Rr. Aurin Wahyu Kusuma 14812141032 Anastasia Chandra Dewi 14812141040 Mahfuzh Ardiyansyah A.P 14812141043 Sekilas tentang PT Adaro Indonesia
PT Adaro merupakan kelompok perusahaan energi di Indonesia yang
berfokus pada bisnis pertambangan batubara yang terintegrasi melalui anak-anak perusahaan. Lokasi operasional Adaro yang utama terletak di Kabupaten Tabalong, Provinsi Kalimantan Selatan. Adaro beroperasi di bawah naungan PKP2B (Perjanjian Karya Pengusaha Batubara) generasi pertama yang berlaku sampai tahun 2022. Sejarah bisnis Adaro dimulai pada tahun 1992, ketika perusahaan ini mulai memproduksi batubara yang kemudian dipasarkan dengan nama Envirocoal dari konsesi seluas 258km2 di kabupaten Tabalong, provinsi Kalimantan Selatan. Sebagian besar batubara Adaro dijual kepada perusahaan pembangkit listrik, yaitu 25% penjualan batubara Adaro adalah untuk konsumen domestik di Indonesia dan 75% untuk konsumen luar negeri yang sebagian besar berada di wilayah Asia. Kasus Pencemaran Limbah PT Adaro, Lumpuhkan Balangan dan Amuntai Banjarmasin - Daerah tercemar limbah cair dari tambang batubara PT Adaro Indonesia, di Kalimantan Selatan semakin meluas. Pencemaran limbah tersebut terjadi pada tahun 2010. Limbah yang berasal dari jebolnya kolam pengendapan PT Adaro Indonesia pada Jumat (23/10) itu, semula hanya mencemari Sungai Balangan, namun kini juga merembes memasuki jantung kota Amuntai, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan. Di Kabupaten Hulu Sungai Utara, sedikitnya terdapat empat kecamatan yang terkena dampak tercemarnya Sungai Balangan, yaitu Kecamatan Amuntai Tengah, Kecamatan Babirik, Kecamatan Sei Pandan dan Kecamatan Bajang. Selain air sungai yang berwarna coklat tidak bisa digunakan warga Hulu Sungai Utara, distribusi air besih dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Amuntai juga terhenti, karena sumber air baku PDAM di Desa Tangga Ulin, turut berwarna coklat. "Sejak Selasa hingga Rabu, air PDAM macet. Sempat mengalir tapi airnya kuning pekat," kata Agus Wahyudi, salah seorang pegawai di Dinas Perhubungan Kabupaten Hulu Sungai Utara, kepada Tempo, Rabu (28/10). Humas PT Adaro Indonesia Paringin ,Kalimantan Selatan, Adriansyah, telah menyatakan bahwa PT Adaro Indonesia bertanggungjawab atas terjadinya pencemaran sungai Balangan, akibat jebolnya kolom pengendapan limbah tambang PT Adaro Indonesia di Settling Pond SP6B-HW di Kabupaten Balangan. Menurut Adriansyah, PT Adaro Indonesia juga telah mendistribusikan air bersih ke warga yang terkenak dampak di Kabupaten Balangan, kemudian juga di Kabupaten Hulu Sungai Utara di Kalimantan Selatan. Sebelum mencemari sungai Balangan yang berada di Kabupaten Hulu Sungai Utara, empat kecamatan di Kabupaten Balangan juga turut terkena dampak pencemaran limbah tambang PT Adaro Indonesia. Tanggung Jawab PT Adaro terkait Lingkungan Hidup demi Keselarasan Alam Penanaman Pohon Bambu Kegiatan difokuskan pada pelestarian kandungan air melalui penanaman pohon bambu untuk mengelola kandungan air. Tanaman bambu tersebut dapat mengatur kuantitas dan kualitas air serta berperan sebagai sistem pengendali sedimen yang menahan air untuk langsung mengalir di sungai. Selain itu, batang bambu juga dapat dijual sebagai karya kerajinan, sehingga program ini tidak hanya mengandung nilai lingkungan, melainkan juga nilai ekonomi. Pada tahun 2014, Adaro melanjutkan program penanaman pohon bambu untuk mengatasi masalah penurunan tanah di sepanjang sungai-sungai yang ada di Kabupaten Tabalong dan Balangan. Yayasan Adaro Bangun Negeri (YABN) berperan penting dalam mendidik dan melatih anggota masyarakat setempat mengenai manfaat ekonomi dan lingkungan dari penanaman pohon bambu. Pada tahun 2015, Adaro berencana untuk menyediakan 5.000 bibit serta lokasi untuk menanam pohon bambu, dan membentuk dua kelompok kerja di kabupaten Tabalong dan Balangan supaya program ini dapat berjalan secara berkelanjutan. Selain memfokuskan pada kegiatan pelestarian kandungan air melalui penanaman pohon bambu, PT Adaro melakukan berbagai pengelolaan dalam hal melindungi lingkungan, yaitu: 1. Pengelolaan Air Tambang Operasi penambangan Adaro Indonesia terletak di wilayah tropis dengan curah hujan tahunan yang tinggi sehingga volume air yang berlimpah tersebut harus dikelola dalam kegiatan penambangan batubara. Air tambang yang timbul di wilayah penambangan AI berasal dari air hujan yang tertampung dalam tambang terbuka dan aliran air dari lahan terganggu, misalnya wilayah tempat menimbun lapisan penutup. Air dari tambang dan wilayah penimbunan lapisan penutup tersebut bercampur dengan lumpur dan karenanya harus diolah sebelum dilepaskan kembali ke dalam lingkungan alam sekitar. AI mengambil pendekatan yang berhati-hati dalam menjamin supaya air yang dilepaskan ke sungai-sungai telah memenuhi standar kualitas yang ditetapkan pemerintah. 2. Drainase Asam Tambang Langkah pertama dalam pengelolaan drainase asam tambang (acid mine drainage AMD) adalah membedakan dan memisahkan bahan PAF (potentially acid-forming) dari bahan NAF (non-acid-forming).Adaro berhasil mengembangkan dan mengoperasikan laboratorium AMD sendiri yang akan digunakan untuk mengidentifikasi materi PAF dan NAF. Segera setelah diidentifikasi dan dipisahkan, bahan PAF dan NAF di Adaro Indonesia secara selektif diletakkan dengan cara dimana pada akhirnya bahan PAF akan sepenuhnya dibungkus oleh bahan NAF di area penampungan lapisan penutup. Pembungkusan ini bertujuan untuk mencegah bahan PAF bereaksi dengan oksigen dari udara dan air hujan dan aliran air tambang. 3. Program Pengurangan Debu Adaro memonitor kualitas udara di area tambang maupun di sepanjang jalan angkutan sepanjang 80 km dan secara rutin melakukan penyemprotan air di daerah di tambang yang memiliki kadar debu yang tinggi. Permukaan jalan angkutan juga dilapisi dengan chipseal (sejenis aspal) untuk meminimalkan debu dan mempercepat perjalanan trailer sehingga mengurangi konsumsi bahan bakar. Upaya lainnya adalah menanami kedua sisi jalan tersebut dengan pohon-pohon dan semak-semak untuk menghalangi debu supaya tidak beterbangan ke desa di sekitarnya. 4. Pelestarian Energi Adaro Indonesia berada di garis terdepan di antara perusahaan-perusahaan pertambangan di Indonesia yang mengimplementasikan penggunaan bahan bakar B-10 yang mengandung 10% bahan bakar hayati. Dengan konsumsi diesel yang mencapai hampir 700 juta liter per tahun, pada tahun 2014 Adaro Indonesia telah menggantikan 70 juta liter dari konsumsi tersebut dengan biodiesel. Akibatnya, Adaro Indonesia akan menggunakan bahan bakar biodiesel dalam jumlah yang signifikan (untuk menggantikan sebagian bahan bakar fosil) dan dengan demikian akan menggantikan bahan bakar fosil dengan bahan bakar non fosil secara signifikan. 5. Pengelolaan Keragaman Hayati Adaro telah melakukan upaya yang menyeluruh untuk menjaga atau mengurangi dampak operasi penambangannya terhadap keragaman hayati di lahan sekitarnya dan mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku. Salah satu dari upaya tersebut adalah reklamasi terhadap lahan bekas tambang di Paringin Selatan untuk mengembalikan kondisinya sampai sedekat mungkin dengan kondisi awal sebelum aktivitas penambangan dilakukan. Evaluasi Penanggulangan Pencemaran Limbah PT Adaro Indonesia Kinerja lingkungan Adaro dijaga dan diatur secara ketat dengan menggunakan Sistem Manajemen Lingkungan yang sesuai dengan standar ISO 14001. Selain itu, beberapa program telah dilaksanakan (seperti yang telah dijelaskan sebelumnya) untuk manajemen, pengawasan, dan pelestarian lingkungan serta penggunaan sumber daya alam dan energy secara efisien. Dengan demikian, PT Adaro cukup dinilai efektif dan efisien dalam hal melindungi lingkungan. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan diperolehnya beberapa penghargaan yang berkaitan dengan lingkungan, penghargaan tersebut diantaranya: 1. Pada tahun 2014, pemerintah mengakui upaya-upaya lingkungan yang dilakukan Adaro dengan memberikan beberapa penghargaan. Untuk lima tahun berturut- turut, Adaro menerima penghargaan Aditama dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral untuk bidang pengelolaan lingkungan dalam pertambangan batubara. Penghargaan tersebut diperoleh karena memiliki keunggulan pengelolaan lingkungan terbaik. 2. Adaro juga memenangkan peringkat Hijau penghargaan PROPER untuk keenam kalinya yang diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup. Peringkat hijau mencerminkan bahwa Adaro taat sepenuhnya terhadap ketentuan peraturan lingkungan, dan unggul dalam hal sistem pengelolaan lingkungan, pelestarian sumber daya alam dan pengembangan masyarakat. TERIMAKASIH