Anda di halaman 1dari 16

DAMPAK SOSIAL EKONOMI DAN BUDAYA OBJEK WISATA SUNGAI

HIJAU TERHADAP MASYARAKAT DI DESA SALO KECAMATAN SALO


KABUPATEN KAMPAR

Oleh : Winda Rahmah


(windarahmahsos@yahoo.com)
Nomor Seluler : 082383222732
Dosen Pembimbing : Drs. Nurhamlin, MS
Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik-Universitas Riau
Kampus Bina Widya, Jalan H.R Soebrantas Km.12,5 Simpang Baru, Panam,
Pekanbaru-Riau

Abstrak
Penelitian ini dilakukan Di Desa Salo Kecamatan Salo Kabupaten Kampar.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi profil objek wisata sungai hijau
di Desa Salo Kecamatan Salo Kabupaten Kampar. Penelitian ini berjudul “Dampak
Sosial Ekonomi dan Budaya Objek Wisata Sungai Hijau Terhadap Masyarakat Di Desa
Salo Kecamatan Salo Kabupaten Kampar”. Topik fokus penelitian ini adalah dampak
sosial ekonomi dan budaya objek wisata Sungai Hijau terhadap masyarakat di Desa
Salo Kecamatan Salo Kabupaten Kampar. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 67
orang. Penulis menggunakan metode deskriptif kuantitatif dan data dianalisis secara
kuantitatif dan menggunakan teknik pengambilan Stratified Sampling.
Instrumen data adalah observasi, kuesioner dan dokumentasi. Dari penelitian
yang dilakukan, penulis menemukan bahwa Objek Wisata Sungai Hijau memberikan
dampak baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap kehidupan masyarakat
Desa Salo. Dampak yang dihasilkan adalah: dampak ekonomi dan dampak sosial.
Dengan dibukanya Objek Wisata Sungai Hijau dan dikelola oleh masyarakat Desa Salo
secara bersama-sama memberikan dampak ekonomi terhadap masyarakat salah satunya
adalah terbukanya lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat yang sebelumnya tidak
memiliki pekerjaan. Dibukanya Objek Wisata Sungai Hijau memberikan kontribusi
secara langsung terhadap peningkatan pendapatan penduduk Desa Salo. Terbukanya
lapangan pekerjaan baru karena Objek Wisata Sunga Hijau berarti sumbangsih terbesar
terhadap penurunan jumlah angka pengangguran di Desa Salo. Kebiasaan masyarakat
berubah seiring dengan meningkat dan berkembangnya Objek Wisata Sungai Hijau
sebagai destinasi wisata yang ramai disukai khalayak. Perubahan nilai sosial ini
dirasakan masyarakat sebab banyaknya nilai sosial budaya yang dibawa oleh berbagai
pengunjung. Keragaman nilai sosial budaya yang dibawa pengunjung tersebut menjadi
tontonan bagi kaum muda yang masih dalam tahap pekembangan pencarian jati diri.

Kata Kunci: Objek Wisata Sungai Hijau, Dampak Sosial Ekonomi

JOM FISIP Vol. 4 No. 1 – Februari 2017 Page 1


IMPACT OF SOCIO ECONOMIC AND CULTURAL COMMUNITY
ATTRACTIONS SUNGAI HIJAU IN DESA SALO KECAMATAN SALO
KABUPATEN KAMPAR

By : Winda Rahmah
(windarahmahsos@yahoo.com)
Nomor Seluler : 082383222732
Supervisor: Drs. Nurhamlin, MS
Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik-Universitas Riau
Kampus Bina Widya, Jalan H.R Soebrantas Km.12,5 Simpang Baru, Panam,
Pekanbaru-Riau

Abstract
This research was conducted in Desa Salo Kecamatan Salo Kabupaten
Kampar. The purpose of this study was to identify the profile attractions sungai hijau di
Desa Salo Kecamatan Salo Kabupaten Kampar. The research titled “Impact of Socio
economic and Cultural Community Attractions Sungai Hijau in Desa Salo Kecamatan
Salo Kabupaten Kampar”. Topics focus of this research is the socio-economic impact
and cultural Community attractions Sungai Hijau in Desa Salo Kecamatan Salo
Kabupaten Kampar. The sample in this study amounted to 67 people. The author uses
descriptive quantitative method and the data were analyzed quantitatively and using the
decision-stratified sampling technique.
Instruments of data are observation, questionnaires and documentation. From
research conducted, the authors found that Attractions Sungai Hijau mpact either
directly or indirectly on people's lives Desa Salo. The resulting impact is: the impact of
economic and social impacts. With the opening Attractions Sungai Hijau and managed
by the community Desa Salo jointly provide economic impact on the community one is
opening up new job opportunities for people who previously did not have a job. He
opened Attractions Sungai Hijau
directly contributed to the increase in incomes of the population Desa Salo. The
opening of new jobs since Attractions Sungai Hijau means the largest contribution to
the decrease in the number of unemployment in Desa Salo. People's habits change with
the rise and development of Attractions Sungai Hijau as a preferred tourist destination
bustling audience. Changes in social values is felt by the public because the number of
socio-cultural values brought by various visitors. The diversity of socio-cultural values
that visitors a spectacle for young people who are still in the stage of developments the
search for identity.

Keywords: Tourist attraction Sungai Hijau, Social Economic Impact

JOM FISIP Vol. 4 No. 1 – Februari 2017 Page 2


A. Pendahuluan dalam memberikan kontribusi terhadap
Latar belakang peningkatan PDRB Kampar. Dengan
Dalam upaya mencapai sasaran kondisi tersebut maka kawasan Sungai
pembangunan kepariwisataan Indonesia Hijau semakin dipacu untuk
dan berdasarkan Rencana Repelita VII meningkatkan kualitas kawasan dengan
Pariwisata diperlukan suatu kebijakan pembangunan dan perbaikan sarana
dan langkah-langhkah yang harus serta prasarana penunjang wisata.
dilaksanakan secara terus-menerus. Sistem pengelolaan pariwisata yang
Kebijakan tersebut antara lain adalah, baik adalah dengan adanya
(a) menjadikan pariwisata sebagai pembangunan pariwisata yang
penghasil devisa utama, (b) menjadikan berkelanjutan. Maksudnya adalah
pariwisata Nusantara sebagai pendorong pembangunan yang dapat didukung
pembangunan, (c) meningkatkan secara ekologis sekaligus layak secaya
ketangguhan pariwisata nasional, (d) ekonomi, juga adil secara etika dan
meningkatkan sumber saya manusia, (e) sosial terhadap masyarkat. Hal ini
meningkatkan kemitraan masyarakat, bertujuan agar jumlah wisatawan yang
swasta, dan media masa, (f) berkunjung ke dalam kawasan semakin
meningkatkan kerja sama lintas sektoral meningkat. Adanya peningkatan
(Muljadi, 2012:34). kunjungan wisatawan dan aktivitas
Di Riau, menapaki area wisata yang pariwisata yang berlangsung di dalam
rindang dengan suasana jalan yang juga kawasan, secara tidak langsung telah
tenang tentu diyakini langka bagi menimbulkan pengaruh terhadap
masyarakatnya. Dengan kondisi alam kehidupan sosial dan ekonomi
seadanya, daerah ini hanyalah sebuah arena masyarakat setempat.
singgah bagi pendatang yang ingin mencari Observasi sementara diketahui
hiburan. Di balik pendapat publik yang bahwa lahan yang menjadi objek wisata
menyatakan Riau “gersang” akan hiburan sungai hijau adalah lahan milik warga
alam, masih tersimpan sebuah wahana alam setempat yang bernama Bapak
yang sudah selayaknya patut dikembangkan Febrianto. Bapak Febrianto adalah ketua
dan dijadikan area promosi bagi wisatawan. pengelola objek wisata sungai hijau.
Salah satunya adalah Agrowisata Sungai Dari wawancara singkat diketahui
Hijau yang terletak di Bangkinang Kabupaten bahwa beliau tidak meminta biaya
Kampar. Kabupaten kampar memiliki apapun kepada masyarakat yang
banyak potensi wisata yang semestinya bisa berdagang di lokasi wisata sungai hijau
dikembangkan. Salah satu objek wisata yang tersebut. Menurut beliau, lokasi wisata
dapat dikembangkan yaitu sungai hijau yang ini boleh dikunjungi siapapun untuk
berada di Bangkinang. kenaikan jumlah berdagang agar sama-sama bisa
kunjugan dari tahun ke tahun mengalami merubah kehidupan sehari-hari. Melalui
peningkatan yang signifikan. Hal ini wawancara juga diketahui bahwa
menunjukkan bahwasanya potensi objek pemabangunan fasilitas pada objek
wisata di kabupaten Kampar. wisata Sungai Hijau terus berlanjut
Kabupaten Kampar memiliki dengan dinamis, hal ini ditandai dengan
sangat banyak potensi wisata yang adanya pembangunan fasilitas baru
semestinya bisa dikembangkan. Salah untuk kenyamanan pengunjung pada
satu daerah tujuan wisata yang terdapat tiap tahunnya.
di wilayah Kabupaten Kampar yaitu Kegiatan wisata juga
kawasan Sungai Hijau, yang dinilai berpengaruh pada aspek ekonomi yaitu
mempunyai potensi yang cukup tinggi terbukanya peluang atau kesempatan

JOM FISIP Vol.3 No. 2-Oktober 2016 Page 3


kerja di dalam kawasan yang dapat bangkinang dan warga sekitar lokasi
meningkatkan pendapatan masyarakat sungai hijau. Pengunjung biasanya
setempat. Hal tersebut sesuai juga menyewa tikar dan membeli makanan
dengan ungkapan Spillan (1987:43) yang sudah disediakan penjual di sekitar
bahwa pariwisata akan membawa lokasi wisata. Masyarakat sangat
berbagai hal yang menguntungkan dan antusias dengan adanya wisata Sungai
sekaligus merugikan. Walaupun Hijau ini. Ditandai dengan banyaknya
sebenarnya tujuan pemerintah masyarakat setempat yang ikut ambila
memajukan suatu daerah wisata adalah bagian dalam pengelolaan wisata
untuk kemakmuran dan peningkatan Sungai Hijau. Bukan hanya dalam hal
pendapatan masyarakat setempat. pengelolaan saja, masyarakat juga
Sungai Hijau adalah sebuah berpartisipasi dalam keamanan dan
sungai kecil dengan airnya yang jernih kenyamana pengunjung. Masyarakat
dan dipenuhi batu-batu kecil di Desa Salo bersama-sama menjaga
sepanjang dasarnya. Kejernihan air kenyamana pengunjung agar berdampak
membuat batu-batu ini mudah dilihat. bagus bagi kemajuan daerah dan
Lumut yang tumbuh di sebagian batu- perekonomian masyarakat.
batu kecil dan rumput air yang tumbuh Jauh sebelum lokasi wisata ini
di pinggir sungai, membuat sungai ini dibuka tidak terdapat usaha apapun,
semakin terlihat berwarna hijau. Dari namun setelah dibuka lokasi wisata
kejauhan, sungai ini sudah terlihat sungai hijau di Kecamatan Salo ini,
berwarna hijau. Sungai di bagian depan, banyak masyarakat yang membuka
atau yang lebih dekat ke jalan raya atau usaha. Seperti usaha kuliner, aksesories,
bagian hilir, lebih besar dan dalam. makanan ringan, penyewaan jasa,
Sedangkan semakin ke dalam, atau hingga parkiran. Pembukaan lokasi
masuk ke arah kebun dan hutan, atau ke wisata ini membawa dampak positif
arah hulu, lebih dangkal meski di bagi masyarakat setempat, dengan
bagian-bagian tertentu tetap ada yang adanya lokasi wisata ini bisa
lebih dalam. Titik paling dalam sungai mengurangi angka pengangguran dan
ini tidak lebih dari 1,5 meter. meningkatkan perekonomian
Sedangkan titik paling dangkal tidak masyarakat, khususnya masyarakat
kurang dari 30 cm. Kecamatan Salo.
Pengunjung tidak perlu risau Wisata Sungai Hijau ini tidak
mencari tempat istirahat. Banyak ruang hanya membawa dampak positif bagi
terbuka yang bersih dengan ukuran ekonomi masyarakat setempat. Terdapat
lumayan besar. Banyak yang berada di dampak dari sisi lain yang sangat harus
antara akar-akar pohon karet, tapi ada diperhatikan oleh pemerintah juga
juga yang berupa tanah datar. Di termasuk masyarakat. Dampak tersebut
tempat-tempat inilah pengunjung boleh seperti terjadinya penumpukan sampah
memasang tenda, membuka tikar, duduk pengunjung disekitar lingkungan sungai
istirahat dan makan-makan bersama. hijau, sering dijadikan area bagi
Tiba saat salat, pengunjung juga bisa pasangan muda mudi untuk berpacaran,
salat di musholla yang telah tersedia. Di serta adanya konflik antar sesama
lokasi wisata sungai hijau terdapat penjual di area sungai hijau.
penjualan aneka makanan, minuman, Objek wisata sungai hijau ini
penyewaan tikar, penjualan peralatan bukan milik pemerintah. Melainkan
mandi dan sebagainya. Yang membuka dikelola oleh masyarakat setempat.
usaha penjualan disini adalah warga Melalui observasi, penulis menemukan

JOM FISIP Vol.3 No. 2-Oktober 2016 Page 4


bahwa ada lima pengelola objek wisata berbagai suku yang saling menghargai.
sungai hijau ini. Ketua pengelola adalah Selain itu kebudayaan masyarakat juga
bapak Herianto yang rumahnya tidak masih sangat kental, Seperti makan
jauh dari lokasi wisata. Dari bapak batobo (makan bersama). Budaya
Herianto diketahui bahwa pengelola makan batobo ini masih digunakan dan
tidak meminta bayaran apapun untuk diterapkan oleh pengelola Sungai Hijau
pengunjung yang datang ke sungai hijau sebagai cara makan ughang ocu
kecuali uang parkir. Menurut bapak bersama keluarga dan tamu. Karena
Herianto, dengan berkunjung nya itulah di Sungai Hijau tempat makan
masyarakat ke sungai hijau sudah disediakan menggunakan tikar yang
membawa banyak perubahan terhadap dibentangkan dan tamu duduk
masyarakat yang membuka usaha di melingkar diatasnya.
lokasi wisata tersebut. Berdasarkan rangkaian
Uang parkir ditetapkan fenomena budaya wisata yang penulis
pengelola adalah Rp 2.000 dihari biasa, uraikan diatas, maka penulis tertarik
dan Rp 5.000 pada hari libur. Pengelola untuk melakukan penelitian lebih lanjut
juga mengutamakan keamana pada dengan mengangkat judul karya ilmiah
lokasi objek wisata sungai hijau, yaitu “Dampak Sosial Ekonomi dan
dibuktikan dengan dibentuknya tim Budaya Objek Wisata Sungai Hijau
keamanan yang anggotanya adalah Terhadap Masyarakat Di Desa Salo
pemuda-pemuda Desa Salo yang Kecamatan Salo Kabupaten Kampar”.
berjumlah 18 orang. Tim keamanan ini 1.2 Rumusan Masalah
di posisikan diberbagai sisi objek sungai Berdasarkan latar belakang yang
hijau. Sejak objek wisata sungai hijau di dikemukakan sebelumnya, maka penulis
buka hingga saat ini, belum ada mendefenisikan rumusan masalah dalam
pengunjung yang mengeluh akan penelitian ini sebagai berikut :
keamanan di sungai hijau. Selain itu, 1. Bagaimana profil objek wisata
pengelola juga mengupayakan Sungai Hijau di Desa Salo
kenyamanan pengunjung. Tidak ada Kecamatan Salo Kabupaten
sampah yang membuat pengunjung Kampar ?
tidak nyaman seperti halnya objek 2. Bagaimana dampak sosial
wisata di tempat lain. Kebersihan sangat ekonomi dan budaya objek
dijaga sehingga pengunjung nyaman wisata Sungai Hijau terhadap
berkumpul dengan keluarga mereka. masyarakat di Desa Salo
Masyarakat Desa Salo adalah Kecamatan Salo Kabupaten
mayoritas dari sebuah etnis yang Kampar?
muncul dari tetua-tetua adat yang 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
disebut ughang ocu. ughang ocu pada 1.3.1 Tujuan Penelitian
umumnya memiliki beberapa kesamaan 1. Untuk mengidentifikasi profil
dengan etnis minang kabau dari sisi adat objek wisata sungai hijau di
dan kebudayaan. Hubungan masyarakat Desa Salo Kecamatan Salo
desa Salo kental dengan gotong royong Kabupaten Kampar ?
yang kuat, ikatan kekeluargaan yang 2. Untuk mengetahui dampak
kuat dan sikap menghormati sosial ekonomi dan budaya
kepentingan masing-masing yang selalu objek wisata sungai hijau
melibatkan aturan adat dalam terhadap masyarakat di Desa
pengambilan keputusan. Adat istadat Salo Kecamatan Salo
masyarakat Desa Salo juga terdiri dari

JOM FISIP Vol.3 No. 2-Oktober 2016 Page 5


Kabupaten Kampar Kabupaten peran yang sangat penting dalam
Kampar ? upaya pengembangan obyek wisata,
1.3.2 Manfaat penelitian karena penduduk setempat mau tidak
1. Bagi peneliti, penelitian ini mau terlibat langsung dalam aktifitas-
bertujuan untuk memperluas aktifitas yang berkaitan dengan
wawasan penulis dan menambah kepariwisataan di daerah tersebut,
ilmu pengetahuan sekaligus misalnya bertindak sebagai tuan rumah
menerapkan ilmu bidang yang yang ramah, penyelanggara atraksi
dimiliki penulis. wisata dan budaya khusus (tarian
2. Bagi pengelola, penelitian ini adat, upacara-upacara agama, ritual,
bisa menjadi acuan selanjutnya dan lain-lain), produsen cindera mata
dalam memberi masukan yang memiliki ke khasan dari obyek
terhadap pembangunan tersebut dan turut menjaga
agrowisata yang tiada henti keamanan lingkungan sekitar sehingga
untuk meningkatkan kebutuhan membuat wisatawan yakin, tenang,
masyarakat terhadap hiburan dan aman selama mereka berada di obyek
kebutuhan masyarakat dalam wisata tersebut. Akan tetapi apabila
meningkatkan perekonomian. suatu obyek wisata tidak
3. Bagi pemerintah, penelitian ini dikembangkan atau ditangani dengan
diharapkan bisa menjadi baik atau tidak direncanakan dengan
masukan untuk melakukan matang, dapat menyebabkan kerusakan
pembangunan yang baik secara lingkungan maupun
berkelanjutan dalam bidang dampak-dampak negatif terhadap
wisata budaya Kabupaten ekonomi maupun sosial.
Kampar. 2.2 Dampak Sosial Ekonomi
Tempat wisata tentu memiliki
B.Tinjaun Pustaka dampak dampak terhadap lingkungan
2.1 Dampak Objek Wisata sekitarnya. Hal ini dikatakan oleh Gee
Dampak secara sederhana bisa (1989:12) dalam bukunya yang berjudul
diartikan sebagai pengaruh atau akibat. “The Travel Industry”, mengatakan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa “as tourism grows and travelers
dampak diartikan sebagai pengaruh kuat increases, so does the potential for both
yang mendatangkan akibat, baik negatif positive and negative impacts”. (Gee
maupun positif. Menurut Mill dalam mengatakan adanya dampak atau
bukunya yang berjudul “The pengaruh yang positif maupun negatif
Tourism, International Business” (2000, karena adanya pengembangan
p.168-169), menyatakan bahwa : pariwisata dan kunjungan wisatawan
“pariwisata dapat memberikan yang meningkat).
keuntungan bagi wisatawan maupun Dampak akibat adanya tempat
komunitas tuan rumah dan dapat wisata tentu mempengaruhi ke
menaikkan taraf hidup melalui lingkungan sekitarnya dan menurut
keuntungan secara ekonomi yang Lerner (1977) yang dikutip oleh Allister
dibawa ke kawasan tersebut”. Bila Mathieson and Geoffrey Wall (1982)
dilakukan dengan benar dan tepat maka dalam „Tourism: Social, Economic,
pariwisata dapat memaksimalkan Environment Impacts” siapa saja
keuntungan dan dapat meminimalkan didalam lingkungan tersebut. Lerner
permasalahan. menulis seperti berikut “ Environment
Penduduk setempat mempunyai now includes not just only land, water

JOM FISIP Vol.3 No. 2-Oktober 2016 Page 6


and air but also encompass to people, relasi sosial, ikatan-ikatan sosial, yang
their creation, and the social, merupakan abstraksi dari interaksi yang
economic,and cultural condition that terjadi antara individu satu dengan
affect their lives. Sehingga yang terkena
individu lain, seperti kerjasama,
dampak positif dan negatifnya adalah
sesuai yang dikatakan oleh Lerner perselisihan, dan partisipasi.
adalah masyarakat, lingkungan, Sedangkan aspek budaya adalah
ekonomi dan sosial. sisi pengetahuan yang terdapat di balik
Masyarakat dalam lingkungan perilaku atau interaksi tersebut,
suatu obyek wisata sangatlah penting termasuk juga tentang pelestarian
dalam kehidupan suatu obyek wisata budaya, norma, bahasa, upacara religi,
karena mereka memiliki kultur yang
dan life style.
dapat menjadi daya tarik wisata,
dukungan masyarakat terhadap tempat 2.4 Kesejahteraan Sosial
wisata berupa sarana kebutuhan pokok Berkembangnya kesejahteraan
untuk tempat obyek wisata, tenaga kerja sosial dapat dilihat dari behasilnya suatu
yang memadai dimana pihak pengelola perencanaan sosial dalam masyarakat
obyek wisata memerlukannya untuk tertentu. Berhasilnya suatu perencanaan
menunjang keberlangsungan hidup sosial akan membawa dampak yang
obyek wisata dan memuaskan sangat baik terhadap kesejahteraan
masyarakat yang memerlukan pekerjaan sosial pada umumnya. Berhasilnya
dimana membuat kehidupan masyarakat perencanaan sosial dapat dilihat dari
menjadi lebih baik. digunakannya teknik-teknik baru yang
2.3 Dampak Sosial Budaya semakin canggih bagi para perencana
Dalam buku Laporan dan dipekerjakan sejumlah rencana
Eksekutif Penelitian Dampak Sosial baru. Kesejahteraan sosial adalah wujud
Budaya Pembangunan Pariwisata pencapaian dari pembangunan sosial
(1999) Universitas Gadjah Mada yang berkelanjutan. Jika pembangunan
menjelaskan bahwa dalam perspektif sosial terlaksana secara continu, maka
ilmu sosial dan humaniorah pengertian tak ayal kesejahteraan sosiala akan di
lingkungan tidak hanya merujuk pada capai oleh masyarakat tertentu. Sebagai
lingkungan fisik, tetapi juga pada langkah awal untuk pencapaian
wujud yang lebih abstrak, yakni kesejahteraan sosial maka diperlukan
lingkungan sosial dan budaya. adanya konsep perencaan yang sangat
Lingkungan sosial adalah segenap strategis guna memudahkan ruang gerak
pola-pola perilaku interaksi, dan relasi setiap para pekerja sosial nantinya
yang ada antar individu. dalam upaya membangun kesejahteraan
Lingkungan budaya adalah segenap sosial masyarakat (Diana Conyers,
1981: 4).
nilai, pandangan hidup, norma, aturan,
Mewujudkan kesejahteraan
yang belum menjadi milik seorang masyarakat diperlukan adanya upaya
individu, yang belum diinternalisasinya. pemberdayaan masyarakat yang
Perilaku manusia memiliki dua aspek, relevansi. Hal ini berguna untuk
yakni aspek sosial dan aspek budaya. menyeimbangkan antara pembangunan
Aspek sosial lebih kongkrit sifatnya masyarakat dengan kesejahteraan sosial
daripada aspek budaya. Aspek sosial yang akan dicapai nantinya. Konsep
Pemberdayaan dikaitkan dengan model
dari kehidupan manusia adalah relasi- pembangunan yang berpusat pada

JOM FISIP Vol.3 No. 2-Oktober 2016 Page 7


rakyat yang lebih menekankan kepada bahwa : Human Motivation rakyat kita
pemberdayaan (empowerment), dengan cukup lemah, atau kelemah karsaan,
memandang inisiatif kreatif dari rakyat atau budaya santai, atau “ soft culture”.
sebagai sumber daya pembangunan Sifat kelemah karsaan itu adalah Kuda
utama dan memandang kesejahteraan Lepas Kandang untuk lapisan
material dan spiritual mereka sebagai atas,dan Mobil Kurang Tenaga untuk
tujuan yang ingin dicapai dalam proses lapisan bawah. Banyak pelanggaran
pembangunan. Secara umum kondisi normatif, sosial, agama maupun
sosial ekonomi masyarakat desa masih perundang-undangan negara (Soewardi,
memperihatinkan oleh karena itu 1999: 24 ).
menjadi tuntutan dan kebutuhan dari Memahami secara komprehensif
rakyat yang sedapat mungkin harus serangkaian potensi dan kelemahan
dipenuhi oleh berbagai macam kawasan pedesaan seperti dikemukakan
kebijaksanaan dan program diatas, hendaknya diperlukan suatu
pembangunan pedesaan oleh upaya untuk memberdayakan
pemerintah, karena pemerintah adalah masyarakat. Upaya pemberdayaan harus
merupakan pengelola kebutuhan lebih bertumpu pada pengembangan
masyarakat, seperti dikemukakan oleh potensi khusus yang dimiliki kawasan
Ndraha (2001) bahwa : Pemerintah serta didukung oleh kerjasama sinergis
dalam kontek ilmu pemerintahan adalah dengan kekuatan ekonomi
semua lembaga yang dianggap mampu lainnya.Dengan demikian terwujud
(normatif) atau secara empirik strategi pembangunan tidak lagi
memproses jasa publik dan layanan mementingkan pertumbuhan ekonomi
civil. Fungsi pemerintah jika kondisi tetapi seharusnya lebih mementingkan
ekonomi masyarakat lemah pemerintah pemerataan kesempatan. Pemerintah
menyelenggarakan pembangunan adalah merupakan alat negara dalam
(Ndraha, 2001: 15). menyelenggarakan segala kepentingan
Persoalan kemiskinan dan rakyat dalam mewujudkan tujuan yang
kesenjangan masih menjadi masalah sudah ditetapkan untuk kesejahteraan
krusial di masyarakat. Persoalan ini rakyatnya. Ada tiga fungsi
tidak dapat diabaikan karena bisa pemerintahan yang paling hakiki, yaitu :
menjadi pemicu berbagai konflik oleh pelayanan (public service),
karena itu persoalan ini harus terus pemberdayaan (empowerment), dan
menerus dicarikan alternatif pembangunan (development). Inti dari
pemecahannya supaya tidak ketiga fungsi pemerintahan tersebut
mengganggu stabilitas dalam adalah bagaimana kebijakan pemerintah
perubahan sosial. Dengan demikian dalam membangun fasilitas-fasilitas
kegiatan pembangunan perlu diarahkan untuk meningkatkan pelayanan kepada
untuk merubah kehidupan mereka masyarakat, dimana tuntutan akan
menjadi lebih baik. Perencanaan pelayanan tersebut akan selalu
pembangunan dan implementasi meningkat seiring dengan semakin
kebijakan seharusnya berisi usaha untuk meningkatnya kebutuhan hidup
memberdayakan mereka sehingga masyarakat (Rasyid 1997 : 48).
mempunyai akses pada sumber-sumber Menyajikan konsep pendekatan
ekonomi. Selain masalah kemiskinan pembangunan pedesaan dalam tiga
dan ketidakberdayaan kondisi rakyat alternatif, yaitu Birokrasi pemerintah
Indonesia pada umumnya seperti sebagai sektor pertama, Pasar sebagai
dikemukakan oleh Soewardi (1999) sektor kedua dan Organisasi Non

JOM FISIP Vol.3 No. 2-Oktober 2016 Page 8


Pemerintah (NGOs) sebagi sektor yaitu sebanyak 67 orang masyarakat
ketigaKonsep ini menjelaskan bahwa Desa Salo.
alternatif pertama yang mengandalkan 3.3 Jenis Data
pada peranan pemerintah, dalam a. Data Primer
melakukan tindakannya berdasarkan b. Data Sekuder
pada keputusan pemerintah yang dibuat
oleh para ahli sesuai dengan prinsip- 3.4 Teknik Pengumpulan Data
prinsip teknis dan kriterianya a.kuesioner
sebagaimana ditetapkan oleh pejabat b. observasi
pusat/daerah. Sedangkan alternatif c.dokumentasi
kedua melalui pasar yang dimanfaatkan 3.5 Analisis Data
untuk memenuhi segala keinginan Analisis data yang digunakan penelitian
seperti penanaman modal usaha, adalah menggabungkan data yang
penambahan tenaga kerja dengan diperoleh dari hasil penelitian
menggunakan intensif harga. Dalam dilapangan dengan data yang diperoleh
pembangunan yang berpusat Pada dari sumber instansi terkait. Dan data
rakyat relevan dengan kebijakan yang digunakan tersebut di analisis
desentralisasi dalam penanganan secara deskriptif kuantitatif.
masalah sosial. Pendekatan ini 5.2 Profil Objek Wisata
menyadari pentingnya kapasitas Sungai Hijau Objek Wisata Sungai
masyarakat untuk meningkatkan Hijau terletak di Desa Salo Kecamatan
kemandirian dan kekuatan internal atas Salo Kabupaten Kampar. Lokasi Objek
sumber daya materi dan non material Wisata Sungai Hijau berada ditengah-
yang penting pembangunan yang tengah pemukiman masyarakat Desa
berpusat pada rakyat menekankan pada Salo. Objek Wisata Sungai Hijau
pemberdayaan, yang memandang dikelilingi oleh kebun dan lahan
inisiatif kreatif dari rakyat sebagai pertanian masyarakat setempat. Karena
sumber daya pembangunan utama dan itu lah lokasi Objek Wisata Sungai
memandang kesejahteraan material dan Hijau terkenal sangat nyaman dan asri
spiritual mereka sebagai tujuan dimata pengunjungnya.
yang dicapai oleh proses pembangunan Objek wisata sungai hijau ini
(Uphoff, 1995 :18). bukan milik pemerintah Kabupaten
3.1 Lokasi Penelitian Kampar. Melainkan dikelola oleh
Penelitian ini dilakukan di Desa Salo masyarakat setempat. Melalui observasi,
Kecamatan Salo Kabupaten Kampar. penulis menemukan bahwa ada tujuh
3.2 Subjek Penelitian orang pengelola objek wisata sungai
Dalam penelitian ini, hijau ini. Yaitu Ibu Murniati (memiliki
menggeneralisasikan populasi maka 3 Ha Lahan), Bapak Maryulis (memiliki
dilakukan dengan menggunakan 1 Ha Lahan), Bapak Sapri (memiliki 2
Stratified Sampling. Dalam hal ini penulis Ha Lahan), Bapak Karman (memiliki 1
mengelompokkan sampel berdasarkan Ha Lahan), Bapak Sugimin (memiliki 1
daerah-daerah tertentu dengan batas jarak Ha Lahan), dan Bapak Nurzali
yang ditentukan. Dalam menentukan (memiliki 10 Ha Lahan). Ada beberapa
jumlah sampel penulis menggunakan hal yang harus diperhatikan dalam
rumus Perhitungan Slovin. Jumlah berwisata. Tentunnya adalah sarana dan
sampel dalam penelitian ini diambil prasarana pendukung wisata.
sebanyak 10% dari jumlah populasi pengunjung akan lebih nyaman dan
lebih menikmati kegiatana berwisata

JOM FISIP Vol.3 No. 2-Oktober 2016 Page 9


apabila sarana dan prasaranannya aman untuk berkunjung ke Indonesia.
lengkap dan dapat digunakan dengan Nilai tersebutlah yang ditanamkan oleh
baik oleh masyarakat. Untuk itu bagi masyarakat Desa Salo dalam membuat
pengunjung peran sarana dan prasarana suasana nyaman bagi pengunjung. Salah
dalam sebuah tempat pariwisata untuk satunya adalah diterimanya Objek
pendukung wisata sangatlah penting. Wisata Sungai Hijau oleh sistem adat
Hal ini tentunya juga diperhatikan oleh isitiada setempat.
pihak pengelola Objek Wisata Sungai 6.1 Dampak Sosial Ekonomi Objek
Hijau. Objek Wisata Sungai Hijau pula Wisata Sungai Hijau
dilengkapi oleh berbagai fasilitas yang 6.1.1 Peningkatan Peluang Lapangan
dibangun untuk kepentingan Pekerjaan
pengunjung agar merasa nyaman. Salah Dengan adanya Objek Wisata
satunya adalah tempat berdagang. Kios- Sungai Hijau, masyarakat dapat
kios kecil adalah sarana penting yang menciptakan lapangan pekerjaan baru
harus ada di lokasi Objek Wisata. sehingga angka pengangguran akan
Keberadaannya menentukan minat semakin berkurang. Namun ada sisi
pengunjung yang akan datang dan petut negatif dari dampak terhadap
diperhitungkan manfaatnya. kesempatan kerja pada masyarakat ini
Keamanan merupakan alasan yaitu jenis pekerjaan yang ditemukan
utama pengunjung senang berlibur ke biasanya adalah jenis pekerjaan
suatu lokasi wisata, hal ini telah musiman. Jadi biasanya pekerja
dilakukan Indonesia. Sistem keamanan musiman ini hanya bekerja pada saat
di Tanah Air dilandasi dengan tertentu saja dan tidak ada jaminan
penanaman nilai Pancasila yang kuat pekerjaan untuk bekerja pada waktu
khususnya di Pariwisata. Secara umum, berikutnya atau setelahnya. Untuk
nilai keamanan untuk pariwisata di mengantisipasi hal ini masyarakat telah
Indonesia sudah bagus. menyiapkan segala kemungkinan yang
Meski sudah bagus, namun tidak terjadi apabila jumlah pengunjung
dipungkiri masih ada segelintir berkurang.
permasalahan yang harus diatasi. Salah Objek Wisata Sungai Hijau membuka
satunya adalah aksi pencopetan yang peluang bagi masyarakat setempat
terjadi pada pengunjung wisata. Meski untuk membuka lapangan pekerjaan.
demikian, aksi kejahatan tersebut tidak Sejak dibukanya Objek Wisata Sungai
hanya terjadi di Indonesia saja. Hijau banyak masyarakat setempat
Sama halnya dengan kemanan memutuskan untuk ikut ambil bagian
dan kenyamana pengunjung di Lokasi dari pemanfaatan Objek Wisata Sungai
Wisata Sungai Hijau. Menurut Hijau tersebut.
pengelola agar pengunjung wisata 6.1.2 Peningkatan Pendapatan
merasa aman dan nyaman saat berada di Penduduk
lokasi Objek Wisata Sungai Hijau Peranan dari sektor pariwisata
disiapkan kemanan yang bisa dalam pembangunan ekonomi daerah
diperhitungkan. Faktor keamanan bagi atau bahkan dalam pembangunan
pengunjung wisata sebenarnya yang ekonomi negara sangatlah besar
paling penting adalah masyarakat dapat peranannya. Disamping itu peranan atau
hidup bersama secara aman, tertib dan partisipasi dari masyarakat setempat
harmonis. Karena nilai-nilai untuk terus meningkatkan kualitas dari
bermasyarakat tersebut dapat membuat tempat-tempat wisata di daerah mereka
pengunjung wisata merasa nyaman dan untuk dapat menarik wisatawan agar

JOM FISIP Vol.3 No. 2-Oktober 2016 Page 10


mereka mengunjungi wilayahnya juga
sangat dibutuhkan agar peningkatan 6.1.3Penurunan Angka
perekonomian dan kesempatan- Pengangguran
kesepatan pekerjaan masyarakat tidak Untuk mengurangi pengangguran
hanya berlangsung pada saat-saat secara frontal di semua sektor, yang
tertentu saja tetapi dapat berlangsung diperlukan sebenarnya adalah kebijakan
secara terus-menerus. Dengan demikian yang lebih mendasar, sebuah kebijakan
angka pengangguran dari masyarakat anti-pengangguran yang benar-benar harus
mendahulukan serta berdimensi kerakyatan.
akan berkurang. Karena salah satu Konsep utama dari pembangunan yang
keuntungan dari sektor pariwisata berpusat pada rakyat adalah memandang
adalah telah terciptanya lapangan- inisiatif kreatif dari rakyat sebagai sumber
lapangan pekerjaan yang baru dan daya pembangunan yang utama dan
kesempatan-kesempatan kerja yang baru memandang kesejahteraan material dan
sehingga pendapatan perekonomian dari spiritual mereka sebagai tujuan yang ingin
masyarakat tersebut akan meningkat dicapai oleh pembangunan.
dan kesejahteraan masyarakat tersebut Dampak ekonomi dapat bersifat positif
pun akan dapat terjamin. Sehingga maupun negatif dalam setiap
beban yang ditanggung oleh pemerintah pengembangan obyek wisata. Untuk
akan berkurang dan akan tercapainya segi positif dampak ekonomi ini ada
tujuan nasional Negara Republik yang langsung dan ada juga yang tidak
Indonesia. langsung. Dampak positif langsungnya
Wisata memberikan pengaruh tersendiri adalah membuka lapangan pekerjaan
bagi perkembangan perekonomian yang baru untuk komunitas lokal, baik
masyarakat Desa Salo. Dengan adanya itu sebagai pegawai bagian kebersihan,
Objek Wisata Sungai Hijau di Desa kemananan, ataupun yang lainnya yang
Salo memberikan manfaat positif bagi sesuai dengan kemampuan, skill dari
perekonomian masyarakat setempat. masyarakat sekitar yang bisa
Pariwisata ikut berkontribusi dipergunakan oleh pihak pengelola, atau
meningkatkan kemampuan kerja dan dengan berjualan, seperti : makanan,
usaha. Dengan adanya pembangunan minuman atau voucher hp di sekitar
objek wisata Sungai Hijau secara lokasi objek wisata sehingga
langsung dan tidak langsung dapat masyarakat lokal bisa mendapatkan
meningkatkan kesempatan kerja dan peningkatan taraf hidup yang layak.
usaha. Pembangunan Objek Wisata Selain untuk masyarakat lokal, dampak
Sungai Hijau meningkatkan kesempatan ekonomi juga akan berpengaruh bagi
kerja misalnya dilihat dari segi pemerintah daerah yang akan
akomodasi, restoran, angkutan wisata, mendapatkan pendapatan dari pajak.
taman rekreasi, dan cendera mata. Sedangkan dampak ekonomi yang tidak
Adanya Objek Wisata Sungai Hijau langsung adalah kemajuan pemikiran
juga dapat membantu meningkatkan akan pengembangan suatu obyek
pendapatan masyarakat. Pengeluaran wisata, adanya emansipasi wanita
atau pembelanjaan para pengunjung sehingga wanita pun bisa bekerja.
akan meningkatkan pendapatan dan
keuntungan bagi masyarakat setempat. 6.2 Dampak Sosial Budaya
Masyarakat setempat banyak 6.2.1 Perubahan Kebiasan
memanfaatkan Objek Wisata Sungai Masyarakat
Hijau sebagai ladang untuk mencari Budaya merupakan suatu
nafkah. ketertarikan yang dimiliki oleh suatu

JOM FISIP Vol.3 No. 2-Oktober 2016 Page 11


negara guna mendatangkan wisatawan. karena memiliki minat atau tujuan
Jika budaya-budaya tersebut merupakan khusus mengenai suatu jenis obyek atau
suatu hal yang bisah ditonton oleh kegiatan yang dapat ditemui atau
wisatawan maka dengan keunikan- dilakukan di lokasi atau daerah tujuan
keunikan yang tergolong didalam wisata tersebut Jadi perlu adanya upaya
budaya tersebut dapat merupakan yang hendak dilakukan oleh masyarakat
sesuatu yang baru dan indah bagi setempat agar dapat menarik minat
wisatawan untuk menikmati atau wisatawan untuk berkunjung, upaya-
melihatnya. Menurut Mc Iver pakar upaya yang harus dilakukan yaitu
sosiologi politik yang pernah dengan mempertahankan keunikan dan
mengatakan: “Manusia adalah mahluk terus mengembangkanya. Namun, suatu
yang dijerat oleh jaring-jaring yang objek wisata akan berkembang maka
dirajutnya sendiri”. Jaring-jaring itu diperluhkan beberapa hal yakni:
adalah kebudayaan. keterbukaan masyarakat guna menerima
Masyarakat Desa Salo dulunya wisatawan serta keunikan lain yang
terkenal sangat individual. Menurut akan ditunjukan oleh masyarakat lebih-
penuturan kepala desa Salo bahwa lebih kebudayaan yang dimiliki
sebelum Objek Wisata Sungai Hijau maka,wisatawan pun akan tetap
Ramai dikunjungi oleh wisatawan berkunjung dan akan lebih
kehidupan masyarakat sangat mendatangkan banyak keungtungan
individual. Dalam kehidupan namun kegiatan kepariwisataan sendiri
bertetangga masyarakat bahkan tidak dapat mendatangkan beberapa ancaman
saling kenal mengenal. Ramainya seperti akulturasi budaya,jika
pengunjung wisata yang keluar masuk masyarakat tidak mempertahankan
dari Desa Salo untuk mengunjungi budayanya.
Objek Wisata Sungai Hijau secara 6.2.2 Perubahan Nilai Sosial
langsung mencuri perhatian masyarakat Masyarakat
untuk bersikap terbuka dengan Suku kampar merupakan salah
keramaian yang dihasilkan oleh Objek satu suku yang ada di kabupaten
Wisata Sungai Hijau. Masyarakat lebih kampar, Provinsi Riau, suku ini juga
sering bertegur sapa di lokasi Objek dikenal dengan sebutan suku Ocu,
Wisata Sungai Hijau Objek Wisata padahal sebutan ocu bukanlah nama
Sungai Hijau. Dari yang dulunya tidak suku tapi sebuah sebutan yang
mengenal sekarang bahkan sudah sangat digunakan masyarakat Kampar. Suku
dekat karena saling berinteraksi dan kampar terdiri dari beberapa suku kecil,
berkomunikasi secara rutin. yaitu suku piliang, suku domo, suku
Minat wisatawan biasanya putopang, suku kampai, dan suku
dipandang sebagai suatu kebutuhan,dan mandiliong.
wisatawan biasanya dipandang sebagai Penduduk Kampar kerap
konsumen. Untuk itu, adanya minat menyebut diri mereka sebagai Oughang
wisatawan maka ada pula Kampar, tersebar di sebagian besar
pengembangan atas suatu objek daya wilayah Kampar. Secara sejarah, etnis,
tarik wisata. Salah satu kategori obyek adat istiadat, dan budaya mereka sangat
dan daya tarik dari pariwisata adalah dekat dengan masyarakat Minangkabau.
kategori atraksi wisata minat khusus. khususnya dengan kawasan Luhak
Wisata minat khusus adalah suatu Limopuluah. Hal ini terjadi karena
bentuk perjalanan wisata dimana wilayah Kampar baru terpisah dari
wisatawan mengunjungi suatu tempat, Ranah Minang sejak masa penjajahan

JOM FISIP Vol.3 No. 2-Oktober 2016 Page 12


Jepang di tahun 1942. Menurut dilingkungan masyarakat maupun di
H.Takahashi dalam bukunya Japan and lokasi wisata. Dari hal tersebut timbul
Eastern Asia, 1953, Pemerintahan suatu permasalahan, apakah lingkungan
Militer Kaigun di Sumatera ikut berpengaruh terhadap tingkah laku
memasukkan Kampar ke dalam wilayah seseorang.
Riau Shio sebagai bagian dari strategi Lokasi Objek Wisata Sungai Hijau
pertahanan teritorial militer di pantai sangat berpengaruh terhadap tingkah
Timur Sumatera. laku remaja di Desa Salo, baik dari
Seluruh komponen Kabupaten kalangan masyarakat sekitar maupun
Kampar berkomitmen untuk menjadikan pengunjung wisata. Pengaruh wisata ada
masyarakat yang berbudaya, dimana yang bersifat positif dan negatif.
segala perilaku seluruh komponen Tanggung jawab kenakalan remaja
masyarakat haruslah berlandaskan bukan hanya di pundak orang tua saja,
pemikiran logis yang berakal budi, dan tetapi masyarakat dan segenap umat
menghormati serta menjunjung tinggi memiliki rasa tanggung jawab moral
nilai-nilai adat istiadat yang dianut dan kehidupan.
berlaku dalam masyarakat Kabupaten Menurut responden perubahan perilaku
Kampar. tersebut dipengaruhi oleh budaya yang
Seluruh komponen Kabupaten dibawa pengunjung. Pengunjung yang
Kampar memiliki kesungguhan hati datang ke Objek Wisata Sungai Hijau
untuk menjadikan masyarakat yang terdiri dari berbagai lapisan masyarakat
berdaya, yaitu dapat menguasai ilmu dan berbagai latar belakang
pengetahuan dan teknologi yang kebudayaan. Kebanyakan remaja Desa
dibutuhkan guna menjadikan dirinya Salo meniru cara berpakaian dan cara
pesaing yang tangguh menghadapi bergaul dengan sebaya. Jika dulu remaja
persaingan global dan terpenuhinya Desa Salo berpenampilan layaknya
kebutuhan manusia yang layak masyarakat pedesaan yang sarat dengan
serta diperlakukan secara adil. Seluruh keagamaan dan tata krama keluarga
komponen Kabupaten Kampar bertekad yang di junjung tinggi. Maka tidak lagi
untuk menjadikan masyarakat yang saat ini. Saat ini remaja perempuan
agamis dimana dalam segala aspek Desa Salo tidak menghiraukan para
kehidupan yang dijalankan selalu orangtua dalam berpakaian. Pakaian
dilandasi nilai-nilai keagamaan, dengan yang mengikuti modern dan budaya
harapan Kabupaten Kampar dapat yang dibawa pengunjung telah diritu
menjadi Serambi Mekah di Propinsi oleh remaja Desa Salo. Begitu juga
Riau. dengan sikap dalam bergaul. Laki-laki
Masyarakat Desa Salo memegang teguh dan perempuan di Desa Salo dalam
nilai-nilai kemasyarakatan yang pergaulan saat ini cenderung sangat inti.
dijadikan pedoman oleh masyarakat Di depan orangtua dan masyarakat tidak
Kabupaten Kampar umumnya. Seperti lagi menampakkan sikap segan dan
nilai sosial budaya, nilai keindahan, malu.
nilai kebaikan dan moral, dan nilai
religius. 7.1 Kesimpulan
6.2.3 Perubahan Pola Pergaulan
Remaja Objek Wisata Sungai Hijau
Dari isu yang berkembang memberikan dampak baik secara
terhadap rendahnya akhlak seseorang langsung maupun tidak langsung
sering ditujukan kepada remaja, baik terhadap kehidupan masyarakat Desa

JOM FISIP Vol.3 No. 2-Oktober 2016 Page 13


Salo. Berikut adalah dampak dari 2. Dampak Sosial Budaya
dibukanya objek wisata Sungai Hijau di a. Merubah kebiasaan
Desa Salo: masyarakat
1. Dampak Ekonomi Kebiasaan masyarakat
a. Membuka lapangan berubah seiring dengan
pekerjaan bagi masyarakat meningkat dan
Dengan dibukanya Objek berkembangnya Objek
Wisata Sungai Hijau dan Wisata Sungai Hijau sebagai
dikelola oleh masyarakat destinasi wisata yang ramai
Desa Salo secara bersama- disukai khalayak.
sama memberikan dampak Berkembangnya Objek
ekonomi terhadap Wisata Sungai Hijau
masyarakat salah satunya menyebabkan berubahnya
adalah terbukanya lapangan pola kebiasaan masyarakat
pekerjaan baru bagi yang cenderung tertutup
masyarakat yang menjadi lebih sering
sebelumnya tidak memiliki berinteraksi.
pekerjaan. Banyak b. Merubah nilai sosial
masyarakat Desa Salo yang masyarakat
membuka usaha di Objek Perubahan nilai sosial ini
Wisata Sungai Hijau seperti dirasakan masyarakat sebab
usaha kuliner, aksesories dan banyaknya nilai sosial
cendera mata. budaya yang dibawa oleh
b. Meningkatkan pendapatan berbagai pengunjung.
penduduk Keragaman nilai sosial
Dibukanya Objek Wisata budaya yang dibawa
Sungai memberikan pengunjung tersebut menjadi
kontribusi secara langsung tontonan bagi kaum muda
terhadap peningkatan yang masih dalam tahap
pendapatan penduduk Desa pekembangan pencarian jati
Salo. Dengan peningkatan diri. Tidak sedikit kaum
jumlah pengunjung setiap muda yang terpengaruh akan
harinya juga berdampak cara bergaul pengunjung di
terhadap bertambahnya lokasi Objek Wisata dan cara
pendapatan penduduk. berpakaian serta cara
c. Mengurangi angka berinteraksi dan bertutur
pengangguran kata.
Terbukanya lapangan
pekerjaan baru karena Objek 7.2 Saran
Wisata Sunga Hijau berarti Dari penelitian yang dilakukan,
sumbangsih terbesar maka ada beberapa saran yang
terhadap penurunan jumlah diharapkan mampu memberikan
angka pengangguran di Desa masukan terhadap pembaca dan
Salo. Penduduk Desa Salo mahasiswa Universitas Riau khususnya
lebih aktif bekerja sebagai bahan tambahan untuk
dibandingkan sebelum melakukan riset dengan tema yang sama
adanya Objek Wisata Sungai nantinya:
Hijau.

JOM FISIP Vol.3 No. 2-Oktober 2016 Page 14


1. Untuk masyarakat Desa Salo, DAFTAR PUSTAKA
demi kelangsungan
pembangunan Objek Wisata A.J, Muljadi. 2012. Kepariwisataan dan
Sungai Hijau kedepannya Perjalanan. Jakarta: PT Raja
diharapkan kepada masyarakat Grafindo Persada
untuk tetap menjaga keramahan A, Yoeti, Oka. 1996. Pengantar Ilmu
tata krama dan perilaku yang Pariwisata Edisi Revisi.
sudah di terapkan. Hal tersebut Bandung: Angkasa.
akan berdampak baik terhadap Adimihardja. 2001. Strategi
kenyamanan pengunjung. Pemberdayaan Masyarakat.
2. Untuk pengunjung Objek Bandung: HUP
Wisata Sungai Hijau, diharapkan Djohar. 2006. Pengembangan
untuk membantu masyarakat Pendidikan Nasional
setempat mempertahankan Menyongsong Masa Depan.
budaya dan adat yang dianut. Yogyakarta; Grafika Indah.
Untuk tidak terlalu bebas dalam Diana Conyers. 1981. Perancanaan
bergaul dan bersikap ditengah- Sosial di Dunia Ketiga Suatu
tengah masyarakat yang sedang Pengantar. Yogyakarta : Gadjah
mengupayakan pembangunan Mada
karakter generasi dan ekonomi Greenwood, C.T. 1976. Starch its
serta sosial. Components. New York:
3. Untuk Pemerintah Kabupaten Halsted Press
Kampar, diharapkan agar selalu Hartono, Chris. 1974. Ketionghoaan
bisa mengawasi pembangunan dan Kekristenan. Jakarta: BPK
Objek Wisata Sungai Hijau yang Hadinoto, Kusudianto. 1996.
dilakukan oleh masyarakat Perencanaan Pengembangan
setempat. Bagaimanapun juga Destinasi Pariwisata.
pemerintah lebih mengetahui Jakarta: UI Press
perihal mengenai kepariwisataan Kodyat , H. 1982. Sejarah Pariwisata
dan aspek yang meliputinya dan perkembangannya di
dibandingkan masyarakat yang Indonesia. Jakarta:
sedang mencoba untuk Pustaka Utama
membangun destinasi wisata INFORMASI DARI INTERNET:
tersebut.
Darmawan, Angga. “Ber-Agro Wisata
4. Untuk pembaca, diharapkan
di Kota Baja”..
bijak dalam menganalisa tulisan http://freebahankulaih.blogspot.co
yang telah diselesaikan peneliti.
m/2010_08_01_archive.html.
Data yang dicantumkan dalam
DiunduhPada
tulisan ilmiah ini adalah data
15 Maret 2015, Pukul 13.40
yang didapat langsung dari
WIB
repsonden dan pihak terkait. Jadi
Deptan.“AgrowisataMeningkatkanPend
apabila ada perbedaan isu yang
apatanPetani”.
didengar diluar dengan apa yang
http://pustaka.litbang.deptan.go.i
pembaca temukan dalam tulisan
d.Diunduhpadatanggal 28 Maret
ilmiah ini diharapkan untuk
2015, Pukul 15.35 WIB.
bijak dalam melihat perbedaan
analisa tersebut. Dialogue : Community and
Sustainable

JOM FISIP Vol.3 No. 2-Oktober 2016 Page 15


Development” in Community
and Sustaineble Development:
Participation in the Future

JOM FISIP Vol.3 No. 2-Oktober 2016 Page 16

Anda mungkin juga menyukai