DI SUSUN OLEH :
NIM : 2019B1D016
PENDAHULUAN
suatu aktivitas, adalah suatu fenomena sosial yang sangat kompleks dan menyatu
sekali terhadap sistem nilai masyarakat, baik dampak yang bersifat positif maupun
Terkait hal tersebut Pola pengembangan pariwisata yang dilakukan oleh berbagai
dibutuhkan, karena dalam hal ini Pokdarwis sangat berperan penting memajukan
pariwisata. Maju atau tidaknya suatu obyek wisata tergantung dengan Pokdarwis
2
itu sendiri, karena Pokdarwis nantinya akan turun langsung ke lokasi berinteraksi
sumber daya berupa adat istiadat, tradisi dan budaya untuk menunjang
(2019).
2012) yaitu organisasi atau lembaga ditingkat masyarakat yang anggotanya terdiri
dari pelaku kepariwisataan dan memiliki kepedulian serta tanggung jawab yang
sehingga masyarakat dapat berperan secara aktif dan optimal yang sekaligus
3
dapat menciptakan kemandirian dan kesejahteraan yang optimal jika dapat
sehingga mampu berdaya, memiliki daya saing, serta mampu hidup mandiri.
dahulu tentang seluruh potensi, peluang, dan kemampuan yang mereka miliki
untuk kemudian diberikan pemahaman bahwa untuk mencapai taraf hidup yang
lebih baik hanya mereka sendiri yang dapat mengusahakannya karena merekalah
Tahun 2016, Tentang Pariwista Halal Pasal 7 bahwa Pemerintah Daerah dapat
4
mengatur serta mengurus rumah tangganya sendiri dan memanfaatkan segala
wisata sendiri di tiap-tiap desa atau Dusun sebagai bentuk solidaritas mayarakat
akan desa wisata mengingat Kabupaten Lombok Utara khususnya desa Rempek
sendiri merupakan wilayah pegunungan yang memiliki kekayaan alam dan budaya
Hal ini kemudian menjadi salah satu misi Pemerintah Desa Rempek yaitu
mewujudkan Desa Rempek sebagai salah satu daerah tujuan wisata atau tourism
destination. Dengan harapan, bahwa desa Rempek dapat menjadi daerah yang
untuk berkunjung dan pada akhirnya akan memberi dampak positif terhadap
Kabupaten Lombok Utara memiliki potensi daya tarik wisata baik sumber daya
alam maupun budaya yang terbilang cukup banyak dan tersebar di setiap wilayah
kecamatan, tentu dapat menunjang sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan
5
secara maksimal dan profesional. Akan tetapi, sampai saat ini potensi-potensi
wisata yang ada belum seluruhnya disentuh dan dikembangkan dengan baik oleh
1. Manfaat teoritis atau keilmuan yaitu manfaat yang ditujukan oleh peneliti
6
Gangga Kabupaten Lombok Utara, serta menambah wawasan bagi penulis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
menjaga alam serta
menyadarkan masyarakat
untuk sadar wisata. Dari
keberhasilan ini tentunya
berdampak positif terhadap
masyarakat yaitu
meningkatnya pendapatan
sehingga mengubah taraf
kehidupan masyarakat yang
mengakibatkan kesejahteraan
masyarakat meningkat.
Hanya saja, kemitraan yang
dilakukan sebatas pembinaan
terhadap masyarakat dan
belum adanya pengembangan
pada objek –objek wisata.
Kurangnya pengawasan
terhadap ketertiban pedagang
serta kebersihan maupun
kenyamanan dalam hal
kuliner. Selanjutnya dalam
bidang promosi masih kurang
gencar dilakukan oleh
pemerintah.
2. Pola Kemitraan dalam Serly Hasil penelitian menunjukkan
Pengembangan Wulandari bahwa sistem kemitraan
Pariwisata di Kabupaten dan Sari dalam pengembangan
Purbalingga Provinsi Indah pariwisata di Purbalingga
Jawa Tengah. Murwani telah berjalan cukup baik
(2018) namun tidak optimal. Hal ini
didasarkan pada analisis tiga
8
prinsip penting 8 kemitraan
dan kesetaraan atau
keseimbangan, transparansi
dan kebersamaan. Model
kerja sama yang dibangun
oleh perusahaan swasta dan
pemerintah dalam
pengembangan pariwisata
dalam model kemitraan semu,
atau persatuan kemitraan
bawahan.
3. Pola Kemitraan Ami Suswan Hasil penelitian didapatkan
Pariwisata Dalam Putra (2013) model kemitraan tergolong
Manajemen atraksi Desa dalam kemitraan semu dan
Wisata Pampang Kota gabungan subordinatif. Pola
Samarinda kemitraan didominasi pola
yang bersifat bantuan,
meliputi Bantuan Dana Hibah
baik fisik maupun program
PNPM Mandiri Pariwisata,
Investasi Swasta, CSR,
Bantuan Pinjaman Dana
Bergulir (KUD), Subkontrak
dan Dagang Umum.
4. “Sinergi Kemitraan RR. E. Hasil dalam penelitian yang
Antara Pemerintah, Anggraeni dilakukan oleh RR. E.
Swasta, Dan Masyarakat Eksi Anggraeni Eksi Wahyuni
Dalam Pengembangan Wahyuni yaitu menunjukan sinergi
Wisata Pedesaan (2014) antara pemerintah (Dinas
Tanjung Di Kabupaten Kebudayaan dan Pariwisata),
Sleman swasta (biro perjalanan
9
wisata) dan masyarakat
(masyarakat lokal) dalam
pengembangan wisata
pedesaan Tanjung.
5. Pola Kemitraan Susisusanti Hasil penelitian
Pemerintah Desa Dengan (2021) menunjukkan: Pertama, Pola
Masyarakat Dalam Kemitraan Pemerintah Desa
Pengelolaan Rumah Adat Dengan Masyarakat Dalam
Uma Ncuhi Untuk Pengelolaan Rumah Adat
Mewujudkan Uma Ncuhi Untuk
Pembangunan Pariwisata Mewujudkan Pembangunan
Di Desa Mbawa Pariwisata di Desa Mbawa
Kecamatan Donggo Kecamatan Donggo
Kabupaten Bima Kabupaten Bima belum
berjalan dengan baik. Pada
dasarnya baik itu Pemerintah
Desa maupun Masyarakat
belum memahami dengan
benar esensi kemitraan dan
tujuan dari kemitraan itu bagi
proses pembangunan
kepariwisataan
10
1. Pseudo partnership atau kemitraan semu Kemitraan semu merupakan
sebuah persekutuan yang terjadi antara dua pihak atau lebih, namun tidak
Bahkan pada suatu pihak belum tentu memahami secara benar akan makna
sebuah persekutuan yang dilakukan, dan untuk tujuan apa itu semua
dilakukan serta disepakati. Ada suatu yang unik dalam kemitraan semacam
ini, bahwa kedua belah pihak atau lebih sama-sama merasa penting untuk
11
analogi tersebut maka organisasi, agen-agen, kelompok-kelompok atau
2.3 PEMERINTAH
perbuatan, cara, hal atau urusan dari badan yang memerintah tersebut.
12
Pemerintah di Indonesia, dibagi menjadi pemerintah pusat dan pemerintah
perwakilan rakyat daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan 17 dengan
13
1. Desentralisasi adalah penyerahan sebagian urusan dari pemerintah pusat
sendiri.
3. Tugas pembantuan. Dalam hal ini pemerintah daerah ikut serta mengurus
kepada masyarakat.
14
4. Transparansi dalam pemerintahan daerah Transparansi bukan berarti
banyak.
berikut:
menjadi daya tarik wisata dan aset potensial yang belum tergali; dan
luas.
15
a. Menyusun dan menetapkan rencana induk pembangunan kepariwisataan
kabupaten/kota;
pariwisata;
kabupaten/kota;
wilayahnya;
2.4 Pariwisata
Bila dilihat dari segi etimologis Pariwisata berasal dari Bahasa Sansekerta
yang terdiri dari dua kata yaitu “Pari” dan “Wisata”. Pari berarti berulang-ulang,
16
pariwisata sebagai keseluruhan hubungan dan fenomena yang timbul akibat
adalah perjalanan dari suatu tempat ketempat lain, bersifat sementara, dilakukan
dan kebahagian dengan lingkungan dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu.
Pendapat lain yang dikemukakan oleh Wahab (2015:4) bahwa pariwisata adalah
salah satu jenis industri baru yang mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi
17
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009
geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang di
yang dimiliki kawasan tersebut untuk dapat ditawarkan kepada wisatawan. Hal ini
hingga tercapainya industri sangat tergantung pada tiga A (3A), yaitu atraksi
wisata yaitu sesuatu yang dipersiapkan terlebih dahulu agar dapat dilihat,
dinikmati dan yang teramasuk dalam hal ini adalah tari-tarian, nyanyian kesenian
spontance, yaitu segala sesuatu yang terdapat didaerah tujuan wisata yang
merupakan daya tarik agar orang- orang mau datang berkunjung ke suatu tempat
tergantung pada transportasi dan komunikasi karena faktor jarak dan waktu yang
prasarana meliputi jalan, jembatan, terminal, stasiun, dan bandara. Prasarana ini
18
Keberadaan sarana transportasi akan mempengaruhi laju tingkat transportasi itu
sendiri. Kondisi prasarana yang baik akan membuat laju transportasi optimal.
mengelola negara dan aspek-aspek terkait lain yang ada di dalamnya. Untuk
pemerintah yang baik dan handal, yakni manajemen yang kondusif, responsif dan
adaptif. Untuk dapat dikatakan sebagai good governance, maka tidak boleh ada
satu pihak yang memegang kontrol penuh atas semuanya, sehingga tercipta
menggerakkan sistem. Aktor tersebut adalah insan-insan pariwisata yang ada pada
berbagai sektor. Secara umum insan pariwisata dikelompokkan dalam tiga pilar
19
Melaksanakan pembangunan dalam lingkup nasional maupun daerah
merupakan salah satu fungsi pemerintahan dalam upaya mencapai tujuan negara.
suatu wilayah. Mengingat banyaknya potensi sumber daya alam serta kekayaan
tarik wisata dan destinasi di Indonesia serta memupuk rasa cinta tanah air dan
dilakukan oleh pemerintah saja, tetapi melibatkan sektor swasta dan masyarakat.
yang menjadi aktor penting, yakni pemerintah daerah, sektor swasta, dan
masyarakat. Maka dari itu, pola kemitraan yang sinergi antar ketiga pilar ini
20
Pengertian Sadar Wisata menurut Menteri Kebudayaan dan Pariwisata
wilayah”. Menurut Rahim (2012), sadar wisata dalam hal ini digambarkan sebagai
bentuk kesadaran masyarakat untuk berperan aktif dalam 2 (dua) hal berikut,
yaitu:
(host) yang baik bagi tamu atau wisatawan yang berkunjung untuk
21
22
1.4. Kerangka Berfikir Penelitian
Berdasarkan pada teori yang dibahas diatas, maka kerangka berfikir dalam
23
1.5. Definisi Konseptual
tersebut maka definisi konseptual yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Teori ini.
atau sifat yang akan dipelajari sehingga menjadi variable yang dapat diukur.
Definisi ini menjelaskan cara tertentu yang digunakan untuk meneliti dan
sadar wisata
1. Atraksi
2. Aksebilitas
3. Amenitas
24
BAB III
METODE PENELITIAN
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dikemukakan didepan dan sesuai tujuan yang ingin dicapai, metode penelitian
dengan melukiskan keadaan subyek dan obyek penelitian pada saat sekarang
terbatas hanya sampai pada pengumpulan dan penyususnan data, tetapi meneliti
analisis dan interprensi tentang arti data tersebut, selain itu semua yang
25
3.2.1 Lokasi Penelitian
tersebut merupakan lokasi yang sangat tepat untuk memperoleh informasi yang
jangkauan dari ruang lingkup penelitian ini perlu ditegaskan. Sesuai dengan judul
yang penulis angkat, oleh karena itu penelitian ini difokuskan pada pengamatan
yang di manfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar
26
mengatahui permasalahan yang akan di teliti. Jadi dalam penelitian ini peneliti
Moleong (2011: 157) sumber data utama dalam penelitian kualitatif yaitu
kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan
penelitian ini adalah wawancara dan observasi, selain itu juga studi pustaka yaitu
maksud tertentu, dalam hal ini wawancara dilakukan dengan tujuan memperoleh
27
keterangan-keterangan yang jelas tentang hal-hal yang berkaitan dengan adanya
terdapat dua pihak yang mempunyai kedudukan yang berbeda, yaitu pencari
informasi yang biasa disebut dengan pewawancara atau interview, dalam hal ini
1.4.2. Observasi
perhatian terhadap sesuatu objek dengan mengguakan seluruh alat indra. Teknik
ini dilakukan dengan cara pengamatan secara langsung atas segala sesuatu yang
yang berkaitan dengan tujuan dari penelitian ini pada kantor Desa Rempek
1.4.3. Dokumentasi
28
kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa
dan lain-lain.
yang dapat berupa gambar, patung, film, dan lain-lain. Studi dokumen merupakan
memperkuat setiap pelaksanaan program atau kegitaan dari suatu kebijakan publik
yang di implementasikan.
Jenis data yang dilakukan pada penelitian ini yaitu jenis data kualitatif.
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya
perilaku, persepsi, motivasi tindakan, dan lain-lain secara holistic dan dengan cara
mendeskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang
Berdasarkan hasil uraian di atas dapat disimpulkan bahwa jenis data yang
didapat dari hasil penelitian yaitu berupa jenis data kualitatif karena jenis
29
beberapa sumber data, yaitu Sumber data penelitian adalah sumber dari mana data
dapat diperoleh. Sumber data merupakan masalah yang perlu diperhatikan dalam
setiap penelitian ilmiah, agar diperoleh data yang lengkap, benar, dan dapat
(Sugiyono, 2014:15) Data primer adalah sumber data yang diperoleh secara
langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara), data primer scara
peneliti secara tidak langsung melalui media perantara yang diperoleh dan dicatat
oleh pihak lain. Data sekunder juga dapat dikatan berupa data tertulis yang
saat pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam
periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap
kemudian peneliti akan melanjutkan pernyataan kembali sampai saat tertentu data
yang dianggap.
30
(Arikunto, 2011:175) Untuk menghasilkan dan memperoleh data yang
akurat dan objektif sesuai dengan apa yang menjadi tujuan dalam penelitian ini,
maka analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data kualitatif dengan
cara analisis konteks dari telaah pustaka dan analisis pernyataan dari hasil
wawancara dari informan. Dalam melakukan análisis data peneliti mengacu pada
bentuk teks naratif, grafik jaringan, tabel dan bagan yang bertujuan
4. Menarik Kesimpulan yaitu tahap akhir dalam analisis data yang dilakukan
melihat hasil reduksi data tetap mengacu pada rumusan masalah secara
tujuan yang hendak dicapai. Data yang telah disusun dibandingkan antara
31
yang satu dengan yang lain untuk ditarik kesimpulan sebagai jawaban dari
32
DAFTAR PUSTAKA
dalam
Vol.2, No.1
Moleong, Lexy J. 2012. Metode Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Purwanti Ingga. 2019. “Strategi Kelompok Sadar Wisata Dalam Penguatan Desa
Gangga
Peraturan Perundang-Undangan
Undang-Undang Perda Provinsi NTB. No. 2 Tahun 2016, Tentang Pariwista Halal
Pasal 7
33
Penelitian Terdahulu
Tanjung
Wulandari Serly dan Murwani Indah Sari. 2018. “Pola Kemitraan Dalam
Dalam
No. 5.
34