Anda di halaman 1dari 14

Perencancaan Dan Perancangan Desa Wisata Yang Berkelanjutan

(Studi Kasus: Desa Wisata Pujonkidul, Kabupaten Malang)

UJIAN TENGAH SEMESTER


Perencanaan dan Perancangan Desa Berkelanjutan

Dosen Pengampu:
Aris Subagiyo ST., MT.

Disusun Oleh:
Ahmad Rifqi Dimasyqi Santoso 185060601111015

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Desa wisata merupakan sebuah konsep kolaborasi akomodasi, fasilitas penunjang, dan
atraksi yang disatukan dan disajikan didalam sebuah strukrur aktivitas masyarakat dan menyatu
di tradisi yang berlaku. Desa wisata juga merupakan daerah yang memiliki destinasi wisata
yang didalamnya mengkolaborasikan daya tarik wisata dengan fasilitas umum, fasilitas
penunjang, fasilitas pariwisata, dan aksesibilitas (Kuswanto, 2018). Jawa Timur adalah salah
satu provinsi yang memiliki banyak sekali obyek dan destinasi wisata yang dapat dikunjungi,
salah satu nya yaitu tempat wisata yang berada di Kabupaten Malang. Kabupaten Malang
memiliki destinasi wisata yang menawarkan obyek wisata alam, dan juga wisata buatan yang
sangat baik.
Kabupaten Malang merupakan kabupaten yang memiliki desa yang sebagian besar
penggerak perekonomian nya berada di sektor pariwisata. Sebanyak 16 desa di Kabupaten
Malang telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah untuk menjadi desa wisata. Penentuan desa
wisata dapat dipertimbangkan mengenai keunggulan dari daya tarik wisata yang dimiliki dan
mampu menggerakkan perekonomian masyarakat setempat. Salah satu desa yang ditetapkan
yaitu Desa Wisata Pujon Kidul. Desa Pujon Kidul memiliki luas wilayah sebesar 486,40 Ha atau
sekitar 14,23% dari total luas Kecamatan Pujon. Desa Pujon Kidul memiliki jumlah penduduk
4.722 jiwa. Potensi wisata yang ada di Desa Pujonkidul yaitu terdapat agro wisata yang
dikemas dalam konsep desa wisata. Selain itu Desa Pujonkidul juga memiliki beberapa obyek
wisata alam. Selain itu Desa Pujon Kidul memiliki daya dukung lahan pertanian yang luas, dan
sarana dan prasarana pariwisata yang memadai untuk mendukung layanan wisatawan.
Sejak Tahun 2014 Desa Pujon Kidul ditetapkan sebagai desa wisata dan memiliki obyek
wisata yang terkenal yaitu café sawah. Wisata edukasi merupakan Konsep yang diangkat dalam
pengembangannya. Selain café sawah terdapat banyak sekali atraksi wisata yang dapat
dinikmati di Desa Wisata Pujon Kidul. Dalam pengembangan Desa Wisata Pujon Kidul juga
terdapat beberapa permasalahan yang salah satu nya kurangnya branding sehingga atraksi
wisata yang berada di Desa Wisata Pujon Kidul kurang dikenal. Selain itu juga terdapat
permasalahan terkait partisipasi masyarakat yang masih dianggap kurang berperan dalam
pengembangan desa. hal tersebut terjadi dikarenakan kurangnya wawasan masyarakat sekitar
terkait bidang pariwisata.
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian Desa Wisata
Desa wisata merupakan salah satu wilayah desa yang memiliki beberapa aktivitas
aktraksi wisata mulai dari budaya, buatan, dan alam yang dibungkus semenarik mungkin untuk
menarik wisatawan untuk berkunjung. Menurut kementrian pariwisata, desa wisata merupakan
suatu wilayah yang dapat disebut sebagai destinasi wisata yang merupakan gabungan dari daya
tarik wisata, akomodasi, amenitas, aksesibilitas yang semuanya dikemas dalam sebuah sajian
truktur masyarakat dalam tradisi yang berlaku. Desa wisata memiliki kriteria seperti aksesibilitas
baik, memiliki beberapa obyek wisata, tersedia fasilitas penunjang desa wisata, memiliki
kawasan yang aman, dan memiliki hubungan dengan obyek lain yang dikenal oleh masyarakat
luas (Prabowo, Hamid, & Prasetya, 2016). Desa wisata juga dapat didukung oleh faktor alam
dan lingkungan yang bersih dan asri. Hal tersebut merupakan salah satu faktor penting dalam
suatu kawasan wisata.
2.2 Pengembangan Desa Wisata
Pengembangan desa adalah sebuah proses untuk memberikan dorongan dengan
mengembangkan atau memajukan desa wisata. Dalam arti lain, pengembangan desa wisata
diartikan sebagai usaha dalam melengkapi serta meningkatkan fasilitas wisata untuk menambah
daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke desa wisata (Sidiq & Resnawaty, 2017). Peran
masyarakat sangat dibutuhkan dalam pengembangan desa wisata dikarenakan sumber daya
dan budaya penduduk lokal merupakan penggerak utama kegiatan yang terdapat pada desa
wisata. Pengembangan desa wisata memiliki beberapa tahapan yang terdiri dari perencanaan,
pembangunan, pengelolaan, pemantauan hingga evaluasi (Radja, Conterius, & Rero, 2019).
Dalam setiap tahapan peran masyarakat sangat dibutuhkan dalam pengembangan desa wisata.
BAB III
PEMBAHASAN STUDI KASUS
3.1 Gambaran Umum Desa Wisata Pujon Kidul
Menurut Kecamatan Pujon Dalam Angka Tahun 2019, Desa Pujonkidul memiliki luas
wilayah sebesar 486,40 Ha atau sekitar 14,23% dari total luas Kecamatan Pujon. Desa Pujon
Kidul memiliki jumlah penduduk 4.722 jiwa. Potensi wisata yang ada di Desa Pujonkidul yaitu
terdapat agro wisata yang dikemas dalam konsep desa wisata. Selain itu Desa Pujonkidul juga
memiliki beberapa obyek wisata alam. Desa Pujon Kidul juga memiliki 60 homestay yang
digunakan untuk menunjang sektor pariwisata yang ada di Kabupaten Malang. Berikut
merupakan batas administrasi Desa Pujon Kidul:
Sebelah Timur : Desa Pujon Lor
Sebelah Barat : Desa Sukomulyo
Sebelah Utara : Desa Pujon Lor
Sebelah Selatan : Kawasan Hutan Perhutani
3.2 Sejarah Desa Pujon Kidul
Pujon Kidul merupakan salah satu desa di Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang. Desa
ini terletak di kaki gunung Kawi dan membentang lurus pada daerah bukit. Desa Pujon Kidul
awalnya didirikan oleh sesepuh yang bernama Mbah Brojonolo dan Den Ajeng Karsinah pada
Tahun 1865. Kedua sesepuh ini melakukan babat hutan yang dapat disebuth asal mula berdiri
nya Desa Pujon Kidul. Pujon Kidul diambil dari kata Pamujan yang dapat diartikan sebagai
tempat pemujaan.
Pada zaman dahulu kala lebih tepatnya zaman majapahit terdapat raja yang bertapa di
dataran tinggi di puncak gunung yang dipercaya merupakan tempat yang dekat dengan Sang
Maha Kuasa. Dusun pertama yang ada di Desa Pujon Kidul yaitu Dusun Krajan yang juga
merupakan pusat dari Desa Pujon Kidul. Penduduk pertama kali yang mendiami dusun itu yaitu
rombongan dari penduduk Majapahit yang memilki tujuan untuk melakukan pemujaan.
Kemudian dua dusun lagi yang berkembang yaitu Dusun Tulung Rejo, dan Dusun Maron.
Dengan pergeseran zaman dan adanya alkulturasi pernikahan warga lokal dengan orang
luar membuat desa ini yang semula dihuni oleh orang Madura kini tak lagi dihuni orang Madura
saja namun pada desa ini seluruh suku membaur satu sama lain. Hingga saat ini Desa PUJON
Kidul terkenal dengan sebutan nya menjadi desa wisata dan yang familiar dari Desa Pujon Kidul
ini terdapat café sawah dan terdapat beberapa obyek wisata yang cocok untuk pecinta alam,
dikarenakan di desa ini terdapat banyak sekali wisata alam yang dapat dinikmati disini (Anies,
2019).
3.3 Tahapan Pengembangan Desa Wisata Pujon Kidul
Pengembangan desa wisata Pujon Kidul dipimpin oleh pemerintah desa Pujon Kidul.
Namun berbagai macam atraksi wisata dikelola langsung oleh POKDARWIS. Dalam
merumuskan suatu program dalam tahapan pengembangan desa wisata pasti nya pemerintah
desa turut serta melibatkan masyarakat sebagai bentuk partisipasi nya terhadap
pengembangan desa wisata. Dalam merumuskan suatu program pemerintah desa juga
melakukan beberapa tahapan seperti (Nadiasari & Nurhadi, 2019):
1. Sosialisasi
Di dalam sosialisasi, diadakan pertemuan dengan masyarakat setempat. Sosialisasi
dipimpin langsung oleh kepala desa. Dalam sosialisasi materi yang disampaikan berupa
penjelasan mengenai desa wisata serta potensi sumber daya alam yang terdapat di desa
yang dapat dikembangkan. Salah satu contoh potensi sumber daya alam yang dimiliki oleh
desa wisata Pujon Kidul yaitu pertanian dan peternakan yang dapat dikembangkan menjadi
atraksi wisata edukasi.
2. Pembentukan Kelompok Sadar Wisata
Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) yang ada di desa wisata Pujon Kidul memiliki
sebutan Capung Alas Desa Pujon Kidul yang sudah ada sejak tahun 2014 sekaligus
peresmian Desa Pujon Kidul sebagai desa wisata yang berada di Kabupaten Malang.
Kelompok sadar wisata memiliki beberapa struktur organisasi yang meliputi ketua kelompok,
unit pengelola café sawah, pengelola tiket masuk dan parker, divisi live in, bidang
keamanan, dan ketertiban serta bidang kebersihan.
3. Perencanaan
Perencanaan dalam pengembangan desa wisata di Pujon Kidul berupa perumusan
program yang difokuskan untuk atraksi wisata yang berbasis edukasi. Program edukasi yang
ditawarkan di Desa wisata Pujon Kidul yaitu berupa pembelajaran peternakan, pembelajaran
pertanian, dan pembelajaran mengenai UMKM. Masyarkat yang berkunjung akan ditawarkan
beberapa atraksi wisata seperti salah satunya bercocok tanam, dan pembuatan olahan susu.
Selain itu pokdarwis juga merumuskan rencana mengenai kegiatan untuk membersihkan
lingkungan setempat agar terlihat tetap bersih dan rapi.
4. Pelaksanaan
Program yang telah direncanakan lalu dilaksanakan pada tahap pelaksanaan yang
dimana program yang pertama kali dijalankan yaitu melakukan pembersihan lingkungan
serta melakukan penanaman tumbuhan hias yang bertujuan untuk memperindah
pemandangan dan memberikan unsur estetika. Walaupun program sudah mulai berjalan
namun sosialisasi tetap dilakukan dengan tujuan agar menumbuhkan minat masyarakat
terhadap desa wisata. Pada saat awal diresmikan terdapat rombongan wisatawan yang
ingin berkunjung untuk berwisata edukasi dan terdapat minat pengunjung untuk menginap
di Desa Wisata Pujon Kidul. Maka dari itu disusunlah program pengembangan homestay
yang terdapat di rumah-rumah warga. Desa wisata Pujon Kidul memiliki unit live in yang
dimana pengunjung yang datang dapat menikmati suasana desa Pujon Kidul dengan waktu
yang lama. Selain itu juga terdapat unit café sawah yang merupakan destinasi wisata
kuliner yang menyajikan makanan khas desa dan suasana areal persawahan dan
pemandangan pegunungan. Dalam mengembangkan desa wisata terdapat pelatihan untuk
menambah pengetahuan dan wawasan serta melakukan pelatihan untuk pemandu wisata
Desa wisata Pujon Kidul.
5. Evaluasi
Tahap evaluasi melibatkan pemerintah desa dan pokdarwis. Dalam proses evaluasi
program membahas mengenai hasil dari masing-masing program yang telah dijalankan.
Dalam tahap evaluasi ini diketahui bahwa minat masyarakat mengenai konsep desa wisata
meningkat dan terdapat tindak lanjut untuk melakukan penambahan obyek wisata baru
yang tidak hanya dapat dikunjungi oleh rombongan pengunjung namun dapat dilakukan
perorangan. Hal tersebut dilakukan karena wisatawan yang berkunjung ke beberapa tahun
terakhir tidak mengalami pertumbuhan yang signifikan.

3.4 Potensi dan Permasalahan Desa Wisata Pujon Kidul


Berikut merupakan potensi dan masalah dari Pengembangan Desa Wisata Pujon Kidul:

3.3.1 Potensi Wisata


Desa wisata Pujon Kidul memiliki banyak sekali potensi wisata mulai dari potensi wisata
alam. Wiata alam juga sebagai atraksi wisata di Pujon Kidul semakin berkembang. Daya tarik
wisata alam yang terdapat di desa wisata Pujon Kidul yaitu antara lain:
1. terdapat areal persawahan,
2. pemandangan indah dari gunung gamping,
3. Sumber Pitu,
4. coban kodok.
Desa Wisata Pujon Kidul juga terdapat memperkenalkan budaya-budaya setempat
seperti:
1. pertunjukan kuda lumping,
2. pencak silat,
3. tarian tradisional yang diantaranya tari sanduk, dan lain-lain.
Desa Wisata Pujon Kidul juga memiliki beberapa obyek wisata buatan yang
dikembangkan oleh masyarakat setempat yaitu:
1. Wisata perkebunan seperti petik sayur, dan buah
2. Pengetahuan mengenai energi alternatif,
3. Pengetahuan bagaimana pengelolaan susu,
4. outbond atau permainan ketangkasan
5. wisata kuliner yang disajikan dengan masakan khas desa.

3.3.2 Permasalahan
Desa Wisata Pujon Kidul saat ini memiliki permasalahan terkait branding aktivitas wisata
yang dimiliki. Desa wisata dapat dikatakan berhasil apabila seluruh obyek wisatanya diketahui
oleh masyarakat luas (Lanita, Natadjaja, & Febriani, 2019). Namun pada kondisi eksisting, Desa
Wisata Pujon Kidul hanya terkenal satu objek wisata saja yaitu café sawah. Sebagian
masyarakat juga belum mengetahui apabila ada Desa Wisata Pujon Kidul. Permasalahan lain
yang dialami selama pengembangan desa wisata berasal dari kurangnya peran penting dari
masyarakat sekitar dalam pengembangan Desa Wisata Pujon Kidul. Maka dari itu stakeholder
sering mengadakan musyawarah agar ketidaksalahpahaman tidak terjadi lagi (Khomzi,
Handono, & Trianawati, 2019).
BUMDes yang berada di Desa Wisata Pujon Kidul mengalami beberapa permasalahan
terkait mitra yang kurang diperdayakannya potensi desa yang ada seperti bambu dan pemuda
desa terkait pemberdayaan tenaga kreatif yang dapat dimanfaatkan oleh desa (Lendriyono,
Ambarwati, & F, 2021). Pemberdayaan pemuda desa dapat meningkatkan daya saing dan dapat
menghasilkan produk unggul yang memiliki daya saing tinggi. Maka dari itu perlu adanya
sosialisasi kembali terkait peran masyarakat dalam pengembangan desa.

3.5 Partisipasi Masyarakat Dalam Pengembangan Desa Wisata


Pengelolaan pariwisata melibatkan masyarakat setempat. Partisipasi masyarakat Desa
wisata Pujon Kidul sangat dibutuhkan dalam pengembangan pariwisata pedesaan dikarenakan
masyarakat juga ikut melakukan pengambilan keputusan dan penerima dampak dari implikasi
pengembangan desa wisata (Rahmawati, Wardhani, Purnomo, & Glenn, 2020). Bentuk
partisipasi masyarakat Desa Pujon Kidul berupa partisipasi mereka terhadap buah pikir,
partisipasi terhadap tenaga masyarakat, dan partisipasi keterampilan minat dan bakat yang
tertuang dalam obyek wisata yang dimiliki (Prabowo, Hamid, & Prasetya, 2016). Berikut
merupakan bentuk partisipasi masyarakat:
1. Partisipasi buah pikir
Partisipasi buah pikir yang diberikan yaitu pada saat proses evaluasi yang dilakukan
oleh POKDARWIS. Hal tersebut dikarenakan masyarakat masih belum mengetahui seluruh
proses pengembangan Desa Wisata Pujon Kidul.
2. Partisipasi tenaga masyarakat
Partisipasi tenaga masyarakat yang dapat diberikan oleh masyarakat setempat dapat
berupa keikutsertaan mereka dalam pembangunan sarana dan prasarana penunjang
pengembangan desa wisata. Dalam kegiatan tersebut masyarakat sangat aktif
berpartisipasi. Jenis kegiatan yang dapat diikuti masyarakat setempat dapat berupa
pembangunan jalan setapak untuk menjadi akses menuju sumber puti, serta pembuatan
petunjuk obyek wisata yang disajikan di Desa Wisata Pujon Kidul.
3. Partisipasi keterampilan Minat dan Bakat
Partisipasi keterampilan dan kemahiran yang dilakukan oleh masyarakat setempat
dengan pembuatan paket wisata outbond, serta memberikan wawasan mengenai edukasi
terkait bidang pertanian dan peternakan, dan juga menjadi pemandu lokal. Partisipasi
masyarakat terhadap keterampilan dan kemahiran dapat dikatakan masih minim
dikarenakan kurang kesadaran masyarakat terkait adanya sektor wisata yang akan
berdampak terhadap pertumbuhan perekonomian mereka.
3.6 Dampak Pengembangan Desa Wisata Pujon Kidul
Dalam pengembangan Desa Wisata Pujon Kidul pastinya akan memberikan dampak
kepada aspek-aspek yang menunjang pengembangan tersebut. Dampak pengembangan Desa
Wisata Pujon Kidul terdiri dari3 (tiga) aspek. Berikut merupakan penjelasan mengenai aspek
dalam pengembangan Desa Wisata Pujon Kidul.
3.3.1 Aspek Ekonomi
Dampak ekonomi yang didapatkan dari pengembangan Desa Wisata Pujon Kidul
bersumber dari pengeluaran wisatawan saat berkunjung dan melakukan aktivitas wisata di Desa
Wisata Pujon Kidul. Dampak ekonomi mengakibatkan persaingan antar pedaganag dikarenakan
memiliki kesamaan usaha yang ditawarkan di Desa Wisata Pujon Kidul. Dampak dari persaingan
ekonomi tersebut mengakibatkan unit usaha pada hari libur atau tidak sedang akhir pekan
terlihat sepi (Agfianto, Antara, & Suardana, 2019).
Dampak pengembangan Desa Wisata Pujon Kidul juga memberikan beberapa dampak
seperti dampak penerimaan devisa, dampak terhadap pendapatan masyarakat dan kesempatan
kerja. Dampak ekonomi yang langsung dirasakan oleh masyarakat sekitar yaitu terdapat
penambahan pendapatan per unit di setiap bulannya. Dampak tidak langsung yang dirasakan
oleh masyarakat yaitu terciptanya lapangan kerja baru untuk masyarakat sekitar dengan
berkembangnya usaha yang berada di dalam Desa Wisata Pujon Kidul. Kemudian dampak
lanjutan yang dirasakan oleh masyarakat yaitu biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat yang
bekerja dan mendapatkan pendapatan dari aktivitas objek wisata, biaya tersebut dapat berupa
biaya kebutuhan sandang, pangan, telekomunikasi, dan lain sebagainya (Lestari, 2020).
3.3.2 Aspek Sosial
Pengembangan Desa Wisata Pujon Kidul menimbulkan dampak sosial terhadap
masyarakat sekitar. Dengan adanya Desa Wisata Pujon Kidul POKDARWIS yang ada di
lingkungan tersebut melakukan sosialisasi dengan meningkatkan wawasan masyarakat terkait
bidang pariwisata, dan meningkatkan peran dan partisipasi dari masyarakat sekitar terhadap
pengembangan kawasan pariwisata, dan serta melakukan peningkataan manfaat pariwisata
bagi masyarakat sekitar ataupun anggota POKDARWIS. Adanya pelatihan dan sosialiasi kepada
masyarakat maka dapat meningkatkan pengetahuan mereka dan ikut serta dalam
pengembangan Desa Wisata Pujon Kidul (Nadiasari & Nurhadi, 2019).
3.3.3 Aspek Lingkungan
Dampak pengembangan Desa Wisata Pujon Kidul yang berdampak terhadap lingkungan
sekitar yaitu terdapat ahli fungsi lahan yang dilakukan oleh petani yang berada di lahan
pertanian yang bertempat disekitar café sawah. Dampak yang diberikan dari pengembangan
Desa Wisata Pujon Kidul dapat berupa dampak negatif maupun dampak positif. Dampak positif
yang diberikan yaitu lingkungan bersih dikarenakan adanya kesadaran masyarakat terhadap
kebersihan lingkungan Desa Wisata Pujon Kidul. Hal tersebut juga didukung dengan adanya
penyediaan fasilitas penunjang seperti tempat sampah agar tidak membuang sampah
sembarangan. Fasilitas tersebut diberikan langsung oleh BUMDES Desa Wisata Pujon Kidul.
Sampah yang terkumpul akan dikumpulkan oleh masyarakay dan akan dibuang ke TPST yang
lokasi tidak berjauhan dengan obyek wisata yang ada di Desa Wisata Pujon Kidul yaitu café
sawah. Dampak negatif yang diberikan dari adanya pengembangan Desa Wisata Pujon Kidul
yaitu menurunnya kualitas tanah yang disebabkan karena adanya pembangunan semi
permanen dalam kurun waktu yang lama dan mengakibatkan biaya perawatan lebih sedikit.
Selain itu akses jaringan jalan untuk petani terganggu dikarenakan jalan yang sempit dan
hanya ada satu jalan untuk menuju lahan pertanian milik petani sekitar (Harisetyana, 2019).
3.6 Peluang Pengembangan Kedepan
Pengembangan Desa Wisata Pujon Kidul kedepannya agar tetap berkembang maka
peluang pengembangan yang dapat dilakukan dengan melakukan branding terkait obyek wisata
yang ditawarkan. Konsep branding yang dapat diterapkan dengan menerapkan konsep brand
essence yang diartikan dapat mengekspresikan esensi atau jiwa. Branding Desa Wisata Pujon
Kidul dapat dilakukan dengan membuat sosial media, dan website resmi milik Desa Wisata
Pujon Kidul. Selain itu branding juga dapat dilakukan dengan menyebarkan brosur,
pemasangan billboard maupun pemasangan road banner. Hal tersebut dilakukan agar
masyarakat dapat mengetahui informasi terkait Desa Wisata Pujon Kidul sehingga dapat
meningkatkan perekonomian warga sekitar dengan mengajak masyarakat untuk berkunjung ke
Desa Wisata Pujon Kidul. Peningkatan pengetahuan akan bidang pariwisata juga perlu
dilakukan agar masyarakat dapat berpartisipasi dalam pengembangan desa wisata. Peningkatan
pengetahuan dapat dilakukan dengan melakukan sosialisasi skala teratur dengan pembahasan
terkait isu permasalahan yang sedang terjadi di Desa Wisata Pujon Kidul. Hal tersebut dapat
juga dapat meningkatkan peran masyarakat terkait partisipasi buah pikir untuk menyelesaikan
isu permasalahan yang terjadi di Desa Wisata Pujon Kidul.
Pada era pandemi seperti ini peluang pengembangan desa wisata yang dapat dilakukan
yaitu dengan mengikuti program ekonomi digital agar Desa Wisata Pujon Kidul dapat bertahan
di masa pandemi. Ekonomi digital dilakukan dikarenakan Desa Wisata Pujon Kidul memiliki
potensi sumber daya alam, dan atraksi wisata yang sangat bagus serta dinilai dapat
membangkitkan UMKM yang pada masa pandemi seperti ini dibutuhkan. Program
pengembangan Desa Wisata Pujon Kidul melalui ekonomi digital dapat menyelesaikan
permasalahan terkait social distancing yang diterapkan oleh pemerintah. Program ekonomi
digital akan merubah sistem penjualan tiket, dan promosi secaraa online. Dengan program ini
dapat diharapkan Desa Wisata Pujon Kidul dapat bertahan walau di era pandemi COVID-19.
Program ini juga dapat membantu pengunjung untuk mengetahui terlebih dahulu atraksi dan
potensi wisata yang tersedia.
BAB IV
KESIMPULAN
Peran masyarakat sangat dibutuhkan dikarenakan sumber daya dan budaya penduduk
lokal merupakan penggerak utama kegiatan yang terdapat pada desa wisata. Dalam
pengembangan wisata nya memilliki 5 (lima) tahapan yaitu sosialisasi, pembentukan pokdarwis,
perencanaan program, pelaksanaan, serta evaluasi. Berdasarkan 5 (lima) tahapan tersebut
diketahui bahwa adanya peningkatan pengetahuan dan minat masyarakat terhadap konsep
desa wisata yang diterapkan di Desa Wisata Pujon Kidul.
Desa Wisata Pujon Kidul memiliki banyak sekali potensi wisata yang dapat
dikembangkan mulai dari wisata alam, budaya, dan buatan. Konsep pengembangan desa wisata
yang diambil oleh Desa Pujon Kidul yaitu wisata edukasi. Dalam pengembangan Desa Wisata
Pujon Kidul terdapat juga terdapat permasalahan seperti kurangnya branding obyek wisata
yang ada di Pujon Kidul, yang mengakibatkan hanya beberapa obyek wisata saja yang terkenal.
Selain itu juga terdapat permasalahan terkait kurangnya pemberdayaan pemuda desa dalam
pengembangan Desa Wisata Pujon Kidul serta kurangnya pengetahuan masyarakat terkait
bidang pariwisata.
Dampak pengembangan Desa Wisata Pujon Kidul terbagi menjadi 3 (tiga) aspek yaitu
aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Dari ketiga aspek tersebut dampak yang paling
menguntungkan yaitu dampak dari aspek ekonomi dikarenakan masyarakat mendapatkan
pendapatan dari aktivitas obyek wisata, biaya keseharian mereka, dan mendapatkan lapangan
pekerjaan baru dari adanya pengembangan Desa Wisata Pujon Kidul. Untuk dampak negatif
yang dirasakan salah satunya dari aspek lingkungan karena menurunnya kualitas tanah yang
disebabkan karena adanya pembangunan semi permanen dalam kurun waktu yang lama dan
mengakibatkan biaya perawatan lebih sedikit.
Peluang pengembangan yang dapat dilakukan untuk Pengembangan Desa Wisata Pujon
Kidul dapat dengan melakukan branding pada media sosial, dan media massa yang bertujuan
untuk mempromosikan Desa Wisata Pujon Kidul kepada masyarakat umum. Selain itu juga
dapat mengadakan sosialisasi agar meningkatkan wawasan dan partisipasi masyarakat dalam
pengembangan desa. Pada era pandemi COVID-19 agar Desa Wisata Pujon Kidul tetap
bertahan maka perlu adanya program ekonomi digital dengan memanfaatkan media online agar
Desa Wisata Pujon Kidul dapat beradaptasi di era pandemi COVID-19.
DAFTAR PUSTAKA
Agfianto, T., Antara, M., & Suardana, I. (2019). Dampak Ekonomi Pengembangan Community
Based Tourism Terhadap Masyarakat Lokal Di Kabupaten Malang (Studi Kasus Destinasi
Wisata Cafe Sawah Pujon Kidul). JUMPA Vol. 5 No. 2.
Anies. (2019, Februari 28). Retrieved from Kaskus.co.id:
https://www.kaskus.co.id/show_post/5c7795b065b24d0e7960b778/1/-
Harisetyana, D. P. (2019). Motivasi Petani Dan Dampak Dari Alih Fungsi Lahan Sebagai Usaha
Pendukung Dalam Pengembangan Wisata Cafe Sawah Di Desa Wisata Pujon Kidul.
Malang: Universitas Brawijaya.
Khomzi, I. R., Handono, S. Y., & Trianawati, A. (2019). Sinergisitas Stakeholder Dalam
Pengembangan Desa Wisata Pujon Kidul Kabupaten Malang.
Kuswanto, N. J. (2018). Strategi Pengembangan Desa Wisata Dalam Perspektif Community
Based Tourism (Studi Pada Desa Poncokusumo Kecamatan Poncokusumo Kabupaten
Malang). Malang: Universitas Brawijaya.
Lanita, K. R., Natadjaja, L., & Febriani, R. (2019). Perancangan Destination Branding Desa
Wisata Pujon Kidul Malang Jawa Timur. Surabaya.
Lendriyono, F., Ambarwati, T., & F, I. R. (2021). Pendampingan Usaha Ekonomi Kreatif Pada
Desa Wisata Pujon Kidul. jurnal UMM.
Lestari, S. (2020). Multiplier Effect Perekonomian Dari Objek Wisata Cafe Sawah Di Desa Wisata
Pujon Kidul, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang. Malang: Universitas Brawijaya.
Nadiasari, & Nurhadi. (2019). Pengorganisasian Kelompok Sadar Wisata Melalui Program Desa
Wisata di Desa Pujon Kidul. Jurnal Pendidikan Nonformal Vol. 14 No. 2 .
Prabowo, S. E., Hamid, D., & Prasetya, A. (2016). Analisis Partisipasi Masyarakat Dalam
Pengembangan Desa Wisata (Studi Pada Desa Pujonkidul Kecamatan Pujon Kabupaten
Malang). Jurnal Administrasi Bisnis. Vol. 33 No.2.
Radja, M. S., Conterius, A. L., & Rero, L. S. (2019). Analisis Strategi Pengembangan Pariwisata
Berbasis Masyarakat (CBT) Di Daya Tarik Wisata Pantai Puru, Desa Merbaun, Kecamatan
Amarasi Barat, Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Jurnal Pariwisata Vol.
2 No.2.
Rahmawati, M., Wardhani, G. S., Purnomo, A., & Glenn, P. (2020). Community Participation to
Develop Rural Tourism in Cafe Sawah Pujon Kidul Village. International Conference on
Social Studies and Environmental Issues.
Sidiq, A. J., & Resnawaty, R. (2017). Pengembangan Desa Wisata Berbasis Partisipasi
Masyarakat Lokal Di Desa Wisata Linggarjati Kuningan, Jawa Barat. Prosiding KS: RIset
& PKM Vol. 4 No.1.
Singgih, M. N. (2020). Strategi Pengelolaan Potensi Desa Pujon Kidul Sebagai Destinasi Desa
Wisata di Kabupaten Malang. Seminar Nasional Kepariwisataan. Malang.

Anda mungkin juga menyukai