DOSEN :
DISUSUN OLEH:
2 KAJIAN LITERATUR
2.1 Pariwisata
Pariwisata adalah kepergian orang-orang untuk sementara dalam jangka waktu
pendek ke tempat-tempat tujuan diluar tempat tinggal dan tempat bekerja (Pandit,1990).
Pandangan lain memberikan definisi pariwisata adalah suatu kegiatan dalam masyarakat
yang berhubungan dengan wisatawan dan sementara waktu dalam mencari kepuasan yang
beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang dialaminya dimana ia memperoleh pekerjaan
(Soekadji, 2000). Pariwisata adalah proses kepergian sementara dari seseorang atau lebih
menuju tempat lain diluar tempat tinggalnya, dengan dorongan kepergiannya adalah kerena
berbagai kepentingan, baik karena kepentingan ekonomi, sosial, kebudayaan, politik,
agama, kesehatan, maupun kepentingan lain seperti sekedar ingin tahu, menambah
pengalaman ataupun untuk belajar (Suwantoro, 2004). Menurut Undang-Undang No.10
Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, Pariwisata didefinisikan sebagai berbagai macam
kegiatan wisata dan didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh
masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah.
2.2 Desa Wisata
Desa Wisata sebagai salah satu pilihan untuk memberdayakan masyarakat lokal
terhadap potensi yang dimiliki. Pengertian desa wisata adalah suatu bentuk integrasi antara
atraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan
masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku (Wiendu. 1993).
Menurut Fandeli (2002) mendefinisikan desa wisata sebagai wilayah pedesaan yang
menawarkan suasana lingkungan keaslian desa, baik dari segi sosial, adat istiadat, aktivitas
masyarakat, bentuk bangunan, serta nilai yang mampu dikembangkan untuk menarik minat
wisatawan seperti makanan, cinderamata, penginapan. Desa wisata merupakan suatu
bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi, dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam
suatu struktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang
berlaku. Suatu desa wisata memiliki daya tarik yang khas (dapat berupa keunikan fisik
lingkungan alam pedesaan, maupun kehidupan sosial budaya masyarakatnya) yang
dikemas secara alami dan menarik sehingga daya tarik pedesaan dapat menggerakkan
kunjungan wistawan ke desa tersebut (Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata, 2011).
Sedangkan menurut Putra (2006) desa wisata adalah suatu wilayah pedesaan yang
menawarkan keseluruhan suasana yang mencerminkan keaslian pedesaan, baik dari segi
social budaya, adat istiadat, keseharian, arsitektur tradisional, struktur tata ruang desa, serta
mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai komponen kepariwisataan, misalnya
atraksi, makan, minum, cinderamata, penginapan, dan kebutuhan wisata lainnya.
2.2.1 Syarat Menjadi Desa Wisata
1. Aksesibilitas yang baik
2. Punya obyek-obyek yag menarik
3. Dukungan seluruh warga desa
4. Keamanan yang terjamin
5. Terdianya akomodasi dan telekomunikasi
6. Desa wisata umumnya berhawa sejuk dengan alam yang asri dan indah.
7. Berhubungan atau dekat dengan obyek wisata lain yang sudah dikenal luas
2.2.2 Keterkaitan Pengelola Desa Wisata
Pelibatan seluruh pemangku kepentingan dalam pembangunan dan pengembangan
pariwisata di desa seperti:
1. Pemerintah OPD teknis sebagai Fasilitator, Motivator dan Regulator
2. Swasta (Pelaku Pariwisata) sebagai pengembang pelaksana kepariwisataan
3. Masyarakat (Host dan Penerima Manfaat) sebagai Sumber Daya, Tuan Rumah, dan
Pelaku Kepariwisataan.
2.3 Covid-19
Menurut WHO (World Health Organization) Pandemi adalah penyebaran penyakit
baru ke seluruh dunia (World Health Organization, 2020). Namun, tidak ada definisi yang
dapat diterima tentang istilah pandemi secara rinci dan lengkap, beberapa pakar
mempertimbangkan definisi berdasarkan penyakit yang secara umum dikatakan pandemi
dan mencoba mempelajari penyakit dengan memeriksa kesamaan dan perbedaannya.
Penyakit dipilih secara empiris untuk mencerminkan spektrum etiologi, mekanisme
penyebaran, dan era kegawatdaruratannya, beberapa penyakit yang pernah menjadi
pandemi antara lain: acute hemorrhagic conjunctivitis (AHC), AIDS, kolera, demam
berdarah, influenza dan SARS (Morens, Folkers and Fauci, 2009).
3 PEMBAHASAN
3.1 Profil Desa
Desa Bakas yang letaknya kurang lebih 3 km dari kota kecamatan Banjarangkan
arah utara, pada zaman kerajaan pernah dipakai sebagai daerah pertahanan Kerajaan
Klungkung untuk menangkis musuh yang datang dari daerah Bangli. Disamping itu, Bakas
pernah sebagai daerah rebutan, dan pernah dikuasai kerajaan Gianyar. Namun tidak
berselang terlalu lama akhirnya kembali dikuasai oleh kerajaan Klungkung dan hingga saat
ini menjadi wilayah Kabupaten Klungkung. Desa Bakas merupakan Desa tua yang
dibangun sejak lama, bersama–sama sekelompok masyarakat yang dulunya diberi nama
"Bhala Akas" yang berarti wahyu atau sabda dari Sang Hyang Tohlangkir atau Mahadewa
yang bersemayam di Gunung Agung.
Gambar 3.1 Letak Desa Bakas
4 KESIMPULAN
Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Klungkung dengan Pelibatan OPD Teknis sebagai:
1. Fungsi Legislator
Pembentukan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis)
Membangun/menjalin kerjasama dengan Lembaga/instansi lain
Pendampingan dalam akses pembiayaan untuk pengembangan obyek wisata
2. Fungsi Motivator
Peningkatan kapasitas sumber daya pariwisata melalui Pendidikan dan
pelatihan
Pendampingan dari proses perencanaan sampai pelaksanaan pembangunan
serta pengembangan desa wisata
Pendampingan dalam penyelesaian permasalahan dan kendala/hambatan
dalam pembangunan serta pengembangan obyek wisata.
3. Fungsi legislator
Legalitas pembentukan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis)
Legaliatas penetapan desa menjadi desa wisata
Legalitas Kerjasama dengan Lembaga.instansi dalam pengembangan desa
wisata
Legalitas terhadap pembentukan unit usaha pariwisata di desa.
Legalitas pembiayaan yang bersumber dari dana pemerintah
Terlaksananya ketiga fungsi pemerintah tersebut sehingga terbangun sinergitas
dengan para pemangku kepentingan yaitu pihak pemerintah, swasta dan masyarakat dalam
hal:
1. Pengembangan ragam atraksi
2. Pengembangan kriteria aksessibilitas
3. Pengembangan feasibilitas
4. Pengembangan kriteria akomodasi
5. Pengembangan kriteria aminitas
PEMERINT SWASTA
MASYAR
AH (POKDAR
AJAT
WIS)
DESA
WISATA
MAJJU
5 DAFTAR PUSTAKA
Afandi, A., Sunarti, dkk. (2017) Peran Pemerintah Daerah Dalam Pengembangan
Destinasi Wisata Bahari Pulau Gili Noko Kabupaten Gresik (Studi Pada Dinas
Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Gresik). Jurnal Administrasi
Bisnis (JAB), 49 (1).
Noviarita, Heni, dkk. 2021. Pengelolaan Desa Wisata Dengan Konsep Green Economy
Dalam Upaya Meningkatan Pendapatan Ekonomi Masyarajat Pada Masa Pandemi Covid-
19. Jurnal Akuntansi dan Pajak (Hlm 1-9) Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung
Chusmeru dan Agoeng Noegroho. (2010). “Potensi Ketengger Sebagai Desa Wisata di
Kecamatan Baturraden, Kabupaten Banyumas”. Analisis Pariwisata Vol. 10, No. 1, 2010:
16-23.
Alisjahbana, A. S., & Murniningtyas, E. (2018). Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Di
Indonesia (Konsep, Target Dan Strategi Implementasi). Bandung: Unpad Press.
Hasbullah, A. (2018). Buku Pegangan Desa Wisata Materi Bimbingan Teknis untuk Desa
Wisata. Pustaka Zeedny.
Polukhina, A., Sheresheva, M., Efremova, M., Suranova, O., Agalakova, O., & Antonov-
Ovseenko, A. (2021). The Concept of Sustainable Rural Tourism Development in the Face
of COVID-19 Crisis: Evidence from Russia. Journal of Risk and Financial Management,
14(1), 38. https://doi.org/10.3390/jrfm14010038
6 LAMPIRAN