Anda di halaman 1dari 36

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kemajuan teknologi di dunia industri mengalami perkembangan pesat
yang mendukung sistem kerja industri untuk memproduksi secara optimal.Hal ini
perlu diimbangi dengan adanya sumber daya manusia yang siap dan mampu
menghadapi era globalisasi yang penuh dengan persaingan.Sehingga mahasiswa
sebagai calon tenaga professional harus memiliki bekal yang cukup, tidak saja
menguasai ilmu yang bersifat teoritis.
Dalam hal ini, pihak Jurusan Teknik Elektro Universitas Lancang Kuning
telah menyiapkan suatu program berupa mata kuliah Kerja Praktek (KP) yang
wajib diikuti oleh setiap mahasiswa.Dengan demikian mahasiswa dapat
memahami ilmu elektro pada dunia kerja nyata dilapangan.
Secara umum, pelaksanaan Kerja Praktek (KP) ini bertujuan untuk
meningkatkan pemahaman, wawasan, keterampilan dan sebagai ajang pelatihan
dalam mengaplikasikan apa yang sudah diperoleh mahasiswa pada bangku kuliah,
serta sebagai sarana dalam menggali informasi tentang perkembangan teknologi
industri yang banyak memberikan kemudahan terhadap industri-industri
berkembang.
Oleh karena itu, penulis memilih PT. PLN (Persero) Rayon Panam
Pekanbaru sebagai tempat kerja praktek yang merupakan unit yang melayani
penyaluran tenaga listrik, pemeliharaan dan operasional gardu induk maupun
jaringan transmisi tegangan menengah untuk menambah wawasan kita mengenai
sistem kelistrikan pada jaringan – jaringan distribusi.

1.2 Tujuan Kerja Praktek


Pelaksanaan kerja peraktek ini secara umum bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan mahasiswa dibidang
teknologi melalui keterlibatan langsung dalam berbagai kegiatan pada perusahaan
atau industri tersebut.
Secara khusus, kerja praktek ini bertujuan :

1
1. Bagi mahasiswa
a. Memperoleh wawasan tentang dunia kerja di perusahaan khusus
nya di PT. PLN (Persero) Rayon Panam, Pekanbaru.
b. Mendapatkan pengalaman dalam menghadapi dan menganalisis
dalam rangka menyelesaikan permasalahan yang terjadi
berdasarkan teori-teori yang telah diperoleh dari bangku kuliah
c. Sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam rangka
mengambil tugas akhir dalam menyelesaikan studi sarjana.
2. Bagi Institusi Pendidikan
a. Membangun kerja sama antara pihak institusi/ kampus dengan
dunia industri.
b. Mendapatkan umpan balik terhadap pengembangan proses
pengajaran dalam rangka pencocokan kebutuhan antara output
dunia pendidikan dan dunia kerja.
3. Bagi Perusahaan
a. Menjaga hubungan baik dengan institusi pendidikan;
b. Sebagai bukti partisipasi dalam pengembangan dunia pendidikan di
Indonesia.

1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek


Kerja Praktek dilaksanakan tanggal 10 Juli 2019 sampai 12 September
2019 di PT. PLN (Persero) Rayon Panam, Pekanbaru.

1.4 Batasan Masalah


Pada laporan kerja praktek ini penulis membatasi masalah yang akan
dibahas adalah mengenai sistem pentanahan.

1.5 Metodologi
Untuk memudahkan dalam membahas permasalahan, penyusun
menggunakan beberapa metode dan teknik penulisan untuk mencari dan
mengumpulkan data yang akurat, jelas dan baik, yaitu :

2
1. Metode Observasi
Melakukan pengamatan langsung terhadap perangkat-perangkat yang
digunakan dalam sistem eksitasi, mempelajari single line dan wiring
diagram sistem eksitasi yang berasal dari buku operasional dan
maintenance peralatan di PT. PLN (Persero) Rayon Panam
2. Metoda wawancara
Melakukan tanya jawab dan diskusi dengan pembimbing lapangan dan
staf teknisi untuk memperoleh gambaran dan penjelasan mengenai
peralatan yang dipelajari di lapangan. Disamping itu guna
mengantisipasi kemungkinan kesalahan yang mungkin terjadi dalam
pengolahan data untuk penulisan.
3. Metode Literatur
Melakukan studi dari buku-buku dan literatur yang terdapat pada PT.
PLN (Persero) Rayon Panam Pekanbaru serta buku-buku penunjang
lain yang berhubungan dengan bidang kerja praktek yang dijalankan
serta mencari referensi lain di internet.

1.6 Sistematika Penulisan


Laporan kerja praktek ini disusun dengan sistematika penulisan sebagai
berikut:
BAB 1 : PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang tujuan, waktu dan
tempat pelaksanaan, batasan masalah, dan sistematika penyusunan
laporan.

BAB 2 : PROFIL PERUSAHAAN


Penjelasan sejarah, bidang usaha,struktur organisasi, peraturan dan
disiplin kerja.

BAB 3 : LANDASAN TEORI


Bab ini merupakan bab yang berisikan landasan teori tentang
pengertian.

3
BAB 4 : PEMBAHASAN
Bab ini membahas analisa studi kasus di perusahaan dengan
landasan pengetahuan akademik.

BAB 5 : PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dari laporan kerja praktek.

4
BAB 2
PROFIL PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Perusahaan


2.1.1 Sejarah Umum PT. PLN (Persero)
Sejarah ketenagalistrikan diIndonesia dimulai pada akhir abad ke-19,
ketika beberapa perusahaan Belanda mendirikan pembangkit tenaga listrik untuk
keperluan sendiri. Pengusahaan tenaga listrik tersebut berkembang menjadi untuk
keperluan umum, diawali dengan perusahaan swasta Belanda yaitu NV.NIGM
yang memperluas usahanya dari hanya bidang gaske bidang tenaga listrik. Pada
tanggal 27 oktober 1945 Presiden Soekarno membentuk jawatan listrik dan gas
dengan kapasitas pembangkit tenaga listrik hanya sebesar 157,5 MW.
Tanggal 1 Januari 1961, Jawatan listrik dan gas diubah menjadi BPU-
PLN (Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak di
bidang listrik gas dan kokas. Tanggal 1 Januari 1965, BPU-PLN dibubarkan dan
dibentuk dua perusahaan Negara yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang
mengelola tenaga listrik dan Perusahaan Gas Negara (PGN) yang mengelola gas.
Saat itu kapasitas pembangkit tenaga listrik PLN hanya 300 MW.
Tahun 1972, Pemerintah Indonesia menetapkan status Perusahaan Listrik
Negara sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN)Tahun 1990, melalui
Peraturan pemeritah No. 17, PLN ditetapkan sebagai pemegang kuasa usaha
ketenagalistrikan.Tahun 1992, Pemerintah memberikan kesempatan kepada sektor
swasta untuk bergerak dalam bisnis penyediaan tenaga listrik.
Sejalan dengan kebijakan diatas, pada bulan Juni 1994 status PLN
dialihkan dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan (PERSERO).

2.1.2 Sejarah PT. PLN (Persero) Rayon Panam


Perusahaan Umum Listrik Negara cabang Pekanbaru yang berdiri tanggal
1 januari 1950, yang hingga pada tahun 1967 merupakan Perusahaan Listrik
Cabang Bukit Tinggi dan dikelola oleh Maskapai Belanda dengan nama
Ordnantie Generalle Electrice Matschappy (OGEM). Tetapi dengan adanya UU
No. 68/1968 mengenai pengambil alihan seluruh perusahaan listrik asing

5
makaperusahaan listrik Ranting Pekanbaru ini juga menjadi milik
Negara.Kemudian pada tahun 1978 Perusahaan Listrik Negara yang telah
dinasionalisasikan oleh Presiden RI dengan UU No. 9/1969 menjadi Perusahaan
Umum (PERUM).
PERUM Listrik Negara dan berada dibawah naungan Departemen
Pertambangan dan Energi dengan operasi meliputi seluruh wilayah Indonesia dan
dibagi atas wilayah kerja yang semuanya dikoordinir oleh Perum Listrik Negara
Wilayah III dengan landasan hukum berdirinya PLN cabang Pekanbaru adalah
Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1972.
Dengan adanya perkembangan diberbagai daerah bidang seperti politik,
ekonomi, sosial, dan sebagainya serta untuk meningkatkan profesionalisme Badan
Usaha Milik Negara, maka Pemerintah mengeluarkan peraturan Pemerintah No.
23/ 1994 tanggal 30 Juli 1994, yang isinya Perusahaan Umum Listrik Negara
berubah menjadi PT. Perusahan Listrik Negara.
Kemudian dilanjutkan dengan ketetapan sebagai pemegang kuasa usaha
ketenagalistrikan dan meneruskan usaha-usaha ketenagalistrikan dan meneruskan
usaha-usaha selanjutnya berdasarkan ketentuan-ketentuan dan Peraturan
Pemerintah sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara yang mana pada saat itu
keberadaan PT. PLN (Persero) Wilayah Riau dengan unitnya, sebelumnya
merupakan dari PT. PLN (Persero) Wilayah III Sumbar Riau dan telah mengalami
bebarapa kali perubahan.
Berawal sebagai tindak lanjut dari keputusan Presiden No. 139 Tahun
1998 tanggal 11 September 1998 tentang Tim Restrukturisasi dan Rehabilitas PT.
PLN (Persero) selanjutnya PLN menerbitkan keputusan Direksi No.
113.K/101/DIR/2001 tanggal 25 Mei sehingga Wilayah III berubah status menjadi
PLN (Persero) Unit Bisnis Sumbar Riau termasuk didalamnya pembentukan
Wilayah Usaha Riau.
Dengan disetujui oleh Dewan Komisaris No. 66/DK-PLN/2002 perihal
pembentukan SBU pada tanggal 25 Juni 2002 dikeluarkan keputusan Direksi No.
083.K/010/DIR/2002 tentang susunan organisasi dan uraian fungsi PT. PLN
(Persero) Wilayah Riau yang selanjutnya ditindak lanjuti Keputusan Direksi No.
0576/ 440/DIR/2002 tanggal 8 Juni 2002 tentang penugasan General Manajer

6
Wilayah Riau keputusan Direksi No. 089.K/010/DIR2002 tentang perubahan
pengorganisasian unit bisnis dilingkungan PT.
Wilayah kerja nya adalah Provinsi Riau dan Kepulauan Riau.PT. PLN
(Persero) Wilayah Riau dan Kepulauan Riau membawahi 4 Area dan 1 APD (Area
Pengatur Distribusi). Adapun area tersebut adalah :
1. Area Pekanbaru (APKU)
2. Area Dumai (ADMI)
3. Area Rengat (ARGT)
4. Area Tanjung Pinang (ATPI)
5. Area Pengatur Distribusi (APD)

Gambar 2.1. Wilayah Kerja Riau dan Kepulauan Riau


Sumber data dari PT. PLN (Persero) Rayon Panam
Berikut data jumlah pelanggan di PT. PLN (Persero) Wilayah Riau dan
Kepulauan Riau seperti pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Jumlah Pelanggan PLN Daerah Riau


Area Jumlah Pelanggan
Pekanbaru 698.228
Dumai 380.836
Rengat 298.452
Tanjung Pinang 387.875
Total Pelanggan WRKR 1.445.251
Sumber data dari PT. PLN (Persero) Rayon Panam

7
Pada dasarnya, lingkup usaha PLN Wilayah Riau masih bergerak pada
beberapa bidang sebagai berikut :
1. Pembangkit tenaga listrik (isolated)
2. Pembelian tenaga listrik
3. Pendistribusian tenaga listrik
4. Pemasaran tenaga listrik
5. Pemeliharaan pembangkit dan jaringan distribusi
6. Pembangunan Pembangkit dan Jaringan
PT. PLN (Persero) Cabang Pekanbaru membagi wilayah kerjanya
menjadi 4 unit pelayanan operasional terdiri :
1. Rayon Kota
2. Rayon Simpang Tiga
3. Rayon Panam
4. Rayon Rumbai
Sistem kelistrikan Riau disupply oleh beberapa sistem yaitu sistem 150
kVa Sumbar Riau dengan 6 gardu induk PLTD 145 145 PLTD, sewa beli
Genset dan exces energi dari Pihak luar (PT. Riau Prima Energi).
Dari uraian diatas ringkas telah digambarkan sejarah kelistrikan di
Indonesia serta berdiri PT. PLN (Persero) Unit Pengaduan Pelayanan Rayon
Panam yang kini berstatus sebagai perusahaan yang menjalankan kemanfaatan
umum pengelolaan kelistrikan dimulai februari 2003 yang sebelumnya
merupakan KAJA (Kantor Jaga), mengawasi, menjaga kerusakan
trafo/jaringan dibawah pengelolaan PT. PLN (Persero) Unit pelayanan
Rayon Panam.
Dan setelah terbentuknya PT. PLN (Persero) Rayon Panam Pekanbaru
di Wilayah Panam Jl. HR. Soebrantas maka dimulailah menjalankan operasi
perusahaan, memberikan pelayanan kelistrikan kepada masyarakat, perluasan
jaringan-jaringan distribusi. Dengan adanya perluasan jaringan tersebut, maka
sebagian besar masyarakat daerah Panam dan Arengka I sampai Kubang telah
mendapatkan pelayanan listrik, dengan demikian pertambahan pelanggan
meningkat secara otomatis dan penjualan listrik meningkat pula. PT. PLN

8
(Persero) Rayon Panam Pekanbaru didirikan bertujuan untuk memberikan
pelayanan yang terbaik kepada pelanggan.

2.2 Bidang Usaha PT. PLN (Persero) Rayon Panam Pekanbaru


Sesuai Undang-Undang RI No.30 Tahun 2009 tentang ketenagalistrikan
dan berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, rangkaian kegiatan perusahaan
adalah:
1. Menjalankan usaha penyediaan tenaga listrik yang mencakup:
a. Pembangkit tenaga listrik.
b. Penyaluran tenaga listrik.
c. Distribusi tenaga listrik
d. Perencanaan dan pembangunan sarana penyediaan tenaga listrik.
e. Pengembangan penyediaan tenaga listrik.
f. Penjualan tenaga listrik.

2. Menjalankan usaha penunjang listrik yang mencakup:


a. Konsultasi ketenagalistrikan.
b. Pembangunan dan pemasangan peralatan ketenagalistrikan.
c. Pemeriksaan dan pengujian peralatan ketenagalistrikan.
d. Pengoperasian dan pemeliharaan peralatan ketenagalistrikan.
e. Laboratorium pengujian peralatan dan pemanfaatan tenaga listrik.
f. Sertifikasi peralatan dan pemanfaatan tenaga listrik.
g. Sertifikasi kompetensi tenaga teknik ketenagalistrikan.

3. Kegiatan-kegiatan lainnya mencakup:


a. Pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam dan sumber energi lainnya
untuk tenaga listrik.
b. Jasa operasi dan pengaturan (Dispatcher) pada pembangkitan, penyaluran,
distribusi dan retail tenaga listrik.
c. Kerja sama dengan pihak lain atau badan penyelenggara bidang
ketenagalistrikan di bidang pembangunan, operasional, telekomunikasi dan
informasi terkait dengan ketenagalistrikan.

9
d. Usaha jasa ketenagalistrikan.

2.3 Struktur Organisasi


Dalam mengorganisir suatu kegiatan langkah pertama yang
harusdilakukan oleh pimpinan perusahaan adalah menetapkan pekerjaan apa
yang akan dilaksanakan agar pembagian tugas menjadi jelas, dan apa yang
menjadi tujuan organisasi kelak dapat terpenuhi.
Agar setiap tugas, tanggung jawab dan wewenang didalam suatu
organisasi tersebut menjadi lebih jelas serta tidak kesimpangsiuran, maka
fungsi-fungsi didalam perusahaan harus ditetapkan, diatur, dan disusun didalam
suatu struktur organisasi dimana dengan adanya struktur organisasi tersebut
maka wewenang, kedudukan serta tanggung jawab masing-masing jabatan
dapat diketahui secara jelas.
Demikian pula halnya dengan PT. PLN (Persero) cabang Pekanbaru
rayon Panam sebagai salah satu BUMN yang bertujuan memberikan pelayanan
dibidang kelistrikan pada masyarakat (publicitility). Struktur organiasasi atau
pengorganisasian yang merupakan syaratutama dan mutlak guna meningkatkan
pekerjaan, tanggung jawab serta pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Dengan adanya struktur organisasi tersebut dapat memberikan ketegasan serta
batas tanggungjawab yang jelas dari masing-masing jabatan, sehingga dapat
menyelesaikan tugas yang telah dibebankan tepat pada waktunya.
Untuk PT.PLN (Persero) Rayon Panam, wilayah kerjanya meliputi
selurh daerah Kecamatan Tampan (Panam), Kecamatan Marpoyan Damai
(Arengka I).

10
STRUKTUR ORGANISASI PT.PLN (PERSERO) RAYON PANAM
TAHUN 2018 – 2019

MANAGER

SUPERVISO KEPALA KEPALA K3


R OPERASI ADM SAFETY

LOGISTIK
STAFF K3 ADMINISTRAS K3
OPERASI PEMELIH I KEUANGAN (SATPAM)
ARAAN

HAR ALAT
BANTU

Gambar 2.2. Struktur Organisasi


2.4 Tugas dan wewenang
Adapun tugas pokok, wewenang dan tanggung jawab dari masing –
masing bagian pada struktur organisasi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Manager
Bertanggung jawab atas pencapaian produksi tenaga listrik secara efisien
dengan mutu dan keandalan yang baik dengan berorentasi kepada
pemenuhan kebutuhan pelanggan serta bertanggung jawab atas
pengelolaan dan pemeliharaan seluruh asset perusahaan.
2. Supervisor Operasi
Ada 4 supervisor operasi yang masing – masing membawahi 3 operator,
yaitu operator panel control, operator turbin, operator generator.Bertugas
mengawasi dan mengkoordinir pelaksanaan kegiatan pengoperasian,
mengatur pembebanan mesing pembangkit tenaga listrik sesuai dengan
kondisi air serta melakukan penormalan bila terjadi gangguan, baik
gangguan luar maupun gangguan dalam serta membuat laporan pekerjaan
kepada supervisor senior.
3. Kepala K3
Kepala K3 membawahi beberapa teknisi yang meliputi teknisi mesin,
teknisi listrik, teknisi control dan teknisi sipil. Bertugas melaksanakan

11
supervisor dan koordinasi pada bidang pemeliharaan sehingga PLTA
selalu handal dengan melaksanakan kegiatan prediksi, pemeliharaan dan
monitoring peralatan – peralatan mesin, listrik, control dan lingkungan
serta melaporkan kerjanya kepada supervisor senior.
4. Supervisor ADM
Adapun tugas dari supervisor ADM adalah sebagai berikut :
a. Melaksanakan kegiatan tata pelaksana
b. Melaksanakan kegiatan tata usaha pembukuan dan penyusunan neraca
penyimpanan arsip
c. Membuat laporan pekerjaannya kepada supervisor pemeliharaan
5. Logistik pemeliharaan
Bertugas mengelola permintaan pengadaan barang, monitor rencana
anggaran biaya dan harga pokok satuan yang telah disahkan oleh manager,
memeriksa kontrak – kontrak pengadaan barang dan mengelola
administrasi pergudangan.
6. Administrasi keuangan
Adapun tugas dari administrasi keuangan adalah sebagai berikut :
a. Melaksanakan kegiatan tata usaha perkantoran
b. Melaksanakan tata laksana keuangan
c. Melaksanakan tata usaha pengadaan, penyimpanan dan penyaluran
barang perlengkapan kerja para personil
d. Membuat laporan pekerjaan kepada supervisor pemeliharaan.
7. K3 ( Satpam )
Bertugas melaksanakan pengaman dan ketertiban lingkungan,
pengelolaan kesehatan dan keselamatan kerja kepada karyawan, mitra
maupun masyarakat.

2.5 Aktivitas Perusahaan


Pada umumnya aktivitas pada PT.PLN (Persero) Cabang Pekanbaru
Rayon Panam dalam proses oprasional dan pemasaran. Proses oprasional di
PT.PLN (Persero) Rayon Panam merupakan kegiatan sehari-hari ataupun kegiatan

12
rutin yang dijalankan oleh karyawan PT.PLN Rayon Panam yang merupakan
proses pengembangan produk dan jasa untuk segala lapisan masyarakat.
Tugas-tugas Manager
1. Memberikan intruksi kerja kepada masing-masing ketua bagian dan
masing-masing karyawan.
2. Melakukan pengontrolan (organizing) terhadap karyawan.
3. Menandatangani setiap laporan yang masuk dari berbagai bagian-
bagian.
4. Menerima sekaligus laporan dari berbagai bagian bidang.
5. Melaporkan kepada pimpinan wilayah hasil proses kerja pada akhir
bulan.
6. Menegur masing-masin divisi apabila terjadi kesalahan pekerjaan.
7. Menerima teknis kerja yang diajukan oleh karyawan.
8. Membangun nilai kedisiplinan, kerapian, kebersihan dalam
pelaksanaan.
9. Memberikan motivasi kepada bawahan (sharing comunation
busniess)
Tugas-Tugas bagian Adminstrasi dan keuangan
1. Mencatat dan melaksanakan inventarisasi fasilitas kantor serta
menyusun rencana dan melaksanakan pemeliharaannya.
2. Melaksanakan adminstasi kepegawaian, membuat perhitungan
dan melaksanakan pembayaran hak-hak pegawai sesuai ketentuan
yang ada.
3. Melaksanakan pencatatan dan pembukuan aset.
4. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian pendapatan serta
mengadakan rekonsilasi dengan fungsi terkait.
5. Menyusun RAO/UAI sesuai dengan jadwal dan pedoman yang ada.
6. Mengatur dan melaksanakan pengawasan atas penggunaan anggaran
investasi maupun oprasi.
7. Mengatur dan mengendalikan likuiditas keuangan secara optimal.
8. Melaksanakan supervisi tentang keuangan dan akuntansi terhadap
unit usahanya.

13
9. Menyusun laporan keuangan serta melaksanakan analisa dan
evaluasi untuk merumuskan upaya perbaikan.
10. Menyusun laporan sesuai bidang tugas bagian keuangan.
Tugas- tugas bagian Pelayanan Pelanggan
1. Mengadakan komunikasi dan memberikan pelayanan terhadap
pelanggan yang datang dalam rangka menyelesaikan masalah
pelanggan.
2. Memberikan solusi terhadap keluhan pelanggan.
3. Menyusun laporan sesuai bidang tugas bagian pelayanan pelanggan.
Tugas-tugas bagian Pemeliharaan Distribusi Pelanggan
1. Menyusun rencana dan melaksanakan pembangunan jaringan untuk
melayani pelanggan dan pengembangan sistem.
2. Menyusun SOP dan mengatur pengoprasian jaringan distribusi.
3. Menyusun rencana pemeliharaan jaringan distribusi

2.6 Visi, Misi, Moto PT.PLN (Persero)


2.6.1 Visi PT.PLN
Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh kembang,
unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani.
2.6.2 Misi PT.PLN
Adapun misi PT.PLN adalah sebagai berikut:
a. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang yang terkait berorentasi
pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang
saham.
b. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan
kualitas kehidupan masyarakat.
c. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan
ekonomi.
d. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
2.6.3 Motto PT.PLN
PLN Panam Efesiensi, Handal, dan Berkualitas.

14
BAB 3
SISTEM KELISTRIKAN

3.1. Sistem Distribusi Tenaga Listrik


Sistem tenaga listrik terdiri atas tiga bagian utama yaitu sistem
pembangkitan, sistem transmisi dan sistem distribusi. Dari ketiga sistem tersebut,
sistem distribusi merupakan bagian yang letaknya paling dekat dengan konsumen,
fungsinya adalah menyalurkan energi listrik dari suatu Gardu Induk distribusi ke
konsumen. Adapun bagian-bagian dari sistem distribusi tenaga listrik adalah :
a. Gardu Induk Distribusi
b. Jaringan Primer (Jaringan Tegangan Menengah)
c. Transformator Distribusi
d. Jaringan Sekunder (Jaringan Tegangan Rendah)

3.2. Klasifikasi Sistem Jaringan Distribusi


Jaringan distribusi dikategorikan kedalam beberapa jenis, sebagai
berikut:
a. Tegangan pengenalnya :
1. Jaringan Tegangan Menengah (JTM) 20 KV
2. Jaringan Tegangan Rendah (JTR) 380/220 Volt
b. Konfigurasi penghantar jaringan primer
1. Konfigurasi penghantar segitiga
2. Konfigurasi penghantar vertikal
3. Konfigurasi penghantar horizontal
c. Sistem Pentanahan Jaringan Distribusi di Indonesia
Pentanahan titik netral adalah hubungan titik netral dengan tanah, baik
langsung maupun melalui tahanan reaktansi ataupun kumparan
Petersen. Di Indonesia sistem pentanahan meliputi empat macam,
yaitu ;
1. Sistem distribusi tanpa pentanahan
2. Sistem distribusi pentanahan tak langsung (dengan tahanan)
3. Sistem distribusi pentanahan langsung (solid)

15
4. Sistem distribusi pentanahan dengan kumparan

3.3. Gangguan Sistem Distribusi


Jenis gangguan hubung singkat yang sering terjadi :
a. Hubung singkat satu phasa ke tanah
Hubung singkat satu phasa ke tanah adalah gangguan hubung singkat
yang terjadi karena flashover antara penghantar phasa dan tanah (tiang
travers atau kawat tanah pada SUTM). Gangguan ini bersifat
temporer, tidak ada kerusakan yang permanen di titik gangguan. Pada
gangguan yang tembusnya (breakdown) adalah isolasi udaranya, oleh
karena itu tidak ada kerusakan yang permanen. Setelah arus
gangguannya terputus, misalnya karena terbukanya circuit breaker
oleh rele pengamannya, peralatan atau saluran yang terganggu
tersebut siap dioperasikan kembali. Jika terjadi gangguan satu phasa
ke tanah, arus gangguannya hampir selalu lebih kecil daripada arus
hubung singkat tiga phasa. Adapun formula perhitungan arus hubung
singkatnya adalah :
I 1 φ−tanah=3 . E /( Z 1+ Z 2+ Z 0+3 Z f ) ................(3.1)

b. Hubung singkat dua phasa


Hubung singkat dua phasa adalah gangguan hubung singkat yang
terjadi karena bersentuhannya antara penghantar phasa yang satu
dengan satu penghantar phasa yang lainnya sehingga terjadi arus lebih
(over current). Gangguan ini dapat diakibatkan oleh flashover dengan
pohon-pohon yang tertiup oleh angin. Jika terjadi gangguan hubung
singkat dua phasa, arus hubung singkatnya biasanya lebih kecil
daripada arus hubung singkat tiga phasa. Adapun formula perhitungan
arus hubung singkatnya adalah :
I φ−φ=E . √ 3 /( Z 1+Z 2+ Z f ) .....................................(3.2)

16
c. Hubung singkat tiga phasa
Hubung singkat tiga phasa adalah gangguan hubung singkat yang
terjadi karena bersatunya semua ketiga penghantar phasa. Gangguan ini
dapat diakibatkan oleh tumbangnya pohon kemudian menimpa kabel
jaringan. Adapun formula perhitungan arus hubung singkatnya adalah :
I 3 φ=E /(Z 1+ Z f ) .......................................................................(3.3)
Keterangan :
I3φ = Arus hubung singkat 3 phasa dalam Amper

I = Arus Hubung Singkat phasa-phasa dalam Amper


φ–φ

I1φ – t = Arus Hubung Singkat phasa-tanah dalam Amper

E = Tegangan phasa = Tegangan phasa-phasa / √3 dalam Volt


Z1 = Impedansi urutan positip rangkaian dalam Ohm

Z2 = Impedansi urutan Negatip rangkaian dalam Ohm

Z0 = Impedansi urutan Nol rangkaian dalam Ohm

Zf = Impedansi Gangguan dalam Ohm

3.4. Sistem Jaringan Tegangan Menengah 20 KV PLN


1. Pasokan daya distribusi 20 KV
Pasokan daya listrik pada sistem distribusi 20 KV PLN didapat dari
sistem penyaluran 150 KV atau 70 KV melalui trafo tenaga yang
berfungsi sebagai trafo step down 150/20 KV atau 70/20 KV yang
terpasang di Gardu Induk dengan kapasitas yang bervariasi antara 5, 10,
20, 30 s/d 60 MVA. Dengan berkembangnya sistem kelistrikan, sistem
penyaluran 150 KV PLN menjadi sudah besar sekali terinterkoneksi
antara area satu dengan area lainnya.
2. Sistem distribusi 20 KV
Keluaran dari trafo daya dikumpulkan dulu pada Bus 20 KV di kubikel
Gardu Induk untuk kemudian di distribusikan melalui beberapa
penyulang 20 KV ke konsumen dengan jaringan berupa Saluran Udara

17
Tegangan Menengah (SUTM) atau Saluran Kabel Tegangan Menengah
(SKTM).
3.5. Single Line Diagram PT.PLN (Persero)
Pada PT. PLN (Persero) Rayon Panam Pekanbaru terdapat single line
diagram seperti Gambar 3.2.

Gambar 3.2. Single Line Diagram PLN Rayon Panam

18
Tabel 3.1 Jumlah Pelanggan PT. PLN (Persero) Rayon Panam dari Bulan Januari-
Agustus 2019

No Bulan Jumlah Daftar


Pelanggan Tunggu
1 Januari 53.938 13.798
2 Februari 54.133 17.091
3 Maret 54.230 17.401
4 April 56.988 15.160
5 Mei 62.238 14.884
6 Juni 63.736 16.215
7 Juli 64.393 17.955
8 Agustus 64.791 17.584
Sumber: PT. PLN (Persero) Cabang Pekanbaru,Rayon Panam 2019

Tabel 3.2 Jenis dan Jumlah Pelayanan yang Dilaksanakan pada PT. PLN
(Persero) Cabang Pekanbaru Rayon Panam pada Bulan Januari-September
2019
No Jenis Pelayanan Jumlah Pelanggan
1 Pasang baru 17.103 Pelanggan
2 Ekstra 93 Pelanggan
3 Perubahan Daya 4.636 Pelanggan
4 Balik Nama 2.210 Pelanggan
5 Perubahan Tarif Pelanggan 2.500 Pelanggan
Jumlah 26542 Pelanggan

Sumber: PT. PLN (Persero) Cabang Pekanbaru, Rayon Panam 2019

Tabel 3.3 Daftar Pemadaman Listrik di PT. PLN (Persero) Cabang Pekanbaru
Rayon Panam Pada Bulan Januari-September 2019
Jumlah Pemadaman
No Rayon Panam
Listrik
1 Januari 8
2 Februari 5
3 Maret 6
4 April -
5 Mei 4
6 Juni 11
7 Juli 7
8 Agustus 9

19
9 September 2

BAB 4
PEMBAHASAN

4.1 Transformator
Transformator adalah merupakan suatu komponen yang sangat penting
dalam penyaluran tenaga listrik dari gardu distribusi ke konsumen. Kerusakan
pada Trafo Distribusi menyebabkan kontiniutas pelayanan terhadap konsumen
akan terganggu (terjadi pemutusan aliran listrik atau pemadaman). Pemadaman
merupakan suatu kerugian yang menyebabkan biaya-biaya pembangkitan akan
meningkat tergantung harga KWH yang tidak terjual. Transformator atau
trafo adalah komponen elektromagnet yang dapat merubah tegangan tinggi ke
rendah atau sebaliknya dalam frekuensi sama. Trafo merupakan jantung dari
distribusi dan transmisi yang diharapkan beroperasi maksimal (kerja terus
menerus tanpa henti). Agar dapat berfungsi dengan baik, makan trafo harus
dipelihara dan dirawat dengan baik menggunakan sistem dan peralatan yang tepat.
Trafo dapat dibedakan berdasarkan tenaganya, trafo 500/150 kV dan 150/70 kV
biasa disebut trafo Interbus Transformator (IBT) dan trafo 150/20 kV dan 70/20
kV disebut trafo distribusi. Trafo pada umumnya ditanahkan pada titik netral
sesuai dengan kebutuhan untuk sistem pengamanan atau proteksi. Sebagai contoh
trafo 150/20 kV ditanahkan secara langsung di sisi netral 150 kV dan trafo 70/20
kV ditanahkan dengan tahanan rendah atau tahanan tinggi atau langsung di sisi
netral 20 kV.
Komponen utama dari transformator adalah :
a. Inti Besi
Berupa lempengan-lempengan besi tipis berisolasi, untuk mengurangi
panas (rugi-rugi besi) yang ditimbulkan oleh “arus Eddy”, inti berfungsi
sebagai media aliran fluksi, yang ditimbulkan arus listrik yang melalui
kumparan.

20
Gambar 4.1 Inti Besi Transformator
b. Kumparan Trafo
Berupa gulungan diisolasi pada inti besi maupun terhadap lilitan lain dan
diisolasi. Pada trafo terdapat kumparan primer dan sekunder. Bila
kumparan primer dihubungkan dengan tegangan bolak-balik maka timbul
fluksi. Fluksi ini akan menginduksi tegangan pada kumparan
sekundernya, bila rangkaian sekunder dihubungkan dengan rangkaian
beban maka akan timbul arus pada kumparan inti.

Gambar 4.2 Kumparan Trafo


a. Minyak Trafo
Pada trafo daya berkapasitas besar, kumparan dan intinya direndam
dalam minyak karena minyak mempunyai sifat sebagai media pemindah
panas (sirkulasi) dan bersifat pula sebagai isolasi sehingga minyak trafo
tersebut berfungsi sebagai media pendingin dan isolasi.

21
d. Bushing
Kumparan trafo ke jaringan luar dihubungkan melalui bushing berupa
konduktor yang diselubungi oleh isolator dan berfungsi sebagai
penyekat antara konduktor tersebut dengan tangki trafo.

Gambar 4.3 Bushing


e. Tangki dan Konservator
Kumparan dan inti trafo direndam minyak didalam tangki juga
berfungisi untuk menampung pemuaian minyak trafo, tangki
dilengkapi dengan konservator.
Transformator juga dilengkapi dengan peralatan bantu, yaitu :
1. Pendingin
Pada inti dan kumparan akan timbul panas akibat rugi – rugi besi dan
tembaga. Panas tersebut mengakibatkan kenaikan suhu sehingga
dapat merusak isolasi. Untuk mengurangi kenaikan suhu, trafo
dilengkapi dengan sistem pendingin untuk menyalurkan panas keluar
trafo. Media yang digunakan pada system pendingin berupa :

22
a. Udara / gas
b. Minyak dan Air
Sedangkan sirkulasi dapat dengan cara Alamiah dan Tekanan. Pada
cara alamiah, sirkulasi media sebagai akibat adanya perbedaan suhu
media dan untuk mempercepat perpindahan panas dari media tersebut
ke udara luar diperlukan bidang perpindahan panas yang lebih luas
antara media dengan cara melengkapi trafo sirip-sirip (radiator). Bila
diinginkan penyaluran panas yang lebih cepat, cara alamiah tersebut
dilengkapi dengan peralatan pompa sirkulasi minyak, udara, dan air ,
cara ini disebut dengan pendingin paksa.
2. Tap Changer.
Berguna untuk mengubah perbandingan transformasi untuk
mendapatkan tegangan sekunder yang disesuaikan dengan tegangan
beban. Tap changer yang dioperasikan dalam keadaan trafo tidak
berbeban disebut “OFF Load Tap Changer”, dan hanya dapat
dioperasikan secara manual. Sedangkan yang dapat diroperasikan
dalam keadaan trafo berbeban disebut “ON Load Tap Changer” dan
Tap ini dapat dioperasikan baik secara manual maupun secara
otomatis melalui sistem kontrol yang dimiliki transformator tersebut.
3. Alat Pernafasan
Pengaruh naik turunnya beban trafo maupun suhu udara luar, maka
suhu minyak akan berubah-ubah. Bila suhu tinggi, minyak akan
memuai dan mendesak udara diatas permukaan minyak keluar dari
tangki, sebaliknya bila suhu turun, minyak akan menyusut maka
udara luar akan masuk ke dalam tangki.

4.2 Gangguan pada Transformator


Gangguan merupakan keadaan abnormal pada sistem tenaga listrik yang
menyebabkan sistem tidak beroperasi sebagaimana mestinya.
1. Jenis-jenis Gangguan Transformator Distribusi
a. Gangguan terhadap tegangan lebih yang disebabkan oleh surja
hubung maupun surja petir

23
b. Gangguan terhadap arus lebih, baik Arus lebih yang disebabkan
hubung singkat dan beban lebih.
c. Gangguan frekuensi
2. Penyebab gangguan pada gangguan transformator
Gangguan akan menyebabkan bekerjanya relai dan melepas pemutus
daya sehingga mengakibatkan terputusnya aliran daya. Gangguan
dapat disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal yang menyebabkan gangguan antara lain :
a. Spesifikasi alat tidak sesuai
b. Pemasangan tidak sesuai
c. Umur peralatan
d. Peralatan dioperasikan melebihi kapasitas normalnya
e. Suhu
Sedangkan faktor eksternal yang menyebabkan gangguan antara lain :
a. Surja petir, Merupakan gejala alam yang diakibatkan petir
b. Polusi debu-debu yang menempel pada isolator, bila udara lembab
maka debu menjadi konduktor yang menyebabkan timbulnya
bunga api. Isolator yang rusak akibat sambaran petir sehingga akan
terjadi kegagalan isolasi pada peralatan
Gangguan yang terjadi bersifat :
a. Temporer yaitu gangguan sesaat dan dapat kembali normal
b. Permanen yaitu gangguan yang tidak dapat hilang.

4.3 Tahap-Tahap Pemasangan Grounding


Tahap - tahap Pemasangan Grounding / Pentanahan / pembumian seperti
dibawah ini:
1. Persiapan.
Sebelum kita memulai pekerjaan pemasangan grounding /
pentanahan / pembumian, kita harus mempersiapkan material yang
dibutuhkan antara lain:
a. Ground Rod / Batang Tembaga. Kita harus hati - hati dalam
memilih ground rod / batang tembaga. Batang tembaga / groundi

24
rod yang baik adalah batang tembaga / ground rod tersebut harus
benar - benar murni tembaga. Hal ini dikarenakan karena tembag
tidak gampang keropos dan lebih mudah menyatu dengan tanah.
Dipasaran banyak batang tembaga / ground rod yang palsu, hanya
pada lapisan luarnya saja yang tembaga. Alias besi / pipa biasa
yang di lapisi dengan tembaga. Cara untuk mengetahui apakah
Batang Tembaga / ground rod itu asli, caranyadengan memotong
melintang pada batang tembaga itu.
b. Klem Batang Tembaga. Klem batang tembaga berfungsi untuk
menyambung kabel NYA / BC ke batang tembaga / ground rod
yang sebelumnya kabel tersebut telah diberi skun terlebih dahulu.
c. Material untuk pembuatan Bak kontrol. Bak kontrol berfungsi
untuk mengontrol sistem grounding, tempat / titik untuk
mengetesan untuk mengetahui nilai dari tahanan tanah dimana
grounding yang telah kita pasang. Nilai tanah / grounding untuk
instalasi rumah berkisar antara 0 – 5 Ohm dan untuk penangkal
petir pada rumah berkisar antara 0 – 2 Ohm. 

2. Pemilihan lokasi. 
Dalam pemasangan grounding, letak titik grounding sebaiknya tidak
terlalu jauh dengan Box MCB dan tidak terlalu banyak belokan.

3. Pemasangan.
Cara memasangan ground rod / batang tembaga :
a. Tentukan letak titik dimana akan kita pasang batang tembaga.
b. Setalah letak titik ground rod ditentukan, mulailah dengan
membuat lubang dengan diameter ±30Cm dengan dalam ±20cm.
c. Lubang yang telah kita buat tadi kita siram dengan air agar tanah
menjadi lebih lunak / lembek.
d. Kemudian kita mulai menancapkan pipa ½” dengan cara diputar –
putar, kemudian kita tarik keluar pipanya

25
e. Kemudian lubang kembali kita siram air, kita tunggu sampai air
meresap kedalam tanah.
f. Setelah air meresap kedalam tanah kita tancapkan kembali pipa
tersebut dengan sambil diputar-putar. Kemmudian kita tarik keluar
pipa tersebut.
g. Langkah berikutnya kita mengulangi langkah ke-5 dan ke-6
berulang – ulang sampai kita menemukan kedalam yang kita
inginkan. Dalam hal ini kedalaman yang kita inginkan adalah 2
meter.
h. Setelah kita mencapai jarak kedalaman yang kita inginkan, langkah
selanjutnya adalah kita memasukkan batang tembaga / ground rod
kedalam lubang yang kita buat tadi sambil disedikit diberi air agar
dapat lebih mudah memasukkan batang tembaga / ground rod.
i. Setelah Batang tembaga / ground rod masuk kedalam tanah, kita
selanjutnya melakukan pengetesan tahanan tanah dengan
menggunakan earth resistance (alat pengukur tahanan tanah).
j. Apabila hasil telah menunjukkan nilai antara 0 - 5ohm, maka
pekerjaan dilanjutkan dengan pembuatan bak kontrol ukuran
15x15x20 Cm.
k. Tetapi apabila hasil pengkuran dengan menggunakan Earth
Resistance masih < 5 Ohm, maka diperlukan minimal 1 lagi batang
tembaga / ground rod ditanam. Maka langkah selanjutnya lakukan
langkah ke-1 sampai ke-9. Jarak anatara Titik ground rod dengan
titik ground rod yang lain ±4 meter.
l. Apabila telah selesai memasang 1 lagi batang tembaga / ground
rod, kita sambung kedua titik batang tembaga yang telah ditanam
kemudian dilakukan pengukuran tahanan tanah. Apabila hasil dari
pengukuran tahanan tanah belum sesuai dengan target, bisa
dilakukan penambahan titik ground rod lagi sampai dicapai hasil
sesuai target(hasil pengukuran tahanan tanah untuk setiap daerah
berbeda –beda, tergantung dari jenis tanah).

26
4.4 Sistem Pemasangan Pentanahan pada Transformator Distribusi 20 KV
Pada sistem tenaga yang semakin besar dengan panjang saluran dan
besarnya tegangan, akan menimbulkan arus gangguan yang semakin besar.
Dengan demikian apabila terjadi gangguan tanah akan semakin besar dan busur
listrik tidak dapat padam dengan sendirinya ditambah gejala-gejala busur tanah
semakin menonjol. Gejala busur tanah adalah suatu proses terjadinya pemutusan
(clearing) dan pukulan balik (restriking) dari busur listrik secara berulang-ulang.
Hal ini sangat berbahaya karena dapat menimbulkan tegangan transient yang lebih
tinggi dan dapat merusak peralatan juga akan membahayakan pekerja atau
masyarakat di sekitarnya karena akan timbul tegangan sentuh. Oleh karena itu,
pada sistem tenaga besar (pada sistem Y) titik netral sistem ditanahkan
(digrounding) melalui tahanan atau resitance.

4.5 Sistem TT atau sistem Pembumian Pengaman (Sistem PP)


Pada sistem TT di pelanggan kawat netral dan grounding tidak
tersambung, sedangkan kawat grounding digunakan untuk pengaman dan
disambung langsung pada box alat pengukur dan pembatas.Sistem ini masih
digunakan oleh perusahaan PLN dan banyak ditemui pada konsumen listrik.
Sistem TT dilakukan dengan cara yaitu:
a. Membumikan titik netral sistem listrik di sumbernya,
b. Membumikan BKT perlengkapan dan BKT instalasi listrik,
sedemikian rupa sehingga apabila terjadi kegagalan isolasi tercegahlah
bertahannya tegangan sentuh yang terlalu tinggi pada BKT tersebut
karena terjadinya pemutusan suplai secara otomatis dengan
bekerjanya gawai proteksi.

Gambar 4.4. Sistem TT

27
4.6 Sistem TN
Titik netral sistem dikentanahkan (huruf Tpertama), serta badan
peralatan / instalasi dihubungkan ke penghantar netral (huruf kedua N). Menurut
PUIL penghantar netral yang berfungsi juga sebagai penghantar pengaman
disebut penghantar nol (IEC menyebutnya sebagai PEN = Protective Earth
Neutral konduktor). Sistem tenaga listrik TN mempunyai satu titik yang
dibumikan langsung, BKT instalasi dihubungkan ke titik tersebut oleh penghantar
proteksi. Ada tiga jenis sistem TN sesuai dengan susunan penghantar netral dan
penghantar proteksi yaitu sebagai berikut :
a. Sistem TN-S : Di mana digunakan penghantar proteksi terpisah
di seluruh sistem,
b. Sistem TN-C-S : Di mana fungsi netral dan fungsi proteksi
tergabung dalam penghantar tunggal di sebagian sistem,
c. Sistem TN-C : Di mana fungsi netral dan fungsi proteksi
tergabung dalam penghantar tunggal di seluruh sistem.

Gambar 4.5. Sistem TN


4.7 Sistem IT
Titik netral terisolasi/tidak dibumikan (hurufpertama I), sedangkan
badan peralatan dibumikan. Dalam PUIL 1987 sistem IT ini dikenal dengannama
sistem penghantar pengaman (HP). Titik netral tranformator atau sumber tidak di
bumikan atau dibumikan melalui tahanan tinggi (lebih dari 1000 Ω), sedangkan
bagian konduktif terbuka peralatan termasuk juga instalasi dan bangunan saling
dihubungkan dan di bumikan.Karena netralnya tidak dibumikan maka arus
gangguan kebumi yang terjadi sangat kecil, yaitu hanya terdiri dari arus
kapasitansi dan arus bocor isolasi serta arus detector tegangan (bila digunakan)
seperti pada Gambar 4.6.

28
Gambar 4.6. Sistem IT

4.8 Komponen Utama Sistem Pentanahan


Dalam system pentanahan komponen-komponen utama yang diperlukan
antara lain elektroda pentanahan dan hantaran pentanahan berperan sangat besar.
Elektroda Pentanahan adalah penghantar yang ditanam dalam tanah dan
sebagai kontak langsung dengan tanah yang diusahakan sampai mencapai titik air
tanah. Bahan elektroda pentanahan ialah tembaga atau baja profil digalvanisir atau
pipa galvanis, sedangkan ukuran dan jenis elektroda pentanahan bermacam-
macam tergantung dari lokasi dan metode pentanahannya. Jenis elektroda
pentanahan antara lain :
a. Elektroda Batang / pasak yaitu elektroda dari batang logam tembaga
Cu ( Cupper Rod / Ground Rod ) berdiamater minimum 5/8”, atau
batang logam baja profil / pipa galvanis berdiameter 1,5” yang
dipancangkan tegak dalam tanah sedalam 2,75 meter.

Gambar 4.7. Elektroda Batang


b. Elektroda pita ( strip plat ) yang dibentuk lingkaran ditanam
minimum 0,5 – 1m dari permukaan tanah.

29
Gambar 4.8. Elektroda pita
c. Elektroda plat ditanam minimum 50 cm dari permukaan tanah

Gambar 4.9. Elektroda plat

4.9 Struktur Tanah


Tanah merupakan medium pembumian yang bersifat sebagai konduktor.
Untuk frekuensi tinggi dan gelombang bermuka curam seperti petir dapat
diartikan bahwa tanah merupakan konduktor sempurna.
Struktur tanah merupakan salah satu faktor yang harus diketahui karena
mempunyai kaitan erat dengan perencanaan dan sistem pembumian yang akan
digunakan. Penelitian struktur tanah dan pengukuran resistansi jenis tanah
menjadi faktir penting yang sangat mempengarhi kedalaman penanaman
elektroda batang pembumian. Karena pada pemasangan sistem pembumian
dalam suatu lokasi tertentu sering dijumpai beberapa jenis struktur tanah yang
mempunyai resistansi jenis berbeda-beda.

30
Tabel 3.4. Jenis-jenis Tanah dan Resistansi Pentanahan

No. Jenis Resistansi


Tanah (ohm-m)
1 Organik 1-10
2 Basah 11 - 100
3 Kering 101 - 1000
4 Berbatu 1001- 10000

31
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada bab ini penulis akan menyampaikan kesimpulan dan saran dari
hasil penelitian, kesimpulan dan saran ini diharapkan dapat memberikan
masukan bagi PT. PLN (Persero) Rayon Panam Pekanbaru, untuk
meningkatkan pelayanan publik kepada pelanggan.
1. Pelayanan Publik pada PT. PLN (persero) Pekanbaru Rayon Panam
didapat hasil yang kurang baik, dilihat dari tabel responden V.28
rekapitulasi data olahan jawaban responden berjumlah 426 dengan
persentase 23,66%.
2. Kurang baiknya pelayanan publik pada PT. PLN (persero) Rayon
Panam hal ini dapat diketahui dari indikator partisipatif dengan
jumlah jawaban responden 112 dengan persentase (37,33%), dan
indikator keseimbangan hak dan kewajiban dengan jumlah jawaban
responden 121 dengan persentase (40,33%).
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan agar pelayanan yang
diberikan oleh pihak PT. PLN (Persero) Cabang Pekanbaru Rayon Panam
dapat ditingkatkan dan lebih mencerminkan pelayanan publik yang prima.
1. Diharapkan kepada pihak PT. PLN (persero) Rayon Panam
Pekanbaru untuk dapat mengupayakan penambahan kapasitas daya
listrik untuk daerah panam karena tiap tahun permintaan pelanggan
untuk sambung baru atau perubahan daya terus meningkat dan
sebaiknya pihakperusahaan jangan memberikan sambungan baru
dulu kepada masyarakat mengingat jumlah beban masih belum bisa
dikurangi dilihat dari daftar tunggu yang ada yang semakin
bertambah.
2. Diperlukannya adanya pelatihan-pelatihan atau diklat bagi pegawai
dan karyawan PT. PLN (Persero)Rayon Panam Pekanbaru agar
mereka mempunyai tambahan ilmu dan memperoleh
pengembangan karir yang bagus dengan begitu mereka akan lebih

32
loyal terhadap pekerjaannya sehingga nantinya akan berdampak
positif terhadap mutu pelayanan kepada pelanggan.
3. Diharapkan perusahaan dapat menambah sarana dan prasarana
yaitu beberapa tambahan unit mobil yang berguna untuk
memperlancar pekerjaan dalam melayani kebutuhan masyarakat
atau pelanggan.
4. Dalam pelayanan kepada pelanggan PT. PLN (persero) Rayon
Panam Pekanbaru diharapkan mampu meningkatkan pelayanannya
terutama didalam persoalan komunikasi lewat hubungan telepon,
yang dianggap masyarakat kurang baik, segera diperbaiki agar
hubungan komunikasi tersebut bisa berdampak positif bagi
pelanggan. Dan serta persoalan pengaduan pelanggan dengan tepat
waktu sesuai dengan janji yang diberikan, sehingga pelanggan
merasa puas atas pelayanan yang diberikan.

33
DAFTAR PUSTAKA

PT. PLN (Persero), 1995, Jasa Pendidikan & Pelatihan, Materi Perhitungan
Susut, Pekanbaru

PT. PLN (Persero), 1994, Jasa Pendidikan & Pelatihan, Materi Komponen
Jaringan Distribusi, Pekanbaru.

A.Aris Munandar, Dr, MSc. Dan Susumu Kawahara, Dr. Teknik Tenaga
Listrik II, Transmisi Distribusi, Pekanbaru.

Badan Standarisasi Nasional BSN, Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (


PUIL 2000 )

Hutahuruk.TS, Ir., 1987, Pengetanahan Netral Sistem Tenaga dan


Pengetanahan Peralatan, Penerbit Erlangga.

34
LAMPIRAN

Proses Penimbunan Batang Elektroda dan Trafo yang dipasang grounding

Pengukuran Pentanahan Trafo JTM 20KV

35
Hasil Pengukuran Pentanahan Trafo JTM 20KV

36

Anda mungkin juga menyukai