Anda di halaman 1dari 47

PERAN STRATEGIS MASYARAKAT DALAM

PENGEMBANGAN PARIWISATA
MELALUI
PEMBERDAYAAN KELOMPOK SADAR WISATA
(POKDARWIS)
Oleh:
Dr. Drs. IRKAR YUSWAN APENDI, MM
Disampaikan pada acara Bintek Kemenparekraf RI di Kota Tegal, 23 April 2022
• LATAR BELAKANG
POKDARWIS
MATERI BINTEK

• MANAJEMEN SDM

• MANAJEMEN ORGNAISASI

• MANAJEMEN PRODUK
• MANAJEMEN
MATERI PELATIHAN

PEMASARAN

PERTUMBUHAN PARIWISATA
LATAR BELAKANG
Peran Strategis Masyarakat dalam Pembangunan
Pariwisata Kegiatan pembangunan kepariwisataan,
sebagaimanahalnya pembangunan di sektor
lainnya, pada hakekatnya melibatkan peran dari
seluruh pemangku kepentingan yang ada dan
terkait. Pemangku kepentingan yang dimaksud
meliputi 3 (tiga) pihak yaitu: Pemerintah, Swasta
dan Masyarakat, dengan segenap peran dan
fungsinya masingmasing.
3 KOMPONEN PERTUMBUHAN PARIWISATA

PORDARWIS
MANAJEMEN
POKDARWIS

KREATIFITAS .
SKILL

PERTUMBUHAN PARIWISATA
3 PILAR PEMBANGUNAN PARIWISATA

MASYARAKAT

PEMERINTAH
PEMANGKU KEPENTINGAN
Dasar Hukum Pembentukan Kelompok Sadar Wisata 

• Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009


tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4966)
• Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor
16 Tahun 2005 tentang Kebijakan
Pembangunan Kebudayaan dan Pariwisata
Sadar Wisata dan Kelompok Sadar Wisata
dalam Pengembangan Destinasi Pariwisata

Peningkatan peran masyarakat dalam pembangunan


kepariwisataan memerlukan berbagai upaya pemberdayaan
(empowerment), agar masyarakat dapat berperan lebih aktif
dan optimal serta sekaligus menerima manfaat positif dari
kegiatan pembangunan yang dilaksanakan untuk
peningkatan kesejahteraannya.
Pemberdayaan Masyarakat dalam konteks pembangunan
kepariwisataan dapat didefinisikan sebagai:
“Upaya penguatan dan peningkatan kapasitas, peran
dan inisiatif masyarakat sebagai salah satu
pemangku kepentingan, untuk dapat berpartisipasi
dan berperan aktif sebagai subjek atau pelaku
maupun sebagai penerima manfaat dalam
pengembangan kepariwisataan secara
berkelanjutan”. (Renstra Dit. Pemberdayaan
Masyarakat,)
PEMBINAAN POKDARWIS
Adapun sasaran pembinaan Pokdarwis adalah:
1. Meningkatnya kapasitas Pokdarwis dan kualitas perannya
dalam mendukung upaya-upaya pengembangan
kepariwisataan di daerah.
2. Tumbuhnya Pokdarwis di daerah yang mampu bersinergi
bersama pemangku kepentingan terkait lainnya dalam
mendukung pembangunan kepariwisataan di daerah.
3. Terciptanya basis data mengenai Pokdarwis yang memadai
sebagai dasar pijakan perencanaan program pengembangan
dan pemberdayaan Pokdarwis dalam mendukung
pembangunan kepariwisataan.
DATA POKDARWIS DI KOTA TEGAL
1. POKDARWIS MUARAREJA INDAH
2. POKDARWIS BATAMSARI
3. POKDARWIS KOMODO
4. POKDARWIS KODOK
5. POKDARWIS PANTAI ALAM INDAH
6. POKDARWIS CEMARA BAHARI (Proses SK)
7. POKDARWIS MUARA ANYAR. (Proses SK)
Sumber Pendanaan Pembinaan

Sumber pendanaan untuk pembinaan Pokdarwis berasal


dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
untuk Pemerintah/ Kementerian Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif (Kemenparekraf), dan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) pemerintah
Provinsi/Kabupaten/kota, serta dari swasta (program CSR
= corporate social responsibility, atau program
pembinaan yang dilaksanakan oleh pihak swasta sebagai
bentuk tanggung jawab sosial yang harus diwujudkan
bagi masyarakat di sekitar tempat usahanya atau di
daerah lain yang perlu didukung).
APA YANG MAU DIKELOLA
• ORGANISASI
• SDM
• PRODUK
• PEMASARAN

10/07/2022 15
ORGANISASI
1. TUJUAN

2. STRUKTUR

3. SOP
Tujuan dari pembentukan Kelompok Sadar Wisata
(Pokdarwis) ini adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan posisi dan peran masyarakat sebagai subjek


atau pelaku penting dalam pembangunan kepariwisataan,
serta dapat bersinergi dan bermitra dengan pemangku
kepentingan terkait dalam meningkatkan kualitas
perkembangan kepariwisataan di daerah.
2. Membangun dan menumbuhkan sikap dan dukungan positif
masyarakat sebagai tuan rumah melalui perwujudan nilai-nilai
Sapta Pesona bagi tumbuh dan berkembangnya
kepariwisataan di daerah dan manfaatnya bagi pembangunan
daerah maupun kesejahteraan masyarakat.
3. Memperkenalkan, melestarikan dan memanfaatkan potensi
daya tarik wisata yang ada di masing-masing daerah.
STRUKTUR ORGANISASI POKDARWIS
Kegiatan wisata pedesaan antara lain dapat
memanfaatkan:

Desa Nelayan
Tanah Pertanian
 
Peternakan
 
Wisata Desa
 
 
Produk Atraksi

 
Atraksi, atau juga dikenal dengan istilah daya tarik wisata,
di suatu desa adalah seluruh kehidupan keseharian
penduduk setempat beserta kondisi fisik lokasi desa
yang memungkinkan wisatawan berpartisipasi aktif
seperti: kursus tari, bahasa dan lain-lain yang spesifik.
Maksud dari pengertian di atas adalah keaslian kondisi
desa tersebut yang menjadi daya tarik sebuah Desa
Wisata, serta memungkinkan wisatawan melakukan
aktivitas-aktivitas yang tidak biasa.
2. Fasilitas

 
Fasilitas adalah sumber daya yang khusus
dibuat karena mutlak dibutuhkan oleh
wisatawan dalam aktivitasnya di Desa Wisata.
Fasilitas-fasilitas yang dibuat ini dapat
memanfaatkan sumber daya yang telah dimiliki
desa, atau membuat sesuatu yang baru sesuai
kebutuhan namun tidak meninggalkan
karakteristik dan keunikan desa tersebut.
3. Aktivitas Wisata
Aktivitas wisata adalah apa yang dikerjakan wisatawan
selama keberadaan mereka di daerah tujuan wisata
dalam waktu setengah hari sampai berminggu-
minggu.
Aktivitas di Desa Wisata dapat dimodifikasi sedemikian
rupa sehingga menjadi lebih menarik untuk menjadi
pengalaman wisatawan. Misalnya dengan mengemas
aktivitas menanam padi menjadi perlombaan
menanam padi.
Pengembangan Umum

• Pengembangan umum adalah sebuah upaya


yang dilakukan berdasarkan perencanaan
untuk menciptakan sebuah daerah tujuan
wisata yang memberikan pelayanan terbaik
bagi wisatawan.
• Beberapa upaya pengembangan umum yang
utama dijelaskan di bawah ini.
1. Komponen Produk Wisata

Produk wisata terdiri


dari beberapa
komponen yang saling
berkaitan, yaitu daya
tarik wisata, akomodasi
dan fasilitas lainnya,
dan aksesibiltas.
a. Daya Tarik Wisata
Daya tarik wisata merupakan bagian utama dari
Desa Wisata. Berbagai sumber daya yang
dikemas dengan baik akan menjadi daya tarik
wisata yang mampu menarik kunjungan
wisatawan ke desa. Daya tarik wisata dapat
berbentuk alam, budaya, maupun buatan, yang
didukung dengan aktivitas-aktivitas tertentu.
a) Daya Tarik Alam
Bentukan-bentukan alam seperti bukit-bukit,
hutan, sungai, dan sebagainya merupakan daya
tarik yang memungkinkan untuk dijadikan
tempat untuk melakukan berbagai aktivitas
wisata. Untuk mengelola daya tarik alam perlu
memperhatikan daya dukung lingkungan
sehingga tidak menimbulkan kerusakan alam
dalam jangka waktu panjang
Daya Tarik Budaya
 
Hasil-hasil kehidupan manusia, berupa adat istiadat,
norma-norma, kepercayaan masyarakat, kebiasaan sehari-
hari merupakan budaya yang dapat dikemas menjadi daya
tarik budaya tanpa menghilangkan nilai-nilai yang
terkandung di dalamnya. Kegiatan bercocok tanam,
kesenian daerah, upacara adat, dan sebagainya
merupakan contoh- contoh hasil kebudayaan manusia
yang dapat dijadikan daya tarik budaya dimana wisatawan
dapat berpartisipasi aktif dalam aktivitas-aktivitas seperti
bercocok tanam, atau menonton pertunjukan seni, dan
ikut serta belajar kesenian daerah tersebut.
• Pengelolaan budaya-budaya desa untuk
menjadi sebuah daya tarik budaya hendaknya
dilakukan pengemasan terhadap budaya
tersebut sehingga menjadi menarik bagi
wisatawan. Misalnya, dengan membuat
pertunjukan seni yang melibatkan langsung
wisatawan untuk turut serta tampil bersama para
seniman. Selain itu, perlu diperhatikan juga untuk
menjaga nilai-nilai yang terkandung dari budaya-
budaya tersebut dan menjaga keberlangsungannya
agar tidak hilang mengikuti z aman.
3) Daya Tarik Buatan
 
Daya tarik buatan merupakan sesuatu yang sengaja dibuat
untuk menarik kunjungan wisatawan. Dalam Desa Wisata,
bentuknya seperti kuliner. Untuk mengelola daya tarik
buatan agar menjadi menarik adalah dengan melakukan
inovasi-inovasi (perubahan-perubahan kecil) yang dapat
memberikan dampak besar mengikuti tren. Misalnya,
dengan secara berkala menambahkan campuran-campuran
tertentu dalam menu makanan, seperti bumbu pada
keripik singkong.
4) Aktivitas

Aktivitas merupakan bagian utama dari daya


tarik wisata, hal ini merupakan salah satu nilai
tambah yang utama dari sebuah produk Desa
Wisata. Untuk membuat aktivitas wisata lebih
menarik, perlu diadakan inovasi-inovasi seperti
mengganti jenis permainan yang dapat
dilakukan mengiringi aktivitas utama.
PENGEMASAN (PACKAGING)
Packaging adalah sebuah metode yang bisa kita
lakukan untuk menarik minat wisatawan untuk
menikmati produk wisata yang kita tawarkan secara
lebih beragam, sehingga mereka akan merasa untung
dengan paket yang ditawarkan dan akan merasa puas
dengan pilihan yang kita berikan.
MANAJEMEN KEUANGAN
 

• Pengelolaan keuangan adalah salah satu hal


terpenting yang seringkali menimbulkan
masalah karena kesalahan- kesalahan kecil.
Oleh karena itu, di bawah ini adalah beberapa
penjelasan mengenai pengelolaan keuangan
yang sederhana dan mudah untuk diterapkan
serta beberapa pengertian penting yang peru
diingat.
Manajemen keuangan adalah aktivitas perusahaan untuk
memperoleh modal yang semurah-murahnya dan
menggunakannya secara efektif dan efisien untuk
menghasilkan keuntungan, sehingga diperlukan adanya:
a. perencanaan dan penganggaran (penyusunan dana yang
dibutuhkan)
b. pengelolaan dan pengendalian dana
c. evaluasi (laporan pertanggung jawaban keuangan)
MANAJEMEN PEMASARAN

 Pemasaran adalah mencari dan memenuhi


kebutuhan dan keinginan calon wisatawan
dengan cara yang menguntungkan.
 Pemasaran merupakan hal penting ketika
sebuah bisnis berusaha untuk menjual
produknya dengan menggunakan tahapan dan
teknik tertentu. Oleh karena itu, di bawah ini
akan diberikan pembahasan mengenai
pemasaran khususnya untuk desa wisata.
SUMBER DAYA MANUSIA

Pengelolaan sumber daya manusia sangatlah


penting. Karena dalam sebuah organisasi,
manusia merupakan tenaga yang
menggerakkan organisasi tersebut.
Sehingga apabila terdapat kekurangan pada
sumber daya manusia
di dalamnya,akan berdampak langsung pada
organisasi tersebut. Dalam pembahasan berikut
ini, terdapat contoh struktur organisasi yang
dapat diterapkan dalam sebuah organisasi
pengelola Kelompok dan evaluasi sebagai salah
satu bagian penting dalam menilai kinerja
organisasi.
1. Struktur Organisasi
Struktur organisasi sangat diperlukan dalam sebuah
organisasi, begitu pula halnya dengan organisasi
pengelola desa wisata. Adanya struktur organisasi
memudahkan pembagian tugas dan tanggung jawab
setap individu, serta garis pertanggung jawaban
kepemimpinannya.
Di bawah ini merupakan contoh struktur organisasi
secara umum yang dapat diterapkan dalam
organisasi pengelola Desa Wisata
PENGEMBANGAN PARIWISATA BERKELANJUTAN (SUSTAINABLE
TOURISM DEVELOPMENT)

 
Dalam mengembangkan desa wisata, diperlukan pengelolaan
yang memperhatikan aspek-aspek lingkungan, sosial, dan
ekonomi. Aspek-aspek ini terwakili dalam pengembangan
pariwisata yang berkelanjutan. Demi kelangsungan Desa
Wisata yang terus menerus, diperlukan pengelolaan
pariwisata yang berkelanjutan. Produk-produk pariwisata
berkelanjutan adalah produk-produk yang dikelola secara
harmonis dengan lingkungan, masyarakat dan budaya
setempat sehingga mereka terus menerus menjadi penerima
manfaatnya bukan korban pembangunan pariwisata.
Tujuan utama dari pengelolaan pariwisata yang
berkelanjutan adalah sebagai berikut:
1. Perlindungan terhadap kekayaan alam dan
budaya setempat, sehingga dengan terjaganya
kekayaan alam dan budaya setempat,
pariwisata dapat berjalan terus-menerus.
2. Perlindungan terhadap kualitas dan kesempatan
hidup masyarakat, karena dengan keberlangsungan
pariwisata yang terus-menerus, kualitas hidup
masyarakat akan terus terjaga karena adanya
manfaat sosial-ekonomi dari pariwisata.
3. Pemenuhan kebutuhan dari pasar wisatawan,
karena desa yang masih memiliki lingkungan alam
dan budaya yang terjaga sehingga wisatawan akan
memperoleh kepuasan dalam melakukan
perjalanan wisata ke desa.
Di bawah ini adalah contoh-contoh penerapan sustainable
tourism development:
1. Menjaga Biosphere
Sebagai contoh dengan mengurangi polusi dan menghentikan
perusakan lingkungan.
2. Mengurangi Kerusakan
Sebagai contoh dengan tidak memetik tanaman sembarangan.
3. Menyediakan dan memberikan informasi yang dapat
dipercaya pada wisatawan
Sebagai contoh dengan memberitahu lokasi-lokasi yang
berbahaya.
4.Melakukan Green Campaign
Sebagai contoh, dengan mencantumkan tulisan-
tulisan yang bersifat menghimbau kepada wisatawan
untuk menjaga kelestarian lingkungan seperti
“Pergunakanlah Air Secukupnya”
PRAKTEKAN KONSEP & TEORI DIATAS
MAJU MUNDURNYA PARIWISATA DI
KOTA TEGAL KHUSUSNYA DAN
INDONESIA UMUMNYA
ADA DITANGAN ANDA

Anda mungkin juga menyukai