Antonieta Atika
Program Studi Bisnis Perjalanan Wisata, Universitas Gadjah Mada
Email : antonieta.atika@mail.ugm.ac.id
Abstrak
Desa Wisata dan Budaya Gamol merupakan desa wisata berbasis edukasi yang dibina
oleh PT.Pertamina. Sebelum menjadi desa wisata, desa Gamol hanya tanah luas
kosong yang dipenuhi oleh tanaman liar dan tidak memiliki potensi alam. Hadirnya
program CSR dari Pertamina semakin mendorong pengembangan desa tersebut.
Namun, secara tidak langsung, keterlibatan pihak luar akan menciptakan dinamika
dan kerja sama antara pihak desa yang dalam hal ini adalah Pokdarwis. Oleh karena
itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana dinamika yang terjadi di
antara Pokdarwis dan Pertamina sebagai aktor kemitraan dalam pengembangan Desa
Wisata Gamol. Di samping itu, penelitian dilakukan dengan menggunakan
pendekatan kualitatif dengan metode penelitian wawancara dan studi literatur. Hasil
penelitian menunjukan adanya dinamika yang saling bersinergi dan tanpa konflik
antara pokdarwis dan aktor kemitraan. Dimana mereka menjalankan peran dan
tugasnya dengan baik dan selalu bekerja sama untuk mengembangkan Desa Wisata
Gamol.
2. Tinjauan Pustaka
Sebuah penelitian akan lebih akurat jika didukung oleh hasil-hasil penelitian
terdahulu yang memiliki korelasi dengan penelitian sekarang. Tinjauan pustaka dari
penelitian sebelumnya akan menedukung hasil penelitian terbaru.
Dari penlitian Deden Saputra (2020) yang berjudul “Tatakelola Kolaborasi
Pengembangan Kampung Wisata Berbasis Masyarakat” dapat dilihat dan disimpulkan
bahwa dalam pengelolaan dan pengembangan suatu kampung wisata atau desa wisata
diperlukan kolaborasi antar stakeholders yang ada baik itu masyarakat, pemerintah,
lembaga maupun pihak swasta terkait. Selanjutnya, dalam pelaksanaannya setiap
stakeholders harus bisa menjalankan perannya masing-masing secara optimal dan
bertanggung jawab. Kolaborasi akan dikatakan berhasil atau baik jika terjadi
keseimbangan sumber daya, partisipasi aktif masyarakat serta adanya sebuah aturan
yang jelas dalam suatu kampung wisata. Komunikasi yang baik dan rasa saling
percaya juga diperlukan agar kolaborasi yang baik serta dinamika yang baik dapat
tercipta.
Selanjutnya, dari penelitian yang dilakukan oleh Ni Wayan Juniari dan Luh
Putu Mahyuni (2020) dimana penelitian ini mencoba untuk menganalisis penerapan
CSR dalam perwujudan pariwisata yang berbasis masyarakat. Dalam hasil penelitian
mereka dapat diketahui dan ditarik kesimpulan bahwa adanya program CSR sangat
membantu sebuah destinasi wisata untuk bisa berkembang. Perwujudan tersebut baik
dari program pemberian dana maupun program lainnya akan sangat bermanfaat jika
dilakukan dengan benar. Selanjutnya, keberhasilan program CSR tidak hanya
bergantung dari pihak perusahaan saja namun juga bergantung pada partisipasi
masyarakat dan kebersediaannya dalam menjalin kerja sama yang baik dengan pihak
perusahaan.
Kajian yang terakhir ditinjau dari hasil penelitian yang dilakukan oleh
Aprillia Ayu Wardhani (2016) dimana dia meneliti mengenai peran pokdarwis dalam
sebuah desa wisata yaitu Desa Wisata Dewi Sri. Dalam penelitiannya dapat
disimpulkan bahwa masyarakat yang terlibat dan aktif menjadi bagian Pokdarwis
harus mengetahui dan memahami betul mengenai pariwisata terutama desa wisata
karena di sini Pokdarwis berperan sebagai sebuah kelompok yang sadar akan wisata
dan akan membantu pengembangan desa wisata. Sudah sepantasnya mereka menjadi
pihak yang paling paham dan mengerti tentang desa wisata dan pariwisata agar dapat
memberikan ilmu kepada masyarakat desa. Keterlibatan masyarakat desa sangat
diperlukan untuk berjalannya suatu Pokdarwis.
3. Metode
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif-deskriptif dimana jenis
pendekatan tersebut digunakan agar bisa mengkaji persoalan dan hasil penelitian
secara lebih mendalam. Disisi lain, pendekatan ini dipilih oleh penulis agar dapat
memudahkan penulis dalam menjelaskan topik yang diangkat.
Selanjutnya, metode penelitian yang digunakan berupa metode kualitatif
dengan cara pengumpulan data melalui wawancara sebagai data primer dan studi
literatur sebagai data sekunder. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan
membaca dan mengumpulkan berita serta artikel terkait topik yang diangkat.
Secara teknis dan terperinci pengumpulan data dilakukan melalui beberapa
tahapan diantaranya :
1) Melakukan pengumpulan data sekunder dengan membaca berita, profil objek
penelitian, serta artikel dan jurnal yang berkolerasi dengan topik penelitian.
2) Melakukan pengumpulan data primer melalui wawancara dengan pengurus
Pokdarwis.
3) Menjadikan satu seluruh data dan analisis data yang diperlukan untuk penelitian
4) Menarik kesimpulan terkait data yang dimiliki.
5. Kesimpulan
Melihat pada bagian pembahasan dan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
baik Pokdarwis dan PT.Pertamina memiliki perannya masing-masing dalam
membangun dan berkontribusi pada pelaksanaan pariwisata di Desa Wisata Gamol.
Pokdarwis memiliki peran yang merujuk pada pelaksanaan dan pengawasan kegiatan
pariwisata di desa wisata serta menjadi penyalur antara masyarakat dengan aktor
kemitraan. Sedangkan, aktor kemitraan yang dalam hal ini adalah PT.Pertamina
mengambil kendali pada pembinaan dan pengadaan fasilitas produksi dan juga
pelatihan kemampuan masyarakat.
Selain bersikap tanggung jawab dalam melaksanakan peran dan tugas masing-
masing, mereka juga bekerja sama dengan baik dan menciptakan sebuah dinamika
yang sinergis sehingga dapat membawa Desa Wisata dan Budaya Gamol sampai ke
titik sekarang. Hal itu dibuktikan dengan tidak adanya konflik di antara kedua belah
pihak. Selanjutnya, jika ada permasalahan baik Pokdarwis dan aktor kemitraan akan
berdiskusi secara musyawarah dan menemukan jalan keluar bersama, dan jika ada
inovasi atau masukan dari masyarakat, Pokdarwis akan segera menyampaikan kepada
aktor kemitraan yang hal itu mempermudah Pertamina untuk melaksanakan program
CSR mereka sebaik mungkin.
Dinamika baik yang terjalin di antara kedua belah pihak yang membuat kemajuan
pesat di Desa Wisata dan Budaya Gamol, rupanya membawa dampak yang luar biasa
bagi masyarakat, baik itu dari segi perekonomian maupun budaya. Masyarakat
mendapat penghasilan tambahan sehingga kualitas ekonomi mereka meningkat begitu
juga dengan pendapatan desa mereka. Disisi lain, ada pergeseran struktur mata
pencaharian dimana awalnya mereka fokus untuk bertani dan beternak, sekarang
mereka fokus untuk menjadi penggerak di bidang pariwisata. Mereka membagikan
ilmu yang mereka miliki sebagai petani, peternak, maupun ilmu sebagai pelaku
budidaya ikan. Ilmu yang mereka dapatkan saat masih menekuni mata pencaharian
tersebut mereka sebarkan dan beri kepada para wisatawan. Selain itu, kemampuan
mereka juga mereka tuangkan pada produk-produk olahan yang nantinya dapat dijual
mereka.
6. Informasi Narasumber
1) Dwi Puspita Sari (Sekretaris Pokdarwis Desa Wisata dan Budaya Gamol)
2) Tamtama (Ketua Pokdarwis Desa Wisata dan Budaya Gamol serta Kepala Dukuh
Dusun Gamol)
D
Anatan, L. (n.d.). CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR): Tinjauan
https://media.neliti.com/media/publications/112731-ID-coorporate-social-
responsibility-csr-tin.pdf
https://doi.org/10.24912/jmieb.v4i1.7449
Marthin, M., Salinding, M. B., & Akim, I. (2018). Implementasi prinsip corporate
https://doi.org/10.24843/jdepar.2017.v05.i01.p17
Article%20Text-36770-1-10-20201101.pdf
Dewi Sri.
https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13053/1/T1_773201361
6_Full%20text.pdf
Rahim, F. (2012). Pedoman Pokdarwis. Kemenparekraf.
https://www.kemenparekraf.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/old_all/1_
%20Pedoman%20Pokdarwis.pdf
Ferell, O.C., & Fraedrich, J.(2019). Business ethics : Ethical decision making and
cases