PENDAHULUAN
sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat yang lain
dengan meninggalkan tempat semula dan dengan suatu perencanaan atau bukan
ragam. Objek dan daya tarik wisata merupakan salah satu unsur penting dalam
dunia kepariwisataan. Dimana objek dan daya tarik wisata dapat menyukseskan
program pemerintah dalam melestarikan adat dan budaya bangsa sebagai asset
dan teknologi yang telah ada atau menghasilkan teknologi baru. Pengembangan
adalah suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi produk
penelitian atau proses pengembangan ini terdiri atas kajian tentang temuan
temuan-temuan tersebut, melakukan uji coba lapangan sesuai dengan latar di mana
produk tersebut akan dipakai, dan melakukan revisi terhadap hasil uji lapangan
Objek dan Daya Tarik Wisata dapat berupa alam, budaya, tata hidup dan
sebagainya yang memiliki daya tarik dan nilai jual untuk dikunjungi ataupun
1
dinikmati oleh wisatawan. Dalam arti luas, apa saja yang mempunyai daya tarik
wisata atau menarik wisatawan dapat disebut sebagai objek dan daya tarik wisata.
integral dari pembangunan jangka panjang nasional (pasal 8 ayat (1) dan (2)).
mendukung kearah kemajuan sektor ini. Salah satu kebijakan tersebut adalah
sebagai daya tarik utama wisatawan. Provinsi Riau merupakan salah satu provinsi
yang ada di Indonesia dari 34 provinsi. Wilayah Provinsi Riau yang terbentang
dari lereng bukit barisan sampai dengan selat malaka terbagi menjadi wilayah
daratan, dan wilayah laut dengan total luas wilayah mencapai 89.150 Km³.
Kuantan Singingi, Pelelawan, Rokan Hilir, Rokan Hulu, Siak, Kep. Meranti,
Dumai, dan Pekanbaru. Penelitian ini difokuskan pada daerah Kabupaten kampar
yang memiliki potensi alam yang sangat kaya dalam aspek kepariwisataan.
1. Something to see adalah obyek wisata tersebut harus mempunyai sesuatu yang
bisa di lihat atau di jadikan tontonan oleh pengunjung wisata. Dengan kata lain
obyek tersebut harus mempunyai daya tarik khusus yang mampu menarik
bahagia, relax berupa fasilitas rekreasi baik itu arena bermain ataupun tempat
umumnya adalah ciri khas atau icon dari daerah tersebut, sehingga bisa
wisata. Oleh karena itu pembangunan pariwisata ini sebagai bagian integral dari
pariwisata yang bernuansa kultural dan agamis memiliki banyak potensi wisata
a. Wisata budaya
b. Wisata pendidikan
c. Wisata sejarah
3
d. Wisata alam dan rekreasi
Kampar juga merupakan negeri yang agamis yang sudah membudaya dengan karakter
yang terbuka, toleran dan moderat merupakan hal yang wajar untuk merumuskan visi
daerah dengan menempatkan masalah moral dan akhlak sebagai jiwa dan roh / spirit yang
Kampar Nomor 20 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
kemiskinan.
kelompok masyarakat.
4
yang berwawasan lingkungan.
daerah.
keagamaan dimasyarakat.
bernuansa Kultural dan agamis” dilihat dari Misi Kabupaten Kampar maka Visi
dan Misi dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kampar mengacu
kepada Visi Kabupaten Kampar, RPJP, RPJM serta Visi Dinas Pariwisata dan
bersama segenap komponen sesuai dengan proporsinya. Misi Dinas Pariwisata dan
dan kebudayaan.
daerah ini merupakan daerah terdekat dengan ibu kota provinsi Riau yaitu Pekanbaru.
Disamping letaknya strategis, kabupaten Kampar kaya akan objek wisata dan daya
selama ini tidak terlepas dari kurang tepatnya strategi pengelolaan yang dilakukan
daerah ini sampai saat ini masih banyak kawasan yang memiliki potensi wisata di
Karena letak kabupaten Kampar berada pada jalur lalu lintas antar daerah,
belum berjalan dengan baik masih banyak masyarakat yang belum mengetahui
objek wisata apa saja yang terdapat di kabupaten Kampar. Dibalik minimnya
6
fasilitas Pariwisata yang ada di Kabupaten kampar kunjungan Para wisatawan ke
sejumlah wisata di kabupaten kampar pada tahun 2018 yang mencapai 1.651.406
Orang dan kunjungan wisatawan dari januari sampai April 2019 telah tercatat
sebanyak 378.268 Orang. Para wisatawan ini berkunjung ke berbagai wisata yang
ada di kabupaten kampar. Untuk melihat objek wisata apa saja yang dimiliki oleh
Tabel 1.1
Data Objek Budaya dan Wisata Alam Kabupaten Kampar
Milik Pemerintah Milik Swasta
2. Potensi Sarana dan Prasarana Kawasan Candi Muara Takus, Kawasan Candi Muara Takus
pada dasarnya terletak di daerah pinggiran dan relatif terpencil dari jalur dan arus lalu lintas.
Untuk masuk ke kawasan Candi Muara Takus dapat ditempuh melalui kendaraan roda empat
maupun roda dua dari simpang tiga jalan lintas Batu Bersurat menuju arah Tanjung. Kondisi
jalan kecamatan ini cukup baik, beberapa ruas jalan mengalami kerusakan dan
longsor.Sementara untuk sarana transportasi hanya tersedia kendaraan umum yang berasal
dan dari Bangkinang menuju ke Desa Tanjung yang beroperasi satu sampai dua kali sehari.
Di samping kendaraan umum roda empat, di simpang jalan lintas trans pekanbarusumatera
barat juga tersedia angkutan umum roda dua (ojek). Fasilitas wisata yang diminati
pengunjung yang datang ke suatu obyek wisata adalah souvenir atau cinderamata yang
mencirikan spesifikasi objek wisata yang ada. Beberapa souvenir yang dijual di warung-
warung pada kawasan Candi Muara Takus baru sebatas baju yang bergambar Candi Muara
Takus. Berbagai fasilitas wisata yaitu ; pagar keliling tanggul dengan jalan setapaknya,
kantor Unit Pelaksana Teknis Daerah Pariwisata Kecamatan XIII Koto Kampar, pos
penjualan tiket masuk, lapangan parkir, dermaga, toko souvenir, kios penjualan makanan,
MCK, musholla, taman bermain, panggung seni, pos jaga, taman candi, taman bermain dan
pintu gerbang. Fasilitas-fasilitas tersebut jauh dari cukup untuk pengunjung yang datang ke
objek wisata candi Muara Takus.
3. Pengembangan Candi Muara Takus sebagai Wisata Ziarah Umat Budha, Kegiatan wisata
ziarah ini diharapkan membuka kesempatan lapangan kerja baru. Fasilitas sarana dan
prasarana pendukung yang belum dibangun lebih banyak lagi dan yang sudah ada akan
diperbaiki. Permintaan terhadap barang dan jasa yang diperlukan secara langsung maupun
tidak langsung oleh kegiatan wisata ziarah tersebut akan meningkat. Dalam Peraturan Daerah
Provinsi Riau Nomor 4 tahun 2004 tentang Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah
(RIPPDA) yang merupakan dasar hukum dan dasar dalam pertimbangan dalam menyusun
program pembangunan daerah sektor pariwisata. Dengan tujuan khususnya adalah
memberikan arahan agar upaya pengembangan kepariwisataan dapat menjadi sektor andalan
bagi Daerah Riau, sehingga seluruh lapisan masyarakat memperoleh manfaat baik ekonomi
maupun sosial budaya. Peraturan Daerah memberikan kesempatan change untuk
pengembangan objek wisata Candi Muara Takus.
Adapun masalah terkait pengembangan Objek Wisata Candi Muara Takus yaitu :
Pertama, belum adanya hotel/penginapan bagi pengunjung yang berasal dari luar
kota/negeri, sehingga belum mampu menambah pendapatan daerah Kampar.
Kedua, ketersediaan sarana dan prasarana pendukung pariwisata yang belum memadai.Belum
adanya ruang informasi untuk wisatawan, gapura menuju situs candi yang telah rusak,
WCumum yang tersedia hanya 2 namun yang berfungsi hanya 1, kurangnya pembenahan
mushola yang ada, tidak berfungsinya panggung seni, rusaknya wahana bermain seperti;
ayunan, perosotan dan lain-lain, serta tidak adanya pasokan listrik dan air bersih sehingga
pengunjung kurang nyaman dengan fasilitas yang telah tersedia .
Ketiga, kurangnya sumber daya manusia yang memiliki kemampuan, keterampilan dalam
bidang kepariwisataan yang belum memadai. Sehingga pemanfaatan sumber daya
manusiayang ada belum tercapai secara maksimal, baik dalam melayani pengunjung maupun
kemampuan dalam menjaga objek wisata yang ada sesuai dengan ketentuan yang
diberlakukan. Belum adanya tour guide yang dapat memenuhi kebutuhan pengunjung.
Keempat, kurangnya political will dari pemerintah dalam upaya pengembangan objek wisata
candi muara takus. Tidak aktifnya kesenian yang menjadi ciri khas daerah Kabupaten
Kampar yang dapat menambah daya tarik wisatawan. Dengan jumlah pengunjung yang
berpotensi menambah pendapatan asli daerah serta membuka peluang usaha, dan khususnya
mencapai keuntungan. Namun situs Candi Muara Takus belum mengalami perubahan yang
signifikan hingga saat ini.
Jumlah pengunjung objek wisata candi Muara Takus yang dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 1.2
Data Jumlah Pengunjung Candi Muara Takus
No Tahun Jumlah Pengunjung
1 2015 35.822
2 2016 36.573
3 2017 36.600
4 2018 31.125
5 2019 30.173
Dari tabel diatas tahun 2015 jumlah pengunjung mencapai 35.882 dan
mengalami peningkatan ditahun 2016 dan 2017 mencapai 36.600. Pada tahun
2018 dan 2019 jumlah pengunjung menurun dengan jumlah pengunjung sebanyak
30.173 pengunjung. Hal ini membuktikan bahwa objek wisata candi muara takus
optimal. Adapun retribusi tiket masuk Rekreasi Candi Muara Takus yaitu :
Tabel 1.3
Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi Tempat Rekreasi
No Nama Jenis Golongan Tarif Besar Tarif (Rp)
Objek Pelayanan
Hari Biasa Hari
Minggu/Libur
1 Objek Masuk a. Anak- Rp.6.000,- Rp.8.000,-
Wisata Lokal
Candi Anak
Muara Rp.8.000,- Rp.10.000,-
Takus b. Dewasa
Adapun beberapa strategi pengembangan pariwisata dalam rencana strategi (renstra) periode
2017-2022 kabupaten kampar yang telah direncanakan, ada beberapa program yang
dilaksanakan oleh Dinas Pariwasata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kampar untuk
mencapai tujuanyaitu:
1. Program Pengembangan Destinasi Pariwisata Arah kebijakan dari
Pariwisata Kampar. Sehingga objek-objek wisata yang ada di rokan hulu siap
b. Sadar wisata
adalah terjadinya kerja sama yang baik dengan pihak swasta dan masyarakat
dalam meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kabupaten kampar. Adapun
kegiatan dalam program ini yaitu: Peningkatan peran serta masyarakat dalam
pengembangan pariwisata.
Asli Daerah (PAD) Kabupaten Kamar. Berikut data jumlah pendapatan retribusi
Tabel 1.4
Rekapitulasi Kunjungan Wisatawan Pada Objek Wisata Candi Muara
Takus
N0 Tahun Target PAD (Rp) Realisasi PAD (Rp)
Sumber : Data Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kampar Tahun 2019
Pada Tahun 2017 Target PAD sebesar Rp. 39.000.000,- dan Realisasinya mencapai
target sebesar Rp. 54.801.000,-. Pada Tahun 2018 Target PAD Sebesar
Rp.300.000.000,- sementara Realisasi PAD menurun dan tidak mencapai target dan
hanya mendapatkan Rp. 196.981.000,- dan pada Tahun 2019 Target PAD sebesar Rp.
Selain upaya pembangunan obyek dan daya tarik wisata dan kegiatan
promosi untuk mensukseskan program sektor pariwisata, ada hal yang juga sangat
transportasi, akomodasi yang nyaman, keamanan, kesehatan serta hal lain yang
Tabel 1.5
Program Pengembangan Candi Muara Takus
NO Terlaksana Tidak terlaksana
Wisata
a. Resapan Air √
Pariwisata
b. Membuat Film X
c. Membuat Souvenir √
a. PLN √
Indonesia (IKBI)
Dari Tabel diatas ada beberapa Program yang telah dilaksanakan oleh
Dalam pemasaran wisata kepuasan pengunjung merupakan hal yang paling penting.
Kepuasan pengunjung juga merupakan tantangan bisnis yang sangat penting, baik
hanya dilakukan kepada Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) sumatera barat
guna untuk mengawasi dan pembugaran candi peninggalan yang ada di kabupaten
kampar
Berdasarkan latar belakang diatas maka gejala atau fenomena yang penulis
temui adalah:
wisata.
1. Tujuan penelitian
2. Manfaat penelitian
a. Manfaat Teoritis
b. Manfaat Akademis
Bagi pihak lain dapat menjadi referensi, masukan dan informasi yang
ingin meneliti.
c. Manfaat Praktis
Bagi pemerintah daerah dan pengelola objek wisata candi muara takus
TINJAUAN PUSTAKA
yaitu pemanfaatan sumber daya seperti orang dan mesin untuk mencapai
Administrasi berasal dari bahasa Latin (Yunani) yang terdiri atas dua kata,
yaitu “ad” dan “ministrate” yang berarti “to serve” yang dalam bahasa
tinggi.
keseluruhan proses kerja sama antara dua orang manusia atau lebih yang
didasarkan atas rasionalitas tertentu mencapai tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya.
sebelumnya.
2. Konsep Organisasi
ingin dicapai.
tujuan organisasi.
Organisasi adalah sistem peran, aliran aktivitas dan proses (pola
terdiri dari dua orang atau lebih dengan batas yang relatif teridentifikasi,
sasaran bersama.
dan hampir semua diantara kita menghabiskan hidup kita bekerja untuk
bersama.
3. Konsep Manajemen
Definsi manajemen menurut Stoner dan Wankel dalam buku teori
tetapkan.
4. Konsep Pengembangan
geografis yang spesifik berada dalam satu atau lebih wilayah administratif
pendukung wisata.
d. Fasilitas umum (Ancillary Service) yang mendukung kegiatan
pariwisata.
pariwisata.
1. Atraksi
2. Transportasi
3. Akomodasi
4. Fasilitas Pelayanan
5. Infrastruktur
pada suatu kawasan wisata, lebih lama tinggal, dan lebih banyak
dapat menambah devisa untuk negara bagi wisatawan asing, dan menambah
pendapatan asli daerah untuk wisatawan lokal. Disamping itu juga bertujuan
tersebut.
pengembangan pariwisata.
1. DefinisiPariwisata.
tujuh belas bab dan tujuh puluh pasal yang mengandung ketentuan
pengusaha.
budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan
kunjungan wisatawan.
kepariwisataan.
pariwisata.
danilmu.
Dalam World Tourism Organization (WTO) (Pitana dalam Wahid,
suatu tempat di luar lingkungannya yang biasa dalam waktu tidak lebih
dari satu tahun secara terus menerus, untuk kesenangan, bisnis ataupun
tujuanlainnya.
secara bergantian diantara orang-orang dalam suatu negara itu sendiri atau
ekonominasonal misalnya:
bertambahnya pemakaian.
1. Wisata Budaya
2. Wisata Konvensi
Wisata Konvensi adalah wisata yang menyediakan fasilitas
maupun internasional.
3. Wisata Sosial
dan sebagainya.
atau memajukan objek wisata agar objek wisata tersebut lebih baik dan lebih
pada suatu kawasan wisata, lebih lama tinggal, dan lebih banyak
dapat menambah devisa untuk negara bagi wisatawan asing, dan menambah
pendapatan asli daerah untuk wisatawan lokal. Disamping itu juga bertujuan
tersebut.
pengembangan pariwisata.
sarana dan fasilitas serta promosi. Negara yang sadar akan pengembangan
negara.
dalammasyarakat.
kemampuan.
7. Pencatatan (monitoring) secara terus-menrus mengenai pengaruh
Pengembangan potensi daya tarik atau atraksi wisata meliputi daya tarik
alami yang bersifat melekat (inherent) dengan keberadaan obyek wisata
alam tersebut. Selain daya tarik alami, suatu obyek wisata memiliki daya
1. Atraksi
2. Transportasi
3. Akomodasi
Tempat menginap dapat dibedakan antara yang dibangun untuk
6. Fasilitas Pelayanan
7. Infrastruktur
melalui pendekatan sistem yang utuh dan terpadu bersifat interdisipliner dan
lingkungan hidup.
a) Industri pariwisata
b) Destinasi pariwisata
c) Pemasaran
d) Kelembagaan kepariwisataan
2.4 Penelitian Terdahulu
oleh peneliti sebelumnya baik dalam penelitian biasa, skripsi, tesis ataupun
jurnal dan masih memiliki hubungan dengan penelitian yang akan dilakukan.
Penelitian
perencanaan Pengembangan
bukanhanya untuk
Meningkatkan
pendapatan daerah
Darisektor
pariwisata saja,
Meningkatkan
pendapatan daerah
darisektor-sektor
lain penyumbang
pendapatan daerah.
1) memberdayakan Stakeholdersyang
masyarakat; Berkepentingan
pariwisata; Pariwisata
kesempatan yang
anggota masyarakat.
adalah sebagai
Luchman Hakim jenis 159) menjelaskan bahwa berikut :
wisata buatan
yang berbasis
Berbasis
Lingkungan
(ekowisata) yang
didukung dengan
keberagaman event
budaya dan
Cinderemata
khas dari
Trowulan.
2. Ketersediaan
aspek aksesibilitas,
amenitas dan
ancillary service
sudah cukup
memadai namun
masih perlu
perbaikan dalam
penyediaan
transportasi khusus
Trowulan,
penyediaan
homestay, pos
informasi
pariwisata, money
changer, gedung
pertunjukan,
fasilitas ATM,
pos keamanan.
3. Kesiapan dan
peran kelembagaan
Dalam
kegiatan pariwisata
perlu diperbaiki
Lagi
kerjasama antara
Lembaga
dari unsur
pemerintah, swasta
dan masyarakat.
dicapai. Mempengaruhi
3.Mengumpulkan Pengembangan
Kabupaten
Minahasa Utara
adalah:
1. Perencanaan
mengisi
kebutuhan
pegawai yang
masih kurang
dalam bidang
pariwisata;
2. Peningkatan
Tanggungjawab
bagi
setiap pegawai;
3. Peningkatan
kedisiplinan
pegawai;
2.5 Kerangka Berfikir
di obyek tersebut.
tinggal di sana.
sebagai oleh-oleh.
BAB III
METODE PENELITIAN
Masyarakat
1. Data primer
Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber
aslinya yang berupa wawancara, jajak pendapat dari individu atau kelompok (orang) maupun
hasil observasi dari suatu obyek.
2. Aksebilitas ( Accessibility )
3. Amenitas ( Amenities )
5. Kelembagaan ( intitutions )
berupa buku, catatan, bukti yang telah ada, atau arsip baik
1) Observasi
kabupaten Kampar
2) Wawancara
3) Dokumentasi
maupun penambahan.
2008: 169).
BAB IV
Kampar
Tambusai.
Kampar
pariwisata.
4.3 Visi dan Misi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kampar
Visi
agamis”.
Misi
kebudayaan.
b. Meningkatkan sarana dan prasarana serta peran serta
kebudayaan.
Tabel 4.1
Jumlah Pegawai Dinas Pariwisata dan
KebudayaanKabupatenKamparBerdasarkan jenis kelamin tahun 2020
No Jenis Kelamin Jumlah (pegawai)
1. Laki-laki 28
2. Perempuan 4
Tabel 4.2
Jumlah pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pada Dinas Pariwisata
dan Kebudayaan Kabupaten Kampar
No Tingkat pendidikan Jumlah
1. S3 1
2. S2 3
3. S1 15
4. D/III 1
4. SMA 12
Jumlah 32
4.6 Pangkat/Golongan
Pangkat atau golongan pegawai pada umumnya
Tabel 4.3
Jumlah pegawai dilingkungan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Kabupaten Kampar menurut golongan /pangkat
No Golongan/ Pangkat Jumlah (Pegawai)
1. Golongan II 6
3. Golongan III 20
4. Golongan IV 6
Jumlah 32
Tabel 4.4
Keadaan Sarana dan Prasarana Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Kabupaten Kampar
NO Sarana dan Prasarana Jumlah Keterangan
2. Gudang 1 Baik
3. Kantin 1 Baik
7. AC 14 unit Baik
9. Toilet 3 Baik
4.8 Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Kabupaten Kampar
1. Kepala Dinas.
fungsi:
2. Sekretaris Dinas
menyelenggarakan fungsi :
bidang tugasnya.
pelaksanaan kegiatan;
pertanggungjawaban keuangan;
bidang tugasnya.
perlengkapan.
kenyamanan kerja;
lain-lain;
BAB V
Pengembangan adalah suatu potensi daya tarik atau atraksi wisata meliputi
daya tarik alami yang bersifat melekat (inherent) dengan keberadaan obyek
wisata alam tersebut. Selain daya tarik alami, suatu obyek wisata memiliki daya
pada suatu kawasan wisata, lebih lama tinggal, dan lebih banyak mengeluarkan
devisa untuk negara bagi wisatawan asing, dan menambah pendapatan asli
memajukan objek wisata agar objek wisata tersebut lebih baik dan lebih menarik
ditinjau dari segi tempat maupun benda-benda yang ada di dalamnya untuk dapat
pemerintah Kabupaten Kampar yang dipimpin Oleh seorang kepala dinas yang
suatu pariwasata sangat dibutuhkan hal ini dikarenakan sebagai unsur dalam
meningkatkan daya tarik atau minat masyarakat untuk datang ke objek wisata
dalam hal adalah candi muara takus. Dengan pengembangan telah sesuai dengan
5.2.1 Budaya
“Tentu saja meningkatnya nilai dan budaya masyarakat sekitar dengan adanya
kawasan objek wisata Candi Muara Takus salah satunya dengan melakukan
karena kendala infrastuktur seperti belum adanya tempat auala ataupun panggung
di kawasan candi Muara Takus, berbagai event tersebut tidak bisa dilaksanakan
“daya tariknya itu sendiri ya candi muara takus konon pada zaman dulu
kisah candi ini pada malam hari jam 12 malam sekumpulan gajah akan
mengelilingi candi itu dan pada siang harinya jika kita berdiri pada jam 12 siang
bayangan kita tidak ada, itulah cerita tentang budaya agama budha jadi
masyarakat tau bahwa candi ini memiliki kisah sejarag budaya agama budha dan
berpotensi bagi masyarakat dan para pengunjung, sehingga dengan berbagai event
“ Terobosan terbaru yang akan kita lakukan yaitu festival candi Muara Takus
ya salah satunya menampilkan kesenian daerah, lomba kuliner dan kemaren juga kita
koordinasi dengan Provinsi untuk kegiatan Tour the Siak akan dibawa sampai ke
candi, karena peserta nya juga kebanyakan dari luar daerah dan luar negeri tentunya
akan memperkenalkan candi ke dunia luar nanti nya. Kendala yang dihadapi ya
salah satu nya dana dari pemerintah daerah yang minim untuk promosi objek wisata
“dengan adanya festival karena kita baru tahun ini memiliki program
selain baju yang bergambar candi Muara Takus. Dan kita juga sedang berupaya
dalam membuat seni ukir yang nanti nya dapat menjadi peluang usaha bagi
masyarakat sekitar untuk bekerja sama dan perlu adanya pembagian tugas yang
jelas sehingga program-program yang ada maupun tujuan lainnya bisa berjalan
dengan baik.
5.3 Aksebilitas
5.3.1 Terminal
menyatakan bahwa :
“Sudah ada, sudah mantap kalau masalah terminal, terminalnya ada naik
dari terminal bangkinang setelah naik dari situ dibawa langsung sampai ketujuan
yaitu candi muara takus jadi kita juga menyediakan transportasi darat maupun
transportasi air dan khuusnya darat startnya dari terminal bangkinang untuk
“terminal untuk wisatan yang mau naik bus damri yang disediakan oleh
dinas sudah ada dan sampai sekarang masih beroperasi menuju candi muara
takus, jadi kalo mau naik bus harus dari terminal bangkinang dan naik
transportasi bus damri dan diantar langsung kecandu muara takus”. (wawancara
terminal sudah tersedia dari dinas pariwisata dan kebudayaan kabupaten kampar.
5.3.2 Transportasi
trasportasi untuk wisatawan yaitu transportasi darat yakni 2 bus damri yang
beroperasi setiap harinya . bus satunya ada di termnal bangkinang dan bus
satunya lagi berada di candi muara takus, dengan biaya Rp.10.000 sudah bisa
berangkat kecandi muara takus dengan menggunakan bus damri yang
transportasi bus damri sehingga pengunjung bisa kecandi muara takus dengan
fasilitas yg diberikan dan bus juga setiap hari berangkat dengan harga 10.000 aja
sudah bisa kecandi dengan bus damri”. ( wawancara tanggal 17 juni 2020)
Candi Muara Takus. Upaya yang dilakukan masih dalam menargetkan jumlah
kunjungan.
5.4 Amenitas
kurangnya kreatifitas padahal dapat bantuan cuma nampaknya tak jalan. Tetapi
ada juga yang jual kaya baju cuman ya daya beli juga kurang,kulalitas bahan dan
padahal masyarakat setempat sudah dibekali itu oleh PLN dengan program
jual berkurang dan para pengujung juga jarang mampir, sehingga jarang lagi
toko-toko yang ada didalam sekitaran candi tidak pernah dibuka lagi dan
dan bahkan telah dibekali oleh PLN. Serta kurangnya koordinasi masyarakat
mengatakan bahwa :
“Rumah makan ada, cuman dekat dengan sekitaran candi ,ya Cuma waktu
lewat sebelum candi ada rumah makan dan waktu arah pulang pun ada rumah
makan. Sebelum arah kecandi ada rumah makan namanya RM.ARIN dan RM.
KELOK INDAH. Tetapi kalau untuk rumah makan yang ada disekitaran candi
tapi programnya ada cuma belum jalan saja. Untuk perihal terjadinya sesuatu
untuk rumah sakit belum ada tetapi ada puskesmas kecamatan, jadi jika ada
sesuatu hal terjadi maka kita larikan atau arahkan ke puskesmas tersebut.”.