2, No. 2, September 2018 ISSN : 2598-6848
POTENSI SUMBER MATA AIR KLEBUTAN SEBAGAI
ELEMEN DAYA TARIK WISATA RELIGI YANG BERBASIS
KERAKYATAN DAN BERKELANJUTAN PADA OBYEK
WISATA TAMAN MUMBUL DI DESA SANGEH KABUPATEN
BADUNG
I Wayan Arka
Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Mpu Kuturan Singaraja
ABSTRACT
Tourism development is part of national development. Balinese tourism is based of the
concept of life of Hindu religious community called Tri Hita Karana. Implementation of this
concept can not be separated from the role of Desa Adat in the Sabha Desa decision (village
meeting) together with Krama Desa (local community). The existence of the community is very
important to play an active role in maintaining its sanctity and able to manage well in order to
remain steady, sustainable, to make DTW Religious Tourism Based on Community and
Sustainability. Partnerships and involvement in business with lokal communities (in traditional
villages) need to be built fairly and equitably. Form of activity, creativity, innovation and
community cooperation is needed in building their Village Potention, so that the existing assets
can be well managed and useful for present and future life. Development of religious tourism
potential on Taman Mumbul attractions, believed by the community to be able to provide safety,
health and together welfare. These kind of tourism is a special interest tourism called religious
spiritual tourism.
Keywords: Religious Tourism, Community Based, Sustainable.
I. PENDAHULUAN
Pembangunan kepariwisataan Indonesia lingkungan, sosial-budaya,kesehatan fisik dan
sebagai bagian integral dari pembangunan phisikis dalam spiritual. UNESCO
nasional yang di laksanakan secara mendefisinsikan cretive tourism sebagai
berkelanjutan. Langkah pembangunan pariwisata yang berhubungan dengan
pariwisata berkelanjutan di persepsikan pengembangan (pemberdayaan) masyarakat
memiliki spektrum fundamental. Upaya untuk cara hidup yang berkelanjutan
pengembangan dan pendayagunaan berbagai (sustainable way of life). Partisipasi, peran dan
potensi kepariwisataan perlu di ikuti dengan keterlibatan lokal genius sangat penting dalam
pemeliharaan kepribadian bangsa serta upaya menumbuh kembangkan pembangunan
kelestarian fungsi mutu lingkungan. Melalui pariwisata yang berkelanjutan.
kerarifan lokal, dalam creative tourism Model ini dapat membangun eksistensi
(pariwisata kreatif) pembangunan pariwisata masyarakat untuk di kembangkan, sehingga
dapat di lestarikan dan di berdayakan memiliki kamampuan untuk mengelola asset
pemanfaatannya dalam aspek ekonomi- yang di miliki baik untuk masa sekarang
20
POTENSI SUMBER MATA AIR KLEBUTAN SEBAGAI ....(I Wayan Arka, 20-28)
maupun akan datang. Pembangunan dengan Salah satunya adalah Obyek Wisata Taman
melibatkan seluruh anggota masyarakat, mulai Mumbul. Obyek wisata ini termasuk wisata
awal perencanaan agar terciptanya visi dan minat khusus yaitu wisata spiritual dalam
kesatuan langkah. Merencanakan suatu Relegi. Pengembangan Potensi alam yang
bangunan kawasan dan pengembangan obyek bernuansa Relegi sebagai penunjang
wisata dengan rencana yang matang dengan pembangunan kepariwisataan Bali dengan
memperhatikan pelestarian lingkungan dan menjaga, mempertahankan dan melestarikan
warisan budaya (Manuaba 1998). Pentingnya seperti, peninggalan sejarah, kesucian pura,
perencanaan dalam upaya memaksimalkan adat- istiadat yang di percaya dan telah berakar
manfaat dan meminimalkan dampak negatif pada kehidupan Desa Pekraman di Bali.
dari hasil pembangunan dan pengembangan Berdasarkan Peraturan (Perda )Bali
bidang pariwisata yang berkelanjutan seperti, No.3 Tahun 1974 yang telah di perbaharuhi
penggunaan tata ruang yang tidak sesuai, menjadi Perda No. 3 Tahun 1993,
kerusakan lingkungan, pengembangan sektor kepariwisataan yang di kembangkan di Bali
– sektor yang tidak seimbang, sehingga adalah Pariwisata Budaya. Pariwisata budaya
menimbulkan masalah sosial yang berlanjut. adalah suatu jenis kepariwisataan yang di
Perencanaan yang integral dan berkelanjutan kembangkan bertumpu pada kebudayaan yaitu
sebagai kunci terhadap tourism development. kebudayaan Bali yang di jiwai oleh Agama
Kepariwisataan yang ada di Indonesia Hindu. Kepariwisataan di Bali di landasi oleh
sangat potensial untuk di kembangkan terlebih konsep hidup masyarakat yang
di Bali, dengan keindahan alamnya, keaneka berkesinambungan yaitu Konsep Tri Hita
ragaman kekayaan kesenian dan budaya, Karana . Implementasi dari konsep ini tidak
tradisional relegius kemasyarkatan dengan ciri lepas dari peranan Desa Adat dalam keputusan
kas pariwisata budaya. Budaya merupakan Sabha Desa ( musyawarah desa) bersama
suatu manifestasi dari akal atau budi manusia kerama desa (masyarakat setempat ) dengan
yang berbentuk dari banyak unsur, mulai dari berdasarkan azaz manfaat, usaha bersama, adil
sistem kepercayaan, agama, bahasa, mata dan merata, percaya diri dalam perikehidupan
pencaharian, hingga seni, kemudian menjadi seimbangan, serasi dan selaras. Kemitraan
cara hidup yang berkembang , di miliki bersama dengan masyarakat lokal (dalam desa adat)
dan dan di warisi dari generasi ke generasi. perlu di bangun secara adil dan setara. Artinya
Jumlah wisatawan “ Minat Khusus “ (special keterlibatannya dalam bisnis berdampak pada
inters tourist ) secara global semakin pembagian profit share yang berkontribusi
meningkat, ini meliputi wisatawan yang terhadap kesejahteraannya dan dukungannya
memperhatikan lingkungan, kehidupan terus dalam tradisi.
masyarakat, tradisional , relegi dan spiritual, Permendagri No.3 tahun 1997 tentang
wisata belajar dll.Seperti yang di jelaskan pemberdayaan dan pelestarian dan
dalam Wikipedia(2009), Sustainable Tourism pengembangan adat istiadat, kebiasaan –
( Pariwisata Berkelanjutan ) di jelaskankan kebiasaan masyarakat dan lembaga adat
sebagai industry pariwisata yang memiliki setempat. Kompleksitas kebudayaan Bali
komitmen untuk dampak ringan terhadap mencakup pengetahuan, kepercayaan, moral,
lingkungan di samping membantu penduduk hukum, adat istiadat dan kemampuan yang di
setempat untuk memperoleh pendapatan dan dapatkan oleh manusia sebagai masyarakat.
menciptakan lapangan kerja. Di Desa Sangeh Upaya menjaga Eksistensi SDA pada Obyek
terdapat beberapa obyek wisata yang masih Wisata Taman Mumbul yang di percaya dan di
banyak memiliki potensi untuk di kembangkan. anggap mampu memberikan kesejahteraan
21
GENTA HREDAYA Volume 2, No. 2, September 2018 ISSN : 2598-6848
pada masyarakat, maka di perlukan SDM yang masyarakat dari segi spiritual , ekonomi , sosial
memiliki kualitas dalam pengelolaanya,dan dan budaya.
pribadi yang unggul dan luhur dalam . Dengan mempertimbangkan unsur- unsur
mempertahankan dan melestarikan. Peran yang menjadi daya tarik wisatan dalam dalam
masyarakat Desa Sangeh sangat penting dalam wisata relegi .Eksitensi sumber daya alam
menjalankan tradisi , budaya dan agama serta dengan nuansa relegi menjadikan destinasi
kerjasama masyarakat Desa sangah sangat wisata, yang dapat memberikan benefit bagi
dibutuhkan dalam membangun Potensi masyarakat dari segi spiritual , ekonomi , sosial
Desanya sehingga Asset yang ada dapat di dan budaya.
kelola dengan baik dan berguna bagi kehidupan
sekarang dan akan datang. Di samping itu I. PEMBAHASAN
dengan adanya kesatuan visi sebagai penguatan 2.1 Gambaran Umum Obyek Wisata Taman
langkah kerja dengan konsep ‘Ngayah” Mumbul
mengutamakan kualitas pelayanan dalam Obyek Wisata Religi Taman Mumbul
keberlangsungan Usaha Desa Pekraman. terletak di Desa Sangeh terletak di kecamatan
Pengembangan potensi wisata relegi Abiansemal, Kabupaten Badung , Provinsi
pada obyek wisata Taman Mumbul, telah di Bali, berada 5 km dari pusat pemerintahan
percaya oleh msyarakat untuk bisa memberikan kecamatan dan 15,5 km dari pusat
kesehatan, keselamatan,kejehateraan pemerintahan Kabupaten Badung. Mata
hendaknya masyarakat mampu menjaga pencaharian penduduknya sebagain besar
kesuciannya dan dapat mengelola dengan baik sebagai petani, pelaku langsung pariwisata dan
agar tetap ajeg, lestari dengan konsep juga sebagai pendukung dalam penyediaan
pariwisata relegi berbasis kerakyatan dan fasilitas dalam keberlangsungan aktivitas
berkelanjutan. Berbagai dukungan masyarakat kepariwisataan di obyek wisata di Desa Sangeh.
sekitar potensi air klebutan dapat menjadi daya Suasana Desa terasa damai (nuansa
tarik wisatawan. relegi dengan penyatuan alam yang telah di
Adapun pokok permasalahan yang sakralkan) , panorama alam obyek wisata
diangkat dalam penelitian ini adalah terlihat indah, terasa sejuk dan alami. Dengan
Bagaimana Eksistensi Air Klebutan Sebagai kesadaran penduduk penataan lingkungan yang
Daya Tarik Wisata Berbasis Relegi Dan terlihat rapi dan bersih. Di lingkungan Desa
Berkelanjutan. Hal ini merupakan jenis Sangeh terdapat beberapat obyek wisata
pariwisata minat khusus berbasis relegi dan seperti,(1). Hutan Lindung Pala ( obyek wisata
spiritual di Desa Sangeh. . Dengan Monkey Forest ) ,(2) Obyek WisataTanah
mempertimbangkan unsur- unsur yang menjadi Wook, (3) Kulinier masyarakat lokal, dan (4).
daya tarik wisatan dalam dalam wisata relegi Obyek Wisata Taman mumbul. Pengembangan
.Eksitensi sumber daya alam dengan nuansa Potensi Obyek wisata ini sebagai Wisata relegi
relegi menjadikan destinasi wisata, yang dapat yang di katagorikan Daya tarik wisata Minat
memberikan benefit bagi masyarakat dari segi Khusus (special interest tourist).
spiritual , ekonomi , sosial dan budaya. Pengembangan Potensi DTW Taman Mumbul
. Dengan mempertimbangkan unsur- unsur berdasarkan nilai sejarah, kesucian pura ,adat
yang menjadi daya tarik wisatan dalam dalam istiadat , tradisional religious dan kepercayaan.
wisata relegi .Eksitensi sumber daya alam Sesuai dengan program yang di canangkan
dengan nuansa relegi menjadikan destinasi pemerintah, upaya membangun Bali sebagai
wisata, yang dapat memberikan benefit bagi daerah tujuan wisata (Destination Tourism)
dengan mengembangkan wisata budaya yang
22
POTENSI SUMBER MATA AIR KLEBUTAN SEBAGAI ....(I Wayan Arka, 20-28)
di landasi ajaran Agama Hindu,dengan falsafah upakara .(b) Pelaksanaan penyucian upacara
Tri Hita Karana. Implemetasi konsep upaya ini dapat dilakukan secara langsung. Sebelum
pembangunan keseimbangan jagat raya yang pelaksanaan ngaturan piodalan dipura ,terlebih
mampu memberikan kesejahteraan pada umat dahulu di lakukan upacara melasti. Pratima
manusia baik sekarang maupun akan datang (simbul Tuhan), uparengga dan perlengkapan
atau keberlanjutan. terkait di pura tersebut, di usung ke Sumber
Mata Air Suci di Taman Mumbul untuk
2.2 Aktivitas Masyarakat Dalam Upacara dilakukan upacara penyucian, termasuk para
Agama Hindu Sebagai Daya Tarik Wisata pengiring dan para pengempon pura ikut
Religi melakukan persembahyangan agar di berikan
2.2.1 Terdapatnya Bangunan Pura Taman keheningan pemikiran dalam menjalankan
Sari tugasnya sebagai umat beragama.
Para umat beragama hindu melakukan Di samping itu, dalam acara khusus
pemujaan dan persembahyangan untuk menyongsong tahun baru (Tahun Caka) umat
memohon Anugrah pada Ida Betara (Tuhan) Hindu melaksanakan hari raya Nyepi. Sebelum
yang berstana di pura tersebut agar di berikan acara penyepian di laksanakan, banyak
kesehatan,keselamatan, kemakmuran dan rangkaian upacara yang mesti di lakukan, salah
kesejahteraan. satunya adalah upacara Melasti. Pada saat inilah
umat beragama yang ada di lingkungan Desa
2.2.2 Berdekatan dengan posisi Pura Taman Sangeh, Desa Selat dan Desa lainnya yang ada
Sari, tepatnya di hulu terdapat sumber di Kecamatan Abiansemal melaksanakan
Mata Air Murni (Air Klebutan) uparacara Melasti ke Segara (laut ) atau Sumber
Sudut pandang penilaian, khususnya mata air suci di Taman Mumbul , guna
masyarakat setempat bahwa Sumber Mata Air penyucian Ida betara yang berstana di
yang terdapat di Taman Mumbul di anggap kahyangan tiga di masing – masing Desa, di
mengandung nilai suci dan di sakralkan . lanjutkan nunas Tirta untuk keperluan upacara
Masyararakat dalam aktivitas releginya selalu di pura oleh Prajuru Desa , dan warga desa
memanfaatkan air klebutan (Mata air) sebagai juga nunas tirta untuk penyucian prahyangan
air suci (tirta penyucian ) yang kerap di gunakan dan lingkungan yang ada dimasing – masing
dalam upacara ritual agama yaitu Panca rumah tangga.Tujuanya penyeimbangan dan
Yadnya. Terdiri dari, (1).Upacara Dewa penyucian jagat baik Buana Alit maupun Buana
yadnya. Seperti piodalan pura ,(2) Upacara Agung..
Pitra Yadnya.Seperti meligia (3).Upacara Buta
Yadnya. Seperti. mecaru dan tawur),(4). 2.2.3 Di hilir Telaga Besar terdapat Loluan
Upacara Manusia Yadnya. Seperti mepandes (Pertemuan Saluran Air )
dan (5) Rsi Yadnya. Seperti pediksaan. Dari Masyarakat yang memiliki hajatan
seluruh rangkaian pelaksanaan ritual, kematian, kerap mengambil air ini sebagai
sebelumnya terlebih dahulu di laksanakan pelengkap dalam upacara pitra yadnya
upacara penyucian dengan mempergunakan air (pengabenan), dan di fungsikan sebagai tirta
suci ( nunas tirta ) di Taman Mumbul baik penembak. Pada saat nunas (ngambil) tirta,
secara langsung maupun tidak langsung. Ada tentu di lengkapi dengan sarana upakara
dua bentuk yang dapat di lakukan dalam (bebantenan). Pada umumnya nunas Tirta di
penyucian . (a). Dapat di lakukan di tempat lakukan pada pukul 24.00, Tengah malam atau
pelaksanaan upacara dengan cara hanya nunas di sesuaikan dengan Desa , Kala, Patra ( situasi
tirta ning ( air suci ) di lengkapi dengan sarana dan kondisi ).
23
GENTA HREDAYA Volume 2, No. 2, September 2018 ISSN : 2598-6848
24
POTENSI SUMBER MATA AIR KLEBUTAN SEBAGAI ....(I Wayan Arka, 20-28)
Terbukti setiap hari ada pemedek yang tangkil persembahyangan untuk nunas Wangsuh
untuk melukat. Peningkatan pemedek pada dan Bija. Dengan demikian prosesi
(pengunjung) terutama pada hari suci seperti penglukatan telah selesai.
purnama, tilem ,terlebih lagi yang paling
membludak adalah pada saat hari Banyu 2.4 Kreativitas Masyarakat Dalam
Pinaruh ( sehari setelah hari Raya Suci Pemanfaatan Lingkungan Dan Pelestarian
Saraswati ). Masyarakat sangat menikmati Alam Sebagai Daya Tarik Wisata dalam
manfaat dari wisata spiritual (melukat). Dengan Sosial-ekonmi dan Budaya
melukat merupakan salah satu Upayanya 2.4.1 Terdapat Kolam ( Telaga Besar). Salah
Secara umum prosesi ritual penglukatan satu Ciri Khas pemandangan yang alami,
di lakukan dengan : terdapat ikan dan tumbuhan kapu kapu.
1. Sarana upakara yang akan di gunakan dalam Pemandangan Telaga terlihat sangat
penglukatan seperti, canang sari atau pejati rapi, alami dan terasa menyatu dengan
di bawa oleh peserta bersangkutan. Dalam lingkungan relegi. Azas Pemanfaatan dan
melaksanakan ritual ini di harapkan melestarikan alam semesta beserta lingkungan
menggunakan pakaian adat madya , di sertai sangat penting di lakukan. Implementasi
dengan pikiran yang tenang dan damai. Bagi modelnya dengan pemberdayaan masyarakarat
yang dalam keadaan cuntaka tidak di lokal dalam pembangunan pariwisata dijadikan
perbolehkan melaksankan penglukatan dan Creative Tourism. Bentuk kreativitas ekonomi
khusus untuk perempuan yang datang bulan dalam upaya mendapatkan benefit dan
(haid ) di larang untuk mengikuti ritual ini. keuntungan dari balas jasa dalam pengelolaan
2. Sebelum penglukatan di laksanakan, maka obyek. Salah bentuk Creative Tourism di
terlebih Pemangku mengaturkan banten adakan lomba memancing ikan, dengan
canang sari/ pejati yang di bawa oleh umat/ melibatkan orang tua, pemuda dan anak- anak
pemedek.Di lanjutkan dengan . Ajang ini kerap di manfaatkan oleh kalangan
persembahyangan baik individu maupun komunitas lainnya seperti, para Entrepreneur (
kelompok di pimpin oleh Jro Mangku family day ), Persatuan Organisasi lembaga dan
setempat. Kemudian di lanjutkan menuju pemuda dan Individu yang berekreasi. Dari segi
Telaga yang telah di sakralkan. Terdapat 11 sosial mendapatkan manfaat untuk
pancoran, di lambangkan dengan unsur para menumbuhkan rasa cinta lingkungan,
Dewa sesuai dengan manifestasinya dalam membangun rasa saling, asah, asih, asuh yang
memberikan Anugrah dalam kesucian, dalam memupuk persahabatan dan
kesehatan, keselamatan dan persaudaraan, solidaritas tinggi antar warga
kesejahteraan.Penglukatan di mulai dari desa pekraman dan warga lainnya sehingga
arah kanan menuju arah kiri. Diawali dengan dapat membangun usaha Desa Pekraman
Posisi Dewa Wisnu paling kanan , dengan damai , harmonis dan berkelanjutan.
dilanjutkan kekiri Dewa sambu, seterusnya B. Tengah Halaman Obyek Wisata.
Dewa Iswara, Dewa Maheswara,Dewa Posisi halaman berada di depan Telaga
Brahma, Dewa Rudra, Dewa Mahadewa, yang besar. Dalam konsep pelestarian dan
Dewa Sangkara, Dewa Siwa, Dewi pemanfaatan lingkungan. Adapun bentuk
Saraswasti dan yang paling kiri adalah Dewi Inovasi dan kreativitas masyarakat dalam Dunia
Gangga. Setelah 11 pancoran terlewati Usaha Ekonomi Kerakyatan seperti, ajang
dengan ritual pengklutan, maka para peserta pertemuan kelompok tani, Kelompok seni,
berganti busana yang bersih dan rapi, kegiatan Pra Weding, Shooting Film ,lomba
selanjutnya kembali lagi menuju tempat burung dan lain sebagainya. Kreativitas ini
25
GENTA HREDAYA Volume 2, No. 2, September 2018 ISSN : 2598-6848
26
POTENSI SUMBER MATA AIR KLEBUTAN SEBAGAI ....(I Wayan Arka, 20-28)
agama dan budaya. Di samping itu yang ada di lingkungan di Desa Sangeh,maka
memberikan pendidikan dengan pelatihan,agar seluruh pembiayaan di keluarkan oleh Desa
masyarakat Desa Sangeh mampu memberikan Adat (hasil dari jasa pariwisata warisan leluhur
pelayanan yang berkualitas.Upaya ), masyarakat pengempon tidak perlu
keberlangsungan kepariwisataan budaya agar mengeluarkan biaya (uang) hanya tenaga
tetap ajeg dan lestari. Tujuannya agar (ayahan).
masyarakat memahami produk wisata Berdasarkan pemaparan di atas,
bersumber dari pariwisata budaya.Sehingga Masyarakat Desa Sangeh merasa bersyukur atas
masyarakat dapat menjaga kesucian, mampu terciptanya alam semesta yang indah dengan
mempertahankan dan melestarikan dan bisa nuasa relegi . Dengan konsep “Ngayah” wajib
Mensyukuri Anugrah Tuhan dengan memberi pelayanan umat yang melakukan
manifestasinya. ritual agama. Pelayanan adalah yadnya. (nara
sumber ,wawancara Bendesa Adat Sangeh: Ida
2.5.2 Pendapatan Dan Pengolahan Hasil Bgs Dipayana). Dengan demikian
Dari Pengelolaan Obyek Wisata Taman Pengembangan potensi wisata relegi sangat
Mumbul. penting untuk melestarikan alam dan
A. Pendapatan Jasa Dalam Pengelolaan lingkungan serta dala m membangun
Obyek Wisata Taman Mumbul kesejahteraan umat manusia baik sekarang
Pendapatan merupakan seluruh jasa maupun akan datang atau wisata relegi yang
pemasukan . Pemungutan biaya tentang berbasis masyarakat dan berkelanjutan.
pemanfaatan lingkungan baik relegi, sosial,
budaya maupun ekonomis telah di atur oleh III. PENUTUP
lembaga Desa Adat Sangeh berdasarkan a. Pembangunan di bidang kepariwisataaan
pararem (keputusan Desa Pekraman). Balas merupakan bagian dari pembangunan
jasa pengelolaan Obyek Wisata dalam Retribusi nasional. Upaya pengembangan potensi
seperti, parkir,pedagang, sewa toilet, sewa pariwisata,eksistensi dalam kesadaran dan
busana melukat, jasa penitipan barang , kerjasama masyarakat sangat di butuhkan.
sumbangan sukarela dari warga yang Aktivitas dan kreativitas ini dapat
pengambil air minum, sesari dan punia memberikan manfaat bagi kehidupan
pemedek, dan donatur dari paket Wisata, jasa masyarakat dari segi ekonomi, sosial,
kebersihan dalam pemanfaatan lingkungan budaya dan spiritual.
seperti aktivitas lomba melukis, lomba burung, b. Kepariwisataan Bali terkenal dengan
lomba mancing ikan, Pra Wedding, Shooting keaneka ragaman budaya, keramah
Film, dan lain sebagainya. tamahan penduduk dan sumber daya alam
yang indah dan relegi. Pariwisata yang di
B. Pengelolaan Hasil Obyek Wisata Taman kembangkan di Bali adalah Pariwisata
Mumbul. Budaya yang berdasarkan falsafah dari
Hasil yang di dapatkan itu sebagaian di konsep Tri Hita Karana. Dengan
gunakan untuk kepentingan usaha,baik untuk membangun keseimbangan dalam
meningkatkan kualitas pelayanan,peningkatan berprilaku yaitu, ke Prahyangan (Tuhan)
fasilitas maupun pengembangan dan Kepawongan (Sesama Manusia) dan ke
pelestarian obyek wisata selanjutnya. Hasil Palemahan (pelestarian alam dan
dapat di manfaatkan untuk kepentingan dan lingkungan). Implementasi dari konsep ini
kesejahteraan bersama. Contoh. Apabila ada mampu memberikan kesejahteraan kepada
piodalan di pura Khayangan tiga, dan pura- pura umat manusia baik sekarang maupun akan
datang.
27
GENTA HREDAYA Volume 2, No. 2, September 2018 ISSN : 2598-6848
DAFTAR PUSTAKA