Anda di halaman 1dari 14

STRATEGI PENGEMBANGAN DESA WISATA GUBUGKLAKAH

A.Yusuf Kholil dan Ninin Khoirunnisa


Program Studi Agribisnis
Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang
Email: yusufyuzasif@gmail.com

ABSTRAK
Tujuan pertama dalam penelitian ini adalah mengidentifikasi dan menganalisis
potensi daerah Desa Gubugklakah. Tujuan kedua adalah mengidentifikasi dan menganalisis
lingkungan internal dan eksternal Desa Gubugklakah yang menjadi kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman. Tujuan terkahir dalam penelitian ini adalah menentukan strategi yang
tepat untuk diterapkan dalam pengembangan Desa Wisata Gubugklakah sebagai desa wisata.
Metode analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif dan analisis kualitatif. Analisis
deskriptif digunakan untuk menganalisis potensi Desa Gubugklakah dan mengidentifikasi
faktor utama pada faktor internal (IFE) dan eksternal (EFE) sedangkan dalam analisis
kualitatif menggunakan analisis SWOT yang berupa matriks IE dan matriks SWOT. Untuk
menganalisis strategi pengembangan Desa Gubugklakah menggunakan analisis QSPM.

Kata kunci: evaluasi faktor internal , evaluasi faktor eksternal, matriks SWOT, matriks
QSPM.

The first objective of this research is to identify and analyze potential areas
Gubugklakah Village. The second objective is to identify and analyze the internal and
external environment Gubugklakah Village of the strengths, weaknesses, opportunities and
threats. The last destination of this research is to determine the right strategy to be applied in
the development of tourism Gubugklakah Village as a tourist village. Data analysis method
used is descriptive analysis and qualitative analysis. Descriptive analysis was used to analyze
the potential of the Gubugklakah Village and identify the main factors on internal factors
(IFE) and external (EFE) whereas in qualitative analysis using SWOT analysis in the form of
a matrix IE and SWOT matrix. To analyze the development strategy of the Gubugklakah
Village use QSPM analysis.

Keywords: internal factors evaluation, external factors evaluation, SWOT matrix, QSPM
matrix.

PENDAHULUAN karakter masyarakat pedesaan yang ramah


Negara Indonesia mempunyai tamah. Dengan posisi geografis paling
beraneka macam potensi wisata yang dapat timur di pulau Jawa, Jawa Timur memiliki
dijadikan sebagai daya tarik wisata Kabupaten Malang sebagai kota yang
sehingga menjadi kesenangan tersendiri berpotensi memiliki banyak tempat wisata.
bagi para wisatawan, seperti wisata alam Diantara banyaknya potensi wisata yang
dan budaya yang begitu beraneka ragam. ada di Kabupaten malang, terdapat salah
Pulau Jawa merupakan salah satu pulau satu kecamatan yakni Kecamatan
yang berada di Indonesia yang memiliki Poncokusumo yang merupakan kecamatan

27
A Yususf Kholil dan Ninin Khoirunnisa, Jurnal OPTIMA Volume II Nomor 1 2018

di wilayah Malang Timur, yang berbatasan Pancut, dan Coban Gereja. Akan tetapi,
langsung dengan Kabupaten Lumajang, untuk dua coban tersebut masih terkendala
Pasuruan dan Probolinggo serta akses jalan yang hanya berupa jalan
bersinggungan langsung dengan Kawasan setapak. Desa Wisata Gubugklakah juga
Bromo Tengger Semeru (BTS). Kecamatan memasukkan tujuan wisata yang lain seperti
Poncokusumo ditetapkan sebagai wisata arung jeram dan river tubbing di
Kecamatan Agropolitan, dimaksudkan Sungai Ledok Amprong, dan wisata air
bahwa Kecamatan Poncokusumo sebagai terjun Coban Pelangi. Untuk rencana
kawasan pertanian, perkebunan dan wisata. destinasi wisata ke depan di Desa Wisata
Selain itu, di Kecamatan Poncokusumo Gubugklakah akan menambah destinasi
terdapat beberapa desa yang memiliki wisata dengan adanya kawasan wisata
potensi sebagai desa wisata. agropolitan sapi perah. Produk susu dari
Menurut Pariwisata Inti Rakyat sapi perah nantinya akan diolah menjadi
(PIR) yang dimaksud dengan Desa Wisata beragam produk olahan.
adalah suatu kawasan pedesaan yang Berdasarkan dari hal-hal tersebut
menawarkan keseluruhan suasana yang diatas, masih banyak sekali potensi-potensi
mencerminkan keaslian pedesaan baik dari lain dari Desa Gubugklakah untuk lebih
kehidupan sosial ekonomi, sosial budaya, dieksplor dan diperlukan suatu strategi yang
adat istiadat, keseharian, memiliki arsitektur tepat agar segala potensi yang dimiliki
bangunan dan struktur tata ruang desa yang dapat dikembangkan dan dikenal
khas, atau kegiatan perekonomian yang masyarakat jauh lebih luas. Melalui
unik dan menarik serta mempunyai potensi pembangunan dan pengembangan desa
untuk dikembangkan. Desa Gubugklakah wisata, diharapkan dapat menopang konsep
merupakan sebuah desa yang berada di pengembangan pariwisata di Kecamatan
Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Poncokucumo, Kabupaten Malang bahkan
Malang. Sejak beberapa tahun ini, Desa Gubugklakah tidak hanya sebagai
perkembangan wisata di Gubugklakah terus perlintasan melainkan destinasi utama
menunjukkan perkembangan seiring dengan wisata serta dapat membuka akses pasar
ramainya wisatawan yang berkunjung ke baru bagi berbagai komoditas lokal dan
Gunung Bromo dan Gunung Semeru. penciptaan lapangan kerja baru serta
Selain berwisata ke gunung, wisatawan peningkatan kesejahteraan masyarakat desa.
juga dapat berwisata di beberapa destinasi Mengacu pada uraian latar belakang
yang lokasinya berada di Gubugklakah. Di diatas, maka perumusan masalah sebagai
antaranya yaitu Agrowisata Apel, Coban
28
A Yususf Kholil dan Ninin Khoirunnisa, Jurnal OPTIMA Volume II Nomor 1 2018

dasar dalam pengembangan penelitian ini METODE PENELITIAN


adalah: Subjek, Objek dan Tempat Penelitian
1. Bagaimana potensi wisata di Desa Subjek dalam penelitian ini adalah
Gubugklakah? para pemerintah desa, pengelola LADESTA
2. Apa saja yang menjadi kekuatan, Gubugklakah dan masyarakat Desa
kelemahan, peluang dan ancaman dalam Gubugklakah. Objek dalam penelitian ini
pengembangan wisata di Desa adalah Strategi pengembangan yang
Gubugklakah? dilakukan dalam hal pengembangan wisata
3. Bagaimana strategi yang tepat untuk di Desa Gubugklakah. Penentuan lokasi
pengembangan Desa Wisata penelitian dilakukan secara sengaja
Gubugklakah? (purposive) yaitu Desa Gubugklakah,
4. Bagaimana menyusun Program Rencana Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten
Aksi dalam hal pengembangan Desa Malang dengan pertimbangan bahwa daerah
Wisata Gubugklakah? ini memiliki banyak potensi wisata yang
Berdasarkan uraian dari rumusan masalah memungkinkan ketersediaan data untuk
tersebut di atas, maka tujuan dalam keperluan penelitian ini.
penelitian ini adalah: Desain Penelitian
1. Untuk mengetahui potensi wisata di Metode analisis data yang
Desa Gubugklakah digunakan dalam penelitian ini yaitu
2. Untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, analisis deskriptif dan analisis kualitatif.
peluang dan ancaman dalam hal Analisis deskriptif digunakan untuk
pengembangan wisata di Desa menganalisis potensi Desa Gubugklakah,
Gubugklakah Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten
3. Untuk mengetahui strategi yang tepat Malang dan mengidentifikasi faktor utama
untuk pengembangan Desa Wisata untuk memberikan bobot pada faktor yang
Gubugklakah sudah kita tentukan terdiri dari kekuatan,
4. Untuk mengetahui dan menyusun peluang, kelemahan dan ancaman dengan
Program Rencana Aksi dalam hal membandingkan antara baris dan kolom
pengembangan wisata di Desa dari masing-masing variabel pada faktor
Gubugklakah. internal (IFE) dan eksternal (EFE). Analisis
kualitatif dalam penelitian ini
menggunakan analisis SWOT yang berupa
matriks IE dan matriks SWOT yang
digunakan untuk menganalisis strategi
29
A Yususf Kholil dan Ninin Khoirunnisa, Jurnal OPTIMA Volume II Nomor 1 2018

pengembangan desa wisata dan untuk tidak bisa diprediksikan berapa orang yang
perumusan strategi terakhir dengan akan berkunjung. Teknik pengambilan
menggunakan analisis QSPM. sampel yang diambil berdasarkan
Metode Penarikan Sampel pertimbangan bahwa populasi yang ada
Metode penentuan responden dalam tidak diketahui secara pasti jumlahnya
penelitian termasuk dalam non-probability sehingga menggunakan Accidental
sampling karena tidak memberi Sampling yaitu pengambilan sampel yang
kemungkinan yang sama bagi tiap unsur dilakukan kepada siapa saja yang kebetulan
populasi untuk dipilih. Dalam penelitian ini, ada (Soeratno dan Lincolin,2008).
peneliti menggunakan teknik critical case
sampling untuk responden faktor internal HASIL DAN PEMBAHASAN
dan teknik accidental sampling untuk Gambaran Umum Lokasi Penelitian
responden faktor eksternal. Desa Gubugklakah merupakan
a. Teknik Critical Case Sampling sebuah desa yang terletak di sebelah timur
Peneliti menggunakan teknik ini Kecamatan Poncokusumo Kabupaten
dengan pertimbangan bahwa responden Malang dengan luas wilayah sekitar 384 ha.
harus memiliki tingkat penguasaan yang Desa Gubugklakah terdiri dari daerah
tinggi terhadap bidang yang akan diteliti wilayah permukiman penduduk dan lahan
sekaligus permasalahan yang ada di Desa daerah pertanian dengan jumlah penduduk
Gubugklakah, Kecamatan Poncokusumo, Desa Gubugklakah sekitar 3.772 jiwa. Jarak
Kabupaten Malang. Responden yang desa dari propinsi sejauh 127 km, jarak dari
dimaksud dalam penelitian ini adalah para kabupaten sejauh 35 km dan jarak dari
pemerintah desa, pengelola ladesta serta kecamatan sejauh 12 km. Adapun batas-
tokoh masyarakat Desa Gubugklakah yang batas Desa Gubugklakah berbatasan
mengerti dan mendalami keadaan dari desa dengan, batas utara : Desa Duwet; batas
tersebut DAN Dinas Kebudayaan dan Timur: Desa Ngadas; batas Selatan : Desa
Pariwisata Kabupaten Malang. Poncokusumo; batas Barat: Desa
b. Teknik Accidental Sampling Wringinanom
Dalam penelitian ini, populasinya Desa Gubugklakah berada di kaki
adalah pengunjung atau wisatawan Desa Gunung Bromo dengan ketinggian 900-
Wisata Gubugklakah dengan jumlah yang 1200 m dpl dan merupakan salah satu desa
tidak diketahui secara pasti. Tidak diketahui yang terletak di jalur utama menuju
secara pasti karena pengunjung yang datang pendakian Gunung Bromo dan Semeru.
setiap hari berbeda jumlahnya sehingga Rata-rata curah hujan di Desa Gubugklakah
30
A Yususf Kholil dan Ninin Khoirunnisa, Jurnal OPTIMA Volume II Nomor 1 2018

berkisar antara 2000-3000 mm/tahun menggabungkan ide atau gagasan mereka


dengan suhu rata-rata 16°C. Suhu udara untuk membentuk sebuah lembaga yang
yang berada dibawah 20°C ini bertujuan mengembangkan potensi alam
menyebabkan Desa Gubugklakah memiliki dan mensejahterakan masyarakat desa. Dari
suhu dingin dan baik untuk pengembangan ide atau gagasan mereka yang menganggap
pertanian dan wisata di daerah dataran bahwa desa mereka sebagai perlintasan
tinggi. saja, maka pada tanggal 20 Agustus 2010
Masyarakat Desa Gubugklakah mereka mendirikan sebuah lembaga yang
merupakan masyarakat keturunan asli Suku dinamakan Lembaga Desa Wisata
Tengger, yang biasa dikenal tinggal dan Gubugklakah (LADESTA) Gubugklakah.
bermukim di bawah kaki Gunung Bromo. Lembaga ini tidak hanya berdiri sendiri
Masyarakat Suku Tengger mempunyai melainkan dibantu oleh beberapa pihak dan
hubungan yang khas dalam hubungan atas kerjasama dari para perangkat desa,
kekerabatan. Garis keturunan masyarakat Karang Taruna, LPMD, BPD dan dukungan
Suku Tengger adalah berdasarkan pada dari Mahasiswa KKN UGM 2010 Unit 155.
prinsip bilateral yaitu garis keturunan pihak Setelah satu tahun berdiri, dengan dibantu
ayah dan ibu. Ada tiga macam kelompok oleh mahasiswa KKN UGM 2011 Unit 11,
kekerabatan dalam masyarakat Suku proses legalisasi di urus dan pada tanggal 4
Tengger. Agustus 2011 di bantu oleh teman-teman
KKN UGM 2011 Unit 11 Lembaga Desa
Lembaga Desa Wisata (LADESTA) Wisata Gubugklakah ini mendapatkan
Gubugklakah legalisasi hukum.
Lembaga Desa Wisata Gubugklakah
atau yang biasa disingkat dengan Analisis Potensi Desa Gubugklakah
LADESTA Gubugklakah merupakan Suatu desa dapat dikatakan
sebuah lembaga atau organisasi dari para memiliki objek dan daya tarik wisata
masyarakat Desa Gubugklakah. Lembaga sebagai objek tujuan wisata apabila objek
ini merupakan pondasi dari pengembangan tersebut memiliki beberapa unsur-unsur
wisata di Desa Gubugklakah Kecamatan daerah tujuan wisata atau (DTW), keempat
Poncokusumo Kabupaten Malang. Dari unsur tersebut adalah : Attraction,
sinilah, para pemuda yang ada di rest area Accessibility, Amenities dan Anciliary
dan para pemuda yang berjualan di Coban service. Dalam mendukung pengembangan
Pelangi atas usulan dari mahasiswa KKN potensi Desa Wisata Gubugklakah, maka
Universitas Gajah Mada 2010 Unit 155 dengan adanya unsur-unsur tersebut dapat
31
A Yususf Kholil dan Ninin Khoirunnisa, Jurnal OPTIMA Volume II Nomor 1 2018

dilihat potensi yang ada pada Desa menuju Desa Gubugklakah transportasi
Gubugklakah. Potensi yang dimiliki Desa yang dapat digunakan dapat berupa motor
Gubugklakah adalah sebagai berikut: atau mobil pribadi dari semua jenis
a. Attraction (Atraksi) kendaraan bisa melewati Desa
Beberapa hal yang dapat menjadi daya Gubugklakah, sedangkan transportasi untuk
tarik ( atraksi ) dari Desa Gubugklakah ini melakukan wisata pendakian atau outbond
adalah Pemandangan alam pegunungan telah disediakan berupa motor tril dan
yang masih sangat asli karena berada di mobil jeep.
kompleks kawasan Taman Nasional Bromo c. Amenities (Fasilitas)
Tengger dan Semeru; Adanya lahan Adapun fasilitas dan akomodasi yang
pertanian, air terjun, sungai dan hutan yang tersedia di Desa Gubugklakah antara lain
masih asli dan tidak tercemar; Suasana Desa Gubugklakah memiliki rest area bagi
pedesaan yang aman dan tentram; Memiliki wisatawan yang ingin melakukan
produk wisata atau paket-paket wisata perjalanan atau pendakian ke Gunung
berupa: Agrowisata apel, agrowisata sapi Bromo dan Gunung Semeru; Desa
perah, Rafting dan tubbing ,kegiatan Gubugklakah memiliki beberapa homestay
outbond dan perkemahan, kegiatan yang merupakan rumah penduduk atau
bercocok tanam sayur dan buah; Kesenian masyarakat lokal yang dijadikan
berupa Karawitan, Campur Sari, Al Banjari penginapan bagi wistawan yang berkunjung
dan Terbangan, Pencak Silat, Tayuban, ke Desa Gubugklakah; Desa Gubugklakah
Jaran kencak, Kuda Lumping, Bantengan memiliki beberapa tempat makan yang
dan Tari Topeng sedangkan kesenian diusahakan oleh penduduk atau masyarakat
berbentuk sebuah upacara terdiri dari lokal yang berupa warung atau kedai.
upacara karo dan sadranan yang merupakan d. Anciliary service (Pelayanan
upacara asli dari keturunan Suku Tengger. Tambahan)
b. Accesibility (Aksesibiltas) Dalam industri pariwisata,
Beberapa faktor aksesibiltas yang ada di diperlukan adanya suatu organisasi atau
Desa Gubugklakah adalah kondisi jalan lembaga yang mengelola suatu daya tarik
menuju Desa Gubugklakah merupakan agar obyek wisata dapat dikelola dan
jalan yang beraspal yang sudah bagus dan dikembangkan sehingga dapat
ada penerangan jalan; Jarak Desa mendatangkan banyak wisatawan. Lembaga
Gubugklakah dari propinsi sejauh 127 km, yang ada di desa ini adalah Lembaga Desa
jarak dari kabupaten sejauh 35 km dan jarak Wisata (LADESTA) Gubugklakah yang
dari kecamatan sejauh 12 km; Untuk dikelola langsung oleh Tokoh dan para
32
A Yususf Kholil dan Ninin Khoirunnisa, Jurnal OPTIMA Volume II Nomor 1 2018

pemuda Masyarakat Desa Gubug Klakah agrowisata petik buah apel, budidaya
dibawah naungan Kepala Desa setempat sayuran dan agrowisata sapi perah; Air
dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata terjun Coban pelangi, wisatawan dapat
Kabupaten Malang serta melibatkan semua melakukan kegiatan outbond dan juga
masyarakat di Desa Gubugklakah. kegiatan arung jeram ( rafting ) dan
Selain empat komponen utama daya tubbing yang bermuara di aliran sungai dari
tarik wisata yang dikemukakan diatas, suatu air terjun tersebut.
daerah tujuan wisata (DTW) juga harus c. Ada sesuatu yang bisa dibeli
memiliki tiga syarat daya tarik wisata, (something to buy)
yaitu: Desa Gubugklakah juga
a. Ada sesuatu yang bisa dilihat menawarkan berbagai macam bentuk paket
(something to see) wisata yang dikelola oleh LADESTA
Ada beberapa poin yang bisa dilihat Gubugklakah dimana terdapat beberapa
di desa ini antara lain Sepanjang jalan Desa kegiatan wisata seperti Agrowisata petik
Gubuk Klakah ini banyak terdapat buah apel, dimana apel yang dibeli bisa
perkebunan buah apel baik yang ditanam di dipetik langsung oleh wisatawan dan harga
kebun maupun di depan pekarangan rumah yang dijual adalah harga jual apel yang
penduduk, budidaya jamur, buah strawberry berlaku pada saat itu; Coban Pelangi, harga
dan tanaman hortikultura seperti tomat, tiket masuk ke coban ini bisa dikatakan
bawang, dan lain-lain; Selain suasana khas sangat terjangkau bagi semua kalangan
pedesaan yang kental dengan pertanian, masyarakat Arung jeram atau rafting
Desa Gubugklakah juga memiliki homestay adalah kegiatan yang memadukan unsur
yang berjajar di sepanjang jalan desa ini; olahraga, rekreasi, petualangan dan
Banyak pemandangan alam yang indah edukasi.
berupa pohon-pohon yang rindang, air
terjun seperti Coban Pelangi, Coban Trisula Analisi IFE (Internal Factors Evaluation)
dan aliran sungai yang merupakan muara Matriks IFE (Internal Factors
dari air terjun tersebut. Evaluation) dilakukan dengan menentukan
b. Ada sesuatu yang bisa dilakukan total skor pada analisis lingkungan internal.
(something to do) Penentuan skor pada analisis lingkungan
Ada beberapa poin yang bisa internal diperoleh dari hasil perkalian antara
dilakukan di desa ini antara lain Wisatawan bobot dan rating. Nilai rating ditentukan
dapat melakukan kegiatan budidaya berdasarkan seberapa besar pengaruh
pertanian seperti yang dilakukan di faktor-faktor internal terhadap Desa
33
A Yususf Kholil dan Ninin Khoirunnisa, Jurnal OPTIMA Volume II Nomor 1 2018

Gubugklakah. Adapun hasil matriks IFE pada Tabel 1 berikut.


(Internal Factors Evaluation) dapat dilihat
Tabel 1. Matriks IFE
No. Faktor Internal Kunci Bobot Rating Skor
Bobot
Kekuatan (S) (Ai) (Bi)=1,2,3,4 (Ai x Bi)
A. Gotong royong yang kuat antar anggota masyarakat 0,15 4 0,60
B. Keindahan panorama dan alam yang masih terjaga 0,12 4 0,48
C. Obyek wisata alam yang masih asli dan banyak 0,08 3 0,24
D. menawarkan paket wisata 0,05 2 0,10
E. Tersedianya infrastruktur yang memadai (jeep dan 0,11 3 0,33
motor triil)
F. Sebagai daerah jalur wisata (transit) memberi 0,03 3 0,09
karakter yang kuat dengan wisata dan wisatawan
G. Dukungan dan partisipasi tokoh masyarakat untuk 0,03 2 0,06
terlibat aktif dalam pengelola lembaga desa wisata
Warga siap menerima wisatawan yang meninap
dirumahnya sebagai homestay
Total Skor Kekuatan 0,57 21 1,90
Kelemahan (W)
H. Obyek wisata belum dikenal luas seluruhnya oleh 0,12 2 0,24
I. masyarakat 0,03 2 0,06
J. Obyek wisata masih belum dikelola secara 0,13 2 0,26
K. maksimal 0,03 2 0,06
L. Pengetahuan masyarakat terhadap desa wisata 0,07 2 0,14
M. masih minim 0,05 3 0,15
Sumberdaya Manusia masih rendah
Kurangnya pendidikan tour guide untuk wisatawan
mancanegara
Kurangnya akses transportasi dan koneksi jaringan
komunikasi (sinyal)
Total Skor Kelemahan 0,43 11 0,91
Total Skor Faktor Internal 1,00 32 2,81
Berdasarkan hasil perhitungan (Internal Factors Evaluation) untuk
matriks IFE ( Internal Factors Evaluation ), kekuatan dan kelemahan diperoleh total
faktor strategis yang menjadi kekuatan skor faktor internal sebesar 2,81.
terbesar dan paling berpengaruh bagi Desa
Gubugklakah adalah gotong royong yang Analisis EFE (External Factors
kuat antar anggota masyarakat dengan skor Evaluation)
sebesar 0,60 sedangkan faktor strategis Matriks EFE (External Factors
internal yang menjadi kelemahan terbesar Evaluation) dilakukan dengan menentukan
adalah Pengetahuan masyarakat terhadap total skor pada analisis lingkungan
desa wisata masih minim dengan skor eksternal. Penentuan skor pada analisis
sebesar 0,26. Hasil analisis matriks IFE lingkungan eksternal diperoleh dari hasil
34
A Yususf Kholil dan Ninin Khoirunnisa, Jurnal OPTIMA Volume II Nomor 1 2018

perkalian antara bobot dan rating. Nilai terhadap Desa Gubugklakah. Adapun hasil
rating ditentukan berdasarkan seberapa matriks EFE (External Factors Evaluation)
besar pengaruh faktor-faktor eksternal dapat dilihat pada Tabel 2 berikut.

Tabel 2. Matriks EFE


No. Faktor Eksternal Kunci Bobot Rating Skor
Bobot
Peluang (O) (Ai) (Bi)=1,2,3,4 (Ai x Bi)
A. Wisata sebagai bagian dari kebutuhan 0,15 3 0,45
B. Banyaknya minat wisatawan kembali ke alam (back 0,21 4 0,84
C. to nature) 0,15 3 0,45
D. Tawaran kerjasama dengan agen perjalanan dan 0,15 3 0,45
Pemerintah Kabupaten Malang
E. Terbukanya peluang studi banding ke desa wisata 0,11 2 0,22
lain yang berada di luar Kabupaten Malang
Pembangunan dan pengembangan sarana
pendukung
Total Skor Peluang 0,77 15 2,41
Ancaman (T)
F. Adanya budaya asing yang dapat menggeser budaya 0,05 2 0,10
G. lokal 0,11 2 0,22
H. Loyalitas pengunjung 0,02 2 0,04
I. Tercemarnya lingkungan 0,05 3 0,15
Narkoba masuk desa
Total Skor Ancaman 0,23 8 0,51
Total Skor Faktor Eksternal 1,00 23 2,92

Berdasarkan hasil perhitungan dengan skor sebesar 0,22. Hasil analisis


matriks EFE (External Factors Evaluation) matriks EFE untuk peluang dan ancaman
faktor eksternal yang menjadi peluang diperoleh total skor faktor eksternal sebesar
terbesar bagi Desa Gubugklakah adalah 2,92.
banyaknya minat wisatawan kembali ke
alam (back to nature) dengan skor sebesar Analisis Matriks Internal-Eksternal (I-E)
0,84 sedangkan faktor eksternal yang Berdasarkan hasil yang diperoleh
menjadi ancaman terbesar bagi Desa dari matriks IFE (Internal Factors
Gubugklakah adalah loyalitas pengunjung Evaluation) dan matriks EFE (External

35
A Yususf Kholil dan Ninin Khoirunnisa, Jurnal OPTIMA Volume II Nomor 1 2018

Factors Evaluation), maka dapat disusun (Product Development). Strategi integrasi


matriks Internal-Eksternal (I-E). Total skor terdiri dari integrasi kedepan (Forward
bobot pada matriks IFE sebesar 2,81 dan Integration), integrasi kebelakang
total skor bobot pada matriks EFE sebesar (Backward Integration) dan integrasi
2,92 dimana hasil yang diperoleh tersebut horizontal (Horizontal Integration).
menempatkan Desa Gubugklakah berada
pada sel V, maka strategi terbaik yang dapat Analisis Matriks SWOT (Strength,
dilaksanakan Desa Gubugklakah dalam Weakness, Opportunities, Threats)
pengembangan sebagai desa wisata adalah Analisis ini menggunakan data yang
Growth and Stability Strategy Untuk divisi telah diperoleh matriks IFE (Internal
seperti ini strategi yang paling tepat adalah Factors Evaluation) dan EFE (External
melaksanakan strategi intensif dan Factors Evaluation) sebelumnya. Hasil
integrasi. Strategi intensif terdiri dari matriks analisis SWOT (Strength,
strategi Penetrasi Pasar (Market Weakness, Opportunities, Threath) dapat
Penetration), Pengembangan Pasar (Market dilihat pada Tabel 3 berikut:
Development) dan Pengembangan Produk
Tabel 3. Matriks SWOT
IFE Kekuatan (S) Kelemahan (W)
1. Gotong royong yang kuat 1. Obyek wisata belum dikenal
antar anggota masyarakat luas seluruhnya oleh
2. Keindahan panorama dan masyarakat
alam yang masih terjaga 2. Obyek wisata masih belum
3. Obyek wisata alam yang dikelola secara maksimal
masih asli dan banyak 3. Pengetahuan masyarakat
menawarkan paket wisata terhadap desa wisata masih
4. Tersedianya infrastruktur minim
yang memadai (jeep dan 4. Sumberdaya Manusia masih
motor triil) rendah
5. Sebagai daerah jalur 5. Kurangnya pendidikan tour
wisata (transit) memberi guide untuk wisatawan
karakter yang kuat mancanegara
dengan wisata dan 6. Kurangnya akses
wisatawan transportasi dan koneksi
EFE 6. Dukungan dan partisipasi jaringan komunikasi (sinyal)
36
A Yususf Kholil dan Ninin Khoirunnisa, Jurnal OPTIMA Volume II Nomor 1 2018

tokoh masyarakat untuk


terlibat aktif dalam
pengelola lembaga desa
wisata
7. Warga siap menerima
wisatawan yang meninap
dirumahnya sebagai
homestay

Peluang (O) Strategi SO Strategi WO


1. Wisata sebagai bagian 1. Pengembangan desa 1. Memberikan pendidikan
dari kebutuhan wisata dengan dan pelatihan desa wisata
2. Banyaknya minat partisipasi aktif yang kepada seluruh masyarakat
wisatawan kembali ke melibatkan seluruh untuk kepuasan wisatawan
alam (back to nature) stakeholder berdasarkan (W2,W3,W4,W5,O1.O2)
3. Tawaran kerjasama pada karakteristik 2. Melakukan kerjasama
dengan agen perjalanan masyarakat desa dengan berbagai
dan Pemerintah setempat. stakeholder terkait untuk
Kabupaten Malang (S1,S6,S7,O3,O4,O5) pengembangan potensi desa
4. Terbukanya peluang 2. Mengembangkan paket wisata dan mengembangkan
studi banding ke desa wisata yang lebih produk lokal
wisata lain yang berada menarik dengan (W1,W2,W6,O3,O4,O5)
di luar Kabupaten mengoptimalkan
Malang keindahan panorama
5. Pembangunan dan alam berbasis pada
pengembangan sarana pelestarian lingkungan
pendukung (S2,S3,S5,O1,O2,,O5)

Ancaman (T) Strategi ST Strategi WT


1.Adanya budaya asing 1. Memberikan 1. Memberikan penguatan
yang dapat menggeser penyuluhan kepada para kepada masyarakat bahwa
budaya lokal wisatawan untuk ikut begitu berharganya
2. Loyalitas pengunjung melestarikan lingkungan kebudayaan lokal dan desa

37
A Yususf Kholil dan Ninin Khoirunnisa, Jurnal OPTIMA Volume II Nomor 1 2018

3. Tercemarnya dan menjaga ciri khas yang sangat potensial untuk


lingkungan masyarakat desa wisata yang harus dijaga
4. Narkoba masuk desa setempat dan dipertahankan
(S1,S6,S7,T1,T3,T4) (W1,W2,W3,T1,T3,T4)
2. Memberikan kesan yang 2. Memberikan penyuluhan
mendalam dan kepada masyarakat untuk
pelayanan yang terbaik memberikan pelayanan
kepada wisatawan terbaik kepada wisatawan
(S3,S4,S5,S7,T2) (W2,W3,W5,T2)

Berdasarkan hasil pada analisis matriks yang ada, terdiri dari:Memberikan


SWOT, maka dapat diperoleh empat pendidikan dan pelatihan desa wisata
alternatif strategi yang dapat diambil dalam kepada seluruh masyarakat untuk kepuasan
pengembangan Desa Gubugklakah sebagai wisatawan. (W2,W3,W4,W5,O1.O2).
desa wisata antara lain sebagai berikut: Melakukan kerjasama dengan berbagai
a. Strategi SO stakeholder terkait untuk pengembangan
Strategi SO yaitu strategi yang potensi desa wisata dan mengembangkan
menggunakan kekuatan untuk produk lokal. (W1,W2,W6,O3,O4,O5)
memanfaatkan keuntungan dari peluang c. Strategi ST
yang ada, terdiri dari:Pengembangan desa Strategi ST yaitu strategi menggunakan
wisata dengan partisipasi aktif yang kekuatan untuk mengatasi ancaman, terdiri
melibatkan seluruh stakeholder berdasarkan dari: Memberikan penyuluhan kepada para
pada karakteristik masyarakat desa wisatawan untuk ikut melestarikan
setempat. lingkungan dan menjaga ciri khas
(S1,S6,S7,O3,O4,O5);Mengembangkan masyarakat desa setempat
paket wisata yang lebih menarik dengan (S1,S6,S7,T1,T3,T4). Memberikan kesan
mengoptimalkan keindahan panorama alam yang mendalam dan pelayanan yang terbaik
berbasis pada pelestarian lingkungan. kepada wisatawan (S3,S4,S5,S7,T2)
(S2,S3,S5,O1,O2,,O5) d. Strategi WT
b. Strategi WO Strategi WT yaitu strategi
Strategi WO yaitu strategi yang meminimalkan kelemahan dan mengatasi
memperkecil kelemahan dengan ancaman, terdiri dari:Memberikan
memanfaatkan keuntungan dari peluang penguatan kepada masyarakat bahwa begitu

38
A Yususf Kholil dan Ninin Khoirunnisa, Jurnal OPTIMA Volume II Nomor 1 2018

berharganya kebudayaan lokal dan desa yang paling tepat adalah melaksanakan
yang sangat potensial untuk wisata yang strategi intensif dan integrasi.
harus dijaga dan dipertahankan
(W1,W2,W3,T1,T3,T4). Memberikan DAFTAR PUSTAKA
penyuluhan kepada masyarakat untuk Anonymous. 2001. Pembangunan Kawasan
Unggulan Minat Khusus Petualangan
memberikan pelayanan terbaik kepada
di Kalimantan Timur. Jakarta:
wisatawan (W2,W3,W5,T2). Direktorat Jenderal Pengembangan
Produk Wisata.
Anonymous. 1999. Konsep Awal
Analisis Matriks QSPM Pariwisata Inti Rakyat. Jakarta:
Depparsenibud.
Berdasarkan hasil matriks QSPM,
Arikunto, Suharsimi. 2007. Prosedur
nilai daya tarik tertinggi terdapat pada Penelitian suatu pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.
strategi 2 dengan jumlah total daya tarik
David, Fred R. 2002. Manajemen
(TAS) sebesar 5,97. Nilai daya tarik Strategis. Prenhallindo. Jakarta.
I Made Adidharmawan, I Made Sarjan..
tertinggi kedua terdapat pada strategi 1
2014. E-Jurnal Agribisnis dan
dengan jumlah TAS sebesar 5,50 dan Agrowisata ISSN: 2301-6523 Vol. 3,
No. 1
tertinggi ketiga terdapat pada strategi 4
Jauch dan Glueck. 1993. Manajemen
dengan total TAS sebesar 5,07. Sedangkan Strategis dan Kebijakan Perusahaan.
Jakarta: Erlangga.
nilai daya tarik terendah terdapat pada
Karyono, A. Hari. 1997. Kepariwisataan.
strategi 3 dengan total TAS sebesar 4,97. Jakarta: Grasindo.
Kinnear, T.L. and Taylor. 1991. Marketing
Research:An Applied Approach.
KESIMPULAN Fourth Edition. USA: Mc Graw Hill.
Kotler, Philip. 1997. Manajemen
Berdasarkan hasil penelitian dan
Pemasaran. Analisis Perencanaan,
pembahasan tentang strategi pengembangan Implementasi, dan Kontrol. Jakarta:
Prenhallindo.
desa wisata pada Desa Gubugklakah
Marpaung, Happy. 2013. Pengetahuan
diperoleh kesimpulan bahwa Desa Kepariwisataan. Bandung: Alfabeta.
Pendit, Nyoman S. 1994. Ilmu Pariwisata
Gubugklakah merupakan suatu desa yang
Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta:
memiliki potensi besar untuk dijadikan Pradnya Paramita.
Pearce dan Robinson. 1997. Manajemen
sebagai desa wisata karena memiliki suatu
Strategik, Formulasi, Implementasi
objek dan daya tarik wisata dan dan Pengendalian. Jilid Satu.
Jakarta: Binarupa Aksara.
menempatkan desa ini pada sel V pada
Rangkuti, Freddy. 2002. Analisis SWOT:
matriks IE, maka strategi terbaik yang dapat Teknik Membeda Kasus Bisnis.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
dilaksanakan adalah Growth and Stability
Soeratno, Lincoln. 2008. Warta Penelitian
Strategy, dimana implementasi strategi dan Pengembangan Pertanian Vol.2
No.1. Jakarta.
39
A Yususf Kholil dan Ninin Khoirunnisa, Jurnal OPTIMA Volume II Nomor 1 2018

Sznajder L, Prezezbórska F, dan http://id.wikipedia.org/wiki/Desa_wisata.


Scrimgeour. 2009. Agritourism, Diakses: 13 Januari 2016 pukul 23:00
European J Tourism Res. 2 WIB.
Zhaoping: Xuling L. http://id.wikipedia.org/wiki/Analisis_SWOT
Yoeti. 2006. Pariwisata Untuk Semua. Diakses: 13 Januari 2016 pukul 15:20
Jakarta. Gramedia. WIB.
http://www.pnpmmandiri.org/index.php?opt http://id.wikipedia.org/wiki/Desa_wisata.
ion=com_content&view=article&id= Diakses: 20 Januari 2016 pukul 15:15
35:978-desa Diakses: 13 Januari WIB.
2016 pukul 12.30 WIB. http://www.bpkp.go.id/unit/hukum/perpres/
2005/2007-05.pdf. Diakses: 20
Januari 2016 pukul 10:45 WIB.

40

Anda mungkin juga menyukai