Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA BERDASARKAN

DUKUNGAN MASYARAKAT DI TEMANGGUNG


Rina Sari Qurniawati1
STIE AMA Salatiga
rinasari.qurniawati@stieama.ac.id

ABSTRACT
Abstract. The purpose of this research is to understand what can make local people to participate
in the sustainable tourism development. This can help promote sustainable tourism because
the public can assess this precedent to predict the level of support by their population. This
research method uses path analysis that is preceded by a validity and reliability test. The results
of this study are the perceived benefits and community engagement that influence community
support for the sustainable religious tourism development. In addition, the perceived benefits
are not able to be a variable that mediates between community engagement towards community
support for the sustainable religious tourism development.

Keywords: community engagement, religious tourism, tourism development

Pendahuluan Selain kegiatan mujjahadah terdapat


Pariwisata menjadi salah satu sektor pasar jum’at pahing yang menjual bermacam-
yang mulai diperhitungkan atau diperhatikan macam produk mulai dari makanan, minuman,
diberbagai negara baik negara maju ataupun pakaian, mainan, dll. Ada juga tradisi borchan
negara sedang berkembang tidak terkecuali yang konon katanya dapat menolak balak
Indonesia. Keragaman budaya dan suku penyakit. Makam Mbah Pahing terletak tidak
yang dimiliki Indonesa sebagai bangsa yang jauh dari masjid, tepatnya di dusun ngabean.
multietnik menambah kekayaan kebudayaan Di makam mbah pahing juga rame pengunjung
yang bisa menjadi destinasi wilayah. Bangsa dari dalam kota Temanggung maupun luar kota
Indonesia masih memelihara kekayaan Temanggung untuk berdoa. Pedagang yang
budayanya dengan baik sehingga memiliki menjual barang – barang di pasar ini tidak
kearifan lokal (local wisdom) dan kecerdasan hanya berasal dari sekitar Temanggung akan
lokal (local genius). Selain itu, Indonesia tetapi juga berasal dari luar kota. Keberadaan
sendiri dihuni oleh penduduk yang mayoritas tradisi Jum’at Pahing ini dalam kehidupan
beragama Islam dengan jumlah penduduk masyarakat Desa Menggoro bersifat turun-
Muslim sebesar 207.176.162 (BPS, 2010). temurun dan dilaksanakan hingga saat ini.
Masyarakat Jawa yang merupakan penduduk Selain masyarakat setempat, tradisi ini juga
asli Indonesia, umumnya masih menganut diikuti oleh orang-orang yang berasal dari luar
warisan budaya yang berupa tradisi. Dari desa bahkan luar daerah yang memunculkan
tradisi yang ada tersebut biasanya sering adanya wisata religi di Desa Menggoro di hari
tercipta suatu wisata tradisi dan religi. Jumat Pahing.
Sebuah tradisi unik sejak dahulu yang Pariwisata merupakan sebuah fenomena
menjadi wisata religi di selatan Kabupaten ekonomi yang memberi dampak pada
Temanggung yaitu Malam Jum’at Pahing. sektor perekonomian, sosial, budaya dan
Upacara Malam Jum’at Pahing merupakan pribadi suatu masyarakat yang menjadi tuan
kegiatan berbentuk mujjahadah yaitu berdoa rumah. Sikap warga terhadap perkembangan
bersama-sama yang dilaksanakan di Masjid wisata akan mempengaruhi perkembangan
Menggoro Kecamatan Tembarak Kabupaten pariwisata tersebut. Di Desa Menggoro
Temanggung.. sendiri, industri tembakau yang sudah

88
Analisis Pengembangan Pariwisata... (88-97)
dijalankan secara turun temurun beberapa 1. Dukungan Masyarakat
tahun terakhir mengalami penurunan. Hal ini Religi mempunyai dua makna, pertama
mengakibatkan mereka harus mencari sumber religi merupakan agama yang berkaitan
daya ekonomi lain agar bisa bertahan. Dengan dengan Tuhan, ajarannya diturunkan melalui
adanya tradisi Jum’at Pahing, pariwisata nabi dan wahyu. Kebenarannya mutlak tidak
berbasis komunitas dapat menjadi pilihan bisa di ganggu gugat berdasarkan keyakinan
yang layak untuk mengembangkan industri penganutnya. Kedua religi merupakan bagian
pedesaan tradisional. Hal ini dikarenakan dari kebudayaan, untuk memenuhi kesadaran
pariwisata dapat memberikan manfaat kolektif dan sebagai identitas. Selanjutnya
ekonomi bagi penduduk lokal (Mehmetoglu, wisata religi yang dimaksud adalah religi
2001). Komunitas yang merencanakan dan merupakan bagian dari kebudayaan, menurut
menggunakan pariwisata sebagai sarana Geetz agama sebagai sistem budaya (Pals,
alternatif untuk memperkuat pembangunan 2001).
ekonominya harus mengembangkan pariwisata Konsep berkelanjutan dapat ditelusuri
berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan dan sejak pertengahan abad ke 19 di Eropa dan
tuntutan penduduknya (Puczkó & Rátz, 2000). Amerika Serikat sebagai respons terhadap
Pengembangan pariwisata bekelanjutan sulit masalah yang diciptakan oleh industiralisasi
terjadi tanpa adanya dukungan dan partisipasi dan urbanisasi. Dalam pariwisata, ada
dari masyarakat. Dukungan masyarakat yang banyak definisi untuk keberlanjutan dan
tercipta di desa Menggoro saat tradisi Jumat pengembangan berkelanjutan (Butler, 1999;
Pahing terlihat dari banyaknya warga sekitar Page & Dowling, 2002). Organisasi Pariwisata
yang ikut berjualan apem, cucur, ketupat, Duni (WTO, 2001) menyatakan pengembangan
brongkos kikil sebagai makanan khas. pariwisata berkelanjutan sebagai pertemuan
Memahami apa yang bisa membuat antara kebutuhan wisatawan saat ini dan
penduduk setempat ikut dalam pengembangan daerah tuan rumah sambal melindungi dan
pariwisata berkelanjutan dapat membantu meningkatkan peluang untuk masa depan.
mempromosikan pariwisata berkelanjutan Hal ini mengarah kepada pengelolaan semua
karena masyarakat dapat menilai preseden sumberdaya sedemikian rupa sehingga
ini untuk memprediksi tingkat dukungan kebutuhan ekonomi, sosial, dan estetika dapat
oleh penduduk mereka. Faktor-faktor yang dipenuhi dengan tetap menjaga integraitas
mempengaruhi dukungan masyarakat budaya, proses ekologi, keaneka ragaman
lokal untuk pengembangan pariwisata hayati dan sistem pendukung kehidupan.
berkelanjutan telah dipelajari secara ekstensif Keberlanjutan telah secara luas dipandang
misalnya faktor sikap (Lepp, 2008), efek yang sebagai hal yang menjanjikan sebagai cara
dirasakan (Yoon et al., 2001), keterikatan untuk mengatasi masalah dampak negatif
komunitas (Nicholas et al., 2009), dan manfaat pariwisata dan mempertahankan kelayakan
yang dirasakan (Gursoy, Jurowski, & Uysal, jangka panjangnya (Liu, 2003).
2002; Nunkoo & Ramkissoon, 2011), dapat Pengembangan berkelanjutan telah
mempengaruhi dukungan penduduk untuk dibahas secara luas pada sektor pariwisata
pariwisata berkelanjutan. Namun, masih karena pembangunan yang berkelanjutan
relatif sedikit studi yang telah dilakukan pada dapat memenuhi kebutuhan wisatawan,
pariwisata religi yang melibatkan masyarakat memberikan peluang untuk pertumbuhan
lokal. Untuk mengisi kesenjangan ini, ekonomi masyarakat, melindungi lokasi
penelitian ini akan menguji hubungan fisik tempat wisata, meningkatkan kualitas
dukungan masyarakat untuk pengembangan hidup penduduk (Eagles, McCool, & Haynes,
pariwisata religi berkelanjutan dan variabel 2002). Pariwisata dianggap sebagai sarana
preseden dari keterikatan masyarakat, dan yang mudah untuk meningkatkan kehidupan
manfaat yang dirasakan. masyarakat.. Perencana, pengembang,

89
DAYA SAING Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya
Vol. 21, No. 2, Desember 2019
industri, LSM, dan penghuni komunitas hunian dan kepemilikannya; serta (4) rasa
bertanggung jawab untuk mengatasi tantangan aman (ketidaktakut-an terhadap suatu tindak
dan mengarahkan pengembangannya ke arah kejahatan) yang berdampak pada kepuasan
yang benar. terhadap kualitas fisik lingkungan.
Teori pertukaran sosial telah digunakan Literatur menunjukkan bahwa keterikatan
untuk menilai dukungan penduduk untuk komunitas adalah proses psikologis multifaset
pengembangan pariwisata. Penduduk suatu yang mencerminkan ranah afektif, kognitif,
komunitas pariwisata memutuskan apakah akan dan konatif (yaitu, perilaku) dari sikap
menjadi tergantung pada manfaat dan biaya seseorang (Kyle, Mowen, & Tarrant, 2004).
pariwisata dengan mempertimbangkan masalah Keterikatan masyarakat adalah sebuah
ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan (Ap, konstruksi yang kompleks untuk menilai sikap
1992; Gursoy, Chi, & Dyer, 2010; Gursoy & penduduk tuan rumah terhadap komunitas
Rutherford, 2004; Nunkoo & Ramkissoon, mereka. Berdasarkan penelitian oleh Kyle et
2011; Yoon et al., 2001). Berdasarkan teori ini, al. (2004), penelitian ini menunjukkan bahwa
jika masyarakat tuan rumah merasakan bahwa keterikatan penduduk terhadap komunitas
mereka kemungkinan akan mendapat manfaat mereka ditunjukkan melalui konsep identitas
dari pertukaran tersebut tanpa menimbulkan komunitas, ketergantungan masyarakat, ikatan
biaya yang tidak dapat ditoleransi, maka sosial dalam suatu komunitas, dan tanggapan
penduduk ini cenderung mendukung dan afektif terhadap perasaan mengenai komunitas
berpartisipasi dalam pertukaran dengan
pengunjung tempat wisata dan mendukung 3. Manfaat yang Dirasakan
pengembangan pariwisata berbasis masyarakat Teori pertukaran sosial (social exchange
tambahan. theory) digunakan untuk menilai dukungan
penduduk untuk pengembangan pariwisata.
2. Keterikatan Masyarakat Penduduk suatu komunitas akan memutuskan
Keterikatan mencerminkan koneksi akan bergantung secara ekonomi, sosial,
psikologis antara orang – orang dan objek yang kebudayaan pada suatu tempat wisata
bermakna atau spesifik (Funk & James, 2006). tergantung dari apa yang akan mereka peroleh
Konsep keterikatan masyarakat merupakan dari hal tersebut(Ap, 1992; Gursoy, Chi, &
konsep atas suatu gambaran tentang pemahaman Dyer, 2010; Gursoy & Rutherford, 2004;
bagaimana perasaan penduduk terhadap Nunkoo & Ramkissoon , 2011; Yoon et al.,
mobilitas bermasyarakat dan perasaan berada 2001). Berdasarkan teori ini, jika masyarakat
“ di rumah” pada lingkungan pemukimannya. di sekitar lokasi wisata merasakan bahwa
Keterikatan komunitas dapat dianggap sebagai mereka akan mendapat manfaat dari pertukaran
partisipasi sosial individu dan integrasi ke tersebut tanpa menimbulkan biaya yang tidak
dalam kehidupan komunitas dan mencerminkan dapat ditoleransi, maka penduduk ini cenderung
ikatan afektif atau hubungan emosional antara untuk mendukung dan berpartisipasi dalam
individu dan komunitas tertentu (McCool & pertukaran dengan pengunjung dan untuk
Martin, 1994). Dengan demikian, keterikatan mendukung pengembangan pariwisata berbasis
komunitas mencerminkan akar dan kepedulian masyarakat. Namun, jika penghuni tuan rumah
individu dalam sebuah suatu komunitas. merasakan bahwa pengembangan pariwisata
Menurut Pramono (2008), terdapat berbasis masyarakat akan mengeluarkan
pengaruh dari faktor-faktor lain yang dapat lebih banyak biaya daripada manfaat, mereka
meningkatkan ikatan perasaan manusia dengan cenderung menentang pengembangan ini (Ap,
tempat tinggalnya, yaitu: (1) lama bermukim 1992; Gursoy et al., 2002; Jurowski, Uysal, &
dan pengalaman hidup yang terjadi; (2) kondisi Williams, 1997).
sosial kemasyarakatan, meliputi hubungan Masyarakat setempat akan terlibat dalam
persahabatan, kekerabatan, keorganisasian pertukaran selama mereka mendapatkan suatu
dan pola belanja sehari-hari; (3) kualitas “keuntungan”, yaitu harapan untuk memperolah
90
Analisis Pengembangan Pariwisata... (88-97)
lebih banyak manfaat daripada biaya dalam H2:
Pengaruh Manfaat yang dirasakan
sektor wisata. Dengna demikian, diasumsukan terhadap dukungan masyarakat untuk
bahwa semakin positif potensi manfaat yang pengembangan wisata religi Jumat Pahing
dirasakan, maka semakin banyak pula penduduk yang berkelanjutan.
akan cenderung mendukung pengembangan H3:
Pengaruh Keterikatan masyarakat
pariwisata (Gursoy, et al., 2010) Dukungan terhadap dukungan masyarakat untuk
warga sekitar selain untuk perkembangan dan pengembangan wisata religi Jumat Pahing
kelangsungan wisata religi yang ada juga bisa yang berkelanjutan.
sebagai sumber perekonomian baru bagi warga
sekitar Metode Penelitian
Wisata religius memiliki data tarik Tipe penelitian ini adalah tipe penelitian
tersendiri bagi wisatawan dengan nilai-nilai deskriptif yaitu tipe penelitian yang bertujuan
kerohanian dan toleransi antar umat beragama untuk memberikan gambaran mengenai
yang dapat menjadi pedoman bagi kehidupan. subjek penelitian berdasarkan data variabel
Pengembangan wisata religi tidak semata-mata yang diperoleh dari subjek yang diteliti dan
adanya peningkatan kunjungan wisatawan akan dimaksudkan untuk pengujian hipotesis
tetapi yang terpenting adalah pengembangan (Azwar, 2000:56). Populasi pada penelitian
wisata tersebut mampu berpengaruh terhadap ini adalah warga masyarakat Desa Menggoro,
peningkatan masyarakat terutama pendapatan Kecamatan Tembarak, Temanggung. Metode
warga sekitar. Wisata religi Jumat Pahing pemilihan sampel (sampling) dalam penelitian
memberikan manfaat positif bagi masyarakat ini dilakukan secara probability dengan teknik
desa Menggoro karena masyarakat mendapatkan simple random sampling. Adapun ukuran
kesempatan untuk berdagang. Kebanyakan sampel yang akan digunakan, ditentukan
masyarakt sekitar pada pasar Jumat Pahing dengan menggunakan rumus slovin dengan
menjual makan jajanan tradisional dari apem, hasil 105 responden
cucur, ketupat dan bronkhos kikil
Berdasarkan rumusan di atas maka 1. Definisi Operasional
hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai Definisi operasional merupakan
berikut: penjabaran suatu variabel penelitian kedalam
H1: Pengaruh Keterikatan masyarakat terhadap indikator-indikator yang lebih terinci sehingga
manfaat yang dirasakan dari wisata religi variabel yang ada dapat diukur. Definisi
Jumat Pahing. operasional penelitian ini adalah

Tabel 1. Definisi Opersional Penelitian


Variabel Indikator
Dukungan Masyarakat Pada Pengambangan i. Mendukung pengembangan pariwisata berbasis masyarakat
Wisata Religi Berkelanjutan ii. Berpartisipasi dalam pengembangan wisata religi
iii. Ikut bertukar budaya dengan pengunjung wisata
iv. Ikut serta dalam perencanaan pariwisata dan inisiatif
pembangunan wisata
Keterikatan Masyarakat i. Sarana dan prasarana yang disediakan oleh masyarakat
wisata adalah yang terbaik
ii. Lebih suka tinggal di lingkungan wisata daripada di daerah
lain
iii. Lingkungan yang ditempati mencerminkan diri
iv. Masyarakat di daerah wisata adalah bagian dari kehidupan
v. Lingkungan wisata sangat berarti
vi. Terikat dengan lingkungan wisata
vii. Mempunyai rasa memiliki yang kuat terhadap lingkungan
wisata
viii. Teman dan keluarga lebih suka lingkungan wisata daripada
daerah lain

91
DAYA SAING Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya
Vol. 21, No. 2, Desember 2019

Variabel Indikator
Manfaat yang dirasakan i. Wisata memberi banyak tambahan pendapatan bagi masyarakat
ii. Wisata meningkatkan infrastruktur dan fasilitas public
iii. Wisata meningkatkan peluang pekerjaan bagi masyarakat
iv. Wisata memberikan insentif untuk pelestarian tradisi lokal
v. Wisata meningkatkan pertukaran budaya

2. Alat Analisis Y2 : Pengembangan Wisata Berkelanjutan


Analisa data dilakukan dengan b1, b2 : Koefisien masing-masing variabel
menggunakan metode analisa kuantitatif Y1 : Manfaat yang Dirasakan
yaitu dengan mengumpulkan, mengolah, X : Keterikatan Masyarakat
dan menginterpretasikan data yang diperoleh e2 : Residual
sehingga memberi keterangan yang benar
dan lengkap untuk pemecahan masalah yang Dalam penelitian ini, kuesioner diberikan
dihadapi. Dalam menganalisis data, peneliti kepada 105 responden dan kuesioner yang
menggunakan analisis jalur. Formulasi analisis diterima kembali sejumlah 100 kuesioner.
jalur adalah dalah sebagai berikut: Setelah melalui analisis data, ditemukan
Persamaan Sub Struktur I bahwa data yang memenuhi untuk dianalisis
lebih lanjut adalah sebanyak 100 responden.
Y1 = b.X + e1 Dari 100 data, responden pria berjumlah 66
orang (66%) dan responden wanita berjumlah
Y1 : Manfaat yang Dirasakan 34orang (34%).
B : Koefisien variabel
X : Keterikatan Masyarakat Hasil dan Pembahasan
e1 : Residual Pengujian validitas dilakukan dengan Uji
validitas dilakukan dengan membandingkan
Persamaan Sub Struktur II nilai r hitung (correlated item- total correlations)
dengan nilai r tabel. Jika nilai r hitung > r tabel
Y2 = b1.X + b2.Y1 + e2 dan bernilai positif maka pertanyaan tersebut
dikatakan valid (Ghozali, 2005:11).
Tabel 2. Uji Validitas
r table
No. Variabel r hitung Keterangan
5%
Keterikatan Masyarakat (X) 0,421 0,1654 Valid
0,750 0,1654 Valid
0,775 0,1654 Valid
1. 0,739 0,1654 Valid
0,778 0,1654 Valid
0,792 0,1654 Valid
0,581 0,1654 Valid
Manfaat Yang Dirasakan (Y1) 0,338 0,1654 Valid
0,602 0,1654 Valid
0,476 0,1654 Valid
2.
0,557 0,1654 Valid
0,430 0,1654 Valid
0,601 0,1654 Valid
Dukungan Masyarakat Pada 0,338 0,1654 Valid
Pengembangan Wisata Religi 0,421 0,1654 Valid
3.
Berkelanjutan (Y2) 0,434 0,1654 Valid
0,182 0,1654 Valid

92
Analisis Pengembangan Pariwisata... (88-97)
Selanjutnya, pengujian reliabilitas setiap pengaruh keluarga, dan pengaruh teman
konstruk dilakukan dengan menggunakan sebaya menunjukkan hasil di atas 0,6. Hal
koefisien Cronbach’s . semua variabel yang ini mengindikasikan bahwa semua responden
ada dalam penelitian ini yaitu, electronic menjawab semua pertanyaan dalam kuesioner
word of mouth, pengguna aktif social media, dengan konsisten.
Table 3. Uji Reliabilitas
Alpha
Variabel Cronbach Alpha Keterangan
Pembanding
Keterikatan Masyarakat (X) 0.889 0,6 Reliabel
Manfaat yang Dirasakan (Y1) 0.756 0,6 Reliabel
Pengembangan Wisata Religi Berkelanjutan
0.639 0,6 Reliabel
(Y2)
Sumber : Hasil pengolahan data 2019 SPSS

Tabel 4. Hasil Uji Hipotesis


Variabel t-hitung signifikan
Dependen (Y) :
Manfaat yang Dirasakan
Independen (X):
5.246 0.000
Keterikatan Masyarakat

Dependen (Y)
Pengembangan wisata religi
berkelanjutan
Independen (X)
Manfaat yang dirasakan 4.026 0.000
Keterikatan masyarakat 4.306 0.000

Hasil uji – t Keterikatan Masyarakat mendukung dan berpartisipasi dalam


terhadap Manfaat yang Dirasakan sebesar pertukaran dengan pengunjung dan untuk
5,246 dengan sig. 0,00 < α = 0,05. Hal ini berarti mendukung pengembangan pariwisata berbasis
menerima hipotesis (H1) yang menyatakan masyarakat. Penduduk Desa menggoro yang
Keterikatan Masyarakat berpengaruh terhadap terikat dengan Desa ini kebanyakan ikut aktif
Manfaat yang Dirasakan. dalam pelaksanaan kegiatan Jum’at Pahing
Peneliti menggunakan manfaat yang baik sebagai pedagang maupun petugas parkir.
dirasakan sebagai variabel mediasi dalam Dari wisata religi ini mereka mendapatkan
melihat peran keterikatan masyarakat dalam pendapatan sehingga lebih merasa terikat
mengukur dukungan untuk pengembangan dengan wisata religi Jumat Pahing.
pariwisata (Choi & Murray, 2010). Teori Hasil uji – t Manfaat yang dirasakan
pertukaran sosial digunakan untuk menilai terhadap Dukungan Masyarakat Pada
dukungan penduduk untuk pengembangan Pengembangan Wisata Religi Berkelanjutan
pariwisata. Penduduk suatu komunitas sebesar 4,026 dengan sig. 0,000 < α =
memutuskan apakah akan tergantung pada 0,05. Hal ini berarti menerima hipotesis
manfaat dan biaya pariwisata di daerah (H2) yang menyatakan Manfaat yang
mereka dengan mempertimbangkan masalah dirasakan berpengaruh terhadap Dukungan
ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan. Masyarakat Pada Pengembangan Wisata
Berdasarkan teori ini, jika penduduk lokal Religi Berkelanjutan. Berdasarkan penelitian
merasakan bahwa mereka kemungkinan akan oleh Kyle et al. (2004), menunjukkan bahwa
mendapat manfaat dari pertukaran tersebut keterikatan penghuni dengan komunitasnya
tanpa menimbulkan biaya yang tidak dapat ditunjukkan melalui konsep identitas
ditoleransi, maka penduduk ini cenderung komunitas, ketergantungan masyarakat,
93
DAYA SAING Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya
Vol. 21, No. 2, Desember 2019
ikatan sosial dalam suatu komunitas, dan Tembarak, Kabupaten Temanggung terlihat
respons afektif terhadap perasaan mengenai bahwa anggota masyarakat merasakan adanya
suatu komunitas. Berdasarkan teori ikatan yang kuat pada daerah ini. Hal ini bisa
pertukaran sosial, manfaat yang dirasakan dibuktikan dari sedikitnya masyarakat daerah
merupakan prediktor yang efektif untuk ini yang berpindah tempat tinggal sejak
pengembangan wisata berkelanjutan Hasil mereka dilahirkan. Mereka merasa nyaman
uji – t Keterikatan Masyarakat terhadap dan kegiatan Jumat Pahing sudah menjadi
Dukungan Masyarakat Pada Pengembangan suatu kegiatan yang biasa mereka ikuti setiap
Wisata Religi Berkelanjutan 4,306 dengan sig. 35 hari sekali sehingga ketika wisata religi ini
0,000 < α = 0,05. Hal ini berarti menerima berkembang dengan baik maka masyarakat
hipotesis (H3) yang menyatakan Keterikatan juga ikut senang. Pada bagian ini model
Masyarakat berpengaruh terhadap Dukungan ini, Analisis Jalur yaitu suatu teknik untuk
Masyarakat Pada Pengembangan Wisata menganalisis pola hubungan antar variabel
Religi Berkelanjutan. Keterikatan pada suatu dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh
komunitas mencerminkan keberkaran dan rasa langsung maupun tidak langsung seperangkat
memiliki seseorang terhadap suatu komunitas variabel bebas (eksogen) terhadap variabel
(Kasarda & Janowitz, 1974). Keterikatan terikat (endogen). Analisis ini digunakan untuk
masyarakat dapat digunakan untuk menilai mengetahui pengaruh variabel independen
secara efektif dukungan masyarakat untuk terhadap variabel dependen yang dimediasi
pengembangan pariwisata berkelanjutan. oleh variabel lain. Pada penelitian ini akan
Seorang penduduk yang memiliki ikatan dilihat pengaruh Keterikatan Masyarakat
komunitas yang lebih besar akan lebih terhadap Pengembangan Wisata Religi
mungkin untuk mendukung pengembangan Berkelanjutan yang dimediasi oleh Manfaat
pariwisata berkelanjutan (Lee, 2012). yang Dirasakan. Hasilnya adalah sebagai
Pada penelitian ini yang dilakukan berikut:
pada masyarakat Menggoro, Kecamatan

Gambar 1. Peta Jalur Penelitian

Hasil perhitungan menunjukkan pengaruh melalui Manfaat yang Dirasakan lebih kecil
tidak langsung Keterikatan Masyarakat dibanding pengaruh langsung Keterikatan
terhadap Dukungan Masyarakat pada Masyarakat terhadap Dukungan Masyarakat
Pengembangan Wisata Religi Berkelanjutan pada Pengembangan Wisata Religi
94
Analisis Pengembangan Pariwisata... (88-97)
Berkelanjutan, sehingga dapat disimpulkan Wisata Religi Berkelanjutan. Anggota
Manfaat yang Dirasakan tidak mampu masyarakat merasakan adanya ikatan yang
menjadi variabel yang memediasi antara kuat pada daerah ini yang dibuktikan dari
Keterikatan Masyarakat terhadap Dukungan sedikitnya masyarakat daerah ini yang
Masyarakat pada Pengembangan Wisata berpindah tempat tinggal sejak mereka
Religi Berkelanjutan. dilahirkan. Dengan adanya keterikatan yang
Nicholas et al. (2009) menunjukkan kuat maka dukungan pada pengembangan
bahwa sebagian besar responden dalam studi wisata Religi Jumat Pahing semakin besar
mereka tidak terlibat aktif dalam manajemen karena mereka ingin wisata ini bertahan.
atau pengambil keputusan pada daerah wisata. Hasil analisis jalur memperlihatkan
Penduduk Desa Menggoro tidak terlibat bahwa pengaruh tidak langsung Keterikatan
langsung dalam pengambil keputusan wisata Masyarakat terhadap Dukungan Masyarakat
Jumat Pahing karena sebagian besar keputusan pada Pengembangan Wisata Religi
di ambil oleh perangkat Desa Menggoro. Berkelanjutan melalui Manfaat yang
Selain itu penduduk yang merasakan manfaat Dirasakan lebih kecil dibanding pengaruh
dari wisata religi Jumat Pahing berprofesi langsung Keterikatan Masyarakat terhadap
sebagai pedagang dan tukang parkir musiman Dukungan Masyarakat pada Pengembangan
yang hanya mendapatkan pendapatan saat Wisata Religi Berkelanjutan, sehingga dapat
kegiatan berlangsung. Oleh sebab itu manfaat disimpulkan Manfaat yang Dirasakan tidak
yang dirasakan oleh warga sekitar pada wisata mampu menjadi variabel yang memediasi
religi ini juga tidak tetap. antara Keterikatan Masyarakat terhadap
Dukungan Masyarakat pada Pengembangan
Simpulan Wisata Religi Berkelanjutan.
Uji hipotesis membuktikan bahwa Saran yang bisa disampaikan berkaitan
Keterikatan Masyarakat berpengaruh terhadap dengan hasil penelitian yang didapat, adalah
Manfaat yang Dirasakan. Penduduk Desa Pariwisata berbasis masyarakat dapat
menggoro yang terikat dengan Desa ini menghasilkan manfaat ekonomi yang secara
kebanyakan ikut aktif dalam pelaksanaan langsung dapat membantu masyarakat
kegiatan Jum’at Pahing baik sebagai pedagang lokal dalam pembangunan. Perangkat Desa
maupun petugas parkir. Dari wisata religi ini yang mengelola wisata religi ini dapat
mereka mendapatkan pendapatan sehingga mengembangkan suatu program untuk
lebih merasa terikat dengan wisata religi meningkatkan ikatan masyarakat pada daerah
Jumat Pahing. ini. Cara yang pertama adalah membuat acara
Hasil uji hipotesis membuktikan Manfaat berbasis komunitas yang dapat meningkatkan
yang dirasakan berpengaruh terhadap tingkat keterikatan masyarakat. Yang kedua
Dukungan Masyarakat Pada Pengembangan adalah program-program wisata harus
Wisata Religi Berkelanjutan. Berdasarkan dirancang untuk melindungi lingkungan
teori pertukaran sosial, manfaat yang dirasakan masyarakat dan mempertahankan standar
merupakan prediktor yang efektif untuk kehidupan masyarakat. Jika penduduk
pengembangan wisata berkelanjutan. Semakin setempat memiliki tingkat ketergantungan
besar manfaat yang diterima oleh penduduk yang tinggi pada sumber daya alam, mereka
dari wisata Religi Jumat Pahing, maka semakin akan merasakan manfaat yang dirasakan akan
besar juga dukungan yang mereka berikan berdampak pada kehidupannya sehingga
karena akan bisa meningkatkan standar hidup mereka juga akan mendukung pengembangan
masyarakat Desa Menggoro. pariwisata berkelanjutan. Selain itu, Perangkat
Uji hipotesis membuktikan bahwa Desa Menggoro harus memberikan peluang
Keterikatan Masyarakat berpengaruh terhadap bagi penduduk lokal untuk terlibat dalam
Dukungan Masyarakat Pada Pengembangan perencanaan dan pengelolaan pengembangan

95
DAYA SAING Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya
Vol. 21, No. 2, Desember 2019
wisata religi Jumat Pahing. Meningkatnya sangat penting untuk mendukung
keterlibatan penduduk lokal dalam proses pengembangan pariwisata berkelanjutan
pengambilan keputusan wisata berkelanjutan

Daftar Pustaka

Azwar, Saifuddin. 1999. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.


Butler, R.W., 1999. Sustainable tourism: A state‐of‐the‐art review. Tourism geographies, 1(1),
pp.7-25.
Eagles, P.F., McCool, S.F. and Haynes, C.D., 2002. Sustainable tourism in protected
areas. Guidelines for planning and management, pp.25-30.
Fiske, A.P., 1992. The four elementary forms of sociality: framework for a unified theory of
social relations. Psychological review, 99(4), p.689.
Funk, D.C. and James, J.D., 2006. Consumer loyalty: The meaning of attachment in the
development of sport team allegiance. Journal of Sport Management, 20(2), pp.189-217.
Gursoy, D. and Rutherford, D.G., 2004. Host attitudes toward tourism: An improved structural
model. Annals of tourism Research, 31(3), pp.495-516.
Gursoy, D., Chi, C.G. and Dyer, P., 2010. Locals’ attitudes toward mass and alternative tourism:
The case of Sunshine Coast, Australia. Journal of Travel Research, 49(3), pp.381-394.
Gursoy, D., Jurowski, C. and Uysal, M., 2002. Resident attitudes: A structural modeling
approach. Annals of tourism research, 29(1), pp.79-105.
Jurowski, C., Uysal, M. and Williams, D.R., 1997. A theoretical analysis of host community
resident reactions to tourism. Journal of travel research, 36(2), pp.3-11.
Kyle, G.T., Mowen, A.J. and Tarrant, M., 2004. Linking place preferences with place meaning: An
examination of the relationship between place motivation and place attachment. Journal
of environmental psychology, 24(4), pp.439-454.
Lepp, A., 2008. Tourism and dependency: An analysis of Bigodi village, Uganda. Tourism
Management, 29(6), pp.1206-1214.
Liu, Z., 2003. Sustainable tourism development: A critique. Journal of sustainable tourism, 11(6),
pp.459-475.
McCool, S.F. and Martin, S.R., 1994. Community attachment and attitudes toward tourism
development. Journal of Travel research, 32(3), pp.29-34.
Mehmetoglu, M.U.H.A.M.E.T., 2001. Economic scale of community-run festivals: A case
study. Event Management, 7(2), pp.93-102.
Nicholas, L.N., Thapa, B. and Ko, Y.J., 2009. RESIDENTS’PERSPECTIVES OF A WORLD
HERITAGE SITE: The Pitons Management Area, St. Lucia. Annals of tourism
research, 36(3), pp.390-412.
Nunkoo, R. and Ramkissoon, H., 2011. Developing a community support model for
tourism. Annals of Tourism Research, 38(3), pp.964-988.
Page, S.J. and Dowling, R.K., 2002. Themes in tourism: ecotourism. Edinburgh Gate: Prentice
Hall.
Puczko, L. and Ratz, T., 2000. Tourist and resident perceptions of the physical impacts of
tourism at Lake Balaton, Hungary: Issues for sustainable tourism management. Journal
of Sustainable Tourism, 8(6), pp.458-478.
96
Analisis Pengembangan Pariwisata... (88-97)
Yoon, Y., Gursoy, D. and Chen, J.S., 2001. Validating a tourism development theory with
structural equation modeling. Tourism management, 22(4), pp.363-372.

97

Anda mungkin juga menyukai