50 juta saham, perkiraan
deviden adalah sebesar 50( $1,25) =$ 62,5 juta. Perkiraaan tambahan laba ditahan
adalah sama dengan pendapatan pendapatan bersih tersedia untuk pemegang
saham biasa dikurangi dengan total deviden:$127,8-$65,5 = $65,3 juta
sebagaimana diperlihatkan di baris 15.
2.4.7 Langkah 3. Peramalan Neraca
Pertama, perusahaan harus punya asset/aktiva untuk mendukung
peramalan penjualan pada neraca, dan jika penjualan meningkat, maka asset juga
biasanya akan meningkat. Kedua, jika asset meningkat, maka perusahaan harus
mndapatkan dana untuk membeli asset – asset baru. Ketiga, jika dana yang
dibutuhkan dapat diperoleh dari sumber internal, utamanya dari pendapatan yang
diinvestasikan kembali atau dari eksternal misalnya dari penjualan investasi

25
jangka pendek dari pinjaman baru ( surat hutang atau surat hutang jangka panjang
), pengeluaran saham baru atau peningkatan operasional misalnya account payable
atau akrual / pencadangan. Inilah langkah – langkahnya :
1. Menentukan jumlah dari jumlah asset baru yang dibutuhkan untuk
mendukung perkiraan penjualan.
2. Menentukan jumlah dari dana internal yang akan tersedia untuk digunakan
3. Rencana untuk meningkatkan pembiayaan tambahan.
Asset yang dibutuhkan untuk menunjang penjualan ini adalah terdiri dari
pengoperasian asset lancer ditambah dengan asset operasional jangka panjang.
Pendekatan presentasi penjualan mengansumsikan bahwa setiap pembagian kelas
asset adalah proposional dengan penjualan, sehingga kita dapat meramalkan
semua asset pada neraca microdrive kecuali untuk investasi jangka pendek, yang
merupakan asset non operasional. Banyak perusahaan yang menggunakan
investasi jangka pendek sebagai tempat penyimpanan bagi kebutuhan dana ekstra,
atau dana yang digunakan di saat tertentu ketika arus kas operasional lebih rendah
dari yang diharapkan. Saat ini kita asumsikan bahwa Microdrive mempertahankan
tingkat investasi jangka pendek mereka pada level yang sama.
Metode presentase adalah didasarkan atas asumsi bahwa account payable
dan accrual keduanya adalah proposional ke penjualan, jadi menilik ke peramalan
penjualan kita dapat meramalkan kewajiban – kewajiban lancar operasional.
1. Pertama, Perusahaan – perusahaan yang telah mature secara bisnis, sangat
jarang mengeluarkan saham biasa yang baru. Jadi, peramalan untuk saham
biasa adalah menggunakan data saham biasa dari tahun sebelumnya.
2. Kedua, banyak perusahaan – perusahaan menaikan deviden mereka pada
tingkat tarif yang cenderung tetap / tidak ber ubah – ubah, yang mana
dalam hal ini memungkinkan kita meramalkan pembayaran deviden.
3. Ketiga, kebanyakan perusahaan – perusahaan tidak menggunakan saham
luar biasa dan bagi mereka yang melakukannnya sangat jarang dilakukan.
Maka itu, kita asumsikan bahwa saham luar biasa yang diramalkan adalah
sama dengan tahun sebelumnya.
4. Kempat, mengeluarkan surat hutang jangka panjang, adalah suatu kejadian
besar bagi perusahaan pada umumnya, dan biasanya membutuhkan

26
persetujuan dari dewan direksi. Saat ini diasumsikan bahwa Microdrive
tidak akan mengeluarkan surat hutang jangka panjang baru, setidaknya
tidak dilakukan di peramalan Perdana.
5. Kelima, banyak perusahaan menggunakan pinjaman jangka pendek,
terlihat di neraca sebagai notes payable, sebagai “ peredam kejut “ secara
finansial. Ketika diperlukan pendanaan ekstra, mereka mencairkan kredit
mereka, dan menaikkan notes payable, sampai kemudian hutang jangka
pendek mereka sampai level yang sedemikian tingginya, sehingga
kemudian mereka akan mengatur pembiayaan jangka panjang. Dalam hal
ini kita asumsikan bahwa Microdrive mempertahankan note payable
mereka pada tingkat saat ini.
Pada titik ini, semua items disisi kewajiban dan modal dalam neraca telah
dipenuhi kita harus mengidentifikasi “ kebutuhan dana tambahan “ / additional
funds needed ( AFN ) adalah istilah bagi asset – asset yang perlu dikurangi
sumber pembiayaan yang ditentukan. Jika kebutuhan pembiayaan tambahan
adalah positif. Maka kita perlu meningkatkan dana tambahan. Jika AFN negative,
berarti apa yang kita ramalkan memiliki modal yang lebih banyak dari yang kita
butuhkan.
Sebagai Contoh : Misalkan asset yang diperlukan adalah $ 2,200 juta dan sumber
pembiayaan yang ditentukan adalah total $ 2,400 juta. Pembiayaan tambahan
yang diperlukan adalah $ 2,200 - $ 2,400 = $ - 200 juta. Maka perusahaan akan
membutuhkan ekstra $ 200 juta yang dapat digunakan untuk membeli investasi
jangka pendek. Total asset lancar sama dengan $ 2,200 + $ 200 = $ 2,400 juta,
yang mana sama tepat dengan total sumber pembiayaan.
Jumlah dana tambahan berasal dari salah satu, apakah notes payable, atau
investasi jangka pendek namun tidak keduanya bersamaan. Jika AFN adalah
positif kita asumsikan perusahaan akan menambah pada notes payable, tapi akan
membiarkan investasi jangka pendek mereka pada tingkat saat ini. Jika AFN
negative, maka ini akan menambah pada investasi jangka pendek, namun tidak
pada notes payable. Penerapan pada Microdrive :

27
2.4.8 Meramalkan asset operasional :
Asset Microdrive akan meningkat jika penjualan juga meningkat. Rasio
cash to sales diperkirakan 0,33% ( $10 / $3.000 = 0,003333 ) manajemen percaya
rasio ini akan konstan. Oleh karena itu neraca kas yang diramalkan, diperlihatkan
di baris 1 dari table 14-3 adalah 0,003333 ( $3,300 ) = $ 11 juta.
Rasio piutang ke penjualan adalah $375 / $3,000 = 0,125 = 12,5%. Peramalan
untu A/R adalah 0,125 ($3,300) = $ 412,5 juta, diperlihatkan dibaris no 3.
Rasio Inventory to sales adalah $615 / $3.000 = 0,205 = 20,5 %. Peramalan
inventory ( persediaan ) adalah 0,205 ($3,300) = $676,5 juta., diperlihatkan di
baris no 4.

28
Rasio net plant & equipment to sales adalah $1.000 / $3.000 = 0,3333 = 33,33% .
Microdrive telah bertumbuh dengan konstan di tahun – tahun lalu dan para
manajer memperkirakan akan terjadi pertumbuhan yang tetap terjadi ke tahun
berikutnya, peramalan kedepannya akan sama yaitu 0,3333 ( $3,300 ) =$1.100
juta.
2.4.9 Peramalan kewajiban lancar operasional :
Kewajiban lancar juga disebut dengan pembiayaan yang terbentuk secara
spontan sebab mereka akan meningkat secara otomatis saat penjualan meningkat.
Rasio hutang kepada penjualan adalah $60 / $3,000 = 0,02 = 2% peramalan A/P
adalah 0,02 ($3,300) = $66 juta terlihat dalam baris no. 8.
Rasio Accrual to sales adalah $140 / $3,000 = 0,0467 = 4,67%. Peramalan accrual
adalah 0,0467($3,000) = $1,54 juta.
2.4.10 Peramalan bagian yang ditentukan oleh keputusan kebijakan
finansial.
Microdrive menjaga tingkat hutang jangka panjang tetap sama dengan
tahun 2004. Baris 12.
Perusahaan tidak menerbitkan saham biasa yang baru atau saham luar biasa.
Tingkat saham adalah sama dengan tahun 2004, diperlihatkan dibaris 14 dan 15.
Dalam neraca, peramalan laba ditahan adalah sama dengan tahun 2004, ditambah
dengan peramalan laba ditahan, $766,0 + $65,3 =$831, 3 juta.
2.4.11 Langkah 4. Mengadakan kebutuhan biaya tambahan
Berdasarkan peramalan neraca, Microdrive akan membutuhkan lagi
$2,200 juta asset operasional untuk mendukung perkiraan penjualan $3,300.
Karena Microdrive tidak memiliki investasi jangka pendek di 2004., maka asset
dibutuhkan ditetapkan $2,200 juta, terlihat di baris 19 di table 14-3.
Kita mendefinisikan sumber pendanaan dari penjumlahan peramalan kewajiban
operasional lancar, hutang jangka panjang, saham luar biasa dan saham biasa.
Ditambah notes payable yang dibawa dari tahun sebelumnya.

29
Berdasarkan asset yang diperlukan dan sumber pembiayaan yang ditentukan, AFN
dari Microdrive adalah $2,200 -$2,085.3 = $114,7 juta tambahan pembiayaan ke
dalam notes payable ( baris 10 dalam table 14-3). Peramalan menjadi $110 +
$114,7 = $224,7 juta.
2.4.12 Analisa atas peramalan / forecast
Langkah kemudian yang harus dilakukan adalah menguji pernyataan –
pernyataan dan menentukan apakah peramalan yang dilakukan telah memenuhi
target finansial yang telah ditetapkan dalam rencana finansial lima tahunan. Jika
pernyataan tidak memenuhi target, maka elemen dalam peramalan harus dirubah.
Table 14-4 memperlihatkan rasio paling terkini, serta rasio diproyeksikan, dan
rasio rata-rata industry. ( Tabel juga memperlihatkan “ peramalan yang direvisi “
dikolom ke tiga ). Kondisi finansial perusahaan di penghujung 2004 adalah lemah,
dimana banyak rasio di bawah rata-rata industry sejenis. Sebagai contoh, rasio
lancar Microdrive, berdasarkan kolom 1 dari tabel 14-4., hanya 3,2 dibandingkan
rata – rata dari pesaing yang adalah 4,2.
Bagian rasio – rasio di table 14-4 menyediakan detail yang menunjukkan
kelemahan perusahaan. Manajemen asset Microdrive adalah jauh lebih buruk dari
pada rata – rata industry. Contohnya rasio perputaran total asset adalah 1,5 vs rata
– rata industry adalah 1,8. Rasio manajemen asset yang buruk menarik turun
tingkat pengembalian modal yang ditanam ( 95% untuk Microdrive vs 11,4%
untuk rata-rata industry ). Lebih jauh lagi perusahaan membawa lebih dari rata –
rata hutang untuk menunjang asset yang berlebihan, beban Bungan ekstra
mengurangi margin keuntungan ke 3,9% vs 5,0% untuk rata-rata industry.

30
Sebagian besar dari hutang tersebut adalah jangka pendek, dan ini menghasilkan
rasio lancar 2,5 dibandingkan 4,2 untuk rata – rata industry. Hal ini akan terus ada
kecuali bila manajemen melakukan tindakan untuk memperbaiki hal ini.
Setelah melakukan review atas peramalan awal, manajemen memutuskan untuk
melakukan tiga tahap tindakan untuk meningkatkan kondisi finansial perusahaan :
1) Diputuskan untuk mengurangi jumlah pekerja dan menutup operasi
tertentu. Hal ini diperkirakan akan mengurangi biaya operasi ( diluar
depresiasi ) dari saat ini 87,2% ke 86% atas penjualan, sebagaimana di
kolom 3 dari table 14-4.
2) Menyeleksi pelanggan yang membayar dengan kredit ( jangka waktu )
lebih hati-hati, dan lebih agresif dalam melakukan penagihan atas account
yang sudah lewat jatuh tempo, hal ini dipercaya akan menurunkan
account receivable to sales dari 12,5% ke 11,8%.
3) Manajemen berfikir dapat mengurangi rasio inventory to sales dari 20,5
% ke 16,7% melalui pengontrolan persediaan yang lebih ketat.
Rasio – rasio yang diperbaiki dapat dilihat pada kolom 3 di table 14-4.

31
Berikut ini adalah perhatian kita pada peramalan yang telah direvisi :
1) Pengurangan pada biaya operasional meningkatkan NOPAT 2008, atau
laba bersih operasional setelah pajak, sebesar $23,8 juta. Perbaikan pada
kebijakan piutang dan persediaan telah menurunkan ke tingkat $148,5 juta.
Peningkatan di NOPAT dan pengurangan asset lancar operasi telah
meningkatkan jumlah yang sangat besar pada cash flow 2008, dari semula
diperkirakan $ 7,4 juta ke $ 179, 7 juta.
2) Margin keuntungan meningkat ke 4,6 %. Namun margin keuntungan
perusahaan masih dibawah rata – rata industry sebab karena tingginya
rasio hutang yang berakibat pada pembayaran Bunga yang diatas rata-rata.
3) Peningkatan di marjin keuntungan berdampak pada kenaikan pada laba
ditahan. Dengan kebijakan pengetatan control persediaan, mengurangi
jumlah hari piutang, telah dihasilkan AFN negative sebesar $ 57,5 juta,
yang mana sebenarnya Microdrive menghasilkan $57,5 juta lagi dari
operasional internal. Hasil akhirnya adalah pengurangan yang signifikan
pada rasio hutang, walaupun ini masih dibawah rata – rata industry.
4) Tindakan ini juga meningkatkan tarif pengembalian asset dari 5,8 ke 7,2 %
dan hal ini juga akan meningkatkan return of equity dari 13,3 ke 15,4 %
dimana ini akan lebih tinggi dari rata – rata industry.
Untuk tujuan perencanaan, staff finansial mengembangkan perkiraan awal
berdasarkan keberlanjutan dengan kebijakan dan trend dari tahu – tahun yang
lalu. Hal ini akan menghasilkan titik awal atau peramalan mendasar. Selanjutnya
proyeksi rencana – rencana alternative operasional diuji dengan beberapa
scenario pertumbuhan penjualan yang berbeda – beda dan model digunakan untuk
mengevaluasi baik kebijakan deviden maupun keputusan struktur modal.
2.5 Peramalan Persyaratan Finansial Bila Rasio Saldo Beralih ke Perubahan
Kedua rumus AFN maupun metode laporan keuangan yang diprakirakan
digunakan pada awalnya mengasumsikan bahwa rasio aset dan kewajiban
terhadap penjualan (A / So dan L / So) tetap konstan seiring berjalannya waktu.
Hal ini, mensyaratkan bahwa setiap item aset dan kewajiban "spontan" meningkat
pada tingkat yang sama dengan penjualan. Dalam bentuk grafik, ini menyiratkan
jenis hubungan yang ditunjukkan pada panel a pada gambar 9-2, hubungan yang

32
(1) adalah linier dan (2) melewati titik asal. Dalam kondisi tersebut, jika penjualan
perusahaan meningkat 100%, dari $100 juta menjadi $200 juta.
Asumsi rasio konstan dan tingkat pertumbuhan identik tepat pada waktunya,
namun ada kalanya tidak tepat. Berikut tiga kondisi yang menjelaskan
ketidaktepatan tersebut.
a. Skala Ekonomis
b. Aset “Lumpy”
c. Kelebihan kapasitas penyesuaian
A. Skala ekonomis
Ada skala ekonomi dalam penggunaan berbagai jenis aset dan ketika
keadaan ekonomi terjadi, rasio cenderung berubah seiring ukuran perusahaan
meningkat. Sebagai contoh, pengecer sering perlu mempertahankan persediaan
dasar barang inventaris yang berbeda, meskipun penjualan saat ini cukup rendah.
Seiring penjualan meluas, persediaan mungkin akan tumbuh dengan cepat,
penjualan turun, sehingga rasio persediaan terhadap penjualan menurun. Situasi
ini digambarkan dalam panel b dari gambar 9-2. Di sini kita melihat bahwa rasio
persediaan / penjualan adalah 1,5 atau 150%, ketika penjualan mencapai $200
juta, namun menurun menjadi 1,0 ketika penjualan naik menjadi $400 juta.
Hubungan pada panel b adalah linier, namun hubungan nonlinier sering ada.
Memang, jika perusahaan menggunakan satu model populer untuk menetapkan
tingkat persediaan (Model EQQ), inventor akan meningkat dengan akar kuadrat
penjualan. Situasi ini ditunjukkan pada panel c pada gambar 9-2, yang
menunjukkan garis melengkung yang kemiringannya menurun pada tingkat
penjualan yang lebih tinggi. Dalam situasi ini, kenaikan penjualan yang sangat
besar hanya memerlukan sedikit persediaan tambahan.
B. Aset”Lumpy”
Di banyak Industri, pertimbangan teknologi menyatakan bahwa jika
sebuah perusahaan bersaing, ia harus menambahkan aset tetap dalam unit yang
besar. Aset seperti itu sering disebut aset “Lumpy”. Di industri kertas, misalnya,
ada skala ekonomi yang kuat dalam peralatan pabrik kertas dasar, jadi ketika
sebuah perusahaan kertas memperluas kapasitasnya, ia harus melakukannya
secara bertahap. Situasi seperti ini digambarkan dalam Panel d pada Gambar 9-2.

33
Di sini kita berasumsi bahwa pabrik hemat ekonomis minimum memiliki biaya
$75 juta, dan pabrik semacam itu dapat menghasilkan output yang cukup untuk
mencapai tingkat penjualan sebesar $100 juta. Jika perusahaan harus kompetitif,
perusahaan harus memiliki minimal $75 juta aset tetap.
Aset “Lumpy” berpengaruh besar terhadap rasio aktiva tetap / penjualan (FA
/ S) pada tingkat penjualan yang berbeda, pada persyaratan keuangan. Pada Point
A di Panel d, yang mewakili tingkat penjualan sebesar $50 juta, aset tetapnya
adalah $75 juta, sehingga rasio FA / S = $75 / $50 = 1,5. Penjualan dapat
meningkat sebesar $50 juta, mencapai $100 juta, tanpa penambahan aset tetap.
Pada titik, ditunjukkan oleh Titik B, rasio FA / S = $75 / $100 = 0,75. Namun,
karena perusahaan tersebut beroperasi pada kapasitas (penjualan sebesar $100
juta), bahkan kenaikan penjualan yang diproyeksikan kecil akan membawa serta
persyaratan keuangan yang sangat besar.
C. Kelebihan Kapasitas Penyesuaian
Jika perusahaan memiliki kelebihan kapasitas, maka penjualan bisa
tumbuh sebelum perusahaan harus menambah kapasitas. Tingkat penjualan
berkapasitas penuh adalah:

Penjualan kapasitas penuh = Penjualan Aktual


persentase penjualan kapasitas
(aset tetap dioperasikan)

Sebagai contoh, MicroDrive yang tercantum dalam tabel 9-2 dan 9-3, tapi
sekarang anggap bahwa kelebihan kapasitas ada pada aset tetap. Secara khusus, di
asumsikan bahwa aset tetap pada tahun 2009 telah disuntikkan ke hanya 96% dari
kapasitas. Jika aset tetap telah digunakan untuk kapasitas penuh, penjualan 2009
bisa mencapai $3,125 juta versus penjualan aktual $3.000 juta.

Penjualan kapasitas penuh = Penjualan Aktual


persentase penjualan kapasitas
(aset tetap dioperasikan)

= $3,000 Juta

34
0.96

= $3,125 Juta

Target aset / rasio penjualan MicroDrives harus 32% dan bukan 33,3%
Targetkan aset tetap / penjualan = Aktiva tetap aktual
penjualan kapasitas penuh

= $1,000 = 0,32 = 32%


$ 3,125

Tingkat aset fix yang dibutuhkan bergantung pada rasio aktiva tetap / penjualan.
Oleh karena itu, jika penjualan MicroDrive meningkat menjadi $ 3.300 juta, maka
aset tetapnya harus meningkat menjadi $ 1,056 juta:

Tingkat aset tetap yang dibutuhkan = (Target aktiva tetap /penjualan)

= 0.32 ($3,300)

= $1,056 Juta

MicroDrive perlu meningkatkan aset tetap pada tingkat yang sama


dengan penjualan, atau sebesar 10%. Itu berarti dari $1.000 juta sampai $1.100
juta, atau $100 juta. Sekarang kita melihat bahwa kenaikan yang sebenarnya
meningkat hanya dari $1.000 juta menjadi $ 1.056 juta, atau $ 56 juta. Dengan
demikian kapasitas disesuaikan forcaset. Dengan kebutuhan aset tetap yang lebih
kecil, AFN yang diproyeksikan akan turun dari perkiraan $ 118 juta menjadi 118
juta - $ 44 juta = $ 74 juta. Namun ketika ada kapasitas berlebih, penjualan dapat
meningkat ke penjualan kapasitas seperti yang ditentukan di atas tanpa
peningkatan aset tetap, namun penjualan di luar tingkat tersebut akan memerlukan
penambahan aset tetap seperti yang dihitung dalam contoh tadi. Situasi yang sama
dapat terjadi sehubungan dengan persediaan, dan penambahan yang dibutuhkan
akan ditentukan dengan cara yang sama seperti aset tetap. Secara teoritis, situasi

35
yang sama dapat terjadi dengan jenis aset lainnya, namun sebagai masalah praktis,
kelebihan kapasitas biasanya hanya ada pada aset tetap dan persediaan.

36
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perencanaan keuangan merupakan salah satu bagian dari proses perencanaan


organisasi (corporate planning). Dari perencanaan diharapkan perusahaan dapat
menghindari kesalahan-kesalahan, menghasilkan keputusan yang terbaik yang
pada akhirnya mampu meningkatkan kinerja dari suatu perusahaan.

Perencanaan keuangan dimaksudkan untuk memperkirakan posisi dan


kondisi keuangan di masa yang akan datang. Dengan demikian dapat diperkirakan
apakah kondisi perusahaan perlu menambah dana dari luar, bagaimana
profitabilitas perusahaan di masa yang akan datang dan sebagainya.

Sebelum menyusun rencana keuangan, maka ada beberapa hal yang harus
dipahami dalam suatu perusahaan. Salah satu hal penting yang harus dianalisis
adalah arus kas suatu perusahaan. Arus dana yang terjadi di dalam suatu
perusahaan sering juga dikatakan sebagai perputaran modal kerja. Arus dana
adalah cerminan bagaimana sistem aliran dana yang terjadi dalam suatu
perusahaan. Sehingga dengan diketahui aliran dana ini, maka bagi pihak
pengambil keputusan akan dapat menentukan dalam menetapkan kebutuhan dana
perusahaan, darimana akan dibiayai serta bagaimana penggunaannya.

Dalam membuat suatu perencanaan dan pengendalian keuangan yang baik, suatu
perusahaan akan berusaha menciptakan semua itu memiliki tujuan dan arti yang
jelas. Kejelasan itu bagi suatu perusahaan akan terlihat dalam perjalanan proses
yang berlangsung baik secara jangka pendek maupun jangka panjang. Suatu
konsep perencanaan keuangan yang tidak baik akan bisa terlihat dalam jangka
pendek.

37
Brigham & Houston, 1999, Manajemen Keuangan, Buku Kedua, Edisi

Ketiga, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Gitosudarmo dan Basri, 1992, Manajemen Keuangan, Edisi Ketiga,

Penerbit BPFE Yogyakarta.

Hanafi, Mamduh, M & Halim, Abdul, 2000, Analisa Laporan Keuangan.

UPP AMD YKPN, Yogjakarta.

Indriantoro dan Supomo, 2002, Metodologi Penelitian Bisinis Untuk

Akuntansi dan Manajemen, Edisi Pertama, Penerbit BPFE,

Yogyakarta.

Kieso & Weygandt, 1995, Akuntansi Intermediate, Edisi Ketutuh, Jilid

Pertama, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Munawir, S. 1992, Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keempat. Liberty.

Yogyakarta.

Riyanto, Bambang. 1995. Dasar Dasar Pembelanjaan Perusahaan.

Universitas Gajah Mada Jogjakarta.

Prof.Dr.dermawan Sjahrial,MM Pengantar Manajemen Keuangan Edisi ke

4. Penerbit Mitra wacana Media 2012

38

Anda mungkin juga menyukai