Anda di halaman 1dari 11

DAMPAK PENGEMBANGAN DESA BAGAK SAHWA MENJADI

DESA WISATA TERHADAP PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI


MASYARAKAT

ARTIKEL PENELITIAN

OLEH:
RISKY PUTRI UTAMI
NIM. F1241141001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU-ILMU SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PONTIANAK
2018
DAMPAK PENGEMBANGAN DESA BAGAK SAHWA KECAMATAN
SINGKAWANG TIMUR MENJADI DESA WISATA TERHADAP SOSIAL
EKONOMI MASYARAKAT

Risky Putri Utami, Budiman, Putri


Program Studi Pendidikan Geografi FKIP Untan Pontianak
Email: riskyputriutami29@gmail.com

Abstract
This study aims to: (1) describing the spatial distribution of potential Bagak Sahwa Tourism
Village, (2) describe the development in Bagak Sahwa Tourism Village, (3) describe the
impact of socio-economic changes community Bagak Sahwa Tourism Village, (4) describe the
perception of the Bagak Sahwa Village society as a tourist village. The research method used
was qualitative research with description method The data source of this study is society of
Bagak Sahwa Tourism Village. The research data was the result of quetionnartes & interview
with society of Bagak Sahwa Tourism Village. The research show that there is development in
the Bagak Sahwa Tourism Village. The impact of development has not been felt by Bagak
Sahwa Tourism Village because there is no participation from the community for
development. With the existence of this tourist village the community is open to culture outside
the tourist village.

Keywords: Tourism Village, Impact, Development, Bagak Sahwa Village, Perception

PENDAHULUAN wisatawan dan memberikan kepuasan


Pariwisata sebagai penggerak sektor wisatawan yang berbeda karakternya. Dalam
ekonomi dapat menjadi solusi bagi penelitian ini pendekatan yang digunakan
pemerintah dalam meningkatkan adalah pendekatan keruangan dan pendekatan
pembangunan ekonomi. Sektor pariwisata ekologi.
tidak hanya menyentuh kelompok-kelompok Singkawang yang disebut juga Kota
ekonomi tertentu tetapi dapat menjangkau Amoy adalah kota terbesar kedua di
kalangan bawah. Masyarakat di sekitar obyek- Kalimantan Barat dan menjadi tujuan utama
obyek wisata dapat mendirikan berbagai pariwisata di Bumi Khatulistiwa. Kota yang
kegiatan ekonomi misalnya tempat berjarak 145 Km dari Kota Pontianak terkenal
penginapan, layanan jasa (transportasi, dengan keindahan alam, budaya, serta kuliner
informasi), warung dan lain-lain. Kegiatan- yang menjadi daya tarik wisatawan untuk
kegiatan ini dapat menambah pendapatan berkunjung ke Kota Amoy ini. Nama
masyarakat dan menekannya tingkat Singkawang itu berasal dari bahasa Hakka
pengangguran. (Cina Singkawang), San Khew Jong yang
Bidang kajian dalam penelitian ini mengacu pada sebuah kota di bukit dekat laut
menggunakan geografi pariwisata. Pariwisata dan estuari. Singkawang juga mendapat
erat kaitannya pada pemanfaatan ruang, beberapa julukan, yaitu: Kota Wisata, Kota
lokasi-lokasi daerah tujuan wisata, lokasi Amoy dan Kota 1000 Klenteng. Namun ada
dimana wisatawan bergerak dari satu daerah juga yang mengatakan bahwa nama
ke daerah lain. Dengan demikian geografi Singkawang diambil dari nama tanaman
mempunyai peranan yang sangat penting Tengkawang yang terdapat di hutan tropis
dalam menyediakan ruang sebagai daerah daerah Singkawang. Perpaduan budaya
tujuan wisata yang sesuai dengan permintaan
1
Tionghoa, Dayak dan Melayu menjadikan Berkembangnya kegiatan pariwisata di
kota Singkawang yang harmonis. Desa Wisata Bagak Sahwa diharapkan dapat
Berdasarkan Surat Keputusan (SK) memberikan dampak atau pengaruh yang luas
Walikota Singkawang Nomor baik itu dampak positif maupun negatif
556/149/Disparpora Par-B tahun 2017 terhadap kondisi lingkungan fisik, kondisi
memutuskan dan menetapkan; Desa Bagak ekonomi, sosial dan budaya masyarakat
Sahwa menjadi Desa Wisata Bagak Sahwa sekitar kawasan wisata tersebut, khususnya
dengan tujuan aktualisasi destinasi pariwisata penduduk Desa Bagak Sahwa. Keberadaan
berbasis komunitas dan masyarakat yang Desa Wisata Bagak Sahwa pada umumnya
dapat berbentuk wisata pertanian, wisata membawa dampak positif terhadap kehidupan
kuliner, wisata air, wisata atraksi, dan wisata masyarakat desa, antara lain adanya perbaikan
budaya. Objek wisata di Desa Wisata Bagak fasilitas sarana dan prasarana. Misalnya
Sahwa merupakan salah satu dari beberapa perbaikan jalan, penerangan jalan,
kawasan wisata yang menawarkan keindahan pembangunan fasilitas umum, dan lain-lain.
alam dan budaya. Desa bagak sahwa di Sebelum dicanangkan desa wisata sebagian
dirikan berdasarkan arahan dari dinas besar penduduk Desa Bagak Sahwa memiliki
pariwisata Kota Singkawang yang melihat mata pencaharian sebagai petani. Setelah Desa
adanya potensi alam dan budaya. Potensi Bagak Sahwa dicanangkan sebagai desa
budaya yang ditawarkan yaitu upacara Adat wisata diharapkan penduduk desa mempunyai
Ngabayotn yang diadakan setiap tanggal 1 pekerjaan atau usaha di kawasan desa wisata
Juni setiap tahunnya untuk mengucap syukur tersebut. Adanya lapangan pekerjaan yang
atas hasil panen yang melimpah. Desa Bagak cukup luas di kawasan desa wisata dapat
masuk ke dalam kawasan Cagar Alam mempengaruhi pendapatan penduduk Desa
Gunung Raya Pasi yang menawarkan Bagak Sahwa khususnya yang terlibat di
keindahan hutan lindung yang memiliki sektor pariwisata. Dengan meningkatnya
banyak flora dan fauna hutan hujan tropis pendapatan penduduk maka akan berpengaruh
Kalimantan namun belum berkembang karena terhadap kondisi ekonomi masyarakat Desa
kurangnya fasilitas sarana dan prasarana yang Bagak Sahwa. Berikut adalah rangkuman data
memadai. terakhir jumlah pengunjung Desa Wisata
Bagak Sahwa.

Tabel 1. Jumlah Pengunjung Desa Wisata Bagak Sahwa Bulan Juni 2013 sampai Januari
2017
Tahun Jumlah Pengunjung (orang)

2013 74
2014 81
2015 0
2016 10
2017 21
Jumlah 186
Sumber : Data diatas adalah hasil catatan tamu Desa Wisata Bagak Sahwa

Berdasarkan Tabel 1.1 pada tahun 2013 ada pengunjung sebanyak 10 orang yang
jumlah pengunjung sebanyak 74 orang, pada berkunjung dan mengalami kenaikan pada
tahun 2014 mengalami kenaikan menjadi 81 tahun 2017 sebanyak 21 orang.
orang dan mengalami penurunan yang Menurut pra riset yang dilakukan, interaksi
signifikan pada tahu 2015 tidak ada sama antara wisatawan dengan penduduk setempat
sekali pengunjung yang berkunjung di Desa dapat membuka wawasan bagi penduduk
Wisata Bagak Sahwa. Pada tahun 2016 mulai dalam berbagai hal seperti tentang pariwisata,
2
kebudayaan daerah asal wisatawan, pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai
pendidikan, atau lain-lain. Kunjungan lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti
wisatawan yang hanya sebentar dapat adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan
menciptakan hubungan dengan penduduk sampel sumber data dilakukan secara
setempat. Pengetahuan dan wawasan tentang purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan
pariwisata yang dimiliki penduduk masih dengan trianggulasi, analisis data bersifat
belum cukup untuk mengembangkan Desa induktif/kualitatif, dan hasil penelitian
wisata ini. Kedatangan wisatawan sangat kualitatif lebih menekan makna dari pada
membantu dalam upaya pengembangan, generalisasi.
karena para wisatawan dapat memberi Penelitian ini menggunakan penelitian
masukan kepada para pengelola agar dapat metode deskriptif, penelitian yang
ditambahkan fasilitas dan layanan lebih baik menghasilkan data berupa kata-kata tertulis
lagi ke masa depan. atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
Pada kenyataan yang sekarang desa dapat diamati.
wisata Bagak Sahwa jauh dari kata 1. Tempat dan Subjek Penelitian
berkembang, masih banyak masyarakat Penelitian ini dilakukan di Desa Bagak
setempat yang masih mata pencahariannya Sahwa Kelurahan Bagak Sahwa Kecamatan
hanya bertani dan berkebun. Namun dari sisi Singkawang Timur Kota Singkawang pada
budayanya desa wisata masih menjadi desa bulan Juni 2018. Dalam penelitian ini yang
wisata yang kental menjaga kelestarian menjadi objek penelitian adalah masyarakat
keragaman budaya dan lingkungan alam disekitar Desa Wisata Bagak Sahwa agar
disekitar desa wisata yang menjadi daya Tarik dapat mengetahui Dampak Perubahan Sosial
wisatawan untuk mengunjungi desa wisata Ekonomi masyarakat setempat.
Bagak Sahwa.
Berdasarkan latar belakang tersebut, 2. Sumber Data Penelitian
maka penulis tertarik melakukan penelilitian Penelitian ini jenis datanya terdiri dari
dengan judul “Dampak Pengembangan Desa data primer dan data sekunder. Sumber data
Bagak Sahwa Kecamatan Singkawang Timur primer merupakan data yang diambil secara
menjadi Desa Wisata Terhadap Perubahan langsung dari hasil pengamatan objek
Sosial Ekonomi Masyarakat” penelitian. Sumber data sekunder diperoleh
dari arsip maupun instansi-instansi terkait
METODE PENELITIAN dalam penelitian ini, data sekunder tersebut
Bentuk penelitian yang dilakukan dalam berupa dokumen atau arsip. Secara rinci
penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yaitu mengenai jenis dan sumber datanya dapat
metode penelitian yang berlandas-kan pada dilihat pada tabel berikut:
filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti

Tabel 3. Jenis Data dan Sumber Data Penelitian


Sumber Data Penelitian
Sub Masalah
Primer Sekunder
Pengukuran lapangan
Kondisi Persebaran Keruangan
dengan menggunakan GPS,
Potensi Wisata Desa Bagak Bappeda Kota Singkawang
Peta SHP (Shapefile) Kota
Sahwa
Singkawang.
BPS Kota Singkawang dan
Pengembangan yang terjadi di Observasi Lapangan dan
Dinas Pariwisata Kota
Desa Wisata Bagak Sahwa Wawancara
Singkawang
Dampak Perubahan Sosial
Observasi Lapangan dan
Ekonomi Masyarakat Desa BPS Kota Singkawang
Kuisioner
Wisata Bagak Sahwa

3
Persepsi Masyarakat tentang
Observasi Lapangan dan
adanya Desa Wisata Bagak -
Kuisioner
Sahwa
Jumlah responden dalam penelitian ini merupakan pengumpulan data oleh peneliti
sebanyak 25 orang yang terdiri dari pengurus dengan cara mengumpulkan dokumen-
Desa Wisata, penduduk sekitar dan Dinas dokumen dari sumber terpecaya yang
Pariwisata Kota Singkawang. Populasi dalam mengetahui tentang Desa Wisata.
penelitian ini sebanyak 25 orang yang terdiri Instrumen pengumpulan data adalah alat
dari sampel 20 orang warga sekitar Desa bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti
Wisata, 4 orang pengurus POKDARWIS dan dalam kegiatannya mengumpulkan agar
1 orang dari Dinas Pariwisata Kota kegiatan tersebut menjadi sistematis dan
Singkawang. dipermudah olehnya. Instrumen pengumpulan
data adalah cara-cara yang dapat digunakan
3. Teknik dan Instrumen Pengumpulan oleh peneliti untuk mengumpulkan data.
Data Instumen sebagi alat bantu dalam
Teknik pengumpulan data yang menggunakan metode pengumpulan data
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik merupakan sarana yang dapat diwujudkan
observasi, teknik wawancara, dan teknik dalam benda, misalnya kuisioner,
dokumentasi. Berikut ini akan dijelaskan dokumentasi dan studi pustaka. Instrumen
teknik-teknik pengumpulan data yang pengumpulan data yang di gunakan dalam
digunakan oleh peneliti sebagai berikut: a) penelitian ini adalah sebagai berikut: a)
Teknik Pengamatan/ Observasi, Sutrisno Hadi Kuisioner, Menurut Hudari Nawawi (dalam
dalam Sugiyono (2013:145) mengemukakan Moh. Pabundu Tika, 1996: 82), kuisioner
bahwa, observasi merupakan suatu proses adalah usaha mengumpulkan informasi
yang kompleks, suatu proses yang tersusun dengan menyampaikan sejumlah pertanyaan
dari berbagai proses biologis dan psikologis. tertulis untuk menjawab secara tertulis oleh
Adanya observasi peneliti dapat mengetahui responden. Dalam penelitian ini dilakukan
objek wisata dan kegiatan apa saja yang ada di pembagian kuisioner kepada responden secara
Desa Wisata Bagak Sahwa, b) Teknik langsung, yaitu Pengunjung Desa Wisata dan
Wawancara, Menurut Esterberg dalam Warga Desa Bagak Sahwa, b) Dokumentasi,
Sugiyono (2013:231) wawancara merupakan Dokumentasi berupa foto-foto yang berkaitan
pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dengan data-data yang peneliti perlukan untuk
dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat melengkapi penelitian ini. Dalam penelitian
dikontruksikan makna dalam suatu topik ini dokumentasi diambil sendiri oleh peneliti
tertentu. Wawancara yang digunakan dalam dan dari Dinas Pariwisata Kota Singkawang,
penelitian ini mengajukan pertanyaan- c) Studi Pustaka, Studi pustaka dalam
pertanyaan terstruktur yang disusun secara penelitian ini diambil dari berbagai sumber
sistematis dan lengkap untuk mengumpulkan sekunder, baik dari buku, koran, internet,
data yang dicari. Wawancara pada penelitian maupun dari pihak pengelola Desa Wisata
ini dilakukan pada masyarakat yang tinggal Bagak Sahwa.
disekitar objek wisata, pengelola Desa Wisata
dan Staff Dinas Pariwisata Kota Singkawang, 4. Teknik Analisi Data
c) Teknik Dokumentasi, Menurut Sugiyono Analisis data dalam penelitian dilakukan
(2013:240) dokumen merupakan catatan secara interaktif. Menurut Sugiyono (2010:
peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa 246) bahwa aktivitas dalam analisis data
berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya kualitatif dilakukan secara interaktif dan
monumental dari seorang. Dokumen yang berlangsung secara terus menerus sampai
berbentuk tulisan misalnya catatan harian, selesai. Maksudnya, dalam analisis data
sejarah kehidupan (life histories), ceritera, peneliti ikut terlibat langsung dalam
biografi, peraturan, kebijakan. Dokumentasi menjelaskan dan menyimpulkan data yang
4
diperoleh dengan mengaitkan teori yang khusus untuk dapat benar-benar menjadi
digunakan. kawasan wisata ekosistem. Potensi wisata
yang ada di Desa Wisata Bagak Sahwa, yaitu
5. Prosedur Penelitian Potensi Wisata Alam dan Potensi wisata
Prosedur penelitian merupakan Kebudayaan.
penjelasan langkah-langkah yang harus
ditempuh dalam suatu penelitian. Menurut 2. Pengembangan Yang Terjadi di Desa
Moleong (2004:127-148), Langkah-langkah Wisata Bagak Sahwa
prosedur penelitian meliputi tiga hal yaitu: 1) Pengembangan-pengembangan yang
Tahap Pra Lapangan, 2) Tahap Pekerjaan terjadi di Desa Wisata Bagak Sahwa, yaitu: a)
Lapangan, 3) Tahap Analisis Data. Pembangunan Permanen Rumah Adat
Parauman, b) Pembangunan Toilet Umum, c)
HASIL PENELITIAN DAN Pembangunan galeri pusat kerajinan Tangan
PEMBAHASAN dan Oleh-oleh, d) Pembangunan Plang
Hasil Penelitian Penunjuk Lokasi Desa Wisata.
1. Kondisi Persebaran Potensi Wisata Desa
Wisata Bagak Sahwa 3. Dampak Perubahan Sosial Ekonomi
Dulunya Bagak Sahwa ini merupakan Desa Wisata Bagak Sahwa
sebuah perkampungan penduduk sangat Untuk mengetahui dampak sosial
terpencil yang terletak ±17 km sebelah timur ekonomi Desa Wisata yang ditimbulkan
dari pusat pemerintahan kota Singkawang, setelah diresmikan Desa Wisata Bagak
sebelum akhirnya wilayah ini kini ditetapkan Sahwa, perlu dilakukan penelitian untuk
sebagai wilayah kelurahan berdasarkan perda mendapatkan berbagai data, antara lain
kota Singkawang No.1 tahun 2003 tentang dilakukan dengan observasi langsung ke
perubahan desa menjadi kelurahan di kota lokasu, wawancara, penyebaran angket atau
Singkawang. Warga aslinya yang mayoritas kuisioner dan studi pustaka.
suku Dayak-Salako, adalah bermata
pencaharian sebagai petani, penambang emas, 4. Persepsi Masyarakat tentang adanya
dan pedagang. Hanya sebagian kecil saja dari Desa Wisata Bagak Sahwa
mereka yang memiliki pendidikan tinggi, dan Persepsi masyarakat tentang adanya Desa
mampu bersaing dengan memposisikan Wisata Bagak Sahwa mendukung adanya
dirinya sejajar dengan kaum-kaum intelektual pengembangan yang terjadi dan masyarakat
dari luar daerah mereka. Kini, tak jarang kita berharap dengan adanya Desa Wisata dapat
melihat ada beberapa putra daerah (Bagak membuka lapangan pekerejaan dan
Sahwa) yang telah menduduki jabatan-jabatan meninngkatkan kesejahteraan dan
penting dalam kursi pemerintahan di kota permberdayaan masyarakat.
Singkawang pasca perubahan statusnya dari
desa menjadi kelurahan. Bagak Sahwa pun Pembahasan
kini telah bermetamorfosa menjadi salah satu Kondisi persebaran keruangan potensi
wilayah kelurahan yang cukup berkembang di wisata di Desa Wisata Bagak Sahwa disajikan
dalam lingkungan pemerintahan kota dalam bentuk pemetaan persebaran potensi
Singkawang. Terlepas dari itu semua, ada hal wisata. Potensi wisata yang dimiliki Desa
yang membuat orang-orang yang pernah Wisata ini berupa potensi wisata alam dan
berkunjung ke Bagak Sahwa, tidak bisa potensi wisata kebudayaan. Potensi wisata
melupakan desa ini. Itu disebabkan, karena alam berupa Taman Anggrek dan Sungai
wilayah ini merupakan satu-satunya wilayah Dayo Ai’. Potensi wisata alam yang masih
yang menyandang predikat “Desa Wisata” di sangat dijaga oleh masyarakat setempat dan
dalam lingkungan pemerintahan Kota keindahan alamnya yang masih asri menjadi
Singkawang. Memang masih perlu terus daya tarik pengunjung. Potensi wisata
dikembangkan dan mendapat perhatian Kebudayaan berupa Rumah Adat Parauman,
5
Rumah Pertemuan Adat Dayak Salako, warung untuk menambah penghasilan.
Upacara Adat Ngabayotn, Festival Sumpit, Perbaikan sarana dan prasarana terus menerus
Pusat Kerajinan Tangan dan Oleh-oleh dan dilakukan Dinas Pariwisata Kota Singkawang
Sanggar Mancarsiat. Potensi wisata dengan perbaikan Rumah Adat Parauman,
kebudayaan juga menjadi daya tarik bagi pembuatan galeri untuk kerajinan masyarakat,
pengunjung luar pulau Kalimantan yang ingin pusat oleh-oleh bagi pengunjung dan WC
mengetahui Adat istiadat Dayak Salako, umum untuk pengunjung yang mengunjungi
Tarian Suku Dayak Salako, dan makanan khas Desa Wisata. Namun pembangunan sarana
yang tidak terdapat diwilayah lain merupakan dan prasarana tersebut tidak dibarengi dengan
daya tarik pengunjung. Potensi yang dimiliki kunjungan wisawan yang meningkat,
Desa Wisata terus menerus dikembangkan sehingga perkembangan Desa Wisata Bagak
dari segi sarana dan prasarana, promosi yang Sahwa terkesan lambat bahkan jalan ditempat.
gencar dilakukan Dinas Pariwisata Kota Dari segi ekonomi masyarakat, tidak terjadi
Singkawang. perubahan yang berarti, karena wisatawan
Pengembangan yang terjadi di Desa yang dating berkunjung jumlahnya tidak
Wisata Bagak Sahwa meliputi Pembangunan banyak dan kegiatan yang dilakukan hanya
Permanen Rumah Adat Parauman, berjalan-jalan semata.
Pembangunan Toilet Umum, Pembangunan Pengembangan yang terjadi di Desa
Galeri Pusat Kerajinan Tangan dan Oleh-oleh, Bagak Sahwa meliputi pembangunan sarana
dan Pembangunan Plang Penunjuk Lokasi dan prasarana untuk menunjang kegiatan yang
Desa Wisata Bagak Sahwa. Pengembangan ada di desa wisata ini. Sarana dan prasarana
yang dilakukan kurang maksimal karena antara lain, pembangunan Rumah Adat
mengingat Desa Wisata Bagak Sahwa masuk Parauman yang dulunya berbahan dasar dari
kedalam kawasan Cagar Alam Gunung Raya kayu sekarang sudah menjadi Rumah Adat
Pasi yang mengharuskan menjaga keindahan dengan berbahan dasar beton dan sangat
alam sekitar dan kurangnya kesadaran kokoh, pembangunan jalan, pembangunan
masyarakat sekitar untuk mempromosikan Toilet agar memudahkan pengunjung,
Desa Wisata Bagak Sahwa. pembangunan Pusat kerajinan tangan dan
Kondisi Desa Bagak Sahwa sebelum oleh-oleh bagi pengunjung.
adanya program Desa Wisata Bagak Sahwa Pengembangan yang dilakukan tidak
dikatakan baik, tetapi setelah diadakannya keseluruhan karena mengingat Desa Wisata
program ini masyarakat mulai bahu-membahu Bagak Sahwa masuk kedalam kawasan Cagar
mengembangkan Desa Wisata Bagak Sahwa Alam Raya Pasi yang mengharuskan menjaga
ini. Sebelum diadakan program ini kehidupan keindahan alam sekitar. Untuk didaerah
sosial masyarakat Desa Wisata Bagak Sahwa Sungai Dayo Ai’ pengunjung dilarang untuk
dikatakan tidak terjadi pergeseran cara pola membuang sampah, dan telah disiapkan
hidup, masyarakat Desa Bagak Sahwa masih tempat pembuangan sampah disekitar sungai.
menjunjung tinggi cara berbahasa, pola Disekitar Sungai Dayo Ai’ tidak dibangun
tingkah laku nenek moyang, namun setelah pendopo untuk bersantai karena masyarakat
adanya Desa Wisata kehidupan sosial masih menjaga keasrian hutan yang berada di
masyarakat berubah karena adanya pengaruh Desa Wisata ini.
dari wisatawan yang berkunjung. Masyarakat Masyarakat Desa Wisata Bagak Sahwa
Desa Bagak Sahwa yang mayoritas Suku berpegang prinsip jika Desa Wisata ini
Dayak Salako dulunya bertempat tinggal di menawarkan keindahan Alam dan budaya
atas gunung tetapi dengan adanya peraturan sehingga pengembangan yang dilakukan
pemerintah mereka pindah ke lereng gunung belum maksimal.
untuk bercocok tanam dan kehidupan sehari- Sebelum diadakan program ini kehidupan
hari. Setelah diresmikan sebagai Desa Wisata, sosial masyarakat Desa Wisata Bagak Sahwa
banyak dari warga mendapatkan bantuan dari dikatakan tidak terjadi pergeseran cara pola
Dinas Sosial untuk mendirikan warung- hidup, masyarakat Desa Bagak Sahwa masih
6
menjunjung tinggi cara berbahasa, pola disimpulkan bahwa: 1) Desa Wisata Bagak
tingkah laku nenek moyang. Masyarakat Desa Sahwa terbentuk tahun 2011 di bawah binaan
Bagak Sahwa yang mayoritas Suku Dayak Disbudparpora Kota Singkawang dengan
Salako dulunya bertempat tinggal di atas membentuk PNPM pariwisata dengan nama
gunung tetapi dengan adanya peraturan PNPM Pabayobagas dan pada tahun 2012.
pemerintah mereka pindah ke lereng gunung Potensi wisata yang ada di Desa Wisata
untuk bercocok tanam dan kehidupan sehari- Bagak sahwa meliputi Potensi Wisata Alam
hari. dan Potensi Wisata Kebudayaan. Persebaran
Setelah diresmikan sebagai Desa Wisata, potensi wisata yang ada di Desa Wisata yaitu
banyak dari warga mendapatkan bantuan dari potensi wisata alam dan potensi wisata
Dinas Sosial untuk mendirikan warung- kebudayaan, 2) Pengembangan yang terjadi di
warung untuk menambah penghasilan. Desa Wisata Bagak Sahwa meliputi
Perbaikan sarana dan prasarana terus menerus Pembangunan Permanen Rumah Adat
dilakukan Dinas Pariwisata Kota Singkawang Parauman, Pembangunan Toilet Umum,
dengan perbaikan Rumah Adat Parauman, Pembangunan Galeri Pusat Kerajinan Tangan
pembuatan galeri untuk kerajinan masyarakat, dan Oleh-oleh, dan Pembangunan, 3) Kondisi
pusat oleh-oleh bagi pengunjung dan WC Desa Bagak Sahwa sebelum adanya program
umum untuk pengunjung yang mengunjungi Desa Wisata Bagak Sahwa dikatakan baik,
Desa Wisata. Namun pembangunan sarana tetapi setelah diadakannya program ini
dan prasarana tersebut tidak dibarengi dengan masyarakat mulai bahu-membahu
kunjungan wisawan yang meningkat, mengembangkan Desa Wisata Bagak Sahwa
sehingga perkembangan Desa Wisata Bagak ini, 4) Persepsi masyarakat tentang adanya
Sahwa terkesan lambat bahkan jalan ditempat. Desa Wisata Bagak Sahwa mendukung
Dari segi ekonomi masyarakat, tidak terjadi adanya pengembangan yang terjadi dan
perubahan yang berarti, karena wisatawan masyarakat berharap dengan adanya Desa
yang dating berkunjung jumlahnya tidak Wisata dapat membuka lapangan pekerejaan
banyak dan kegiatan yang dilakukan hanya dan meninngkatkan kesejahteraan dan
berjalan-jalan semata. Sampai saat ini permberdayaan masyarakat.
homestay yang disediakan pengelola tidak
satupun wisatawan pernah menginap untuk Saran
berwisata, sehingga tidak merasakan dampak Berdasarkan kesimpuan dan hasil dari
ekonomi secara langsung. penelitian yang telah dilakukan, beberapa
Dari hasil angket yang disebarkan kepada saran yang peneliti dapat sampaikan antara
masyarakat sekitar desa wisata, masyarakat lain: 1) Untuk meningkatkan kualitas dalam
sekitar mendukung dengan adanya desa hal pengelolaan: a) Pokdarwis Desa Wisata
wisata ini. Dengan adanya desa wisata ini Bagak Sahwa sebaiknya memiliki data yang
masyarakat berharap dapat membuka lengkap berkaitan dengan kedatangan
lapangan pekerjaan yang dapat menyerap wisatawan, yang berisi tentang jumlah, waktu
tenaga kerja dari masyarakat sekitar juga. dan karakteristik wisatawan. Hal ini sangat
Banyak dari masyarakat belum paham apa penting untuk memonitoring dan evaluasi
konsep Desa Wisata yang ditawarkan dalam usaha pengembangan Desa Wisata
sehingga masyarakat jarang melakukan Bagak Sahwa, b) Aparatur Desa hendaknya
promosi. Dari hasil angket juga dapat dilihat lebih meningkatkan kemandirian warga untuk
masyarakat sekitar belum mendapat manfaat lebih proaktif terhadap pengembangan desa
dari adanya program Desa Wisata ini. wisata, tanpa harus menunggu bantuan dari
pemerintah daerah, karena bagaimanapun juga
SIMPULAN DAN SARAN kemajuan Desa Wisata Bagak Sahwa secara
Simpulan otomatis akan meningkatkan kesejahteraan
Berdasarkan hasil analisis data dari masyarakat sekitar Desa Wisata. 2) Untuk
penelitian yang telah dilakukan, maka dapat lebih meningkatkan dampak ekonomi Desa
7
Wisata Bagak Sahwa, diperlukan strategi Muta’ali, Lutfhi, 2014. Bentang Alam dan
promosi yang lebih tepat dan efisien, misalnya Bentang Budaya. Yogyakarta: BPFG
dengan ikut serta dalam pameran-pameran Moleong, L., 1995. Metode penelitian.
pariwisata, selain itu promosi lainnya yang Bandung: Remaja Rosda Karya.
dapat digunakan adalah media sosial, Pitana, I Gede & Putu G, Gayatri., 2005.
8
elektronik dan media cetak. Kegiatan promosi Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta:
ini diperlukan untuk menarik lebih banyak CV. PT. Pradnya Paramita.
wisatawan dan dari daerah dengan cakupan Rakhmat, Jalaluddin, 1998. Psikologi
yang luas. Komunikasi.. Bandung: Remaja
Rosdakarya
DAFTAR RUJUKAN Shadily, Hassan. 1984. Sosiologi untuk
------------. 1988. Seminar dan Lokakarya masyarakat Indonesia. Jakarta: Bina
Ikatan Geografi Indonesia (IGI). Aksara
Semarang. Sindhu, Yasinto, 2017. Geografi Untuk
Arjana, I Gusti Bagus, 2015. Geografi SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Sugiyono, 2010. Metode Penelitian
Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif
Alfandi, Widoyo, 2001. Epistemologi dan R&D. Bandung: Alfabeta
Geografi. Yogyakarta: UGM Press Sugiyono, 2013. Metode Penelitian
Banowati, Eva, 2013. Geografi Sosial. Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif,
Yogyakarta: Ombak dan R&D. Bandung: Alfabeta
Bardi, Syamsul, 2009. Pengantar Geografi Sugiyono, 2007. Statistika untuk Penelitian.
Desa. Banda Aceh: Al-Washliyah Bandung: Alfabeta
University Press (AUP) Suharyono & Moch. Amien. 1994.
Bintarto, R & Surastopo Hadisumarno, 1979. Pengantar Geografi Filsafat.
Metode Analisis Geografi. Jakarta: Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan
LP3ES Tinggi Departemen Pendidikan dan
Bintarto, R, 1977. Buku Penuntun Geografi Kebudayaan.
Sosial. Yogyakarta: U.P Spring. Sugiyono, 2012, Memahami Penelitian
Bintarto, R, 1991. Metode Analisis Geografi. Kualitatif, Bandung: Alfabeta.
Jakarta: LP3ES Sumaatmaja, Nursyid, 1988. Studi Geografi
Bintarto, R, 1983. Interaksi Desa-Kota dan Suatu Pendekatan dan Analisa
Permasalahannya, Ghalia Indonesia Keruangan. Bandung: Alumni
Yogyakarta Sumaatmaja, Nursyid, 1981. Studi Geografi
Daldjoeni, N, 1998. Geografi Kota dan Suatu Pendekatan dan Analisa
Desa. Edisi Kedua. Bandung: Keruangan. Bandung: Alumni
Alumni Sumaatmaja, Nursyid, 1997. Metode
Emzir, 2008. Metodologi Penelitian Pengajaran Geografi. Jakarta: Bumi
Pendidikan Kuantitatif dan Aksara
Kualitatif. Jakarta: PT Rajagrafindo Sugiyanto. 2002. Analisis Pengembangan
Persada Pariwisata Melalui Kemampuan
Hadiwijoyo, Suryo Sakti, 2012. Perencanaan Lahan & Kualitas Panorama. (Studi
Pariwisata Perdesaan Berbasis Kasus Pada Daerah Wisata
Masyarakat. Yogyakarta: Graha Berkembang Tawangmangu). FKIP.
Ilmu. UNS
Kartono, Kartini, 1984. Psikologi Umum, Sujali, 1989. Geografi Pariwisata dan
Bandung: Alumni Kepariwisataan. Yogyakarta: UGM
Kaelany dan Samsuridjal, 1997. Peluang di Press.
Bidang Pariwisata. Jakarta: Mutiara Sukardi, Nyoman, 1998. Pengantar
Sumber Widya. Pariwisata. STP Nusa Dua Bali

8
Sunaryo, Bambang, 2013. Kebijakan Undang-undang Republik Indonesia No. 10
Pembangunan Destinasi Pariwisata. Tahun 2009 tentang Kepariwisatan
Yogyakarta: Gava Media Walgito, Bimo, 1994. Pengantar Psikologi
Suratmo, F, Gunawan, 2004. Analisis Umum, Yogyakarta: Andi Offsed
Mengenai Dampak Lingkungan. Waluya, Bagja, 2007. Memahami Geografi
Yogyakarta : Gadjah Mada University SMA/ MA Kelas X semester 1 dan
Press. 2. Bandung: Armico. Jakarta
Stephen P Robbins, Perilaku Organisasi, Yoeti, Oka A, 1982. Pengantar Ilmu
Jilid 1, Alih Bahasa oleh Hadyana Pariwisata. Bandung: Angkasa
Pujaatmaka dan Benyamin Molan, Yoeti, Oka A, 1996. Pengantar Ilmu
Penyunting Tanty Tarigan, Edisi Pariwisata. Bandung: Angkasa
Kedelapan (Jakarta : 2001, PT. Yoeti, Oka A, 1997. Perencanaan dan
Prehallindo) Pengembangan Pariwisata. Jakarta:
Syahrial, Syarbaini dan Rusdiyanta, 2009. PT Pradnya Paramita
Dasar-Dasar Sosiologi, Yogyakarta: Yoeti, Oka A, 2008. Perencanaan dan
Graha ilmu Pengembangan Pariwisata. Jakarta:
PT. Pradnya Paramita

Anda mungkin juga menyukai