Anda di halaman 1dari 74

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemajuan sistem perekonomian setiap daerah dan kota di Indonesia ditinjau


oleh sumber daya dari daerah itu sendiri, baik itu sumber daya manusia ataupun
sumber daya alamnya. Kedua sumber daya tersebut merupakan factor yang
perpengaruh pada perekonomian, karena sumber daya manusia yang kreatif dan
prodiktif dapat memanfaatkan sumber daya alamnya, seperti hasil hutan, laut,
pertambangan dan objek wisata.

Dalam perkembanganya industri pariwisata banyak berperan dalam


pembangunan ekonomi, misalnya penyediaan lapangan kerja dan peningkatan
perkapita masyarakat. Disamping itu pariwisata juga turut mempromosikan suatu
negara kepada negara lainnya. komponen yang mendukung dalam industri
pariwisata salah satunya adalah hotel.

Industri perhotelan terus berkembang seiring dengan perkembangan dunia


usaha, ditandai dengan terus bertambahnya jumlah hotel yang ada di Indonesia
dengan berbagai klasifikasi baik regional maupun internasional.

Hotel merupakan suatu industri atau usaha jasa yang dikelola secara
komersial. Artinya dalam menyediakan jasa yang biasa juga disebut sebagai
“product” kepada calon konsumen dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan
yang sebesar-besarnya.
Sebuah Hotel hendaknya memiliki standar tersendiri yang ditekankan kepada
setiap karyawan dalam memberikan layanan kepada pelanggan. Untuk
melaksanakan pemberian jasa yang demikian itu hotel menyediakan fasilitas-
fasilitas dan pelayanan-pelayanan yang pokok-pokoknya berupa :

1
1. Tempat untuk beristirahat dan kamar tidur
2. Tempat dan ruangan untuk makan dan minum, restoran, bar dan
coffee shop.
3. Toilet dan kamar mandi
4. Pelayanan umum untuk memenuhi segala macam kebutuhan lain
dari para tamu

Hotel sebagai suatu usaha jasa merupakan sarana pendukung kegiatan


pariwisata, dimana pengelolaannya dilakukan secara profesional dan didukung
oleh tenaga-tenaga yang memiliki kompetensi/keterampilan baik dalam bidang
perhotelan. Dengan keterlibatan hotel sebagai sarana pendukung pariwisata ini
diharapkan dapat membuka dan memperluas lapangan kerja bagi masyarakat.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan hotel resort?
2. Bagaimana Persyaratan dan Kriteria Hotel Resort Bintang 5?

C. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui apakah yang dimaksud dengan hotel resort
2. Mengetahui persyaratan dan kriteria hotel resort bintang 5

2
BAB II
STUDI LITERATUR

A. Pengertian
Berikut ini dikutip beberapa pengertian hotel:
 Menurut kamus Oxford, The advance learner’s Dictionary adalah:
Sebagai bangunan (fisik) yang menyediakan layanan kamar, makanan
dan minuman bagi tamu.
 Menurut SK Menparpostel no.KM 37/PW.340/MPPT-86 tentang
peraturan usaha dan pengelolaan hotel menyebutkan bahwa hotel adalah
suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh
bangunan untuk menyediakan jasa penginapan, makanan dan minuman
serta jasa penunjang lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial.
 Menurut the American Hotel and Motel Association (AHMA)
sebagaimana dikutip oleh Steadmon dan Kasavana: Hotel dapat
didefinisikan sebagai sebuah bangunan yang dikelola secara komersial
dengan memberikan fasilitas penginapan untuk umum dengan fasilitas
pelayanan sebagai berikut: pelayanan makan dan minum, pelayanan
kamar, pelayanaan barang bawaan, pencucian pakaian dan dapat
menggunakan fasilitas/perabotan dan menikmati hiasan-hiasan yang
ada didalamnya.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hotel adalah:

1. Menggunakan bangunan fisik

2. Menyediakan jasa penginapan, makanan dan minuman serta jasa


lainnya

3. Diperuntukkan bagi umum

3
4. Dikelola secara komersial

B. Klasifikasi Hotel di Indonesia


Untuk mengklasifikasikan sebuah hotel, dapat ditinjau dari beberapa faktor
yang satu sama lainnya ada kaitannya.
Faktor – faktor tersebut adalah:
1. Tingkatan/Kelas dari Hotel
Semakin banyak jumlah bintang maka persyaratan, fasilitas dan
pelayanan yang dituntut semakin banyak dan baik. Kriterianya adalah
sebagai berikut:
- Hotel Melati
- Hotel berbintang satu (*)
- Hotel berbintang dua (**)
- Hotel berbintang tiga (***)
- Hotel berbintang empat (****)
- Hotel berbintang lima (*****)

2. Tujuan Pemakai Hotel Selama Menginap:


- Business Hotel
Yaitu merupakan hotel yang banyak digunakan oleh para usahawan.
Hotel ini memiliki fasilitas yang lengkap untuk para businessman.
- Recreational/resort/tourism Hotel
Yaitu merupakan hotel yang dibuat dengan tujuan untuk orang-orang
yang akan santai atau berekreasi.
- Pilgrim Hotel
Hotel yang sebagain tempatnya berfungsi sebagai fasilitas
beribadah. Seperti hotel-hotel di Arab (pada saat musim haji) dan
Lourdes di Perancis.
- Cure Hotel
Adalah hotel yang tamu-tamunya adalah tamu yang sedang dalam
proses pengobatan atau penyembuhan dari suatu penyakit.
- Sport Hotel

4
hotel yang tamu-tamunya para atlit olahraga.
- Casino Hotel
Adalah hotel yang sebagian tempatnya berfungsi sebagai
tempat untuk kegiatan berjudi.
3. Letak Lokasi Hotel
- City Hotel
Adalah hotel yang terletak di dalam kota, dimana sebagian besar
tamunya yang menginap melakukan kegiatan bisnis.
- Resort Hotel
Adalah hotel yang terletak di kawasan wisata, dimana sebagian besar
tamu yang menginap tidak melakukan kegiatan usaha.
Macam- macam hotel resort, antara lain:
o Mountain hotel (hotel yang berada di pegunungan).
o Beach hotel (berada di pinggir pantai)
o Lake hotel (berada di tepi danau).
o Hill hotel (berada di puncak bukit).
o Forest hotel (berada di kawasan hutan lindung)
- Suburb Hotel
Adalah hotel yang lokasinya di pinggiran kota, yang merupakan kota
satelit yakni pertemuan antara dua kotamadya.
- Urban Hotel
Adalah hotel yang berlokasi di pedesaan dan jauh dari kota besar.
- Airport Hotel
Adalah hotel yang berada dalam satu kompleks bangunan atau area
pelabuhan udara atau disekitar bandara udara.
4. Jumlah Kamar
Berdasarkan jumlah kamar, tingkatan hotel dapat diperinci sebagai
berikut:
- Hotel Melati :
o Melati I : jumlah kamar minimal 5 buah
o Melati II : jumlah kamar minimal 10 buah
o Melati III : jumlah kamar minimal 15 buah
- Hotel berbintang satu (*):
o Jumlah kamar standar, minimum 15 kamar.
o Kamar mandi di dalam
o Luas kamar standar, minimum 20 m²
- Hotel berbintang dua (**):
o Jumlah kamar standar, minimum 20 kamar

5
o Kamar suite, minimum 1 kamar dengan luas minimum 44

o Kamar mandi di dalam
o Luas kamar standar, minimum 22 m².
- Hotel berbintang tiga (***):
o Jumlah kamar standar, minimum 30 kamar
o Kamar suite, minimum 2 kamar dengan luas minimum 48

o Kamar mandi di dalam
o Luas kamar standar, minimum 24 m²
- Hotel berbintang empat (****)
o Jumlah kamar standar, minimum 50 kamar
o Kamar suite, minimum 3 kamar dengan luas minimum 48

o Kamar mandi di dalam. 4) Luas kamar standar, minimum
24 m²
- Hotel berbintang lima (*****):
o Jumlah kamar standar, minimum 100 kamar
o Kamar suite, minimum 4 kamar dengan luas minimum 52

o Kamar mandi di dalam
o Luas kamar standar, minimum 26 m²
5. Jenis Tamu
Jenis-jenis tamu yang menginap maksudnya adalah dari mana asal-usul
tamu menginap dengan latar belakangnya. Dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
- Family hotel adalah tamu yang menginap bersama keluarganya.
- Business hotel adalah tamu yang menginap para usahawan.
- Tourist hotel adalah tamu yang menginap kebanyakan para
wisatawan, baik domestic maupun luar negeri.
- Cure hotel adalah tamu yang menginap dalam proses pengobatan
atau penyembuhan dari suatu penyakit.n system billing
(Pembayaraan saat check out
6. Plan
Beberapa macam hotel Plan Usage, antara lain:
- American Plan

6
Sistem perencanaan harga kamar dimana harga yang dibayarkan
sudah termasuk harga kamar itu sendiri ditambah dengan harga
makan (meals).
American Plan dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
o Full American Plan (FAP)
Harga kamar sudah termasuk tiga kali makan (pagi, siang dan
malam)
o Modified American Plan (MAP)
Harga kamar sudah termasuk dengan dua kali makan,
dimana salah satu diantaranya harus makan pagi
(breakfast), seperti:
 Kamar + makan pagi + makan siang
 Kamar + makan pagi + makan malam
- Continental Plan/ Bermuda Plan
Adalah perencanaan harga kamar dimana harga kamar tersebut
sudah termasuk dengan kontinental breakfast.
- European Plan
Tamu yang menginap hanya membayar untuk kamar saja.
Keistimewaanya:
o Praktis, banyak digunakan oleh hotel-hotel
o Memudahkan system billing (Pembayaraan saat check out)
7. Ukuran
Klasifikasi hotel berdasarkan ukurannya dapat ditentukan berdasarkan
jumlah kamar yang ada. Ukuran hotel diklasifikasikan menjadi 3 bagian,
yaitu:
- Small Hotel
Small hotel adalah hotel kecil dengan jumlah kamar di bawah 150
kamar
- Medium Hotel
Adalah hotel dengan ukuran sedang, dimana dalam medium hotel ini
dapat dikategorikan menjadi 2, yaitu:

7
a. Average Hotel : jumlah kamar antara 150 sd. 299 kamar.
b. Above Average Hotel : jumlah kamar antara 300 sd. 600
kamar.
- Large Hotel
Large hotel adalah hotel dengan klasifikasi sebagai hotel besar
dengan jumlah kamar di atas 600 (enam ratus) kamar.
8. Lamanya Tamu Menginap
- Transit Hotel
Tamu yang menginap dihotel ini biasanya dalam waktu yang
singkat, rata-rata satu malam
- Semi residential Hotel
Tamu yang menginap di hotel ini biasanya lebih dari satu
malam, tetapi jangka waktu menginap tetap singkat, berkisar
antara 1 minggu sampai dengan 1 bulan.
- Residential Hotel
Tamu yang menginap dihotel ini cukup lama, paling sedikit satu
bulan.
9. Aspek Bentuk Bangunan
Akan terlihat jelas, dengan melihat bentuk bangunan saja orang
akan dapat menebak jenis akomodasi apa dari bentuk bangunan
tersebut.
Untuk lebih jelasnya jenis ini dapat dibagi menjadi beberapa macam.
- Pondok Wisata
Merupakan suatu usaha perseorangan dengan mempergunakan
sebagian dari rumah tinggalnya untuk inapan bagi setiap orang
dengan perhitungan pembayaran harian.
- Cottage
Adalah suatu bentuk bangunan yang dipergunakan untuk usaha
pelayanan akomodasi dengan fasilitas-fasilitas tambahan lainnya.
Fasilitas tambahan yang dimaksud bisa berupa peminjaman sepeda

8
secara gratis atau fasilitas dayung apabila cottage terletak di tepi
danau.
- Motel (Motor Hotel)
Adalah suatu bentuk bangunan yang digunakan untuk usaha
perhotelan dengan sarana tambahan adanya garasi disetiap
kamarnya. Biasanya motel ini bertingkat dua, bagian atas
sebagai kamar, dan dibagian bawah berupa garasi mobil.
- Inn (Losmen)
Adalah suatu bentuk bangunan yang digunakan untuk usaha
penginapan dengan tidak menyediakan pelayanan makanan dan
minuman juga penunjang jasa lainnya.
10. Wujud Fisik
- Produk Nyata (Tangible)
o Lokasi
Lokasi yang yang dibutuhkan oleh wisatawan adalah lokasi
yang strategis dan memiliki nilai-nilai ekonomis yang tinggi,
seperti lokasi yang dekat dengan bandar udara, stasiun kereta
api, pelabuhan, pusat bisnis, atraksi wisata sehingga
memberikan kemudahan tamu untuk mengakses aktivitas lain
diluar hotel.
o Fasilitas
Fasilitas adalah penyediaan perlengkapan fisik yang dapat
memenuhi kebutuhan dan keinginan tamu serta dapat
mempermudah tamu melaksanakan aktivitas selama tinggal di
hotel. Fasilitas itu dapat berupa:
 Kamar dengan perlengkapannya seperti air conditioning,
Colour TV with in house movie and international chanel,
Safe Deposit Box, Hot and Cold water, Minibar,
International Direct Dialing telephone, Private bathroom
with bathtub and shower, Tea & Coffee making facility, Hair
dryer.

9
 Kamar untuk orang cacat/disable room
 Kamar bebas asap rokok dengan kelengkapannya
 Restoran dan bar dengan berbagai jenis produk makanan
dan minuman
 Pelayanan makan dan minuman di dalam kamar
 Pusat bisnis dan sekretaris
 Pusat kebugaran
 Kolam renang
 Ballroom/aula
 Safe Deposit Box/brankas
 Laundry dan dry cleaning/binatu
 Fasilitas hiburan , seperti musik, karaoke
 Fasilitas taman bermain untuk anak-anak/Children play
ground
 Baby sitting/layanan pengasuhan anak
 Hotel transportation/kendaraan antar jemput
 Valet parking service/pelayanan memarkirkan kendaraan
 Area parkir yang luas
 Foreign exchange facilities/fasilitas penukaran mata uang
asing
 Beauty salon/ salon
 Drug store/toko yang menjual kebutuan sehari-hari
 House clinic/klinik kesehatan
- Produk Tidak Nyata (Intangible)
Produk tidak nyata adalah segala sesuatu yang berkaitan
pelayanan dan pembentukan citra suatu produk dan hotel. Di dalam
bisnis perhotelan intangible diberikan bersamaan dengan penjualan
produk tangible.
Rasa bersahabat, sopan santun, keramahtamahan dan rasa
hormat dari seluruh karyawan merupakan salah satu contoh

10
produk intangible yang sederhana tetapi sangat berdampak pada
pembentukan citra hotel.

C. Contoh Beberapa Hotel Resort di Indonesia

1. Grand Nikko Bali

Grand Nikko Bali beralamat Jalan Raya Nusa Dua Selatan, Nusa Dua,
Indonesia adalah hotel resor bintang 5 yang mewah lokasi berada pada batu cadas
berketinggian 40 meter dari tepi pantai Samudera Indonesia. Grand Nikko Bali
menawarkan 389 kamar tamu dan 19 villa mewah yang dirancang dengan gaya
kontemporer dan dilengkapi fasilitas lengkap demi kenyamanan Anda sepert
pendingin ruangan, pesawat telepon dengan sambungan langsung luar negri dan
brankas pribadi. Setiap kamar memiliki menghadap ke taman yang rindang atau
pemandangan samudera Hindia nan luas.

Pilihan dari venue di luar maupun di dalam di Grand Nikko Bali membuat
resor ini menjadi destinasi yang populer bagi tamu dari berbagai negara untuk
mengadakan acara konferensi dan pameran di pulau Bali. Pilihan tempat dimulai
dari 800m2 ballroom tanpa pilar yang dapat dibagi menjadi lima ruang meeting
yang berbeda, lima tempat acara outdoor, dan empat restoran. Tiap venue
dilengkapi dengan sound system, lighting, dan listrik yang dapat membuat acara
anda sukses.

Grand Nikko Bali menawarkan beragam fasilitas yang dirancang khusus bagi
Anda. Bagi pelaku bisnis, fasilitas seperti lobby terpisah untuk tamu group,
layanan sekretarial dan ruang pertemuan tersedia untuk keperluan Anda. Dan bagi
mereka yang berlibur, fasilitas seperti pusat kebugaran, sauna dan jacuzzi, empat
kolam renang dengan seluncur sepanjang 30 meter serta klub bermain anak,
Jungle Camp akan memenuhi liburan Anda dengan keceriaan.

11
Berikut ini beberapa fasilitas yang terdapat di Grand Nikko Bali Hotel &
Resort:

 Empat kolam renang

 Kolam renang anak

 Seluncur air sepanjang 30 meter

 Jungle Camp - klub bermain anak (usia 6 - 12 tahun)

 Tiga lapangan tennis

 Pusat kebugaran

 Sauna, steam bath, jacuzzi

 Program aktivitas olahraga dan permainan

 Serenity - pantai semi pribadi dengan bale bengong dan kursi pantai

 Safari Unta

Rekreasi Tamu Lainnya

 Toko cenderamata

 Layanan binatu

 Klinik 24 jam

 Layanan sekretarial

 Konter rekreasi dan transportasi

 Konter penukaran uang

12
 Layanan penitipan anak

 Layanan internet gratis (di beberapa restoran dan area umum)

 Keamanan 24 jam (pemegang penghargaan keamanan terbaik di Bali)

 Guest Relations multibahasa

 Area parkir hingga 60 kendaraan

Salah satu kamar di Grand Nikko Bali Hotel &

Grand Nikko Bali Hotel & Resort jika dilihat dari udara

13
Fasilitas kolam renang dan fitness di Grand Nikko Bali Hotel &

2. The Anvaya Beach Resort Bali

The Anvaya Beach Resorts Bali dibangun di atas tanah seluas 3,7 hektar yang
berlokasi di Jalan Kartika Plaza. Lokasi ini dulu ditempati oleh Santika Premiere
Beach Resort, namun kini menjadi The Anvaya Beach Resorts yang masih berada
dalam jaringan Santika Indonesia Hotels and Resorts. Nama Anvaya dalam bahasa
sansekerta berarti koneksi atau hubungan. Nama ini menjadi konsep dasar The
Anvaya Beach Resorts Bali yakni hubungan antara manusia, budaya, alam, dan
spiritualitas. Konsep ini terlihat jelas lewat unsur dekorasi ruang, penyuguhan
makanan, sampai pelayanan. Refleksi Bali dalam tiga zaman yakni Bali Aga atau
Bali mula, Hindu Dharma Bali, dan Bali modern dihadirkan dalam semua unsur
hotel.
Dengan suasana yang menarik dan pemandangan laut menakjubkan, The
ANVAYA Beach Resort Bali terdiri dari 495 kamar, suite, dan villa dengan
fasilitas berstandar internasional. Dilengkapi dengan layanan profesional dan unik
yang dikombinasikan dengan keramahan Indonesia serta budaya tradisional. The
ANVAYA Beach Resort Bali menawarkan segudang fasilitas rekreasi, dilengkapi
dengan enam kolam renang dan juga pusat kebugaran.

Air mancur signature dari The Anvaya Beach Resort Bali


14
Zaman Bali Aga atau zaman sebelum masuknya agama Hindu akan nampak
lewat dekorasi dengan ukiran asli Bali dengan warna tanah terlihat jelas pada
Restoran Kunyit, sembilan ruang rapat, serta 160 kamar tipe Deluxe.
Selanjutnya zaman Hindu Dharma Bali atau dikenal juga zaman Majapahit
tampak dari dekorasi 302 kamar Premier, delapan Deluxe Suite, dan enam
Premier Suite. Campuran unsur modern dan tradisional Bali mulai terasa di
dekorasi Hindu Dharma Bali.
Terakhir ada Bali Modern yang menyajikan dekorasi Bali masa kini lewat
tampilan ruang yang penuh kaca dan bergaya minimalis di The Sands Restaurant,
10 vila, serta wine cellar. Untuk fasilitas, The Anvaya Beach Resorts memiliki 495
kamar dengan tujuh tipe kamar yang terdiri dari Deluxe, Premier, Deluxe Suites,
Premiere Suites, Anvaya Suites, Beach Fornt Private Suites, dan The Anvaya
Villa. Masing-masing kamar memiliki fasilitas televisi 40 inci dengan 90 saluran
nasional maupun internasional, minibar, brankas, pembuat teh dan kopi, WiFi,
amenitas, serta jasa laundry dan dry cleaning.

Kamar Presiden Suite di The Anvaya Beach Resort Bali

Di sini juga terdapat empat kolam renang, dua restoran yaitu Kunyit dan
Sands, Sakanti spa, kids club, grand ballroom dengan kapasitas 1.000 orang,
sembilan ruang rapat yang masing-masing dapat menampung 200 orang, dan dua
wine cellar. Namun sebenarnya, hal paling menarik dari The Anvaya Beach

15
Resorts Bali adalah lokasi yang berada di bibir Pantai Kuta. Pemandangan
matahari tenggelam nampak jelas dari pantai, yang bisa ditempuh hanya dua
menit dari kamar hotel. Akses menuju pusat perbelanjaan seperti Lippo Mall Kuta
dan Discovery Shopping Mall juga dapat ditempuh dengan berjalan kaki. Bagian
depan The Anvaya Beach Resorts Bali adalah pusat keramaian yang tak pernah
sepi. Meski begitu, privasi dan ketenangan akan tetap didapat saat menginap di
resor ini.

D. Contoh Beberapa Hotel Resor di Luar Negeri

1. Renaissance Phuket Resort and Spa

Terletak sekitar 20 km dari Bandara Internasional Phuket, Renaissance


Phuket Resort & Spa merupakan salah satu hotel resort terbaik yang ada di
Phuket. Adapun beberapa fasilitas yang terdapat pada hotel resort ini adalah
sebagai berikut:

a. Bar
b. Pusat kebuigaran
c. Ruangan pertemuan
d. Area berjemur
e. Area snorkeling
f. Spa
g. Kolam renang dalam ruangan
h. Ruang bermain anak
i. Staf multi Bahasa
j. Restoran
k. Tempat pijat
l. Tempat bermain voli pantai
m. Kedai kopi
n. Sauna

16
o. Pantai pribadi
p. Pengasuhan bayi
q. Ball room

Restoran di Renaissance Phuket Resort

Fasilitas bar di Renaissance Phuket Resort

17
Pusat kebugaran di Renaissance Phuket Resort

2. Monterey Okinawa Spa and Resort

Hotel monterey okinawa spa and resort letaknya sangat sempurna baik untuk
keperluan bisnis maupun berwisata di okinawa. hotel ini menawarkan berbagai
layanan dan fasilitas yang dirancang untuk memberikan kenyamanan dan
kemudahan kepada para tamu. wifi gratis di semua kamar, resepsionis 24 jam,
penyimpanan barang, wi fi di tempat umum, tempat parkir mobil ada dalam daftar
hal hal yang para tamu dapat nikmati. semua kamar dirancang dan didekorasi
untuk membuat tamu merasa seperti di rumah dan beberapa kamar dilengkapi
dengan ruang penyimpanan pakaian, pelembab ruangan humidifier , handuk, rak
pakaian, timbangan. pulihkan diri anda setelah berkeliling seharian dalam
kenyamanan kamar anda atau manfaatkan fasilitas rekreasi di hotel, termasuk
pusat kebugaran, sauna, pemandian air panas, kolam renang luar ruangan, kolam
renang dalam ruangan. suasana yang ramah dan pelayanan yang istimewa bisa
anda harapkan selama menginap di hotel monterey okinawa spa and resort.

Bar & Restoran di Okinawa Spa & Resort

18
Pusat kebugaran di Okinawa Spa & Resort

Kolam dalam ruangan di Okinawa Spa & Resort

19
E. Pondasi

1. Pondasi Batu Kali

Pondasi ini digunakan pada bangunan sederhana yang kondisi tanah aslinya
cukup baik. Biasanya kedalaman pondasi ini antara 60 – 80 cm. Dengan lebar
tapak sama dengan tingginya.

Kebutuhan bahan baku untuk pondasi ini adalah :

– Batu belah (batu kali/guning)


– Pasir pasang
– Semen PC (abu-abu).

KELEBIHAN:

a. Pelaksanaan pondasi mudah

20
b. Waktu pengerjaan pondasi cepat
c. Batu belah mudah didapat, (khususnya pulau jawa)

KEKURANGAN:

a. Batu belah di daerah tertentu sulit dicari


b. Membuat pondasi ini memerlukan cost besar (bila sesuai kondisi
pertama)
c. Pondasi ini memerlukan biaya lebih mahal jika untuk rumah
bertingkat.

2. Pondasi Tapak
Pondasi tapak adalah pondasi yang terbuat dari beton bertulang yang dibentuk
papan/telapak. Pondasi ini biasanya digunakan sebagai tumpuan struktur kolom,
khususnya untuk bangunan bertingkat. Agar bisa meneruskan beban ke lapisan
tanah keras di bawahnya dengan baik, dimensi pondasi tapak sengaja dibuat lebih
besar daripada ukuran kolom di atasnya.
Bahan bangunan yang digunakan untuk membuat pondasi tapak terdiri dari
agregat kasar, agregat halus, perekat, dan air. Di antaranya pasir, kerikil, semen,
dan air. Untuk beberapa kasus Anda bisa mengganti kerikil dengan batu split yang
memiliki diameter 2-3 cm. Jangan lupa sediakan pula besi beton sebagai tulangan
dan papan kayu sebagai bekisting.

21
Kelebihan-kelebihan dari pondasi tapak antara lain :
1. Biaya pembuatannya terbilang cukup murah dibandingkan jenis pondasi
lainnya
2. Kebutuhan galian tanahnya tidak terlalu dalam
3. Bisa dipakai untuk menahan bangunan yang mempunyai satu hingga
empat lantai
4. Proses pengerjaannya relatif sederhana
5. Daya dukung yang dimilikinya sangat baik

Sedangkan, kekurangan-kekurangan dari pondasi tapak yaitu :


1. Waktu pengeringan betonnya cukup lama hingga mencapai 28 hari
2. Dibutuhkan manajemen waktu yang tepat agar pengerjaanya efisien
3. Rumit dalam merencanakan pembesian dan desain penulangannya

3. Jenis-Jenis Pondasi Tapak


Dalam memilih jenis pondasi tapak yang paling tepat untuk mendukung
suatu bangunan, kita harus menyesuaikannya terhadap faktor-faktor tertentu.
Mulai dari kedalaman tanah dari dasar pondasi, daya dukung tanah, keseragaman
komposisi tanah, jenis bangunan yang akan disokong, sampai ukuran pondasi
yang dibutuhkan. Nah, di bawah ini merupakan ragam dari pondasi tapak yang
patut Anda ketahui :
a. Pondasi Tapak Setempat
Pondasi tapak setempat juga dikenal sebagai pondasi telapak kolom dan
pondasi telapak terpisah. Kebanyakan pondasi ini berbentuk bujur sangkar untuk
mengefektifkan ruang dan menjamin keseimbangannya. Namun jika ruangan yang
tersedia tidak memungkinkan dibuat bentuk ini, maka pondasi tapak setempat
juga bisa dibangun dalam bentuk persegi panjang.
b. Pondasi Tapak Dinding
Sesuai namanya, kegunaan utama pondasi tapak dinding adalah untuk
menahan beban dinding. Bukan hanya dinding yang bertumpu pada pondasi ini

22
secara konsentris saja yang didukung, tetapi juga bagian-bagian dinding yang lain
pun ikut dijaga kedudukannya.
c. Pondasi Tapak Gabungan
Pondasi tapak gabungan merupakan dua pondasi yang digabungkan memakai
balok pengikat. Pondasi ini biasa disebut pula pondasi tapak kantilever. Pondasi
tapak gabungan umumnya digunakan untuk menyokong dua kolom sekaligus
bahkan lebih. Jadi jangan heran kalau telapak pondasi ini dibuat dalam bentuk
persegi panjang atau trapesium.
d. Pondasi Tapak Pelat
Ini adalah pondasi tapak yang dilengkapi dengan telapak berukuran cukup
luas. Gunanya yaitu untuk menahan beban seluruh kolom dan dinding bangunan.
Umumnya pondasi tapak pelat diaplikasikan pada tanah yang labil.
e. Pondasi Tapak Tiang Pancang
Prinsip kerja pondasi tapak tiang pancang yakni meneruskan beban konstruksi
yang diterima dari atas kepada tiang-tiang yang dipancangkan. Selanjutnya beban
tersebut akan dilimpahkan sampai ke tanah pendukung lewat tumpuan ujung tiang
dan gesekan permukaan.

4. Pondasi Tiang Pancang


a. Pondasi Tiang Pancang (Pile Foundation)
Pondasi tiang pancang (pile foundation) adalah bagian dari struktur yang
digunakan untuk menerima dan mentransfer (menyalurkan) beban dari struktur
atas ke tanah penunjang yang terletak pada kedalaman tertentu. Tiang pancang
bentuknya panjang dan langsing yang menyalurkan beban ke tanah yang lebih
dalam. Bahan utama dari tiang adalah kayu, baja (steel), dan beton. Tiang pancang
yang terbuat dari bahan ini adalah dipukul, dibor atau di dongkrak ke dalam tanah
dan dihubungkan dengan pile cap (poer). Tergantung juga pada tipe tanah,
material dan karakteristik penyebaran beban tiang pancnag diklasifikasikan
berbeda-beda.
Pondasi tiang sudah digunakan sebagai penerima beban dan sistem transfer
beban bertahun-tahun. Pada awal peradaban, dari komunikasi, pertahanan, dan

23
hal-hal yang strategik dari desa dan kota yang terletak dekat sungai dan danau.
Oleh sebab itu perlu memperkuat tanah penunjang dengan beberapa tiang. Tiang
yang terbuat dari kayu (timber pile) dipasang dengan dipukul ke dalam tanah
dengan tanah atau lubang yang digali dan diisi dengan pasir dan batu.
Pada tahun 1740, Christoffoer Polhem menemukan peralatan pile driving
yang mana menyerupai mekanisme Pile driving saat ini. Tiang baja (steel pile)
sudah digunakan selama 1800 dan tiang beton (concrete pile) sejak 1900.
Revolusi industri membawa perubahan yang penting pada sistem pile driving
melalui penemuan mesin uap dan mesin diesel. Lebih lagi baru-baru ini,
meningkatnya permintaan akan rumah dan konstruksi memaksa para pengembang
memanfaatkan tanah-tanah yang mempunyai karakteristik yang kurang bagus. Hal
ini membuat pengembangan dan peningkatan sistem pile driving. Saat ini banyak
teknik-teknik instalansi tiang pancang bermunculan.
Seperti tipe pondasi yang lainnya, tujuan dari pondasi tiang adalah:
1. Untuk menyalurkan beban pondasi ke tanah keras
2. Untuk menahan beban vertikal, lateral, dan beban uplift.
Struktur yang menggunakan pondasi tiang pancang apabila tanah dasar tidak
mempunyai kapasitas daya pikul yang memadai. Kalau hasil pemeriksaan tanah
menunjukkan bahwa tanah dangkal tidak stabil dan kurang keras apabila besarnya
hasil estimasi penurunan tidak dapat diterima pondasi tiang pancang dapat
menjadi bahan pertimbangan. Lebih jauh lagi, estimasi biaya dapat menjadi
indicator bahwa pondasi tiang pancang biayanya lebih murah daripada jenis
pondasi yang lain dibandingkan dengan biaya perbaikan tanah.
Dalam kasus konstruksi berat, sepertinya bahwa kapasitas daya pikul dari
tanah dangkal tidak akan memuaskan, dan konstruksi seharusnya di bangun di
atas pondasi tiang. Tiang pancang juga digunakan untuk kondisi tanah yang
normal untuk menahan beban horizontal. Tiang pancang merupakan metode yang
tepat untuk pekerjaan diatas air, seperti jertty atau dermaga.
Penggunaan pondasi tiang pancang sebagai pondasi bangunan apabila tanah
yang berada dibawah dasar bangunan tidak mempunyai daya dukung (bearing
capacity) yang cukup untuk memikul berat bangunan beban yang bekerja padanya

24
(Sardjono HS, 1988). Atau apabila tanah yang mempunyai daya dukung yang
cukup untuk memikul berat bangunan dan seluruh beban yang bekerja berada
pada lapisan yang sangat dalam dari permukaan tanah kedalaman > 8 m (Bowles,
1991). Fungsi dan kegunaan dari pondasi tiang pancang adalah untuk
memindahkan atau mentransfer beban-beban dari konstruksi di atasnya (super
struktur) ke lapisan tanah keras yang letaknya sangat dalam.
Dalam pelaksanaan pemancangan pada umumnya dipancangkan tegak lurus
dalam tanah, tetapi ada juga dipancangkan miring (battle pile) untuk dapat
menahan gaya-gaya horizontal yang bekerja. Hal seperti ini sering terjadi pada
dermaga dimana terdapat tekanan kesamping dari kapal dan perahu. Sudut
kemiringan yang dapat dicapai oleh tiang tergantung dari alat yang dipergunakan
serta disesuaikan pula dengan perencanaannya.
Pondasi tiang digolongkan berdasarkan kualitas bahan material dan cara
pelaksanaan. Menurut kualitas bahan material yang digunakan, tiang pancang
dibedakan menjadi empat yaitu tiang pancang kayu, tiang pancang beton, tiang
pancang baja, dan tiang pancang composite (kayu – beton dan baja – beton).
Tiang pancang umumnya digunakan:
1. Untuk mengangkat beban-beban konstruksi diatas tanah kedalam atau
melalui sebuah stratum/lapisan tanah. Didalam hal ini beban vertikal dan
beban lateral boleh jadi terlibat.
2. Untuk menentang gaya desakan keatas, gaya guling, seperti untuk telapak
ruangan bawah tanah dibawah bidang batas air jenuh atau untuk menopang
kaki-kaki menara terhadap guling.
3. Memampatkan endapan-endapan tak berkohesi yang bebas lepas melalui
kombinasi perpindahan isi tiang pancang dan getaran dorongan. Tiang
pancang ini dapat ditarik keluar kemudian.
4. Mengontrol lendutan/penurunan bila kaki-kaki yang tersebar atau telapak
berada pada tanah tepi atau didasari oleh sebuah lapisan yang
kemampatannya tinggi.
5. Membuat tanah dibawah pondasi mesin menjadi kaku untuk mengontrol
amplitudo getaran dan frekuensi alamiah dari sistem tersebut.

25
6. Sebagai faktor keamanan tambahan dibawah tumpuan jembatan dan atau
pir, khususnya jika erosi merupakan persoalan yang potensial.
7. Dalam konstruksi lepas pantai untuk meneruskan beban-beban diatas
permukaan air melalui air dan kedalam tanah yang mendasari air tersebut. Hal
seperti ini adalah mengenai tiang pancang yang ditanamkan sebagian dan
yang terpengaruh oleh baik beban vertikal (dan tekuk) maupun beban lateral
(Bowles, 1991).
Pondasi tiang pancang dibuat ditempat lain (pabrik, dilokasi) dan baru
dipancang sesuai dengan umur beton setelah 28 hari. Karena tegangan tarik beton
adalah kecil, sedangkan berat sendiri beton adalah besar, maka tiang pancang
beton ini haruslah diberi tulangan yang cukup kuat untuk menahan momen lentur
yang akan timbul pada waktu pengangkatan dan pemancangan.

b. Kriteria dan jenis pemakaian tiang pancang


Dalam perencanaan pondasi suatu konstruksi dapat digunakan beberapa
macam tipe pondasi. Pemilihan tipe pondasi yang digunakan berdasarkan atas
beberapa hal, yaitu:
1. Fungsi bangunan atas yang akan dipikul oleh pondasi tersebut;
2. Besarnya beban dan beratnya bangunan atas;
3. Kondisi tanah tempat bangunan didirikan;
4. Biaya pondasi dibandingkan dengan bangunan atas.

Kriteria pemakaian tiang pancang dipergunakan untuk suatu pondasi


bangunan sangat tergantung pada kondisi:
1. Tanah dasar di bawah bangunan tidak mempunyai daya dukung (misalnya
pembangunan lepas pantai)
2. Tanah dasar di bawah bangunan tidak mampu memikul bangunan yang
ada diatasnya atau tanah keras yang mampu memikul beban tersebut jauh dari
permukaan tanah
3. Pembangunan diatas tanah yang tidak rata
4. Memenuhi kebutuhan untuk menahan gaya desak keatas (uplift)

26
5. Penggolongan Pondasi Tiang Pancang
Pondasi tiang pancang dapat digolongkan berdasarkan pemakaian bahan, cara
tiang meneruskan beban dan cara pemasangannya, berikut ini akan dijelaskan satu
persatu.

1. Pondasi tiang pancang menurut pemakaian bahan dan karakteristik


strukturnya
Tiang pancang dapat dibagi kedalam beberapa kategori (Bowles, 1991) antara
lain:

a. Tiang Pancang Kayu


Tiang pancang dengan bahan material kayu dapat digunakan sebagai tiang
pancang pada suatu dermaga. Tiang pancang kayu dibuat dari batang pohon yang
cabang-cabangnya telah dipotong dengan hati-hati, biasanya diberi bahan
pengawet dan didorong dengan ujungnya yang kecil sebagai bagian yang runcing.
Kadang-kadang ujungnya yang besar didorong untuk maksud-maksud khusus,
seperti dalam tanah yang sangat lembek dimana tanah tersebut akan bergerak
kembali melawan poros. Kadang kala ujungnya runcing dilengkapi dengan sebuah
sepatu pemancangan yang terbuat dari logam bila tiang pancang harus menembus
tanah keras atau tanah kerikil.
Pemakaian tiang pancang kayu ini adalah cara tertua dalam penggunaan tiang
pancang sebagai pondasi. Tiang kayu akan tahan lama dan tidak mudah busuk
apabila tiang katu tersebut dalam keadaan selalu terendam penuh di bawah muka
air tanah. Tiang pancang dari kayu akan lebih cepat rusak atau busuk apabila
dalam keadaan kering dan basah yang selalu berganti-ganti. Sedangkan
pengawetan serta pemakaian obat-obatan pengawet untuk kayu hanya akan
menunda atau memperlambat kerusakan daripada kayu, akan tetapi tetap tidak
akan dapat melindungi untuk seterusnya. Pada pemakaian tiang pancang kayu ini
biasanya tidak diijinkan untuk menahan muatan lebih besar dari 25 sampai 30 ton
untuk setiap tiang.

27
Tiang pancang kayu ini sangat cocok untuk daerah rawa dan daerah-daerah
dimana sangat banyak terdapat hutan kayu seperti daerah Kalimantan, sehingga
mudah memperoleh balok/tiang kayu yang panjang dan lurus dengan diameter
yang cukup besar untuk digunakan sebagai tiang pancang.
Persyaratan dari tiang pancang tongkat kayu tersebut adalah : bahan kayu
yang dipergunakan harus cukup tua, berkualitas baik dan tidak cacat, contohnya
kayu berlian. Semula tiang pancang kayu harus diperiksa terlebih dahulu sebelum
dipancang untuk memastikan bahwa tiang pancang kayu tersebut memenuhi
ketentuan dari bahan dan toleransi yang diijinkan. Semua kayu lunak yang
digunakan untuk tiang pancang memerlukan pengawetan, yang harus
dilaksanakan sesuai dengan AASHTO M133 – 86 dengan menggunakan instalasi
peresapan bertekanan.
Bilamana instalasi semacam ini tidak tersedia, pengawetan dengan tangki
terbuka secara panas dan dingin, harus digunakan. Beberapa kayu keras dapat
digunakan tanpa pengawetan, tetapi pada umumnya, kebutuhan untuk
mengawetkan kayu keras tergantung pada jenis kayu dan beratnya kondisi
pelayanan.

Kepala Tiang Pancang


Sebelum pemancangan, tindakan pencegahan kerusakan pada kepala tiang
pancang harus diambil. Pencegahan ini dapat dilakukan dengan pemangkasan
kepala tiang pancang sampai penampang melintang menjadi bulat dan tegak lurus
terhadap panjangnya dan memasang cincin baja atau besi yang kuat atau dengan
metode lainnya yang lebih efektif. Setelah pemancangan, kepala tiang pancang
harus dipotong tegak lurus terhadap panjangnya sampai nagian kayu yang keras
dan diberi bahan pengawet sebelum pur (pile cap) dipasang.
Bilama tiang pancang kayu lunak membentuk pondasi struktur permanen dan
akan dipotong sampai di bawah permukaan tanah, maka perhatian khusus harus
diberikan untuk memastikan bahwa tiang pancang tersebut telah dipotong pada
atau di bawah permukaan air tanah yang terendah yang diperkirakan. Bilamana
digunakan pur (pile cap) dari beton, kepala tiang pancang harus tertanam dalam

28
pur dengan kedalaman yang cukup sehingga dapat memindahkan gaya. Tebal
beton di sekeliling tiang pancnag paling sedikit 15 cm dan harus diberi baja
tulangan untuk mencegah terjadinya keretakan.

Sepatu Tiang Pancang


Tiang pancang harus dilengkapi dengan sepatu yang cocok untuk melindungi
ujung tiang selama pemancangan, kecuali bilamana seluruh pemancangan
dilakukan pada tanah yang lunak. Sepatu harus benar-benar konsentris (pusat
sepatu sama dengan pusat tiang pancang) dan dipasang dengan kuat pada ujung
tiang. Bidang kontak antara sepatu dan kayu harus cukup untuk menghindari
tekanan yang berlebihan selama pemancangan.

Pemancangan
Pemancangan berat yang mungkin merusak kepala tiang pancang, memecah
ujung dan menyebabkan retak tiang pancang harus dihindari dengan membatasi
tinggi jatuh palu dan jumlah penumbukan pada tiang pancang. Umumnya, berat
palu harus sama dengan beratnya tiang untuk memudahkan pemancangan.
Perhatian khusus harus diberikan selama pemancangan untuk memastikan
bahwa kepala tiang pancang harus selalu berada sesumbu dengan palu dan tegak
lurus terhadap panjang tiang pancang dan bahwa tiang pancang dalam posisi yang
relatif pada tempatnya.

Penyambungan
Bilamana diperlukan untuk menggunakan tiang pancang yang terdiri dari dua
batang atau lebih, permukaan ujung tiang pancang harus dipotong sampai tegak
lurus terhadap panjangnya untuk menjamin bidang kontak seluas seluruh
penampang tiang pancang. Pada tiang pancang yang digergaji, sambungannya
harus diperkuat dengan kayu atau pelat penyambung baja, atau profil baja seperti
profil kanal atau profil siku yang dilas menjadi satu membentuk kotak yang

29
dirancang untuk memberikan kekuatan yang diperlukan. Tiang pancang bulat
harus diperkuat dengan pipa penyambung. Sambungan di dekat titik-titik yang
mempunyai lendutan maksimum harus dihindarkan.

Keuntungan pemakaian tiang pancang kayu


1. Tiang pancang dari kayu relatif lebih ringan sehingga mudah dalam
pengangkutan.
2. Kekuatan tarik besar sehingga pada waktu pengangkatan untuk
pemancangan tidak menimbulkan kesulitan seperti misalnya pada tiang
pancang beton precast.
3. Mudah untuk pemotongannya apabila tiang kayu ini sudah tidak dapat
masuk lagi ke dalam tanah.
4. Tiang pancang kayu ini lebih baik untuk friction pile dari pada untuk end
bearing pilesebab tegangan tekanannya relatif kecil.
5. Karena tiang kayu ini relatif flexible terhadap arah horizontal
dibandingkan dengan tiang-tiang pancang selain dari kayu, maka apabila
tiang ini menerima beban horizontal yang tidak tetap, tiang pancang kayu ini
akan melentur dan segera kembali ke posisi setelah beban horizontal tersebut
hilang. Hal seperti ini sering terjadi pada dermaga dimana terdapat tekanan
kesamping dari kapal dan perahu.
6. Kerugian pemakaian tiang pancang kayu:
7. Karena tiang pancang ini harus selalu terletak di bawah muka air tanah
yang terendah agar dapat tahan lama, maka kalau air tanah yang terendah itu
letaknya sangat dalam, hal ini akan menambah biaya untuk penggalian.
8. Tiang pancang yang di buat dari kayu mempunyai umur yang relatif kecil
di bandingkan dengan tiang pancang yang di buat dari baja atau beton
terutama pada daerah yang muka air tanahnya sering naik dan turun.
9. Pada waktu pemancangan pada tanah yang berbatu (gravel) ujung tiang
pancang kayu dapat berbentuk berupa sapu atau dapat pula ujung tiang

30
tersebut hancur. Apabila tiang kayu tersebut kurang lurus, maka pada waktu
dipancangkan akan menyebabkan penyimpangan terhadap arah yang telah
ditentukan.
10. Tiang pancang kayu tidak tahan terhadap benda-benda yang agresif
dan jamur yang menyebabkan kebusukan.

b. Tiang Pancang Beton


1. Precast Reinforced Concrete Pile
Precast renforced concrete pile adalah tiang pancang dari beton bertulang
yang dicetak dan dicor dalam acuan beton (bekisting), kemudian setelah cukup
kuat lalu diangkat dan dipancangkan. Karena tegangan tarik beton adalah kecil
dan praktis dianggap sama dengan nol, sedangkan berat sendiri dari pada beton
adalah besar, maka tiang pancang beton ini haruslah dieri penulangan-penulangan
yang cukup kuat untuk menahan momen lentur yang akan timbul pada waktu
pengangkatan dan pemancangan. Karena berat sendiri adalah besar, biasanya
pancang beton ini dicetak dan dicor di tempat pekerjaan, jadi tidak membawa
kesulitan untuk transport.
Tiang pancang ini dapat memikul beban yang besar (>50 ton untuk setiap
tiang), hal ini tergantung dari dimensinya. Dalam perencanaan tiang pancang
beton precast ini panjang dari pada tiang harus dihitung dengan teliti, sebab kalau
ternyata panjang dari pada tiang ini kurang terpaksa harus dilakukan
penyambungan, hal ini adalah sulit dan banyak memakan waktu.
Reinforced Concrete Pile penampangnya dapat berupa lingkaran, segi empat,
segi delapan dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

31
Gambar 1. Tiang pancang beton precast concrete pile (Bowles, 1991)

Keuntungan pemakaian Precast Concrete Reinforced Pile:


1. Precast Concrete Reinforced Pile ini mempunyai tegangan tekan yang
besar, hal ini tergantung dari mutu beton yang di gunakan.
2. Tiang pancang ini dapat di hitung baik sebagai end bearing
pile maupun friction pile.
3. Karena tiang pancang beton ini tidak berpengaruh oleh tinggi muka air
tanah seperti tiang pancang kayu, maka disini tidak memerlukan galian tanah
yang banyak untuk poernya.
4. Tiang pancang beton dapat tahan lama sekali, serta tahan terhadap
pengaruh air maupun bahan-bahan yang corrosive asal beton dekkingnya
cukup tebal untuk melindungi tulangannya.
5. Kerugian pemakaian Precast Concrete Reinforced Pile
6. Karena berat sendirinya maka transportnya akan mahal, oleh karena
itu Precast reinforced concrete pile ini di buat di lokasi pekerjaan.
7. Tiang pancang ini di pancangkan setelah cukup keras, hal ini berarti
memerlukan waktu yang lama untuk menunggu sampai tiang beton ini dapat
dipergunakan.
8. Bila memerlukan pemotongan maka dalam pelaksanaannya akan lebih
sulit dan memerlukan waktu yang lama.
9. Bila panjang tiang pancang kurang, karena panjang dari tiang pancang ini
tergantung dari pada alat pancang ( pile driving ) yang tersedia maka untuk
melakukan panyambungan adalah sukar dan memerlukan alat penyambung
khusus.

c. Precast Prestressed Concrete Pile


Precast Prestressed Concrete Pile adalah tiang pancang dari beton prategang
yang menggunakan baja penguat dan kabel kawat sebagai gaya prategangnya.

32
Gambar 2.3 Tiang pancang Precast Prestressed Concrete Pile ( Bowles, 1991 )

Keuntungan pemakaian Precast prestressed concrete pile:


1. Kapasitas beban pondasi yang dipikulnya tinggi.
2. Tiang pancang tahan terhadap karat.
3. Kemungkinan terjadinya pemancangan keras dapat terjadi.
4. Kerugian pemakaian Precast prestressed concrete pile:
5. Pondasi tiang pancang sukar untuk ditangani.
6. Biaya permulaan dari pembuatannya tinggi.
7. Pergeseran cukup banyak sehingga prategang sukar untuk disambung.

d. Cast in Place Pile


Pondasi tiang pancang tipe ini adalah pondasi yang di cetak di tempat dengan
jalan dibuatkan lubang terlebih dahulu dalam tanah dengan cara mengebor tanah
seperti pada pengeboran tanah pada waktu penyelidikan tanah. Pada Cast in
Place ini dapat dilaksanakan dua cara:
1. Dengan pipa baja yang dipancangkan ke dalam tanah, kemudian diisi dengan
beton dan ditumbuk sambil pipa tersebut ditarik keatas.
2. Dengan pipa baja yang di pancangkan ke dalam tanah, kemudian diisi dengan
beton, sedangkan pipa tersebut tetap tinggal di dalam tanah.

Keuntungan pemakaian Cast in Place


1. Pembuatan tiang tidak menghambat pekerjan.
2. Tiang ini tidak perlu diangkat, jadi tidak ada resiko rusak dalam transport.
3. Panjang tiang dapat disesuaikan dengan keadaan dilapangan.

33
4. Kerugian pemakaian Cast in Place
5. Pada saat penggalian lubang, membuat keadaan sekelilingnya menjadi
kotor akibat tanah yang diangkut dari hasil pengeboran tanah tersebut.
6. Pelaksanaannya memerlukan peralatan yang khusus.
7. Beton yang dikerjakan secara Cast in Place tidak dapat dikontrol.

6. Tiang Pancang Baja.


Pada umumnya, tiang pancang baja struktur harus berupa profil baja gilas
biasa, tetapi tiang pancang pipa dan kotak dapat digunakan. Bilamana tiang
pancang pipa atau kotak digunakan, dan akan diisi dengan beton, mutu beton
tersebut minimum harus K250.
Kebanyakan tiang pancang baja ini berbentuk profil H. Karena terbuat dari
baja maka kekuatan dari tiang ini sendiri sangat besar sehingga dalam
pengangkutan dan pemancangan tidak menimbulkan bahaya patah seperti halnya
pada tiang beton precast. Jadi pemakaian tiang pancang baja ini akan sangat
bermanfaat apabila kita memerlukan tiang pancang yang panjang dengan tahanan
ujung yang besar.
Tingkat karat pada tiang pancang baja sangat berbeda-beda terhadap texture
tanah, panjang tiang yang berada dalam tanah dan keadaan kelembaban tanah.
a. Pada tanah yang memiliki texture tanah yang kasar/kesap, maka karat yang
terjadi karena adanya sirkulasi air dalam tanah tersebut hampir mendekati
keadaan karat yang terjadi pada udara terbuka.
b. Pada tanah liat (clay) yang mana kurang mengandung oxygen maka akan
menghasilkan tingkat karat yang mendekati keadaan karat yang terjadi karena
terendam air.
c. Pada lapisan pasir yang dalam letaknya dan terletak dibawah lapisan tanah
yang padat akan sedikit sekali mengandung oxygen maka lapisan pasir
tersebut juga akan akan menghasilkan karat yang kecil sekali pada tiang
pancang baja.

34
Pada umumnya tiang pancang baja akan berkarat di bagian atas yang dekat
dengan permukaan tanah. Hal ini disebabkan karena Aerated-Condition (keadaan
udara pada pori-pori tanah) pada lapisan tanah tersebut dan adanya bahan-bahan
organis dari air tanah. Hal ini dapat ditanggulangi dengan memoles tiang baja
tersebut dengan (coaltar) atau dengan sarung beton sekurang-kurangnya 20” (± 60
cm) dari muka air tanah terendah.
Karat /korosi yang terjadi karena udara (atmosphere corrosion) pada bagian tiang
yang terletak di atas tanah dapat dicegah dengan pengecatan seperti pada
konstruksi baja biasa.

Perlindungan Terhadap Korosi


Bilamana korosi pada tiang pancang baja mungkin dapat terjadi, maka
panjang atau ruas-ruasnya yang mungkin terkena korosi harus dilindungi dengan
pengecatan menggunakan lapisan pelindung yang telah disetujui dan/atau
digunakan logam yang lebih tebal bilamana daya korosi dapat diperkirakan
dengan akurat dan beralasan. Umumnya seluruh panjang tiang baja yang
terekspos, dan setiap panjang yang terpasang dalam tanah yang terganggu di atas
muka air terendah, harus dilindungi dari korosi.

Kepala Tiang Pancang


Sebelum pemancangan, kepala tiang pancang harus dipotong tegak lurus
terhadap panjangnya dan topi pemancang (driving cap) harus dipasang untuk
mempertahankan sumbu tiang pancang segaris dengan sumbu palu. Sebelum
pemancangan, pelat topi, batang baja atau pantek harus ditambatkan pad pur, atau
tiang pancang dengan panjang yang cukup harus ditanamkan ke dalam pur (pile
cap).

Perpanjangan Tiang Pancang


Perpanjangan tiang pancang baja harus dilakukan dengan pengelasan.
Pengelasan harus dikerjakan sedemikian rupa hingga kekuatan penampang baja
semula dapat ditingkatkan. Sambungan harus dirancang dan dilaksanakan dengan

35
cara sedemikian hingga dapat menjaga alinyemen dan posisi yang benar pada
ruas-ruas tiang pancang. Bilamana tiang pancang pipa atau kotak akan diisi
dengan beton setelah pemancangan, sambungan yang dilas harus kedap air.

Sepatu Tiang Pancang


Pada umumnya sepatu tiang pancang tidak diperlukan pada profil H atau
profil baja gilas lainnya. Namun bilamana tiang pancang akan dipancang di tanah
keras, maka ujungnya dapat diperkuat dengan menggunakan pelat baja tuang atau
dengan mengelaskan pelat atau siku baja untuk menambah ketebalan baja. Tiang
pancang pipa atau kotak dapat juga dipancang tanpa sepatu, tetapi bilamana ujung
dasarnya tertutup diperlukan, maka penutup ini dapat dikerjakan dengan cara
mengelaskan pelat datar, atau sepatu yang telah dibentuk dari besi tuang, baja
tuang atau baja fabrikasi.

Keuntungan pemakaian Tiang Pancang Baja:


a. Tiang pancang ini mudah dalam dalam hal penyambungannya.
b. Tiang pancang ini memiliki kapasitas daya dukung yang tinggi.
c. Dalam hal pengangkatan dan pemancangan tidak menimbulkan bahaya
patah.
d. Kerugian pemakaian Tiang Pancang Baja:
e. Tiang pancang ini mudah mengalami korosi.
f. Bagian H pile dapat rusak atau di bengkokan oleh rintangan besar.

7. Tiang Pancang Komposit.


Tiang pancang komposit adalah tiang pancang yang terdiri dari dua bahan
yang berbeda yang bekerja bersama-sama sehingga merupakan satu tiang.
Kadang-kadang pondasi tiang dibentuk dengan menghubungkan bagian atas dan
bagian bawah tiang dengan bahan yang berbeda, misalnya dengan bahan beton di
atas muka air tanah dan bahan kayu tanpa perlakuan apapun disebelah bawahnya.

36
Biaya dan kesulitan yang timbul dalam pembuatan sambungan menyebabkan cara
ini diabaikan.

a. Water Proofed Steel and Wood Pile


Tiang ini terdiri dari tiang pancang kayu untuk bagian yang di bawah
permukaan air tanah sedangkan bagian atas adalah beton. Kita telah mengetahui
bahwa kayu akan tahan lama/awet bila terendam air, karena itu bahan kayu disini
diletakan di bagian bawah yang mana selalu terletak dibawah air tanah.
Kelemahan tiang ini adalah pada tempat sambungan apabila tiang pancang ini
menerima gaya horizontal yang permanen. Adapun cara pelaksanaanya secara
singkat sebagai berikut:
1. Casing dan core (inti) dipancang bersama-sama dalam tanah hingga
mencapai kedalaman yang telah ditentukan untuk meletakan tiang pancang
kayu tersebut dan ini harus terletak dibawah muka air tanah yang terendah.
2. Kemudian core ditarik keatas dan tiang pancang kayu dimasukan dalam
casing dan terus dipancang sampai mencapai lapisan tanah keras.
3. Secara mencapai lapisan tanah keras pemancangan dihentikan dan core
ditarik keluar dari casing. Kemudian beton dicor kedalam casing sampai
penuh terus dipadatkan dengan menumbukkan core ke dalam casing.

b. Composite Dropped in – Shell and Wood Pile


Tipe tiang ini hampir sama dengan tipe diatas hanya bedanya di sini memakai
shell yang terbuat dari bahan logam tipis permukaannya di beri alur spiral. Secara
singkat pelaksanaanya sebagai berikut:
1. Casing dan core dipancang bersama-sama sampai mencapai kedalaman
yang telah ditentukan di bawah muka air tanah.
2. Setelah mencapai kedalaman yang dimaksud core ditarik keluar dari
casing dan tiang pancang kayu dimasukkan dalam casing terus dipancang
sampai mencapai lapisan tanah keras. Pada pemancangan tiang pancang kayu
ini harus diperhatikan benar-benar agar kepala tiang tidak rusak atau pecah.
3. Setelah mencapai lapisan tanah keras core ditarik keluar lagi dari casing.

37
4. Kemudian shell berbentuk pipa yang diberi alur spiral dimasukkan dalam
casing. Pada ujung bagian bawah shell dipasang tulangan berbentuk sangkar
yang mana tulangan ini dibentuk sedemikian rupa sehingga dapat masuk pada
ujung atas tiang pancang kayu tersebut.
5. Beton kemudian dicor kedalam shell. Setelah shell cukup penuh dan padat
casing ditarik keluar sambil shell yang telah terisi beton tadi ditahan terisi
beton tadi ditahan dengan cara meletakkan core diujung atas shell.

c. Composit Ungased – Concrete and Wood Pile.


Dasar pemilihan tiang composit tipe ini adalah:
1. Lapisan tanah keras dalam sekali letaknya sehingga tidak memungkinkan
untuk menggunakan cast in place concrete pile, sedangkan kalau
menggunakan precast concrete pile terlalu panjang, akibatnya akan susah
dalam transport dan mahal.
2. Muka air tanah terendah sangat dalam sehingga bila menggunakan tiang
pancang kayu akan memerlukan galian yang cukup dalam agar tiang pancang
kayu tersebut selalu berada dibawah permukaan air tanah terendah.
Adapun prinsip pelaksanaan tiang composite ini adalah sebagai berikut:
1. Casing baja dan core dipancang bersama-sama dalam tanah sehingga
sampai pda kedalaman tertentu (di bawah m.a.t)
2. Core ditarik keluar dari casing dan tiang pancang kayu dimasukkan casing
terus dipancang sampai kelapisan tanah keras.
3. Setelah sampai pada lapisa tanah keras core dikeluarkan lagi dari casing
dan beton sebagian dicor dalam casing. Kemudian core dimasukkan lagi
dalam casing.
4. Beton ditumbuk dengan core sambil casing ditarik ke atas sampai jarak
tertentu sehingga terjadi bentuk beton yang menggelembung seperti bola
diatas tiang pancang kayu tersebut.
5. Core ditarik lagi keluar dari casing dan casing diisi dengan beton lagi
sampai padat setinggi beberapa sentimeter diatas permukaan tanah. Kemudian

38
beton ditekan dengan core kembali sedangkan casing ditarik keatas sampai
keluar dari tanah.
6. Tiang pancang composit telah selesai. Tiang pancang composit seperti ini
sering dibuat oleh The Mac Arthur Concrete Pile Corp.

d. Composite Dropped – Shell and Pipe Pile


Dasar pemilihan tipe tiang seperti ini adalah:
1. Lapisan tanah keras letaknya terlalu dalam bila digunakan cast in place
concrete.
2. Muka air tanah terendah terlalu dalam kalai digunakan tiang composit
yang bagian bawahnya terbuat dari kayu.
Cara pelaksanaan tiang tipe ini adalah sebagai berikut:
1. Casing dan core dipasang bersama-sama sehingga casing seluruhnya
masuk dalam tanah. Kemudian core ditarik.
2. Tiang pipa baja dengan dilengkapi sepatu pada ujung bawah dimasukkan
dalam casing terus dipancang dengan pertolongan core sampai ke tanah keras.
3. Setelah sampai pada tanah keras kemudian core ditarik keatas kembali.
4. Kemudian sheel yang beralur pada dindingnya dimasukkan dalam casing
hingga bertumpu pada penumpu yang terletak diujung atas tiang pipa baja.
Bila diperlukan pembesian maka besi tulngan dimasukkan dalam shell dan
kemudian beton dicor sampai padat.
5. Shell yang telah terisi dengan beton ditahan dengan core sedangkan casing
ditarik keluar dari tanah. Lubang disekeliling shell diisi dengan tanah atau
pasir. Variasi lain pada tipe tiang ini dapat pula dipakai tiang pemancang baja
H sebagai ganti dari tiang pipa.

e. Franki Composite Pile


Prinsip tiang hampir sama dengan tiang franki biasa hanya bedanya disini
pada bagian atas dipergunakan tiang beton precast biasa atau tiang profil H dari
baja.
Adapun cara pelaksanaan tiang composit ini adalah sebagai berikut:

39
1. Pipa dengan sumbat beton dicor terlebih dahulu pada ujung bawah pipa
baja dipancang dalam tanah dengan drop hammer sampai pada tanah keras.
Cara pemasangan ini sama seperti pada tiang franki biasa.
2. Setelah pemancangan sampai pada kedalaman yang telah direncanakan,
pipa diisi lagi dengan beton dan terus ditumbuk dengan drop hammer sambil
pipa ditarik lagi ke atas sedikit sehingga terjadi bentuk beton seperti bola.
3. Setelah tiang beton precast atau tiang baja H masuk dalam pipa sampai
bertumpu pada bola beton pipa ditarik keluar dari tanah.
4. Rongga disekitar tiang beton precast atau tiang baja H diisi dengan kerikil
atau pasir.

8. Pondasi Tiang Pancang Menurut Pemasangannya


Pondasi tiang pancang menurut cara pemasangannya dibagi dua bagian besar,
yaitu:
a. Tiang pancang pracetak
Tiang pancang pracetak adalah tiang pancang yang dicetak dan dicor didalam
acuan beton (bekisting), kemudian setelah cukup kuat lalu diangkat dan
dipancangkan. Tiang pancang pracetak ini menurut cara pemasangannya terdiri
dari :
1. Cara penumbukan
Dimana tiang pancang tersebut dipancangkan kedalam tanah dengan cara
penumbukan oleh alat penumbuk (hammer).
2. Cara penggetaran
Dimana tiang pancang tersebut dipancangkan kedalam tanah dengan cara
penggetaran oleh alat penggetar (vibrator).
3. Cara penanaman
Dimana permukaan tanah dilubangi terlebih dahulu sampai kedalaman tertentu,
lalu tiang pancang dimasukkan, kemudian lubang tadi ditimbun lagi dengan
tanah.
Cara penanaman ini ada beberapa metode yang digunakan :

40
1. Cara pengeboran sebelumnya, yaitu dengan cara mengebor tanah
sebelumnya lalu tiang dimasukkan kedalamnya dan ditimbun kembali.
2. Cara pengeboran inti, yaitu tiang ditanamkan dengan mengeluarkan tanah
dari bagian dalam tiang.
3. Cara pemasangan dengan tekanan, yaitu tiang dipancangkan kedalam
tanah dengan memberikan tekanan pada tiang.
4. Cara pemancaran, yaitu tanah pondasi diganggu dengan semburan air yang
keluar dari ujung serta keliling tiang, sehingga tidak dapat dipancangkan
kedalam tanah.

b. Tiang yang dicor ditempat (cast in place pile)


Tiang yang dicor ditempat (cast in place pile) ini menurut teknik
penggaliannya terdiri dari beberapa macam cara yaitu :
1. Cara penetrasi alas
Cara penetrasi alas yaitu pipa baja yang dipancangkan kedalam tanah
kemudian pipa baja tersebut dicor dengan beton.
2. Cara penggalian
Cara ini dapat dibagi lagi urut peralatan pendukung yang digunakan antara
lain :
1. Penggalian dengan tenaga manusia
Penggalian lubang pondasi tiang pancang dengan tenaga manusia adalah
penggalian lubang pondasi yang masih sangat sederhana dan merupakan cara
konvensional. Hal ini dapat dilihat dengan cara pembuatan pondasi dalam, yang
pada umumnya hanya mampu dilakukan pada kedalaman tertentu.
2. Penggalian dengan tenaga mesin
Penggalian lubang pondasi tiang pancang dengan tenaga mesin adalah
penggalian lubang pondasi dengan bantuan tenaga mesin, yang memiliki
kemampuan lebih baik dan lebih canggih.

F. Alat Pancang Tiang

41
Dalam pemasangan tiang kedalam tanah, tiang dipancang dengan alat
pemukul yang dapat berupa pemukul (hammer) mesin uap, pemukul getar atau
pemukul yang hanya dijatuhkan. Skema dari berbagai macam alat pemukul
diperlihatkan dalam Gambar 2.4a sampai dengan 2.4d. Pada gambar terebut
diperlihatkan pula alat-alat perlengkapan pada kepala tiang dalam pemancangan.
Penutup (pile cap) biasanya diletakkan menutup kepala tiang yang kadang-kadang
dibentuk dalam geometri tertutup.

a. Pemukul Jatuh (drop hammer)


Pemukul jatuh terdiri dari blok pemberat yang dijatuhkan dari atas. Pemberat
ditarik dengan tinggi jatuh tertentu kemudian dilepas dan menumbuk tiang.
Pemakaian alat tipe ini membuat pelaksanaan pemancangan berjalan lambat,
sehingga alat ini hanya dipakai pada volume pekerjaan pemancangan yang kecil.

b. Pemukul Aksi Tiang (single-acting hammer)

(a) (b)

Pemukul aksi tunggal berbentuk memanjang dengan ram yang bergerak naik
oleh udara atau uap yang terkompresi, sedangkan gerakan turun ram disebabkan
oleh beratnya sendiri. Energi pemukul aksi tunggal adalah sama dengan berat ram
dikalikan tinggi jatuh (Gambar 2.4a).

42
(c) (d)

Gambar 2.4 Skema pemukul tiang : (a) Pemukul aksi tunggal (single acting
hammer), (b) Pemukul aksi double (double acting hammer), (c) Pemukul diesel
(diesel hammer), (d) Pemukul getar (vibratory hammer) ( Hardiyatmo,H.c.,
2002 )

c. Pemukul Aksi Double (double-acting hammer)


Pemukul aksi double menggunakan uap atau udara untuk mengangkat ram
dan untuk mempercepat gerakan ke bawahnya (Gambar 2.4b). Kecepatan pukulan
dan energi output biasanya lebih tinggi daripada pemukul aksi tunggal.

d. Pemukul Diesel (diesel hammer)


Pemukul diesel terdiri dari silinder, ram, balok anvil dan sistem injeksi bahan
bakar. Pemukul tipe ini umumnya kecil, ringan dan digerakkan dengan
menggunakan bahan bakar minyak. Energi pemancangan total yang dihasilkan
adalah jumlah benturan dari ram ditambah energi hasil dari ledakan (Gambar
2.4c).

43
e. Pemukul Getar (vibratory hammer)
Pemukul getar merupakan unit alat pancang yang bergetar pada frekuensi
tinggi (Gambar 2.4d).

G. Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang


Aspek teknologi sangat berperan dalam suatu proyek konstruksi. Umumnya,
aplikasi teknologi ini banyak diterapkan dalam metode pelaksanaan pekerjaan
konstruksi. Penggunaan metode yang tepat, praktis, cepat dan aman, sangat
membantu dalam penyelesaian pekerjaan pada suatu proyek konstruksi. Sehingga
target waktu, biaya dan mutu sebagaimana ditetapkan dapat tercapai.
1. Langkah - langkah dari pekerjaan untuk dimensi kubus/ ukuran dan tiang
pancang:
a. Menghitung daya dukung yang didasarkan pada karakteristik tanah
dasar yang diperoleh dari penyelidikan tanah. Dari sini, kemudian dihitung
kemungkinan nilai daya dukung yang diizinkan pada berbagai kedalaman,
dengan memperhatikan faktor aman terhadap keruntuhan daya dukung
yang sesuai, dan penurunan yang terjadi harus tidak berlebihan.
b. Menentukan kedalaman, tipe, dan dimensi pondasinya. Hal ini
dilakukan dengan jalan memilih kedalaman minimum yang memenuhi
syarat keamanan terhadap daya dukung tanah yang telah dihitung.
Kedalaman minimum harus diperhatikan terhadap erosi permukaan tanah,
pengaruh perubahan iklim, dan perubahan kadar air. Bila tanah yang lebih
besar daya dukungnya berada dekat dengan kedalaman minimum yang
dibutuhkan tersebut,dipertimbangkan untuk meletakkan dasar pondasi
yang sedikit lebih dalam yang daya dukung tanahnya lebih besar. Karena
dengan peletakan dasar pondasi yang sedikit lebih dalam akan mengurangi
dimensi pondasi, dengan demikian dapat menghemat biaya pembuatan
pelat betonnya.

44
c. Ukuran dan kedalaman pondasi yang ditentukan dari daya dukung
diizinkan dipertimbangkan terhadap penurunan toleransi. Bila ternyata
hasil hitungan daya dukung ultimit yang dibagi faktor aman
mengakibatkan penurunan yang berlebihan, dimensi pondasi diubah
sampai besar penurunan memenuhi syarat.

Tahapan pekerjaan pondasi tiang pancang adalah sebagai berikut :


a. Pekerjaan Persiapan
1. Membubuhi tanda, tiap tiang pancang harus dibubuhi tanda serta tanggal
saat tiang tersebut dicor. Titik-titik angkat yang tercantum pada gambar harus
dibubuhi tanda dengan jelas pada tiang pancang. Untuk mempermudah
perekaan, maka tiang pancang diberi tanda setiap 1 meter.
2. Pengangkatan/pemindahan, tiang pancang harus dipindahkan/diangkat
dengan hati-hati sekali guna menghindari retak maupun kerusakan lain yang
tidak diinginkan.
3. Rencanakan final set tiang, untuk menentukan pada kedalaman mana
pemancangan tiang dapat dihentikan, berdasarkan data tanah dan data jumlah
pukulan terakhir (final set).
4. Rencanakan urutan pemancangan, dengan pertimbangan kemudahan
manuver alat. Lokasi stock material agar diletakkan dekat dengan lokasi
pemancangan.
5. Tentukan titik pancang dengan theodolith dan tandai dengan patok.
6. Pemancangan dapat dihentikan sementara untuk peyambungan batang
berikutnya bila level kepala tiang telah mencapai level muka tanah sedangkan
level tanah keras yang diharapkan belum tercapai.

Proses penyambungan tiang :


a. Tiang diangkat dan kepala tiang dipasang pada helmet seperti yang
dilakukan pada batang pertama.

45
b. Ujung bawah tiang didudukkan diatas kepala tiang yang pertama
sedemikian sehingga sisi-sisi pelat sambung kedua tiang telah berhimpit dan
menempel menjadi satu.
c. Penyambungan sambungan las dilapisi dengan anti karat
d. Tempat sambungan las dilapisi dengan anti karat.
7. Selesai penyambungan, pemancangan dapat dilanjutkan seperti yang
dilakukan pada batang pertama. Penyambungan dapat diulangi sampai
mencapai kedalaman tanah keras yang ditentukan.
8. Pemancangan tiang dapat dihentikan bila ujung bawah tiang telah mencapai
lapisan tanah keras/final set yang ditentukan.
9. Pemotongan tiang pancang pada cut off level yang telah ditentukan.

H. Proses Pengangkatan
1. Pengangkatan tiang untuk disusun ( dengan dua tumpuan )
Metode pengangkatan dengan dua tumpuan ini biasanya pada saat
penyusunan tiang beton, baik itu dari pabrik ke trailer ataupun dari trailer ke
penyusunan lapangan.
Persyaratan umum dari metode ini adalah jarak titik angkat dari kepala tiang
adalah 1/5 L. Untuk mendapatkan jarak harus diperhatikan momen maksimum
pada bentangan, haruslah sama dengan momen minimum pada titik angkat tiang
sehingga dihasilkan momen yang sama.
Pada prinsipnya pengangkatan dengan dua tumpuan untuk tiang beton adalah
dalam tanda pengangkatan dimana tiang beton pada titik angkat berupa kawat
yang terdapat pada tiang beton yang telah ditentukan dan untuk lebih jelas dapat
dilihat oleh gambar.

46
2. Pengangkatan dengan satu tumpuan
Metode pengangkatan ini biasanya digunakan pada saat tiang sudah siap akan
dipancang oleh mesin pemancangan sesuai dengan titik pemancangan yang telah
ditentukan di lapangan.
Adapun persyaratan utama dari metode pengangkatan satu tumpuan ini adalah
jarak antara kepala tiang dengan titik angker berjarak L/3. Untuk mendapatkan
jarak ini, haruslah diperhatikan bahwa momen maksimum pada tempat pengikatan
tiang sehingga dihasilkan nilai momen yang sama.

I. Proses Pemancangan
1. Alat pancang ditempatkan sedemikian rupa sehingga as hammer jatuh
pada patok titik pancang yang telah ditentukan.
2. Tiang diangkat pada titik angkat yang telah disediakan pada setiap lubang.

47
3. Tiang didirikan disamping driving lead dan kepala tiang dipasang pada
helmet yang telah dilapisi kayu sebagai pelindung dan pegangan kepala tiang.
4. Ujung bawah tiang didudukkan secara cermat diatas patok pancang yang
telahditentukan.
5. Penyetelan vertikal tiang dilakukan dengan mengatur
panjang backstay sambil diperiksa dengan waterpass sehingga diperoleh posisi
yang betul-betul vertikal. Sebelum pemancangan dimulai, bagian bawah tiang
diklem dengan center gatepada dasar driving lead agar posisi tiang tidak
bergeser selama pemancangan, terutama untuk tiang batang pertama.
6. Pemancangan dimulai dengan mengangkat dan menjatuhkan hammer
secara kontiniu ke atas helmet yang terpasang diatas kepala tiang.

J. Quality Control
1. Kondisi fisik tiang
a. Seluruh permukaan tiang tidak rusak atau retak
b. Umur beton telah memenuhi syarat
c. Kepala tiang tidak boleh mengalami keretakan selama pemancangan

2. Toleransi
Vertikalisasi tiang diperiksa secara periodik selama proses pemancangan
berlangsung. Penyimpangan arah vertikal dibatasi tidak lebih dari 1:75 dan
penyimpangan arah horizontal dibatasi tidak leboh dari 75 mm.

3. Penetrasi
Tiang sebelum dipancang harus diberi tanda pada setiap setengah meter di
sepanjang tiang untuk mendeteksi penetrasi per setengah meter. Dicatat jumlah
pukulan untuk penetrasi setiap setengah meter.

4. Final set

48
Pamancangan baru dapat dihentikan apabila telah dicapai final set sesuai
perhitungan.

K. Tiang Dukung Ujung dan Tiang Gesek


Ditinjau dari cara mendukung beban, tiang dapat dibagi menjadi 2 (dua)
macam (Hardiyatmo, 2002), yaitu :
1. Tiang dukung ujung (end bearing pile) adalah tiang yang kapasitas
dukungnya ditentukan oleh tahanan ujung tiang. Umumnya tiang dukung
ujung berada dalam zone tanah yang lunak yang berada diatas tanah keras.
Tiang-tiang dipancang sampai mencapai batuan dasar atau lapisan keras lain
yang dapat mendukung beban yang diperkirakan tidak mengakibatkan
penurunan berlebihan. Kapasitas tiang sepenuhnya ditentukan dari tahanan
dukung lapisan keras yang berada dibawah ujung tiang (Gambar 2.6a).
2. Tiang gesek (friction pile) adalah tiang yang kapasitas dukungnya lebih
ditentukan oleh perlawanan gesek antara dinding tiang dan tanah disekitarnya
(Gambar 2.9b). Tahanan gesek dan pengaruh konsolidasi lapisan tanah
dibawahnya diperhitungkan pada hitungan kapasitas tiang.

49
L. Kapasitas Daya Dukung Tiang Pancang Dari Hasil Sondir
Diantara perbedaaan tes dilapangan, sondir atau cone penetration test (CPT)
seringkali sangat dipertimbangkan berperanan dari geoteknik. CPT atau sondir ini
tes yang sangat cepat, sederhana, ekonomis dan tes tersebut dapat dipercaya
dilapangan dengan pengukuran terus-menerus dari permukaan tanah-tanah dasar.
CPT atau sondir ini dapat juga mengklasifikasi lapisan tanah dan dapat
memperkirakan kekuatan dan karakteristik dari tanah. Didalam perencanaan
pondasi tiang pancang (pile), data tanah sangat diperlukan dalam merencanakan
kapasitas daya dukung (bearing capacity) dari tiang pancang sebelum
pembangunan dimulai, guna menentukan kapasitas daya dukung ultimit dari tiang
pancang. Kapasitas daya dukung ultimit ditentukan dengan persamaan sebagai
berikut :
Qu = Qb + Qs = qbAb + f.As ........................................................... (2.1)
dimana :
Qu = Kapasitas daya dukung aksial ultimit tiang pancang.
Qb = Kapasitas tahanan di ujung tiang.
Qs = Kapasitas tahanan kulit.
qb = Kapasitas daya dukung di ujung tiang persatuan luas.
Ab = Luas di ujung tiang.
f = Satuan tahanan kulit persatuan luas.
As = Luas kulit tiang pancang.

50
Dalam menentukan kapasitas daya dukung aksial ultimit (Qu) dipakai Metode
Aoki dan De Alencar.
Aoki dan Alencar mengusulkan untuk memperkirakan kapasitas dukung ultimit
dari data Sondir. Kapasitas dukung ujung persatuan luas (qb) diperoleh sebagai
berikut :

dimana :
qca (base) = Perlawanan konus rata-rata 1,5D diatas ujung tiang, 1,5D dibawah
ujung tiang dan Fb adalah faktor empirik tergantung pada tipe tanah.Tahanan kulit
persatuan luas (f) diprediksi sebagai berikut :

dimana :
qc (side) = Perlawanan konus rata-rata pada masing lapisan sepanjang tiang.
Fs = Faktor empirik tahanan kulit yang tergantung pada tipe tanah.
Fb = Faktor empirik tahanan ujung tiang yang tergantung pada tipe tanah.
Faktor Fb dan Fs diberikan pada Tabel 2.1 dan nilai-nilai faktor empirik
αs diberikan pada Tabel 2.2
Tabel 2.1 Faktor empirik Fb dan Fs (Titi & Farsakh, 1999 )
Tipe Tiang Pancang Fb Fs
Tiang Bor 3,5 7,0
Baja 1,75 3,5
Beton Pratekan 1,75 3,5
Tabel 2.2 Nilai faktor empirik untuk tipe tanah yang berbeda ( Titi dan Farsakh, 1999)
Tipe Tanah αs (%) Tipe αs (%) Tipe αs (%)
Tanah Tanah
Pasir 1,4 Pasir 2,2 Lempung 2,4
berlanau berpasir
Pasir 2,0 Pasir 2,8 Lempung 2,8
kelanauan berlanau berpasir
dengan dengan
lempung lanau

51
Pasir 2,4 Lanau 3,0 Lempung 3,0
kelanauan berlanau
dengan dengan
lempung pasir
Pasir 2,8 Lanau 3,0 Lempung 4,0
berlempung berlempung berlanau
dengan dengan
lanau pasir
Pasir 3,0 Lanau 3,4 Lempung 6,0
berlempung berlempung

Pada umumnya nilai αs untuk pasir = 1,4 persen, nilai αs untuk lanau = 3,0 persen
dan nilai αs untuk lempung = 1,4 persen.
Untuk menghitung daya dukung tiang pancang berdasarkan data hasil
pengujian sondir dapat dilakukan dengan menggunakan metode Meyerhoff.
Daya dukung ultimate pondasi tiang dinyatakan dengan rumus :
Qult = (qc x Ap)+(JHL x K11) ........................................................ (2.4)
dimana :
Qult = Kapasitas daya dukung tiang pancang tunggal.
qc = Tahanan ujung sondir.
Ap = Luas penampang tiang.
JHL = Jumlah hambatan lekat.
K11 = Keliling tiang.

Daya dukung ijin pondasi dinyatakan dengan rumus

dimana :
Qijin = Kapasitas daya dukung ijin pondasi.
qc = Tahanan ujung sondir.
Ap = Luas penampang tiang.
JHL = Jumlah hambatan lekat.

52
K11 = Keliling tiang.

M. Faktor Aman
Untuk memperoleh kapasitas ijin tiang, maka diperlukan untuk membagi
kapasitas ultimit dengan faktor aman tertentu. Faktor aman ini perlu diberikan
dengan maksud :
1. Untuk memberikan keamanan terhadap ketidakpastian metode hitungan
yang digunakan.
2. Untuk memberikan keamanan terhadap variasi kuat geser dan
kompresibilitas tanah.
3. Untuk meyakinkan bahwa bahan tiang cukup aman dalam mendukung
beban yang bekerja.
4. Untuk meyakinkan bahwa penurunan total yang terjadi pada tiang tunggal
atau kelompok masih tetap dalam batas-batas toleransi.
5. Untuk meyakinkan bahwa penurunan tidak seragam diantara tiang-tiang
masih dalam batas toleransi.
Sehubungan dengan alasan butir (d), dari hasil banyak pengujian-pengujian
beban tiang, baik tiang pancang maupun tiang bor yang berdiameter kecil sampai
sedang (600 mm), penurunan akibat beban bekerja (working load) yang terjadi
lebih kecil dari 10 mm untuk faktor aman yang tidak kurang dari 2,5 (Tomlinson,
1977).
Besarnya beban bekerja (working load) atau kapasitas tiang ijin (Qa) dengan
memperhatikan keamanan terhadap keruntuhan adalah nilai kapasitas ultimit (Qu)
dibagi dengan faktor aman (SF) yang sesuai. Variasi besarnya faktor aman yang
telah banyak digunakan untuk perancangan pondasi tiang pancang, sebagai
berikut:

Tabel 2.3 Harga Effisiensi Hammer dan koef. Restitusi Tabel 2.3 Harga Effisiensi
Hammer dan koef. Restitusi

53
Tipe Hammer Efficiency, E
Single and double acting hammer 0.7 - 0.8
Diesel Hammer 0.8 - 0.9
drop Hammer 0.7 - 0.9

Pile Material Coefficient of restitution, n


Cast iron hammer and concrette pile ( whitout cap ) 0.4 - 0.5
Wood cushion on steel pile 0.3 - 0.4
Wooden pile 0.25 - 0.3

Pemakaian pondasi tiang pancang beton mempunyai keuntungan dan


kerugian antara lain adalah sebagai berikut:
Keuntungannya yaitu:
1. Karena tiang dibuat di pabrik dan pemeriksaan kualitas ketat, hasilnya
lebih dapat diandalkan. Lebih-lebih karena pemeriksaan dapat dilakukan
setiap saat.
2. Prosedur pelaksanaan tidak dipengaruhi oleh air tanah.
3. Daya dukung dapat diperkirakan berdasarkan rumus tiang pancang
sehingga mempermudah pengawasan pekerjaan konstruksi.
4. Cara penumbukan sangat cocok untuk mempertahankan daya dukung
vertikal.
Kerugiannya yaitu:
1. Karena dalam pelaksanaannya menimbulkan getaran dan kegaduhan maka
pada daerah yang berpenduduk padat di kota dan desa, akan menimbulkan
masalah disekitarnya.
2. Pemancangan sulit, bila diameter tiang terlalu besar.
3. Bila panjang tiang pancang kurang, maka untuk melakukan
penyambungannya sulit dan memerlukan alat penyambung khusus.
4. Bila memerlukan pemotongan maka dalam pelaksanaannya akan lebih
sulit dan memerlukan waktu yang lama.

Metode pelaksanaan:
1. Penentuan lokasi titik dimana tiang akan dipancang.

54
2. Pengangkatan tiang.
3. Pemeriksaan kelurusan tiang.
4. Pemukulan tiang dengan palu (hammer) atau dengan cara hidrolik.

Perbandingan Jenis Pondasi Dalam (Deep Foundation) Berdasarkan Metode


Konstruksinya
Pengeboran (Drilled)
Kelebihan:
1. Tidak menimbulkan getaran dan kegaduhan yang dapat mengganggu
lingkungan sekitar.
2. Cocok untuk pondasi yang berdiameter besar.
3. Pondasi dapat dicetak sesuai kebutuhan.

Kekurangan:
1. Pekerjaan agak rumit karena pondasi dicetak di lapangan.
2. Lebih banyak memerlukan alat bantu seperti mesin bor, casing, cleaning
bucket dan alat bantu pengeboran sehingga mengeluarkan biaya yang lebih
besar.
3. Rentan terhadap pengaruh tanah dan lumpur di dalam lubang.
4. Waktu pengerjaan lebih lama.

Pemancangan
Kelebihan:
1. Pemeriksaan kualitas pondasi sangat ketat sesuai standar pabrik.
2. Pemancangan lebih cepat, mudah dan praktis.
3. Pelaksanaan tidak dipengaruhi oleh air tanah.
4. Daya dukung dapat diperkirakan berdasarkan rumus tiang.
5. Sangat cocok untuk mempertahankan daya dukung vertikal.
Kekurangan:
1. Pelaksanaannya menimbulkan getaran dan kegaduhan.
2. Pemancangan sulit, bila diameter tiang terlalu besar.

55
3. Kesalahan metode pemancangan dapat menimbulkan kerusakan pada
pondasi.
4. Bila panjang tiang pancang kurang, maka untuk melakukan
penyambungan sulit dan memerlukan alat penyambung khusus.
5. Bila memerlukan pemotongan maka dalam pelaksanaannya akan lebih
sulit dan memerlukan waktu yang lama.

Tekan (Pressed)
Kelebihan:
1. Tidak menimbulkan getaran dan kegaduhan yang dapat mengganggu
lingkungan sekitar.
2. Tidak menimbulkan kerusakan pada pondasi akibat benturan.
3. Pelaksanaan tidak dipengaruhi oleh air tanah.
4. Daya dukung dapat diperkirakan berdasarkan rumus tiang.
5. Sangat cocok untuk mempertahankan daya dukung vertikal.
6. Pemeriksaan kualitas pondasi sangat ketat sesuai standar pabrik.
7. Pemancangan lebih cepat, mudah dan praktis.

Kekurangan:
1. Bila panjang tiang kurang, maka untuk melakukan penyambungannya sulit
dan memerlukan alat penyambung khusus.
2. Bila memerlukan pemotongan maka dalam pelaksanaannya akan lebih
sulit dan memerlukan waktu yang lama.
3. Tidak cocok untuk pondasi dengan diameter yang agak besar.
4. Memerlukan mesin hydraulic press untuk menekan pondasi.

56
Perhitungan efisiensi kelompok tiang pancang dihitung sesuai dengan jenis,
dimensi, jarak, jumlah, dan susunan kelompok tiang pancang yang digunakan.
Alasan penggunaan pondasi tiang pancang ini adalah:
1. Pengerjaannya relatif cepat dan pelaksanaannya juga relatif lebih mudah.
2. Biaya yang dikeluarkan lebih murah dari pada tipe pondasi dalam yang
lain (bored pile).
3. Kualitas tiang pancang terjamin. Tiang pancang yang digunakan
merupakan hasil pabrikasi, sehingga kualitas bahan yang digunakan dapat
dikontrol sesuai dengan kebutuhan serta kualitasnya seragam karena dibuat
massal. (Kontrol kualitas/kondisi fisik tiang pancang dapat dilakukan sebelum
tiang pancang digunakan).
4. Dapat langsung diketahui daya dukung tiang pancangnya, pemancangan
yang menggunakan drop hammer dihentikan bila telah mencapai tanah
keras/final set yang ditentukan (kalendering). Sedangkan bila
menggunakan Hydrolic Static Pile Driver (HSPD),terdapat dial pembebanan
yang menunjukkan tekanan hidrolik terdiri dari empat silinder untuk menekan
tiang pancang ke dalam tanah sampai ditemui kedalaman tanah keras.

57
N. UTILITAS BANGUNAN

Utilitas Bangunan adalah suatu kelengkapan fasilitas bangunan yang


digunakanuntuk menunjang tercapainya unsur-unsur kenyamanan, kesehatan,
keselamatan, kemudian kominikasi dan mobilitas dalam bangunan.
Peranangan bangunan arus selalu memperhatikan dan menyertakan fasilitas
utilitas yang dikoordinasikan dengan perancangan yang lain, seperti perancangan
arsitektur, perancangan struktur, perancangan interior dan perancangan lainnya.

1. Perancangan Plambing dan Sanitasi


Perancangan Plambing dan Sanitasi Sedangkan sistem plambing adalah
sistem penyediaan air bersih dan sistem pembuangan air kotor yang saling
berkaitan serta merupakan paduan yang memenuhi syarat, yang berupa peraturan
dan perundangan, pedoman pelaksanaan, standar tentang peralatan dan
instalasinya. Sistem plambing yang baik bergantung pada sistem plambing
pemipaan yang baik pula. Selain pemipaan, terdapat hubungan yang erat juga
antara masalah penyediaan air dan sanitasi, dimana sanitasi berhubungan langsung
sebagai berikut

 Kesehatan.

 Penggunaan air.

 Pengolahan dan pembuangan limbah.

2. Perancangan Pencegahan Kebakaran


Untuk menghindari terjadinya kebakaran pada suatu bangunan, diperlukan
suata cara atau sistem pencegahan kebakaran karena bahaya kebakaran dapat
menimbulkan kerugian berupa korban manusia, harta benda, terganggunya proses
produksi barang dan jasa, kerusakan lingkungan dan terganggunya masyarakat.

Bahaya kebakaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok, yaitu :

58
 Bahaya kebakaran ringan

Merupakan bahaya terbakar pada tempat dimana terdapat bahan-bahan yang


mempunyai nilai kemudahan terbakar rendah dan apabila terjadi kebakaran
melepaskan panas rendah dan menjalarnya api lambat.

 Bahaya kebakaran sedang.

 Bahaya kebakaran berat.

Merupakan bahaya terbakar pada tempat dimana terdapat bahan-bahan yang


mempunyai nilai kemudahan terbakar tinggi dan apabila terjadi kebakaran
melepaskan panas sangat tinggi dan menjalarnya api sangat cepat. Perancangan
sistem ini erat kaitannya dengan sistem plumbing karena agar meminimalisir
bahaya bencana kebakaran maka dikembangkan sistem-istem yang melingkupi
pengaliran air, sebagai media pemadaman guna mencegah bahaya kebakaran skala
besar, sistem pencegahan tersebut diantaranya adalah :

 Sistem hidran

 Sistem sprinkle

59
3. Perancangan Pengudaraan/penghawaan
Untuk mencapai kenyamanan, kesehatan, dan kesegaran hidup dalam rumah
tinggal atau bangunan bertingkat, khususnya kegiatan-kegiatan yang dilakukan
pada daerah yang beriklim tropis dengan udaranya yang panas dan kelembaban
udaranya yang tinggi, maka diperlukan usaha untuk mendapatkan udara segar dari
aliran udara alam maupun aliran udara buatan . Perencangan pengudaraan atau
penghawaan adalah perencanaan untuk mendapatkan aliran udara yang tepat
untuk ruangan serta pengontrolannya.

Contoh Gambar Penyejuk Udara Buatan ( AC )

4. Perancangan Penerangan/pencahayaan
Pada perencanaan penerangan dan pencahayaan gedung dimaksudkan agar
bangunan tersebut mendapat pencahayaan dan penerangan yang baik pada siang

60
hari maupun pada malam hari . Dewasa ini pemanfaatan pencahayaandigunakan
sumber alami dan telah diatur berdasarkan SNI 03 – 2396 – 2001 tentang “Tata
cara perancangan sistem pencahayaan alami pada bangunan gedung”.

Selain itu dalam perencanaan penerangan atau pencahayaan juga


mempertimbangkan tentang standar pencahayaan buatan yang diatur pada SNI 03-
6575-2001 tentang “Tata cara perancangan sistem pencahayaan buatan pada
bangunan gedung”. 5. Perancangan Telepon Perancangan telepon pada gedung
harus mempertimbangkan kepada perencanaan sistem komunikasi antara ruangan
(intercom) dan perencanaan sistem komunikasi luar.

Perancangan ini juga harus memperhatikan sistem pengaturan pemasangan


kabel dalam bangunan sedemikian rupa sehingga tidak menggangu estetika pada
bangunan serta untuk memudahkan dalam perawatan. Perencanaan arus lemah
telepon, sistem telepon harus menggunakan sistem hubungan seperti saluran untuk
daya pembangkit komputer, yaitu aliran di dalam lantai (floor duct).

5. Perancangan Telepon
Perancangan telepon pada gedung harus mempertimbangkan kepada
perencanaan sistem komunikasi antara ruangan (intercom) dan perencanaan
sistem komunikasi luar. Perancangan ini juga harus memperhatikan sistem
pengaturan pemasangan kabel dalam bangunan sedemikian rupa sehingga tidak
menggangu estetika pada bangunan serta untuk memudahkan dalam perawatan.
Perencanaan arus lemah telepon, sistem telepon harus menggunakan sistem
hubungan seperti saluran untuk daya pembangkit komputer, yaitu aliran di dalam
lantai (floor duct).

61
Contoh Gambar Telepon.

6. Perancangan CCTV dan Sekuriti Sistem


CCTV (Closed Circuit Television) adalah suatu alat yang berfungsi untuk
memonitor suatu ruangan melalui layar televisi atau monitor, yang menampilkan
gambar dari rekaman kamera yang dipasang di setiap sudut ruangan (biasanya
tersembunyi) yang diinginkan oleh bagian keamanan. Sistem kameran dan televisi
ini terbatas pada gedung tersebut (closed). Semua kegiatan di dalamnya dapat
dimonitor di suatu ruangan security.

Contoh Gambar Sistem Keamanan CCTV.

7. Perancangan Penangkal Petir


Pengamanan bangunan bertingkat dari bahaya sambaran petir perlu dilakukan
dengan memasang suatu alat penangkal petir pada puncak bangunan tersebut.

62
Penangkal petir ini harus dipasang pada bangunan-bangunan yang tinggi, minimal
bangunan 2 lantai, terutama yang paling tinggi di antara sekitarnya.

Contoh Gambar Komponen Instalasi Penangkal Petir.

8. Perancangan Tata Suara


Sistem tata suara perlu direncanakan untuk memberikan fasilitas kelengkapan
pada bangunan. Tata suara ini dapat berupa background music dan announcing
system (public address) yang berfungsi sebagai penghias keheningan ruangan atau
kalau ada pengumuman-pengumuman tertentu. Selain itu juga ada sistem untuk
car call, bagi bangunan-bangunan umum. Peralatan dari sistem tata suara tersebut
dapat berupa, microphone, cassette deck, mix amplifier, speaker, speaker selector
switch, volume control, dan horn speaker (untuk car call).

9. Perancangan Transportasi dalam bangunan


Sebuah bangunan yang besar atau tinggi memerlukan suatu alat angkut
transportasi untuk memberikan suatu kenyamanan dalam berlalu-lalang di
bangunan tersebut. Alat transportasi tersebut mempunyai sifat berdasarkan arah
geraknya sebagai alat angkut dalam bentuk arah vertikal berupa elevator, arah
horizontal berupa konveyor, arah diagonal berupa eskalator.

63
Contoh Gambar Elevator.

64
BAB III
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hotel Resort


Hotel Resort merupakan hotel yang dibangun di tempat-tempat wisata.
Tujuan pembangunan hotel semacam ini tentunya adalah sebagai fasilitas
akomodasi dari suatu aktivitas wisata. Resort hotel memiliki karakteristik yang
membedakannya dengan jenis hotel lain, yaitu :

1. Segmen pasar
Resort hotel merupakan fasilitas akomodasi yang terletak di daerah wisata.
Sasaran pengunjung resort hotel adalah wisatawan yang bertujuan untuk berlibur,
bersenang-senang, mengisi waktu luang, dan melupakan rutinitas kerja sehari-hari
yang membosankan. Untuk tujuan tersebut, mereka membutuhkan hotel yang
dilengkapi fasilitas yang bersifat rekreatif dan memberikan pola pelayanan yang
memuaskan. Rancangan resort yang baik harus dapat merespons kebutuhan ini
sehingga rancangan sebuah resort perlu dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang
memungkinkan konsumen untuk bersenang-senang, refreshing, dan mendapatkan
hiburan.

2. Lokasi
Umumnya resort hotel berlokasi di tempat-tempat yang mempunyai potensi
wisata yang baik, misalnya tempat-tempat dengan pemandangan alam yang indah
seperti pantai, pegunungan, tepi sungai, tepi danau, ataupun tempat-tempat khusus
yang tidak dirusak oleh keramaian kota sebagai daya tariknya.

3. Fasilitas
Secara umum fasilitas yang disediakan pada resort hotel terdiri dari 2
kategori utama, yaitu:

65
a. Fasilitas umum, yaitu penyediaan kebutuhan umum seperti
akomodasi, pelayanan, hiburan, relaksasi. Semua tipe resort menyediakan
fasilitas ini.

b. Fasilitas tambahan, yang disediakan pada lokasi khusus dengan


memanfaatkan kekayaan alam yang ada pada tapak dan sekitarnya untuk
kegiatan rekreasi yang lebih spesifik dan dapat menggambarkan kealamian
resort. Contoh fasilitas ini adalah kondisi fisik di tepi laut, yaitu pasir pantai
dan sinar matahari dimanfaatkan untuk berjemur atau bermain voli pantai.
Lautnya yang luas dimanfaatkan untuk kegiatan berenang, selancar, dan
menyelam.

4. Arsitektur dan suasana


Wisatawan yang berkunjung ke resort hotel cenderung mencari akomodasi
dengan arsitektur dan suasana khusus, yang berbeda dengan jenis hotel lain.
Arsitektur dan suasana alami merupakan pilihan mereka. Wisatawan pengunjung
resort hotel lebih cenderung memilih penampilan bangunan dengan tema alami
atau tradisional dengan motif dekorasi interior yang bersifat etnik dan atau ruang
luar dengan sentuhan etnik. Rancangan bangunan lebih disukai yang
mengutamakan pembentukan suasana khusus daripada efisiensi.

Beragamnya daerah pariwisata yang ada di dunia ini mempengaruhi variasi


resort hotel yang ada. Berdasarkan letak dan fasilitasnya, resort hotel dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Beach Resort Hotel


Resort ini terletak di daerah pantai, mengutamakan potensi alam dan laut
sebagai daya tariknya. Pemandangan yang lepas ke arah laut, keindahan
pantai, dan fasilitas olahraga air seringkali dimanfaatkan sebagai
pertimbangan utama perancangan bangunan. Contoh beach resort hotel
adalah Amari Trang Beach Resort Hotel.

66
b. Marina Resort Hotel
Resort ini terletak di kawasan marina (pelabuhan laut). Oleh karena terletak
di kawasan marina, rancangan resort ini memanfaatkan potensi utama
kawasan tersebut sebagai kawasan perairan. Biasanya respon rancangan
resort ini diwujudkan dengan melengkapi resort dengan fasilitas dermaga
serta mengutamakan penyediaan fasilitas yang berhubungan dengan
aktivitas olahraga air dan kegiatan yang berhubungan dengan air. Contoh
resorit ini adalah Mauritius Hotel.

c. Mountain Resort Hotel


Resort ini terletak di daerah pegunungan. Pemandangan daerah pegunungan
yang indah merupakan kekuatan lokasi yang dimanfaatkan sebagai ciri
rancangan resort ini. Fasilitas yang disediakan lebih ditekankan pada hal-
hal yang berkaitan dengan lingkungan alam dan rekreasi yang bersifat
kultural dan natural seperti mendaki gunung, hiking, dan aktivitas lainnya.

d. Health Resorts and Spas


Resort hotel ini dibangun di daerah-daerah dengan potensi alam yang dapat
dimanfaatkan sebagai sarana penyehatan, misalnya melalui aktivitas spa.
Rancangan resort semacam ini dilengkapi dengan fasilitas untuk pemulihan
kesegaran jasmani, rohani, maupun mental serta kegiatan yang berhubungan
dengan kebugaran. Contoh resort jenis ini adalah thermal hotel di Aquicium,
Budapest; The Cangkringan Spa & Villas Hotel.

e. Rural Resort and Country Hotels


Adalah resort hotel yang dibangun di daerah pedesaan jauh dari area bisnis
dan keramaian. Daya tarik resort ini adalah lokasinya yang masih alami,
diperkuat dengan fasilitas olahraga dan rekreasi yang jarang ada di kota

67
seperti berburu, bermain golf, tenis, berkuda, panjat tebing, memanah, atau
aktivitas khusus lainnya. Contoh resort ini adalah Village Equestre de
Pompadour, Correze, France.

f.Themed Resorts
Resort jenis ini dirancang dengan tema tertentu, menawarkan atraksi yang
spesial sebagai daya tariknya. Contoh resort ini adalah Grosvenor Resort in
Walt Disney World Resort Hotel, Lake Buena Vista Florida.

g. Condiminium, time share, and residental development


Resort ini mempunyai strategi pemasaran yang menari. Sebagian dari kamar
resort ini ditawarkan untuk disewa selama periode waktu yang telah
ditentukan dalam kontrak, biasanya dalam jangka panjang. Tentunya
penghitungan biaya sewanya berbeda dengan biaya sea harian dari kamar-
kamar tersebut. Sistem ini dapat dilakukan sebagai daya tarik untuk
memfasilitasi serangkaian kegiatan yang dapat dilakukan di resort tersebut.
Dalam operasionalnya, perlu dilakukan pembedaan area dalam fasilitas
publik resort tersebut seperti entrance, lobby, dan elevator, harus dipisahkan
untuk penggunaan residen dan tamu hotel yang biasa.

h. All-suites hotels
Resort jenis ini terholong resort mewah yang semua kamar disewakan
dalam hotel tersebut tergolong ke dalam kelas suite. Contoh resort ini
adalah Conrad Hotel yang terletak di pelabuhan New Chelsea, London.
Hotel ini memiliki 160 kamar suote dengan beberapa desain.

i. Sight-seeing Resort Hotel


Resort hotel ini terletak di daerah yang mempunyai potensi khusus atau
tempat-tempat menarik seperti pusat perbelanjaan, kawasan bersejarah,
tempat hiburan, dan sebagainya. Contoh resort jenis ini adalah Resort

68
Amanjiwo di Magelang yang berada di dekat Candi Borobudur dan
memanfaatkan keindahan alam pedesaan sebagai daya tariknya.

Berdasarkan periode pemakaiannya, resort hotel dapat dibagi menjadi:

a. Winter Resort Hotel, merupakan resort yang dibuka hanya pada


musim dingin, biasanya karena potensi wisatanya memang hanya menonjol
di musim dingin, misalnya resort hotel di kawasan-kawasan wisata ski.
b. Summer Resort Hotel, merupakan resort yang dibuka hanya pada
musim panas saja, biasanya karena potensi wisata di daerah tersebut hanya
menonjol di musim panas. Contoh resort ini adalah Sharm El Sheikh resort
Hotel yang terletak di tepi pantai.
c. Year Round Hotel, merupakan resort yang dibuka sepanjang tahun.

B. Persyaratan dan Kriteria Hotel Resort Bintang 5


Untuk membangun sebuah Hotel Resort khususnya Bintang 5 harus
memperhatikan persyaratan dan kriteria bangunan sebagai berikut :
a. Lokasi dan Lingkungan
1. Lokasi hotel mudah dicapai kendaraan umum/pribadi roda empat
langsung ke areahotel dan dekat dengan tempat wisata.g
2. Hotel harus menghindari pencemaran yang diakibatkan gangguan luar
yangberasal dari suara bising, bau tidak enak, debu, asap, serangga dan binatang
mengerat.
b. Hotel harus memiliki taman baik di dalam maupun di luar bangunan.
c. Hotel harus memiliki tempat parkir kendaraan tamu hotel.
d. Tersedianya fasilitas Olah Raga dan Rekreasi
1. Hotel harus mempunyai sarana kolam renang dewasa dan anak-anak
2. Tersedianya area permainan anak.
3. Tersedianya Diskotik atau Night Club.
4. Hotel pantai menyediakan fasilitas untuk olah raga air.

69
5. Hotel gunung menyediakan fasilitas untuk olah raga gunung seperti
mendaki gunung, menunggang kuda atau berburu.
6. Hotel harus menyediakan satu jenis sarana olah raga dan rekreasi
lainnya merupakan pilihan dari tennis, bowling, golf, fitness center,
sauna, billiard, jogging.

e. Bangunan hotel memenuhi persyaratan perizinan sesuai dengan Undang-Undang yang


berlaku.
1. Ruang hotel memperhatikan arus tamu, arus karyawan, arus
barang/produksi hotel.
2. Unsur dekorasi khusus harus tercermin dalam:
a. Ruang Lobby
b. Restoran
c. Kamar Tidur
d. Function Room

C. Kebutuhan Ruang Hotel Bintang 5


Berikut ini adalah table kebutuhan ruang pada hotel bintang 5

70
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah penulis utarakan sebelumnya maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Hotel Resort merupakan hotel yang dibangun di tempat-tempat wisata.


Tujuan pembangunan hotel semacam ini tentunya adalah sebagai fasilitas
akomodasi dari suatu aktivitas wisata. Resort hotel memiliki karakteristik
yang membedakannya dengan jenis hotel lain, yaitu:
a. Segmen Pasar
b. Lokasi
c. Fasilitas
d. Arsitektur dan Suasana

2. Untuk membangun sebuah Hotel Resort khususnya Bintang 5 harus


memperhatikan persyaratan dan kriteria bangunan sebagai berikut:
a. Lokasi dan Lingkungan
b. Hotel harus memiliki taman baik di dalam maupun di luar bangunan.

71
c. Hotel harus memiliki tempat parkir kendaraan tamu hotel.
d. Tersedianya fasilitas Olah Raga dan Rekreasi
e. Bangunan hotel memenuhi persyaratan perizinan sesuai dengan Undang-
Undang yang berlaku.

3. Berikut ini adalah table kebutuhan ruang pada hotel bintang 5

B. Saran
Bisnis perhotelan di Indonesia akan terus berhasil dan sukses jika pengelola
memperhatikan unsur-unsur berikut ini:
1. Lokasi
Berkaitan dengan transportasi, lingkungan, jarak pencapaian, gangguan
dan lain sebagainya.
2. Fasilitas
Segala sarana yang dapat dimanfaatkan pengunjung seperti tempat
tidur, kolam renang dan lain sebagainya yang dikaitkan dengan kualitas
dan fleksibilitas pengguna.
3. Pelayanan
Pelayanan yang diberikan kepada pengunjung seperti kecepatan,
keramahan, juga pelayanan 24 jam.
4. Kesan
Bagaimana suatu hotel itu menampilkan wajahnya ke masyarakat dan
bagaimana masyarakat menangkap gambaran tersebut. Hal ini dibentuk
dari kesan bentuk bangunan, suasana ruang, nama hotel, siapa tamunya
dan lain sebagainya.

5. Tarif

72
Bagi pengunjung suatu hotel, kepuasan dari keempat unsur di atas harus
seimbang dengan harga yang harus dibayarnya, dimana pihak
pengusaha/pengelola mendapatkan keuntungan yang wajar dengan
modal yang ditanamkan.

73
DAFTAR PUSTAKA

https://archmaxter.blogspot.com/2013/10/klasifikasi-resort-hotel.html

74

Anda mungkin juga menyukai