Anda di halaman 1dari 18

Analisis Strategi Pengembangan Potensi Desa Wisata Pujon

Kidul, Kabupaten Malang menjadi Objek Pariwisata dan


Pengaruhnya pada Perekonomian Desa
Dinda Kurnia Ayu Azzasa
Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang No. 5 Malang, Jawa Timur, Indonesia

Email: dinda.kurnia.2007216@students.um.ac.id

Abstract
The development of village potential is one component in improving the welfare of rural
communities, one of which is through the development of tourist villages that utilize local potential. In this
case the Village-Owned Enterprises (BUMDES) participate in the development of the Pujon Kidul Tourism
Village, therefore this study aims to analyze the strategy for developing the potential of the Pujon Kidul
Tourism Village through the role of BUMDES. The method used is observation and literature study. The
results obtained indicate that BUMDES plays a major role in the development of the Pujonkidul tourism
village strategy which can be seen from the reduced unemployment rate thereby increasing the welfare of
the surrounding community.

Keywords: Pujon Kidul Tourism Village ; village potential; development strategy

Abstrak
Pengembangan potensi desa adalah salah satu komponen dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat desa, salah satunya melalui pengembangan desa wisata yang memanfaatkan potensi lokal.
Dalam hal ini Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) turut berperan serta dalam pengembangan Desa Wisata
Pujon Kidul, oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi pengembangan potensi
Desa Wisata Pujon Kidul melalui peran BUMDES. Metode yang digunakan adalah observasi dan studi
pustaka. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa BUMDES berperan besar terhadap pengembangan
strategi desa wisata Pujonkidul yang terlihat dari berkurangnya angka pengangguran sehingga
meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.

Kata kunci: Desa Wisata Pujon Kidul ; potensi desa; strategi pengembangan

1. Pendahuluan

Kabupaten Malang merupakan daerah yang sebagian besar desanya memiliki potensi wisata dan
dapat dikembangkan untuk memajukan perekonomian desa. Dari 378 desa di Kabupaten Malang, 16 desa
ditetapkan sebagai desa wisata oleh Pemerintah Kabupaten Malang. Salah satu pertimbangan untuk
mengubah desa menjadi desa wisata adalah potensi daya tarik wisata dapat menjadi destinasi wisata yang
dapat menggerakkan perekonomian masyarakat Damanik (2009), yang menunjukkan bahwa
pengembangan desa wisata pada dasarnya berbasis pada potensi yang dimiliki oleh masyarakat Damanik.
masyarakat pedesaan itu sendiri. Oleh karena itu, melalui pengembangan desa wisata diharapkan dapat
mendorong berkembangnya berbagai industri ekonomi kerakyatan seperti industri kerajinan dan industri
jasa bisnis. Hal semacam ini diharapkan menjadi faktor yang menarik bagi wisatawan untuk berkunjung ke
desa wisata tersebut.
Desa wisata adalah desa yang memiliki keunikan, keaslian, dan ciri khas, dekat dengan kawasan
alam yang luar biasa, dan terkait dengan kelompok budaya atau komunitas yang pada hakekatnya menarik
wisatawan. Desa wisata merupakan salah satu produk wisata alternatif yang dapat memberikan dorongan
bagi pembangunan desa yang berkelanjutan.antara lain:

1. Memanfaatkan sarana dan prasarana masyarakat setempat

2. Manfaatkan komunitas lokal


3. Mempromosikan hubungan timbal balik dengan masyarakat lokal dalam skala kecil

4. Libatkan masyarakat setempat

5. Melaksanakan pengembangan produk wisata pedesaan.

Dari sisi potensi, Desa Pujon Kidul memiliki potensi wisata alam, dan mendukung lahan
pertanian yang luas, fasilitas wisata yang memadai untuk mendukung pelayanan dan infrastruktur wisata,
serta jaringan listrik, jaringan telekomunikasi, dan pasokan air bersih yang memadai untuk menjadi tempat
tujuan wisata. Keberhasilan Desa Pujon Kidul dalam mengelola potensi desa wisata di tunjukan dengan
adanya peningkatan pendapatan asli desa (PAD) rata - rata per tahun 268 % (sumber : BUMDes Sumber
Sejahtera 2019).

Menurut Cooper dkk (2008) mengemukakan bahwa terdapat 4 (empat) komponen yang harus
dimiliki oleh sebuah desa sebagai daya tarik wisata, yaitu:

1. Atraksi (attractions) menawan dan seni pertunjukkan

Aam yang menarik, kebudayaan daerah yang unik.

2. Aksesibilitas (accessibilities)

Transportasi lokal dan adanya terminal.

3. Amenitas atau fasilitas (amenities)

Tersedianya akomodasi, rumah makan, dan agen perjalanan.

4. Ancillary services

Orgaisasi kepariwisataan yang dibutuhkan untuk pelayanan wisatawan seperti destination marketing
management organization , conventional and visitor bureau.

Menurut Spillane (1994) pada setiap objek atau lokasi pariwisata ada berbagai unsur saling
bergantung yang diperlukan agar para wisatawan dapat menikmati suatu pengalaman yang memuasakan
selama melakukan wisata yaitu Attraction, Fasilitas, Infrastruktur, Aksesibilitas, dan Hospitality. Untuk
menganalisis keberhasilan strategi pengembangan potensi Desa Wisata Pujon Kidul, diperlukan kajian
yang menyeluruh terkait sistem kepariwisataan yang terdiri dari aspek sediaan dan permintaan.
Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi pengembangan
potensi desa wisata Pujon Kidul berdasarkan kajian aspek sediaan dan aspek permintaan, sehingga mampu
dijadikan model dalam pengembangan desa wisata di kabupaten Malang.

2. Metode
A. Sumber Data

Data yang digunakan untuk melakukan kajian Analisis Strategi Pengembangan


Potensi Desa Wisata Pujon Kidul, Kabupaten Malang menjadi Objek Pariwisata dan
Pengaruhnya pada Perekonomian Desa adalah dengan menggunakan data primer dan data
sekunder. Data primer adalah data yang dikumpulkan melalui pihak pertama, biasanya
melalui wawancara dan lain-lain (Suharsimi Arikunto 2013:172). Data Primer dalam bentuk
hasil wawancara dengan warga Desa Pujon Kidul dan hasil observasi langsung di kawasan
tersebut. Sedangkan Data Sekunder dalam bentuk dokumen, studi literatur, opini para ahli
dan media literatur lainnya dengan melakukan observasi, guna mempelajari sikap dan
perilaku manusia, proses kerja, dan gejala fisis lainnya.

2
B. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan melakukan kajian


observasi langsung. Observasi langsung dengan cara mencari informasi terbaru mengenai
strategi pengembangan potensi Desa Wisata Pujon Kidul, Kabupaten Malang dan
pengaruhnya pada perekonomian Desa. Teknik lain yang digunakan adalah melakukan
wawancara secara langsung kepada warga desa Pujon Kidul. Metode pengumpulan data
yang dilakukan pada kajian ini juga meliputi (1) Wawancara mendalam dengan koresponden
dengan pertanyaan yang terbuka dan tidak terstruktur; (2) Diskusi kelompok; (3) Observasi
pengamatan langsung pada objek wisata Desa Pujon Kidul; dan (4) Menggunakan data
dokumentasi dan literatur.

C. Metode Analisa

Metode analisis data yang digunakan pada kajian ini adalah dengan menggunakan
analisis data kualitatif yang mana dalam analisis menyuguhkan kajian secara naratif disertai
dengan dokumen, foto, dan informasi lain yang dapat mendukung kajian ini. Metode analisa
dalam kajian ini menggunakan 2 (dua) metode analisis data yang meliputi Analisis diskripsi,
dan Analisis interaktif .

3. Hasil dan Pembahasan


3.1. Potensi Desa Wisata Pujon Kidul

Gambar 1. Peta Desa Wisata Pujon Kidul

Desa Pujon Kidul merupakan salah satu dari 10 desa yang berada di wilayah Kecamatan
Pujon , Kabupaten Malang, Jawa Timur. Secara Geografis Desa Pujon Kidul terletak pada posisi
7°21'-7°31' LS dan 110°10'-111°40' BT. Topografi Desa Pujon Kidul adalah dataran tinggi yang
berupa perbukitan dan pegunungan dengan ketinggian sekitar 1200 mdpl. Luas wilayah Desa
Pujon Kidul yaitu 323.159 Ha, dengan luas lahan untuk ladang tegalan dan perkebunan 240 Ha,
luas lahan untuk Hutan Produksi 578 Ha. Sedangkan luas lahan untuk fasilitas umum , yaitu
sekolah 0,4 Ha, lapangan olahraga 0,5 Ha, dan tempat pemakaman umum 0,5 Ha. Desa Pujon
Kidul sejak dulu telah dikenal sebagai sentra penghasil susu dan sayur mayur, karena sebagian
besar masyarakat Desa Pujon Kidul bermata pencaharian sebagai petani dan peternak sapi, yang
didukung oleh kondisi geologis berupa tanah hitam yang tergolong subur dan suhu udara yang
dingin sehingga cocok untuk pertanian dan perkebunan berupa sayur mayur, buah-buahan seperti
jeruk, andewi, kubis, sawi putih, timat sayur, tomat b uah, wortel, cabe rawit, cabe besar, dan buah
apel. Sumber Daya Alam yang melimpah dan pemandangan alam di sekeliling desa yang sangat
indah yang dimiliki Desa Pujon Kidul menjadi modal utama dalam pengembangan pariwisata.

3
Objek wisata yang ditawarkan oleh Desa Wisata Pujon Kidul sangat beragam , mulai wisata alam,
edukasi, hingga budaya, diantaranya yaitu Cafe Sawah, Bukit Nirwarna, Coban Sumber Pitu,
Kampung Budaya, wisata edukasi peternakan ,dan wisata petik buah dan sayur.

Salah satu pariwisata yang berhasil meningkatkan perekonomian Desa Pujon Kidul yaitu
Cafe Sawah. Sebuah cafe yang berlokasi di tengah sawah yang biasa dikunjungi banyak sekali
pengunjung karena keindahan yang disuguhkan. Dengan menikmati berbagai makanan dan
minuman yang sudah disediakan disana pengunjung dapat menikmati pesona gunung dan
persawahan yang sangat indah, itulah yang menjadi poin lebih dari cafe yang ada di tempat yang
lainnya. Sehingga masyarakat kota berbondong-bondong untuk mengunjungi Cafe Sawah.

Gambar 2. Café Sawah

Wisata dan Edukasi Cafe sawah saat ini menjadi lokasi primadona masyarakat sebagai
tujuan wisata. Cafe sawah ini dahulunya hanyalah hamparan sawah biasa saja yang sekarang telah
disulap menjadi wahana wisata keluarga dan edukasi untuk menikmati pemandangan alam. Cafe
sawah dan sarana edukasi ini merupakan unit usaha utama yang menjadi kebanggaan BUMDES
Sumber Sejahtera Desa Pujon Kidul. Cafe Sawah berdiri sejak tahun 2014 yang saat ini telah
membuahkan hasil yang cukup memuaskan. Dengan tiket Rp 10.000,- per orang kini omset cafe
sawah mampu mencapai kurang lebih 400 juta setiap bulannya. Keunikan cafe sawah selain kita
bisa menikmati kuliner desa kita juga bisa merasakan suasana kesejukan persawahan yang menjadi
ciri khas dari desa. Cafe ini memiliki dua konsep yakni konsep outdoor dan semi outdoor yang
keduanya sama-sama memiliki desain yang menarik pengunjung atau wisatawan dari luar desa
Pujon tentunya. Meskipun para pengunjung lebih menyukai nuansa outdoor yang terbuka karena
dapat menikmati pemandangan hamparan persawahan yang luas dan pemandangan khas pedesaan.
Suasana yang menjadi daya tarik tambahan bagi wisatawan yakni udara yang sejuk di sekitar cafe
sawah. Selain cafe sawah, wisata lain yaitu wisata edukasi pertanian, perkebunan dan peternakan
seperti wisata edukasi petik sayur, petik apel dan juga wisata edufarm program yaitu wisata
edukasi memerah susu. Cafe Sawah juga menjadi sarana masyarakat untuk memasarkan produk
hasil pertanian dan peternakan, seperti sayur mayur yang dijual sebagai oleh-oleh. Oleh-oleh khas
Pujon Kidul yaitu olahan susu sapi seperti permen susu, kerupuk susu , stick susu, dan pie susu.

Selanjutnya yaitu wisata alam Coban Sumber Pitu yang unik, karena keindahan alamnya
yang menyuguhnya 3 sumber air terjun sekaligus yaitu sumber siji , sumber pitu , dan sumber
papat. Wisata Sumber Pitu ini masih terga keasriannya, karena aksesnya juga masih belum
sepenuhnya bisa diakses oleh kendaraan, sehingga setelah sampai pada parkiran kita masih harus
berjalan sekitar 3km. Namun Lelah kita akan terbalas dengan keindahan alam yang indah dan tidak
akan menyesal jika telah sampai pada wisata ini.Wisata Sumber Pitu ini tidak berpengaruh besar
pada perekonomian masyarakat karena dikelola oleh perhutani Kecamatan Pujon.

4
Gambar 3. Coban Sumber Pitu

Bukit Nirwarna yaitu tempat wisata yanag menyuguhkan keindahan Pujon , dimana kita
bisa melihat keindahan Pujon dari ketinggian. Selain menyuguhkan spot-spot foto yang menarik,
Bukit Nirwarna juga menawarkan paket camping setiap malam minggunya.

Gambar 4. Bukit Nirwarna

Yang terakhir yaitu Kampung Budaya dimana kita dibawa dalam suasana seolah-olah berada
pada zaman dahulu , dengan disuguhi pemandangan pemukiman tempo dulu, permainan zaman
dulu , serta kuliner zaman dulu yang sudah jarang kita temui.

Gambar 5. Kampung Budaya

3.2. Strategi Pengembangan Potensi Desa Wisata Pujon Kidul

Pengembangan, pemberdayaan dan pengelolaan pariwisata Desa dan UMKM berada di


bawah BUMDESA Sumber Sejahtera. Pemberdayaan masyarakat khususnya di Wisata Cafe
Sawah berdasakan prinsip otonomi dan fasilitas oleh perangkat desa atau pemerintah desa yang
di bantu oleh beberapa aktor untuk merealisasikan dan melibatkan generasi muda yang tergabung

5
dalam organisa Karang Taruna dan Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS). Tahap
pelaksanaan kegiatan dilakukan setelah proses pemikiran dan perencanaan oleh perangkat desa
dan beberapa aktor lainnya, setelah pemikiran dan perencanaan itu selesai kemudian ada sebuah
keputusan tentang pengalokasian tanah bengkok desa yang dimiliki oleh kepala desa yang saat
ini menjabat di Desa Pujon Kidul dan pengalokasian dana dari desa melalui Bantuan Usaha
milik Desa.

Awal dari proses pemberdayaan di Desa Pujon Kidul ini sebenarnya berasal dari unsur
ketidak sengajaan bapak kepala desa yang melihat potesi alamnya yang indah dan luar biasa dan
belum tersentuh oleh pembangunan apapaun mulai dari pembangunan dari segi ekonomi, sosial
dan budayanya. Dengan melihat kondisi seperti itu aparat desa atau bapak kepala desa tersebut
tercetus sebuah pemikiran bagaimana mengemas kekayaan yang dimiliki Desa Pujon Kidul
tersebut dengan melibatkan generasi mudanya agar desanya menjadi lebih maju atau menjadi
lebih baik lagi di masa yang akan datang, dengan seperti itu kepala desa tersebut mengajak
beberapa aktor yang lainnya untuk mewujudkan ide tersebut.

Pada tahan awal tersebut sebenarnya Kepala Desa Pujon Kidul tidak mempunyai
bayangan yang nantinya hasil dari pemikirannya dengan beberapa aktor tersebut nantinya akan
menjadi sebuah wisata yang besar dan sangat terkenal dikalangan masyarakat khususnya di luar
Desa Pujon Kidul sendiri. Akan tetapi berkat dari usaha yang dilakukan aparat pemerintah desa,
beberapa aktor, dukungan masyarakat terutama generasi muda yang sangat luar biasa dan
teknologi yang semakin maju tersebut tempat wisata yang awalnya hanya sebuah wisata yang
kecil yang hanya memiliki 2 spot foto yaitu taman bentuk hati dan 1 gazebo saja sekarang sudah
menjadi tempat wisata yang sangat indah dengan suguhan pesona alam yang dimiliki Desa Pujon
Kidul. Pemeberdayaan masyarakat yang ada di Desa Pujon Kidul ini keadilan sangat diutamakan,
diwujudkan dalam bentuk partisipasi masyarakat khusunya Karang Taruna dan Kelompok Sadar
Wisata untuk terlibat dalam pelaksanaan kegiatan dan mendapatkan manfaat sebesar-besarnya
dari hasil kegiatan tersebut. Akuntabilitas diwujudkan dalam bentuk setiap pengeluaran,
pemasukan, kuitansi pembelian dan bukti pembayaran honor yang ada di Wisata Cafe Sawah
tersebut dapat dipertanggung jawabkan secara administrasi.

Desa Pujon Kidul dengan potensi wisata alam dan wisata edukasi telah berkembang dan
dikelola dengan baik . Keberhasilan pengelolaan usaha wisata tersebut juga terlihat dari implikasi
ekonomi berupa pendapatan desa dan juga masyarakat dari usaha pariwisata. Untuk kedepannya,
usaha pariwisata yang telah berjalan perlu dikembangkan secara keberlanjutan dengan tetap
memperhatikan aspek-aspek ekonomi, social, budaya, dan lingkungan , terutam yang terkait
dengan kepentingan masyarakat lokal.Kearifan lokal masyarakat Pujon Kidul yang hingga saat
ini masih dilestarikan yaitu Selamatan Desa, kegiatan inimerupakan kegiatan rutIn yang
dilakukan setiap tahinnya dalam rangka memperingati hari jadi Desa Pujon Kidul, bentuk
kegiatannya yaitu doa Bersama, Pawai Budaya, warung ublik yang membawa kita dalam suasana
zaman dahulu. Salah satu cara lain yang dikembangkan oleh masyarakat guna melestarikan
kearifan lokal Desa Pujon Kidul dan untuk menghasilkan pemasukan dana desa adalah dengan
adanya Taman budaya yang ada di Café Sawah, pengunjung disuguhkan dengan penampilan-
penampilan budaya yang ada di Desa Pujon Kidul salah satunya yaitu tarian daerah.

Banyak sekali wisatawan dari berbagai daerah yang datang ke Desa Pujon Kidul untuk
menikmati keindahan alam dan untuk mengikuti wisata edukasi seperti memerah susus,
mengolah susu dan menanam sayur, sehingga yang di untugkan tidak hanya pihak pariwisata
namun peternak dan petani juga merasakan dampak dari adanya pariwisata Pujon Kidul. Namun
pada masa pandemic ini mengalami penurunan drastis pendapatan desa karena tempat wisata di
Indones ia di tutup sehingga pelaku pariwisata harus banting setir dengan menjual oleh-oleh

6
secara online saja. Semoga kedepannya covid-19 segera membaik sehingga perekonomian
Indonesia dapat pulih Kembali. Kearifan lokal dan potensi wisata yang dimiliki oleh Pujon Kidul
telah menaikkan perekonomian Desa dan mengurangi pengangguran. Sehigga dimanapun kita
saat ini , kita patut bersyukur atas apa yang kita miliki saat ini , dengan tetap menjaga
kelestariannya dan turut berpartisipasi dalam pengembanga potensi daerah yang kita miliki.

3.3. Permasalahan Lingkungan Pada Objek Wisata Desa Pujon Kidul

Pengembangan desa wisata khususnya pada produk olahan masyarakat Pujonkidul masih
belum dilakukan secara optimal. Belum optimal dalam pemanfaatan berupa hasil produksi
unggulan pada sektor pertanian dan peternakan. Penguatan pada sektor tersebut sebagai produksi
utama masyarakat setempat dapat meningkatkan perekonomian. Kualitas produk berupa sumber
daya manusia dan pembuatan makanan atau sovenir lebih ditekankan sehingga masyarakat
mampu meningkatkan kemampuan ekonomi di bidang pariwisata. Penguatan sumber daya
manusia setempat dengan mengajarkan pelatihan-pelatihan terkait pembuatan makanan (hasil
olahan berbahan dasar pertanian dan peternakan).

Pengolahan hasil pertanian dan peternakan tersebut, kemudian dikembangkan sebagai


produk utama yang dibuat oleh masyarakat Pujon Kidul. Mengacu pada penyediaan bahan baku
yang melimpah, serta masyarakat yang mampu mengolah berbahan dasar pertanian dan
peternakan, maka hal tersebut dikaitkan dengan dukungan modal usaha dan alat produksi.
Namun, pembuatan makanan dari bahan dasar pertanian dan peternakan tidak membutuhkan
modal besar. Hanya membutuhkan motivasi masyarakat dalam melakukannya. Masyarakat yang
termotivasi akan tergerak dalam pembuatan makanan-makanan berbahan dasar pertanian dan
peternakan. Serta peningkatan jumlah kunjungan wisatawan yang maksimal akan membawa
motivasi masyarakat dalam pembuatan hasil produksi pertanian dan peternakan, sehingga hal
tersebut dapat menjadi tambahan perekonomian dari masyarakat setempat.

Peningkatan ekonomi masyarakat Pujonkidul melalui sektor pariwisata (desa wisata)


dapat dilakukan dengan menanamkan kepercayaan pada masyarakat setempat untuk bersama-
sama mengelola desa wisata yang berkelanjutan. Penguatan fungsi bidang-bidang pada bidang
pokdarwis Desa Wisata Pujonkidul yang akan menyongsong masyarakat secara luas untuk turut
berpartisipasi aktif dalam hal industri kerajinan tangan dan makanan olahan masyarakat
setempat. Faktor demand pada sektor wisata akan mempengaruhi pendapatan masyarakat
setempat. Permintaan pasar akan produk yang ditawarkan pada Desa Wisata Pujonkidul akan
mempengaruhi perekonomian masyarakat setempat. Penguatan produk pada Desa Wisata
Pujonkidul serta promosi secara berkala dan selalu memperbaharui aktivitas di Desa Wisata
Pujonkidul kan merangsang minat wisatawan untuk berkunjung atau berwisata ke tempat
tersebut. Keunggulan alam berupa air terjun sumber pitu dan edukasi pertanian peternakan serta
wahana permainan lainnya diperkuat pada ajang promosi. Hal tersebut apabila dilakukan dengan
seimbang antara penguatan masyarakat setempat sebagai penyedia jasa dan wisatawan sebagai
penikmat jasa, maka akan tercipta kepuasan pada wisatawan dan masyarakat lokal. Hal ini akan

7
berpengaruh pada perekonomian masyarakat yang akan meningkat seiring dengan kunjungan
wisatawan yang menngkat juga.

Pengembangan Desa Wisata Pujonkidul menjadi prospek yang bagus untuk dijadikan
sebagai the next destination bagi wisatawan domestik atau mancanegara. Hal ini karena
keunikan, kekhasan, dan keaslian dari produk yang dimiliki. Atraksi Desa Wisata Pujonkidul
berupa keindahan alam air terjun sumber pitu dan panorama alam pedesaan dengan aktivitas
masyarakatnya sebagai petani dan peternak sapi, selanjutnya terdapat budaya kesenian yang
dimiliki yaitu perkusi, saduk, dan kuda lumping.

Aksesibilitas yang ada di Desa Wisata Pujonkidul yaitu adanya petunjuk arah menuju
lokasi Desa Pujonkidul, petunjuk arah menuju atraksi wisata air terjun sumber pitu, dan edukasi
petik strawberry. Amenitas yang tersedia di Desa Pujonkidul yaitu tersedia homestay, warung-
warung yang menyediakan makanan, pusat informasi, sarana komunikasi yang baik (jaringan
signal stabil) serta tersedianya air bersih dan listrik. Aktivitas yang dapat dilakukan oleh
wisatawan yaitu melakukan edukasi pertanian, edukasi peternakan, kebugaran (outbound,
offroad, dll), tracking air terjun sumber pitu dan tracking gunung kawi. Pengemasan produk
wisata yang menarik akan lebih menarik wisatawan dalam mengunjungi sebuah destinasi wisata.
Pemerintah, masyarakat sebagai pengelola dan masyarakat tidak menjadi pengelola turut serta
dalam pengembangan desa wisata yang berkelanjutan. Faktor-faktor 4P diatas telah berkembang
pada Desa Wisata Pujonkidul namun belum optimal dalam motivasi masyarakat setempat
sebagai pengemas serta penyedia dan promosi yang kurang optimal dilakukan, sehingga masih
kurangnya minat wisatawan untuk berwisata di Desa Pujonkidul.

Kesimpulannya yaitu dari beberapa literatur yang saya dapat permasalahan lingkungan
mengenai objek wisata di Pujon Kidul adalah kurangnya partisipasi dari masyarakat dalam
pengembangan Desa Wisata Pujonkidul meliputi partisipasi buah pikir, tenaga fisik,
keterampilan dan kemahiran, dan harta benda, terdapat faktor penghambat masyarakat tidak
berpartisipasi dalam pengembangan desa wisata karena sumber daya manusia rendah, motivasi
yang rendah dalam diri masyarakat, pengurusan perizinan produk makanan khas, politik, dan
regulasi. Saran untuk kepada Kepala Desa Wisata Pujonkidul untuk meningkatkan sosialisasi
kepada seluruh masyarakat terkait pengembangan desa wisata berupa edukasi pertanian dan
peternakan, memberikan pelatihan terkait pengembangan SDM terus dilakukan secara berkala
atau diprogramkan hingga masyarakat sadar dengan peran penting dari SDM itu sendiri,
Menyediakan shopping center berguna menampung keterampilan dan kemahiran dari
masyarakat, sehingga masyarakat dapat lebih percaya dengan kemampuan yang dimiliki dan
untuk memfasilitasi wisatawan dalam membeli buah tangan dari Desa Wisata Pujonkidul.

Saran untuk pokdarwis Desa Wisata Pujonkidul sebagai kelompok yang sadar wisata dan
penggerak untuk masyarakat lainnya dalam pelibatan pada desa wisata berupa promosi terus

8
dilakukan melalui media online dan offline. Online melalui media internet yaitu twitter,
instagram, facebook, dan lainnya. Offline melalui penyebaran brosur-brosur ke travel, hotel,
pusat informasi dan lainnya. Saran untuk masyarakat Desa Wisata Pujon Kidul yang dapat
meningkatkan hasil perekonomian melalui sektor pariwisata dengan mengandalkan hasil
pertanian dan peternakan berupa membuat produk olahan berbahan dasar hasil pertanian berupa
membuat kripik kubis, wortel, kentang, tomat, cabai, dan sebagainya. Membuat produk olahan
berbahan dasar hasil peternakan berupa membuat kripik susu, permen susu, kue susu, dan
sebagainya.

3.4. Analisis SWOT Desa Wisata Pujon Kidul

3.4.1 Kekuatan (Strenght) Strenght

3.4.1.1 Adat Budaya dan kearifan lokal yang masih terjaga

Kearifan lokal sebagai warisan nenek moyang dalam tata nilai kehidupan menyatu dalam
bentuk religi, budaya dan adat istiadat.Kearifan lokal adalah cara dan praktik yang dikembangkan
oleh sekelompok masyarakat yang berasal dari pemahaman mendalam terhadap lingkungan
setempat dan terbentuk secara turun menurun. Kearifan lokal adalahsebuah pengetahuan
masyarakat setempat (local knowledge), kecerdasan setempat (local genius),dan kebijakan
setempat (local wisdom). Produk wisata sebenarnya bukan saja merupakan produk yang nyata
(tangible), akan tetapi merupakan rangkaian produk barang dan jasa yang tidak hanya
mempunyai segi-segi yang bersifat , namun juga bersifat sosial, psikologis, dan alam.

3.4.1.2 Warga desa yang Proaktif terhadap pendirian dan pengembangan desa wisata

Keberhasilan pengembangan desa wisata tergantung pada tingkat


penerimaan dan dukungan masyarakat lokal. Masyarakat lokal menentukan keberhasilan
pengembangan desa wisata karna tanpa dukungan masyarakat pemerintah tidak bisa berjalan
sediri. Masyarakat lokal mempunyai kedudukan yang sama penting dengan pemerintah dan
swasta sebagai salah satu pemangku kepentingan pengembangan pariwisata. Usaha pariwisata
memerlukan dukungan kondisi ekonomi, politik, keamanan, dan sikap masyarakat.

3.4.1.3 Atraksi wisata Cafe Sawah yang menarik dan unik, memanfaatkan lahan pertanian
untuk atraksi wisata

Cafe sawah adalah cafe yang memiliki konsep kontemporer dengan sajian pemandangan
alam dan suasana sawah berikut pekebunan.Selain pemandangan alam yang menjadi daya tarik
utama, cafe sawah juga memiliki beberapa fasilitas yang berbeda dengan cafe lainya, seperti
berkuda, paintball, dan spot foto yang fotogenic. Ditinjau dari segi teori Cafe sawah termasuk
klasifikasi produk jasa, dimana merupakan h suatu kegiatan atau unjuk kerja yang ditawarkan
oleh satu pihak ke pihak lain, pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan
kepemilikan apapun.

3.4.1.4 Atraksi, amenitas dan aksesibilitas yang terus diperbaiki dan dikembangka

Terdapat beberapa komponen pengembangan pariwisata yang berkaitan dengan


pendekatan perencanaan pariwisata yaitu atraksi pariwisata, akomodasi , fasilitas dan pelayanan
wisata lainnya, transportasi, infrastruktur; serta elemen institusi. Pengembangan atraksi,
amenitas dan aksesibilitas berpotensi untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan. Alasan

9
wisatawan memilih destinasi untuk dikunjungi karena atraksi dan kemenarikan yang tersedia di
destinasi mampu mempengaruhi kepuasan wisatawan.

3.4.1.5 Kondisi Geografis

Desa Pujon Kidul terletak di ketinggian 1.100 mdpl, dengan suhu udara berkisar antara
18 derajat Celsius hingga 20 derajat Celsius. Sementara itu, rata- rata curah hujan mencapai
21.400 mm per tahun. Kondisi alam yang demikian ini menjadikan Desa Wisata Pujonkidul
memiliki panorama yang indah, udara yang sejuk, dan berpotensi menarik wisatawan dengan
daya tarik pariwisata alami. Kondisi geografis yang meliputi iklim, bentuk tanah, hutan, flora
dan fauna, dapat menjadi daya tarik agar orang-orang mau datang berkunjung ke tempat wisata.
Desa Pujon Kidul adalah desa yang terkenal dengan penghasil sayuran dan sebagai pemasok
sayuran di Kota Malang. Hal ini tentu pasti ekosistem yang ada di desa Pujon Kidul masih alami
dan terawat hingga mampu memiliki hasil sayuran yang melimpah.

3.4.2 Kelemahan (Weakness)

3.4.2.1 Kurangnya Promosi

Promosi merupakan kegiatan yang mengomunikasikan manfaat dari sebuah produk dan
membujuk target konsumen untuk membeli produk tersebut. Pada umumnya penawaran
pariwisata mencakup yang ditawarkan oleh dstinasi pariwisata kepada wisatawan yang real
maupun potensial. Penawaran berupa produk industri pariwisata, terdiri atas tiga komponen yang
satu dengan lainnya saling berhubungan erat, yaitu:

a. accessiblities of the Tourist Destination, yaitu semua yang dapat member kemudahan
kepada wisatawan untuk berkunjung pada suatu daerah tujuan wisata (DTW).

b. Faclities of the Tourist Destination, berfungsi untuk memenuhi kebutuhan wisatawan


selama tinggal sementara waktu di DTW yang dikunjungi.

c. Tourist Attractions, yaitu semua yang menjadi daya tarik, mengapa wisatawan tertarik
berkunjung pada suatu daerah tujuan wisata (DTW).

Fonomena penggunaan sosial mediasebagai media sharing foto-foto berwisatasesama


pengguna media sosial terutamamelalui Instagram, dipandang penulissebagai media promosi
yang paling efektif dan efisien untuk saat ini.

3.4.2.2 Keterbatasan Lahan Parkir

Desa Wisata Pujonkidul ketika memasuki hari libur mengalami kenaikan tingkat jumlah
kunjungan wisatawan. Hal yang sering ditemui di lapangan adalah banyak pengunjung yang
kebingungan mencari tempat parkir yang terdekat dengan atraksi wisata yang dituju, kebnayakan
pengunjung memarkirkan kendaraannya agak jauh dari atraksi wisata yang dituju.

3.4.2.3 Keterbatasan Sumber Daya Manusia yang berkompeten pada Kepariwisitaan

Berangkat dari data demografi penduduk yang menunjukan mata


pencaharian masyarakat desa Pujon Kidul sebagai petani dan peternak, dapat ditarik kesimpulan
bahwa ilmu mengenai kepariwisataan belum memadai.

10
3.4.3 Peluang (Opportunity)

3.4.3.1 Perkembangan Minat Masyarakat Terhadapa Pariwisata

Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi yang disertai peningkatan daya beli masyarakat
serta didukung dengan kondisi keamanan yang cukup kondusif, maka hal ini akan mendorong
meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan, khususnya unjungan penduduk Indonesia untuk
melakukan perjalanan wisata di wilayah territorial Indonesia. Jumlah perjalanan wisnus selama
Tahun 2016 (Januari – Desember) mencapai sekitar 264,34 juta perjalanan, dengan rata-rata
pengeluaran tiap orang per kunjungan mencapai sekitar 914,27 ribu rupiah. Kondisi tersebut
berarti jumlah perjalanannya mengalami peningkatan sebesar 5,21 persen dibanding tahun 2014
yang mencapai 251,24 juta perjalanan, sedangkan rata-rata pengeluaran per kunjungannya
meningkat 7,35 persen dari 851,68 ribu rupiah pada tahun 2014.

3.4.3.2 Pertumbuhan Jumlah Mahasiswa di Kota Malang

Wisatawan nusantara yang berkunjung ke wilayah-wilayah di Indonesia selama tahun


2016, sebagian besar dilakukan oleh kelompok umur muda, yaitu wisatawan yang berumur
kurang dari 15 tahun. Wisatawan nusantara kelompok umur muda mencapai sekitar 22,8 persen
pada tahun 2016 dan proporsinya cenderung meningkat dibandingkan dua tahun sebelumnya
yang hanya berkisar 21,8 persen. Pertumbuhan jumlah mahasiswa di Kota Malang merupakan
sebuah peluang, karena menurut kajian wisatawan nusantara yang dilakukan Kementrian
Pariwisata menyebutkan bahwa wisatawan usia muda memiliki jumlah perjalan wisata
terbanyak.

3.4.3.3 Perkembangan media sosial

Rilis Kominfo juga mengatakan bahwa situs yang paling sering dikunjungi yaitu situs
jejaring sosial. Jejaring Sosial yang paling sering digunakan yaitu Facebook, Instagram, Path,
dan Twitter. Pengguna Facebook di Indonesia menduduki peringkat empat terbesar setelah
Amerika Serikat, Brasil, dan India. Sementara pengguna Twitter di Indonesia menduduki
peringkat ke lima setelah Amerika Serikat, Brasil, India, dan Jepang. Media sosial sebagai alat
promosi pariwisata yang bertujuan untuk menarik minat wisatawan.

3.4.3.4 Undang Undang No 6 tahun 2014

Desa Wisata Pujonkidul semakin diuntungkan dengan adanya UU No. 6 Tahun 2014
dimana setiap desa akan menerima alokasi dana desa sebesar 1,4 Milyar per tahun. Dana ini
dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan Desa Wisata dan memperbaiki fasilitas yang ada.

3.4.4 Ancaman (Treat)

3.4.4.1 Desa Wisata Sejenis yang Terus Berkembang

Perkembangan Desa Wisata PujonKidul ini memacu desa wisata lain untuk
mengembangkan potensi yang dimiliki, hal ini merupakan ancaman bagi desa wisata Pujonkidul
yang sedang berkembang. Desa wisata merupakan inovasi baru di dunia pariwisata,
pengembangan desa wisata yang mulai menjamur di berbagai Kabupaten Malang akan
menimbulkan persaingan untuk memperoleh pengunjung. Dalam menghadapinya, desa wisata
Pujonkidul dituntut untuk memiliki keunggulan bersaing. Keunggulan bersaing adalah
kemampuan suatu perusahaan untuk meraih keuntungan ekonomis di atas laba yang mampu
diraih oleh pesaing di pasar dalam industri yang sama. Perusahaan yang memiliki keunggulan

11
kompetitif senantiasa memiliki kemampuan dalam memahami perubahan struktur pasar dan
mampu memilih strategi pemasaran yang efektif.

3.4.4.2 Atraksi Wisata yang Mudah Ditiru

Atraksi disebut merupakan komponen yang signifikan dalam menarik wisatawan, atraksi
merupakan modal utama (tourism resources) atau sumber dari kepariwisataan. Dapat
disimpulkan bahwa atraksi wisata adalahsegala sesuatu yang memiliki keindahan, yang bernilai,
baik yang berupa suatu keanekaragaman, yang memiliki keunikan, baik dalam kekayaan budaya
maupun hasil buatan manusia (man made) yang menjadi faktor daya tarik dan menjadi tujuan
wisatawan untuk berkunjung, yang menjadikan wisatawan termotivasi untuk melakukan wisata
ke obyek wisata tersebut. Ketika atrkasi wisata mudah ditiru maka dapat disimpulkan tidak
terdapat keunikan yang dapat menjadi factor daya Tarik wisata untuk menarik wisatawan
berkunjung.

3.4.4.3 Aktifitas Wisatawan yang Kurang Sadar Kebersihan dan Keindahan

Kualitas kebersihan dan kenyaman merupakan kondisi dimana diciptakan oleh pengelola
wisata, wisatawan, dan penduduk lokal. Pengamatan langsung di lapangan menunjukan bahwa
ketika setelah hari libur atau tanggal merah ditemukan sampah yang berserakan dan banyak
taman-tamn bunga yang mati karena terinjak-injak pengunjung, meskipun telah ada peringatan
dari warga sekitar dan pengelola.

3.4.4.4 Pemakaian Lahan yang Berlebihan

Beberapa investor swasta yang akan masuk memiliki gambaran penggunaan lahan
persawahn untuk dijadikan sebagai atraksi wisata yang kurang cocok untuk diterapkan di Desa
Pujon Kidul yang mengusung kosepwisata alam dan wisata edukasi. Pemakaian lahan telah
ditetapkan dalam pasal 18 Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 7 Tahun 2010 tentang
Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup.

3.5. Aspek sosial dan aspek Ekonomi Desa Wisata Pujon Kidul

3.5.1 Aspek Sosial

Dinamika politik yang terjadi di Indoensia juga berimbas pada dinamika sosial politik
yang berada di Desa Pujon Kidul. Peran serta aktif masyarakat dalam politi lebih diakui dengan
adanya pilkada secara langsung termasuk adanya pemilihan kepala desa (pilkades) langsung.
Tidak hanya itu dalam kontek politik lokal Desa Pujon Kidul juga mengikuti dinamikan pada
pemilhan-pemilihan lain seperti (pemilu legislative, pemilu presiden, pemilihan kepala daerah,
dan pemilihan gubernur. Khusus untuk pilkades Pujon Kidul, seperti halnya tradisi kepala desa
di daerah Jawa, biasanya para kandidat merupakan mereka-mereka yang memiliki hubungan
dengan elit-elit Desa terdahulu. Hal inilah yang menimbulakn persepsi di kalangan masyarakat
bahwa kepala desa.

Akan tetapi bila dibandingkan dengan pemilihan-pemilihan lain seperi pemilihan


gubernur dan pileg. Antusiasme masyarakat Desa Pujon Kidul lebih tinggi pada pilkades yang
merupakan pesta demokrasi masyarakat Desa. apabila pada pilkades hampir 95% masyarakat
Desa menggunakan hak pilihnya namun pada pemilihan seperti pilgub, pileg, pilpres, atau
bahkan pilbup hanya sekitar 70-80 % masyarakat yang aktif dan menggunakan hak pilihnya
dengan ikut mencoblos ketika pemilihan diadakan.

12
Namun, yang perlu diperhatikan adalah meskipun dinamika pemilihan Kepala Desa
Pujon Kidul sangat tinggi dinamika persaingannya diharapkan ketika pesta demokrasi terebut
berakhir masyarakat dapat kembali hidup rukun dan tidak terjadi perpecahan antar masyarakat
Desa. Masyarakat Desa tidak terus menetus terjebak dalam sekat-sekat kelompok pada saat
pilkades. Hal ini kemudian ditandai dengan kehidupan yang penuh gotong royong dan tolong
menolong khas masyarakat Desa. Meskippun dalam pemerintah Desa Pujon Kidul, Kepala Desa
merupakan seorang pemimpin politik, akan tetapi dalam proses mekanisme penentuan keputusan
atau kebijakan tetap melibatkan partisipasi masyarakat. partisipati tersebut dapat melalui
lembaga resmi dari Desa seperti melalui Badan Perwakilan Desa (BPD) maupun melalui
mekanisme secara langsung.

Dengan kata lain, hal ini menunjukkan bahwa pola penyelenggaraan pemerintah dan
kepemimpinan Desa Pujon Kidul telah menginternalisasikan nilai-nilai demokrasi. Sehingga
dapat dikatakan bahwa dinamika politik lokal yang terjadi di Desa Pujon Kidul terlaksana dengan
bagus. Hal ini nampah baik bila merujuk pada aspek kepemimpinan, proses mekanisme
pemilihan kepala desa, hingga adanya partisipasi masyarakat dalam menerapkan sistem politik
desa yang demokratis dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat lokal Desa Pujon Kidul. Akan
tetapi yang patut disayangkan yaitu masih rendahnya antusianme warga masyarakat dalam
kontek politik daerah dan nasional. Hal ini dimungkinakan karena warga masyarakat Desa Pujon
Kidul merasa bahwa pemilahan pemimpin daerah dan nasional kurang memberikan dampak yang
signifikan terhadap kondisi sosial dan eknomi masyarakat. Selain itu, terkadang warga
masyarakat desa lebih memilih untuk bekerja dari pada ikut menggunakan hak suara pada pemilu
daerah dan nasional.

Selaian itu sebagai daerah yang terletak di wilayah Jawa Timut dan masih sangat kental
dan menjungjung tinggi nilai-nilai kebudayaan Jawa, maka dalam kehidupan sehari-hari
masyarakat masih mencerminkan pelaksanaan kebudayaankebudayaan tersebut. misalkan dalam
kegiatan yang konteksnya menjalan ritual keagamaan Islam, suasanya masih sangat dipengaruhi
oleh nilai-nilai sosial dan budaya Jawa. Hal ini dapat dilihat dari masih dipakainya penanggalan
jawa, masih dilaksanakannya budaya nyadra, slametan, mithoni, dan budaya-budaya lainnya
yang mana merefleksikan adanya akulturasi antara nilai budaya Jawa dan ajaran agama Islam.
Sehingga, Meskipun ditengah perkembangan zaman dan arus informasi yang kuat masuk ke
Desa, parktik kebudayaan sosial masyarakat tersebut masih tetap dilaksanakan. karena hal tersebt
merupakan warisan dan wujud kearifan lokal dari kondisi sosial budaya masyarakat Desa Pujon
Kidul secara khusus dan masyarakat Jawa secara umum. Budaya-budaya tersebut akan tetap
terjag di dalam kehidupan masyarakat Desa Pujon Kidul.

3.5.2 Aspek Ekonomi

Masyarakat Desa Pujon Kidul mayoritas hanya menyelesaikan sekolah di jenjang


pendidikan wajib belajar sembilan tahun (SD dan SMP). Tingkat pendidikan masyarakat yang
masih minim ini merupakan salah satu faktor penyebab dari status ekonomi keluarga, yang
pastinya akan berdampak pada minimnya keahlian dan pendidikan mereka untuk mendapatkan
pekerjaan yang lebih baik. Hal ini juga dipicu oleh tradisi yang masih dipegang oleh masyarakat
yaitu , ketika sudah lulus SMP maka sudah siap untuk nikah dan siap untuk mengelola peternakan
dan pertanian milik keluarga.

Desa Pujon Kidul sejak dulu telah dikenal sebagai sentra penghasil susu dan sayur mayur,
karena sebagian besar masyarakat Desa Pujon Kidul bermata pencaharian sebagai petani dan
peternak sapi, yang didukung oleh kondisi geologis berupa tanah hitam yang tergolong subur dan
suhu udara yang dingin sehingga cocok untuk pertanian dan perkebunan berupa sayur mayur,

13
buah-buahan seperti jeruk, andewi, kubis, sawi putih, timat sayur, tomat buah, wortel, cabe rawit,
cabe besar, dan buah apel.

Keadaan ekonomi Desa Pujon Kidul erat kaitannya dengan sumber mata pencaharian
masyarakat serta sebagai jantung kehidupan bagi manusia. Dari jumlah penduduk sebanyak 4.394
jiwa, dengan jumlah angkatan kerja 1.875 jiwa, kegiatan ekonomi desa Pujon Kidul selama ini
masih didominasi oleh sektor pertanian dan peternakan, mengingat wilayah Desa Pujon Kidul 65%
wilayah persawahan yang merupakan lahan mata pencaharian masyarakat. Keseharian masyarakat
Desa Pujon Kidul adalah bercocok tanam, bertani, buruh tani, dan berternak (sapi, kambing, ayam,
itik), perikanan, bangunan, buruh bangunan serta berdagang dan lainnya. Sedangkan potensi
ekonomi lokal yang dimiliki oleh desa Pujon Kidul yaitu pertanian, perkebunan, sumber mata air
dan juga peternakan.

Sumber Daya Alam yang melimpah dan pemandangan alam di sekeliling desa yang sangat
indah yang dimiliki Desa Pujon Kidul menjadi modal utama dalam pengembangan pariwisata.
Objek wisata yang ditawarkan oleh Desa Wisata Pujon Kidul sangat beragam, mulai wisata alam,
edukasi, hingga budaya, diantaranya yaitu Cafe Sawah, Bukit Nirwarna, Coban Sumber Pitu ,
Kampung Budaya, wisata edukasi peternakan ,dan wisata petik buah dan sayur.

Salah satu pariwisata yang telah berhasil meningkatkan perekonomian Desa Pujon Kidul
yaitu Cafe Sawah. Sebuah cafe yang berlokasi di tengah sawah yang biasa dikunjungi banyak
sekali pengunjung karena keindahan yang disuguhkan. Dengan menikmati berbagai makanan dan
minuman yang sudah disediakan disana pengunjung dapat menikmati pesona gunung dan
persawahan yang sangat indah, itulah yang menjadi poin lebih dari cafe yang ada di tempat yang
lainnya. Sehingga masyarakat kota berbondong-bondong untuk mengunjungi Cafe Sawah.

Pengembangan, pemberdayaan dan pengelolaan pariwisata Desa dan UMKM berada di


bawah BUMDESA Sumber Sejahtera. Pemberdayaan masyarakat khususnya di Wisata Cafe
Sawah berdasakan prinsip otonomi dan fasilitas oleh perangkat desa atau pemerintah desa yang di
bantu oleh beberapa aktor untuk merealisasikan dan melibatkan generasi muda yang tergabung
dalam organisa Karang Taruna dan Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS). Tahap pelaksanaan
kegiatan dilakukan setelah proses pemikiran dan perencanaan oleh perangkat desa dan beberapa
aktor lainnya, setelah pemikiran dan perencanaan itu selesai kemudian ada sebuah keputusan
tentang pengalokasian tanah bengkok desa yang dimiliki oleh kepala desa yang saat ini menjabat
di Desa Pujon Kidul dan pengalokasian dana dari desa melalui Bantuan Usaha milik Desa.

3.6. Pengembangan objek wisata pada kawasan sekitar objek wisata

Pembangunan ekonomi lokal melalui pengembangan desa wisata banyak diterapkan di


beberapa desa di Kabupaten Malang. Desa Pujon Kidul merupakan salah satu desa yang
dikembangkan sebagai desa wisata di Kabupaten Malang. Potensi daya tarik alam yang indah
didukung iklim yang sejuk serta fasilitas wisata yang disediakan telah menjadikan desa Pujon
Kidul sebagai destinasi desa wisata yang menjadi preferensi bagi wisatawan yang berkunjung di
kabupaten Malang. Keberhasilan desa Pujon Kidul dalam mengelola potens desa wisata yang
mampu mengerakan ekonomi lokal dapat dijadikan model dalam pengembangan desa wisata di
kabupaten Malang.

Dalam analisis pengembangan objek wisata Desa Wisata Pujon Kidul kali ini saya akan
membahas mengenai strategi pengembangan objek wisata Café Sawah melalui strategi
stakeholder. Pemerintah desa dan masyarakat yang terdiri dari BUMDes Sumber Sejahtera dan
pengelola Cafe Sawah saling mengetahui tugas masing-masing dalam pengembangan Cafe
Sawah. Pemerintah Desa Pujon Kidul, BUMDes Sumber Sejahtera dan pengelola Cafe Sawah

14
hanya mengetahui BNI Brawijaya sebagai penyuplai dana melalui CSR. Kepercayaan antara
pemerintah desa, BNI Brawijaya, dan masyarakat yang terdiri dari BUMDes Sumber Sejahtera
dan pengelola Cafe Sawah tercipta dikarenakan adanya transparansi yang dilakukan oleh ketiga
stakeholder tersebut. Pemerintah desa melakukan transparansi kepada BNI Brawijaya melalui
pelaporan terkait transaksi yang dilakukan dari dana CSR yang diberikan. Transparansi anggaran
dana oleh pemerintah desa kepada masyarakat luas dilakukan setiap 1 tahun sekali, transparansi
capaian dan perencanaan dengan BUMDes Sumber Sejahtera dan pengelola Cafe Sawah
dilakukan minimal setiap 3 bulan sekali pada periode 2018, untuk periode 2019 direncanakan
untuk melakukan pertemuan setiap 1 bulan sekali.

Kreativitas yang dijalin antara pemerintah desa, BNI Brawijaya, BUMDes Sumber
Sejahtera dan pengelola Cafe Sawah dilihat dari kemampuan menciptakan ide. Pemerintah desa,
BNI Brawijaya dan BUMDes Sumber Sejahtera tidak memberikan ide pengembangan untuk
Cafe Sawah. Keseluruhan ide pengembangan berasal dari pengelola Cafe Sawah yang nantinya
usulan ide ini akan diberitahukan pada pemerintah desa dan BUMDes Sumber Sejahtera pada
saat pertemuan rutin guna untuk mendapatkan persetujuan dari pemerintah desa.

Resiko terbesar yang pernah dilakukan dalam pengembangan Cafe Sawah yaitu pada saat
pembangunan Cafe Sawah itu sendiri. Hal tersebut dikarenakan pembangunan Cafe Sawah yang
mulanya hanya untuk memberdayakan masyarakat sekitar Desa Pujon Kidul khususnya
pengangguran belum dapat diprediksi akan berhasil di kemudian hari. Hingga saat ini, belum ada
lagi resiko besar yang diambil oleh berbagai stakeholder untuk mengembangkan Cafe Sawah.
Namun, dalam waktu dekat akan dilakukan pembangunan yang cukup beresiko dikarenakan
membutuhkan dana yang cukup besar.

Kreativitas dalam pengembangan Cafe Sawah dianggap belum mencapai taraf keberhasilan.
Cafe Sawah dirasa masih belum berhasil dikarenakan belum meratanya dampak yang dirasakan
oleh masyarakat, belum adanya pergantian pengurus dan pengelola selama Cafe Sawah ini
berdiri dan kepuasan manusia yang selalu meningkat, sehingga dari hasil yang ada saat ini dirasa
masih belum puas. Namun, jika dilihat dari penghasilan dari Cafe Sawah sendiri yang sudah
mencapai 2 miliar rupiah dalam kurun waktu kurang lebih 2 tahun, hal ini merupakan suatu
prestasi yang luar biasa.

Keberhasilan suatu pengembangan desa wisata dapat dilihat berdasarkan komunikasi


yang terjadi, jika komunikasi terjalin dengan baik dan terdapat interaksi sosial yang positif dalam
pengembangan wisata alam, maka akan mendukung pula keberhasilan pengembangan tersebut
(Ningrum, 2016). Selain itu, salah satu faktor keberhasilan suatu program pengembangan lainnya
yaitu peran stakeholder yang harus mampu menciptakan komunikasi dan hubungan yang baik
sehingga dapat menyalurkan aspirasi masyarakat pelaku wisata (Putri & Manaf, 2013).
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan kegiatan pengembangan Cafe Sawah
ini sudah berhasil dilihat dari komunikasinya, hanya saja terdapat beberapa hal yang masih harus
diperbaiki untuk meningkatkan manfaatnya di masyarakat.

Secara keseluruhan, berdasarkan 3 aspek sinergisitas yang sudah dijelaskan di atas, maka
sinergi yang terjalin antara pemerintah desa, BNI Brawijaya dan masyarakat yang terdiri dari
BUMDes Sumber Sejahtera dan pengelola Cafe Sawah merupakan sinergi yang respectful.
Menurut Covey (1997) sinergi yang respectful menandakan bahwa antar stakeholder memilki
respek satu sama lain tetapi ingin menghindari kemungkinan konfrontasi yang tidak
menyenangkan, sehingga seluruh stakeholder yang terlibat berkomunikasi dengan sopan, tetapi
tidak dengan empati. Komunikasi yang penuh respek memang baik dalam situasi yang bebas
atau mandiri, tetapi kemungkinan kreatifnya belum terbuka. Dalam situasi yang saling

15
tergantung, kompromi adalah posisi yang biasa diambil. Kompromi berarti seluruh stakeholder
sama-sama memberi dan menerima.

3.7. Dampak pengembangan objek wisata terhadap pembangunan wilayah pada kawasan
sekitar objek wisata.

3.7.1 Dampak Ekonomi

Dampak ekonomi yang ditimbulkan dari adanya pengembangan Cafe Sawah yaitu
dengan banyaknya pembukaan lapangan pekerjaan, maka meningkat pula penyerapan tenaga
kerja. Maka, secara tidak langsung menurunkan tingkat pengangguran dan juga meningkatkan
pendapatan masyarakat. Hal tersebut sesuai dengan Agfianto, Antara, & Suardana (2019) yang
menyatakan bahwa pendapatan masyarakat meningkat akibat adanya pengeluaran dari
pengunjung yang datang ke Pujon Kidul untuk mengunjungi wisata Cafe Sawah. Adanya
pengembangan desa wisata mampu membuka lapangan pekerjaan di bidang pertanian lebih
banyak, sehingga penyerapan tenaga kerja meningkat dan pengangguran menurun (Bhandari,
2013; Lupi, Giaccio, Mastronardi, Giannelli, & Scardera, 2017). Pengembangan desa wisata juga
akan memperbanyak sumber pendapatan masyarakat, sehingga akan terjadi peningkatan
kesejahteraan masyarakat khususnya petani. Pariwisata dapat membantu meningkatkan taraf
kehidupan masyarakat melalui aspek finansial (Iorio dan Corsale, 2010).

3.7.2 Dampak Sosial

Dampak sosial yang ditimbulkan dari adanya pengembangan Cafe Sawah diawali dari
kesadaran masyarakat yang menganggap bahwa kebersihan sebagai salah satu atraksi wisata
sangat diperlukan. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Hijriati dan Mardiana (2014) setelah
adanya pengembangan ekowisata, terjadi perubahan perilaku dengan semakin sadarnya
masyarakat terhadap kebersihan lingkungan karena semakin banyaknya wisatawan, semakin
banyak pula sampah yang ada, sehingga mulailah masyarakat untuk melakukan pengelolaan
terhadap sampah yang ada. Dampak sosial positif lainnya yaitu penurunan kenakalan remaja,
dikarena remaja yang pengangguran diberdayakan melalui Cafe Sawah. Namun, dibalik itu juga
terdapat dampak negatif yaitu budaya lokal Desa Pujon Kidul mulai luntur di kalangan remaja.
Kenakalan remaja tidak hanya menjadi tanggung jawab bagi orang tua namun juga milik
masyarakat sebagai tanggung jawab moral kehidupan, sehingga penurunan kenakalan remaja
juga diperlukan (Rahmah, 2017). Perubahan perilaku remaja yang terjadi di lokasi wisata
dipengaruhi oleh budaya yang dibawa oleh pengunjung, sehingga dengan mudah para remaja
meniru cara berpakaian dan cara bergaul dengan sebaya menggunakan budaya baru tersebut
(Rahmah, 2017).

3.7.3 Dampak Lingkungan

Dampak lingkungan yang ditimbulkan dari adanya pengembangan Cafe Sawah yaitu
kebersihan lingkungan yang terjaga. Lingkungan yang bersih mejadi salah satu pendukung atraksi
wisata di Desa Pujon Kidul. Selain itu, kegiatan wisatawan cukup membuat kondisi lalu lintas di
Desa Pujon Kidul terganggu, salah satunya yaitu karena kemacetan, sehingga dilakukan
pengaturan lalu lintas keluar masuk kendaraan menuju dan keluar Cafe Sawah Menurut Purmada,
Wilopo, dan Hakim (2016) dampak adanya kegiatan kerja bakti terhadap kelestarian lingkungan
hidup adalah terjaganya kelestarian dan kerapian lingkungan karena dalam kegiatan kerja bakti
dilaksanakan beberapa kegiatan pengaturan lingkungan. Masyarakat memiliki kesadaran untuk
mengelola kawasan wisata yang dulunya hanya kampung menjadi kawasan ekowisata yang akan
sering dikunjungi keluar dan masuk kampung tersebut (Hijriati & Mardiana, 2014).

16
Kegiatan alih fungsi guna lahan pertanian menjadi non-pertanian tidak menutup
kemungkinan digunakan untuk kawasan wisata. Meskipun kegiatan pertanian tersebut berbasis
pertanian, namun pada kenyataannya perkembangan pariwisata menyebabkan banyaknya alih
fungsi guna lahan pertanian. Adanya kegiatan wisata memunculkan harapan bagi masyarakat
untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya melalui penyediaan layanan wisata, sehingga
banyak dilakukan alih fungsi lahan pertanian yang berdampak terhadap tata guna lahan pertanian
yang terancam eksistensinya dikarenakan pembangungan wisata yang dibangun diatas lahan
persawahan (Dipayana & Sunarta, 2015)

4 Simpulan
1. Kesimpulannya yaitu dari beberapa literatur yang saya dapat permasalahan lingkungan
mengenai objek wisata di Pujon Kidul adalah kurangnya partisipasi dari masyarakat dalam
pengembangan Desa Wisata Pujonkidul meliputi partisipasi buah pikir, tenaga fisik,
keterampilan dan kemahiran, dan harta benda, terdapat faktor penghambat masyarakat tidak
berpartisipasi dalam pengembangan desa wisata karena sumber daya manusia rendah,
motivasi yang rendah dalam diri masyarakat, pengurusan perizinan produk makanan khas,
politik, dan regulasi.

2. Saran untuk Kepala Desa Wisata Pujonkidul untuk meningkatkan sosialisasi kepada seluruh
masyarakat pengembangan desa berupa edukasi dan pengembangan, memberikan dengan
SDM terus dilakukan secara berkala atau diprogramkan hingga masyarakat sadar dengan
peran penting dari SDM itu sendiri, menyediakan pusat bantuan berguna keterampilan dan
kemahiran dari masyarakat , sehingga masyarakat dapat lebih percaya dengan kemampuan
yang dimiliki dan untuk memfasilitasi fasilitas dalam membeli buah tangan dari Desa Wisata
Pujonkidul.

3. pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi yang disertai dengan peningkatan daya beli
masyarakat serta didukung dengan kondisi keamanan yang kondusif, maka hal ini akan
mendorong kunjungan jumlah kunjungan wisatawan, khususnya pengunjung yang
berkunjung ke Indonesia untuk melakukan perjalanan wisata di wilayah teritorial Indonesia.
Pada awal tersebut sebenarnya Kepala Desa Pujon Kidul tidak memperoleh bayangan dari
hasil pemikirannya dengan beberapa aktor tersebut nantinya akan menjadi sebuah wisata yang
besar dan sangat terkenal dikalangan masyarakat khususnya di luar Desa Pujon Kidul itu
sendiri.

4. Perkembangan Minat Masyarakat Terhadap Pariwisata Pertumbuhan ekonomi yang cukup


tinggi disertai dengan peningkatan daya beli masyarakat serta didukung dengan kondisi
keamanan yang kondusif, maka hal ini akan mendorong jumlah kunjungan wisatawan,
khususnya pengunjung penduduk Indonesia untuk melakukan perjalanan wisata di wilayah
teritorial Indonesia.

5. Saran untuk masyarakat Desa Wisata Pujon Kidul yang dapat meningkatkan hasil
perekonomian melalui sektor pariwisata dengan mengandalkan hasil pertanian dan pertanian
berupa membuat produk olahan berbahan dasar hasil pertanian berupa membuat kripik kubis,
wortel, kentang, tomat, cabai, dan sebagainya.

Ucapan Terima Kasih (Opsional)


Saya ucapkan banyak terima kasih kepada Bapak I Komang Astina selaku dosen mata kuliah
Geografi Pariwisata Offering B 2020 dan Kak Maria Yosi Felicia seabagi asisten dosen pada semester ini
yang telah memberikan tugas berupa artikel ini. Dari tugas - tugas yang diberikan, mahasiswa memperoleh
manfaat dan pengalaman baru dalam mengidentifikasi potensi desa di wilayah sekitar tempat tinggal.

17
Seperti saya dapat mengetahui Strategi pengembangan potensi Desa Wisata Pujon Kidul melalui
BUMDES dan pengaruhnya pada perkembangan perekonomian Desa. Saya juga meminta maaf apabila
selama perkuliahan pada semester ini terdapat perilaku ataupun ucapan yang menyinggung hati. Semoga
Bapak I Komang Astina dan Kak Maria Yosi Felicia selalu diberikan kesehatan serta panjang umur. Dan
semoga ilmu yang telah diberikan dapat bermanfaat dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Daftar Rujukan
Eresus Prabowo,Septiofera,dkk.2016.ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN DESA
WISATA (Studi Pada Desa Pujonkidul Kecamatan Pujon Kabupaten
Malang).(Online).https://media.neliti.com/media/publications/86807-ID-analisis-partisipasi-masyarakat-
dalam-pe.pdf
Agus Sanjayah,Mohamad.2021. Evaluasi Tingkat Ketersediaan Sarana dan Prasarana Pariwisata di Kecamatan Pujon
Kabupaten Malang.(online). https://e-journal.hamzanwadi.ac.id/index.php/gdk/article/view/3198.
Handianus Laka,Yohanes,dkk.2019.Pariwisata Di Desa Pujon Kidul Kecamatan Pujon Kabupaten Malang Jawa
Timur Pada Era Industri 4.0.(Online).
https://www.researchgate.net/publication/334888051_MANAJEMEN_STRATEGI_KEBIJAKAN_PUBLI
K_SEKTOR_PARIWISATA_DI_DESA_PUJON_KIDUL_KECAMATAN_PUJON_KABUPATEN_MAL
ANG_JAWA_TIMUR_PADA_ERA_INDUSTRI_40
Agung Wahyuningtias,Widytia.2019.STRATEGI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA CAFE SAWAH DI DESA
PUJON KIDUL, KECAMATAN PUJON, KABUPATEN MALANG, JAWA TIMUR.Online.
https://docplayer.info/211075970-Strategi-pengembangan-objek-wisata-cafe-sawah-di-desa-pujon-kidul-
kecamatan-pujon-kabupaten-malang-jawa-timur-skripsi.html
Laka,Yohanes Handrianus,dkk.2019. MANAJEMEN STRATEGI KEBIJAKAN PUBLIK SEKTOR PARIWISATA DI
DESA PUJON KIDUL KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG JAWA TIMUR PADA ERA
INDUSTRI 4.0.Online. https://core.ac.uk/download/229028398.pdf
Ikke Tantina,Winda.2019. MANAJEMEN STRATEGI PENGEMBANGAN OBJEK PARIWISATA CAFÉ
SAWAH.Online. https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/publika/article/view/22386/20522

18

Anda mungkin juga menyukai