Anda di halaman 1dari 65

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pariwisata Merupakan suatu perjalanan yang dilakukan seseorang untuk

sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat yang lain

dengan meninggalkan tempat semula dan dengan suatu perencanaan atau bukan

maksud untuk mencari nafkah di tempat yang dikunjunginya, tetapi semata-mata

untuk menikmati kegiatan rekreasi dan memenuhi keinginan yang beraneka

ragam. Objek dan daya tarik wisata merupakan salah satu unsur penting dalam

dunia kepariwisataan. Dimana objek dan daya tarik wisata dapat menyukseskan

program pemerintah dalam melestarikan adat dan budaya bangsa sebagai asset

yang dapat dijual kepada wisatawan.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 18 tahun 2002

Pengembangan adalah kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bertujuan

memanfaatkan kaidah dan teori ilmu pengetahuan yang telah terbukti

kebenarannyauntuk meningkatkan fungsi, manfaat, dan aplikasi ilmu pengetahuan

dan teknologi yang telah ada atau menghasilkan teknologi baru. Pengembangan

adalah suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi produk

pendidikan. Penelitian ini mengikuti suatu langkah-langkah secara siklus. Langkah

penelitian atau proses pengembangan ini terdiri atas kajian tentang temuan

penelitian produk yang akan dikembangkan, mengembangkan produk berdasarkan

temuan-temuan tersebut, melakukan uji coba lapangan sesuai dengan latar di mana

produk tersebut akan dipakai, dan melakukan revisi terhadap hasil uji lapangan

(Punaji Setyosari, 2013: 222-223).

Objek dan Daya Tarik Wisata dapat berupa alam, budaya, tata hidup dan

sebagainya yang memiliki daya tarik dan nilai jual untuk dikunjungi ataupun
1
dinikmati oleh wisatawan. Dalam arti luas, apa saja yang mempunyai daya tarik

wisata atau menarik wisatawan dapat disebut sebagai objek dan daya tarik wisata.

Undang-undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan menyatakan bahwa

pembangunan kepariwisataan dilakukan berdasarkan rencana induk pembangunan

kepariwisataan nasional, Provinsi dan Kabupaten/Kota, yang merupakan bagian

integral dari pembangunan jangka panjang nasional (pasal 8 ayat (1) dan (2)).

Dalam pengembangan pariwisata di perlukannya sebuah strategi yang

akan di lakukan serta kerjasama antara masyarakat, pengusaha, pemerintah,

pemerintah daerah seperti yang dijelaskan dalam Pasal 11 Undang-Undang Nomor

10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan. Untuk mengembangkan sektor ini

pemerintah berusaha keras membuat rencana dan berbagai kebijakan yang

mendukung kearah kemajuan sektor ini. Salah satu kebijakan tersebut adalah

menggali, menginventarisir, dan mengembangkan obyek-obyek wisata yang ada

sebagai daya tarik utama wisatawan. Provinsi Riau merupakan salah satu provinsi

yang ada di Indonesia dari 34 provinsi. Wilayah Provinsi Riau yang terbentang

dari lereng bukit barisan sampai dengan selat malaka terbagi menjadi wilayah

daratan, dan wilayah laut dengan total luas wilayah mencapai 89.150 Km³.

Memiliki 12 Kabupaten yaitu: Bengkalis, Indragiri Hilir, Indragiri Hulu, Kampar,

Kuantan Singingi, Pelelawan, Rokan Hilir, Rokan Hulu, Siak, Kep. Meranti,

Dumai, dan Pekanbaru. Penelitian ini difokuskan pada daerah Kabupaten kampar

yang memiliki potensi alam yang sangat kaya dalam aspek kepariwisataan.

Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan tersebut diatur dalam

peraturan pemerintah atau peraturan daerah Provinsi/Kabupaten/Kota. Pasal 8 UU

No. 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan PP No 50 tahun 2011. perlu

direncanakan agar dapat memenuhi tujuan dan sasaran pembangunan

kepariwisataan perlu direncanakan agar dapat memenuhi tujuan dan sasaran


2
pembangunan. Pembangunan kepariwisataan jelas merupakan bagian dari

pembangunan nasional yang utuh, pembangunan bangsa dan Negara Kesatuan

Republik Indonesia, yang tak terbatas kepada pembangunan fisik saja.

Dalam pengembangan suatu objek wisata harus memenuhi beberapa kriteria

pengembangan pariwisata agar obyek tersebut diminati pengunjung, yaitu :

1. Something to see adalah obyek wisata tersebut harus mempunyai sesuatu yang

bisa di lihat atau di jadikan tontonan oleh pengunjung wisata. Dengan kata lain

obyek tersebut harus mempunyai daya tarik khusus yang mampu menarik

minat dari wisatawan untuk berkunjung di obyek tersebut.

2. Something to do adalah agar wisatawan yang melakukan pariwisata di sana

bisa melakukan sesuatu yang berguna untuk memberikan perasaan senang,

bahagia, relax berupa fasilitas rekreasi baik itu arena bermain ataupun tempat

makan, terutama makanan khas dari tempat tersebut sehingga mampu

membuat wisatawan lebih betah untuk tinggal di sana.

3. Something to buy adalah fasilitas untuk wisatawan berbelanja yang pada

umumnya adalah ciri khas atau icon dari daerah tersebut, sehingga bisa

dijadikan sebagai oleh-oleh. (Yoeti, 1985).

Kabupaten Kampar merupakan tempat yang penuh dengan berbagai obyek

wisata. Oleh karena itu pembangunan pariwisata ini sebagai bagian integral dari

pembangunan untuk memacu pembangunan ekonomi dalam rangka meningkatkan

pendapatan masyarakat. Untuk itu Kabupaten Kampar yang dikenal sebagai

pariwisata yang bernuansa kultural dan agamis memiliki banyak potensi wisata

yang dikategorikan menjdi:

a. Wisata budaya

b. Wisata pendidikan

c. Wisata sejarah
3
d. Wisata alam dan rekreasi

e. Wisata lainnya seperti olahraga, kerajinan dan pelabuhan

Mengingat potensi pariwisata Kabupaten Kampar sangat besar,

pembangunan pariwisata dapat dikembangkan melalui jasa wisata yang memberikan

jaminan bagi terciptanya kesejahteraan masyarakat bidang usaha pariwisata. Kabupaten

Kampar juga merupakan negeri yang agamis yang sudah membudaya dengan karakter

yang terbuka, toleran dan moderat merupakan hal yang wajar untuk merumuskan visi

daerah dengan menempatkan masalah moral dan akhlak sebagai jiwa dan roh / spirit yang

mengarah pembangunan daerah ini kedepannya.

Visi dan Misi Kabupaten Kampar berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten

Kampar Nomor 20 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

(RPJPD) ditetapkan Visi Kabupaten Kampar,yaitu “Terwujudnya Kabupaten Kampar

Negeri Berbudaya Berdaya dalam Lingkungan Masyarakat Agamis Tahun 2025”.

Misi Pembangunan Kabupaten Kampar sebagai upaya mewujudkan visi

yang telah ditetapkan meliputi :

a. Menata dan mengembangkan manajemen pemerintahan daerah yang

responsif, akuntabilitas, transparansi, partisipatif, danprofesional.

b. Membangun sumberdaya manusia yang handal mampu menguasai IPTEK

yang berlandaskan Iman dan Taqwa kepada Allah SWT.

c. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat dari aspek sosial, ekonomi dan

budaya yang berbasis kerakyatan dalam rangka penangggulangan

kemiskinan.

d. Memperkecil ketimpangan pembangunan antar wilayah, dan antar lapisan

kelompok masyarakat.

e. Membangun masyarakat yang berbudaya, sejahtera danagamis.

f. Mengoptimalkan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam

4
yang berwawasan lingkungan.

g. Meningkatkan pembangunan infrastruktur guna pengembangan potensi

dan sumberdaya daerah.

h. Mengembangkan pembangunan pedesaan sebagai basis pembangunan

daerah.

i. Mengembangkan dan menggerakkan sumber investasi untuk pengelolaan

potensi sumberdaya daerah.

j. Mengembangkan dan memberdayakan koperasi dan UKM sebagai

basis ekonomi daerah.

k. Mengembangkan pariwisata yang bernuansa kultural dan agamis.

l. Memperkuat kapasitas kelembagaan sosial, ekonomi, politik, budaya dan

keagamaan dimasyarakat.

Visi Misi Kabupaten Kampar menunjukkan terdapat salah satu Misi

mengenai Pengembangan Pariwisata yaitu “Mengembangkan Pariwisata yang

bernuansa Kultural dan agamis” dilihat dari Misi Kabupaten Kampar maka Visi

dan Misi dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kampar mengacu

kepada Visi Kabupaten Kampar, RPJP, RPJM serta Visi Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan sebelumnya. Adapun Visi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Kabupaten Kampar sebagai berikut : “Menjadi institusi yang handal dalam

meningkatkan kunjungan wisata dan prestasi pemuda dan olahraga dalam

lingkungan masyarakat yang berbudaya dan agamis”

Misi Untuk merealisasikan Visi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Kabupaten Kampar seperti tersebut di atas, dikembangkan misi organisasi yang

harus dipahami oleh seluruh stakeholders, karena menjadi tanggung jawab

bersama segenap komponen sesuai dengan proporsinya. Misi Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Kabupaten Kampar adalah sebagai berikut :


5
a. Meningkatkan Sumbert Daya Manusia yang professional dalam bidang

pariwisata dan kebudayaan.

b. Meningkatkan sarana dan prasarana serta peran serta stakeholder dalam

pengembangan pariwisata dan kebudayaan.

c. Mewujudkan pembinaan dan pengembangan kelembagaan bidang pariwisata

dan kebudayaan.

Salah satu daerah di Provinsi Riau yang sangat berpotensial dalam

mengembangkan sektor kepariwisataan adalah daerah kabupaten Kampar, mengingat

daerah ini merupakan daerah terdekat dengan ibu kota provinsi Riau yaitu Pekanbaru.

Disamping letaknya strategis, kabupaten Kampar kaya akan objek wisata dan daya

tarik wisata, dimana baik wisata alam ataupun wisata buatan.

Kurang suksesnya pengembangan kepariwasataan di kabupaten Kampar

selama ini tidak terlepas dari kurang tepatnya strategi pengelolaan yang dilakukan

oleh pihak pengelola wisata, pemerintah dan masyarakat. Kendala-kendala yang

mengakibatkan objek pariwisata kurang berkembang dikarenakan sumber daya

manusia bidang pariwisata di kabupaten Kampar masih lemah dan minimnya

infrastruktur menjadi kendala utama dalam mengembangkan sektor pariwisata di

daerah ini sampai saat ini masih banyak kawasan yang memiliki potensi wisata di

kabupaten Kampar belum bisa ditempuh karena keterbatasan infrastruktur.

Karena letak kabupaten Kampar berada pada jalur lalu lintas antar daerah,

kabupaten ini lebih mudah dalam memasarkan objek wisatanya. Dengan

berkembangnya objek wisata kabupaten Kampar dapat meningkatkan

perekonomian daerah baik pada masyarakat, para investor maupun pada

pemerintah. Namun kenyataannya pemasaran objek wisata kabupaten Kampar

belum berjalan dengan baik masih banyak masyarakat yang belum mengetahui

objek wisata apa saja yang terdapat di kabupaten Kampar. Dibalik minimnya

6
fasilitas Pariwisata yang ada di Kabupaten kampar kunjungan Para wisatawan ke

sejumlah wisata di kabupaten kampar pada tahun 2018 yang mencapai 1.651.406

Orang dan kunjungan wisatawan dari januari sampai April 2019 telah tercatat

sebanyak 378.268 Orang. Para wisatawan ini berkunjung ke berbagai wisata yang

ada di kabupaten kampar. Untuk melihat objek wisata apa saja yang dimiliki oleh

kabupaten Kampar yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1.1
Data Objek Budaya dan Wisata Alam Kabupaten Kampar
Milik Pemerintah Milik Swasta

1. Candi Muara Takus 1. Air Terjun Sungai Osang


2. Danau Rusa 2. Air terjun Binamang
3. Taman Rekreasi Stanum 3. Waduk PLTA Koto Panjang
4. Aquari
5. Bendungan Ompang Oewi
6. Bendungan Sungai Paku
7. Bendungan Simbat Kampar
8. Bendungan Sungai Tibun
9. Bukit Cadika
10. Kebun Binatang Kasang Kulim
11. Bukit Na’ang
12. Air Terjun Bertingkat
13. Hutan Lindung
14. Puncak Ulu Kasok
15. Gren Canyon Gulamo
16. Teluk Jering
17. Lubang Kolam Kampar
18. Sungai Kampar
19. Air Terjun Panisan
20. Air Terjun Batang Kapas
21. Rimbang Baling
22. Taman Nasional Bukit Tiga
Puluh

Sumber : Data Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kampar Tahun


2020
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa Kampar memiliki banyak
potensi wisata yang dapat dimanfaatkan. Namun, potensi-potensi wisata yang ada
belum dikembangkan dan dikelola secara optimal sehingga masih memiliki
peranan kecil terhadap Pendapatan Asli Daerah.
Candi Muara Takus adalah salah satu objek wisata unggulan Provinsi Riau
di Kabupaten Kampar, karena merupakan satu-satunya situs peninggalan sejarah
yang berbentuk candi di Riau. Candi ini bersifat Buddhis yang merupakan bukti
bahwa agama Buddha pernah berkembang di kawasan ini. Situs Candi Muara
Takus yang terletak di desa Muara Takus, Kecamatan XIII Koto, Kabupaten
Kampar berjarak kurang lebih 135 kilometer dari Kota Pekanbaru. Secara umum
potensi yang dimiliki Situs Kawasan Wisata Candi Muara Takus yaitu :
1. Potensi Sumber Daya Alam Sekitar Kawasan, sumber daya alam di
kawasan Candi Muara Takus meliputi sumber daya bentang alam, flora dan fauna, serta
keindahan bentang alam. Bentang alam sekitar kawasan sangat indah. Daerah perbukitan
yang dikelilingi dengan sungai dan Danau PLTA Koto Panjang mempunyai potensi yang
sangat baik untuk dikembangkan.

2. Potensi Sarana dan Prasarana Kawasan Candi Muara Takus, Kawasan Candi Muara Takus
pada dasarnya terletak di daerah pinggiran dan relatif terpencil dari jalur dan arus lalu lintas.
Untuk masuk ke kawasan Candi Muara Takus dapat ditempuh melalui kendaraan roda empat
maupun roda dua dari simpang tiga jalan lintas Batu Bersurat menuju arah Tanjung. Kondisi
jalan kecamatan ini cukup baik, beberapa ruas jalan mengalami kerusakan dan
longsor.Sementara untuk sarana transportasi hanya tersedia kendaraan umum yang berasal
dan dari Bangkinang menuju ke Desa Tanjung yang beroperasi satu sampai dua kali sehari.
Di samping kendaraan umum roda empat, di simpang jalan lintas trans pekanbarusumatera
barat juga tersedia angkutan umum roda dua (ojek). Fasilitas wisata yang diminati
pengunjung yang datang ke suatu obyek wisata adalah souvenir atau cinderamata yang
mencirikan spesifikasi objek wisata yang ada. Beberapa souvenir yang dijual di warung-
warung pada kawasan Candi Muara Takus baru sebatas baju yang bergambar Candi Muara
Takus. Berbagai fasilitas wisata yaitu ; pagar keliling tanggul dengan jalan setapaknya,
kantor Unit Pelaksana Teknis Daerah Pariwisata Kecamatan XIII Koto Kampar, pos
penjualan tiket masuk, lapangan parkir, dermaga, toko souvenir, kios penjualan makanan,
MCK, musholla, taman bermain, panggung seni, pos jaga, taman candi, taman bermain dan
pintu gerbang. Fasilitas-fasilitas tersebut jauh dari cukup untuk pengunjung yang datang ke
objek wisata candi Muara Takus.

3. Pengembangan Candi Muara Takus sebagai Wisata Ziarah Umat Budha, Kegiatan wisata
ziarah ini diharapkan membuka kesempatan lapangan kerja baru. Fasilitas sarana dan
prasarana pendukung yang belum dibangun lebih banyak lagi dan yang sudah ada akan
diperbaiki. Permintaan terhadap barang dan jasa yang diperlukan secara langsung maupun
tidak langsung oleh kegiatan wisata ziarah tersebut akan meningkat. Dalam Peraturan Daerah
Provinsi Riau Nomor 4 tahun 2004 tentang Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah
(RIPPDA) yang merupakan dasar hukum dan dasar dalam pertimbangan dalam menyusun
program pembangunan daerah sektor pariwisata. Dengan tujuan khususnya adalah
memberikan arahan agar upaya pengembangan kepariwisataan dapat menjadi sektor andalan
bagi Daerah Riau, sehingga seluruh lapisan masyarakat memperoleh manfaat baik ekonomi
maupun sosial budaya. Peraturan Daerah memberikan kesempatan change untuk
pengembangan objek wisata Candi Muara Takus.

Adapun masalah terkait pengembangan Objek Wisata Candi Muara Takus yaitu :

Pertama, belum adanya hotel/penginapan bagi pengunjung yang berasal dari luar
kota/negeri, sehingga belum mampu menambah pendapatan daerah Kampar.

Kedua, ketersediaan sarana dan prasarana pendukung pariwisata yang belum memadai.Belum
adanya ruang informasi untuk wisatawan, gapura menuju situs candi yang telah rusak,
WCumum yang tersedia hanya 2 namun yang berfungsi hanya 1, kurangnya pembenahan
mushola yang ada, tidak berfungsinya panggung seni, rusaknya wahana bermain seperti;
ayunan, perosotan dan lain-lain, serta tidak adanya pasokan listrik dan air bersih sehingga
pengunjung kurang nyaman dengan fasilitas yang telah tersedia .

Ketiga, kurangnya sumber daya manusia yang memiliki kemampuan, keterampilan dalam
bidang kepariwisataan yang belum memadai. Sehingga pemanfaatan sumber daya
manusiayang ada belum tercapai secara maksimal, baik dalam melayani pengunjung maupun
kemampuan dalam menjaga objek wisata yang ada sesuai dengan ketentuan yang
diberlakukan. Belum adanya tour guide yang dapat memenuhi kebutuhan pengunjung.

Keempat, kurangnya political will dari pemerintah dalam upaya pengembangan objek wisata
candi muara takus. Tidak aktifnya kesenian yang menjadi ciri khas daerah Kabupaten
Kampar yang dapat menambah daya tarik wisatawan. Dengan jumlah pengunjung yang
berpotensi menambah pendapatan asli daerah serta membuka peluang usaha, dan khususnya
mencapai keuntungan. Namun situs Candi Muara Takus belum mengalami perubahan yang
signifikan hingga saat ini.

Jumlah pengunjung objek wisata candi Muara Takus yang dapat dilihat
pada tabel berikut :

Tabel 1.2
Data Jumlah Pengunjung Candi Muara Takus
No Tahun Jumlah Pengunjung

1 2015 35.822

2 2016 36.573

3 2017 36.600

4 2018 31.125

5 2019 30.173

Sumber: Data Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kampar Tahun 2020

Dari tabel diatas tahun 2015 jumlah pengunjung mencapai 35.882 dan

mengalami peningkatan ditahun 2016 dan 2017 mencapai 36.600. Pada tahun

2018 dan 2019 jumlah pengunjung menurun dengan jumlah pengunjung sebanyak

30.173 pengunjung. Hal ini membuktikan bahwa objek wisata candi muara takus

memiliki potensi yang besar apabila pengembangannya dapat dilakukan secara

optimal. Adapun retribusi tiket masuk Rekreasi Candi Muara Takus yaitu :
Tabel 1.3
Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi Tempat Rekreasi
No Nama Jenis Golongan Tarif Besar Tarif (Rp)
Objek Pelayanan
Hari Biasa Hari
Minggu/Libur
1 Objek Masuk a. Anak- Rp.6.000,- Rp.8.000,-
Wisata Lokal
Candi Anak
Muara Rp.8.000,- Rp.10.000,-
Takus b. Dewasa

Adapun beberapa strategi pengembangan pariwisata dalam rencana strategi (renstra) periode
2017-2022 kabupaten kampar yang telah direncanakan, ada beberapa program yang
dilaksanakan oleh Dinas Pariwasata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kampar untuk
mencapai tujuanyaitu:
1. Program Pengembangan Destinasi Pariwisata Arah kebijakan dari

pelaksanaan program ini adalah terkelolanya pengembangan destinasi

Pariwisata Kampar. Sehingga objek-objek wisata yang ada di rokan hulu siap

di kunjungi wisatawan. Adapun kegiatan dalam program ini adalah:

a. Pengembangan objek wisata unggulan

b. Peningkatan pembangunan sarana dan prasarana

c. Monitoring, evaluasi dan pelaporan

2. Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata Arah kebijakan dari pelaksanaan

program ini adalah terlaksananya pengembangan pemasaran Pariwisata

Kabupaten Kampar. Pengembangan di sini bertujuan untuk menarik minat

wisatawan baik domestik maupun international untuk berkunjung ke XIII Koto

Kampar. Adapun kegiatan yang terdapat dalam program ini adalah:

a. Pelaksanaan promosi pariwisata nusantara di dalam dan luar negeri

b. Sadar wisata

c. Peningkatan pemanfaatan teknologi dalam Pemasaran pariwisata

3. Program Pengembangan Kemitraan Arah kebijakan dari pelaksanaan program ini

adalah terjadinya kerja sama yang baik dengan pihak swasta dan masyarakat
dalam meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kabupaten kampar. Adapun

kegiatan dalam program ini yaitu: Peningkatan peran serta masyarakat dalam

pengembangan pariwisata.

Pengembangan objek wisata sangat penting untuk meningkatkan Pendapatan

Asli Daerah (PAD) Kabupaten Kamar. Berikut data jumlah pendapatan retribusi

candi muara takus :

Tabel 1.4
Rekapitulasi Kunjungan Wisatawan Pada Objek Wisata Candi Muara
Takus
N0 Tahun Target PAD (Rp) Realisasi PAD (Rp)

1 2017 Rp. 39.000.000,- Rp. 54.801.000,-

2 2018 Rp. 300.000.000,- Rp. 196.981.000,-

3 2019 Rp. 200.000.000,- Rp. 128.612.000,-

Sumber : Data Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kampar Tahun 2019

Pada Tahun 2017 Target PAD sebesar Rp. 39.000.000,- dan Realisasinya mencapai

target sebesar Rp. 54.801.000,-. Pada Tahun 2018 Target PAD Sebesar

Rp.300.000.000,- sementara Realisasi PAD menurun dan tidak mencapai target dan

hanya mendapatkan Rp. 196.981.000,- dan pada Tahun 2019 Target PAD sebesar Rp.

200.000.000,- sementara Realisasi PAD menurun sebesar Rp.128.612.000,-

sehingga tidak mencapai target PAD pada Tahun 2019.

Selain upaya pembangunan obyek dan daya tarik wisata dan kegiatan

promosi untuk mensukseskan program sektor pariwisata, ada hal yang juga sangat

penting di perhatikan yakni fasilitas dalam pelayanan wisatawan diantara sarana

transportasi, akomodasi yang nyaman, keamanan, kesehatan serta hal lain yang

dianggap perlu untuk menunjang program pengembangan pariwisata. Kemudahan-

kemudahan dalam melakukan kegiatan pariwisata juga akan memberikan peluang

untuk pengembangan sektor wisata. Wisatawan sudah lelah dengan kegiatan

sehari-hari dan tidak ingin menemukan kesulitan-kesulitan dalam kegiatan wisata.


Oleh karna itu ada beberapa program Pengembangan Candi Muara Takus yang

telah Terlaksana dan Tidak terlaksana, sebagai berikut :

Tabel 1.5
Program Pengembangan Candi Muara Takus
NO Terlaksana Tidak terlaksana

1. Program Pengembangan Destinasi

Wisata

a. Resapan Air √

b. Memperbaiki Batu Candi X

c. Memperluas Wilayah Candi X

2. Program Pengembangan Pemasaran

Pariwisata

a. Membuat Event Festival √

b. Membuat Film X

c. Membuat Souvenir √

d. Tour The siak X

3. Program Pengembangan Kemitraan

a. PLN √

b. Ikatan Keluarga Budha √

Indonesia (IKBI)

Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kampar 2020

Dari Tabel diatas ada beberapa Program yang telah dilaksanakan oleh

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kampar dimana beberapa program

telah terlaksana dan beberapa program lagi yang belum terlaksana.

Dalam pemasaran wisata kepuasan pengunjung merupakan hal yang paling penting.

Kepuasan pengunjung juga merupakan tantangan bisnis yang sangat penting, baik

untuk mempertahankan kelangsungan bisnis yang sudah ada. Untuk memenangkan

persaingan, setiap pengelola objek wisata harus mampu memberikan kepuasan


kepada pengunjung agar dapat tercipta loyalitas wisatawan. Selain itu koordinasi

hanya dilakukan kepada Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) sumatera barat

guna untuk mengawasi dan pembugaran candi peninggalan yang ada di kabupaten

kampar

Berdasarkan latar belakang diatas maka gejala atau fenomena yang penulis

temui adalah:

1. Masih kurang maksimalnya program pengembangan kepariwisataan

kawasan objek wisata dilihat dari jumlah pengunjung setiap tahunnya.

2. Belum maksimalnya koordinasi dengan instansi terkait lainnya contohnya

dalam upaya pengembangan kawasan wisata dalam penyediaan fasilitas

wisata.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merasa sangat perlu

mengkajinya lebih dalam dengan mengambil judul :

“Pengembangan Objek Wisata Candi Muara Takus Oleh Dinas Pariwisata

dan Kebudayaan Kabupaten Kampar”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang

menjadi perhatian utama dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pengembangan objek wisata candi muara takus oleh dinas

Pariwisata diKabupaten Kampar ?

2. Kendala yang dihadapi dalam pengembangan objek wisata candi muara

takus di kabupaten Kampar ?


1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian

a. Untuk mengetahui pengembangan objek wisata Candi Muara Takus

sebagai wisata budaya di Kabupaten Kampar.

b. Untuk mengetahui dan menganalisis kendala dalam pengembangan

objek wisata candi muara takus di kabupaten Kampar.

2. Manfaat penelitian

a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan

mengenai Pengembangan Objek Wisata,serta juga diharapkan sebagai

sarana pengembangan ilmu pengetahuan yang secara teoritis .

b. Manfaat Akademis

Bagi pihak lain dapat menjadi referensi, masukan dan informasi yang

ingin meneliti.

c. Manfaat Praktis

Bagi pemerintah daerah dan pengelola objek wisata candi muara takus

dapat dijadikan sebagai referensi dalam memahami pengunjung dan

merencanakan strategi untuk mencapai kepuasan pengunjung.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Administrasi

1. Secara Konsep Administrasi

Shafritz dan Russel dalam Harbani Pasolong (2014:82) menyatakan

administrasi adalah berkenaan dengan orang yang bertanggungjawab

menjalankan suatu organisasi dan proses menjalani organisasi itu sendiri

yaitu pemanfaatan sumber daya seperti orang dan mesin untuk mencapai

tujuan organisasi.Definisi ini tidak menunjukan proses yang

bertanggungjawab menjalankan proses tersebut. Secara Etimologi

Administrasi berasal dari bahasa Latin (Yunani) yang terdiri atas dua kata,

yaitu “ad” dan “ministrate” yang berarti “to serve” yang dalam bahasa

Indonesia berarti melayani dan atau memenuhi.

Leornard D. White dalam Inu Kencana Syafiie dkk. (2013:2),

mendefinisikan administrasi adalah suatu proses yang umum ada pada

usaha kelompok-kelompok, baik pemerintah maupun swasta, baik sipil

maupun militer, baik dalam ukuran besar nmaupun kecil.

Dwigth Waldo (2013:3), mendefinisikan administrasi adalah suatu

daya upaya yang kooperatif, yang mempunyai tingkat rasionalitas yang

tinggi.

Dimock dan Dimock (2013:3), mengatakan bahwa suatu ilmu yang

mempelajari apa yang dikehendaki rakyat melalui pemrintah, dan cara

mereka memperolehnya. Administrasi juga mementingkan aspek-aspek

konkrit dari metode-metode dan prosedur-prosedur manajemen.

S. P. Siagain (2013:3), mendefinisikan administrasi sebagai

keseluruhan proses kerja sama antara dua orang manusia atau lebih yang
didasarkan atas rasionalitas tertentu mencapai tujuan yang telah ditentukan

sebelumnya.

The Liang Gie (2014:3), mendefinisikan administrasi adalah

rangkaian kegiatan terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh sekelompok

orang didalam kerjasama mencapai tujuan tertentu.

Beberapa definisi diatas maka peneliti merumuskan definisi

administrasi merupakan pekerjaan terencana yang dilakukan oleh

sekelompok orang dalam bekerjasama untuk mencapai tujuan secara efekti,

efesien dan rasional. Proses yang bertanggung jawab terhadap penentuan

tujuan dari organisasi dan menajemen merupakan proses yang akan

merealisasikan dari tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi

sebelumnya.

2. Konsep Organisasi

Sejalan dengan pendapat Terry (2013:165) dalam buku organisasi

dan manajamen menjelaskan bahwa “ management is the accomplishing of

a predetermined objectives through the efforst of other people”. Organisasi

merupakan wadah terhadap proses administrasi untuk mencapai tujuan.

Oleh sebab itu, untuk mencapai tujuannya, organisasi membutuhkan

manajemen untuk mengenergize proses agar ‘output’ amd ‘outcome’ yang

ingin dicapai.

Sarwoto (2013:166) dalam buku organisasi dan manajamen

berpendapat bahwa manajemen adalah seni untuk mencapai hasil yang

maksimal dengan usaha yang minimal. Deskripsi tersebut

mengidentifikasikan bahwa manajamen merupakan alat untuk mencapai

tujuan organisasi. Manajemen yang baik akan memudahkan terwujudnya

tujuan organisasi.
Organisasi adalah sistem peran, aliran aktivitas dan proses (pola

hubungan kerja) dan melibatkan beberpa orang sebagai pelaksana orang di

desain untuk mencapai tujuan bersama.

Organisasi menurut Robbins (2013:25) dalam buku organisasi dan

manajamen adalah suatu entitas sosial yang terkoordinasi secara sadar,

terdiri dari dua orang atau lebih dengan batas yang relatif teridentifikasi,

yang berfungsi secara yang berkelanjutan untuk mencapai seperangkat

sasaran bersama.

Etzioni (2013:25) dalam buku organisasi dan manajamen

menyatakan bahwa kita dilahirkan dalam organisasi, didik oleh organisasi,

dan hampir semua diantara kita menghabiskan hidup kita bekerja untuk

organisasi.Oleh sebab itu dapat dikatan bahwa organisasi adalah entitas

sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan batasan yang dapat di

identifikasi dan bekerja secara terus menerus untuk mencapai tujuan

bersama.

Seperti yang dikemukan oleh Trecker (2013:25) dalam buku

organisasi dan manajamen bahwa organisasi adalah perbuatan atau proses

yang menghimpunan atau mengatur kelompok-kelompk yang saling

berhubungan dari bagian menjadi satu keseluruhan yang bekerja.

Davis (2013:25), mengkategorikan bahwa organisasi adalah sesuatu

kelompok orang- orang yang sedang bekerja kearah tujuan bersama

dibawah kepemimpinan. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa

organisasi memiliki unsur-unsur yang terdiri dari sekelompok orang dua

atau lebih, adanya kerjasama dalam melaksanakan pekerjaan, adanya

peranan masing-masing orang serta adanya interaksi diantara mereka dan

adanya tujuan yang akan dicapai.

3. Konsep Manajemen
Definsi manajemen menurut Stoner dan Wankel dalam buku teori

administrasi publik (2014:82) mengatakan bahwa manajemen secara

harfiah adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan

pengendalian upaya anggota organisasi dan penggunaan seluruh sumber

daya organisasi lainya demi tercapainya tujuan organisasi yang telah di

tetapkan.

Hasibuan (2013:165) bahwa manajemen adalah ilmu dan seni

mengatur proses pemanfataan sumber daya manusia dan sumber-sumber

lainya secara efektif dan efesien untuk mencapai tujuan tertentu.

Dari beberapa definisi diatas maka peniliti menyimpulkannya

bahwa manajemen sangat penting dalam organisasi karena tanpa

manajemen tidak ada tujuan organisasi yang akan dicapai.

4. Konsep Pengembangan

Menurut UU nomor 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan, daerah

tujuan wisata yang selanjutnya disebut destinasi pariwisata adalah kawasan

geografis yang spesifik berada dalam satu atau lebih wilayah administratif

yang didalamnya terdapat kegiatan kepariwisataan dan dilengkapi dengan

ketersediaan daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata,

aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait.

Menurut Cooper dkk dalam Sunaryo (2013:159) menjelaskan bahwa

kerangka pengembangan destinasi pariwisata terdiri dari komponen-

komponen utama sebagai berikut:

a. Obyek daya tarik wisata (Attraction) yang mencakup keunikan dan

daya tarik berbasis alam, budaya, maupun buatan/artificial.

b. Aksesibilitas (Accessibility) yang mencakup kemudahan sarana dan


sistem transportasi.

c. Amenitas (Amenities) yang mencakup fasilitas penunjang dan

pendukung wisata.
d. Fasilitas umum (Ancillary Service) yang mendukung kegiatan

pariwisata.

e. Kelembagaan (Institutions) yang memiliki kewenangan, tanggung

jawab dan peran dalam mendukung terlaksananya kegiatan

pariwisata.

Menurut Santoso dalam Kurniawan (2015) unsur-unsur

pengembangan pariwisata meliputi:

1. Atraksi

Atraksi atau daya tarik dapat timbul dari keadaan alam

(keindahan panorama, flora dan fauna, sifat khas perairan laut,

danau), obyek buatan manusia (museum, katedral, masjid kuno,

makam kuno dan sebagainya), ataupun unsur-unsur dan peristiwa

budaya (kesenian, adat istiadat, makanan dan sebagainya).

2. Transportasi

Perkembangan transportasi berpengaruh atas arus wisatawan dan

juga perkembangan akomodasi. Di samping itu perkembangan

teknologi transportasi juga berpengaruh atas fleksibilitas arah

perjalanan, Jika angkutan dengan kereta api bersifat linier, tidak

banyak cabang atau kelokannya, dengan kendaraan mobil arah

perjalanan dapat menjadi lebih bervariasi. Demikian pula dengan

angkutan pesawat terbang yang dapat melintasi berbagai

rintangan alam (waktu yang lebihsingkat).

3. Akomodasi

Tempat menginap dapat dibedakan antara yang dibangun untuk

keperluan umum (hotel, motel, tempat pondokan, tempat

berkemah waktu liburan) dan yang diadakan khusus peorangan


untuk menampung menginap keluarga, kenalan atau anggota

perkumpulan tertentu atau terbatas.

4. Fasilitas Pelayanan

Penyediaan fasilitas dan pelayanan makin berkembang dan

bervariasi sejalan dengan perkembangan arus wisatawan.

Perkembangan pertokoan dan jasa pelayanan pada tempat wisata

dimulai dengan adanya pelayanan jasa kebutuhan sehari-hari

(penjual makanan, warung minum atau jajanan), kemudian jasa-jasa

perdagangan (pramuniaga, tukang-tukang atau jasa pelayanan lain),

selanjutnya jasa untuk kenyamanan dan kesenangan (toko pakaian,

toko perabot rumah tangga, dll), lalu jasa yang menyangkut

keamanan dan keselamatan (dokter, apotek, polisi dan pemadam

kebakara dan pada akhirnya perkembangan lebih lanjut menyangkut

juga jasa penjualan barang mewah.

5. Infrastruktur

Infrastruktur yang memadai diperlukan untuk mendukung jasa

pelayanan dan fasilitas pendukung. Pembangunan infrastruktur

secara tidak langsung juga memberi manfaat (dapat digunakan)

bagi penduduk setempat disamping mendukung pengembangan

pariwisata. Hal ini menyangkut tidak saja pembangunan

infrastruktur transportasi (jalan, pelabuhan, jalan kereta api, dll),

tetapi juga penyediaan saluran air minum, penerangan listrik, dan

juga saluran pembuangan limbah.

Pengembangan pariwisata adalah agar lebih banyak wisatawan datang

pada suatu kawasan wisata, lebih lama tinggal, dan lebih banyak

mengeluarkan uangnya di tempat wisata yang mereka kunjungi sehingga

dapat menambah devisa untuk negara bagi wisatawan asing, dan menambah
pendapatan asli daerah untuk wisatawan lokal. Disamping itu juga bertujuan

untuk memperkenalkan dan memelihara kebudayaan di kawasan pariwisata

tersebut. Sehingga, keuntungan dan manfaatnya juga bisa dirasakan oleh

penduduk sekitar pada empat prinsip dasar, sebagaimana dikemukakan

(Sobari dalam Anindita, 2015), yaitu :

1. Kelangsungan ekologi, yaitu bahwa pengembangan pariwisata harus

menjamin terciptanya pemeliharaan dan proteksi terhadap

sumberdaya alam yang menjadi daya tarik pariwisata, seperti

lingkungan laut, hutan, pantai, danau, dansungai.

2. Kelangsungan kehidupan sosial dan budaya, yaitu bahwa

pengembangan pariwisata harus mampu meningkatkan peran

masyarakat dalam pengawasan tata kehidupan melalui sistem nilai

yang dianut masyarakat setempat sebagai identitas masyarakat

tersebut.

3. Kelangsungan ekonomi, yaitu bahwa pengembangan pariwisata

harus dapat menciptakan kesempatan kerja bagi semua pihak untuk

terlibat dalam aktivitas ekonomi melalui suatu sistem ekonomi yang

sehat dan kompetitif.

4. Memperbaiki dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat

melalui pemberian kesempatan kepada mereka untuk terlibat dalam

pengembangan pariwisata.

Dengan demikian, pengembangan pariwisata (yang berkelanjutan) perlu

didukung dengan perencanaan yang matang dan harus mencerminkan tiga

dimensi kepentingan, yaitu industri pariwisata, daya dukung lingkungan

(sumber daya alam), dan masyarakat setempat dengan sasaran untuk

peningkatan kualitas hidup.


2.2 Pariwisata

1. DefinisiPariwisata.

Sebagai antisipasi perkembangan dunia pariwisata yang telah

mengglobal sifatnya, pemerintah Indonesia mengeluarkan Undang-

Undang No. 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan yang terdiri atas

tujuh belas bab dan tujuh puluh pasal yang mengandung ketentuan

meliputi delapan hal, yaitu :

a. Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang

atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk

tujuan rekreasi, pengembangan pribadi atau mempelajari keunikan

daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.

b. Wisatawan adalah orang yang melakukan wisata.

c. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung

berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat,

pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah.

d. Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan

pariwisata dan bersifat multi dimensi serta multi disiplin yang

muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta

interaksi antara wisatawan, pemerintah, pemerintah daerah dan

pengusaha.

e. Daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan,

keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam,

budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan

kunjungan wisatawan.

f. Daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut destinasi

pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalamsatu atau

lebih wilayah administratif yang didalamnya terdapat daya tarik


wisata, fasilitas umum, fasilitas bpariwisata, aksesibilitas, serta

masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya

kepariwisataan.

g. Usaha pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan atau

jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan

pariwisata.

h. Pengusaha pariwisata adalah orang atau sekelompok orang yang

melakukan kegiatan usahapariwisata.

Guyer-Freuler dalam pendit (1999: 38) menjelaskan pengertian

pariwisata merupakan fenomena kebutuhan akan kesehatan dan pergantian

suasana, penilaian yang sadar dan menumbuhkan (cinta) terhadap keindahan

alam dan khususnya bertambahnya pergaulan berbagai bangsa dan kelas

masyarakat manusia sebagai hasil daripada perkembangan perniagaan,

industri, perdagangan, serta penyempurnaan dari alat-alat pengangkutan.

Selain itu, para ahli juga banyak memberikan penjelasan dan

pengertian mengenai pariwisata, diantaranya adalah sebagai berikut :

Hakikatnya berpariwisata adalah suatu proses kepergian sementara dari

seseorang atau menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya. Dorongan

kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan, baik karena kepentingan

ekonomi, sosial, kebudayaan, politik, agama, kesehatan maupun

kepentingan lain seperti sekedar ingin tahu, menambah pengalaman

ataupun untuk belajar (Suwantoro dalam Kurniawan, 2015).

Spillane dalam Wahid (2015), Pariwisata adalah perlajanan dari satu

tempat ke tempat lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun

kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan

kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam,

danilmu.
Dalam World Tourism Organization (WTO) (Pitana dalam Wahid,

2015), pariwisata adalah kegiatan seseorang yang bepergian atau tinggal di

suatu tempat di luar lingkungannya yang biasa dalam waktu tidak lebih

dari satu tahun secara terus menerus, untuk kesenangan, bisnis ataupun

tujuanlainnya.

Menurut Yoeti dalam Anindita (2015), Pariwisata adalah suatu

aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar yang mendapat pelayanan

secara bergantian diantara orang-orang dalam suatu negara itu sendiri atau

diluar negeri, meliputi pendiaman orang-orang dari daerah lain untuk

sementara waktu mencari kepuasan yang beraneka ragam dan berbeda

dengan apa yang dialaminya, dimana ia memperoleh pekerjaan tetap.

Menurut Wahab manfaat pariwisata dalam pembangunan ialah :

1. Pariwisata adalah faktor penting untuk menggalang persatuan

bangsa yang rakyatnya memiliki daerah yang berbeda, dialek,

adat istiadat dan cita rasa yang beranekaragam.

2. Pariwisata menjadi faktor penting dalam pengembangan ekonomi,

karena kegiatanya mendorong perkembangan beberapa sector

ekonominasonal misalnya:

a. Meningkatkan urbanisasi karena pertumbuhan terus

pembangunan dan pembaharuan fasilitas wisata, prasarana dan

supra sarana pariwisata.

b. Menggugah industri-industri baru yang berkaitan dengan jasa-

jasa wisata lainya : transprortasi, akomodasi (hotel, motel,

pondok, dll) yang memerlukan perluasan industri seperti

peralatan hotel dan kerajinan tangan.

c. Menambah permintaan akan hasil-hasil pertanian karena

bertambahnya pemakaian.

d. Memperluas pasar barang-baranglokal.


e. Menunjang pendapatan Negara dengan valuta asing sehingga

mengurangi defisit di dalam neraca pembayaran dan dengan

demikian memajukan perekonomian nasional.

f. Memberi dampak positif pada tenaga kerja di Negara itu, karena

pariwisata memperluas lapangan kerja baru.

g. Membantu pembangunan daerah-daerah terpencil dalam suatu

Negara jika daerah itu memilki daya tarik pariwisata.

Kepariwisataan menggambarkan beberapa bentuk perjalanan untuk

memperoleh berbagai tujuan dan memuaskan berbagai macam keinginan.

Pariwisata sebagai suatu gejala yang terwujud dalam beberapa bentuk,

antara lain sebagai berikut :

1. Menurut jumlah orang yang bepergian:

a. Pariwisata Individu, yaitu hanya seorang atau satu keluarga


yang bepergian.

b. Pariwisata Rombongan, yaitu sekolompok orang yang

biasanya terikat oleh hubungan-hubungan tertentu

kemudianmelakukan perjalanan bersama-sama.

2. Menurut maksud bepergian:

a. Pariwisata Rekreasi atau Pariwisata Santai, yaitu pariwisata

dengan maksud kepergian untuk memulihkan kemampuan

fisik dan mental setiap peserta wisata dan memberikan

kesempatan rileks bagi mereka dari kebosanan dan keletihan

kerja selama di tempat rekreasi.

b. Pariwisata Budaya, yaitu pariwisata yang bermaksud untuk

memperkaya informasi dan pengetahuan tentang negara lain

dan untuk memuaskan kebutuhan hiburan. Dalam hal ini

termasuk pula kunjungan ke pameran- pameran dan fair,


perayaan-perayaan adat, tempat-tempat cagar alam, cagar

purbakala dan lain-lain.

c. Pariwisata Pulih Sehat, yaitu yang memuaskan kebutuhan

perawatan medis di daerah atau tempat lain dengan fasilitas

penyembuhan. Misalnya : sumber air panas, tempat-tempat

kubangan lumpur yang berkhasiat, perawatan dengan air

mineral yang berkhasiat dan lain-lain. Pariwisata ini

memerlukan persyaratan tertentu antara lain kebersihan,

ketenangan, dan taraf hidup yang pantas.

Pariwisata Sport, yaitu pariwisata yang akan memuaskan hobi


orang- orang, seperti memancing, berburu binatang liar,
menyelam ke dasar laut, bermain ski, bertanding dan mendaki
gunung.

e. Pariwisata Temu Wicara, yaitu pariwisata konvensi yang

mencakup pertemuan-pertemuan ilmiah, seprofesi dan bahkan

politik. Pariwisata sejenis ini memerlukan tersedianya fasilitas

pertemuan di negara tujuan dan faktor-faktor lain yang

penting seperti letak yang strategis, tersedianya transportasi

yang mudah, iklim yang cerah dansebagainya.

Adapun menurut Pendit (Ilmu Pariwisata : sebuah pengntar perdana,

1999) antara lain :

1. Wisata Budaya

Wisata budaya adalah perjalanan yang dilakukan atas dasar

keinginan untuk memperluas pandangan hidup seseorang dengan

jalan mengadakan kunjungan atau peninjauan ketempat lain,

mempelajari keadaan rakyat dan kebiasaan adat istiadat, budaya

dan seni mereka

2. Wisata Konvensi
Wisata Konvensi adalah wisata yang menyediakan fasilitas

bangunan dengan ruangan-ruangan tempat bersidang bagi peserta

konverensi, atau pertemuan lainnya yang bersifat nasional

maupun internasional.

3. Wisata Sosial

Wisata Sosial adalah perorganisasian suatu perjalanan murah

serta mudah untuk memberikan kesempatan kepada golongan

masyarakat ekonomi lemah untuk mengadakan perjalanan seperti

misalnya kaum buruh, pemuda, pelajar atau mahasiswa, petani

dan sebagainya.

4. Wisata Cagar Alam

Wisata Cagar Alam adalah wisata yang diselenggarakan agen

atau biro perjalanan yang mengkhususkan usaha-usaha dengan

jalan mengatur wisata ketempat atau daerah cagar alam, taman

lindung, hutan daerah pegunungan dan sebagainya yang

pelestariaannya dilindungi oleh undang-undang.

5. Wisata Bulan Madu

Wisata Bulan Madu adalah suatu penyelenggaraan perjalanan

bagi pasangan-pasangan pengantin baru yang sedang berbulan

madu, dengan fasilitas-fasilitas khusus, tersendiri demi

kenikmatan perjalanan dan kunjungan mereka.

2.3 Pengembangan Pariwisata

Pengembangan pariwisata adalah suatu usaha untuk mengembangkan

atau memajukan objek wisata agar objek wisata tersebut lebih baik dan lebih

menarik ditinjau dari segi tempat maupun benda-benda yang ada di

dalamnya untuk dapat menarik minat wisatawan untuk mengunjunginya.


Pengembangan pariwisata adalah agar lebih banyak wisatawan datang

pada suatu kawasan wisata, lebih lama tinggal, dan lebih banyak

mengeluarkan uangnya di tempat wisata yang mereka kunjungi sehingga

dapat menambah devisa untuk negara bagi wisatawan asing, dan menambah

pendapatan asli daerah untuk wisatawan lokal. Disamping itu juga bertujuan

untuk memperkenalkan dan memelihara kebudayaan di kawasan pariwisata

tersebut. Sehingga, keuntungan dan manfaatnya juga bisa dirasakan oleh

penduduk sekitar pada empat prinsip dasar, sebagaimana dikemukakan

(Sobari dalam Anindita, 2015), yaitu :

5. Kelangsungan ekologi, yaitu bahwa pengembangan pariwisata harus

menjamin terciptanya pemeliharaan dan proteksi terhadap

sumberdaya alam yang menjadi daya tarik pariwisata, seperti

lingkungan laut, hutan, pantai, danau, dansungai.

6. Kelangsungan kehidupan sosial dan budaya, yaitu bahwa

pengembangan pariwisata harus mampu meningkatkan peran

masyarakat dalam pengawasan tata kehidupan melalui sistem nilai

yang dianut masyarakat setempat sebagai identitas masyarakat

tersebut.

7. Kelangsungan ekonomi, yaitu bahwa pengembangan pariwisata

harus dapat menciptakan kesempatan kerja bagi semua pihak untuk

terlibat dalam aktivitas ekonomi melalui suatu sistem ekonomi yang

sehat dan kompetitif.

8. Memperbaiki dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat

melalui pemberian kesempatan kepada mereka untuk terlibat dalam

pengembangan pariwisata.

Dengan demikian, pengembangan pariwisata (yang berkelanjutan) perlu

didukung dengan perencanaan yang matang dan harus mencerminkan tiga

dimensi kepentingan, yaitu industri pariwisata, daya dukung lingkungan


(sumber daya alam), dan masyarakat setempat dengan sasaran untuk

peningkatan kualitas hidup.

Oka (1997), berkembangnya pariwisata tergantung pada produksi

industri pariwisata yang meliputi daya tarik wisata, kemudahan perjalanan,

sarana dan fasilitas serta promosi. Negara yang sadar akan pengembangan

pariwisata berdasarkan Direktorat Jenderal Pariwisata biasa

mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

1. Perencanaan pengembangan pariwisata harus menyeluruh sehingga

seluruh bagi pengembangan pariwisata di perhitungkan dengan

memperhatikan pula perhitungan untung rugi apabila dibandingkan

dengan pembangunan sektor lain.

2. Pengembangan pariwisata harus diintegrasikan ke dalam pola dan

program pembangunan semasa ekonomi, fisik dan sosial sesuatu

negara.

3. Pengembangan pariwisata harus diarahkan sedemikian rupa sehingga

membawakan kesejahteraan ekonomi yang tersebar luas

dalammasyarakat.

4. Pengembangan pariwisata harus sadar lingkungan sehingga

pengembangannya mencerminkan ciri-ciri khas budaya dan

lingkungan alam sesuatu negara, bukannya justru merusak lingkungan

alam dan budaya yang khasitu.

5. Pengembangan pariwisata harus diarahkan sedemikian rupa sehingga

pertentangan sosial dapat dicegah seminimal mungkin dan dapat

menimbulkan perubahan-perubahan sosial yangpositif.

6. Penentuan tata cara pelaksanaannya harus disusun sejelas-jelasnya

berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang masak sesuai

kemampuan.
7. Pencatatan (monitoring) secara terus-menrus mengenai pengaruh

pariwisata terhadap suatu masyarakat dan lingkungan sehingga

merupakan bahan yang baik untuk meluruskan kembali akibat

perkembangan pariwisata yang merugikan sehingga merupakan sarana

pengendalian pengembangan yang terarah.

Pengembangan potensi daya tarik atau atraksi wisata meliputi daya tarik
alami yang bersifat melekat (inherent) dengan keberadaan obyek wisata

alam tersebut. Selain daya tarik alami, suatu obyek wisata memiliki daya

tarik buatan manusia (man made attraction).

Menurut Santoso dalam Kurniawan (2015) unsur-unsur

pengembangan pariwisata meliputi:

1. Atraksi

Atraksi atau daya tarik dapat timbul dari keadaan alam

(keindahan panorama, flora dan fauna, sifat khas perairan laut,

danau), obyek buatan manusia (museum, katedral, masjid kuno,

makam kuno dan sebagainya), ataupun unsur-unsur dan peristiwa

budaya (kesenian, adat istiadat, makanan dan sebagainya).

2. Transportasi

Perkembangan transportasi berpengaruh atas arus wisatawan dan

juga perkembangan akomodasi. Di samping itu perkembangan

teknologi transportasi juga berpengaruh atas fleksibilitas arah

perjalanan, Jika angkutan dengan kereta api bersifat linier, tidak

banyak cabang atau kelokannya, dengan kendaraan mobil arah

perjalanan dapat menjadi lebih bervariasi. Demikian pula dengan

angkutan pesawat terbang yang dapat melintasi berbagai

rintangan alam (waktu yang lebihsingkat).

3. Akomodasi
Tempat menginap dapat dibedakan antara yang dibangun untuk

keperluan umum (hotel, motel, tempat pondokan, tempat

berkemah waktu liburan) dan yang diadakan khusus peorangan

untuk menampung menginap keluarga, kenalan atau anggota

perkumpulan tertentu atau terbatas.

6. Fasilitas Pelayanan

Penyediaan fasilitas dan pelayanan makin berkembang dan

bervariasi sejalan dengan perkembangan arus wisatawan.

Perkembangan pertokoan dan jasa pelayanan pada tempat wisata

dimulai dengan adanya pelayanan jasa kebutuhan sehari-hari

(penjual makanan, warung minum atau jajanan), kemudian jasa-jasa

perdagangan (pramuniaga, tukang-tukang atau jasa pelayanan lain),

selanjutnya jasa untuk kenyamanan dan kesenangan (toko pakaian,

toko perabot rumah tangga, dll), lalu jasa yang menyangkut

keamanan dan keselamatan (dokter, apotek, polisi dan pemadam

kebakara dan pada akhirnya perkembangan lebih lanjut menyangkut

juga jasa penjualan barang mewah.

7. Infrastruktur

Infrastruktur yang memadai diperlukan untuk mendukung jasa

pelayanan dan fasilitas pendukung. Pembangunan infrastruktur

secara tidak langsung juga memberi manfaat (dapat digunakan)

bagi penduduk setempat disamping mendukung pengembangan

pariwisata. Hal ini menyangkut tidak saja pembangunan

infrastruktur transportasi (jalan, pelabuhan, jalan kereta api, dll),

tetapi juga penyediaan saluran air minum, penerangan listrik, dan

juga saluran pembuangan limbah.


Dalam GBHN 1999 disebutkan bahwa pengembangan pariwisata

melalui pendekatan sistem yang utuh dan terpadu bersifat interdisipliner dan

partisipatoris dengan menggunakan kriterisa ekonomis, teknis, agronomis,

sosial budaya, hemat energi, melestarikan alam dan tidak merusak

lingkungan. Berdasarkan hal tersebut maka pembangunan pariwisata

memiliki tiga fungsi, yaitu :

1) Menggalakkan kegiatan ekonomi.

2) Memelihara kepribadian bangsa dan kelestarian fungsi

lingkungan hidup.

3) Memupuk rasa cinta tanah aor dan bangsa serta menanamkan

jiwa, semangat dan nilai-nilai luhur bangsa dalam memperkokoh

persatuan dan kesatuan nasional. Sedangkan dalam UU No. 10

tahun 2009 pasal 6 dan 7, tentang pembangunan pariwisata

disebutkan bahwa pembangunan pariwisata haruslah

memperhatikan keanekaragaman,keunikan, kekhasan budaya

dan alam serta kebutuhan manusia untuk berpariwisata.

Pembangunan pariwisata meliputi :

a) Industri pariwisata

b) Destinasi pariwisata

c) Pemasaran

d) Kelembagaan kepariwisataan
2.4 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu ini memuat berbagai penelitian yang telah dilakukan

oleh peneliti sebelumnya baik dalam penelitian biasa, skripsi, tesis ataupun

jurnal dan masih memiliki hubungan dengan penelitian yang akan dilakukan.

Dengan demikian, maka adanya penelitian tersebut dapat mendasari pemikiran

penulis dalam menyusun skripsi. Adapun penelitiannya adalah sebagai berikut:


Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
NO Nama dan Judul Metode Teori Hasil Penelitian

Penelitian

1 Rezi Kurnia Putri Penelitian ini Pengembangan objek . Berdasarkan hasil

(2015) Skripsi : menggunakan wisata yang dilakukan penelitian, peneliti

“Pengembangan pendekatan tentunya harus dilakukan Menarik

Pariwisata oleh Dinas kualitatif sebaik–baiknya dengan kesimpulan bahwa

Kebudayaan dan dengan tipe memperhatikan Pengembangan

Pariwisata deskriptif. konseppengembangan pariwisata yang

(DISBUDPAR) Kota Teknik pariwisatayang dilakukan oleh

Bukittinggi untuk pengumpulan dikemukakan oleh Robert Pemerintah Kota

Meningkatkan data Cristie Mill. Bukittinggi dalam

Pendapatan Asli dilakukan Konsep pengembangan Peningkatan

Daerah (PAD)” dengan pariwisata tersebut harus pendapatan asli

wawancara memperhatikan empat daerah (PAD)

dan analisa yang terdiri dari : Sudahberjalan

dokumentasi. 1.analisa pasar dengan baik,

2. analisa teknik dan Karena

perencanaan Pengembangan

3. analisa sosio-ekonomi pariwisata yang


4.analisa bisnis dan dilakukan oleh
hokum Pemerintah

bukanhanya untuk

Meningkatkan

pendapatan daerah

Darisektor

pariwisata saja,

tetapi juga dapat

Meningkatkan

pendapatan daerah

darisektor-sektor

lain penyumbang

pendapatan daerah.

2. GALANG HENDRY Metode Dengnoy dalam Nugroho Hasil penelitian


SYAHRIAR penelitian dan Aliyah(2013) menunjukan bahwa

(2015),Skripsi : menggunakan menyatakan masyarakat desa

“MODAL SOSIAL metode pengembangan pariwisata Colo sudah

DALAM kualitatif berbasis masyarakat membentuk sebuah

PENGELOLAAN dengan (community based institusi dalam

DAN pendekatan tourism) dikembangkan bentuk ormas-

PENGEMBANGAN fenomenologi. berdasarkan prinsip ormas pendukung

PARIWISATA DI keseimbangan dan pariwisata dan

OBYEK WISATA keselarasan antara Membentuk


COLO kepentingan berbagai Kepengurusan

KABUPATEN stakeholderspembangunan induk untuk saling

KUDUS” pariwisata termasuk berkoordinasi.

pemerintah, swasta dan Namun masih

masyarakat. minim interaksi

bertujuan untuk: Antar

1) memberdayakan Stakeholdersyang

masyarakat; Berkepentingan

2) meningkatkan peran sehingga saling

dan partisipasi masyarakat menyalahkan atas

dalam pembangunan kewenangan dan

pariwisata agar dapat tanggung jawab

memperoleh keuntungan pihak-pihak

ekonomi, sosial budaya tersebut sehingga

dari pembangunan Pengembangan

pariwisata; Pariwisata

3) memberikan cenderung lambat

kesempatan yang

seimbang kepada semua

anggota masyarakat.

3. Khusnul Khotimah Penelitian ini Menurut Cooper dkk Kesimpulan yang

Wilopo, menggunakan dalam Sunaryo (2013: dapat diambil

adalah sebagai
Luchman Hakim jenis 159) menjelaskan bahwa berikut :

(2017)Jurnal : penelitian kerangka pengembangan 1. Potensi yang

“Strategi exploratif pariwisata terdiri dari Dapat

Pengembangan (Exploratory komponenkomponen Dikembangkan

Destinasi Pariwisata Research) utama sebagai berikut: Menjadi

Budaya a. Obyek daya tarik obyek daya tarik

(Studi Kasus Pada b. Aksesibilitas wisata (ODTW) di

Kawasan Situs c. Amenitas (Amenities) Kawasan

Trowulan Sebagai d. Fasilitas umum situs Trowulan

Pariwisata Budaya e. Kelembagaan berupa daya tarik

Unggulan Di wisata sejarah

Kabupaten dan budaya, wisata

Mojokerto)” minat khusus,

wisata buatan

yang berbasis

budaya dan wisata

Berbasis

Lingkungan

(ekowisata) yang

didukung dengan

keberagaman event

budaya dan

Cinderemata
khas dari

Trowulan.

2. Ketersediaan

aspek aksesibilitas,

amenitas dan

ancillary service

sudah cukup

memadai namun

masih perlu

perbaikan dalam

penyediaan

transportasi khusus

Trowulan,

penyediaan

homestay, pos

informasi

pariwisata, money

changer, gedung

pertunjukan,

fasilitas ATM,

pos kesehatan dan

pos keamanan.
3. Kesiapan dan

peran kelembagaan

Dalam

kegiatan pariwisata

perlu diperbaiki

Lagi

terutama dalam hal

kerjasama antara

Lembaga

dari unsur

pemerintah, swasta

dan masyarakat.

4. Rivano E. Metode yang Pengembanganpariwisata Hasil penelitian

Kandoumaria H. digunakan adalah sebuah upaya Menunjukkan

Pratiknjowilliam dalam memajukan secara terus bahwa: Kinerja

Areros (2019)Jurnal : penelitian ini menerus pariwisata. Organisasi Dinas

“Kinerja Dinas adalah metode Dalam konteks Pariwisata

Pariwisata Dan deskriptif pariwisata, pembangunan Kabupaten

Kebudayaan Dalam naturalistik dan Minahasa Utara

Pengembangan inquirydengan pengembanganpariwisata sudah memadai;

Pariwisata Di pendekatan memerlukan kebijakan Kinerja pegawai

Minahasa Utara” kualitatif. dan perencanaan strategis Dinas Pariwisata

atau sistematis Minut sudah cukup


sebagaimana dikatakan baik namun faktor

Pitana dan Diarta (2009: pendidikan,

108-110), yaitu: organisasi dan

1.Menentukan faktor psikologis

bisnis/usaha apa yang perlu diperhatikan

akan dimasuki. lagi; Tantangandan

2.Menentukan tujuan peluang organisasi

organisasi yang akan Yang

dicapai. Mempengaruhi

3.Mengumpulkan Pengembangan

informasi dan Pariwisata

pengetahuan sebagai Minahasa Utara

dasar dalam pengambilan antara lain terbagi

keputusan. dua, yakni dari

4.Menganalisis dalam organisasi

informasi,terutama yang dan kedua dari luar

berkaitan dengan organisasi; dan

kekuatan, kelemahan, Upaya Peningkatan

peluang dan tantangan Kinerja Pegawai

dari organisasi. Dinas Pariwisata

Kabupaten

Minahasa Utara

adalah:
1. Perencanaan

sumber daya demi

mengisi
kebutuhan

pegawai yang

masih kurang

dalam bidang

pariwisata;

2. Peningkatan

Tanggungjawab
bagi

setiap pegawai;

3. Peningkatan

kedisiplinan

pegawai;
2.5 Kerangka Berfikir

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini menyangkut bagaimana pelaksanaan penelitian


dapat dijalankan dengan baik yang berdasarkan dengan pedoman yang digunakan untuk
membahas permasalahan yang terjadi tersebut.

Pengembangan Objek Wisata Candi muara Takus Oleh Dinas


Pariwisata Di Kabupaten Kampar

1. Masih kurang maksimalnya program


pengembangan kepariwisataan kawasan objek
wisata.
2. Belum maksimalnya koordinasi dengan instansi

terkait lainnya contohnya dalam upaya

pengembangan kawasan wisata.

Menurut Cooper dkk dalam Sunaryo (2013:159) menjelaskan

bahwa kerangka pengembangan destinasi pariwisata terdiri dari

komponen- komponen utama sebagai berikut:

Obyek daya tarik wisata


Aksesibilitas
Amenitas
Fasilitas Umum
Kelembagaan

Tercapainya dinas pariwisata dalam pengembangan objek wisata candi


muara takus kabupaten Kampar
Sumber Data : Hasil Modifikasi Penulis 2020
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
/
2.6 Fokus Penelitian

Untuk tercapainya suatu keseragaman dan kesatuan pengertian

didalam penelitian ini Maka penulis menggunakan cara yaitu

mengoperasionalkan konsep-konsep yang ada sebagai berikut :


- Pegawai adalah seseorang yang bekerja pada suatu

instansi pemerintah maupun swasta yang memperoleh

imbalan sebagai balas jasa yang dilakukannya.

- Pengembangan adalah suatu proses mendesain

pembelajaran secara logis, dan sistematis dalam rangka

untuk menetapkan segala sesuatu yang akan

dilaksanakan dalam proses kegiatan belajar dengan

memperhatikan potensi dan kompetensi peserta didik.

- Objek wisata adalah segala sesuatu yang ada di daerah

tujuan wisata yang merupakan daya tarik agar orang-

orang mau datang berkunjung ke tempat tersebut.

- Pariwisata adalah perjalanan yang dilakukan oleh

seseorang dalam jangka waktu tertentu dari suatu tempat

ke tempat lain dengan melakukan perencanaan

sebelumnya, tujuannya untuk rekreasi atau untuk suatu

kepentingan sehingga keinginannya dapat terpenuhi.

Atau pariwisata dapat di artikan juga sebagai suatu

perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain untuk

rekreasi lalu kembali ke tempat semula.

- kebijakan merupakan suatu yang dilakukan dalam

menetapkan syarat berdasarkan kondisi manajer dan

bawahan yang akan bekerja.


- Something to see adalah obyek wisata tersebut harus

mempunyai sesuatu yang bisa di lihat atau di jadikan

tontonan oleh pengunjung wisata. Dengan kata lain

obyek tersebut harus mempunyai daya tarik khusus yang

mampu menarik minat dari wisatawan untuk berkunjung

di obyek tersebut.

- Something to do adalah agar wisatawan yang melakukan

pariwisata di sana bisa melakukan sesuatu yang berguna

untuk memberikan perasaan senang, bahagia, relax berupa

fasilitas rekreasi baik itu arena bermain ataupun tempat

makan, terutama makanan khas dari tempat tersebut

sehingga mampu membuat wisatawan lebih betah untuk

tinggal di sana.

- Something to buy adalah fasilitas untuk wisatawan

berbelanja yang pada umumnya adalah ciri khas atau

icon dari daerah tersebut, sehingga bisa dijadikan

sebagai oleh-oleh.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan mengambil lokasi pada Kantor

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan di jl. Tuanku tambusai,

bangkinang kabupaten kampar.

3.2 Desain Penelitian

Desain ini menggunakan telah ilmiah,pencatatan dan

wawancara dan bukan data berupa angka-angka,serta

cenderung bersifat indukatif,oleh karena itu disebut kualitatif.

Penelitian yang digunakan deskriptif-kualitatif, dikatakan

demikian karna pelaksanaanya berdasarkan prinsip-prinsip

yang berorientasi pada upaya memperoleh informasi mengenai

fenomena tertentu secara sistematik.

3.3 Informan Penelitian

Informan penelitian ini adalah :

 Sekretaris Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kupaten Kampar

 Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata

 Kepala Bidang Pemsaran Pariwisata

 Staff/Pegawai Dinas Pariwisata

 Badan Pengelola Cagar Budaya (BPCB)

 Masyarakat

3.4 Jenis dan Sumber data

1. Data primer
Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber
aslinya yang berupa wawancara, jajak pendapat dari individu atau kelompok (orang) maupun
hasil observasi dari suatu obyek.

a) Pengembangan pariwisata di kabupaten kampar:

1. Objek dan Daya Tarik ( Atractions )

2. Aksebilitas ( Accessibility )

3. Amenitas ( Amenities )

4. Fasilitas pendukung ( ancillary Services )

5. Kelembagaan ( intitutions )

b) Kendala yang dihadapi dalam pengembangan objek

wisata candi muara takus dikabupaten kampar.

2. Data sekunder, adalah sumber data penelitian yang diperoleh

melalui media perantara atau secara tidak langsung yang

berupa buku, catatan, bukti yang telah ada, atau arsip baik

yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan

secara umum. Dokumen-dokumen yang diperoleh dari

tempat penelitian, yakni meliputi :

a) Gambaran Umum Lokasi Penelitian

b) Sejarah singkat Kantor Dinas Pariwisata Kabupaten kampar

c) Visi dan Misi Dinas Pariwisata

d) Keadaan Pegawai, Jenis Kelamin Pegawai, Pendidikan Pegawai,

e) Pangkat/Golongan Pegawai Dinas Pariwisata Kabupaten Kampar

f) Sarana dan Prasarana Pendikung Dinas Pariwisata Kabupaten Kampar

g) Tugas dan Fungsi Dinas Pariwisata Kabupaten Kampar

h) Struktur Organisasi Dinas Pariwisata Kabupaten Kampar

3.5 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang dipergunakan adalah sebagai berikut :

1) Observasi

Pengamatan langsung yang bersifat sementara

terhadap objek dan subjek penelitian mengenai

permasalahan pada penelitian ini, dilakukan karena

peneliti untuk memperoleh data mengenai

pengembangan objek wisata candu muara takus di

kabupaten Kampar

2) Wawancara

Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis

dengan cara tanya jawab secara langsung dengan

responden untuk mendapatkan informasi-informasi dan

data mengenai pengembangan objek wisata candi muara

takus di kabupaten Kampar.

3) Dokumentasi

Metode pengambilan data dengan menggunakan media

foto atau gambar sebagai data pendukung.

3.6 Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik

analisis data dalam situs yang dikembangkan oleh Miles Huberman.

Data yang sudah terkumpul dibuat dalam matriks. Dalam matriks

akan disajikan penggalanpenggalan data deskriptif sekitar peristiwa

atau pengalaman tertentu yang menyekat data sebelum dan

sesudahnya. Setelah data dimasukkan kedalam matriks selanjutnya

di buat daftar cek (Miles Huberman, 2007: 139-140).


Untuk menyajikan data agar mudah dipahami, maka langkah-

langkah anlisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Analysis Interactive Model dari Miles dan Huberman, yang

membagi langkah-langkah dalam kegiatan analisis data dengan

beberapa bagian yaitu pengumpulan data (data collection), reduksi

data (data reduction), penyajian data (data display), dan penarikan

kesimpulan atau verifikasi (conclutions).

1. Pengumpulan Data Pada analisis model pertama dilakukan

pengumpulan data hasil wawancara, hasil observasi, dan berbagai

dokumen berdasarkan kategorisasi yang sesuai dengan masalah

penelitian yang kemudian dikembangkan penajaman data melalui

pencarian data selanjutnya.

2. Reduksi Data Reduksi data adalah suatu bentuk analisis

yang menajamkan, menggolongan, mengarahkan, membuang data

yang tidak perlu dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian

rupa sehingga simpulan final dapat ditarik dan diverifikasi (Miles

dan Huberman, 2007: 16).Menurut Mantja (dalam Harsono, 2008:

169), reduksi data berlangsung secara terus menrus sepanjang

penelitian belum diakhiri. Produk dari reduksi data adalah berupa

ringkasan dari catatan lapangan, baik dari catatan awal, perluasan,

maupun penambahan.

3. Penyajian Data Sajian data adalah suatu rangkaian

organisasi informasi yang memungkinkan kesimpulan riset dapat

dilakukan. Penyajian data dimaksudkan intuk menemukan pola-pola

yang bermakna serta memberikan kemungkinan adanya penarikan


simpulan serta memberikan tindakan (Miles dan Huberman, 2007:

84). Menurut Sutopo (dalam Harsono, 2008: 169) menyatakan

bahwa sajian data berupa narasi kalimat, gambar/skema, jaringan

kerja dan tabel sebagai narasinya.

4. Penarikan Kesimpulan Penarikan kesimpulan merupakan

bagian dari sutu kegiatan konfigurasi yang utuh (Miles dan

Huberman, 2007: 18). Kesimpulan kesimpulan juga diverifikasi

selama penelitian berlangsung. Kesimpulan ditarik semenjak peneliti

menyususn pencatatan, polapola, pernyataan- pernyataan,

konfigurasi, arahan sebab akibat, dan berbagai proposisi (Harsono,

2008: 169).
BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten

Kampar

Obyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kampar

berdasarkan Perda Kabupaten Kampar dengan Undang –

Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Pemerintah Nomor 41

Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah. Maka Dinas

Parwisata dan Kebudayan Kabupaten Kampar sebagai unsur

pelaksana pemerintah Kabupaten Kampar yang dipimpin Oleh

seorang kepala dinas yang bertanggung jawab kepada Bupati

melalui Sekretaris Daerah, yang terletak di Jl. Tuanku

Tambusai.

4.2 Sejarah Singkat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten

Kampar

Kabupaten Kampar merupakan tempat yang penuh

dengan berbagai obyek wisata. Oleh karena itu pembangunan

pariwisata ini sebagai bagian integral dari pembangunan untuk

memacu pembangunan ekonomi dalam rangka meningkatkan

pendapatan masyarakat. Mengingat potensi pariwisata

Kabupaten Kampar sangat besar, pembangunan pariwisata dapat

dikembangkan melalui jasa wisata yang memberikan jaminan


bagi terciptanya kesejahteraan masyarakat bidang usaha

pariwisata.

Dengan memperhitungkan potensi kekuatan, kelemahan,

peluang, tantangan yang ada atau mungkin timbul. Rencana

Strategi mengandung Visi, Misi Tujuan dan Sasaran , cara

pencapaian sasaran yang meliputi kebijakan,

program dan kegiatan yang realistis dengan 40

memperhitungkan perkembangan di masa depan dalam

menunjang peningkatan dan pengembangan Pariwisata dan

Kebudayaan di Kabupaten Kampar.

4.3 Visi dan Misi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kampar

Visi

“Visi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten

Kampar sebagai berikut : “Menjadi institusi yang handal dalam

meningkatkan kunjungan wisata dan prestasi pemuda dan

olahraga dalam lingkungan masyarakat yang berbudaya dan

agamis”.

Misi

Misi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten

Kampar adalah sebagai berikut :

a. Meningkatkan Sumbert Daya Manusia yang

professional dalam bidang pariwisata dan

kebudayaan.
b. Meningkatkan sarana dan prasarana serta peran serta

stakeholder dalam pengembangan pariwisata dan

kebudayaan.

c. Mewujudkan pembinaan dan pengembangan

kelembagaan bidang pariwisata dan kebudayaan.

4.4 Keadaan Pegawai Berdasarkan jenis kelamin

Berdasarkan jenis Kelamin Pegawai Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Kabupaten Kampar tahun 2019 sebagai berikut :

Tabel 4.1
Jumlah Pegawai Dinas Pariwisata dan
KebudayaanKabupatenKamparBerdasarkan jenis kelamin tahun 2020
No Jenis Kelamin Jumlah (pegawai)

1. Laki-laki 28

2. Perempuan 4

Sumber data : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kampar, 2020

Dari Tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa jumlah

pegawai yang berjenis kelamin laki-laki lebih banyak dari

pesempuan. Jumlah pegawai yang berjenis laki-laki

berjumlah 28 Pegawai, sedangkan yang berjenis kelamin

perempuan berjumlah 4 pegawai.

4.5 Keadaan Pegawai di Lihat Dari Pendidikan

Tingkat pendidikan menunjukkan pengetahuan dan

daya pikir yang dimiliki oleh seorang. Karena adanya latar

belakang pendidikan juga menentukan hasil kerja dalam

melaksanakan tugasnya, dengan adanya berlatar belakang


pendidikan yang tidak dapat meningkat kompetensi yang

dimilikinya. Adapun deskripsi profil pegawai menurut jenis

pendidikan dapat dilihat pada table berikut.

Tabel 4.2
Jumlah pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pada Dinas Pariwisata
dan Kebudayaan Kabupaten Kampar
No Tingkat pendidikan Jumlah

1. S3 1

2. S2 3

3. S1 15

4. D/III 1

4. SMA 12

Jumlah 32

Sumber data : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kampar, 2020

Dari data diatas dapat diketahui bahwa jumlah

pegawai yang tingkat pendidikan S3 sebanyak 1 pegawai ,

yang berlatar belakang pendidikan S2 sebanyak 3 pegawai,

yang berpendidikan S1 sebanyak 15 pegawai, dan yang

berpendidikan D-III sebanyak 1 pegawai, serta yang

berpendidikan SMA yaitu berjumlah 12 pegawai.

4.6 Pangkat/Golongan
Pangkat atau golongan pegawai pada umumnya

dipengaruhi oleh pendididkan formal yang dimiliki oleh

pegawai dan masa kerja yang dimiliki oleh pegawai.

Keadaan pegawai yang ada pada Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Kabupaten Kampar yang dikelompokkan

menurut pangkat/ golongan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.3
Jumlah pegawai dilingkungan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Kabupaten Kampar menurut golongan /pangkat
No Golongan/ Pangkat Jumlah (Pegawai)

1. Golongan II 6

3. Golongan III 20

4. Golongan IV 6

Jumlah 32

Sumber data : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kampar, 2020


pegawai dan golongan IV sebanyak 6 pegawai.

4.7 Sarana dan prasarana

Sarana dan prasarana merupakan alat menunjang dalam

mencapai sebuah tujuan organisasi atau dalam sebuah kantor,

semakin lengkap dan akan memenuhi kebutuhan dalam

menjalankan tugas dan fungsinya.

Berikut ini dapat diketahui sarana dan prasarana pada Dinas

Pariwisata dan kebudayaan Kabupaten Kampar.

Tabel 4.4
Keadaan Sarana dan Prasarana Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Kabupaten Kampar
NO Sarana dan Prasarana Jumlah Keterangan

1. Gedung Kantor 1 Baik

2. Gudang 1 Baik

3. Kantin 1 Baik

4. Area Parkir 1 Baik

5. Meja Biro 25 set Baik

6. Sofa 4 set Baik

7. AC 14 unit Baik

8. Komputer 12 unit Baik

9. Toilet 3 Baik

10. Kantin 1 Baik

11. Kursi Rapat 200 unit Baik

Sumber data : dinas pariwisata dan kebudayaan kabupaten kampar 2020


Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sarana dan prasarana pada Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan Kabupaten Kampar sudah memadai, dalam sarana dan prasarana tersebut telah
mencukupi dan keadaan sarana dan prasarana juga dalam keadaan baik.

4.8 Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Kabupaten Kampar

1. Kepala Dinas.

Kepala Dinas mempunyai tugas membantu Bupati

melaksanakan urusan pariwisata dan tugas pembantuan yang

diberikan kepada Daerah. Kepala Dinas menyelenggarakan

fungsi:

1. perumusan kebijakan dibidang pariwisata;

2. pelaksanaan kebijakan dibidang pariwisata;

3. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan dibidang pariwisata;

4. pelaksanaan administrasi dibidang pariwisata; dan

5. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait

dengan tugas dan fungsinya.

2. Sekretaris Dinas

Sekretariat mempunyai tugas mengoordinasikan

perencanaan, pembinaan dan pengendalian terhadap program

serta memberikan pelayanan teknis dan administrasi kepada

seluruh unit organisasi di lingkungan Dinas Pariwisata. Sekretaris

menyelenggarakan fungsi :

1. pengoordinasian penyelenggaraan tugas Dinas Pariwisata;

2. penyusunan rencana program kerja dan anggaran Dinas Pariwisata;

3. penyiapan peraturan perundang-undangan dibidang

pariwisata sesuai dengan norma, standar, prosedur dan

kriteria yang ditetapkan oleh Pemerintah;

4. pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada

seluruh unit organisasi di lingkungan Dinas Pariwisata yang


meliputi ketatausahaan, kepegawaian, ketatalaksanaan,

keuangan, kerumahtanggaan, kerja sama,

hubungan masyarakat, arsip dan dokumentasi;

5. penyelenggaraan pengelolaan barang/kekayaan milik negara/

Daerah di lingkungan Dinas Pariwisata;

6. pengelolaan data dan pelaksanaan monitoring dan evaluasi;

7. pengoordinasian penyusunan laporan kinerja Dinas Pariwisata;

8. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai

dengan tugas dan fungsinya; dan

9. pemberian saran dan pertimbangan kepada pimpinan tentang

langkah-langkah dan tindakan yang perlu diambil dalam

bidang tugasnya.

a. Subagian Perencanaan, Keuangan dan Aset, mempunyai tugas

menyiapkan bahan dan menyusun rencana program kerja, rencana

anggaran, penatausahaan keuangan dan asset serta pelaporan

Subbagian Perencanaan, Keuangan dan Aset menyelenggarakan fungsi:

1. penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan rencana

program kerja dan rencana anggaran Dinas Pariwisata;

2. penyelenggaraan administrasi dan penatausahaan keuangan;

3. pemeliharaan dan penyimpanan bukti dan dokumen keuangan;

4. penyiapan bahan pelaksanaan monitoring dan evaluasi

pelaksanaan kegiatan;

5. penyiapan bahan dan penyusunan pelaporan kegiatan dan

pertanggungjawaban keuangan;

6. penyiapan bahan dan penyusunan laporan kinerja Dinas Pariwisata;


7. pelaksanaan penatausahaan dan pengelolaan aset;

8. penyiapan bahan pengelolaan data dan informasi dibidang pariwisata;


9. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai

dengan tugas dan fungsinya; dan

10. pemberian saran dan pertimbangan kepada pimpinan tentang

langkah-langkah dan tindakan yang perlu diambil dalam

bidang tugasnya.

b. Subbagian Kepegawaian dan Umum, mempunyai tugas

menyelenggarakan urusan kepegawaian, ketatalaksanaan,

penatausahaan surat menyurat, urusan rumah tangga, dan

perlengkapan.

Subbagian Kepegawaian dan Umum menyelenggarakan fungsi:

1. pelaksanaan urusan surat masuk dan keluar, kearsipan,

rumah tangga dan perlengkapan, keamanan kantor serta

kenyamanan kerja;

2. menghimpun dan mengelola bahan dan data kepegawaian

yang meliputi pengangkatan, pemberhentian, kenaikan

pangkat, kenaikan gaji berkala, promosi, mutasi, cuti, askes,

taspen dan lain-lain;

3. pengelolaan urusan perjalanan dinas dan keprotokolan;

4. pengurusan hal-hal yang berhubungan dengan kesejahteraan

pegawai beserta keluarga seperti restitusi pengobatan dan

lain-lain;

5. fasilitasi penyusunan analisis jabatan, analisis beban kerja

dan Standar Operasional Prosedur (SOP) Dinas Pariwisata;


6. perencanaan dan pelaksanaan pengembangan sumber daya

manusia (SDM) pegawai;

7. penyiapan Rencana Kebutuhan Barang Unit (RKBU) dan

Rencana Pemeliharaan Barang Unit (RPBU);

8. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN


5.1 Pengembangan Objek Wisata Candi Muara Takus Oleh Dinas

Pariwisata dan Kebudayaan di Kabupaten Kampar

Pengembangan adalah suatu potensi daya tarik atau atraksi wisata meliputi

daya tarik alami yang bersifat melekat (inherent) dengan keberadaan obyek

wisata alam tersebut. Selain daya tarik alami, suatu obyek wisata memiliki daya

tarik buatan manusia (man made attraction).

Pengembangan pariwisata adalah agar lebih banyak wisatawan datang

pada suatu kawasan wisata, lebih lama tinggal, dan lebih banyak mengeluarkan

uangnya di tempat wisata yang mereka kunjungi sehingga dapat menambah

devisa untuk negara bagi wisatawan asing, dan menambah pendapatan asli

daerah untuk wisatawan lokal. Disamping itu juga bertujuan untuk

memperkenalkan dan memelihara kebudayaan di kawasan pariwisata tersebut.

Pengembangan pariwisata adalah suatu usaha untuk mengembangkan atau

memajukan objek wisata agar objek wisata tersebut lebih baik dan lebih menarik

ditinjau dari segi tempat maupun benda-benda yang ada di dalamnya untuk dapat

menarik minat wisatawan untuk mengunjunginya.

Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kampar berdasarkan Perda

Kabupaten Kampar dengan Undang – Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang

Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah. Maka

Dinas Parwisata dan Kebudayan Kabupaten Kampar sebagai unsur pelaksana

pemerintah Kabupaten Kampar yang dipimpin Oleh seorang kepala dinas yang

bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan pengembangan dalam

suatu pariwasata sangat dibutuhkan hal ini dikarenakan sebagai unsur dalam
meningkatkan daya tarik atau minat masyarakat untuk datang ke objek wisata

dalam hal adalah candi muara takus. Dengan pengembangan telah sesuai dengan

program-program yang akan memajukkan daya tarik kepada masyarakat yang

berkunjung ke candi muara takus.

Agar lebih jelas bagaimana uraian dari masing-masing indikator diatas

dapat dijelaskan sebagai berikut.

5.2 Objek Daya Tarik

5.2.1 Budaya

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada kepala bidang

pengembangan bapak Oyong Rizal mengenai budaya , yang mengatakan bahwa :

“Tentu saja meningkatnya nilai dan budaya masyarakat sekitar dengan adanya

Candi Muara Takus. Kita juga berupaya dalam meningkatkan pengunjung di

kawasan objek wisata Candi Muara Takus salah satunya dengan melakukan

berbagai event-event seperti: acara musik tradisional, acara keagamaan. Namun

karena kendala infrastuktur seperti belum adanya tempat auala ataupun panggung

di kawasan candi Muara Takus, berbagai event tersebut tidak bisa dilaksanakan

hingga malam hari.” (Wawancara Tanggal 17 Juni 2020).

Hal senada juga disampaikan oleh masyarakat menyatakan:

“daya tariknya itu sendiri ya candi muara takus konon pada zaman dulu

kisah candi ini pada malam hari jam 12 malam sekumpulan gajah akan

mengelilingi candi itu dan pada siang harinya jika kita berdiri pada jam 12 siang

bayangan kita tidak ada, itulah cerita tentang budaya agama budha jadi

masyarakat tau bahwa candi ini memiliki kisah sejarag budaya agama budha dan

menjadi kepercayaan mereka .” ( wawancara tanggal 18 juni 2020 )


Berdasarkan wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa budaya sangat

berpotensi bagi masyarakat dan para pengunjung, sehingga dengan berbagai event

dapat mengenalkan berbagai acara budaya.

5.2.2 Festival Event

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada Ibu

Nismiranda sebagai kasi objek daya tarik Pariwisata menyatakan bahwa :

“ Terobosan terbaru yang akan kita lakukan yaitu festival candi Muara Takus

ya salah satunya menampilkan kesenian daerah, lomba kuliner dan kemaren juga kita

koordinasi dengan Provinsi untuk kegiatan Tour the Siak akan dibawa sampai ke

candi, karena peserta nya juga kebanyakan dari luar daerah dan luar negeri tentunya

akan memperkenalkan candi ke dunia luar nanti nya. Kendala yang dihadapi ya

salah satu nya dana dari pemerintah daerah yang minim untuk promosi objek wisata

Candi Muara Takus.” (Wawancara Tanggal 17 Juni 2020).

Hal senada juga disampaikan oleh masyarakat menyatakan:

“dengan adanya festival karena kita baru tahun ini memiliki program

ekonomi berbasis kreativitas, yang salah satu programnya membuat souvenir

selain baju yang bergambar candi Muara Takus. Dan kita juga sedang berupaya

dalam membuat seni ukir yang nanti nya dapat menjadi peluang usaha bagi

masyarakat”.( wawancara tanggal 18 juni 2020)

Berdasarkan wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa dalam

pengembangan Candi Muara Takus dengan memberi manfaat ekonomis perlu

adanya koordinasi antara pemerintah daerah Kampar, masyarakat serta tokoh

masyarakat sekitar untuk bekerja sama dan perlu adanya pembagian tugas yang

jelas sehingga program-program yang ada maupun tujuan lainnya bisa berjalan

dengan baik.
5.3 Aksebilitas

5.3.1 Terminal

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan Bapak Zainal Abidin

, sebagai sekretaris di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kampar, yang

menyatakan bahwa :

“Sudah ada, sudah mantap kalau masalah terminal, terminalnya ada naik

dari terminal bangkinang setelah naik dari situ dibawa langsung sampai ketujuan

yaitu candi muara takus jadi kita juga menyediakan transportasi darat maupun

transportasi air dan khuusnya darat startnya dari terminal bangkinang untuk

menuju candi tersebut ”. (Wawancara tanggal 20 Juni 2020)

Hal senada juga disampaikan oleh masyarakat menyatakan:

“terminal untuk wisatan yang mau naik bus damri yang disediakan oleh

dinas sudah ada dan sampai sekarang masih beroperasi menuju candi muara

takus, jadi kalo mau naik bus harus dari terminal bangkinang dan naik

transportasi bus damri dan diantar langsung kecandu muara takus”. (wawancara

tanggal 20 juni 2020)

Berdasarkan wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa fasilitas seperti

terminal sudah tersedia dari dinas pariwisata dan kebudayaan kabupaten kampar.

5.3.2 Transportasi

Lebih jelasnya didukung dengan pernyataan dari Bapak Oyong Rizal

sebagai kepala bidang pengembangan Pariwisata menyatakan bahwa :

“Kalau masalah transportasi kita dari pihak dinas menyediakan

trasportasi untuk wisatawan yaitu transportasi darat yakni 2 bus damri yang

beroperasi setiap harinya . bus satunya ada di termnal bangkinang dan bus

satunya lagi berada di candi muara takus, dengan biaya Rp.10.000 sudah bisa
berangkat kecandi muara takus dengan menggunakan bus damri yang

disediakan.”. (Wawancara tanggal 17 Juni 2020)

Hal senada juga disampaikan oleh masyarakat menyatakan:

“dari dinas pariwisata dan kebudayaan kampar sudah menyediakan

transportasi bus damri sehingga pengunjung bisa kecandi muara takus dengan

fasilitas yg diberikan dan bus juga setiap hari berangkat dengan harga 10.000 aja

sudah bisa kecandi dengan bus damri”. ( wawancara tanggal 17 juni 2020)

Dari hasil beberapa wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa

Pemerintah suah mengoptimalkan aksebilitas masalah terminal dan transportasi

Candi Muara Takus. Upaya yang dilakukan masih dalam menargetkan jumlah

kunjungan.

5.4 Amenitas

5.4.1 Toko Cinderamata

Berdarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan Bapak David Hendra

Nasution sebagai kepala bidang pemasar yang menyatakan bahwa :

“jadi distulah dibentuk kelompok,kelompok itu dibagi seperti kelompok

sablon,kelompok seni ukir,soevenir dan lainya.cuman ada sesuatu hal,mungkin

kurangnya kreatifitas padahal dapat bantuan cuma nampaknya tak jalan. Tetapi

ada juga yang jual kaya baju cuman ya daya beli juga kurang,kulalitas bahan dan

padahal masyarakat setempat sudah dibekali itu oleh PLN dengan program

CSRnya”. (Wawancara tanggal 20 Juni 2020).

Hal senada juga disampaikan oleh masyarakat menyatakan:


“ada beberapa toko cinderamata yang masih buka namun ya itu tadi daya

jual berkurang dan para pengujung juga jarang mampir, sehingga jarang lagi

masyarakat yang menjual cinderamata dan peminatnya juga kurang sehingga

toko-toko yang ada didalam sekitaran candi tidak pernah dibuka lagi dan

terbengkalai”. (wawancara taggal 20 juni 2020)

Berdasarkan wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa kurangnya

kreatifitas masyarakat dalam mengembangankan program yang telah diberiikan

dan bahkan telah dibekali oleh PLN. Serta kurangnya koordinasi masyarakat

dengan dinas pariwisata dan pemerintah.

5.4.2 Rumah Makan

Kemudian pernyataan dari Bapak anto sebagai masyarakat yang

mengatakan bahwa :

“Rumah makan ada, cuman dekat dengan sekitaran candi ,ya Cuma waktu

lewat sebelum candi ada rumah makan dan waktu arah pulang pun ada rumah

makan. Sebelum arah kecandi ada rumah makan namanya RM.ARIN dan RM.

KELOK INDAH. Tetapi kalau untuk rumah makan yang ada disekitaran candi

belum ada.”. (Wawancara tanggal 17 Juni 2020).

Dari hasil wawancara yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

Pemerintah harus mengatasi permasalahan ini dengan menindak lanjuti segala

yang dapat menjadikan amenitas objek wisata.

5.5 Fasilitas Pendukung


5.5.1 Puskesmas

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan Bapak Sunardi

sebagai pegawai dinas pariwisata yang mengatakan bahwa :

“Kalau jaminan keselamatan atau asuransi keselamtan kita belum ada,

tapi programnya ada cuma belum jalan saja. Untuk perihal terjadinya sesuatu

untuk rumah sakit belum ada tetapi ada puskesmas kecamatan, jadi jika ada

sesuatu hal terjadi maka kita larikan atau arahkan ke puskesmas tersebut.”.

(Wawancara tanggal 30 Juni 2020)

Anda mungkin juga menyukai