Anda di halaman 1dari 3

Nama : Cecillya Farasanti

NIM : 215060601111046
Tema : Modal Sosial
Judul Skripsi : Karakteristik Modal Sosial Masyarakat Desa Tulungrejo Terhadap
Keberadaan Wisata Kampung Inggris

LATAR BELAKANG
Pariwisata adalah sektor yang memiliki peran penting dalam pembangunan dan pertumbuhan
wilayah. Sebagai industri, pariwisata memiliki dampak yang signifikan pada berbagai aspek seperti
ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan. Pengembangan pariwisata merupakan tanggung jawab
bersama bagi semua pihak terkait dan komunitas lokal (Kartika, 2016). Keterlibatan aktif masyarakat
sangat diperlukan karena mereka memiliki pengetahuan yang dalam tentang kondisi lokal dan dapat
memastikan bahwa pengembangan pariwisata sesuai dengan kebutuhan dan keuntungan mereka.
Partisipasi masyarakat bukan hanya tentang memperkuat kemampuan lokal, tetapi juga sebagai cara
untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam proses pembangunan yang berkelanjutan
(Pujiningrum Palimbunga, 2018). Menurut Undang-Undang No.10 Tahun 2009 Tentang
Kepariwisataan, menegaskan bahwa masyarakat diberi kesempatan seluas-luasnya untuk ikut serta
dalam proses pengambilan keputusan di bidang kepariwisataan. Peran serta masyarakat dapat berupa
pemberian saran, pertimbangan, pendapat, tanggapan, masukan terhadap pengembangan, informasi
potensi dan masalah, serta rencana pengembangan kepariwisataan. Masyarakat memiliki peran yang
sangat penting dalam menunjang pengembangan pariwisata, sedangkan keterlibatan pemerintah dan
swasta hanya sebatas memfasilitasi dan memotivasi masyarakat sebagai pelaku utama.
Wisata edukasi atau educational tourism adalah suatu program dimana wisatawan berkunjung
ke suatu lokasi wisata dengan tujuan utama untuk memperoleh pengalaman pembelajaran secara
langsung di objek wisata tersebut (Rodger, 1998) dalam (Devi et al., 2019). Selain menjadi daya tarik
bagi wisatawan, tempat-tempat wisata edukatif juga dapat berfungsi sebagai fasilitas pembelajaran
bagi masyarakat desa sekitar tempat wisata. Dengan memanfaatkan kondisi alam, sosial, budaya, dan
sumber daya lokal secara optimal, pembelajaran dapat dilakukan dengan lebih efektif. Wisata edukasi
memiliki hubungan yang erat dengan modal sosial masyarakat. Modal sosial merujuk pada jaringan
hubungan, norma, dan nilai-nilai yang memfasilitasi kerja sama di dalam masyarakat.
Modal sosial diakui sebagai faktor penentu utama pariwisata berkelanjutan yang dapat
mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam pengembangan pariwisata lokal. Sumber daya yang
tertanam dalam hubungan sosial seseorang dapat mempunyai dampak positif dalam pengembangan
pariwisata. Namun peran modal sosial tidak selalu positif dan bisa juga menciptakan konflik (Dai et
al., 2021). Apapun bentuk modal sosial, elemen kuncinya adalah kepercayaan, norma, dan jaringan
sosial. Sebagai bagian dari dinamika sosial, modal sosial memfasilitasi kelompok maupun individu
dalam proses pengambilan keputusan secara bersama-sama (Crona et al., 2017). Putman dan
Fukuyama, Putnam (1993) mengartikan modal sosial menjadi sebuah rasa saling percaya(trust)antar
warga terhadap pimpinannya. Modal sosial diartikan menjadi sebuah hubungan yang dipengaruhi
norma-norma (Norms), jaringan (Network), dan kepercayaan sosial (Social Trust) guna mewujudkan
sebuah kolaborasi (koordinasi dan kooperasi) yang bertujuan untuk kepentingan bersama yang ingin
dicapai.
Kecamatan Pare merupakan salah satu kecamatan yang ada di sebelah Timur Kabupaten
Kediri. Kecamatan Pare memiliki daya tarik dengan adanya wisata di lokasi tersebut, sehingga
menjadi salah satu destinasi wisatawan karena kekayaan wisatanya. Salah satu obyek destinasi wisata
sangat menarik dan cukup terkenal adalah Wisata Kampung Inggris Pare yang terletak di Desa
Tulungrejo dan Desa Palem. Sejak tahun 2010, Wisata Kampung Inggris telah mampu menarik
kunjungan wisatawan dan menjadi salah satu destinasi wisata oleh wisatawan yang berkunjung ke
Kecamatan Pare (Lathifah et al., 2020). Keberadaan Kampung Inggris membuat wilayah Pare,
khususnya desa Tulungrejo dan desa Pelem semakin dikenal masyarakat luas. Hal ini dibuktikan oleh
Kalend Osein dengan diperolehnya penghargaan Liputan 6 Award 2014 Category of Education
(Anggraini, 2020). Wisata ini tidak hanya menunjukkan keindahan alam akan tetapi menjadikan
tempat pembelajaran bahasa asing (bahasa Inggris) bagi wisatawan yang berkunjung. Kampung wisata
ini menawarkan kegiatan wisata yang menekankan pada unsur-unsur pendidikan dan bentuk wisata
yang mendekatkan wisatawan dengan masyarakat setempat secara langsung (Mualifah & Roekminiati,
2018).
Penyematan istilah atau julukan ‘Kampung Inggris’ telah membawa banyak perubahan pada
desa Tulungrejo baik dari segi tradisi, ekonomi, maupun pendidikan. Seiring dengan berkembangnya
Wisata Kampung Inggris yang pada dasarnya berada di wilayah pedesaan menimbulkan respon dari
masyarakat yang bertempat tinggal baik di Desa Tulungrejo. Dikembangkannya wisata Kampung
Inggris membuat masyarakat sekitar Kampung Inggris hingga masyarakat Pare mulai berani untuk
bergerak maju. Dibukanya wisata tersebut mampu membuka peluang usaha dan menjadikan
masyarakatnya lebih memilih bekerja di dalam lokasi tersebut. Munculnya aktivitas dari destinasi
Wisata Kampung Inggris yang setiap hari dikunjungi wisatawan menyebabkan berkembangnya
fasilitas-fasilitas berbayar di sekitar kawasan Wisata Kampung Inggris yang dapat dimanfaatkan
masyarakat sekitar wisata Kampung Inggris untuk meningkatkan pendapatan
perekonomiannya.Tingginya jumlah wisatawan di Kampung Inggris menimbulkan interaksi antara
wisatawan dengan masyarakat lokal setempat yang akan membawa pengaruh terhadap masyarakat
Desa Tulungrejo. Dapat dikatakan Wisata Kampung Inggris memiliki peran penting bagi
perekonomian masyarakatnya. Perekonomian yang muncul akibat adanya aktivitas wisata memberikan
manfaat berupa hubungan positif terhadap sikap masyarakat (Adikampana, 2017).
Dengan banyaknya para pendatang yang ingin belajar bahasa asing di Kampung Inggris,
mereka banyak membutuhkan kebutuhan sehari-hari seperti makan, tempat tinggal dan transportasi
disekitar desa, untuk itu penduduk desa banyak membuka usaha. Masyarakat desa Tulungrejo dan
Pelem memiliki juga peran penting dalam promosi dan peningkatan wisata Kampung Inggris. Mereka
dapat menjadi pelayan, pemasok, dan penerima wisata, serta membantu dalam pengembangan
infrastruktur dan fasilitas wisata (Perdana, 2019). Disamping itu, keberadaan Kampung Inggris juga
memberikan dampak negatif yaitu terjadinya konflik sosial karena tidak meratanya penerima manfaat
dari eduwisata Kampung Inggris Tetebatu Selatan, serta konflik kepentingan antara pengembangan
wisata, sekolah dengan masyarakat, dengan diambil alih sebagian lahan sekolah untuk pembangunan
Rest Area dan Pertashop (Fatriani & Mataram, 2022). Oleh sebab itu, dari permasalahan yang ada
maka warga Desa Tulungrejo diharapkan dapat memberikan kebijakan dan aturan serta solusi untuk
menjadikan masyarakat semakin tertib dan peduli lingkungan (Mustofa, 2021).
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengkaji mengenai karakteristik modal sosial
masyarakat Desa Tulungrejo dengan adanya keberadaan Wisata Kampung Inggris. Pengumpulan data
dilakukan dengan pertanyaan berupa kuesioner terhadap responden serta wawancara dan observasi
kepada masyarakat Desa Tulungrejo. Variabel dalam penelitian ini meliputi kepercayaan, jaringan
sosial, dan norma. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kuantitatif
dengan menggunakan distribusi frekuensi. Teknik analisis deskriptif merupakan teknik untuk
menganalisis data dengan cara mendeskripsikan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku secara umum atau generalisasi. Data yang sudah
diperoleh akan disajikan berdasarkan nilai modus untuk mendeskripsikan karakteristik modal sosial
masyarakat Desa Tulungrejo dengan Wisata Kampung Inggris dengan memanfaatkan tiga variabel
pembentuk modal sosial yaitu kepercayaan, norma dan jaringan. Hasil penelitian diharapkan dapat
memungkinkan masyarakat Desa Tulungrejo dalam mengatasi masalah-masalah bersama dengan
mudah, menumbuhkan rasa saling percaya dalam hubungan sosial untuk mewujudkan kepentingan
bersama serta memungkinkan terciptanya jaringan kerja sama antar masyarakat desa.

Anda mungkin juga menyukai