Anda di halaman 1dari 9

Desa Wisata dibentuk untuk memberdayakan masyarakat agar dapat berperan sebagai pelaku langsung dalam

upaya meningkatkan kesiapan dan kepedulian dalam menyikapi potensi pariwisata atau lokasi daya tarik wisata
di wilayah mereka agar dapat berperan sebagai tuan rumah yang baik bagi para wisatawan yang berkunjung,
serta memiliki kesadaran akan peluang dan kesiapan menangkap manfaat yang dapat dikembangkan dari
kegiatan pariwisata untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat .
Tujuan dari pembentukan Desa Wisata untuk meningkatkan posisi dan peran masyarakat sebagai subjek atau
pelaku penting dalam pembangunan kepariwisataan, serta dapat bersinergi dan bermitra dengan pemangku
kepentingan terkait dalam meningkatkan kualitas perkembangan kepariwisataan di daerah, membangun dan
menumbuhkan sikap dan dukungan positif masyarakat sebagai tuan rumah melalui perwujudan nilai-nilai Sapta
Pesona bagi tumbuh dan berkembangnya kepariwisataan di daerah dan manfaatnya bagi pembangunan daerah
maupun kesejahteraan masyarakat dan memperkenalkan, melestarikan dan memanfaatkan potensi daya tarik
wisata yang ada di masing-masing daerah.
Fungsi Desa Wisata merupakan sebagai wadah langsung bagi masyarakat akan kesadaran adanya potensi
Wisata dan terciptanya Sapta Pesona di lingkungan wilayah di destinasi wisata dan sebagai unsur kemitran baik
bagi Pemerintah propinsi maupun pemerintah daerah (kabupaten/kota) dalam upaya perwujudan dan
pengembangan kepariwisataan di daerah.
Adapun Kriteria pengembangan Desa Wisata adalah adanya 4A + C1 yaitu :
1. Memiliki Attraction/atraksi wisata unggulan
2. Memiliki Amenities/Kelembagaan
3. Memiliki Aksesibilitas/Sarana-Prasarana yang memadai
4. Memiliki Ancilliries/Akomodasi wisata pendukung
5. Memiliki Community Involvement/Keterlibatan Masyarakat
Adapun langkah-langkah pengembangan Desa Wisata dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain :
1. Petakan wilayah dengan mengidentifikasi potensi alam, sosial, budaya yang ada di desa serta dengan mengatur
peruntukan wilayah desa dengan membagi wilayah menjadi Utama, Madya dan Nista
2. Menata wajah desa dengan memperbaiki fasilitas umum, pemukiman, Pura, kuburan serta yang lebih penting
membaskan wilayah kita dari sampah terutama plastik.
3. Siapkan Sumber Daya Manusia, Kelembagaan, dan Jaringan
- Buat aturan main pengelolaan Desa Wisata
- Bentuk Badan Pengelola
- Rancang program kerja (pendek, menengah dan panjang)
- Kembangkan jaringan dan kerja sama
Ada beberapa prinsip utama yang harus diperhatikan dalam pengembangan Desa Wisata diantaranya :
1. Kendalikan kepemilikan lahan dengan kontrol tetap di desa
2. Tumbuhkan jiwa bersaing sehat
3. Setia pada proses awal pengembangan Desa Wisat dan jangan beranggapan bahwa Desa Wisata dapat
berjalan secara instant.
4. Hendaklah bergeraksecara bersama antara dinas dan adat
5. Tetap seperti semula dan jangan berubah karena menjadi desa wisata serta yang terpenting dengan selalu
menjaga kahuripan Bali.

Desa wisata merupakan sebuah bentuk penyesuaian antara akomodasi, atraksi dan fasilitas
yang mendukung untuk disajikan pada suatu struktur yang menyatu pada kehidupan
masyarakat. Dengan tata cara yang berbeda dan tradisi yang berlaku.

Perkembangan jaman yang begitu cepat mempengaruhi suatu daerah untuk membangun
desanya sebagai tempat wisata, sekalipun mereka belum memiliki konsepnya.

Oleh karena itu memiliki desa wisata yang menarik harus mempunyai konsep yang baik pula.
Konsep yang matang itulah yang diperlukan untuk menciptakan desa wisata yang menarik
untuk dikunjungi.
Memang beberapa hal perlu dipersiapkan agar konsep tersebut berjalan dengan baik. Semua
kembali pada orang-orang yang mengelola hal tersebut.

Dengan perencaan yang matang, maka tidak akan susah untuk dilaksanakan. Karena
membangun sebuah desa wisata harus mempertimbangkan kelayakan desa tersebut untuk
dijadikan sebuah desa wisata.

Situasi Sosial
Di dalam masyarakat, sebuah komunikasi yang baik untuk pendatang merupakan hal yang
utama. Karena dengan begitu akan menciptakan kenyamanan bagi pengunjung desa wisata.

Dengan adanya pemandu wisata akan menjadi nilai tambah dan perlu untuk dipertahankan.
Pemandu wisata akan sangat membantu dalam memberikan pengetahuan terhadap desa
wisata tersebut.

Sejarah sebuah desa juga akan sangat menarik untuk diperbincangkan dan menjadi daya tarik
tersendiri untuk para wisatawan.

Dapat pula menjadi alternatif para pengunjung untuk menemukan penginapan, jaringan
komunikasi, dan makanan yang terbaik untuk para wisatawan.

Inovasi
Dengan perkembangan jaman yang semakin hari semakin membutuhkan pembaruan, maka
dari itu pertumbuhan sebuah desa juga memerlukan konsep yang menarik dari hari ke hari
agar para wisatawan tidak jenuh dengan keadaan desa wisata yang itu-itu saja.

Sehingga konsep sebuah desa wisata akan terasa segar dan akan terus menawarkan hal yang
baru. Pengelola juga harus melakukan pembaruan atau inovasi agar selalu terlihat menarik
untuk dikunjungi.

Oleh sebab itu sebuah desa wisata harus memiliki pengembangan konsep untuk terus
bergerak dalam pembaruan agar wisatawan yang pernah datang, akan datang dan terus datang
lagi.

Keamanan
Tanpa keamanan maka tidak akan tercipta kenyamanan. Dengan membuat desa wisata yang
aman maka akan menciptakan kenyamanan untuk wisatawan. Ini menjadi salah satu daya
tarik yang kuat jika sebuah desa wisata aman. Dan konsep desa wisata harus menjadikan
keamanan adalah prioritas utama.

Karena semua wisatawan menginginkan keamanan demi kenyamanan mereka. Hal-hal yang
tidak diinginkan seperti terjadinya tindak kriminal yang membuat wisatawan terganggu akan
hal itu. Entah itu dari warga setempat atau pun dari luar desa.

Dengan menjaga keamanan dengan baik akan menciptakan kenyamanan yang membuat
wisatawan betah dan akan datang kembali nantinya. Dengan meninggalkan kesan yang baik
untuk wisatawan maka akan mengundang wisatwan-wisatawan yang lain yang lebih banyak
lagi.

Karena komunikasi dari mulut ke mulut atau dalam istilah pemasaran disebut dengan getok
tular ini adalah cara yang efektif untuk menambah pengunjung sebuah desa wisata. Oleh
karena, pencintraan yang baik akan memberikan efek yang positif dan hasil yang baik.
Sehingga akan banyak wisatawan yang mengetahui dan berkunjung pada desa wisata
tersebut.
Ini merupakan promosi yang mudah dan efektif yang dapat dilakukan. Dengan menciptakan
kesan yang baik maka akan menciptakan promosi yang baik pula. Konsep inilah yang harus
terus dijaga dan dikembangkan agar menjadikan sebuah desa wisata tersebut layak dan
menarik untuk dikunjungi. Selain menguntungkan bagi warga setempat dan juga untuk
wisatwan.
Salah satu yang menjadi suatu bentuk kegiatan ekowisata pada kawasan tertentu yang
melibatkan masyarakat lokal setempat adalah desa wisata. Menurut Priasukmana &
Mulyadin (2001), Desa Wisata merupakan suatu kawasan pedesaan yang menawarkan
keseluruhan suasana yang mencerminkan keaslian pedesaaan baik dari kehidupan sosial
ekonomi, sosial budaya, adat istiadat, keseharian, memiliki arsitektur bangunan dan
struktur tata ruang desa yang khas, atau kegiatan perekonomian yang unik dan menarik
serta mempunyai potensi untuk dikembangkanya berbagai komponen kepariwisataan,
misalnya atraksi, akomodasi, makanan-minuman, cindera-mata, dan kebutuhan wisata
lainnya.
Desa wisata biasanya berupa kawasan pedesaan yang memiliki beberapa
karakteristik khusus yang layak untuk menjadi daerah tujuan wisata. Dikawasan ini,
penduduknya masih memiliki tradisi dan budaya yang relative masih asli. Selain itu,
beberapa faktor pendukung seperti makanan khas, sistem pertanian dan sistem sosial
turut mewarnai sebuah kawasan desa wisata. Di luar faktor-faktor tersebut, sumberdaya
alam dan lingkungan alam yang masih terjaga merupakan salah satu faktor penting dari
sebuah kawasan desa wisata.
Selain berbagai keunikan tersebut, kawasan desa wisata juga dipersyaratkan
memiliki berbagai fasilitas untuk menunjangnya sebagai kawasan tujuan wisata. Berbagai
fasilitas ini akan memudahkan para pengunjung desa wisata dalam melakukan kegiatan
wisata. Fasilitas-fasilitas yang seyogyanya ada disuatu kawasan desa wisata antara lain :
sarana transportasi, telekomunikasi, kesehatan, dan akomodasi. Khusus untuk sarana
akomodasi, desa wisata dapat menyediakan sarana penginapan berupa pondok-pondok
wisata (Home Stay) sehingga para pengunjung dapat merasakan suasana pedesaan yang
masih asli.
Menurut Priasukmana dan Mulyadin (2001), penetapan suatu desa dijadikan
sebagai desa wisata harus memenuhi persyaratan-persyaratan, antara lain sebagai
berikut :
1. Aksesibilitasnya baik, sehingga mudah dikunjungi wisatawan dengan menggunakan
berbagai jenis alat transportasi.
2. Memiliki obyek-obyek menarik berupa alam, seni budaya, legenda, makanan lokal, dan
sebagainya untuk dikembangkan sebagai obyek wisata.
3. Masyarakat dan aparat desanya menerima dan memberikan dukungan yang tinggi
terhadap desa wisata serta para wisatawan yang datang kedesanya.
4. Keamanan di desa tersebut terjamin.
5. Tersedia akomodasi, telekomunikasi, dan tenaga kerja yang memadai.
6. Beriklim sejuk atau dingin.
7. Berhubungan dengan obyek wisata lain yang sudah dikenal oleh masyarakat luas.
Pembangunan desa wisata juga memiliki manfaat ganda bagi berbagai macam bidang
yaitu :
1. Ekonomi, meningkatkan perekonomian nasional, ragional, dan masyarakat lokal.
2. Sosial, membuka lapangan kerja dan lapangan berusaha bagi masyarakat di desa.
3. Politik, dari sisi internasional adalah menjembatani perdamaian antar bangsa didunia dan
dari sisi nasional untuk memperkokoh persatuan bangsa, mengatasi disintegrasi.
4. Pendidikan, keberadaan desa wisata dapat memperluas wawasan dan cara berpikir
orang-orang desa, mendidik cara hidup bersih dan sehat.
5. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek), meningkatkan ilmu dan teknologi bidang
kepariwisataan.
6. Sosial budaya, keberadaan desa wisata dapat menggali dan mengembangkan kesenian
serta kebudayaan asli daerah yang hamper punah untuk dilestarikan kembali.
7. Lingkungan, dapat menggugah sadar lingkungan yaitu menyadarkan masyarakat akan
arti pentingnya memelihara dan melestarikan lingkungan bagi kehidupan manusia kini
dan di masa datang.
Manfaat ganda di atas tidak dapat tercapai dengan baik tanpa adanya peran serta pihak-
pihak terkait dalam mengembangkan desa wisata. Oleh karena itu, diperlukan kunci
sukses pembangunan desa wisata yaitu :
1. Pembangunan Sumber daya manusia (SDM)
Pelaksanaan pembangunan sumber daya manusia (SDM), bisa dilakukan melalui
pendidikan, pelatihan dan keikutsertaan dalam seminar, diskusi dan lain sebagainya, serta
di bidang-bidang kepariwisataan. Hal-hal tersebut dapat dilakukan dengan mengadakan
pelatihan yang diberikan kepada generasi muda bagaimana menerima dan melayani
wisatawan yang baik, keikutsertaan penduduk setempat pada seminar atau diskusi dalam
rangka menambah pengetahuan untuk kegiatan usaha yang mereka lakukan seperti
kerajinan, industry rumah tangga, pembuatan makanan lokal, budi daya jamur, cacing,
menjahit, dan lain sebagainya.
2. Kemitraan
Adanya kerjasama yang saling menguntungkan antara pihak pengelola desa wisata
dengan para pengusaha pariwisata di kota atau pihak dinas pariwisata daerah dalam
bidang-bidang usaha yaitu bidang akomodasi, perjalanan, promosi, pelatihan, dan lain-
lain.
3. Kegiatan pemerintahan di desa
Kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah desa, antara lain seperti rapat-rapat dinas,
pameran pembangunan, dan upacara-upacara hari-hari besar diselenggarakan di desa
wisata.
4. Promosi
Desa wisata harus sering dipromosikan melalui berbagai media, oleh karena itu desa atau
kabupaten harus sering mengundang wartawan dari media cetak maupun elektronik
untuk kegiatan tersebut.
5. Festival/pertandingan
Secara rutin di desa wisata perlu diselenggarakan kegiatan-kegiatan yang bisa menarik
wisatawan atau penduduk desa lain untuk mengunjungi desa wisata tersebut, misalnya
mengadakan festival kesenian, pertandingan olahraga, dan lain sebagainya.
6. Membina organisasi warga
Penduduk desa biasanya banyak yang merantau ditempat lain. Mereka juga bisa
diorganisir dan dibina untuk memajukan desa wisata mereka melalui organisasi
kemasyarakatan atau desebut “warga”, yaitu ikatan keluarga dari satu keturunan yang
hidup terpencar, mereka tersebut bertujuan ingin mengeratkan kembali tali
persaudaraan diantara keturunan mereka. Fenomena kemasyarakatan semacam ini perlu
didorong dan dikembangkan untuk memajukan desa wisata.
7. Kerjasama dengan universitas
Universitas-universitas di Indonesia mensyaratkan melakukan kuliah kerja praktek
lapangan bagi mahasiswa yang akan menyelesaikan studinya. Sehubungan dengan itu
sebaiknya dijalin kerjasama antara desa wisata dengan universitas yang ada, agar
bisa memberikan masukan dan peluang bagi kegiatan di desa wisata untuk
meningkatkan pembangunan desa wisata tersebut.
Untuk memperkaya obyek dan tujuan wisata di suatu desa wisata, dapat dibangun
berbagai fasilitas dan kegiatan sebagai berikut :
1. Eco-lodge, yaitu renovasi homestay agar memenuhi persyaratan akomodasi wisatawan,
atau membangun guest house berupa, bamboo house, tradisional house, log house, dan
lainnya.
2. Eco-recreation, yaitu kegiatan pertanian, pertunjukan kesenian lokal, memancing ikan di
kolam, jalan-jalan di desa (hiking), biking di desa dan lain sebagainya.
3. Eco-education, yaitu mendidik wisatawan mengenai pendidikan lingkungan dan
memperkenalkan flora dan fauna yang ada di desa yang bersangkutan.
4. Eco-research, yaitu meneliti flora dan fauna yang ada didesa, dan mengembangkan
produk yang dihasilkan di desa tersebut, dan sebagainya.
5. Eco-energy, yaitu membangun sumber energy tenaga surya atau tenaga air untuk eco-
lodge.
6. Eco-development, yaitu menanam jenis-jenis pohon yang buahnya untuk makanan
burung atau binatang liar, tanaman hias, tanaman obat,dll agar bertambah populasinya.
7. Eco-promotion, yaitu promosi melalui media cetak atau elektronik, dengan mengundang
wartawan untuk meliputi mempromosikan kegiatan desa wisata.

Desa wisata merupakan suatuwilayah perdesaan yang dapatdimanfaatkan berdasarkan


kemampuanunsur-unsur yang memiliki atribut produkwisata secara terpadu, dimana
desatersebut menawarkan secara keseluruhaansuasana yang memilikan tema
denganmencerminkan keaslian pedesaan, baikdari tatanan segi kehidupan sosial
budayadan ekonomi serta adat istiadat keseharianyang mempunyai cirikhas arsitektur
dantata ruang desa menjadi suatu rangkaianaktivitas pariwisata
(www.wikipedia.org,2010). Sedangkan Nuryanti (1993)berpendapat bahwa desa wisata
merupakansuatu bentuk integrasi tantara atraksi,akomodasi, dan fasilitas pendukung
yangdisajikan dalam suatu struktur kehidupanmasyarakat yang menyatu dengan
tatacaradan tradisi yang berlaku.Ditjenpar (1999) dalam Arlini(2003) mendefinisikan desa
wisata sebagai suatu wilayah perdesaan yang menawarkankeseluruhan suasana yang
mencerminkankeaslian pedesaan, arsitektur bangunan dantata ruang desa, serta
mempunyai potensi untuk dikembangkan berbagai komponenkepariwisataan, misalnya
atraksi wisata makanan dan minuman, cinderamata, penginapan, dan kebutuhan lainnya.
Komponen Utama Desa Wisata
Menurut nuryanti (1993), terdapat tiga konsep utama dalam komponen desa wisata yaitu
:
1. Akomodasi
Sebagian dari tempat tinggal para penduduk setempat dan unit-unit berkembang atas
konsep tempat tinggal penduduk.
2. Atraksi
Seluruh kehidupan keseharian penduduk setempat beserta setting fisik lokasi desa yang
memungkinkan berintegrasinya wisatawan sebagai partisipan aktif seperti kursus tari,
bahasa dan lain-lain yang spesifik. Dan yang ketiga adalah keindahan alam, keunikan dan
kelangkaan.
3. Keindahan alam, keunikan dan kelangkaan desa wisata itu sendiri.

Tabel Kajian Teori Komponen Desa Wisata


No Sumber Teori Komponen Desa Wisata
1. Keunikan, keaslian, sifat khas
2. Letaknya berdekatan dengan daerah alam yang luar
biasa
3. Berkaitan dengan kelompok atau masyarakat berbudaya
yang secara hakiki menarik minat pengunjung
Gumelar (2010) 4. Memiliki peluang untuk berkembang baik dari sisi
1 prasarana dasar, maupun sarana lainnya. \
1. Memiliki potensi pariwisata, seni, dan budaya khas
daerah setempat.
2. Lokasi desa masuk dalam lingkup daerah
pengembangan pariwisata atau setidaknya berada dalam
koridor dan rute paket perjalanan wisata yang sudah
dijual.
3. Diutamakan telah tersedia tenaga pengelola, pelatih,
dan pelaku–pelaku pariwisata, seni dan budaya.
4. Aksesibilitas dan infrastruktur mendukung program
Putra (2006) Desa Wisata.
2 5. Terjaminnya keamanan, ketertiban, dan kebersihan.
1. Partisipasi masyarakat lokal
2. Sistem norma setempat
Prasiasa (2011) 3. Sistem adat setempat
3 4. Budaya setempat

Tabel Pengembangan Desa Wisata


No Sumber Teori Komponen Desa Wisata
1. memanfaatkan sarana dan prasarana masyarakat
setempat.
2. menguntungkan masyarakat setempat. berskala kecil.
Gumelar (2010) 3. melibatkan masyarakat setempat.
1 4. menerapkan pengembangan produk wisata pedesaan.
1. Pariwisata terintegrasi dengan masyarakat
Putra (2006) 2. Menawarkan berbagai atraksi khas
2 3. Akomodasi berciri khas desa setempat.

Dalam pengembangan desa wisata sebagai obyek wisata perlu dipahami sejak awal bila
masyarakat setempat bukan sebagai obyek pasif namun justru sebagai subyek aktif.
Sebuah lingkungan perdesaan dapat dipandang sebagai obyek sekaligus sebagai subyek
wisata. Sebagai obyek artinya desa tersebut merupakan tujuan kegiatan pariwisata
sedangkan sebagai subyek adalah sebagai penyelenggara, apa yang dihasilkan oleh desa
akan dinikmati oleh masyarakatnya secara langsung dan peran aktif masyarakat sangat
menentukan kelangsungannya (Soebagyo, 1991 dalam Raharjana, 2005). Dalam
pelaksanaan pariwisata berbasis komunitas khususnya bagi pengembangan desa
wisataa, beberapa persoalan yang harus dipertimbangkan adalah partisipasi,
pengambilan keputusan, pembangunan kapasitas masyarakat, dan akses ke pasar wisata.
Dalam menyususn konsep kerja pembangunan sebuah desa menjadi desa wisata dapat
dicapai melalui dua pendekatan yaitu:
1. Pendekatan Pasar untuk Pengembangan Desa Wisata
a. Interaksi tidak langsung
Model pengembangan didekati dengan cara bahwa desa mendapat manfaat tanpa
interaksi langsung dengan wisatawan misalnya, penulisan buku-buku tentang desa yang
berkembang, kehidupan desa, arsitektur tradisional, latar belakang sejarah, dan
sebagainya
b. Interaksi setengah langsung
Bentuk-bentuk one way trip yang dilakukan oleh wisatawan, kegiatankegiatan meliputi
makan dan berkegiatan bersama penduduk dan kemudian wisatawan dapat kembali ke
tempat akomodasinya.
c. Interaksi langsung
Wisatawan dimungkinkan untuk tinggal/bermalam dalam akomodasi yang dimiliki oleh
desa tersebut. Dampak yang terjadi dapat dikontrol dengan berbagai pertimbangan yaitu
daya dukung dan potensi masyarakat.
2. Pendekatan Fisik Pengembangan Desa
WisataPendekatan ini merupakan solusiyang umum dalam mengembangkansebuah desa
melalui sektor pariwisata dengan menggunakan standar-standar khusus dalam
mengontrol perkembangandan menerapkan aktivitas konservasi.
a. Mengkonservasi sejumlah rumah yang memiliki nilai budaya dan arsitektur yang tinggi
dan mengubah fungsi rumah tinggal menjadi sebuah museum desa untuk menghasilkan
biaya untuk perawatan dari rumah tersebut.
b. Mengkonservasi keseluruhan desa dan menyediakan lahan baru untuk menampung
perkembangan penduduk desa tersebut dan sekaligus mengembangkan lahan tersebut
sebagai area pariwisata dengan fasilitas-fasilitas wisata.
c. Mengembangkan bentukbentuk akomodasi didalam wilayah desa tersebut yang
dioperasikan oleh penduduk desa sebagai industri skala kecil.
Dampak Sosial Ekonomi
Pengaruh sosial ekonomi dapat diartiakan sebagai suatu perubahan yang timbul
akibat adanya kegiatan yang mempengaruhi lingkungan sosial ekonomi, baik dalam hal
kesempatan kerja, pendapatan, dan kesejahteraan. Gillmore (1981 dalam Rahma, 2010)
mengatakan bahwa dampak sosial sangat sukar untuk dipahami karena kasus di suatu
wilayah akan berbeda dengan wilayah lainnya.
Hubungan sosial adalah suatu hubungan antar orang atau kelompok pada kondisi
masyarakat yang dilandasi oleh sistem nilai dan makna simbol. Dalam bentuk dinamis,
hubungan sosial akan berbentuk interaksi sosial antar individu dan kelompok dalam
komunitas tersebut. Terbentuknya sistem hubungan sosial dalam suatu masyarakat
senantiasa dipengaruhi oleh kondisi-kondisi lingkungannya, meliputi lingkungan fisik
maupun lingkungan sosialnya. Karena itu dinamika perubahan kondisi-kondisi lingkungan
tersebut senantiasa juga mempengaruhi dinamika perubahan sistem hubungan sosial
yang berlaku pada suatu masyarakat disamping dipengaruhi pula oleh kondisi jumlah
populasi pada masyarakat yang bersangkutan.

Anda mungkin juga menyukai