Wahyu Setyawan
Departemen Arsitektur
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Mei 2021
tren dan motivasi wisata
pengertian desa wisata
ATRAKSI
AKSESIBILITAS AMENITAS
Sumber: Buku Pedoman Desa Wisata, Kementrian Pariwisata, Edisi I, September 2019
strategi pengembangan desa wisata
3A (atraksi, aksesibilitas, amenitas)
Atraksi
Atraksi atau yang biasa disebut Daya Tarik adalah aset-aset yang dapat menarik wisatawan domestik
maupun internasional. Daya Tarik memberikan motivasi awal bagi para wisatawan untuk mengunjungi
sebuah destinasi. Daya tarik dibagi menjadi 3 kategori yaitu:
Alam (Nature)
Keindahan bentang alam dan pemandangan, fauna dan flora, cuaca, aktivitas seperti menjelajah
alam, bersepeda gunung, menunggang kuda, memanjat tebing, menyelam dan snorkeling, dan
safari, melakukan pendakian, berkemah, diving, snorkeling, geopark, berkunjung ke taman Nasional,
wisata pesisir pantai, dll.
Budaya (Culture)
Sejarah, seni dan kerajinan, acara dan pertunjukkan, masyarakat lokal, masakan, dan aktivitas
seperti misalnya menghadiri festival, Heritage, upacara adat, belajar tarian, Sejarah dan warisan
budaya, mempelajari keadaan masyarakat, kebiasaan, adat istiadat, cara hidup, kebudayaan dan
seni mereka, serta keunikan lainnya.
Buatan Manusia (Built)
Monumen sejarah, situs warisan budaya, bangunan keagamaan, fasilitas konferensi dan olahraga,
aktivitas seperti misalnya kunjungan ke museum, tur kota yang dipandu, kunjungan bisnis, mengikuti
kegiatan pertanian, menanam padi, membajak sawah/peternakan dan daya tarik buatan manusia
lainnya.
strategi pengembangan desa wisata
Aksesibilitas
Desa wisata harus dapat dijangkau, tersedianya sarana,
prasarana dan sistem transportasi yang memudahkan
wisatawan dari dan menuju ke destinasi desa wisata, baik
jalur !aut, darat dan udara. Wisatawan juga harus dapat
bepergian dengan mudah di sekitar destinasi pariwisata.
Amenitas
Kelengkapan sarana, prasarana, peralatan, dan amenitas
yang mendukung aktivitas dan layanan wisatawan. Hal ini
meliputi infrastruktur dasar seperti layanan umum, transportasi
publik dan jalan, di samping layanan langsung bagi wisatawan
seperti informasi, rekreasi, pemandu wisata, operator wisata,
katering (jasa boga) dan fasilitas belanja.
strategi pengembangan desa wisata
SDM, Masyarakat dan lndustri (SMI)
SDM
Sumber Daya Manusia yang bekerja dan terlibat langsung dalam
pengembangan desa wisata yang menyediakan barang atau jasa bagi wisatawan dan
penyelenggaraan pariwisata. Pariwisata bersifat padat karya, tenaga kerja sektor
pariwisata yang terlatih sesuai dengan kapasitas yang diharapkan.
Masyarakat
Masyarakat di dalam dan di sekitar desa wisata terlibat dan mendukung
penyelenggaraan pariwisata. Masyarakat terlibat aktif seluas-luasnya bersama
pemangku kepentingan seperti pemerintah pusat, daerah dan pelaku usaha pariwisata.
Setidaknya masyarakat memahami gerakan sa dar wisata dan sa pta pesona.
lndustri
Berbagai usaha, terkait dengan fasilitas pariwisata yang menyediakan barang atau jasa
bagi wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata. Pada desa wisata diharapkan industri
dikelola langsung oleh masyarakat, antara lain penyediaan usaha rumah makan,
penyedia jasa transportasi wisata, penyedia perjalanan wisata, penerjemah, pemandu,
dan lain lain.
strategi pengembangan desa wisata
Branding
Pembuatan slogan/tagline desa wisata sesuai dengan
karakteristik dan konsep desa wisata yang ingin dibentuk
sebagai ciri khas dari desa wisata yang dapat mudah diingat
oleh wisatawan
Advertising
Promosi desa wisata kepada wisatawan, baik dari
menggunakan media cetak maupun online untuk menarik
minat wisatawan untuk berkunjung ke desa wisata.
Koperasi
Bumdes
Dana Desa
1 Masterplan Tata Ruang Tata Ruang Wilayah; Tata Ruang Bencana; RIPPDA; Dampak
Lingkungan
Bangunan Fasilitas/Sarana; Tata Ruang Dalam; Bentuk Bangunan;
2 Arsitektur Tampilan; Tata Letak
Lansekap RuangTerbuka Hijau; Hardscape; Softscape
Air Kotor:
• Sistem pembuangan air kotor dan/atau air limbah harus direncanakan dan
dipasang dengan mempertimbangkan jenis dan tingkat bahayanya.
• Pertimbangan jenis air kotor dan/atau air limbah diwujudkan dalam bentuk
pemilihan sistem pengaliran/pembuangan dan penggunaan peralatan yang
dibutuhkan
• Pertimbangan tingkat bahaya air kotor dan/atau air limbah diwujudkan
dalam bentuk sistem pengolahan dan pembuangannya.
keandalan
KESEHATAN PEDOMAN/ARAHAN
3 Sanitasi Air Hujan:
• Sistem penyaluran air hujan harus direncanakan dan dipasang dengan
mempertimbangkan ketinggian permukaan air tanah, permeabilitas tanah, dan
ketersediaan jaringan drainase lingkungan/kota.
• Setiap bangunan dan pekarangannya harus dilengkapi dengan sistem penyaluran air
hujan. Kecuali untuk daerah tertentu, air hujan harus diresapkan ke dalam tanah
pekarangan dan/atau dialirkan ke sumur resapan sebelum dialirkan ke jaringan
drainase lingkungan/kota sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Sampah:
• Sistem pembuangan kotoran dan sampah direncanakan dan dipasang dengan
mempertimbangkan fasilitas penampungan dan jenisnya.
• Pertimbangan fasilitas penampungan diwujudkan dalam bentuk penyediaan tempat
penampungan kotoran dan sampah pada masing-masing bangunan gedung, yang
diperhitungkan berdasarkan fungsi bangunan, jumlah penghuni, dan volume kotoran
dan sampah.
• Pertimbangan jenis kotoran dan sampah diwujudkan dalam bentuk penempatan
pewadahan dan/atau pengolahannya yang tidak mengganggu kesehatan penghuni,
masyarakat dan lingkungannya.
keandalan
KESEHATAN PEDOMAN/ARAHAN
4 Bahan Bangunan • Bahan bangunan dan lansekap yang digunakan harus aman bagi
kesehatan pengguna bangunan gedung dan tidak menimbulkan dampak
negatif terhadap lingkungan.
• Penggunaan bahan bangunan dan lansekap yang aman bagi kesehatan
pengguna bangunan dan area wisata harus tidak mengandung bahan-
bahan berbahaya/ beracun bagi kesehatan.
• Menghindari timbulnya efek silau dan pantulan bagi pengguna bangunan
lain, masyarakat, dan lingkungan sekitarnya;
• Menghindari timbulnya efek peningkatan suhu lingkungan di sekitarnya;
• Mempertimbangkan prinsip-prinsip konservasi energi
• Mewujudkan bangunan dan lansekap yang serasi dan selaras dengan
lingkungannya.
keandalan
KENYAMANAN PEDOMAN/ARAHAN
1 Bangunan • Persyaratan kenyamanan bangunan meliputi kenyamanan ruang gerak
dan hubungan antar ruang, kondisi udara dalam ruang, pandangan, serta
tingkat getaran dan tingkat kebisingan.
2 Lansekap • Persyaratan kenyamanan area ruang luar meliputi kenyaman sirkulasi,
perteduhan, visual, bau dan kebisingan.
• Kegiatan atraksi wisata tidak boleh mengganggu keseimbangan ekosistim
dan lingkungan.
keandalan
KEMUDAHAN PEDOMAN/ARAHAN
1 Aksesibilitas/Sirkulasi • Sistem sirkulasi yang direncanakan harus memperhatikan kepentingan
dan Parkir bagi aksesibilitas pejalan termasuk untuk penyandang disabilitas.
• Parkir kendaraan pada bangunan rumah tinggal tidak boleh berada pada
badan jalan dan pedestrian pejalan kaki.
• Luas, distribusi dan perletakan fasilitas parkir diupayakan tidak
mengganggu kegiatan bangunan dan kelancaran lalu lintas lingkungannya,
serta disesuaikan dengan daya tampung lahan.
• Jalur jalan kendaraan diupayakan terpisah dengan jalur pedestrian pejalan
kaki.
2 Penanda • Persyaratan perletakan pertandaan mencakup perletakan tanda dan rambu
lalu-lintas dan rambu keselamatan lingkungan
• Penempatan pertandaan (signage), termasuk papan iklan/reklame, harus
membantu orientasi tetapi tidak mengganggu karakter lingkungan yang
ingin diciptakan/dipertahankan, baik penempatannya pada bangunan,
kaveling, pagar, atau ruang publik.
• Tanda dan rambu-rambu lalu lintas serta rambu keselamatan diletakkan
pada titik bebas pandang, tidak boleh terhalang tanaman, dan/atau
bangunan.
keandalan
KEMUDAHAN PEDOMAN/ARAHAN
3 Perawatan • Desain pada fisik bangunan dan lansekap harus memperhatikan
kemudahan dalam pemeliharaan.
• Pemilihan material pada bangunan dan lansekap menggunakan bahan
yang mudah didapat di sekitar lokasi, dan mudah dirawat dengan peralatan
yang sederhana.
tatalaksana
PENYELENGGARAAN PEDOMAN/ARAHAN
1 Perijinan • Setiap bangunan dan sarana pendukungnya pada area Desa Wisata harus
didirikan pada tanah yang status kepemilikannya jelas.
• Setiap kegiatan membangun bangunan gedung harus memiliki IMB
terlebih dahulu dari Bupati/ Walikota atau Pejabat yang ditunjuk.
2 Perencanaan Teknis • Perencanaan teknis adalah kegiatan penyusunan rencana teknis
bangunan, termasuk desain prototipe, mulai dari pembuatan prarencana
sampai dengan dokumen rencana teknis untuk pelaksanaan konstruksi.
3 Tim Ahli Bangunan • Pertimbangan teknis tim ahli bangunan gedung berupa hasil
penilaian/evaluasi objektif terhadap pemenuhan persyaratan teknis yang
mempertimbangkan unsur klasifikasi dan bangunan gedung, termasuk
pertimbangan aspek ekonomi, sosial, dan budaya.
4 Pengawasan • Kegiatan pengawasan pelaksanaan konstruksi bangunan gedung meliputi
pengawasan biaya, mutu, dan waktu pembangunan bangunan gedung
pada tahap pelaksanaan konstruksi, serta pemeriksaan kelaikan fungsi
bangunan gedung.
5 Pemanfaatan • Pemanfaatan bangunan gedung adalah kegiatan memanfaatkan bangunan
gedung sesuai fungsi yang telah ditetapkan, termasuk kegiatan
pemeliharaan, perawatan dan pemeriksaan secara berkala
tatalaksana
PENYELENGGARAAN PEDOMAN/ARAHAN
6 Pemeliharaan, • Pemeliharaan adalah kegiatan menjaga keandalan bangunan beserta prasarana dan
Perawatan, Pemeriksaan sarananya agar selalu laik fungsi.
• Perawatan adalah kegiatan memperbaiki dan/atau mengganti bagian bangunan,
komponen, bahan bangunan dan/atau prasarana dan sarananya agar bangunan
tetap laik fungsi.
• Pemeriksaan berkala adalah kegiatan pemeriksaan keandalan seluruh atau sebagian
bangunan, komponen, bahan bangunan dan/atau prasarana dan sarana dalam
tenggang waktu tertentu guna menyatakan kelaikan fungsi bangunan.
7 Pelestarian • Bangunan dan lingkungannya yang telah ditetapkan sebagai cagar budaya sesuai
dengan peraturan perundang-undangan harus dilindungi.
• Pelestarian adalah kegiatan perawatan, pemugaran serta pemeliharaan bangunan
dan lingkungannya untuk mengembalikan keandalan bangunan tersebut sesuai
dengan aslinya atau sesuai dengan keadaan menurut periode yang dikehendaki.
8 Pembongkaran • Pembongkaran adalah kegiatan membongkar atau merobohkan seluruh atau
sebagian bangunan gedung, komponen, bahan bangunan dan/atau prasarana dan
sarananya.
• Pembongkaran bangunan yang mempunyai dampak luas terhadap keselamatan
umum dan lingkungan harus dilaksanakan berdasarkan rencana teknis
pembongkaran yang telah disetujui oleh Pemerintah Daerah.
tatalaksana
PEMBINAAN PEDOMAN/ARAHAN
1 Pengelola Desa Wisata • Pemberdayaan dilakukan terhadap para penyelenggara
bangunan/pengelola pada area wisata untuk menumbuhkembangkan
kesadaran akan hak, kewajiban dan perannya dalam penyelenggaraan
bangunan.
• Pemberdayaan dapat melibatkan stakeholder lain seperti dari Perguruanan
Tinggi, NGO, Swasta, sesuai dengan kebutuhan dari Desa Wisata.
2 Pemberdayaan • Pemberdayaan dilakukan terhadap para penyelenggara bangunan untuk
Masyarakat menumbuhkembangkan kesadaran akan hak, kewajiban dan perannya
dalam penyelenggaraan bangunan pada area sekitar Desa Wisata.
jejaring pengembangan prasarana dan sarana pendukung destinasi wisata alam
Pemerintah Pusat
Perguruan Tinggi
Skema Bidang
• Penelitian • Manajemen wisata
• Pengabdian Pada Masyarakat • Desain (Masterplan,
• Kuliah Kerja Nyata Bangunan, Lansekap)
• Pelatihan • Konstruksi
• Tugas Mata Kuliah • Teknologi Informasi
• Pengelolaan Lingkungan
• Keanekaragaman Hayati
• Darurat Kebencanaan
terimakasih