PENDAHULUAN
1
1. Bagi mahasiswa
a. Memperoleh wawasan tentang dunia kerja di perusahaan khusus
nya di PT. PLN (Persero) Rayon Panam, Pekanbaru.
b. Mendapatkan pengalaman dalam menghadapi dan menganalisis
dalam rangka menyelesaikan permasalahan yang terjadi
berdasarkan teori-teori yang telah diperoleh dari bangku kuliah
c. Sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam rangka
mengambil tugas akhir dalam menyelesaikan studi sarjana.
2. Bagi Institusi Pendidikan
a. Membangun kerja sama antara pihak institusi/ kampus dengan
dunia industri.
b. Mendapatkan umpan balik terhadap pengembangan proses
pengajaran dalam rangka pencocokan kebutuhan antara output
dunia pendidikan dan dunia kerja.
3. Bagi Perusahaan
a. Menjaga hubungan baik dengan institusi pendidikan;
b. Sebagai bukti partisipasi dalam pengembangan dunia pendidikan di
Indonesia.
1.5 Metodologi
Untuk memudahkan dalam membahas permasalahan, penyusun
menggunakan beberapa metode dan teknik penulisan untuk mencari dan
mengumpulkan data yang akurat, jelas dan baik, yaitu :
2
1. Metode Observasi
Melakukan pengamatan langsung terhadap perangkat-perangkat yang
digunakan dalam sistem eksitasi, mempelajari single line dan wiring
diagram sistem eksitasi yang berasal dari buku operasional dan
maintenance peralatan di PT. PLN (Persero) Rayon Panam
2. Metoda wawancara
Melakukan tanya jawab dan diskusi dengan pembimbing lapangan dan
staf teknisi untuk memperoleh gambaran dan penjelasan mengenai
peralatan yang dipelajari di lapangan. Disamping itu guna
mengantisipasi kemungkinan kesalahan yang mungkin terjadi dalam
pengolahan data untuk penulisan.
3. Metode Literatur
Melakukan studi dari buku-buku dan literatur yang terdapat pada PT.
PLN (Persero) Rayon Panam Pekanbaru serta buku-buku penunjang
lain yang berhubungan dengan bidang kerja praktek yang dijalankan
serta mencari referensi lain di internet.
3
BAB 4 : PEMBAHASAN
Bab ini membahas analisa studi kasus di perusahaan dengan
landasan pengetahuan akademik.
BAB 5 : PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dari laporan kerja praktek.
4
BAB 2
PROFIL PERUSAHAAN
5
makaperusahaan listrik Ranting Pekanbaru ini juga menjadi milik
Negara.Kemudian pada tahun 1978 Perusahaan Listrik Negara yang telah
dinasionalisasikan oleh Presiden RI dengan UU No. 9/1969 menjadi Perusahaan
Umum (PERUM).
PERUM Listrik Negara dan berada dibawah naungan Departemen
Pertambangan dan Energi dengan operasi meliputi seluruh wilayah Indonesia dan
dibagi atas wilayah kerja yang semuanya dikoordinir oleh Perum Listrik Negara
Wilayah III dengan landasan hukum berdirinya PLN cabang Pekanbaru adalah
Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1972.
Dengan adanya perkembangan diberbagai daerah bidang seperti politik,
ekonomi, sosial, dan sebagainya serta untuk meningkatkan profesionalisme Badan
Usaha Milik Negara, maka Pemerintah mengeluarkan peraturan Pemerintah No.
23/ 1994 tanggal 30 Juli 1994, yang isinya Perusahaan Umum Listrik Negara
berubah menjadi PT. Perusahan Listrik Negara.
Kemudian dilanjutkan dengan ketetapan sebagai pemegang kuasa usaha
ketenagalistrikan dan meneruskan usaha-usaha ketenagalistrikan dan meneruskan
usaha-usaha selanjutnya berdasarkan ketentuan-ketentuan dan Peraturan
Pemerintah sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara yang mana pada saat itu
keberadaan PT. PLN (Persero) Wilayah Riau dengan unitnya, sebelumnya
merupakan dari PT. PLN (Persero) Wilayah III Sumbar Riau dan telah mengalami
bebarapa kali perubahan.
Berawal sebagai tindak lanjut dari keputusan Presiden No. 139 Tahun
1998 tanggal 11 September 1998 tentang Tim Restrukturisasi dan Rehabilitas PT.
PLN (Persero) selanjutnya PLN menerbitkan keputusan Direksi No.
113.K/101/DIR/2001 tanggal 25 Mei sehingga Wilayah III berubah status menjadi
PLN (Persero) Unit Bisnis Sumbar Riau termasuk didalamnya pembentukan
Wilayah Usaha Riau.
Dengan disetujui oleh Dewan Komisaris No. 66/DK-PLN/2002 perihal
pembentukan SBU pada tanggal 25 Juni 2002 dikeluarkan keputusan Direksi No.
083.K/010/DIR/2002 tentang susunan organisasi dan uraian fungsi PT. PLN
(Persero) Wilayah Riau yang selanjutnya ditindak lanjuti Keputusan Direksi No.
0576/ 440/DIR/2002 tanggal 8 Juni 2002 tentang penugasan General Manajer
6
Wilayah Riau keputusan Direksi No. 089.K/010/DIR2002 tentang perubahan
pengorganisasian unit bisnis dilingkungan PT.
Wilayah kerja nya adalah Provinsi Riau dan Kepulauan Riau.PT. PLN
(Persero) Wilayah Riau dan Kepulauan Riau membawahi 4 Area dan 1 APD (Area
Pengatur Distribusi). Adapun area tersebut adalah :
1. Area Pekanbaru (APKU)
2. Area Dumai (ADMI)
3. Area Rengat (ARGT)
4. Area Tanjung Pinang (ATPI)
5. Area Pengatur Distribusi (APD)
7
Pada dasarnya, lingkup usaha PLN Wilayah Riau masih bergerak pada
beberapa bidang sebagai berikut :
1. Pembangkit tenaga listrik (isolated)
2. Pembelian tenaga listrik
3. Pendistribusian tenaga listrik
4. Pemasaran tenaga listrik
5. Pemeliharaan pembangkit dan jaringan distribusi
6. Pembangunan Pembangkit dan Jaringan
PT. PLN (Persero) Cabang Pekanbaru membagi wilayah kerjanya
menjadi 4 unit pelayanan operasional terdiri :
1. Rayon Kota
2. Rayon Simpang Tiga
3. Rayon Panam
4. Rayon Rumbai
Sistem kelistrikan Riau disupply oleh beberapa sistem yaitu sistem 150
kVa Sumbar Riau dengan 6 gardu induk PLTD 145 145 PLTD, sewa beli
Genset dan exces energi dari Pihak luar (PT. Riau Prima Energi).
Dari uraian diatas ringkas telah digambarkan sejarah kelistrikan di
Indonesia serta berdiri PT. PLN (Persero) Unit Pengaduan Pelayanan Rayon
Panam yang kini berstatus sebagai perusahaan yang menjalankan kemanfaatan
umum pengelolaan kelistrikan dimulai februari 2003 yang sebelumnya
merupakan KAJA (Kantor Jaga), mengawasi, menjaga kerusakan
trafo/jaringan dibawah pengelolaan PT. PLN (Persero) Unit pelayanan
Rayon Panam.
Dan setelah terbentuknya PT. PLN (Persero) Rayon Panam Pekanbaru
di Wilayah Panam Jl. HR. Soebrantas maka dimulailah menjalankan operasi
perusahaan, memberikan pelayanan kelistrikan kepada masyarakat, perluasan
jaringan-jaringan distribusi. Dengan adanya perluasan jaringan tersebut, maka
sebagian besar masyarakat daerah Panam dan Arengka I sampai Kubang telah
mendapatkan pelayanan listrik, dengan demikian pertambahan pelanggan
meningkat secara otomatis dan penjualan listrik meningkat pula. PT. PLN
8
(Persero) Rayon Panam Pekanbaru didirikan bertujuan untuk memberikan
pelayanan yang terbaik kepada pelanggan.
9
d. Usaha jasa ketenagalistrikan.
10
STRUKTUR ORGANISASI PT.PLN (PERSERO) RAYON PANAM
TAHUN 2018 – 2019
MANAGER
LOGISTIK
STAFF K3 ADMINISTRAS K3
OPERASI PEMELIH I KEUANGAN (SATPAM)
ARAAN
HAR ALAT
BANTU
11
supervisor dan koordinasi pada bidang pemeliharaan sehingga PLTA
selalu handal dengan melaksanakan kegiatan prediksi, pemeliharaan dan
monitoring peralatan – peralatan mesin, listrik, control dan lingkungan
serta melaporkan kerjanya kepada supervisor senior.
4. Supervisor ADM
Adapun tugas dari supervisor ADM adalah sebagai berikut :
a. Melaksanakan kegiatan tata pelaksana
b. Melaksanakan kegiatan tata usaha pembukuan dan penyusunan neraca
penyimpanan arsip
c. Membuat laporan pekerjaannya kepada supervisor pemeliharaan
5. Logistik pemeliharaan
Bertugas mengelola permintaan pengadaan barang, monitor rencana
anggaran biaya dan harga pokok satuan yang telah disahkan oleh manager,
memeriksa kontrak – kontrak pengadaan barang dan mengelola
administrasi pergudangan.
6. Administrasi keuangan
Adapun tugas dari administrasi keuangan adalah sebagai berikut :
a. Melaksanakan kegiatan tata usaha perkantoran
b. Melaksanakan tata laksana keuangan
c. Melaksanakan tata usaha pengadaan, penyimpanan dan penyaluran
barang perlengkapan kerja para personil
d. Membuat laporan pekerjaan kepada supervisor pemeliharaan.
7. K3 ( Satpam )
Bertugas melaksanakan pengaman dan ketertiban lingkungan,
pengelolaan kesehatan dan keselamatan kerja kepada karyawan, mitra
maupun masyarakat.
12
rutin yang dijalankan oleh karyawan PT.PLN Rayon Panam yang merupakan
proses pengembangan produk dan jasa untuk segala lapisan masyarakat.
Tugas-tugas Manager
1. Memberikan intruksi kerja kepada masing-masing ketua bagian dan
masing-masing karyawan.
2. Melakukan pengontrolan (organizing) terhadap karyawan.
3. Menandatangani setiap laporan yang masuk dari berbagai bagian-
bagian.
4. Menerima sekaligus laporan dari berbagai bagian bidang.
5. Melaporkan kepada pimpinan wilayah hasil proses kerja pada akhir
bulan.
6. Menegur masing-masin divisi apabila terjadi kesalahan pekerjaan.
7. Menerima teknis kerja yang diajukan oleh karyawan.
8. Membangun nilai kedisiplinan, kerapian, kebersihan dalam
pelaksanaan.
9. Memberikan motivasi kepada bawahan (sharing comunation
busniess)
Tugas-Tugas bagian Adminstrasi dan keuangan
1. Mencatat dan melaksanakan inventarisasi fasilitas kantor serta
menyusun rencana dan melaksanakan pemeliharaannya.
2. Melaksanakan adminstasi kepegawaian, membuat perhitungan
dan melaksanakan pembayaran hak-hak pegawai sesuai ketentuan
yang ada.
3. Melaksanakan pencatatan dan pembukuan aset.
4. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian pendapatan serta
mengadakan rekonsilasi dengan fungsi terkait.
5. Menyusun RAO/UAI sesuai dengan jadwal dan pedoman yang ada.
6. Mengatur dan melaksanakan pengawasan atas penggunaan anggaran
investasi maupun oprasi.
7. Mengatur dan mengendalikan likuiditas keuangan secara optimal.
8. Melaksanakan supervisi tentang keuangan dan akuntansi terhadap
unit usahanya.
13
9. Menyusun laporan keuangan serta melaksanakan analisa dan
evaluasi untuk merumuskan upaya perbaikan.
10. Menyusun laporan sesuai bidang tugas bagian keuangan.
Tugas- tugas bagian Pelayanan Pelanggan
1. Mengadakan komunikasi dan memberikan pelayanan terhadap
pelanggan yang datang dalam rangka menyelesaikan masalah
pelanggan.
2. Memberikan solusi terhadap keluhan pelanggan.
3. Menyusun laporan sesuai bidang tugas bagian pelayanan pelanggan.
Tugas-tugas bagian Pemeliharaan Distribusi Pelanggan
1. Menyusun rencana dan melaksanakan pembangunan jaringan untuk
melayani pelanggan dan pengembangan sistem.
2. Menyusun SOP dan mengatur pengoprasian jaringan distribusi.
3. Menyusun rencana pemeliharaan jaringan distribusi
14
BAB 3
SISTEM KELISTRIKAN
15
4. Sistem distribusi pentanahan dengan kumparan
16
c. Hubung singkat tiga phasa
Hubung singkat tiga phasa adalah gangguan hubung singkat yang
terjadi karena bersatunya semua ketiga penghantar phasa. Gangguan ini
dapat diakibatkan oleh tumbangnya pohon kemudian menimpa kabel
jaringan. Adapun formula perhitungan arus hubung singkatnya adalah :
I 3 φ=E /(Z 1+ Z f ) .......................................................................(3.3)
Keterangan :
I3φ = Arus hubung singkat 3 phasa dalam Amper
17
Tegangan Menengah (SUTM) atau Saluran Kabel Tegangan Menengah
(SKTM).
3.5. Single Line Diagram PT.PLN (Persero)
Pada PT. PLN (Persero) Rayon Panam Pekanbaru terdapat single line
diagram seperti Gambar 3.2.
18
Tabel 3.1 Jumlah Pelanggan PT. PLN (Persero) Rayon Panam dari Bulan Januari-
Agustus 2019
Tabel 3.2 Jenis dan Jumlah Pelayanan yang Dilaksanakan pada PT. PLN
(Persero) Cabang Pekanbaru Rayon Panam pada Bulan Januari-September
2019
No Jenis Pelayanan Jumlah Pelanggan
1 Pasang baru 17.103 Pelanggan
2 Ekstra 93 Pelanggan
3 Perubahan Daya 4.636 Pelanggan
4 Balik Nama 2.210 Pelanggan
5 Perubahan Tarif Pelanggan 2.500 Pelanggan
Jumlah 26542 Pelanggan
Tabel 3.3 Daftar Pemadaman Listrik di PT. PLN (Persero) Cabang Pekanbaru
Rayon Panam Pada Bulan Januari-September 2019
Jumlah Pemadaman
No Rayon Panam
Listrik
1 Januari 8
2 Februari 5
3 Maret 6
4 April -
5 Mei 4
6 Juni 11
7 Juli 7
8 Agustus 9
19
9 September 2
BAB 4
PEMBAHASAN
4.1 Transformator
Transformator adalah merupakan suatu komponen yang sangat penting
dalam penyaluran tenaga listrik dari gardu distribusi ke konsumen. Kerusakan
pada Trafo Distribusi menyebabkan kontiniutas pelayanan terhadap konsumen
akan terganggu (terjadi pemutusan aliran listrik atau pemadaman). Pemadaman
merupakan suatu kerugian yang menyebabkan biaya-biaya pembangkitan akan
meningkat tergantung harga KWH yang tidak terjual. Transformator atau
trafo adalah komponen elektromagnet yang dapat merubah tegangan tinggi ke
rendah atau sebaliknya dalam frekuensi sama. Trafo merupakan jantung dari
distribusi dan transmisi yang diharapkan beroperasi maksimal (kerja terus
menerus tanpa henti). Agar dapat berfungsi dengan baik, makan trafo harus
dipelihara dan dirawat dengan baik menggunakan sistem dan peralatan yang tepat.
Trafo dapat dibedakan berdasarkan tenaganya, trafo 500/150 kV dan 150/70 kV
biasa disebut trafo Interbus Transformator (IBT) dan trafo 150/20 kV dan 70/20
kV disebut trafo distribusi. Trafo pada umumnya ditanahkan pada titik netral
sesuai dengan kebutuhan untuk sistem pengamanan atau proteksi. Sebagai contoh
trafo 150/20 kV ditanahkan secara langsung di sisi netral 150 kV dan trafo 70/20
kV ditanahkan dengan tahanan rendah atau tahanan tinggi atau langsung di sisi
netral 20 kV.
Komponen utama dari transformator adalah :
a. Inti Besi
Berupa lempengan-lempengan besi tipis berisolasi, untuk mengurangi
panas (rugi-rugi besi) yang ditimbulkan oleh “arus Eddy”, inti berfungsi
sebagai media aliran fluksi, yang ditimbulkan arus listrik yang melalui
kumparan.
20
Gambar 4.1 Inti Besi Transformator
b. Kumparan Trafo
Berupa gulungan diisolasi pada inti besi maupun terhadap lilitan lain dan
diisolasi. Pada trafo terdapat kumparan primer dan sekunder. Bila
kumparan primer dihubungkan dengan tegangan bolak-balik maka timbul
fluksi. Fluksi ini akan menginduksi tegangan pada kumparan
sekundernya, bila rangkaian sekunder dihubungkan dengan rangkaian
beban maka akan timbul arus pada kumparan inti.
21
d. Bushing
Kumparan trafo ke jaringan luar dihubungkan melalui bushing berupa
konduktor yang diselubungi oleh isolator dan berfungsi sebagai
penyekat antara konduktor tersebut dengan tangki trafo.
22
a. Udara / gas
b. Minyak dan Air
Sedangkan sirkulasi dapat dengan cara Alamiah dan Tekanan. Pada
cara alamiah, sirkulasi media sebagai akibat adanya perbedaan suhu
media dan untuk mempercepat perpindahan panas dari media tersebut
ke udara luar diperlukan bidang perpindahan panas yang lebih luas
antara media dengan cara melengkapi trafo sirip-sirip (radiator). Bila
diinginkan penyaluran panas yang lebih cepat, cara alamiah tersebut
dilengkapi dengan peralatan pompa sirkulasi minyak, udara, dan air ,
cara ini disebut dengan pendingin paksa.
2. Tap Changer.
Berguna untuk mengubah perbandingan transformasi untuk
mendapatkan tegangan sekunder yang disesuaikan dengan tegangan
beban. Tap changer yang dioperasikan dalam keadaan trafo tidak
berbeban disebut “OFF Load Tap Changer”, dan hanya dapat
dioperasikan secara manual. Sedangkan yang dapat diroperasikan
dalam keadaan trafo berbeban disebut “ON Load Tap Changer” dan
Tap ini dapat dioperasikan baik secara manual maupun secara
otomatis melalui sistem kontrol yang dimiliki transformator tersebut.
3. Alat Pernafasan
Pengaruh naik turunnya beban trafo maupun suhu udara luar, maka
suhu minyak akan berubah-ubah. Bila suhu tinggi, minyak akan
memuai dan mendesak udara diatas permukaan minyak keluar dari
tangki, sebaliknya bila suhu turun, minyak akan menyusut maka
udara luar akan masuk ke dalam tangki.
23
b. Gangguan terhadap arus lebih, baik Arus lebih yang disebabkan
hubung singkat dan beban lebih.
c. Gangguan frekuensi
2. Penyebab gangguan pada gangguan transformator
Gangguan akan menyebabkan bekerjanya relai dan melepas pemutus
daya sehingga mengakibatkan terputusnya aliran daya. Gangguan
dapat disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal yang menyebabkan gangguan antara lain :
a. Spesifikasi alat tidak sesuai
b. Pemasangan tidak sesuai
c. Umur peralatan
d. Peralatan dioperasikan melebihi kapasitas normalnya
e. Suhu
Sedangkan faktor eksternal yang menyebabkan gangguan antara lain :
a. Surja petir, Merupakan gejala alam yang diakibatkan petir
b. Polusi debu-debu yang menempel pada isolator, bila udara lembab
maka debu menjadi konduktor yang menyebabkan timbulnya
bunga api. Isolator yang rusak akibat sambaran petir sehingga akan
terjadi kegagalan isolasi pada peralatan
Gangguan yang terjadi bersifat :
a. Temporer yaitu gangguan sesaat dan dapat kembali normal
b. Permanen yaitu gangguan yang tidak dapat hilang.
24
rod yang baik adalah batang tembaga / ground rod tersebut harus
benar - benar murni tembaga. Hal ini dikarenakan karena tembag
tidak gampang keropos dan lebih mudah menyatu dengan tanah.
Dipasaran banyak batang tembaga / ground rod yang palsu, hanya
pada lapisan luarnya saja yang tembaga. Alias besi / pipa biasa
yang di lapisi dengan tembaga. Cara untuk mengetahui apakah
Batang Tembaga / ground rod itu asli, caranyadengan memotong
melintang pada batang tembaga itu.
b. Klem Batang Tembaga. Klem batang tembaga berfungsi untuk
menyambung kabel NYA / BC ke batang tembaga / ground rod
yang sebelumnya kabel tersebut telah diberi skun terlebih dahulu.
c. Material untuk pembuatan Bak kontrol. Bak kontrol berfungsi
untuk mengontrol sistem grounding, tempat / titik untuk
mengetesan untuk mengetahui nilai dari tahanan tanah dimana
grounding yang telah kita pasang. Nilai tanah / grounding untuk
instalasi rumah berkisar antara 0 – 5 Ohm dan untuk penangkal
petir pada rumah berkisar antara 0 – 2 Ohm.
2. Pemilihan lokasi.
Dalam pemasangan grounding, letak titik grounding sebaiknya tidak
terlalu jauh dengan Box MCB dan tidak terlalu banyak belokan.
3. Pemasangan.
Cara memasangan ground rod / batang tembaga :
a. Tentukan letak titik dimana akan kita pasang batang tembaga.
b. Setalah letak titik ground rod ditentukan, mulailah dengan
membuat lubang dengan diameter ±30Cm dengan dalam ±20cm.
c. Lubang yang telah kita buat tadi kita siram dengan air agar tanah
menjadi lebih lunak / lembek.
d. Kemudian kita mulai menancapkan pipa ½” dengan cara diputar –
putar, kemudian kita tarik keluar pipanya
25
e. Kemudian lubang kembali kita siram air, kita tunggu sampai air
meresap kedalam tanah.
f. Setelah air meresap kedalam tanah kita tancapkan kembali pipa
tersebut dengan sambil diputar-putar. Kemmudian kita tarik keluar
pipa tersebut.
g. Langkah berikutnya kita mengulangi langkah ke-5 dan ke-6
berulang – ulang sampai kita menemukan kedalam yang kita
inginkan. Dalam hal ini kedalaman yang kita inginkan adalah 2
meter.
h. Setelah kita mencapai jarak kedalaman yang kita inginkan, langkah
selanjutnya adalah kita memasukkan batang tembaga / ground rod
kedalam lubang yang kita buat tadi sambil disedikit diberi air agar
dapat lebih mudah memasukkan batang tembaga / ground rod.
i. Setelah Batang tembaga / ground rod masuk kedalam tanah, kita
selanjutnya melakukan pengetesan tahanan tanah dengan
menggunakan earth resistance (alat pengukur tahanan tanah).
j. Apabila hasil telah menunjukkan nilai antara 0 - 5ohm, maka
pekerjaan dilanjutkan dengan pembuatan bak kontrol ukuran
15x15x20 Cm.
k. Tetapi apabila hasil pengkuran dengan menggunakan Earth
Resistance masih < 5 Ohm, maka diperlukan minimal 1 lagi batang
tembaga / ground rod ditanam. Maka langkah selanjutnya lakukan
langkah ke-1 sampai ke-9. Jarak anatara Titik ground rod dengan
titik ground rod yang lain ±4 meter.
l. Apabila telah selesai memasang 1 lagi batang tembaga / ground
rod, kita sambung kedua titik batang tembaga yang telah ditanam
kemudian dilakukan pengukuran tahanan tanah. Apabila hasil dari
pengukuran tahanan tanah belum sesuai dengan target, bisa
dilakukan penambahan titik ground rod lagi sampai dicapai hasil
sesuai target(hasil pengukuran tahanan tanah untuk setiap daerah
berbeda –beda, tergantung dari jenis tanah).
26
4.4 Sistem Pemasangan Pentanahan pada Transformator Distribusi 20 KV
Pada sistem tenaga yang semakin besar dengan panjang saluran dan
besarnya tegangan, akan menimbulkan arus gangguan yang semakin besar.
Dengan demikian apabila terjadi gangguan tanah akan semakin besar dan busur
listrik tidak dapat padam dengan sendirinya ditambah gejala-gejala busur tanah
semakin menonjol. Gejala busur tanah adalah suatu proses terjadinya pemutusan
(clearing) dan pukulan balik (restriking) dari busur listrik secara berulang-ulang.
Hal ini sangat berbahaya karena dapat menimbulkan tegangan transient yang lebih
tinggi dan dapat merusak peralatan juga akan membahayakan pekerja atau
masyarakat di sekitarnya karena akan timbul tegangan sentuh. Oleh karena itu,
pada sistem tenaga besar (pada sistem Y) titik netral sistem ditanahkan
(digrounding) melalui tahanan atau resitance.
27
4.6 Sistem TN
Titik netral sistem dikentanahkan (huruf Tpertama), serta badan
peralatan / instalasi dihubungkan ke penghantar netral (huruf kedua N). Menurut
PUIL penghantar netral yang berfungsi juga sebagai penghantar pengaman
disebut penghantar nol (IEC menyebutnya sebagai PEN = Protective Earth
Neutral konduktor). Sistem tenaga listrik TN mempunyai satu titik yang
dibumikan langsung, BKT instalasi dihubungkan ke titik tersebut oleh penghantar
proteksi. Ada tiga jenis sistem TN sesuai dengan susunan penghantar netral dan
penghantar proteksi yaitu sebagai berikut :
a. Sistem TN-S : Di mana digunakan penghantar proteksi terpisah
di seluruh sistem,
b. Sistem TN-C-S : Di mana fungsi netral dan fungsi proteksi
tergabung dalam penghantar tunggal di sebagian sistem,
c. Sistem TN-C : Di mana fungsi netral dan fungsi proteksi
tergabung dalam penghantar tunggal di seluruh sistem.
28
Gambar 4.6. Sistem IT
29
Gambar 4.8. Elektroda pita
c. Elektroda plat ditanam minimum 50 cm dari permukaan tanah
30
Tabel 3.4. Jenis-jenis Tanah dan Resistansi Pentanahan
31
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada bab ini penulis akan menyampaikan kesimpulan dan saran dari
hasil penelitian, kesimpulan dan saran ini diharapkan dapat memberikan
masukan bagi PT. PLN (Persero) Rayon Panam Pekanbaru, untuk
meningkatkan pelayanan publik kepada pelanggan.
1. Pelayanan Publik pada PT. PLN (persero) Pekanbaru Rayon Panam
didapat hasil yang kurang baik, dilihat dari tabel responden V.28
rekapitulasi data olahan jawaban responden berjumlah 426 dengan
persentase 23,66%.
2. Kurang baiknya pelayanan publik pada PT. PLN (persero) Rayon
Panam hal ini dapat diketahui dari indikator partisipatif dengan
jumlah jawaban responden 112 dengan persentase (37,33%), dan
indikator keseimbangan hak dan kewajiban dengan jumlah jawaban
responden 121 dengan persentase (40,33%).
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan agar pelayanan yang
diberikan oleh pihak PT. PLN (Persero) Cabang Pekanbaru Rayon Panam
dapat ditingkatkan dan lebih mencerminkan pelayanan publik yang prima.
1. Diharapkan kepada pihak PT. PLN (persero) Rayon Panam
Pekanbaru untuk dapat mengupayakan penambahan kapasitas daya
listrik untuk daerah panam karena tiap tahun permintaan pelanggan
untuk sambung baru atau perubahan daya terus meningkat dan
sebaiknya pihakperusahaan jangan memberikan sambungan baru
dulu kepada masyarakat mengingat jumlah beban masih belum bisa
dikurangi dilihat dari daftar tunggu yang ada yang semakin
bertambah.
2. Diperlukannya adanya pelatihan-pelatihan atau diklat bagi pegawai
dan karyawan PT. PLN (Persero)Rayon Panam Pekanbaru agar
mereka mempunyai tambahan ilmu dan memperoleh
pengembangan karir yang bagus dengan begitu mereka akan lebih
32
loyal terhadap pekerjaannya sehingga nantinya akan berdampak
positif terhadap mutu pelayanan kepada pelanggan.
3. Diharapkan perusahaan dapat menambah sarana dan prasarana
yaitu beberapa tambahan unit mobil yang berguna untuk
memperlancar pekerjaan dalam melayani kebutuhan masyarakat
atau pelanggan.
4. Dalam pelayanan kepada pelanggan PT. PLN (persero) Rayon
Panam Pekanbaru diharapkan mampu meningkatkan pelayanannya
terutama didalam persoalan komunikasi lewat hubungan telepon,
yang dianggap masyarakat kurang baik, segera diperbaiki agar
hubungan komunikasi tersebut bisa berdampak positif bagi
pelanggan. Dan serta persoalan pengaduan pelanggan dengan tepat
waktu sesuai dengan janji yang diberikan, sehingga pelanggan
merasa puas atas pelayanan yang diberikan.
33
DAFTAR PUSTAKA
PT. PLN (Persero), 1995, Jasa Pendidikan & Pelatihan, Materi Perhitungan
Susut, Pekanbaru
PT. PLN (Persero), 1994, Jasa Pendidikan & Pelatihan, Materi Komponen
Jaringan Distribusi, Pekanbaru.
A.Aris Munandar, Dr, MSc. Dan Susumu Kawahara, Dr. Teknik Tenaga
Listrik II, Transmisi Distribusi, Pekanbaru.
34
LAMPIRAN
35
Hasil Pengukuran Pentanahan Trafo JTM 20KV
36