Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN KPL-NONDIK

ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN ASET PADA


PT. INDUSTRI KERETA API (INKA)

OLEH
MUHAMMAD FAIZAL REDZA KALIM
NIM 180413620756

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
DESEMBER 2021
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KPL-NONDIK JURUSAN MANAJEMEN FE UM

1. Judul Laporan KPL-Nondik : Laporan KPL-Nondik


2. Waktu Pelaksanaan : 1 November – 31 Desember 2021
3. Jangka Waktu Pelaksanaan : 45 hari
4. Pelaksana KPL-Nondik
a. Nama : Muhammad Faizal Redza Kalim
b. NIM : 180413620756
c. Offering :R
5. Tempat KPL-Nondik : PT. Industri Kereta Api (INKA)
6. Alamat KPL-Nondik : Jalan Yos Sudarso No.71, Madiun Lor,
Kec. Manguharjo, Kota Madiun, Jawa
Timur 63122

Madiun, 3 Desember 2021


Mentor KPL Reguler Dosen Pembimbing,

PT. Industri Kereta Api (INKA)

Iis Mei Maha Rani, S.Si Achmad Murdiono, S.Pd., S.E., M.M
NIP. 991100048 NITP. 6200201519235

Mengetahui,
Ketua Jurusan Manajemen

Dr. H. Ely Siswanto, S.Sos, M.M


NIP. 197504262005011001

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menjalankan program Kuliah dan Praktek
Lapangan Non Kependidikan (KPL-Nondik) di PT. Industri Kereta Api (INKA)
dengan baik dan menyelesaikan laporan tepat waktu. Laporan KPL-Nondik ini
dilakukan untuk memenuhi syarat kelulusan mata kuliah Kuliah Praktek Lapangan
yang diadakan oleh Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Malang.
Proses penyusunan laporan KPL-Nondik ini tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih sebesar-
besarnya kepada:
1. Dr. Cipto Wardoyo, S.E., M.Pd., M.Si., Ak.,CA selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Malang.
2. Dr. Ely Siswanto, S. Sos., M.M selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Malang.
3. Achmad Murdiono, S.Pd., S.E., M.M selaku dosen pembimbing
KPL-Nondik penulis.
4. Pimpinan PT. Industri Kereta Api (INKA) yang telah memberikan ijin
pelaksanaan KPL-Nondik di PT. Industri Kereta Api (INKA).
5. Iis Mei Maha Rani selaku Pembimbing Lapangan KPL Reguler PT.
Industri Kereta Api (INKA).
6. Evelyn Dellarosa dan Rossi Nain Nopan Juwari selaku Narasumber yang
mendukung dan memberikan informasi kepada penulis selama pelaksanaan
KPL-Nondik di PT. Industri Kereta Api (INKA).
7. Seluruh staff dan karyawan PT. Industri Kereta Api (INKA) yang telah
membantu dan mengajarkan banyak ilmu selama pelaksanaan
KPL-Nondik di PT. Industri Kereta Api (INKA).
8. Shabilla Berliana Haryono selaku rekan kelompok yang selalu mendukung
dan membantu dalam pelaksanaan KPL-Nondik.
9. Mila Amalia Rahmah selaku rekan kelompok yang selalu mendukung dan
membantu dalam pelaksanaan KPL-Nondik.

iii
10. Monica Aprillia selaku rekan kelompok yang selalu mendukung dan
membantu dalam pelaksanaan KPL-Nondik.
11. Rosa Nurmalita selaku rekan kelompok yang selalu mendukung dan
membantu dalam pelaksanaan KPL-Nondik.
12. Sri Handayani selaku rekan magang yang selalu mendukung dan membantu
dalam pelaksanaan KPL-Nondik.
13. Tongku Lanriyansyah Siregar selaku rekan magang yang selalu mendukung
dan membantu dalam pelaksanaan KPL-Nondik.

Laporan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan
adanya kritik dan saran dari pembaca demi terwujudnya laporan dan pelaksanaan
KPL-Nondik yang lebih baik lagi. Penulis berharap semoga laporan KPL-Nondik
ini membawa manfaat bagi pembaca, dan menjadi bacaan pengetahuan yang bisa
dinikmati oleh orang banyak.

Madiun, 3 Desember 2021

Penulis

iv
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………...i


LEMBAR PENGESAHAN…………….…………………………………………ii
KATA PENGANTAR……………………………………………………………iii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………....v

BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………………….......................6
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 6
B. Tujuan Penulisan ........................................................................................... 8
C. Manfaat Penulisan ......................................................................................... 8
1. Bagi Perguruan Tinggi .............................................................................. 8
2. Bagi Perusahaan Terkait (PT INKA) ........................................................ 8
3. Bagi Mahasiswa ........................................................................................ 9
D. Metode Pemecahan Masalah ......................................................................... 9
BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN……………………………………………………….11
A. Gambaran Umum/ Kajian Produk ............................................................... 11
B. Pembahasan ................................................................................................. 14
1. Pengadaan Aset produksi dan Non Produksi .......................................... 15
2. Pemeliharaan Aset Produksi dan Non Produksi ..................................... 18
3. Pengelolaan Aset Produksi dan Non Produksi........................................ 18
C. Faktor Pendukung dan Penghambat KPL .................................................... 20
1. Faktor Pendukung KPL........................................................................... 20
2. Faktor Penghambat KPL ......................................................................... 21
BAB III PENUTUP…….…………………………………………………….…22
A. Kesimpulan .................................................................................................. 22
B. Saran ............................................................................................................ 22
DAFTAR RUJUKAN.…………………………………………………...……...23
LAMPIRAN……………………...………………………………..…………….24

v
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Praktek Kerja Lapangan yang dilakukan pada sebuah perusahaan atau
lembaga maupun non lembaga merupakan sarana dan prasaran penunjang
pendidikan yang diadakan oleh sebuah perguruan tinggi termasuk Universitas
Negeri Malang. Salah satu usaha Universitas Negeri Malang khususnya S1
Manajemen Fakultas Ekonomi untuk mencetak lulusan yang memiliki pengalaman
dalam dunia kerja yaitu memberikan kegiatan program studi untuk mahasiswanya
berupa kegiatan magang terlebih dahulu sebelum menerima gelar Sarjana. Dengan
hal tersebut nantinya lulusan Universitas Negeri Malang memiliki gambaran
tentang dunia kerja yang sebenarnya. Banyak mahasiswa yang hanya fokus pada
ilmu teori hingga mengabaikan bagaimana jika ilmu teori tersebut diterapkan dalam
kehidupan nyata atau dunia kerja. Maka, dengan adanya Praktek Kerja Lapangan
ini diharapkan mahasiswa dapat mengerti penerapan ilmu teori dan situasi dalam
dunia kerja sehingga mahasiswa nantinya tidak kaget pada situasi tersebut.
Kemampuan dan pengalaman dalam dunia kerja nantinya membuat KPL ini
menjadi program yang sangat berguna untuk menciptakan mahasiswa yang
memiliki pengetahuan tentang bagaimana kondisi sebenarnya dalam sebuah
perusahaan, lingkup di dalamnya, dan cara untuk menyesuaikan diri dengan teman
sekantor, sampai pada cara memaksimalkan pekerjaan yang harus
dipertanggungjawabkan kepada atasan. Dunia kerja saat ini sangat dibutuhkan
pekerja yang kompeten, kreatif, dan berpengalaman, banyak perusahaan yang
mengutamakan pengalaman bekerja dalam syarat lamaran pekerjaan. Perusahaan
membutuhkan dan lebih percaya kepada calon pegawai yang telah mempunyai
keahlian daripada yang hanya membawa ijazah dengan nilai yang bagus tanpa
adanya keahlian atau kemampuan dalam bekerja.
Di dalam masa peralihan masa pandemi COVID-19 yang melanda seluruh
dunia kemudian menuju new normal yang dijalani oleh masyarakat Indonesia,
menimbulakan banyak kebiasaan baru sehingga masyarkat Indonesia terus

6
mengalami penyesuaian. Berbagai langkah dilakukan oleh pemerintah Indonesia
untuk menekan kasus positif COVID19 di Indonesia, mulai dari vaksinasi hingga
pemberlakukan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat). Hal ini
turut mempengaruhi pelaksanaan KPL-Nondik dari Universitas Negeri Malang.
Wabah COVID19 yang terjadi pada Indonesia menyebabkan kelumpuhan pada
sektor perekonomian sehingga tak sedikit Perusahaan yang mengalami kerugian.
Melihat ini, Universitas Negeri Malang mengadakan kegiatan magang dengan
tujuan untuk menerapkan ilmu melalui mahasiswa sekaligus memperkenalkan
dunia kerja kepada mahasiswa.
Pada pelaksanaan kegiatan KPL- Nondik ini , penulis memilih PT. Industri
Kereta Api (INKA). Menurut website PT INKA (2020), PT. Industri Kereta Api
(INKA) adalah sebuah perusahaan BUMN yang bergerak di bidang Industri Kereta
Api dan berlokasi di Kota Madiun, Jawa Timur. Didirikan pada tanggal 18 Mei
1981, PT. Industri Kereta Api (INKA) (Persero) adalah produsen kereta api
terintegrasi pertama di Asia Tenggara. PT. Industri Kereta Api (INKA)
memproduksi Lokomotif, Kereta Penumpang, Kereta Penggerak, Gerbong Barang,
Kereta Khusus, dan Produk Pengembangan. Selain dioperasikan di Indonesia,
produk PT. Industri Kereta Api (INKA) juga telah tersebar dan beroperasi di banyak
negara di dunia, seperti Bangladesh, Filipina, Malaysia, Thailand, Singapura dan
Australia.
Pemilihan lokasi KPL-Nondik di PT. Industri Kereta Api (INKA) sendiri
dengan tujuan ingin mempelajari secara lebih jauh mengenai manajemen aset PT
INKA terutama pada pengadaan aset, pemeliharaan aset, pengelolaan aset. Oleh
karena itu, penulis tertarik untuk membahas terkait “Analisis Implementasi
Manajemen Aset Pada PT. Industri Kereta Api (INKA)”.

7
B. Tujuan Penulisan
Dalam kegiatan KPL ini, diharapkan memiliki tujuan penulisan sebagai
berikut :
1. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk memperoleh pengalaman
sekaligus mempraktekkan konsep dan teori yang diperoleh selama masa
perkuliahan dalam kegiatan KPL-Nondik secara nyata
2. Mengetahui secara umum di PT. Industri Kereta Api (INKA).
3. Memberikan motivasi kepada mahasiswa dalam pencapaian kesuksesan yang
dimiliki PT. Industri Kereta Api (INKA).
4. Menumbuhkan sifat aktif dan kreatif dalam melakukan kegiatan pekerjaan untuk
membantu PT. Industri Kereta Api (INKA)

C. Manfaat Penulisan
Hasil dari Kegiatan KPL ini, diharapkan memiliki manfaat penulisan
sebagai berikut :
1. Bagi Perguruan Tinggi
a. Memperoleh umpan balik sebagai hasil integrasi mahasiswa dengan
masyarakat sehingga kurikulum dapat disesuaikan dengan kebutuhan
pembangunan.
b. Para dosen memperoleh berbagai pengalaman dan menemukan berbagai
masalah untuk pengembangan kegiatan penelitian.
c. Membentuk pererat kerja sama antara lembaga dengan PT. Industri Kereta
Api (INKA) dalam pelaksanaan pembangunan.
2. Bagi Perusahaan Terkait (PT INKA)
a. Sebagai sarana untuk memberikan pertimbangan dalam menentukan
kriteria tenaga kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan yang bersangkutan.
b. Sebagai sarana penghubung kerjasama antara instansi atau perusahaan
dengan perguruan tinggi mengenai pengembangan penelitian, khususnya
bagi mahasiswa Jurusan Manajemen Universitas Negeri Malang.
c. Membantu tugas dari karyawan instansi atau perusahaan dalam bidang
yang behubungan dengan pekerjaan yang bersangkutan.

8
3. Bagi Mahasiswa
a. Menambah pemahaman tentang cara berpikir dan bekerja secara praktis
dalam menanggulangi berbagai permasalahan di masyarakat.
b. Mendewasakan cara berpikir dan daya nalar mahasiswa dalam melakukan
penelaahan, perumusan, dan pemecahan masalah.
c. Membentuk sikap tanggung jawab mahasiswa terhadap kemajuan
masyarakat.
d. Kerja Menumbuhkan sifat profesionalisme dalam diri mahasiswa.

D. Metode Pemecahan Masalah


1. Jenis Penelitian
Menyusun suatu penelitian membutuhkan ketepatan metode yang
digunakan untuk menghasilkan penelitian yang berkualitas. Seperti yang dikatakan
oleh Sugiyono (2016), umumnya metode penelitian muncul karena terjadi
perubahan paradigma dalam memandang suatu realitas. Maka, penelitian ini penulis
menggunakan jenis penelitian kualitatif. Menurut Sugiyono (2016) metode
penelitian kualitatif adalah metode yang digunakan untuk meneliti kondisi obyek
yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instumen kunci, teknik pengumpulan
data dilakukan secara trianggulasi, analisis data bersifat induktif, dan hasil
penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
2. Sumber Data
Data merupakan aset penting dan dapat dipertanggungjawabkan yang
dimiliki oleh seorang penulis. Penulis menggunakan data primer dan sekunder.
Sumber data primer adalah data yang diberikan langsung kepada pengumpul data
(Sugiyono:2016).
Dalam penelitian ini, data primer diperoleh melalui wawancara. Subjek
yang menjadi sasaran dalam penelitian ini adalah Evelyn Dellarosa dan Rossi Nain
Nopan Juwari selaku staf bagian tata usaha & pengelolaan asset di PT. Industri
Kereta Api (INKA). Sedangkan data sekunder dalam penelitian ini adalah literatur,
artikel, jurnal,dll yang terkait dengan topi penelitian ini. Objek dari penelitian ini
adalah PT. Industri Kereta Api (INKA) yang berlokasi di Jalan Yos Sudarso No.71,
Madiun Lor, Kec. Manguharjo, Kota Madiun, Jawa Timur.

9
3. Teknik Pengumpulan Data
Mengumpulkan data harus disesuaikan dengan jenis penelitian yang
digunakan. Menurut Sugiyono (2016), teknik pengumpulan data merupakan
langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan dari penelitian adalah
mendapatkan data. Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting,
berbagai sumber, dan berbagai cara (Sugiyono:2016).
Pada penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
wawancara. Esterberg (dalam Sugiyono, 2016) menyebutkan bahwa wawancara
adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab,
sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Sehingga untuk
mengetahui lebih dalam permasalahan yang akan diteliti, peneliti akan melakukan
wawancara terhadap subjek penelitian yang sudah disebutkan di atas.

10
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum/ Kajian Produk


1. Sejarah Singkat Lokasi KPL-Nondik
PT. Industri Kereta Api (INKA) berdiri di Indonesia merupakan salah satu
kebijakan pemerintah dalam rangka menanggulangi dan memenuhi kebutuhan jasa
angkutan kereta api di Indonesia yang terus menaik. Kantor pusat PT INKA
(Persero) berdiri di Kawasan Jalan Yos Sudarso, Madiun, Jawa Timur. Menurut
IDN Times (2020), keberadaan kantor pusat dan sekaligus pabrik kereta api yang
dulu merupakan Balai Yasa Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) di atas lahan
seluas 22,5 hektar itu menjadi saksi sejarah perjalanan panjang PT INKA (persero)
yang merupakan BUMN manufaktur sarana perkeretaapian pertama dan terbesar di
Kawasan Asia Tenggara (ASEAN). Selain di Madiun, untuk mendekatkan diri
dengan para pemangku jabatan (stakeholders) dan pengambil kebijakan, langkah
PT INKA (Persero) ditopang oleh Kantor Perwakilan yang berada di Jakarta. Agar
selalu dekat dengan pelanggan utama yang sekaligus “saudara tuanya”, yakni PJKA
yang kini menjadi PT Kereta Api (Persero), didukung oleh kantor Perwakilan di
Bandung, Jawa Barat.
Perusahaan Jasa Kereta Api (PJKA) sejak tahun 1977 telah merintis dan
mengadakan penjajagan secara intensif akan kemungkinan-kemungkinan untuk
memproduksi sendiri gerbong dan kereta penumpang di Balai Yasa PJKA Madiun,
yang kemudian direalisasikan dengan pembuatan ablepe-prototipe beberapa jenis
gerbong dan kereta penumpang dan pembuatan 20 buah gerbong GW.
Secara kronologis proses pendirian PT. Industri Kereta Api (INKA) dimulai
pada tanggal 28 Nopember 1979, Menteri Perhubungan dan Menteri Ristek
mengadakan peninjauan ke Balai Yasa PJKA Madiun. Hasil peninjuan ini
diputuskan untuk mengakselerasi pendirian Industri Kereta Api. Pada tanggal 11
Desember 1979, diadakan rapat antara wakil-wakil dari Departemen Perhubungan,
BPPT. (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) dan departemen
Perindustrian. Hasil rapat menetapkan dasar kebijaksanaan pendirian suatu PT.
(Persero) Manufacturing Perkeretaapian. Dengan SK Menteri Perhubungan No.

11
32/OT.001/Phb/80 tanggal 27 Pebruari 1980 dibentuk Panitia Persiapan
Pembentukan Persero Pabrik Kereta Api Madiun.
Kondisi awal pada pendirian PT. Industri Kereta Api (INKA) adalah
penggunaan pengalihan segala fasilitas dan able yang ada di Balai Yasa PJKA
Madiun yang didirikan pada tahun 1884 (bertugas dalam pemeliharaan lokomotif
uap) dan gudang PJKA Madiun sebagai fasilitas dasar untuk kegiatan PT. Industri
Kereta Api (INKA). Sebagai salah satu badan usaha milik negara terus mengalami
perkembangan, diawali pada tahun 1981 dengan produk berupa lokomotif
bertenaga uap kini menjadi industri manufaktur perkeretaapian yang modern.

Aktivitas bisnis PT. Industri Kereta Api (INKA) yang ada kini
berkembang mulai dari penghasil produk dasar menjadi penghasil produk dan jasa
perkeretaapian dan transportasi yang bernilai tinggi. Transformasi bisnis yang
dilakukan perusahaan mampu memberikan keberhasilan dan mendapatkan solusi
terbaik untuk perbaikan transportasi kereta api. Dalam persaingan global, PT.
Industri Kereta Api (INKA) mengembangkan berbagai jenis produk di bawah
kendali sistem manajemen mutu ISO 9001 dan kemitraan global.
Melalui perbaikan dan pembaharuan yang dilakukan secara
berkesinambungan sebagai upaya beradaptasi terhadap persaingan global, PT.
Industri Kereta Api (INKA) memasuki dunia bisnis ini dengan mengedepankan
nilai-nilai integritas, profesional dan kualitas. Dalam menghadapi tantangan dunia
bisnis ke depan, PT. Industri Kereta Api (INKA) tidak hanya bergelut dalam
produk-produk perkeretaapian, namun menghasilkan produk lain yang lebih luas
yang mampu memberikan kontribusi terhadap permintaan infrastruktur dan sarana
transportasi. PT. Industri Kereta Api (INKA) melakukan joint venture dengan
General Electric dalam memproduksi lokomotif. Selain untuk kebutuhan dalam
negeri, produksi juga ditujukan untuk ekspor terutama ke Malaysia dan negara
lainnya.

12
2. Profil Perusahaan
a. Nama Perusahaan : PT. Industri Kereta Api (INKA)
b. Direktur Utama : Budi Noviantoro
c. Motto : I’M PRO ( Integritas Mutu Profesional)
d. Alamat Perusahaan : Jalan Yos Sudarso No.71, Madiun Lor, Kec.
Manguharjo, Kota Madiun, Jawa Timur.
3. Deskripsi Perusahaan
PT. Industri Kereta Api Indonesia (INKA) merupakan sebuah Badan Usaha
Milik Negara yang berdiri di 19 Agustus 1981. PT. Industri Kereta Api (INKA)
merupakan pengembangan dari Balai Yasa Lokomotif Uap yang dimiliki oleh
PJKA (sekarang PT. Kereta Api) pada saat itu. Balai yasa ini berlokasi di Madiun.
BUMN ini bergerak di bidang penyedia jasa layanan transportasi ini merupakan
generasi penerus dari Balai Yasa Lokomotif Uap milik PT. KAI. Namun,
keberadaan kereta uap sudah tidak dibutuhkan lagi, sehingga akhirnya Balai Yasa
Lokomotif Uap difungsikan sebagai pabrik kereta api dan namanya berubah
menjadi PT. Industri Kereta Api (INKA).
a. Visi
Menjadi Perusahaan kelas dunia yang unggul di bidang transportasi kereta
api dan perkotaan di Indonesia.
b. Misi
 Membangun manufaktur sistem transportasi dan ekosistem industri dalam
rangka mendukung kemajuan industri nasional.
 Menciptakan solusi transportasi terpadu dalam sistem transportasi massal,
angkutan barang & komoditas.
 Memperluas pasar baik dalam negeri maupun luar negeri dan
memperbanyak spektrum produk.
 Sebagai pusat kompetisi dalam industri trasnportasi darat yang mampu
menyerap, mengimplementasikan, dan membagikan ilmunya untuk
peningkatan kompetensi SDM.

13
4. Struktur Organisasi

Gambar 2.1
Struktur Organisasi PT. Industri Kereta Api (INKA) per 1 Juni 2021
Sumber : Inka.co.id

B. Pembahasan
Secara umum, PT INKA memiliki divisi SDM & GA berada di bawah
Direktorat Keuangan, SDM dan Manajemen Risiko. Di dalam divisi tersebut
terdapat departemen General Affairs. Di dalam departemen General Affairs
terdapat dua unit yaitu unit tata usaha & pengelolaan aset dan unit keamanan &
umum. Unit keamanan & umum bekerja dalam bidang pelayanan seperti transport
untuk perjalanan dinas, snack, hotel untuk tamu, customer service, office boy,
inventaris perusahaan, dan juga security. Sedangkan tata usaha & pengelolaan aset
bekerja dalam bidang pengadaan aset produksi dan non produksi, pemeliharaan aset
produksi dan non produksi seperti maintenance aset, dan juga pengelolaan aset
seperti pemanfaatan, pencatatan, labelisasi, pengarsipan, penghapusnukuan aset,
dan lain sebagainya.

14
1. Pengadaan Aset produksi dan Non Produksi

Gambar 2. 2 Daftar Aset tetap dan aset tak berwujud


Sumber: PT INKA

Yang dimaksud dengan aset produksi adalah seperti mesin, test track,
workshop, dan alat yang digunakan untuk kebutuhan produksi lainnya. Sedangkan
aset non produksi yaitu scanner, meja kerja, komputer, dan lain sebagainya.

Gambar 2. 3 Katerogi aset PT INKA


Sumber: PT INKA

Untuk mesin, bisa dikatakan sebagai aset jika nilainya asetnya minimal sebesar
Rp 25.000.000 dengan umur manfaat minimal 10 tahun. Sama halnya dengan meja
kerja, bisa dibilang aset jika nilai asetnya minimal Rp 5.000.000 dan memiliki umur
manfaat, dan juga aset produksi dan non produksi lainnya memiliki kriteria sendiri
untuk dibilang sebuah aset.

15
Di PT INKA, rencana pengadaan aset untuk tahun berikutnya dilakukan pada
bulan Agustus yang akan dimasukkan pada master list investasi perusahaan.
Penambahan mesin bisa juga dilakukan jika memang ada project yang akan
dilakukan dan membutuhkan mesin tersebut. Sama halnya dengan pembaruan
mesin atau aset, PT INKA tidak ada schedule pasti untuk pembaruan tersebut
karena semua mesin dan aset sudah dilakukan perawatan. Namun, terdapat yang
namanya overhaul. Overhaul yaitu perawatan berat mesin-mesin dengan cara
mengganti semua part-part yang dirasa sudah melewati masa umurnya atau life cyle
time sehingga mesin dapat beroperasi seperti baru kembali.
Adapun jika dibutuhkan untuk penambahan mesin baru, maka alur pengadaan
mesin atau aset adalah sebagai berikut:

Gambar 2. 4 Alur pengadaan aset PT INKA


Sumber: PT INKA

a. Masing-masing PIC dari setiap divisi di PT INKA mengkoordinir investasi


apa yang dibutuhkan oleh divisinya beserta RAB investasi tersebut dan
jadwal kapan investasi tersebut dibutuhkan.
b. Setelah mengkoordinir apa saja yang dibutuhkan oleh divisinya, maka PIC
investasi tersebut menyerahkan kepada departemen Pengembang Perusahaan.

16
c. Nantinya, oleh departemen Pengembang Perusahaan akan dipetakan atau
dipilih mana yang benar-benar dibutuhkan atau tidak dibutuhkan.
d. Setelah dipetakan oleh departemen Pengembang Perusahaan, maka akan
diajukan lagi ke jajaran Direksi untuk dipilih dan mana yang akan dijadikan
prioritas ke depan.
e. Jika semua investasi sudah disetujui, maka akan dibuat dan menjadi sebuah
master list investasi.
f. Setiap divisi yang mengajukan investasi, memiliki schedule kapan investasi
tersebut akan dibutuhkan atau digunakan.
g. Jika sudah tiba tanggalnya, maka divisi peminta akan mengajukan kembali
kepada pengembang perusahaan untuk investasinya sesuai jadwal yang
terdapat di master list investasi.
h. Pengembang perusahaan akan mengecek apakah pengajuan tersebut sudah
ada di master list atau tidak. Jika tidak, maka bisa diajukan tahun depan. Jika
sudah sesuai dan ada, maka departemen Pengembang Perusahaan akan
mengirim surat kepada departemen General Affairs untuk menerbitkan PR
(purchase request).
i. Jika purchase request sudah terbit maka akan diteruskan kepada MRP atau
manajemen rantai pasokan. Di dalam MRP terdapat bagian pengadaan dan
rendal. Bagian pengadaan berfungsi untuk membuat PO (purchase order),
mencari info vendor yang sudah menjadi rekanan, dan lain sebagainya.
Sedangkan bagian rendal berfungsi untuk penilai vendor, pengendalian PO
tersebut seperti mengawasi PO tersebut sesuai jadwal atau tidak, mengecek
barang jika sudah datang apakah sesuai dengan kesepakatan atau tidak, dan
lain sebagainya.
j. Jika PR (purchase request) sudah diterima oleh MRP, maka selanjutnya MRP
akan memproses PO pengadaan aset tersebut.
k. Jika kontrak atau PO sudah terbit, maka rendal akan mengawasi dan
mengecek secara rutin pengerjaan PO tersebut apakah sesuai jadwal dan
sesuai kontrak atau tidak, supaya nanti barang yang dipesan akan datang
sesuai spesifikasi dan waktu yang ditetapkan dikontrak atau PO.

17
l. Jika barang atau aset yang dipesan sudah jadi dan sudah tiba, maka user
peminta dan MRP akan melakukan pemeriksaan terhadap barang dan
kelengkapan dokumen yang ada dalam surat jalan sesuai dengan kontrak.
m. Jika semua sudah sesuai dengan kontrak, maka MRP akan mengirimkan
STPBA (surat tanda penerimaan barang aset) kepada departemen General
Affairs selaku pengelola aset perusahaan.
n. Selanjutnya, departemen General Affairs akan melakukan labelisasi aset
tersebut.
o. Departemen General Affairs akan menerbitkan BASTA (berita acara serah
terima aset) yang akan diberikan kepada user peminta karena barang atau aset
tersebut sudah menjadi milik PT INKA dan sudah bisa digunakan.

2. Pemeliharaan Aset Produksi dan Non Produksi


Untuk pemeliharaan atau perawatan, terdapat dua jenis yaitu PM
(Preventive Maintenance) dan CM (Corrective Maintenance). Preventive
Maintenance adalah perawatan atau pemeliharaan secara berkala untuk mencegah
terjadinya kerusakan. Sedangkan Corrective Maintenance adalah perbaikan yang
dilakukan ketika aset tersebut sudah rusak.

3. Pengelolaan Aset Produksi dan Non Produksi


Bentuk pengelolaan aset produksi dan non produksi yaitu pemanfaatan aset.
Bentuk dari pemanfaatan aset adalah seperti menyewakan aset-aset tersebut ke anak
perusahaan. PT INKA sendiri memiliki beberapa aset seperti gedung, rumah dinas,
dan lain sebagainya. Salah satu contohnya seperti IMSC (Inka Multi Solusi
Consulting) menyewa aset dari PT INKA yaitu rumah dinasnya.
Selain pemanfaatan aset, terdapat juga stock opname. Stock opname
merupakan kegiatan untuk mengecek semua aset-aset yang dimiliki oleh PT INKA
baik produksi maupun non produksi setiap 6 bulan sekali, kecuali jika aset tersebut
baru maka akan dilakukan stock opname setiap satu bulan sekali untuk memastikan
posisinya. Kegiatan yang dilakukan ketika stock opname yaitu mencatat semua
nomor asetnya, bentuk barang tersebut seperti apa, terutama aset-aset baru akan
didokumentasikan bentuk awalnya melalui foto, dan juga mencatat posisi asetnya

18
dimana. Ketika aset tersebut berpindah tempat misalkan dari gedung A ke gedung
B, maka terdapat sebuah BARA (Berita Acara Relokasi Aset). BARA tersebut
nantinya akan menjelaskan darimana posisi awal aset tersebut hingga posisi terakhir
aset tersebut, lalu juga terdapat keterangan aset tersebut awalnya milik PIC aset
siapa menjadi pindah ke PIC aset siapa sehingga nantinya jika ada stock opname
berikutnya semua tercatat detail agar mudah dalam mencarinya.
Karena PT INKA merupakan salah satu BUMN, maka seluruh asetnya tidak
boleh dijual secara sembarangan meskipun masa aset tersebut sudah habis bahkan
sudah rusak. Jadi tetap harus dicatat dahulu sampai proses penghapusbukuan aset.
Jika memang terdapat aset yang harus dihapusbukukan maka prosesnya harus
sampai kementrian BUMN. Prosesnya adalah sebagai berikut:
a. Pengajuan usulan hapus aset ke departemen Akuntansi dan Pajak.
b. Departemen Akuntansi dan Pajak melengkapi usulan hapus aset dengan
kajian finansial.
c. Departemen Akuntansi dan Pajak mengajukan usulan hapus aset ke Direktur
Keuangan dan SDM.
d. Departemen Pengembang Perusahaan meminta telaah dari divisi Satuan
Pengawas Internal.
e. Departemen Pengembang Perusahaan meminta kajian hukum dan risiko dari
departemen Kepatuhan.
f. Departemen Pengembang Perusahaan membuat usulan hapus aset ke
Direksi dan Dewan Komisaris.
g. Pengajuan usulan hapus aset ke Kemetrian BUMN.
h. Bagian Tata Usaha Aset dan Pengelolaan Aset membentuk tim
pemindahtanganan aset, pemindahtanganan aset dengan penjualan atau
kondisi tertentu.
i. Penghapusbukuan data aset dari daftar aset PT INKA .

19
C. Faktor Pendukung dan Penghambat KPL
1. Faktor Pendukung KPL
a. Pembimbing Lapangan dan Para Pegawai PT. Industri Kereta
(INKA) Sangat Komunikatif
Pada saat menjalani KPL, pembimbing lapangan dan para pegawai
sangat terbuka dalam memberikan segala informasi yang dibutuhkan serta
pengarahan yang disampaikan selalu mudah untuk diserap dan dicerna.
Pembimbing juga memberikan serta menjelskan apa saja yang harus
dikerjakan dan pembimbing lapangan tidak membatasi apakah ingin
melakukan pekerjaan secara WFO (Work From Office) atau WFH (Work
From Home).

b. Fasilitas Yang Disediakan Oleh PT. Industri Kereta Api (INKA)


Sangat Mendukung
Fasilitas seperti computer, meja dan kursi kerja sangat nyaman
untuk digunakan. Disediakan juga makan siang sehingga tidak perlu repot
membeli makan siang sendiri. Para staf dan pegawai juga sering
membagikan makanan, minuman, dan snack untuk dimakan bersama di
kantor. Kualitas sinyal dan aliran listriknya baik sehingga menambah
kelancaran pelaksanaan KPL-Nondik. Terdapat juga koperasi yang
menyediakan makanan, minuman, dan snack untuk dibeli.

c. Lingkungan Kerja Yang Harmonis dan Asik


Pegawai PT. Industri Kereta Api (INKA) sangat terbuka mengenai
segala informasi mengenai perusahaan. Terdapat juga teman-teman KPL
dari universitas lain sehingga bisa menambah pertemanan. Teman-teman
baru tadi juga sangat asik dan menyambut dengan baik sama seperti para
pegawai di PT INKA. Keleluasaan dalam berdiskusi juga sangat nampak
dan nyata. Setiap pegawai membagikan pengalaman dan pengetahuannya
dengan asik. Kebutuhan file dan informasi juga dibagikan bahkan
memberikan saran, masukan, dan ide untuk pembuatan laporan KPL-
Nondik sehingga menarik untuk diulas.

20
2. Faktor Penghambat KPL
a. Adanya Kebijakan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan
Masyarakat) Yang Diberlakukan Pemerintah Pusat
Dengan adanya PPKM yang diberlakukan memaksa saya untuk
melakukan lebih banyak Work From Home (WFH) yaitu 2 kali sedangkan
Work From Office (WFO) hanya dilakukan 3 kali. Sehingga untuk merasakan
bekerja di kantor sangat kurang, seperti interaksi dan diskusi secara langsung
dengan pegawai di PT. Industri Kereta Api (INKA). Proses pengambilan data
dan evaluasi pun dilakukan di kantor sedangkan proses pengerjaan dilakukan
di rumah secara individu.

b. Wifi Hanya Bisa Diakses Oleh Pegawai PT. Industri Kereta Api (INKA)
Fasilitas yang tersedia memang sangat mendukung dan nyaman untuk
bekerja di kantor, sinyal juga mudah. Namun, ketersediaan wifi hanya bisa
diakses oleh pegawai perusahaan dengan menggunakan ID dan Password
yang dimiliki. Sehingga dalam pelaksanaan KPL-Nondik ini, mahasiswa
menggunakan data pribadi untuk mengakses situs terkait penyusunan laporan
KPL-Nondik dsb.

21
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
PT. Industri Kereta Api (INKA), sebuah perusahaan BUMN yang bergerak
di bidang Industri Kereta Api dan berlokasi di Kota Madiun, Jawa Timur. PT.
Industri Kereta Api (INKA) memproduksi Lokomotif, Kereta Penumpang, Kereta
Penggerak, Gerbong Barang, Kereta Khusus, dan Produk Pengembangan.
Pemilihan lokasi KPL-Nondik di PT. Industri Kereta Api (INKA) sendiri dengan
tujuan ingin mempelajari secara lebih jauh mengenai manajemen aset PT INKA
terutama pada pengadaan aset, pemeliharaan aset, pengelolaan aset. Manajemen
aset pada PT INKA terbagi menjadi tiga yaitu, pengadaan aset, pemeliharaan aset,
dan pengelolaan aset. Rencana pengadaan aset untuk tahun berikutnya, dilakukan
pada bulan Agustus yang akan dimasukkan pada master list investasi perusahaan.
Untuk perawatan dan pemeliharaan, dibagi menjadi dua yaitu PM (Preventive
Maintenance) dan CM (Corrective Maintenance). PM adalah perawatan atau
pemeliharaan secara berkala untuk mencegah terjadinya kerusakan sedangkan CM
adalah perbaikan yang dilakukan ketika aset tersebut sudah rusak. Untuk
pengelolaan, dilakukan dengan stock opname, pemanfaatan aset, dan labelling.

B. Saran
Setelah menyelesaikan rangkaian kegiatan KPL-Nondik, penulis memiliki
beberapa saran yang dapat dilakukan oleh PT. Industri Kereta Api (INKA) untuk
menjaga kredibilitas perusahaan. Penulis menyarankan agar PT. Industri Kereta Api
(INKA) terus menjaga profesionalisme di lingkungan kerja dan menjaga untuk
terus membagikan ilmu serta membimbing juga mengajarkan pegawai baru atau
pekerja magang di perusahaan agar suasana komunikatif dan nyaman yang tercipta
bisa meningkat lagi, tetap menjaga lingkungan kerja yang positif dan penuh
support, dan juga untuk tetap menjaga kerjasama antara lembaga pendidikan
dengan perusahaan agar mahasiswa banyak yang tertarik untuk mencari ilmu dan
pengalamannya di PT INKA.

22
DAFTAR RUJUKAN

Perdana, Hana. (2020). Profil PT INKA, Industri Kereta Api Dalam Negeri yang
Mendunia. IDN Times (online). Diakses pada 29 November 2021.
https://www.idntimes.com/business/economy/hana-adi-perdana-
1/mengenal-inka-industri-kereta-api-dalam-negeri-yang-mendunia

PT INKA. Website PT INKA (online). Diakses pada 28 November 2021.


https://www.inka.co.id

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:


PT Alfabet.

Yunita, I., & Devitra, J. (2017). Analisis dan Perancangan Sistem Informasi
Manajemen Aset Pada SMK Negeri 4 Kota Jambi. Jurnal Manajemen
Sistem Informasi, 2(1), 278-294.

23
LAMPIRAN

Jurnal Harian
Tabel A.1 Jurnal Harian
No Hari, Tanggal Kegiatan
Pembukaan KPL Reguler oleh PT. Industri Kereta Api
1 Senin, 01 November 2021 (INKA) melalui Zoom Meeting (WFH)
Menyiapkan berkas-berkas dokumen yang dibutuhkan oleh
2 Selasa, 02 November 2021 PT INKA (WFO)
Datang ke PT INKA untuk mengurus ID card dan surat izin
3 Rabu, 03 November 2021 masuk kawasan (WFO)
Penjelasan mengenai lingkungan kerja di PT INKA
4 Kamis, 04 November 2021 (WFH)
Datang ke PT INKA untuk bertemu dengan pembimbing
5 Jum’at, 05 November 2021 dan bertanya jadwal hari masuk (WFO)
Datang ke PT INKA untuk bertemu pembimbing lapangan
6 Senin, 08 November 2021 untuk pengarahan tugas (WFO)
Mempelajari perbedaan jobdesc yang ada di divisi SDM &
7 Selasa, 09 November 2021 GA terlebih dahulu (WFO)
8 Rabu, 10 November 2021 Mendapat tugas untuk rename file dan input data (WFO)
Melanjutkan tugas kemarin untuk rename file dan input
9 Kamis, 11 November 2021 data-data maintenance (WFO)
10 Jum’at, 12 November 2021 Membantu input data-data maintenance (WFO)
Diskusi secara garis besar mengenai deskripsi pengadaan
11 Senin, 15 November 2021
aset produksi dan non produksi (WFO)
12 Selasa, 16 November 2021 Menentukan judul laporan KPL-Nondik (WFH)
Diskusi mengenai alur proses pengadaan aset produksi dan
13 Rabu, 17 November 2021 non produksi (WFO)
Menyusun kata pengantar dan metode pemecahan masalah
14 Kamis, 18 November 2021 laporan KPL-Nondik (WFH)
Diskusi mengenai pemeliharaan aset produksi dan non
15 Jum’at, 19 November 2021 produksi (WFO)
16 Senin, 22 November 2021 Diskusi mengenai master list investasi perusahaan (WFO)

17 Selasa, 23 November 2021 Menyusun pembahasan latar belakang KPL-Nondik (WFH)


Diskusi mengenai corrective maintenance dan preventive
18 Rabu, 24 November 2021 maintenance (WFO)
Menyusun tujuan penulisan, manfaat penulisan, sumber
19 Kamis, 25 November 2021
data, dan teknik pengumpulan data KPL-Nondik (WFH)
Diskusi secara garis besar mengenai deskripsi pengelolaan
20 Jum’at, 26 November 2021 aset (WFO)
Diskusi mengenai pemanfaatan aset, stock opname, dan
21 Senin, 29 November 2021
penghapusbukuan aset (WFO)

22 Selasa, 30 November 2021 Menyusun profil perusahaan, pembahasan pengadaan aset,


dan pembahasan pemeliharaan aset KPL-Nondik (WFH)
Diskusi mengenai proses penghapusbukuan aset dan
23 Rabu, 01 Desember 2021 menyusun pembahasan pengelolaan aset, faktor pendukung
dan penghambat KPL-Nondik (WFO)

24
Menyusun penutup, daftar rujukan, lampiran, dan lembar
24 Kamis, 02 Desember 2021 pengesahan KPL-Nondik (WFH)
Pengajuan permintaan tandatangan lembar pengesahan
25 kepada pembimbing lapangan KPL Reguler divisi SDM &
Jum’at, 03 Desember 2021
GA PT.Industri Kereta Api (INKA)
Ujian laporan KPL-Nondik oleh pembimbing KPL-Nondik
26 Senin, 06 Desember 2021
(WFH)
Ujian laporan KPL-Nondik oleh pembimbing KPL-Nondik
27 Selasa, 07 Desember 2021 (WFH)
Membahas tentang proses pemeliharaan aset produksi dan
28 Rabu, 08 Desember 2021
non produksi (WFO)
Konsultasi pembahasan laporan dengan dosen pembimbing
29 Kamis, 09 Desember 2021 lapangan (WFH)
Membahas tentang labelisasi barang produksi dan non
30 Jum’at, 10 Desember 2021
produksi (WFO)
31 Senin, 13 Desember 2021 Membantu untuk input data maintenance (WFO)
Konsultasi revisi laporan KPL-Nondik dengan dosen
32 Selasa, 14 Desember 2021 pembimbing lapangan (WFH)
Membantu untuk rename data maintenance dan input data
33 Rabu, 15 Desember 2021
maintenance (WFO)

34 Kamis, 16 Desember 2021 Melakukan revisi laporan KPL-Nondik (WFH)


Membantu untuk rename data maintenance dan input data
35 Jum’at, 17 Desember 2021 maintenance (WFO)
Membantu untuk rename data maintenance dan input data
36 Senin, 20 Desember 2021 maintenance (WFO)
Memindah file laporan KPL-Nondik ke dalam CD untuk
37 Selasa, 21 Desember 2021 nantinya diserahkan kepada PT INKA (WFH)
Membantu untuk rename data maintenance dan input data
38 Rabu, 22 Desember 2021 maintenance (WFO)
Menghubungi pembimbing lapangan untuk konfirmasi
39 Kamis, 23 Desember 2021
tugas (WFH)
Membantu untuk rename data maintenance dan input data
40 Jum’at, 24 Desember 2021 maintenance (WFO)
Membantu untuk rename data maintenance dan input data
41 Senin, 27 Desember 2021
maintenance (WFO)
Menghubungi pembimbing lapangan untuk konfirmasi
42 Selasa, 28 Desember 2021 tugas (WFH)
Membantu untuk rename data maintenance dan input data
43 Rabu, 29 Desember 2021
maintenance (WFO)
Penyerahan Laporan KPL-Nondik ke HRD PT. Industri
44 Kamis, 30 Desember 2021 Kereta Api (INKA) dan penerimaan Surat Keterangan
KPL-Nondik (WFO)
Submit Laporan KPL-Nondik ke website Jurusan
45 Jum’at, 31 Desember 2021 Manajemen Fakultas ekonomi Universitas Negeri Malang
(WFH)

25
Dokumentasi Kegiatan

Gambar B. 1 Gambar B. 2

Gambar B. 3 Gambar B. 4

26
Gambar B. 5 Gambar B. 6

Gambar B. 7 Gambar B. 8

27
Scan Surat Pengantar

Gambar C.1 Surat Pengantar KPL-Nondik

28
Scan LOA

Gambar D.1 Surat Ijin KPL PT. Industri Kereta Api (INKA)

29
Scan Surat Keterangan Magang

Gambar E. 1 Scan Surat Keterangan Magang

30
Scan Form Penilaian Mentor KPL

Gambar F. 1 Form Penilaian

31

Anda mungkin juga menyukai