Anda di halaman 1dari 14

PERENCANAAN PERDESAAN

“Review Kuliah Umum UNHI Mengenai Perencanaan


Desa Wisata Di Masa Pandemi (Studi Kasus Desa
Wisata Bakas Kabupaten Klungkung)”

DOSEN :

Dr. Agung Witjaksono, ST.,MT

Ardiyanto Maksimilianus Gai, ST.,M.Si

DISUSUN OLEH:

I Gusti Agung Bagus Kutha Bimantara 1624077

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT
TEKNOLOGI NASIONAL
2021
1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat besar, dengan dihuni oleh
berbagai ras, adat dan istiadat. Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat kaya. Setiap
tempat di Indonesia memiliki kelebihan nafsi-nafsi, termasuk ketangkasan alaminya. Di
dunia internasional, Indonesia memang memanfaatkan ketangkasan pariwisata secara
signifikan dalam berbagai bentuk. Tentu saja, ini telah membalikkan sebagian besar
industri pariwisata. Menurut catatan, besarnya keleluasaan ruang akan menambah banyak
jumlah wisatawan ke Indonesia dan mencerminkan nilai negara. Pariwisata dianggap
sebagai sektor penting dalam perkembangan ekonomi dunia. Jika sektor pariwisata dapat
berkembang atau justru mengalami kemunduran, tentunya akan berpengaruh pada sektor
ekonomi di banyak negara. Perkembangan pariwisata akan mempengaruhi salah satu dari
beberapa aspek pengelolaan, baik dari segi ekonomi, masyarakat, politik dan budaya.
Industri pariwisata akan terus berkembang secara dinamis dengan kondisi lingkungan
strategis lokal dan global. Bagi sebagian orang, tujuan berwisata adalah untuk membangun
kembali kesegaran jasmani dan rohani, sehingga dapat melakukan aktivitas atau hiburan
yang baik. Ada banyak objek wisata yang dapat dikunjungi, salah satunya adalah desa
wisata.Wulandari, Lasxtiani Warih (2014).
Desa wisata adalah bentuk integrasi antara tempat-tempat indah, akomodasi dan
fasilitas tambahan, disajikan sebagai struktur kehidupan masyarakat dan diintegrasikan ke
dalam prosedur dan tradisi arus utama. Desa Wisata merupakan kawasan pedesaan dengan
beberapa karakteristik yang dapat menjadi daya tarik wisata, Prapita, Ervina D (2018) Desa
merupakan aset dan pemanfaatannya masih perlu digali dan diperkuat, salah satunya
dengan mewujudkan kesejahteraan masyarakat desa wisata melalui pencarian dan
pelatihan dari pemerintah dan swasta sehingga menjadikannya semacam Dalam
pelaksanaanya, banyak sekali desa wisata yang sedang berkembang dan mulai maju dalam
tata pengelolaannya, baik itu secara individu maupun berkelompok. Berdasarkan pada data
yang dikeluarkan oleh Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada bulan Agustus
2021, terdapat 1.838 desa wisata yang telah mendaftarkan kegitan usahanya.
Kemenparekraf menggelar event Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021.
ADWI 2021 diluncurkan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga
Uno, pada bulan April 2021 yang merupakan ajang pemberian penghargaan kepada desa-
desa wisata yang memiliki prestasi dengan kriteria-kriteria penilaian dari Kemenparekraf.
Event ini bertujuan menjadikan desa wisata Indonesia sebagai destinasi pariwisata berkelas
dunia dan berdaya saing tinggi. ADWI 2021 mengangkat tema “Indonesia bangkit”. Tema
ini diharapkan dapat mendorong semangat pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif di desa
wisata untuk kembali bangkit pasca pandemi Covid-19. Pengelola desa wisata dapat
melakukan update data secara real time di laman jadesta.com. Nantinya juga akan
dilakukan visitasi atau verifikasi oleh Menparekraf dan perwakilan dewan juri untuk
kategori 50 besar desa wisata terbaik Wita Hariani (2021). Tentunya, selain
membangkitkan semangat bangkit juga harus memperhatikan dengan pengelolaan yang
berintegrasi dengan lingkungan, salah satunya dengan menjunjung tinggi konsep green
economy pada tiap sendi aktivitas desa wisata.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam polemik pandemi Covid-19 ini juga menjadikan tantangan tersendiri bagi
pemerintah daerah, stakeholderdan masyarakat sekitar. Sehingga diperlukan adanya
strategi pengembangan pariwisata yang lebih efektif atau kebijakan yang tepat untuk
diterapkan agar kegiatan wisata tetap bisa dijalankan di masa pademi Covid-19, yang
tentuya dengan menjalankan aturan-aturan yang berlaku.. Sebagaimana yang terjadi di
daerah KabupatenBanyuwangi, yang saat ini menjadi salah satu primadona dan pilihan
yang menarik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara

2 KAJIAN LITERATUR
2.1 Pariwisata
Pariwisata adalah kepergian orang-orang untuk sementara dalam jangka waktu
pendek ke tempat-tempat tujuan diluar tempat tinggal dan tempat bekerja (Pandit,1990).
Pandangan lain memberikan definisi pariwisata adalah suatu kegiatan dalam masyarakat
yang berhubungan dengan wisatawan dan sementara waktu dalam mencari kepuasan yang
beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang dialaminya dimana ia memperoleh pekerjaan
(Soekadji, 2000). Pariwisata adalah proses kepergian sementara dari seseorang atau lebih
menuju tempat lain diluar tempat tinggalnya, dengan dorongan kepergiannya adalah kerena
berbagai kepentingan, baik karena kepentingan ekonomi, sosial, kebudayaan, politik,
agama, kesehatan, maupun kepentingan lain seperti sekedar ingin tahu, menambah
pengalaman ataupun untuk belajar (Suwantoro, 2004). Menurut Undang-Undang No.10
Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, Pariwisata didefinisikan sebagai berbagai macam
kegiatan wisata dan didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh
masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah.
2.2 Desa Wisata
Desa Wisata sebagai salah satu pilihan untuk memberdayakan masyarakat lokal
terhadap potensi yang dimiliki. Pengertian desa wisata adalah suatu bentuk integrasi antara
atraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan
masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku (Wiendu. 1993).
Menurut Fandeli (2002) mendefinisikan desa wisata sebagai wilayah pedesaan yang
menawarkan suasana lingkungan keaslian desa, baik dari segi sosial, adat istiadat, aktivitas
masyarakat, bentuk bangunan, serta nilai yang mampu dikembangkan untuk menarik minat
wisatawan seperti makanan, cinderamata, penginapan. Desa wisata merupakan suatu
bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi, dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam
suatu struktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang
berlaku. Suatu desa wisata memiliki daya tarik yang khas (dapat berupa keunikan fisik
lingkungan alam pedesaan, maupun kehidupan sosial budaya masyarakatnya) yang
dikemas secara alami dan menarik sehingga daya tarik pedesaan dapat menggerakkan
kunjungan wistawan ke desa tersebut (Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata, 2011).
Sedangkan menurut Putra (2006) desa wisata adalah suatu wilayah pedesaan yang
menawarkan keseluruhan suasana yang mencerminkan keaslian pedesaan, baik dari segi
social budaya, adat istiadat, keseharian, arsitektur tradisional, struktur tata ruang desa, serta
mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai komponen kepariwisataan, misalnya
atraksi, makan, minum, cinderamata, penginapan, dan kebutuhan wisata lainnya.
2.2.1 Syarat Menjadi Desa Wisata
1. Aksesibilitas yang baik
2. Punya obyek-obyek yag menarik
3. Dukungan seluruh warga desa
4. Keamanan yang terjamin
5. Terdianya akomodasi dan telekomunikasi
6. Desa wisata umumnya berhawa sejuk dengan alam yang asri dan indah.
7. Berhubungan atau dekat dengan obyek wisata lain yang sudah dikenal luas
2.2.2 Keterkaitan Pengelola Desa Wisata
Pelibatan seluruh pemangku kepentingan dalam pembangunan dan pengembangan
pariwisata di desa seperti:
1. Pemerintah OPD teknis sebagai Fasilitator, Motivator dan Regulator
2. Swasta (Pelaku Pariwisata) sebagai pengembang pelaksana kepariwisataan
3. Masyarakat (Host dan Penerima Manfaat) sebagai Sumber Daya, Tuan Rumah, dan
Pelaku Kepariwisataan.
2.3 Covid-19
Menurut WHO (World Health Organization) Pandemi adalah penyebaran penyakit
baru ke seluruh dunia (World Health Organization, 2020). Namun, tidak ada definisi yang
dapat diterima tentang istilah pandemi secara rinci dan lengkap, beberapa pakar
mempertimbangkan definisi berdasarkan penyakit yang secara umum dikatakan pandemi
dan mencoba mempelajari penyakit dengan memeriksa kesamaan dan perbedaannya.
Penyakit dipilih secara empiris untuk mencerminkan spektrum etiologi, mekanisme
penyebaran, dan era kegawatdaruratannya, beberapa penyakit yang pernah menjadi
pandemi antara lain: acute hemorrhagic conjunctivitis (AHC), AIDS, kolera, demam
berdarah, influenza dan SARS (Morens, Folkers and Fauci, 2009).

3 PEMBAHASAN
3.1 Profil Desa
Desa Bakas yang letaknya kurang lebih 3 km dari kota kecamatan Banjarangkan
arah utara, pada zaman kerajaan pernah dipakai sebagai daerah pertahanan Kerajaan
Klungkung untuk menangkis musuh yang datang dari daerah Bangli. Disamping itu, Bakas
pernah sebagai daerah rebutan, dan pernah dikuasai kerajaan Gianyar. Namun tidak
berselang terlalu lama akhirnya kembali dikuasai oleh kerajaan Klungkung dan hingga saat
ini menjadi wilayah Kabupaten Klungkung. Desa Bakas merupakan Desa tua yang
dibangun sejak lama, bersama–sama sekelompok masyarakat yang dulunya diberi nama
"Bhala Akas" yang berarti wahyu atau sabda dari Sang Hyang Tohlangkir atau Mahadewa
yang bersemayam di Gunung Agung.
Gambar 3.1 Letak Desa Bakas

3.2 Profil Pengelola Desa


Badan Pengelola Desa Wisata Bakas ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan
Kepala Desa Bakas yang mempunyai tugas merencanakan dan mengembangkan potensi
pariwisata, serta menjalankan fungsi pengelolaan aktivitas pariwisata. Diawali dengan
Menyusun dokumen Rencana Bisnis dan Master Plan Pengembangan Desa Wisata Bakas.
Prestasi yang telah dicapai, antara lain: Sebagai Juara 1 Best Booth (Festival Desa Wisata
Nusantara bulan November 2018); Pemenang Harapan 2 (Duta Kab.Klungkung dalam
Desa Wisata Award Tahun 2019); Locus Penilaian Desa Wisata Sehat (Penghargaan
Forum Kota Sehat untuk Kabupaten Klungkung Tahun 2019). Saat ini BP Desa Wisata
Bakas sedang mempersiapkan untuk mendapatkan Sertifikasi CHSE dari Kemenparekraft,
dan mengembangkan atraksi baru yaitu: Wisata Religi, Melangit Adventure Trekking, dan
Bungsih Agri Jogging Trek). Bersama dengan kelompok Wanita Tani mengembangkan
pembibitan tanaman organic dalam upaya pemanfaatan lahan pekarangan masyarakat.
Peserta dalam Bali Beyond Travel Fair (BBTF) yang diselenggarakan di Nusa Dua Bali
Tahun 2021.
Bagan 3.1 Struktur Organisasi Pengelola
3.3 Zona Pengembangan

3.4 Kegiatan dan Prestasi


1. Juara 1 Best Booth (Festival Desa Wisata Nusantara bulan November 2018);
Pemenang Harapan 2 (Duta Kab.Klungkung dalam Desa Wisata Award Tahun
2019); Locus Penilaian Desa Wisata Sehat (Penghargaan Forum Kota Sehat untuk
Kabupaten Klungkung Tahun 2019);
2. BP Desa Wisata Bakas sedang mempersiapkan untuk mendapatkan Sertifikasi
CHSE dari Kemenparekraft;
3. Bersama dengan kelompok Wanita Tani mengembangkan pembibitan tanaman
organic dalam upaya pemanfaatan lahan pekarangan masyarakat;
4. Peserta dalam Bali Beyond Travel Fair (BBTF) yang diselenggarakan di Nusa Dua
Bali Tahun 2021.
Gambar 3.2 Kegiatan dan Prestasi Desa Bakas
3.5 Kategori Dalam Pengembangan Desa Wisata Bakas
1. Homestay
Homestay yang ada di Desa Wisata Bakas sudah sangat memadai dan sudah
juga dipergunakan oleh wisatwan asing untuk menginap. Keberadaan homestay ini
menyatu dengan rumah penduduk local dan dikelola oleh masyarakat sendiri. Desa
Wisata Bakas memiliki 10 homestay, dan telah ada dua villa yang kepemilikannya
juga oleh masyarakat desa Bakas. Berikut rincian homestay:
 Arsa Wayan Guest House;
 Kubu Bakas;
 Chez Made;
 Oden House;
 Basundri House;
 Candy House;
 Little Wayan House;
 TuDe House;
 Pondok Telagamas;
 Pondok Pengangon
 The Grand Bakas Villa dan
 Villa Paloma Santai
2. CHSE
Untuk meningkatkan keamanan dan rasa nyaman wisatawan, CHSE
menjadi kategori yang harus diperhatikan. Desa Wisata Bakas telah melengkapi
destinasinya sesuai dengan ketentuan Protokol Kesehatan:
 Tersedia tempat cuci tangan di seluruh tempat wisata dan tempat makan.
 Penerapan pengecekan suhu tubuh di tempat wisata, dan tempat makan.
 Adanya pos keamanan di tempat wisata.
3. Toilet
 Toilet telah tersedia pada Pusat Informasi Wisata dan telah ada di setiap
objek wisata. Toilet memiliki kelengkapan standar dengan air yang
bersumber dari PDAM.
4. Souvenir
 Desa Bakas memiliki potensi yang sampai saat ini masih belum maksimal
dikembangkan. Persoalan yang dihadapi adalah masih rendahnya
keteranpilan masyarakat dalam berkreasi. Desa Bakas memiliki potensi
pertanian Pandan Harum yang sesungguhnya bisa dijadikan sebagai
souvenir. Meskipun demikian, Desa Bakas memiliki makanan khas berupa
jajanan Bali yang dikenal dengan “Laklak”, bubur Bali khas Desa Bakas.
Tidak hanya itu saja, Bakas juga memiliki kreativitas khas desa yang
berbasis pada kearifan local Bali, yaitu berupa anyaman dari daun kelapa,
baling-baling dari bamboo disebut “Pindekan” menjadi produk yang
menarik untuk ditawarkan kepada wisatawan.
5. Daya Tarik Wisata
Desa Wisata Bakas memiliki berbagai potensi wisata yang dapat
disuguhkan kepada wisatawan, baik itu wisatawan local, wisatawan nusantara,
maupun wisatawan manca negara. Daya Tarik wisata yang sudah dikembangkan
dan sedang digarap sampai dengan tahun 2021 dapat dirinci seperti berikut:
 Daya Tarik Wisata Alam dan Buatan:
- Bakas Swing
- Bakas Bird Watching
- Bakas Camping Camp
- Jogging trek
- Melangit Adventure trekking
- Bungsih Agro Trek
- Wisata Melukat
- Melangit Water Fall
- Rafting
- Swa foto
 Daya Tarik Wisata Seni dan Budaya
- Seni tari tradisional
- Seni Kontemporer
- Gamelan
- Pasar Tradisional
- Kuliner
- Cookin class
- Arsitektur Bali
- Upacara Keagamaan
6. Konten Kreatif
Upaya BP Dewi Bakas dalam mengenalkan destinasi wisata telah dilakukan melalui
pembuatan konten yang dimuat dalam website, facebook, dan Instagram termasuk
juga telah diunggah pada Youtube. Bisa di lihat pada tautan sebagai berikut:
 https://www.youtube.com/watch?v=Hbvvh-gUM3c (KEINDAHAN DESA
WISATA BAKAS KLUNGKUNG BALI)
 Bali and Beyond Travel Fair 2021 Desa Wisata Bakas Klungkung - Bali -
YouTube (Bali and Beyond Travel Fair 2021 Desa Wisata Bakas
Klungkung – Bali)
 River Side Trekking Desa Wisata Bakas Klungkung Bali - YouTube (River
Side Trekking Desa Wisata Bakas Klungkung Bali)
 Berburu Cantiknya Alam Hingga Kuliner di Desa Bakas - YouTube
(Berburu Cantiknya Alam Hingga Kuliner di Desa Bakas)
7. Digital
Desa Wisata Bakas telah mengembangkan upaya memperkenalkan desanya
dengan memanfaatkan dukungan digital di desa wisata dengan membuat akun akun
digital, akses wifi dan jaringan internet di desa sudah ada sejak tahun 2018. Adanya
wifi masuk desa ini sangat mendukung gerakan digital bagi masyarakat desa dan
wisatawan.

4 KESIMPULAN
Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Klungkung dengan Pelibatan OPD Teknis sebagai:
1. Fungsi Legislator
 Pembentukan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis)
 Membangun/menjalin kerjasama dengan Lembaga/instansi lain
 Pendampingan dalam akses pembiayaan untuk pengembangan obyek wisata
2. Fungsi Motivator
 Peningkatan kapasitas sumber daya pariwisata melalui Pendidikan dan
pelatihan
 Pendampingan dari proses perencanaan sampai pelaksanaan pembangunan
serta pengembangan desa wisata
 Pendampingan dalam penyelesaian permasalahan dan kendala/hambatan
dalam pembangunan serta pengembangan obyek wisata.
3. Fungsi legislator
 Legalitas pembentukan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis)
 Legaliatas penetapan desa menjadi desa wisata
 Legalitas Kerjasama dengan Lembaga.instansi dalam pengembangan desa
wisata
 Legalitas terhadap pembentukan unit usaha pariwisata di desa.
 Legalitas pembiayaan yang bersumber dari dana pemerintah
Terlaksananya ketiga fungsi pemerintah tersebut sehingga terbangun sinergitas
dengan para pemangku kepentingan yaitu pihak pemerintah, swasta dan masyarakat dalam
hal:
1. Pengembangan ragam atraksi
2. Pengembangan kriteria aksessibilitas
3. Pengembangan feasibilitas
4. Pengembangan kriteria akomodasi
5. Pengembangan kriteria aminitas

PEMERINT SWASTA
MASYAR
AH (POKDAR
AJAT
WIS)

HADIR BERGERAK MENDUKUNG

DESA
WISATA
MAJJU

5 DAFTAR PUSTAKA
Afandi, A., Sunarti, dkk. (2017) Peran Pemerintah Daerah Dalam Pengembangan
Destinasi Wisata Bahari Pulau Gili Noko Kabupaten Gresik (Studi Pada Dinas
Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Gresik). Jurnal Administrasi
Bisnis (JAB), 49 (1).
Noviarita, Heni, dkk. 2021. Pengelolaan Desa Wisata Dengan Konsep Green Economy
Dalam Upaya Meningkatan Pendapatan Ekonomi Masyarajat Pada Masa Pandemi Covid-
19. Jurnal Akuntansi dan Pajak (Hlm 1-9) Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung
Chusmeru dan Agoeng Noegroho. (2010). “Potensi Ketengger Sebagai Desa Wisata di
Kecamatan Baturraden, Kabupaten Banyumas”. Analisis Pariwisata Vol. 10, No. 1, 2010:
16-23.
Alisjahbana, A. S., & Murniningtyas, E. (2018). Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Di
Indonesia (Konsep, Target Dan Strategi Implementasi). Bandung: Unpad Press.
Hasbullah, A. (2018). Buku Pegangan Desa Wisata Materi Bimbingan Teknis untuk Desa
Wisata. Pustaka Zeedny.
Polukhina, A., Sheresheva, M., Efremova, M., Suranova, O., Agalakova, O., & Antonov-
Ovseenko, A. (2021). The Concept of Sustainable Rural Tourism Development in the Face
of COVID-19 Crisis: Evidence from Russia. Journal of Risk and Financial Management,
14(1), 38. https://doi.org/10.3390/jrfm14010038

6 LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai