Anda di halaman 1dari 9

GENTA HREDAYA Volume 

2, No. 2, September 2018 ISSN : 2598-6848

POTENSI SUMBER MATA AIR KLEBUTAN SEBAGAI
ELEMEN DAYA TARIK WISATA RELIGI YANG BERBASIS
KERAKYATAN DAN BERKELANJUTAN PADA OBYEK
WISATA TAMAN MUMBUL DI DESA SANGEH  KABUPATEN
BADUNG

I Wayan  Arka
Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Mpu Kuturan Singaraja

ABSTRACT
Tourism development is part of national development. Balinese tourism is based of the
concept of life of Hindu religious community called Tri Hita Karana. Implementation of this
concept can not be separated from the role of Desa Adat in the Sabha Desa decision (village
meeting) together with Krama Desa (local community). The existence of the community is very
important to play an active role in maintaining its sanctity and able to manage well in order to
remain  steady,  sustainable,  to  make  DTW  Religious  Tourism  Based  on  Community  and
Sustainability. Partnerships and involvement in business with lokal communities (in traditional
villages)  need  to  be  built  fairly  and  equitably.  Form  of  activity,  creativity,  innovation  and
community cooperation is needed in building their Village Potention, so that the existing assets
can be well managed and useful for present and future life. Development of religious tourism
potential on Taman Mumbul attractions, believed by the community to be able to provide safety,
health and together welfare. These kind of tourism is a special interest tourism called religious
spiritual tourism.

Keywords: Religious Tourism, Community Based, Sustainable.

I. PENDAHULUAN
Pembangunan  kepariwisataan    Indonesia lingkungan, sosial-budaya,kesehatan fisik dan
sebagai  bagian  integral  dari  pembangunan phisikis  dalam  spiritual.  UNESCO
nasional  yang  di  laksanakan  secara mendefisinsikan  cretive  tourism  sebagai
berkelanjutan.  Langkah  pembangunan pariwisata  yang  berhubungan  dengan
pariwisata  berkelanjutan  di  persepsikan pengembangan  (pemberdayaan)  masyarakat
memiliki  spektrum  fundamental.  Upaya untuk  cara  hidup  yang  berkelanjutan
pengembangan  dan  pendayagunaan  berbagai (sustainable way of life). Partisipasi, peran dan
potensi  kepariwisataan  perlu  di  ikuti  dengan keterlibatan lokal genius sangat penting dalam
pemeliharaan  kepribadian  bangsa  serta upaya menumbuh kembangkan pembangunan
kelestarian  fungsi  mutu  lingkungan.  Melalui pariwisata yang berkelanjutan.
kerarifan  lokal,  dalam  creative  tourism Model  ini  dapat    membangun  eksistensi
(pariwisata  kreatif)  pembangunan  pariwisata masyarakat  untuk    di  kembangkan,  sehingga
dapat  di  lestarikan  dan  di  berdayakan memiliki  kamampuan  untuk  mengelola  asset
pemanfaatannya  dalam  aspek  ekonomi- yang  di  miliki  baik  untuk  masa  sekarang

20
POTENSI SUMBER MATA AIR KLEBUTAN SEBAGAI ....(I Wayan Arka, 20-28)
maupun  akan  datang. Pembangunan    dengan Salah  satunya  adalah  Obyek  Wisata  Taman
melibatkan  seluruh anggota masyarakat, mulai Mumbul.  Obyek  wisata  ini  termasuk  wisata
awal  perencanaan  agar  terciptanya  visi  dan minat  khusus  yaitu  wisata  spiritual  dalam
kesatuan  langkah.  Merencanakan  suatu Relegi.    Pengembangan  Potensi    alam    yang
bangunan kawasan dan pengembangan obyek bernuansa  Relegi  sebagai  penunjang
wisata  dengan  rencana  yang  matang  dengan pembangunan    kepariwisataan  Bali    dengan
memperhatikan  pelestarian  lingkungan  dan menjaga,  mempertahankan  dan  melestarikan
warisan budaya (Manuaba 1998). Pentingnya seperti,  peninggalan  sejarah,  kesucian  pura,
perencanaan  dalam  upaya  memaksimalkan adat- istiadat  yang di percaya dan telah berakar
manfaat  dan  meminimalkan  dampak  negatif pada kehidupan Desa Pekraman di Bali.
dari    hasil  pembangunan  dan  pengembangan Berdasarkan    Peraturan    (Perda  )Bali
bidang pariwisata yang berkelanjutan seperti, No.3  Tahun  1974  yang  telah  di  perbaharuhi
penggunaan  tata  ruang  yang  tidak  sesuai, menjadi  Perda  No.  3  Tahun  1993,
kerusakan  lingkungan,  pengembangan  sektor kepariwisataan  yang  di  kembangkan  di  Bali
–  sektor  yang  tidak  seimbang,  sehingga adalah Pariwisata Budaya. Pariwisata  budaya
menimbulkan  masalah  sosial  yang  berlanjut. adalah  suatu  jenis    kepariwisataan  yang  di
Perencanaan  yang  integral  dan  berkelanjutan kembangkan bertumpu pada kebudayaan yaitu
sebagai kunci terhadap tourism development. kebudayaan  Bali  yang  di  jiwai  oleh Agama
Kepariwisataan yang ada di Indonesia Hindu. Kepariwisataan di Bali di landasi oleh
sangat potensial untuk di kembangkan terlebih konsep  hidup  masyarakat  yang
di  Bali,  dengan keindahan  alamnya,  keaneka berkesinambungan    yaitu  Konsep  Tri  Hita
ragaman  kekayaan  kesenian  dan  budaya, Karana .  Implementasi dari konsep ini tidak
tradisional relegius kemasyarkatan dengan ciri lepas dari peranan Desa Adat  dalam keputusan
kas  pariwisata  budaya.  Budaya  merupakan Sabha  Desa    (  musyawarah  desa)  bersama
suatu manifestasi dari akal atau budi manusia kerama  desa  (masyarakat  setempat  )  dengan
yang berbentuk dari banyak unsur, mulai dari berdasarkan azaz manfaat, usaha bersama, adil
sistem  kepercayaan,  agama,  bahasa,  mata dan merata, percaya diri  dalam perikehidupan
pencaharian,  hingga  seni,  kemudian  menjadi seimbangan,  serasi  dan  selaras.  Kemitraan
cara hidup yang berkembang , di miliki bersama dengan  masyarakat  lokal  (dalam  desa  adat)
dan  dan  di  warisi  dari  generasi  ke  generasi. perlu di bangun secara adil dan setara. Artinya
Jumlah wisatawan “ Minat Khusus “ (special keterlibatannya dalam bisnis berdampak pada
inters  tourist  )  secara  global  semakin pembagian  profit  share  yang  berkontribusi
meningkat,  ini  meliputi  wisatawan  yang terhadap  kesejahteraannya  dan  dukungannya
memperhatikan  lingkungan,  kehidupan terus dalam  tradisi.
masyarakat,  tradisional  ,  relegi  dan  spiritual, Permendagri No.3 tahun 1997 tentang
wisata  belajar  dll.Seperti  yang  di  jelaskan pemberdayaan  dan  pelestarian  dan
dalam Wikipedia(2009), Sustainable Tourism pengembangan  adat  istiadat,  kebiasaan  –
(  Pariwisata  Berkelanjutan  )  di  jelaskankan kebiasaan  masyarakat  dan  lembaga  adat
sebagai  industry  pariwisata  yang  memiliki setempat.  Kompleksitas  kebudayaan  Bali
komitmen  untuk  dampak  ringan  terhadap mencakup  pengetahuan,  kepercayaan,  moral,
lingkungan  di  samping  membantu  penduduk hukum, adat istiadat dan kemampuan yang di
setempat  untuk  memperoleh  pendapatan  dan dapatkan  oleh  manusia    sebagai  masyarakat.
menciptakan lapangan kerja.  Di Desa Sangeh Upaya menjaga Eksistensi SDA  pada Obyek
terdapat  beberapa  obyek  wisata    yang  masih Wisata Taman Mumbul yang di percaya dan di
banyak memiliki potensi untuk di kembangkan. anggap  mampu  memberikan  kesejahteraan

21
GENTA HREDAYA Volume 2, No. 2, September 2018 ISSN : 2598-6848

pada masyarakat, maka di perlukan SDM yang masyarakat dari segi spiritual , ekonomi , sosial
memiliki  kualitas  dalam  pengelolaanya,dan dan budaya.
pribadi  yang  unggul  dan  luhur  dalam .  Dengan mempertimbangkan unsur- unsur
mempertahankan  dan  melestarikan.  Peran yang menjadi daya tarik wisatan dalam dalam
masyarakat Desa Sangeh sangat penting dalam wisata  relegi  .Eksitensi  sumber  daya  alam
menjalankan tradisi , budaya dan agama serta dengan  nuansa  relegi  menjadikan  destinasi
kerjasama  masyarakat  Desa  sangah  sangat wisata,  yang  dapat  memberikan  benefit  bagi
dibutuhkan    dalam  membangun  Potensi masyarakat dari segi spiritual , ekonomi , sosial
Desanya  sehingga Asset  yang  ada  dapat  di dan budaya.
kelola dengan baik dan berguna bagi kehidupan
sekarang  dan  akan  datang.      Di  samping  itu I. PEMBAHASAN
dengan adanya kesatuan visi sebagai penguatan 2.1 Gambaran Umum Obyek Wisata Taman
langkah  kerja  dengan  konsep  ‘Ngayah” Mumbul
mengutamakan  kualitas  pelayanan  dalam Obyek Wisata Religi Taman Mumbul
keberlangsungan Usaha Desa Pekraman. terletak di Desa Sangeh terletak di kecamatan
Pengembangan  potensi  wisata  relegi Abiansemal,  Kabupaten  Badung  ,  Provinsi
pada  obyek  wisata  Taman  Mumbul,  telah  di Bali,  berada  5  km  dari  pusat  pemerintahan
percaya oleh msyarakat untuk bisa memberikan kecamatan  dan  15,5  km  dari  pusat
kesehatan,  keselamatan,kejehateraan pemerintahan  Kabupaten  Badung.    Mata
hendaknya  masyarakat  mampu  menjaga pencaharian  penduduknya  sebagain  besar
kesuciannya dan dapat mengelola dengan baik sebagai petani, pelaku langsung pariwisata dan
agar  tetap  ajeg,  lestari  dengan  konsep juga  sebagai  pendukung  dalam  penyediaan
pariwisata  relegi  berbasis  kerakyatan    dan fasilitas  dalam  keberlangsungan  aktivitas
berkelanjutan. Berbagai dukungan masyarakat kepariwisataan di obyek wisata di Desa Sangeh.
sekitar potensi air klebutan dapat menjadi  daya Suasana  Desa    terasa  damai  (nuansa
tarik wisatawan. relegi  dengan  penyatuan  alam  yang  telah  di
Adapun  pokok  permasalahan  yang sakralkan)  ,  panorama  alam  obyek  wisata
diangkat  dalam  penelitian  ini  adalah terlihat indah, terasa sejuk dan alami. Dengan
Bagaimana  Eksistensi Air  Klebutan  Sebagai kesadaran penduduk penataan lingkungan yang
Daya  Tarik  Wisata  Berbasis  Relegi  Dan terlihat  rapi  dan  bersih.  Di  lingkungan  Desa
Berkelanjutan.  Hal  ini  merupakan  jenis Sangeh    terdapat    beberapat  obyek  wisata
pariwisata  minat  khusus  berbasis  relegi  dan seperti,(1). Hutan Lindung Pala   ( obyek wisata
spiritual  di  Desa  Sangeh.  .    Dengan Monkey  Forest  )  ,(2)    Obyek  WisataTanah
mempertimbangkan unsur- unsur yang menjadi Wook, (3)  Kulinier masyarakat lokal, dan (4).
daya tarik wisatan dalam dalam wisata relegi Obyek Wisata Taman mumbul. Pengembangan
.Eksitensi  sumber  daya  alam  dengan  nuansa Potensi Obyek wisata ini sebagai Wisata relegi
relegi menjadikan destinasi wisata, yang dapat yang di  katagorikan Daya tarik wisata Minat
memberikan benefit bagi masyarakat dari segi Khusus  (special  interest  tourist).
spiritual , ekonomi , sosial dan budaya. Pengembangan Potensi DTW Taman Mumbul
.  Dengan mempertimbangkan unsur- unsur berdasarkan nilai sejarah, kesucian pura ,adat
yang menjadi daya tarik wisatan dalam dalam istiadat , tradisional religious dan kepercayaan.
wisata  relegi  .Eksitensi  sumber  daya  alam Sesuai  dengan  program  yang  di  canangkan
dengan  nuansa  relegi  menjadikan  destinasi pemerintah,  upaya  membangun  Bali  sebagai
wisata,  yang  dapat  memberikan  benefit  bagi daerah  tujuan  wisata  (Destination  Tourism)
dengan mengembangkan wisata budaya yang

22
POTENSI SUMBER MATA AIR KLEBUTAN SEBAGAI ....(I Wayan Arka, 20-28)
di landasi ajaran Agama Hindu,dengan falsafah upakara  .(b)  Pelaksanaan  penyucian  upacara
Tri Hita Karana. Implemetasi konsep upaya ini dapat  dilakukan  secara  langsung.  Sebelum
pembangunan keseimbangan jagat raya  yang pelaksanaan ngaturan piodalan dipura ,terlebih
mampu memberikan kesejahteraan pada umat dahulu  di  lakukan  upacara  melasti.  Pratima
manusia  baik  sekarang  maupun  akan  datang (simbul Tuhan), uparengga  dan perlengkapan
atau keberlanjutan. terkait  di pura tersebut, di usung ke Sumber
Mata  Air  Suci  di  Taman  Mumbul    untuk
2.2 Aktivitas  Masyarakat  Dalam  Upacara dilakukan upacara penyucian,  termasuk para
Agama Hindu Sebagai Daya Tarik Wisata pengiring    dan  para  pengempon  pura    ikut
Religi melakukan persembahyangan agar di berikan
2.2.1 Terdapatnya  Bangunan  Pura Taman keheningan  pemikiran  dalam  menjalankan
Sari tugasnya sebagai umat beragama.
Para umat beragama hindu melakukan Di  samping  itu,  dalam  acara  khusus
pemujaan  dan  persembahyangan  untuk menyongsong tahun baru (Tahun Caka)  umat
memohon Anugrah  pada  Ida  Betara  (Tuhan) Hindu melaksanakan hari raya Nyepi. Sebelum
yang berstana di pura tersebut agar di berikan acara  penyepian  di  laksanakan,  banyak
kesehatan,keselamatan,  kemakmuran  dan rangkaian upacara yang mesti di lakukan, salah
kesejahteraan. satunya adalah upacara Melasti. Pada saat inilah
umat beragama yang ada di lingkungan Desa
2.2.2 Berdekatan dengan posisi Pura Taman Sangeh, Desa Selat dan Desa lainnya yang ada
Sari,  tepatnya  di  hulu    terdapat  sumber di  Kecamatan  Abiansemal  melaksanakan
Mata Air Murni  (Air Klebutan) uparacara Melasti ke Segara (laut ) atau Sumber
Sudut  pandang  penilaian,  khususnya mata  air    suci    di  Taman  Mumbul  ,  guna
masyarakat setempat bahwa Sumber Mata Air penyucian    Ida  betara  yang  berstana  di
yang  terdapat  di  Taman  Mumbul  di  anggap kahyangan tiga  di  masing  – masing  Desa, di
mengandung  nilai  suci  dan  di  sakralkan  . lanjutkan nunas Tirta untuk keperluan upacara
Masyararakat dalam aktivitas releginya selalu di pura   oleh Prajuru Desa , dan warga desa
memanfaatkan air klebutan (Mata air) sebagai juga nunas tirta untuk penyucian prahyangan
air suci (tirta penyucian ) yang kerap di gunakan dan lingkungan yang ada dimasing – masing
dalam  upacara  ritual  agama  yaitu    Panca rumah  tangga.Tujuanya  penyeimbangan  dan
Yadnya.  Terdiri  dari,    (1).Upacara  Dewa penyucian jagat baik Buana Alit maupun Buana
yadnya.  Seperti  piodalan  pura  ,(2)  Upacara Agung..
Pitra Yadnya.Seperti meligia  (3).Upacara Buta
Yadnya.  Seperti.  mecaru  dan  tawur),(4). 2.2.3 Di hilir Telaga Besar  terdapat Loluan
Upacara  Manusia Yadnya.  Seperti  mepandes (Pertemuan Saluran Air )
dan  (5)  Rsi Yadnya.  Seperti  pediksaan.  Dari Masyarakat  yang  memiliki  hajatan
seluruh  rangkaian  pelaksanaan  ritual, kematian,  kerap    mengambil  air  ini  sebagai
sebelumnya  terlebih  dahulu  di  laksanakan pelengkap  dalam  upacara  pitra  yadnya
upacara penyucian dengan mempergunakan air (pengabenan), dan di fungsikan  sebagai tirta
suci    (  nunas  tirta  )  di  Taman  Mumbul  baik penembak.    Pada  saat  nunas  (ngambil)  tirta,
secara langsung maupun tidak langsung.  Ada tentu  di  lengkapi  dengan  sarana  upakara
dua  bentuk  yang  dapat  di  lakukan  dalam (bebantenan). Pada umumnya nunas  Tirta di
penyucian  .  (a).  Dapat  di  lakukan  di  tempat lakukan pada pukul 24.00, Tengah malam atau
pelaksanaan upacara dengan cara hanya nunas di sesuaikan dengan Desa , Kala, Patra ( situasi
tirta ning ( air suci ) di lengkapi dengan sarana dan kondisi ).

23
GENTA HREDAYA Volume 2, No. 2, September 2018 ISSN : 2598-6848

2.2.4 Di Tengah Halaman Terdapat Pohon 2.3 Aktivitas  Masyarakat  Dalam  Melukat


Beringin Sebagai Daya Tarik Spriritual
Pohon  Beringin  Besar  yang  tumbuh Terdapat Sumber mata air (Klebutan )
dihalaman Obyek Wisata  Taman Mumbul ini dengan  nama  Mata  Air  Pancaka  Tirta.
memiliki kesan angker dan nuansa relegi. Daun Pengembangan  Potensi  Wisata  Relegi  pada
beringin  memiliki  arti,  fungsi  penting  dalam Obyek Wisata Taman Mumbul . Potensi ini di
bentuk upakara . Daun beringin ini di percaya gali dan di lestarikan dengan adanya anugrah
memiliki  energy  positif  dalam  simbul Tuhan Tuhan berupa  Air Keblutan  “Pancaka Tirta “
(Brahman /Siwa), dan kerap di gunakan sebagai di fungsikan sebagai tirta pembersihan rokhani
pelengkap sarana ritual Agama hindu. Sebelum atau penyucian diri dalam Melukat.  Terdapat
metik  (  ngangget  )  daun  bingin  ,  tentu  di 11 pancoran  terletak di Telaga  khusus, yang
lengkapi  dengan  sarana  upakara  (  banten). di sakralkan dan telah di sucikan dengan sarana
Selanjutnya  di  laksanakan  upacara  (  ritual  ) bebantenan,  di  puput  oleh  Ida  Sulinggih/
yang  di  aturkan  oleh  pemangku ,dan  seluruh Pendeta. Di saksikan oleh unsur Guru Wisesa
umat  yang  terlibat  di  di  dalamnya  ikut (pemerintah ) dengan Instansi yang terkait yaitu
melakukan persembahyangan, agar di berikan , Kepala Desa bersama staf, Prajuru Desa Adat
keselamatan dalam pemetikan (saat ngangget dan masyarakat.  Pada Tahun 2015 ,Pemerintah
don  bin  bingin  )  dan  bahan  upakara  tersebut Daerah  Kabupaten  Badung,  yang  dihadiri
dapat  di  pergunakan  sebagaimana  mestinya Bupati Badung, I Nyoman Giri Prasta bersama
guna  mendapatkan kesejahteraan bersama. jajarannya dan bekerjasama dengan penduduk
E. Sebelah Selatan Pohon Beringin Terbangun lokal  dalam  pembukaan  dan  meresmikan
Pura Taman Mumbul Dan Terdapat Klebutan pengembangan Potensi Obyek Taman Mumbul
(Sumber mata Air ). Sebagai  Wisata  Relegi    di  tandai  dengan
Sebagai  bentuk  inovasi  masyarakat mengadakan  persembahyangan  dan  ritual
dalam  pemberdayaan  alam,  sumber  mata  air penyucian  diri  dengan  Melukat  bersama.
selanjutnya  di    alirkan  kebeberapa  pancoran Wisata melukat merupakan merupakan wisata
dengan  lambang  Tuhan    yang  di  simbulkan minat khusus yang telah berkembang di Bali.
dengan patung : Dewa Brahma. Dewa Wisnu Kata melukat berasal dari kata “Lukat
dan Dewa Siwa yang di letakan pada tempat “dalam  bahasa  Kawi  –  Bali  artinya  mersihin
khusus yang telah di sucikan.  Air Murni yang (membersihkan)  dan  menghilangkan
sumbernya dari  klebutan ini     di  manfaatkan (ngicalang).  Dalam Kamus Bahasa Indonesia
oleh Krama Desa Sangeh dan Krama Desa Selat kata “lukat” berarti melepas ( barang yang di
termasuk warga lainnya untuk di komsumsi ( lekatkan)  .  Kemudian  mendapat  awalan  “me
di minum ). Dalam pengambilan air, para karma “menjadi  melukat. Artinya  melakukan  suatu
tentu  melakukan  ritual  dengan  mengaturkan pekerjaan  dengan  melepas  sesuatu  yang
canang  sari    dengan  sesari  Rp  2000  (  dalam melekat  yang  di  nilai  kurang  baik  melalui
retribusi). Air  yang  di  minum  dapat    oleh upacara keagamaan baik secara lahir maupun
masyarakat  dapat  di  rasakan  nikmat,  mampu bathin.  Melaksanakan  ritual  penglukatan
menghilangkan  dahaga  /  haus  yang merupakan salah satu usaha membersihkan diri
memuaskan.  Di  samping  itu  masyarakat atau menyucikan diri, untuk bisa mendekatkan
percaya bahwa air klebutan  tersebut, bebas dari diri dengan Ida Sanghyang Widhi Wasa agar di
ancaman penyakit dan bakteri (sumber : dari berikan  keselamatan,  kesehatan,  kerahayuan
beberapa  krama  Desa  Selat  dan  Sangeh) dan kerahajengan.  Keberadaan Obyek Wisata
sebagai  penikmat  air  minum  di  Pancoran Mumbul semakin di kenal oleh masyarakat baik
Taman Mumbul. melalui  media  cetak  maupun  elektronik.

24
POTENSI SUMBER MATA AIR KLEBUTAN SEBAGAI ....(I Wayan Arka, 20-28)
Terbukti setiap hari ada pemedek yang tangkil persembahyangan    untuk  nunas  Wangsuh
untuk  melukat.  Peningkatan  pemedek pada  dan  Bija.  Dengan  demikian  prosesi
(pengunjung) terutama pada  hari  suci seperti penglukatan telah selesai.
purnama,  tilem  ,terlebih  lagi  yang  paling
membludak  adalah  pada  saat  hari  Banyu 2.4  Kreativitas  Masyarakat  Dalam
Pinaruh  (  sehari  setelah  hari  Raya  Suci Pemanfaatan Lingkungan Dan Pelestarian
Saraswati  ).  Masyarakat  sangat  menikmati Alam  Sebagai  Daya  Tarik  Wisata  dalam
manfaat dari wisata spiritual (melukat). Dengan Sosial-ekonmi dan Budaya
melukat merupakan salah satu Upayanya 2.4.1  Terdapat Kolam ( Telaga Besar). Salah
Secara umum prosesi ritual penglukatan satu Ciri Khas pemandangan  yang alami,
di lakukan dengan : terdapat ikan dan tumbuhan kapu kapu.
1. Sarana upakara yang akan di gunakan dalam Pemandangan  Telaga  terlihat  sangat
penglukatan seperti, canang sari atau pejati rapi,  alami  dan  terasa  menyatu  dengan
di bawa oleh peserta bersangkutan. Dalam lingkungan  relegi.     Azas  Pemanfaatan  dan
melaksanakan  ritual  ini  di  harapkan melestarikan alam semesta beserta lingkungan
menggunakan pakaian adat madya , di sertai sangat  penting  di  lakukan.    Implementasi
dengan pikiran yang tenang dan damai. Bagi modelnya  dengan pemberdayaan masyarakarat
yang  dalam  keadaan  cuntaka  tidak  di lokal dalam pembangunan pariwisata  dijadikan
perbolehkan melaksankan penglukatan dan Creative Tourism. Bentuk kreativitas ekonomi
khusus untuk perempuan yang datang bulan dalam  upaya  mendapatkan  benefit  dan
(haid ) di larang untuk mengikuti ritual ini. keuntungan dari balas jasa dalam pengelolaan
2. Sebelum penglukatan di laksanakan, maka obyek.  Salah  bentuk  Creative  Tourism  di
terlebih  Pemangku  mengaturkan  banten adakan  lomba    memancing  ikan,  dengan
canang sari/ pejati yang di bawa oleh umat/ melibatkan orang tua, pemuda dan anak- anak
pemedek.Di  lanjutkan  dengan . Ajang ini kerap di manfaatkan oleh kalangan
persembahyangan  baik  individu  maupun komunitas lainnya seperti, para Entrepreneur (
kelompok  di  pimpin  oleh  Jro  Mangku family day ), Persatuan Organisasi lembaga dan
setempat.  Kemudian  di  lanjutkan  menuju pemuda dan Individu yang berekreasi. Dari segi
Telaga yang telah di sakralkan. Terdapat  11 sosial  mendapatkan  manfaat    untuk
pancoran, di lambangkan dengan unsur para menumbuhkan  rasa  cinta  lingkungan,
Dewa sesuai dengan manifestasinya dalam membangun rasa saling, asah, asih, asuh yang
memberikan  Anugrah  dalam  kesucian, dalam  memupuk  persahabatan  dan
kesehatan,  keselamatan  dan persaudaraan,  solidaritas  tinggi  antar  warga
kesejahteraan.Penglukatan  di  mulai  dari desa  pekraman  dan  warga  lainnya  sehingga
arah kanan menuju arah kiri. Diawali dengan dapat  membangun  usaha  Desa  Pekraman
Posisi  Dewa  Wisnu  paling  kanan  , dengan damai , harmonis dan berkelanjutan.
dilanjutkan kekiri Dewa sambu, seterusnya B. Tengah Halaman Obyek Wisata.
Dewa  Iswara,  Dewa  Maheswara,Dewa Posisi halaman berada di depan Telaga
Brahma,  Dewa  Rudra,  Dewa  Mahadewa, yang    besar.  Dalam  konsep  pelestarian  dan
Dewa  Sangkara,  Dewa  Siwa,  Dewi pemanfaatan  lingkungan.  Adapun  bentuk
Saraswasti dan yang paling kiri adalah Dewi Inovasi dan kreativitas masyarakat dalam Dunia
Gangga.  Setelah  11  pancoran  terlewati Usaha  Ekonomi  Kerakyatan  seperti,  ajang
dengan ritual pengklutan, maka para peserta pertemuan  kelompok  tani,    Kelompok  seni,
berganti  busana  yang  bersih  dan  rapi, kegiatan  Pra  Weding,  Shooting  Film  ,lomba
selanjutnya  kembali  lagi  menuju  tempat burung  dan  lain  sebagainya.  Kreativitas  ini

25
GENTA HREDAYA Volume 2, No. 2, September 2018 ISSN : 2598-6848

mendapatkan  apresiasi  dari  masyarakat peningkatkan  pengetahuan  alam  dan


setempat.  Sehingga  di  perlukan  sarana  dan pengenalan lingkungan (outbond). Hal ini dapat
kualitas pelayanan yang optimal dalam upaya menumbuhkan karakter dalam  budaya  kasih
mendapatkan kesejahteraan dan peningkatkan peserta didik  terhadap alam dan semestanya.
pendapatan Desa. (sumber: Ibu Gusti Ayu Rai ) selaku pendidik
Pembangunan  ekonomi  kerakyatan. kelompok Belajar Usia Dini di Desa Selat.
Efektifitas dan kreativitas masyarakat dapat di
berdayakan pada  hari besar (suci) umat Hindu 2.5  Pengelolaan  Obyek  Wisata  Taman
Seperti, hari galungan, kuningan, manis nyepi, Mumbul  Berbasis  Kerakyatan  Dan
dan  hari  besar  nasional    (Tahun  Baru  )  dll, Keberlanjutan.
dengan memanfaatkan  lingkungan ini sebagai 2.5.1  Sistem  Pengelolaan  Obyek  Wisata
tempat rekreasi .Sebagai penunjang kebutuhan Relegi Taman Mumbul
rekreasi,  maka  masyarakat  local  maupun Pengelolaan obyek wisata yang ada di
luar,memanfaatkan  kesempatan  ini  untuk Desa Sangeh sebagai usaha  msayarakat Desa .
berdagang. Modelnya bentuk lesehan dengan Hal ini sepenuhnya di kelola oleh lembaga Desa
jenis  dagangannya  kulinier  tradisioanl    dan Pekraman Sangeh yang  berbasis masyarakat
pedagang kaki lima seperti, mainan anak-anak, dengan  memberdayakan  masyarakat  local.
alat- alat pertanian dan busana ke pura . Hal ini Peran dan kerjasama masyarakat sangat penting
sebagai  creativitas  tourim  dalam  menunjang dalam  menjalankan  Tradisi,mengelola,
pariwisata budaya berkelanjutan. menjaga  dan  melestarikan  warisan  budaya
Tempat  ini  kerap  di  gunakan  dalam leluhur  yang  adi  luhung.  Upaya  ini  dapat  di
kegiatan  olahraga Spritual (yoga ) dari berbagai lakukan  dengan  penuh  kesadaran  dalam
kelompok  baik  Local,  Regional  maupun menjalankan  konsep  ajaran Agama  Hindu
Internasional,karena  tempat  ini  di  percaya dengan falsafah Konsep TriHita Karana, yang
memiliki nilai religius. Di rasakan lebih cepat mampu  memberikan  kesejahteraan  bersama
konsentrasi sehingga aktivitas ( olahraga Yoga dengan  penyeimbangan  prilaku  antara  ke
) dapat  berjalan dengan  lancar. Khusus  Desa Prahyangan  (Tuhan)  Sesama  Manusia
Sangeh membentuk kelompok olahraga yoga (Pawongan) Lingkungan (lingkungan ).
dengan peserta lebih dominan di ikuti oleh para Sistem pengelolaan mengacu pada UU
lansia.  Implikasi  sudut  pandang  sehat- Kepariwistaan  Indonesia,Implemetasi
phisikologis dan sosial, peserta  merasa  lebih pengelolaan berdasarkan  aturan yang telah di
sehat  (jarang  mengeluh  sakit  )  dan  merasa tuangkan oleh pemerintah Kabupaten Badung
bergembira  karena  merasa  di  hargai,  dapat bersama  instansi  yang  terkait    tentang
bertemu dan bisa bergaul dengan yang lainnya pengelolaan  obyek  wisata,  Perda  tentang
sehingga    dapat  menumbuhkan  rasa  percaya pariwisata budaya dan lingkungan dan Aturan
diri. Intinya dari yoga ini adalah cara atau seni Desa Adat  berdasarkan  keputusan  bersama
dalam melatih pernafasan dengan baik,melatih warga  Desa  Pekrama    Sangeh  seperti,  awig-
konsentrasi dengan berpikir postitif. (sumber : awig, perarem desa dan lain sebagainya.
Ibu Nanik ) Instruktur senam yoga lansia Desa Pemerintah    Kabupaten  Badung
Sangeh. bekerja  sama  dengan  instansi  yang  terkait
Berguna sebagai Media Pembelajaran seperti,  Dinas  Pariwisata  Dinas  Pendidikan  ,
oleh kelompok  Dunia Pendidikan. Hal  ini  di Kantor Agama  untuk  memberikan  ceramah
manfaatkan oleh kelompok belajar Usia Dini kepada  pengelola  Obyek  Wisata  dalam
yang  ada    di  sekitarnya.  Upaya  membangun kepariwisataan  budaya  yang  berbasis
dalam  pengembangan  rasa  sosialnya, kerakyatan dan  terkait dengan  kepercayaan ,

26
POTENSI SUMBER MATA AIR KLEBUTAN SEBAGAI ....(I Wayan Arka, 20-28)
agama  dan  budaya.    Di  samping  itu yang ada di lingkungan  di Desa Sangeh,maka
memberikan pendidikan dengan pelatihan,agar seluruh  pembiayaan  di  keluarkan  oleh  Desa
masyarakat Desa Sangeh  mampu memberikan Adat (hasil dari jasa pariwisata warisan  leluhur
pelayanan  yang  berkualitas.Upaya ),    masyarakat  pengempon  tidak  perlu
keberlangsungan kepariwisataan budaya agar mengeluarkan  biaya  (uang)  hanya  tenaga
tetap  ajeg  dan  lestari.  Tujuannya  agar (ayahan).
masyarakat  memahami  produk  wisata Berdasarkan  pemaparan  di  atas,
bersumber  dari  pariwisata  budaya.Sehingga Masyarakat Desa Sangeh merasa bersyukur atas
masyarakat  dapat menjaga kesucian, mampu terciptanya alam semesta yang  indah dengan
mempertahankan  dan  melestarikan    dan  bisa nuasa relegi .  Dengan konsep  “Ngayah” wajib
Mensyukuri  Anugrah  Tuhan  dengan memberi  pelayanan  umat  yang  melakukan
manifestasinya. ritual agama. Pelayanan adalah yadnya. (nara
sumber ,wawancara Bendesa Adat Sangeh: Ida
2.5.2  Pendapatan  Dan  Pengolahan  Hasil Bgs  Dipayana).  Dengan  demikian
Dari  Pengelolaan  Obyek  Wisata  Taman Pengembangan  potensi  wisata  relegi  sangat
Mumbul. penting      untuk  melestarikan  alam  dan
A.  Pendapatan  Jasa  Dalam  Pengelolaan lingkungan  serta  dala  m  membangun
Obyek Wisata Taman Mumbul kesejahteraan  umat  manusia  baik  sekarang
Pendapatan  merupakan  seluruh  jasa maupun akan datang atau  wisata relegi yang
pemasukan  .  Pemungutan  biaya  tentang berbasis masyarakat dan berkelanjutan.
pemanfaatan  lingkungan  baik  relegi,  sosial,
budaya  maupun  ekonomis  telah  di  atur  oleh III. PENUTUP
lembaga  Desa  Adat  Sangeh  berdasarkan a. Pembangunan di bidang kepariwisataaan
pararem  (keputusan  Desa  Pekraman).  Balas merupakan  bagian  dari  pembangunan
jasa pengelolaan Obyek Wisata dalam Retribusi nasional.  Upaya  pengembangan  potensi
seperti,  parkir,pedagang,  sewa  toilet,  sewa pariwisata,eksistensi dalam kesadaran  dan
busana    melukat,  jasa  penitipan  barang  , kerjasama masyarakat sangat di butuhkan.
sumbangan  sukarela  dari  warga  yang Aktivitas  dan  kreativitas  ini    dapat
pengambil  air  minum,  sesari  dan  punia memberikan  manfaat  bagi  kehidupan
pemedek, dan donatur dari paket Wisata, jasa masyarakat  dari  segi  ekonomi,  sosial,
kebersihan  dalam  pemanfaatan  lingkungan budaya dan spiritual.
seperti aktivitas lomba melukis, lomba burung, b. Kepariwisataan  Bali  terkenal  dengan
lomba mancing ikan,  Pra Wedding, Shooting keaneka  ragaman  budaya,  keramah
Film, dan lain sebagainya. tamahan penduduk dan sumber daya alam
yang indah dan relegi. Pariwisata yang di
B. Pengelolaan Hasil Obyek Wisata Taman kembangkan  di  Bali  adalah  Pariwisata
Mumbul. Budaya  yang  berdasarkan  falsafah  dari
Hasil yang di dapatkan itu sebagaian di konsep  Tri  Hita  Karana.  Dengan
gunakan untuk kepentingan usaha,baik untuk membangun  keseimbangan  dalam
meningkatkan kualitas pelayanan,peningkatan berprilaku  yaitu,  ke  Prahyangan  (Tuhan)
fasilitas  maupun  pengembangan  dan Kepawongan  (Sesama  Manusia)  dan  ke
pelestarian  obyek  wisata  selanjutnya.  Hasil Palemahan  (pelestarian  alam  dan
dapat  di  manfaatkan  untuk  kepentingan  dan lingkungan). Implementasi dari konsep ini
kesejahteraan  bersama.  Contoh. Apabila  ada mampu memberikan kesejahteraan kepada
piodalan di pura Khayangan tiga, dan pura- pura umat manusia baik sekarang maupun akan
datang.
27
GENTA HREDAYA Volume 2, No. 2, September 2018 ISSN : 2598-6848

c. Pengembangan  potensi  pariwisata  relegi


berbasis  kerakyatan  dan  keberlanjutan
pada Obyek Wisata Taman Mumbul dapat
memberikan kejahteraan pada masyarakat
dan  membuka  lapangan  kerja.
Pengembangannya  berdasarkan  nilai
sejarah, kesucian pura, tradisional religius
dan budaya serta kepercayaan. Hal ini dapat
di  jadikan  dasar  dalam  pengembangan
potensi  dalam  Pariwisata  budaya  dan
Berkelanjutan.

DAFTAR PUSTAKA

Ardika,  I  W.  2003.  Komponen  Budaya  Bali


sebagai  Daya  Tarik  Wisata.  dalam
Pariwisata  Budaya  Berkelanjutan  :
Refleksi  dan  Harapan  di  Tengah
Perkembangan Global. Denpasar : Kajian
PAriwisata  Program  Pascasarjana
Universitas Udayana.
Bagus, I G N, dkk. 2002. Pemikiran baru untuk
Pembangunan  Bali  yang  Berkelanjutan
dan  Perspektif  Budaya,  Laporan
Penelitian, Program  Studi Magister (S2)
Kajian  Budaya  UNiversitas  Udayana
Denpasar.
Peraturan  Daerah  Propinsi  Daerah Tingkat  I
Bali  Nomor  5  Tahun  1986  tentang
kedudukan Fungsi dan Peranan Desa Adat
sebagai  Kesatuan  Masyarakat  Hukum
Adat  Dalam  Propinsi  Daerah  Tingkat  I
Bali
Pitana, I Gede. 1999. Pelangi Pariwisata Bali.
Denpasar : PT Bali Post
Sugiani, Made. 2009. Strategi Pengembangan
Daya  Tarik  Wisata  Spiritual  Kawasan
Pantai Mertasari, Desa Sanur Kauh, Kota
Denpasar  (tesis).  Denpasar:  Universitas
Udayana.
Upriana, N. 1997. Pengembangan Pariwisata
Alam  di  Kawasan  Pelestarian  Alam.
Prosiding  Pelatihan  dan  Lokakarya
Perencanaan  Pariwisata  Berkelanjutan.
Bandung: ITB.
28

Anda mungkin juga menyukai