1. Proses yang sistematik, independen dan terdokumentasi untuk memperoleh bukti inspeksi dan
mengevaluasinya secara obyektif untuk menentukan sampai sejauh mana kriteria inspeksi
dipenuhi.
2. Pemeriksaan sistem yang digunakan untuk pengendalian bahan baku, pengolahan, dan
distribusinya, termasuk uji produk baik yang dalam proses maupun produk akhirnya, untuk
memverifikasi bahwa hal -hal tersebut sesuai dengan persyaratan.
3. Aktifitas untuk menguji produk, komponen, perakitan, material yang akan diproses, agar sesuai
dengan spesifikasi desain
Tujuan Inspeksi
Untuk tujuan dari dilakukan inspeksi adalah sebagai berikut :
1. Menjaga standarisasi kualitas produk
Untuk menjaga kualitas produk yang dihasilkan perlu dilakukan inspeksi. Hal ini untuk
mengindari terjadinya beberapa bahan yang tidak sesuai dengan kualitas dan takaran yang
ditetapkan
2. menjaga proses produksi agar tetap lancar
proses produksi juga perlu dilakukan inspeksi. Mulai dari proses penerimaan bahan mentah
sampai proses produk jadi. Selama proses produksi mungkin akan terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan seperti mesin yang tidak berfungsi, maka dari itu perlu dilakukan inspeksi agar proses
produksi tetap lancar.
Cara Inspeksi
a. Wawancara terhadap berbagai pihak yang bersangkutan dengan sistem produksi dan
administrasi Jaminan Varietas. Sebagai alat bantu digunakan kuisioner yang mengacu ke
persyaratan standar.
b. Pengamatan secara langsung terhadap lahan, tanaman/hewan Jaminan Varietas, metode dan
peralatan yang digunakan.
c. Penelusuran rekaman (track record/ audit trail) terhadap ketelusuran dan kesesuaian antara
rekaman Jaminan Varietas yang diproduksi, input yang digunakan, jumlah dan masa
tanaman/hewan yang diproduksi serta tindakan, pemeliharaan yang telah dilakukan.
d. Pengambilan contoh (sampling) terhadap bahan, tanaman, lahan yang diduga terkontaminasi/
mengandung bahan yang dilarang dalam produksi Jaminan Varietas untuk dilakukan pengujian
laboratorium.
Teknologi Inspeksi
Teknologi inspeksi dibagi menjadi dua kategori:
1. Inspeksi Contact
Inspeksi contact melibatkan penggunaan alat yang dapat membuat hubungan dengan objek
selama diinspeksi.
Prinsip teknik inspeksi contact meliputi:
· Alat pengukuran dan pemeriksa konvensional.
· Coordinate Measuring Machines (CMMs) dengan resolusi 1: 0.0005
· Stylus type surface texture measuring machines
2. Inspeksi Noncontact
Inspeksi noncontact merupakan metode penggunaan sensor yang dilokasikan pada jarak tertentu
dari objek yang diukur atau dimatai. Teknologi ini memiliki waktu yang relatif lebih singkat
dalam satu siklus inspeksi.
Prinsip teknik Non Contact meliputi:
· Optical inspection technique
· Non optical inspection techique
DASAR – DASAR PENGEMASAN
Pengemasan adalah mengisolasi barang guna melindungi dan juga menyiapkan untuk pengiriman
dari produsen ke konsumen maupun distributor. Pada prinsipnya pengemasan digunakan untuk
melindungi ancaman – ancaman dari luar yang dapat mengakibatkan kerusakan secara fisik
maupun akan tetapi sesuai dengan perkembangan jaman pengemasan juga untuk memperindah
barang produksi untuk menarik minat pelanggan.
Tujuan – tujuan pengemasan :
- Melindungi barang produksi dari ancaman luar.
- Menjaga kualitas barang produksi
- Mempermudah dalam pengiriman barang
- Mempermudah dalam memberi label pada barang produksi
- Sebagai identitas barang
- Membantu dalam penataan barang
- Membantu merangsang daya tarik konsumen pada barang produksi
Prasyarat dalam pengemasan :
- Mampu melindungi barang produksi dari ancaman – ancaman yang dapat merusak barang
- Mudah dibuka dan di tutup, dan dapat mempermudah dalam pengiriman barang
- Mempunyai ukuran, bentuk dan bobot yang sesuai dengan standar yang ada
- Mampu menginformasikan barang yang dikemas sehingga dapat membantu dalam promosi.
Penggolongan kemasan :
1. Frekuensi Pemakaian
2. Struktur Sistem Kemas Berdasarkan letak atau kedudukan suatu bahan kemas di dalam sistem
kemasan keseluruhan dapat dibedakan atas :
Kemasan Primer, yaitu bahan kemas langsung mewadahi bahan pangan (kaleng susu,
botol minuman, bungkus tempe)
Kemasan Sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi kelompok kemasan
lainnya, seperti misalnya kotak karton untuk wadah kaleng susu, kotak kayu untuk wadah
buah-buahan yang dibungkus, keranjang tempe, dan sebagainya.
Kemasan Tersier dan Kuartener, yaitu apabila masih diperlukan lagi pengemasan setelah
kemasan primer, sekunder dan tersier. Umumnya digunakan sebagai pelindung selama
pengangkutan.
3. Sifat Kekakuan Bahan Kemas
Kemasan fleksibel, yaitu bahan kemasan yang mudah lentur, misalnya plastik, kertas,
foil.
Kemasan kaku, yaitu bila bahan kemas bersifat keras, kaku, tidak tahan lenturan, patah
bila dipaksa dibengkokkan. Misalnya kayu, gelas, dan logam.
Kemasan semi kaku/semi fleksibel, yaitu bahan kemas yang memiliki sifat-sifat antara
kemasan fleksibel dan kemasan kaku, seperti botol plastik (susu, kecap, saus) dan wadah
bahan yang berbentuk pasta.
4. Sifat Perlindungan Terhadap Lingkungan
Kemasan Hermetis, yaitu wadah yang secara sempurna tidak dapat dilalui oleh gas,
misalnya kaleng dan botol gelas.
Kemasan Tahan Cahaya, yaitu wadah yang tidak bersifat transparan, misalnya kemasan
logam, kertas dan foil. Kemasan ini cocok untuk bahan pangan yang mengandung lemak
dan vitamin yang tinggi, serta makanan yang difermentasi.
Kemasan Tahan Suhu Tinggi, jenis ini digunakan untuk bahan pangan yang memerlukan
proses pemanasan, sterilisasi, atau pasteurisasi.
5. Tingkat Kesiapan pakai
Wadah Siap Pakai, yaitu bahan kemas yang siap untuk diisi dengan bentuk yang telah
sempurna sejak keluar dari pabrik. Contohnya adalah wadah botol, wadah kaleng, dan
sebagainya.
Wadah Siap Dirakit atau disebut juga wadah lipatan, yaitu kemasan yang masih
memerlukan tahap perakitan sebelum pengisian, misalnya kaleng dalam bentuk
lempengan dan silinder fleksibel, wadah yang terbuat dari kertas, foil atau plastik
TEKNOLOGI PACKAGING
Syarat Bahan Kemas