Anda di halaman 1dari 9

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

UIN WALISONGO SEMARANG


Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Jalan Walisongo No. 3—5 Semarang

Eksistensi Desa Wisata Trayu dan Dampaknya Bagi Kesejahteraan


Masyarakat

Amirudin ishaq1, Dhini wahyu ningtyas2, Asih alfiyanti3


1, 2, 3
Afiliasi Penulis (Cambria, 10pt)
kazeyahinama@gmail.com 2
, alamat email penulis, 3alamat email penulis

Abstract
Trayu Tourism Village is a village that develops the potential of natural and cultural tourism as the main
source of income for its residents. This research aims to examine the existence of Trayu Tourism Village
and its impact on the community’s well-being. This study adopts a qualitative approach with data
collection techniques through in-depth interviews, observations, and documentary studies. The findings
indicate that the existence of Trayu Tourism Village has provided significant positive impacts on the
community’s well-being. The village has successfully increased the residents’ income through the tourism
sector, created new job opportunities, improved infrastructure, and promoted local culture. Furthermore,
the presence of the tourism village has also brought positive effects on the quality of life of the community,
such as improved access to education, healthcare, and public facilities. Thus, Trayu Tourism Village plays
an important role in enhancing the well-being of the local community.
Keyword: Trayu Tourism Village, existence, impact, community well-being, natural tourism potential.

Abstrak
Desa Wisata Trayu adalah sebuah desa yang mengembangkan potensi wisata alam dan budaya sebagai
sumber penghasilan utama bagi penduduknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji eksistensi Desa
Wisata Trayu dan dampaknya terhadap kesejahteraan masyarakat. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi, dan
studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa eksistensi Desa Wisata Trayu memberikan
dampak positif yang signifikan bagi kesejahteraan masyarakat. Desa ini telah berhasil meningkatkan
pendapatan masyarakat melalui sektor pariwisata, menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan
infrastruktur, serta mempromosikan kebudayaan lokal. Selain itu, adanya desa wisata juga membawa
dampak positif terhadap kualitas hidup masyarakat, seperti peningkatan akses pendidikan, kesehatan,
dan fasilitas umum. Dengan demikian, Desa Wisata Trayu memiliki peran penting dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat lokal.

Kata kunci: Desa Wisata Trayu, eksistensi, dampak, kesejahteraan masyarakat, potensi wisata alam.

===

Pendahuluan
Desa Wisata Trayu kecamatan Singorojo kabupaten kendal jawa tengah salah satu desa
wisata yang terletak di daerah pedesaan yang kaya akan keindahan alam dan warisan budaya.
Desa ini telah mengembangkan potensi wisata yang dimiliki untuk meningkatkan pendapatan
dan kesejahteraan masyarakat setempat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis eksistensi
Desa Wisata Trayu dan dampaknya bagi kesejahteraan masyarakat. Kekhwatiran masyrakat itu
sendiri merupakan salah satu alasan mengapa dijadikan inspirasi bagi masyarakat itu sendiri
11 |

untuk mengubah lahan yang kosong menjadi suatu lahan pariwisata yang dapat meningkatkan
peluang membangun kesejahteraan masyarakat didalam masyarakat itu .
Pengembangan kegiatan pariwisata memiliki dampak pengganda (multiplier effect) yang
luas terhadap sektor lainnya. Banyak daerah di Indonesia yang memanfaatkan kegiatan
pariwisata sebagai salah satu sumber pendapatan daerah dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat secara lokal. Contohnya, di Daerah trayu ini sendiri,subsektor pariwisata
memberikan kontribusi yang signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD), Kondisi ini
memberikan peluang besar untuk terus mengembangkan sektor pariwisata. Desa trayu memiliki
berbagai usaha dalam pengelolaan daya tarik wisata, seperti pengelolaan kolam
renang/pemandian, terapi kolam ikan yang konon dapat menyembuhkan beberapa pemyakit
dan tentunya dengan spot selfie yang menjadi salah satu daya tarik bagi masyarakat dari luar
daerah untuk berkunjung.
Kunjungan wisatawan ke desa wisata memiliki potensi sebagai sumber pendapatan yang
dapat meningkatkan ekonomi masyarakat lokal. Hal ini terkait dengan aliran uang yang berasal
dari wisatawan yang berkunjung. Desa wisata merupakan bidang usaha yang relatif baru yang
sedang berkembang di masyarakat pedesaan. Masyarakat pedesaan yang biasanya bergerak
dalam sektor pertanian juga mulai terlibat dalam kegiatan pariwisata seiring dengan
perkembangan desa wisata. Perkembangan usaha ini akan mendorong diversifikasi ekonomi.
Aspek ekonomi merupakan aspek yang menonjol dan sering digunakan sebagai indikator untuk
menilai tingkat kesejahteraan masyarakat.
Dengan semangat dan antusias masyarakat menerima kebijakan tersebut untuk mencapai
kesuksesan maupun kesejahteraan yang diinginkan , seperti banyaknya peluang pekerjaan
khusus warga desa itu sendiri ,sebagai promosi dan juga meningkatkan taraf kehidupan warga
yang terbantu dalam program ini. Dengan fenomena tersebut kami sangat tertarik dengan
mengkajinya secara koherensif dan tentu saja dibuktikan dengan metodologi yaNg empiris.
Kajian literatur/penelitian terdahulu sudah pernah membahas mengenai eksistensi sebuah
desa dan dampaknya/pengaruhnya terhadap kesejahteraan masyarakat ( Dampak
pengembangan Desa Wisata terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakatl oleh Dra. Nunun
nurhajati M.SI seorang doaen diuniversitas tulungagung) Adapun dalam keterbaruan dalam
penelitian ini adalah Bagaimana reaksi atau sikap masyarakat didesa trayu itu sendiri dan ke
eksistensianya terhadap wisatawan lokal.
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan dan menganalisis perkembangan desa
wisata sebagai langkah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Desa Mulyosari,
Kecamatan Pagerwojo, Kabupaten Tulungagung. Penelitian juga akan mengidentifikasi faktor-

Title of article/judul artikel


faktor yang mempengaruhi dalam pengembangan desa wisata sebagai upaya meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.

Pengertian desa wisata


Pemerintah Indonesia telah berupaya mengembangan pariwisata berbasis pada potensi
dan kemampuan masyarakat dalam mengelola kegiatan pariwisata. Hal ini agar dapat
memberikan manfaat kegiatan pariwisata yang sebesar-besarnya bagi masyarakat.(Gita
ratri.,Etc,2016).Definisi desa wisata itu sendiri iyalah desa yang dijadikan tempat wisata karena
daya tarik yang dimilikinya. Desa wisata merupakan suatu bentuk integrasi antara atraksi,
akomodasi dan fasilitas pendukung. Desa wisata disajikan dalam suatu struktur kehidupan
masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku.(Wikipedia).
Desa wisata adalah sebuah konsep pengembangan pariwisata di daerah pedesaan yang
bertujuan untuk mempromosikan dan memanfaatkan potensi wisata yang dimiliki oleh desa
tersebut. Desa wisata mengutamakan keunikan dan kekhasan budaya, tradisi, alam, dan
kehidupan masyarakat lokal sebagai daya tarik wisata. Konsep ini bertujuan untuk
memberdayakan masyarakat desa dan meningkatkan kesejahteraan mereka melalui
pengembangan pariwisata yang berkelanjutan.

Ciri-ciri dari desa wisata biasanya meliputi:


1. Keberlanjutan lingkungan: Desa wisata menjaga kelestarian alam dan lingkungan, serta
melibatkan masyarakat dalam praktik-praktik ramah lingkungan.
2. Keberagaman budaya: Desa wisata menonjolkan kekayaan budaya lokal, termasuk
tradisi, kesenian, kerajinan, dan kuliner, yang dapat dilihat dan diapresiasi oleh wisatawan.
3. Partisipasi masyarakat: Masyarakat lokal terlibat dalam pengembangan dan pengelolaan
desa wisata, sehingga mereka memiliki peran aktif dalam mengambil keputusan dan
mendapatkan manfaat dari pariwisata.Dalam perencanaan dan pengembangan agrowisata yang
berkelanjutan dan berbasis komunitas, prinsip yang selalu dipengang adalah adanya peran serta
masyarakat lokal.(Nurulitha A,2013)
4. Pendidikan dan pemahaman: Desa wisata juga memberikan pengetahuan dan
pemahaman kepada wisatawan mengenai budaya, lingkungan, dan kehidupan masyarakat lokal
melalui program-program pendidikan dan kesadaran.
5. Infrastruktur dan fasilitas: Desa wisata biasanya memiliki fasilitas yang mendukung
pariwisata seperti homestay, warung makan, pusat informasi, dan aksesibilitas yang memadai.
6. Pemberdayaan ekonomi: Desa wisata bertujuan untuk meningkatkan perekonomian
masyarakat lokal dengan mengembangkan usaha mikro, kerajinan, pertanian, dan industri
pariwisata lainnya.
13 |

Melalui pengembangan desa wisata, diharapkan dapat tercipta pembangunan yang


berkelanjutan, pelestarian budaya lokal, peningkatan kesejahteraan masyarakat, serta
memperluas kesempatan kerja dan pendapatan di daerah pedesaan.Keberadaan desa wisata
saat ini memiliki daya pikat yang baik. Bukan saja karena Indonesia terdiri dari beragam tradisi
dan kebudayaan, namun kekayaan alam yang terbentang antara desa satu dengan desa yang lain
memiliki keunikan dan kekhasan tersendiri.
Jadi kesimpulan yang dapat saya berikan mengenai uraian diatas iyalah Desa wisata adalah
konsep pengembangan pariwisata di daerah pedesaan yang bertujuan untuk memanfaatkan dan
mengembangkan potensi wisata lokal. Dalam desa wisata, masyarakat lokal berperan aktif
dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan pariwisata. Desa wisata juga berfokus pada
pelestarian budaya, keberlanjutan lingkungan, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Dengan adanya desa wisata, diharapkan tercipta pembangunan pariwisata yang berkelanjutan
dan memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat lokal. Prinsip-prinsip pariwisata
berkelanjutan juga diterapkan dalam pengembangan desa wisata.

Dampak kesejahteraan desa wisata


Sektor pariwisata merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan sebagai salah satu
sumber pendapatan asli daerah. Usaha memperbesar pendapatan asli daerah, maka program
pengembangan dan pendayagunaan sumber daya dan potensi pariwisata daerah diharapkan
dapat memberikan sumbangan bagi pembangunan ekonomi(Nunun Nurhajati,2018)
Pertama-tama, dampak paling terlihat adalah peningkatan pendapatan masyarakat. Melalui
desa wisata, masyarakat lokal dapat memanfaatkan potensi wisata yang ada di sekitar mereka.
Mereka dapat menjual produk-produk lokal seperti makanan, kerajinan tangan, atau hasil
pertanian kepada wisatawan. Dengan adanya peningkatan permintaan atas produk-produk
tersebut, pendapatan masyarakat dapat meningkat secara signifikan. Pendapatan tambahan ini
tidak hanya berdampak pada kehidupan individu, tetapi juga pada keluarga dan komunitas
secara keseluruhan.
Selain itu, desa wisata juga menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat lokal.
Perkembangan sektor pariwisata di desa wisata membutuhkan berbagai jenis tenaga kerja, baik
langsung maupun tidak langsung. Masyarakat lokal dapat bekerja sebagai pemandu wisata,
penjaga objek wisata, pengelola wisata, atau bahkan membuka usaha jasa pendukung seperti
transportasi atau penjualan suvenir. Penciptaan lapangan kerja ini memberikan kesempatan
kepada masyarakat lokal untuk memiliki mata pencaharian yang lebih beragam dan
meningkatkan tingkat kemandirian ekonomi.Desa wisata menjadi salah satu pariwisata yang

Title of article/judul artikel


banyak dikembangkan di Indonesia karena memiliki potensi–potensi yang mendukung.(Rizki
syarifah,etc,2022 )
Selain dampak ekonomi, desa wisata juga memiliki dampak sosial dan budaya yang
signifikan. Desa wisata sering kali menjaga dan mempromosikan budaya dan tradisi lokal
sebagai daya tarik wisata. Masyarakat lokal akan memegang peranan penting dalam
mempertahankan dan melestarikan warisan budaya mereka, seperti tarian tradisional, musik,
pakaian adat, dan kebiasaan lokal. Dalam prosesnya, mereka juga akan memperkuat identitas
dan harga diri mereka sebagai anggota komunitas.
Selain itu juga desa wisata memiliki potensi dalam promosi eksistensi desa wisata
trayu ,,Promosi merupakan komponen penting dalam strategi pemasaran yang berfungsi untuk
mempengaruhi, meyakinkan, dan memperkenalkan produk atau layanan kepada konsumen.
Tujuan dari promosi adalah agar barang dan jasa dapat dikenal dan digunakan oleh konsumen.
Peran promosi ini memiliki dampak yang signifikan dalam meningkatkan jumlah wisatawan
yang mengunjungi objek wisata trayu. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Wolah
(2016), terbukti bahwa promosi memiliki peran penting dalam meningkatkan jumlah kunjungan
wisatawan di Kabupaten Poso. Oleh karena itu, kegiatan promosi harus dilakukan secara terus-
menerus dan berkelanjutan agar objek desa wisata memiliki nilai yang tinggi dan mampu
menarik minat wisatawan untuk berkunjung. (W.wahyudi ,2021)
Dalam kesimpulannya, desa wisata memiliki dampak positif yang signifikan terhadap
kesejahteraan masyarakat lokal. Melalui peningkatan pendapatan, penciptaan lapangan kerja,
diversifikasi ekonomi, peningkatan infrastruktur, dan pelestarian budaya, desa wisata dapat
meningkatkan taraf hidup masyarakat, mengurangi tingkat pengangguran, memperkuat
ekonomi lokal, meningkatkan akses terhadap fasilitas dan layanan, serta melestarikan warisan
budaya dan tradisi. Dengan demikian, desa wisata dapat berperan sebagai motor penggerak
pembangunan yang berkelanjutan dan memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat
lokal.

Eksistensi Desa Wisata


Eksistensi dari desa wisata itu sendiri memperlukan peranan masyarakat dan wisatawan
itu sendiri untuk mencapai sebuah kesuksesan dari keberadaan desa wisata tersebut.Saat ini,
desa wisata telah menjadi trend pembangunan kepariwisataan di Indonesia. Hal ini tidak
terlepas dari besarnya potensi yang ada di desa. Desa kaya akan potensi alam maupun potensi
sosial budaya yang dapat diangkat menjadi daya tarik destinasi wisata. Mengutip dari Laporan
Akhir Kajian Pengembangan Desa di DIY tahun 2014, desa wisata dapat diartikan sebagai suatu
destinasi wisata yang mengintegrasikan antara atraksi, akomodasi, dan berbagai fasilitas
15 |

penyokong wisata yang ditampilkan dalam bentuk struktur kehidupan masyarakat lokal yang
berpadu dengan aturan dan tradisi setempat
Peran masyarakat sangat penting bagi perkembangan dan keberlangsungan desa
wisata.Proses pengembangan desa wisata dalam prakteknya menghadapi berbagai
permasalahan, secara umum permasalahan yang terjadi yaitu tidak dioptimalkannya peran
masyarakat, sehingga masyarakat tidak hanya merasa kurang memiliki rasa bangga terhadap
pariwisata yang ada di desanya, tetapi juga. Masyarakat tidak mendapatkan keuntungan dari
adanya kegiatan pariwisata yang ada di desa( Dian Herdiana,2022) Masyarakat desa adalah
salah satu faktor terpenting dalam menciptakan pengalaman perjalanan yang positif dan
memastikan keberlanjutan pariwisata di wilayah tersebut. Berikut beberapa peran masyarakat
dalam desa wisata:
1. Pelestarian dan Pengembangan Lingkungan:
Masyarakat di desa wisata memiliki kewajiban untuk menjaga kebersihan, keindahan dan
kelestarian lingkungan. Anda dapat berpartisipasi dalam kegiatan seperti pengelolaan sampah,
penghijauan dan konservasi untuk memastikan keindahan alam tetap terjaga.

2. Dampak Ekonomi Lokal:


Desa wisata dapat menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat setempat. Masyarakat
dapat berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi lokal seperti kerajinan tangan, pertanian atau
penyediaan jasa wisata. Dengan demikian, desa wisata dapat memberikan manfaat ekonomi
yang dirasakan langsung oleh masyarakat sekitar.

3. Partisipasi dalam pengambilan keputusan:


Masyarakat desa wisata harus dilibatkan dalam pengambilan keputusan terkait
pengembangan pariwisata di wilayahnya. Melalui dialog dan partisipasi aktif, masyarakat dapat
memberikan sumbangsih, gagasan dan keinginannya untuk membangun desa wisata yang lebih
baik. Hal ini juga membantu untuk memastikan bahwa kepentingan masyarakat lokal
diperhitungkan dengan baik.

4. Pelestarian budaya dan warisan lokal:


Masyarakat di desa wisata berperan penting dalam melestarikan budaya dan warisan lokal.
Anda dapat melestarikan tradisi, adat istiadat, seni, dan kerajinan tradisional. Hal ini
memungkinkan wisatawan untuk mempelajari dan menghargai keunikan budaya lokal
sementara penduduk setempat bangga dengan warisan mereka.

Title of article/judul artikel


5. Penyediaan informasi dan pengalaman bagi wisatawan:
Masyarakat di desa wisata dapat berperan sebagai pemandu, pemberi informasi atau tuan
rumah. Mereka dapat memberi pengunjung informasi tentang sejarah, budaya, dan atraksi lokal.
Masyarakat juga dapat berbagi pengalaman unik, tradisi dan cerita yang memperkaya
pengalaman wisata.

Keterlibatan masyarakat dalam pengembangan dan pengelolaan desa wisata penting untuk
menjamin keberlangsungan pariwisata yang bertanggung jawab, berkeadilan dan berkelanjutan.
Keterlibatan masyarakat juga membantu menciptakan ikatan yang kuat antara wisatawan dan
masyarakat setempat, memastikan manfaat yang lebih adil dan berkelanjutan bagi industri
pariwisata.

Jadi nengenai hal ini saya berpendapat bahwa tak hanya peran wisatawan yang memiliki
pengaruh eksistensi dari desa ini namun keuletan dan kinerja masyarakat itu aendiri
merupakan hal yang sangat penting san kruasil dalam menjadi pertimbangan kedepanya,
Masyarakat harus bisa berpartisipasi penuh dalam pelestarian dan pengembangan dari desa
wisata untuk bisa mencapai kesuksesan dimasa yang akan mendatang.

  bagian ini berisi metode pengumpulan data yang akan digunakan sebagai penentu hasil
dan pembahasan penelitian. Pengumpulan data dilakukan guna memperoleh informasi yang
diperlukan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Sebelum melakukan penelitian, peneliti
biasanya telah memiliki dugaan berdasarkan teori yang digunakan. Dugaan tersebut disebut
dengan hipiotesis. Untuk membuktikan hipotesis secara empiris, peneliti membutuhkan
pengumpulan data untuk diteliti dengan lebih mendalam.
Proses pengumpulan data ditentukan oleh variabel-variabel yang ada dalam hipotesis.
Pengumpulan data dilakukan terhadap sampel yang telah ditentukan sebelumnya. Data bisa
diwujudkan dalam bentuk gambar, suara, huruf, angka, bahasa, simbol, tabel, maupun keadaan.
Kesemuanya dapat disebut sebagai data asalkan dapat digunakan sebagai bahan untuk melihat
lingkungan, objek, kejadian, atau suatu konsep yang dapat digunakan dalam penelitian.
Ada berbagai metode pengumpulan data yang dapat dilakukan dalam sebuah penelitian.
Metode pengumpulan data dapat menggunakan satu metode, namun dapat juga digunakan
dengan menggabungkan dua metode atau lebih. Beberapa metode yang dapat kalian pilih di
antaranya:
1. Wawancara
17 |

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan tatap muka dan tanya
jawab langsung antara peneliti dan narasumber. Ada dua macam wawancara yang dapat
dilakukan: (a) wawancara tersrtuktur (peneliti membuat daftar pertanyaan secara
sistematis sebagai pedoman); dan (b) wawancara tidak terstruktur (peneliti tidak
menggunakan pedoman wawncara secara sistematis).
Syarat: minimal 10 narasumber, dibuktikan dengan transkrip hasil wawancara dan
foto
2. Observasi
Observasi merupakan metode pengumpulan data yang kompleks karena melibatkan
berbagai faktor dalam pelaksanaannya. Observasi tidak hanya dilakukan dengan mengukur
sikap dari responden, tetapi juga digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang
terjadi. Syarat: minimal dilakukan 3x dalam waktu yang berbeda, dibuktikan dengan
dokumen dan/atau dokumentasi
3. Angket (kuesioner)
Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.
Kuesioner merupakan metode yang efisien jika peneliti telah mengetahui dengan pasti
variabel yang akan diukur dan tahu apa yang diharapkan dari responden.
Syarat: minimal 30 responden, dibuktikan dengan laporan hasil angket dan
foto/tangkapan layar permintaan mengisi kuesioner

Hasil dan Pembahasan (Cambria, Bold, 11pt)


Hasil dan pembahasan berisi hasil-hasil temuan penelitian dan pembahasannya.
Hasil
Tuliskan temuan-temuan yang diperoleh dari hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan
dan harus ditunjang oleh data-data yang memadai. Hasil-hasil penelitian dan temuan harus bisa
menjawab masalah yang dikaji sebagaimana dicantumkan pada bagian pendahuluan. Lengkapi
dengan transkrip wawancara dan/atau laporan hasil observasi dan/atau laporan hasil angket.
Pembahasan
Pembahasan berfokus pada deskripsi dan analisis hasil temuan penelitian yang kemudian
dikombinasikan dengan teori-teori yang digunakan pada bagian Kajian Pustaka. Di bagian ini
juga biasanya dilengkapi dengan analisis hasil pengujian keabsahan teori/konsep dengan data di
lapangan.

Penutup (Cambria, Bold, 11pt)

Title of article/judul artikel


Penutup meliputi kesimpulan dan saran. Kesimpulan berisi tentang gambaran jawaban dari
masalah yang dikaji. Kesimpulan bukan berisi perulangan dari hasil dan pembahasan, tetapi
lebih kepada ringkasan hasil temuan seperti yang diharapkan pada tujuan. Saran menyajikan
hal-hal yang akan dilakukan terkait dengan gagasan selanjutnya dari penelitian tersebut.

Daftar Pustaka (Cambria, Bold, 11pt)


Derajat kemutakhiran bahan yang diacu pada rentang 10 tahun terakhir. Daftar jumlah rujukan
diharapkan 80% sumber primer yang berasal dari artikel riset nasional dan internasional.
Semakin tinggi pustaka primer yang diacu, semakin bermutu artikel yang ditulis. Salah satu
referensi penulisan artikel sedapat mungkin mengambil dari artikel pada jurnal ilmu
komunikasi dan ilmu terkait. Penulisan daftar pustaka dan sitasi mengacu pada ketentuan
APA Style. Daftar pustaka yang ditulis hanyalah benar-benar yang dirujuk dalam artikel
dan disusun secara alphabetis.
Pedoman penulisan daftar pustaka dapat dilihat pada masing-masing Google Drive
pengumpulan tugas kelas.

Anda mungkin juga menyukai