Anda di halaman 1dari 9

“ PENGOLAHAN LIMBAH PADA PERUSAAHAN PT ADARO

INDONESIA “
Dosen Pengampu : Maya santi S.ST

PROGAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

POLITEKNIK NEGERI KETAPANG

2018
“ PENGOLAHAN LIMBAH PADA PERUSAAHAN PT ADARO
INDONESIA “
Dosen Pengampu : Maya santi S.ST

Disusun oleh :

Angga Andika 302-2016-349

Evi Susanti 302-2016-

Haini Tripornia R 302-2016-

PROGAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

POLITEKNIK NEGERI KETAPANG

2018
1. GAMBARAN UMUM

PT Adaro merupakan kelompok perusahaan energi di Indonesia yang berfokus


pada bisnis pertambangan batubara. Lokasi operasional Adaro yang utama terletak di
Provinsi Kalimantan Selatan. Terdapat tiga lokasi penambang milik PT Adaro, yaitu
daerah Paringin, Tutupan, dan Wara. Produksi batubara milik PT Adaro pada tahun
2014 sebesar 51,5 juta ton. Sumber daya batubara Sub-Bituminous sebesar 12,8
milyar ton.

Area operasional PT Adaro Indonesia meliputi 12 kecamatan dalam 4 (empat)


kabupaten, yaitu:

1) Kecamatan Paringin dan Juai, Kabupaten Balangan, Provinsi Kalimantan


Selatan.
2) Kecamatan Murung Pundak, Tanta, Tanjung, Muara Harus, Kelua, Haruai
dan Upau, Kabupaten Tabalong, Provinsi Kalimantan Selatan.
3) Kecamatan Dusun Hilir, Kabupaten Barito Selatan, Provinsi
Kalimantan Tengah.
4) Kecamatan Banua Lima dan Dusun Timur, Kabupaten Barito Timur,
Provinsi Kalimantan Tengah.

Operasi penambangan batubara tambang Paringin dimulai beroperasi bulan


September 1991, tambang Tutupan mulai beroperasi bulan Desember 1996.
Tambang Wara pernah dilakukan penambangan, karena dianggap tidak ekonomis
maka penambangan dihentikan tetapi pada bulan Maret 2010 mulai dioperasikan
kembali, sedangkan di Warukin walaupun memiliki cadangan yang banyak, tetapi
batubaranya adalah batubara muda dan terletak di perkampungan penduduk.

Lokasi PT Adaro Indonesia areal Tutupan dapat dicapai selama 4-5 jam dari
Banjarmasin dan 15 km dari Kota Tanjung dengan jalan beraspal. Jalan raya ini
adalah bagian dari ruas jalan trans Kalimantan yang menghubungkan Banjarmasin
dan Balikpapan Kalimantan Timur. Daerah pengolahan, pemasaran atau
pengapalan batubara terletak di Desa Kelanis Kecamatan Dusun Hilir/Mangkatip
dan Desa Rangga Ilung Kecamatan Jenamas, Kabupaten Barito Timur, Provinsi
Kalimantan Tengah. Pengangkutan batubara dari ROM Tutupan ke tempat
pengapalan dibuat Haul Road oleh PT Adaro dengan kondisi jalan beraspal dengan
lebar 16 m sepanjang 73 km kearah barat. Hasil dari pengolahan ditimbun dalam
stockpile di Kelanis, selanjutnya dilakukan pengangkutan lewat jalur sungai Barito
dengan menggunakan tongkang dengan kapasitas 8.000 DWT sampai 13.000
DWT.

Daerah tambang Tutupan merupakan daerah perbukitan yang membujur


dengan arah timur laut-barat daya dengan variasi ketinggian antara 100-187 m dari
permukaan laut. Kemiringan perbukitan di lokasi ini dibedakan menjadi 3 daerah
kemiringan lereng, yaitu daerah berombak dengan kemiringan lereng 3-8%, daerah
bergelombang dengan kemiringan lereng 8-16%, dan daerah perbukitan dengan
kemiringan lereng 16-21%.

Wilayah kuasa pertambangan PT Adaro Indonesia secara regional termasuk


ke dalam cekungan Kutai, Cekungan Kutai ini, dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
Cekungan Barito yang terdapat di sebelah barat Pegunungan Meratus dan Cekungan
Pasir yang terdapat di sebelah Timur Pegunungan Meratus.
Daerah Kalimantan Selatan termasuk daerah yang beriklim tropis. Suhu rata-
rata setiap tahun sekitar 270 C. Pada bulan Oktober-April bertiup angin musim barat
laut ke arah selatan yang membawa hujan, sedangkan bulan April-Oktober angin
bertiup dari timur maupun tenggara yang merupakan angin kering.

PT Adaro menerapkan sistem penambangan terbuka atau surface open-cut


mining di lokasi tambang Tutupan. Karena secara alamiah batubara Adaro sudah
bersih maka proses pencucian tidak diperlukan lagi, kecuali proses peremukan yang
dilakukan di Kelanis, tepian Sungai Barito, yang terletak beih dari 80 km dari lokasi
tambang Tutupan.

2. PROSES PRODUKSI DAN PENGOLAHAN


Produk batubara Adaro dipasarkan dengan merek dagang Envirocoal karena
memiliki karakteristik kandungan abu, nitrogen dan sulfur yang sangat rendah
dengan nilai kalori berkisar antara 4000 kkal sampai dengan 5000 kkal. Dengan
rata-rata kandungan abu Envirocoal sebesar 1-2% dibandingkan dengan kandungan
abu batubara lainnya yang juga diekspor dapat mencapai 20%, dan rata-rata
kandungan nitrogen Envirocoal sebesar 0,9% dibandingkan dengan kandungan
nitrogen batubara lainnya yang juga diekspor dapat mencapai 2,5%, serta rata-rata
kandungan sulfur Envirocoal sebesar 0,2% dibandingkan dengan kandungan sulfur
batubara lainnya yang juga diekspor dapat mencapai 2,0% sehingga proses
pembakaran Envirocoal praktis tidak menimbulkan pencemaran lingkungan.
Berbagai kebijakan penggunaan bahan bakar ramah lingkungan yang telah
diterapkan di beberapa negara di dunia khususnya Eropa telah meningkatkan
permintaan pasar dunia atas batubara ramah lingkungan dan meningkatkan potensi
penerimaan serta telah memberikan tempat tersendiri bagi produk Envirocoal di
pasar global.
Batubara produksi PT Adaro Indonesia lebih dikenal dengan nama
Envirocoal yang saat ini telah dipasarkan di lebih dari 17 negara seluruh dunia
antara lain India, Jepang, China, Inggris, Spanyol dan Amerika sebagai sumber
energi untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Pada saat ini PT Adaro
Indonesia menerapkan sistem penambangan terbuka (surface open-cut mining) di
tiga lokasi tambang yaitu Tutupan, Paringin dan Wara. Batubara PT Adaro
Indonesia sudah bersih secara alamiah sehingga tidak memerlukan proses
pencucian lagi. Adapun hal yang perlu dilakukan pada batubara PT Adaro
Indonesia adalah proses peremukan yang dilakukan di lokasi Kelanis pada tepian
Sungai Barito yang lokasinya berada kurang lebih 80 km dari lokasi tambang
Tutupan.
Rencana pelaksanaan kegiatan operasional tahun 2014 yang terdiri dari
kegiatan pengupasan batuan penutup dan pengangkutan batubara PT Adaro
Indonesia dikerjakan oleh empat kontraktor utama yaitu:
1) PT Pamapersada Nusantara,
2) PT Bukit Makmur Mandiri Utama,
3) PT Rahman Abdi Jaya dan
4) PT Saptaindra Sejati
Sumber daya manusia yang terlibat dalam kegiatan operasional PT Adaro
Indonesia realisasi sampai dengan periode November 2013 mencapai 22,037 orang
yang terdiri dari 1,027 tenaga kerja tetap, 13 tenaga kerja asing dan 20,997 tenaga
kerja dari kontraktor dan subkontraktor. Salah satu komitmen PT Adaro Indonesia
dalam menggunakan tenaga kerja adalah pemberdayaan tenaga kerja lokal (sekitar
wilayah PT Adaro Indonesia). Hingga saat ini PT Adaro Indonesia bersama
kontraktor dan subkontraktornya merealisasikan untuk memperkerjakan tenaga
kerja lokal hingga 70% dari kebutuhan tenaga kerjanya, sedangkan 30% sisanya
berasal dari luar daerah Kalimantan.

3. LIMBAH YANG DIHASILKAN PADA PT. ADARO INDONESIA


a) Air limbah mengandung logam berat yang berpotensi menimbulkan
dampak lingkungan jangka panjang, Reaksi air asam tambang (Acid Mine
Drainage/AMD) berdampak secara langsung terhadap kualitas tanah dan air
karena pH menurun sangat tajam.
b) Limbah partikel (debu) batu bara memiliki efek samping bagi para pekerja
pabrik terutama karena terpapar resiko gangguan pernapasan yang
diakibatkan oleh debu dari batu bara. Tidak hanya untuk pernapasan, debu
batu bara juga diketahui bisa merusak komponen mesin dan
mengkontaminasi bahan produksi industri sehingga apabila tidak
dibersihkan bisa mengancam keselamatan dan juga keamanan sumber daya
pabrik.
c) Limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung
bahan berbahaya beracun yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan
atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat
mencemarkan dan atau merusakkan lingkungan hidup, dan atau dapat
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia
serta makhluk hidup lain.

4. PENGOLAHAN LIMBAH
a) Pengendalian Pencemaran Air
Pengelolaan air limbah dari areal pertambangan sudah dilakukan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Tahapan awal adalah melakukan
kajian pola aliran permukaan yang masuk ke areal tambang. Kajian
dimaksudkan untuk menetapkan titik penaatan-titik penaatan air limbah
yang akan dibuang ke lingkungan. Saat ini terdapat 21 (dua puluh satu) titik
penaatan yang semuanya sudah mendapatkan izin pembuangan air limbah
(IPAL) dari Bupati Tabalong, Bupati Balangan, Bupati Barito Selatan dan
Bupati Barito Timur. Air limbah yang di buang melalui semua lokasi titik
penaatan sudah dilakukan pengujian laboratorium eksternal setiap 1 (satu)
bulan sekali. Hasil analisasi menunjukkan bahwa air limbah yang dibuang
tersebut elah memenuhi baku mutu air limbah yang ditetapkan.

Kebijakan managemen ADARO terhadap pelaksanaan konservasi


air juga termasuk sebagai salah satu bagian dalam efisiensi sumber daya.
Beberapa aktivitas terkait konservasi air adalah sebagai berikut :
Pengaspalan jalan mampu menghemat air untuk penyiraman, fasilitas
pencucian alat berat dan angkutan karyawan yang menggunakan system
sirkulasi tertutup, pemanfaatan air limbah setelah diolah dari IPAL
digunakan sebagai supply kebutuhan air bersih masyarakat (yang
sebelumnya diolah dengan fasilitas water treatment plan) dan pemanfaatan
air limbah setelah diolah di unit IPAL untuk kolam budi daya ikan.

b) Pengendalian Pencemaran Udara


Upaya pengendalian pencemaran udara dilakukan untuk mengurangi
pencemaran dari aktivtas penambangan maupun aktivitas penunjang
kegiatan penambangan. Dilakukan penyiraman jalan-jalan tambang untuk
mengurangi polusi debu. Hasil pengukuran udara ambient setiap 6 bulan
sekali masih memenuhi baku mutu kualitas udara yang ditetapkan.
Sedangkan untuk kegiatan penunjang operasional seperti pembangkit listrik
telah dilakukan pengelolaan sesuai ketentuan yang berlaku.

c) Pengelolaan Limbah B3
Penyimpanan Sementara Limbah B3 Untuk menyimpan sementara
timbulan limbah B3, PT. Adaro Indonesia memiliki 33 (tiga puluh tiga)
tempat penyimpanan sementara limbah B3,
Pemanfaatan limbah B3
Dalam upaya melakukan 4R, yaitu reduce, reuse, recycle dan
recovery PT. Adaro indonesia memanfaatan terhadap timbulan limbah B3
berdasarkan izin pemanfaatan terhadap limbah B3 yang diperoleh. Izin
pemanfaatan limbah B3 yang diperoleh adalah berupa pelumas bekas
sebagai campuran bahan peledak (ANFO-Emulsi).
Pengelolaan Limbah B3 melalui pihak ketiga berizin

Selain kegiatan pengelolaan limbah B3 melalui pemanfaatan, PT.


Adaro Indonesia juga melakukan pengelolaan dengan cara pengiriman ke
pihak ketiga yang telah mendapat izin dari KLH atau pengelola limbah B3
berizin. Hal ini dilakukan untuk menghindari penyimpanan limbah B3
melebihi waktu 90 hari. Seperti yang telah ditetapkan dalam peraturan
perundangan dan perizinan yang diperolah.

Catatan : 4.22% limbah B3 masih disimpan di TPS LB3, 1.56% limbah B3


dimanfaatkan untuk ANFO, 94.22% limbah B3 diserahkan ke pihak ketiga
yang berizin. Secara umum 100% limbah B3 sudah dikelola sesuai dengan
peraturan yang berlaku dan persyaratan dalam izin.

5. KESIMPULAN
 Pada industri Batubara proses produksinya menghasilkan limbah dimana
limbahnya terdiri atas limbah cair, padat, gas, dan B3 .
 Pada proses produksi PT. BERAU COAL dan PT. ADARO Indonesia
menghasilkan limbah yang dimana dapat dikendalikan dengan beberapa
program dari masing-masing Industri seperti, program pengolahan air
limbah tambang, program reklamasi tanah, program penghilangan debu,dan
pengolahan limbah B3.
 Dilihat dari segi ekonomis limbah yang dihasilkan pada proses produksi
kedua industri ini lebih memberi dampak kepada masyarakat dan
lingkungan sekitar,sedangkan untuk limbah B3 di serahkan oleh pihak yang
telah memiliki lisensi.

Anda mungkin juga menyukai