Anda di halaman 1dari 12

MANAJEMEN KOMUNIKASI DINAS PARIWISATA

KEBUDAYAAN, KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA


DALAM MENGEMBANGKAN POTENSI DESA WISATA DI
KABUPATEN BENGKALIS

Nova Yohana, Yasir, Rumyeni


Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik, Universitas Riau
Kampus Bina Widya Jl. Hr. Soebrantas KM. 12.5 Simp. Baru Pekanbaru – 28293
nova.yo7@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis manajemen komunikasi yang dilakukan
Disparbudpora yakni perencanaan, pengorganisasi, penggerakan, pengawasan dan evaluasi
komunikasi dalam program pengembangan potensi Desa Wisata di Kabupaten Bengkalis. Metode
penelitian ini adalah metode kualitatif. Teknik penentuan informan dilakukan secara purposif
yaitu dengan memilih informan yang dianggap tahu dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber
data. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, studi dokumentasi dan observasi.
Teknik analisis data menggunakan model model analisis interaktif Miles dan Hubermann.
Teknik keabsahan data melalui triangulasi, dan perpanjangan keikutsertaan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pada proses perencanaan komunikasi dimulai dari pemetaan potensi sumber
daya alam untuk kawasan pedesaan yang layak dikembangkan menjadi Desa Wisata, analisis
kesiapan pemerintah, masyarakat dan pihak swasta, serta perencanaan anggaran dalam kegiatan
anggaran APBD. Pada proses pengorganisasian dan penggerakan melalui koordinasi berupa
komunikasi vertikal dan horizontal dengan pembentukan Unit pelayanan terpadu (UPT), badan
pengelola desa wisata dan kelompok sadar wisata. Pelaksanaan pengembangan potensi desa
wisata dilakukan dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia
yang ada. Pengawasan dan evaluasi komunikasi belum sepenuhnya dilakukan Disparbudpora
dikarenakan program pengembangan potensi Desa Wisata Kabupaten Bengkalis baru dimulai
dan belum sepenuhnya mendapat dukungan dari, pemerintah, masyarakat dan pihak swasta.
Kata kunci: Manajemen Komunikasi, Komunikasi Pariwisata, Desa Wisata

PENDAHULUAN daerah dan turut menunjang pembangunan


nasional sekaligus merupakan salah satu
Pariwisata merupakan salah satu aspek
faktor yang sangat strategis untuk meningkat-
pembangunan yang dewasa ini menda-
kan pendapatan perekonomian nasional dan
patkan perhatian lebih, baik dari peme-
daerah. Sektor pariwisata yang baru-baru
rintah pusat maupun daerah. Berbagai
ini sedang digencarkan oleh Kementerian
upaya pengembangan potensi wisata terus
Pariwisata yaitu dibangunnya desa wisata
dilakukan pemerintah, hal ini dikarenakan
di berbagai wilayah Indonesia. Program
pariwisata memiliki peranan yang sangat
Desa Wisata adalah salah satu upaya
potensial dan strategis dalam pembangunan

1
2 Komunikasi, Vol. XIII No. 01, Maret 2019: 1-12

pemerintah membangun destinasi pariwisata rancangan desa wisata sebagai acuan dalam
yang bertujuan untuk meningkatkan sektor pengembangan potensi pariwisata yang ada di
pariwisata dan ekonomi masyarakat desa. Kabupaten Bengkalis. Kabupaten Bengkalis
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi memiliki berbagai potensi wisata yang
Kreatif telah menargetkan pengembangan dapat menarik perhatian calon pengunjung
2.000 desa wisata melalui program nasional jika dikelola dengan baik, yaitu: wisata
pemberdayaan masyarakat (PNPM) Mandiri alam, wisata sejarah/budaya. Untuk wisata
Pariwisata. Menurut Peraturan Menteri alam Kabupaten Bengkalis memanfaatkan
Kebudayaan Dan Pariwisata Nomor: PM.26/ potensi pantai misalnya Pantai Rupat,
UM.001/MKP/2010 tentang pedoman umum Pantai Selat Baru, Pantai Prapat Tunggal,
program nasional pemberdayaan masyarakat Pantai Parit Tiga, selain pantai sebagai
(PNPM) mandiri pariwisata melalui desa objek wisata Bengkalis memiliki pusat
wisata yang dimaksud Desa Wisata adalah pelatihan gajah sebagai objek wisata fauna,
suatu bentuk integrasi antara atraksi, untuk objek wisata sejara. Budaya seperti
akomodasi dan fasilitas pendukung yang di Kecamatan Bukit Batu yang memiliki
disajikan dalam suatu struktur kehidupan peninggalan sejarah kebudayaan atau adat
masyarakat yang menyatu dengan tata cara istiadat Bengkalis. Semua potensi wisata
dan tradisi yang berlaku. yang ada di Kabupaten Bengkalis lewat
Kabupaten Bengkalis merupakan salah Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda
satu Kabupaten di Propinsi Riau yang memi- dan Olahraga telah merancang program
liki posisi strategis dalam pengembangan pengembangan objek wisata tersebut menjadi
pariwisata, kondisi geografis Kabupaten desa wisata.
Bengkalis yang berhadapan langsung Setiap desa di kabupaten ini memiliki
dengan pelayaran internasional, yaitu Selat potensi untuk dijadikan komoditas wisata
Malaka dan berada dalam kawasan segitiga unggulan. Keindahan dan keunikan alam
pertumbuhan, yakni segitiga pertumbuhan akan menjadi wisata alam. Selain itu, desa-
Indonesia-Malaysia-Singapura dan Indo- desa tersebut juga memiliki keunikan tradisi
nesia-Malaysia-Thailand (Indonsia Eco- dan budayanya bisa menjadi destinasi wisata
tourism Network, 2002). Keunggulan budaya. Jika desa tersebut memiliki menu
kabupaten ini adalah daerahnya memiliki makanan dan minuman khas tradisional yang
pantai yang sangat berpotensi sebagai des- unik baik dari bahan, rasa dan penyajiannya,
tinasi wisata unggulan, yaitu: Pantai Rupat bisa dijadikan destinasi wisata kuliner desa.
Utara di Pulau Rupat dan Pantai Selat Baru Jika desa tersebut memiliki kerajinan-
di Pulau Bengkalis. kerajinan khas nan unik bisa menjadi
Pemerintah Kabupaten Bengkalis destinasi wisata suvenir desa. Atau jika desa
melalui Dinas Kebudayaan, Pariwisata, tersebut memiliki peninggalan-peninggalan
Pemuda dan Olahraga telah mempersiapkan yang mempunyai nilai sejarah yang tinggi
atau situs sejarah/prasejarah bisa menjadi
Manajemen Komunikasi Dinas Parbudpora dalam Mengembangkan... (Nova Yohana, Yasir, Rumyeni) 3

tujuan wisata sejarah desa. Pengembangan bersatupadu saling terkoordinasi dalam


desa wisata memerlukan manajemen dan sistem baku menjadikan desa di kawasan
pelaksanaan yang melibatkan seluruh ini sebagai kawasan wisata sejarah-budaya,
lapisan, tidak hanya melibatkan perhatian desa wisata industri kerajinan, desa wisata
dari pemerintah tetapi juga masyarakat dan perairan dan desa wisata kuliner khas
para stakeholder yang nantinya akan menjadi Melayu. Berdasarkan uraian diatas, maka
bagian pelaksana atau pengelola dari program penelitian ini difokuskan pada sebuah studi
desa wisata. Oleh karena itu kesiapan desa mengenai Model Manajemen Komunikasi
wisata harus diimbangi dengan kemampuan Program Pengembangan Potensi Desa
untuk membangun jejaring pasar dengan para Wisata di Kabupaten Bengkalis.
pelaku industri pariwisata, dengan berbagai Maksud dari penelitian ini adalah
bentuk kerjasama dan pengembangan media untuk mengetahui dan menganalisis perenca-
promosi sehingga potensi desa tersebut naan (planning), bentuk pengorganisasi-
muncul dalam peta produk dan pemaketan an (organizing), penggerakan (actuating),
wisata di daerah, regional, nasional maupun metode pengawasan dan evaluasi (eva-
internasional. luating) komunikasi Dinas Pariwisata Kebu-
Keberhasilan kegiatan komunikasi dayaan Kepemudaan dan Olahraga dalam
banyak ditentukan oleh manajemen komu- program pengembangan potensi desa wisata
nikasi yang diterapkan. Di lain pihak di Kabupaten Bengkalis.
jika tidak ada manajemen komunikasi
yang baik, efek dari proses komunikasi
KAJIAN TEORITIS
bukan tidak mungkin akan menimbulkan
pengaruh negatif. Manajemen komunikasi West & Turner mengemukakan
yang baik dalam suatu organisasi akan bahwa komunikasi adalah proses sosial
menentukan tingkat keberhasilan dari di mana individu-individu menggunakan
organisasi tersebut dalam mencapai target simbol-simbol untuk menciptakan dan
dan sasaran. Manajemen komunikasi akan menginterpretasikan makna dalam ling-
mengarahkan cara dan pola komunikasi kungan mereka (West & Turner, 2008:
kepada orang-orang yang berada di dalam 5). Dance (dalam Mulyana, 2001: 54-55)
organisasi (internal) dan orang-orang yang mengemukakan tiga dimensi konseptual
memungkinkan akan terlibat dalam aktivitas penting yang mendasari komunikasi. Dimensi
organisasi (eksternal). Arah pengembangan pertama adalah tingkat obeservasi (level of
kawasan desa wisata di Kabupaten Begkalis obesrvation), atau derajat keabstrakannya.
diarahkan kepada komitmen yang kuat dari Dalam hal ini, komunikasi sebagai “proses
aktor-aktor atau agen-agen yang terlibat, yang menghubungkan satu sama lain bagian-
negara, pemerintah (provinsi, kabupaten, bagian terpisah dunia kehidupan” adalah
desa), masyarakat, perguruan tinggi dan terlalu umum. Sementara komunikasi sebagai
sektor swasta termasuk individu untuk “alat untuk mengirim pesan militer, perintah,
4 Komunikasi, Vol. XIII No. 01, Maret 2019: 1-12

dan sebagainya melalui telepon, radio, kurir, komunikasi dalam usaha pencapaian tujuan
dan sebagainya” adalah terlalu sempit. komunikasi. Manajemen komunikasi adalah
Dimensi kedua adalah kesengajaan ilmu yang mempelajari bagaimana menge-
(intensionality). Sebagian definisi mencakup lola informasi untuk mencapai tujuan
hanya pengiriman dan penerimaan pesan (dalam Tommy Suprapto, 2009: 144). Setiap
yang disengaja, sebagian definisi lainnya aktivitas pendistribusian pesan dan atau
tidak menuntut syarat ini. Gerald R. Miller informasi adalah aktivitas komunikasi.
menjelaskan bahwa komunikasi sebagai Menurut E. Guyer Freuler merumuskan
“situasi-situasi yang memungkinkan suatu pengertian pariwisata sebagai berikut:
sumber mentransmisikan suatu pesan “pariwisata dalam artian modern merupakan
kepada seseorang penerima dengan disadari fenomena dari zaman sekarang yang
untuk mempengaruhi penerima”. Sedangkan didasarkan atas kebutuhan akan kesehatan,
definisi yang mengabaikan kesengajaan pergantian suasana, penilaian yang sadar dan
adalah definisi yang dinyatakan Alex menumbuhkan (cinta) terhadap keindahan
Gobe, yakni “suatu proses yang membuat alam dan pada khususnya disebabkan oleh
sama bagi dua orang atau lebih, apa yang bertambahnya pergaulan berbagai bangsa
tadinya merupakan monopoli seseorang atau dan kelas masyarakat manusia sebagai hasil
sejumlah orang” (dalam Mulyana, 2001:55). daripada perkembangan perniagaan, industri,
Dimensi ketiga adalah penilaian serta penyempurnaan daripada alat-alat
normatif. Komunikasi mensyaratkan adanya pengangkutan” (A. Yoeti Oka, 2008 : 84).
keberhasilan atau kecermatan, sementara Haryono (2011:15) mengatakan bahwa
yang lainnya tidak seperti itu. John B Hoben parwisata berasal dari bahasa Sansekerta
mengasumsikan bahwa komunikasi harus yaitu: “Pari” yang berarti banyak, berkali-
berhasil: “Komunikasi adalah pertukaran kali, berputar-putar, dan keliling, dan
verbal pikiran atau gagasan”. Dalam asumsi “Wisata” yang berarti perjalanan atau
ini secara implisit mensyaratkan bahwa bepergian. Jadi, kata pariwisata diartikan
suatu pikiran atau gagasan harus dapat sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-
dipertukarkan. Sebagian yang lain seperti kali atau berputar-putar dari suatu tempat ke
definisi komunikasi Bernard Berelson tempat lain. Untuk memperjelasnya, maka
dan Gary Steiner; “Komunikasi adalah dapat disimpulkan definisi pariwisata adalah
transmisi informasi”. Dalam definisi ini sebagai berikut: “Pariwisata adalah suatu
tidak mensyaratkan bahwa informasi harus perjalanan yang dilakukan untuk sementara
diterima atau dimengerti. waktu, yang diselenggarakan dari suatu
Manajemen komunikasi adalah mana- tempat ke tempat yang dengan maksud bukan
jemen yang diterapkan dalam kegiatan untuk berusaha (business) atau mencari
komunikasi. Ini berarti manajemen akan nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi
berperan atau sebagi penggerak aktivitas semata-mata untuk menikmati perjalanan
Manajemen Komunikasi Dinas Parbudpora dalam Mengembangkan... (Nova Yohana, Yasir, Rumyeni) 5

tersebut guna bertamasya dan rekreasi atau di destinasi-destinasi berprospektif.


untuk memenuhi keinginan yang beragam. Bungin (2015:46) mengatakan komu-
Pada era sekarang ini Pariwisata nikasi membantu pemasaran pariwisata di
dipandang sebagai bisnis modern dikarenakan berbagai elemen pemasaran, komunikasi
konsep pariwisata yang mendefinisikan berperan baik di media komunikasi maupun
dirinya sebagai produk bisnis modern. konten komunikasi. Di media komunikasi,
Jadi semua produk pariwisata didesain tersedia berbagai macam media komunikasi
sebagai produk bisnis, mulai dari destinasi, sebagai saluran pemasaran, destinasi, aksesi-
ekonomi kreatif, transportasi, perhotelan, bilitas maupun saluran media SDM dan
venue rekreasi, atraksi seni dalam paket- kelembagaan pariwisata. Komunikasi juga
paket wisata yang menarik, mengagumkan, berperan menyiapkan konten pesan yang
menantang, dan mengesankan. Pariwisata harus disampaikan kepada masyarakat atau
modern bersentuhan dengan sektor-sektor wisatawan, tentang apa yang seharusnya
bisnis, sebab pariwisata ataupun tidak telah mereka tahu tentang media-media pema-
menjadi produk yang dijualkan kepada saran, tentang destinasi, aksesibilitas dan
orang luar (Haryono, 2011 : 45). Johnpaul SDM serta kelembagaan pariwisata. Dalam
(2014:34) mengatakan, komponen utama perspektif modern, komponen pema-
pariwisata adalah terdiri dari: 1) aksesibilitas, saran, destinasi, aksesibilitas, SDM, dan
2) akomodasi, 3) atraksi. Adapun menurut kelembagaan pariwisata, serta elemen-
Ramesh komponen pariwisata terpenting elemen yang ada menjadi kesatuan produk
adalah: 1) akomodasi, 2) aksesibilitas, 3) pariwisata di sebuah destinasi yang dikemas
fasilitas, 4) atraksi dan 5) aktivitas. di dalam suatu brand destinasi, sehingga
Komponen dan elemen-elemen pari- destinasi, aksesibilitas, pemasaran, SDM dan
wisata itu terus akan berkembang sesuai kelembagaan pariwisata menjadi kesatuan
dengan kreatifitas stakeholder pariwisata di produk pariwisata. Komunikasi pariwisata
suatu destinasi negara atau destinasi venue berkembang dari menyatunya beberapa
wisata. Kemajuan teknologi informasi dan disiplin ilmu di dalam kajian komunikasi
transportasi saat ini menyebabkan berbagai dan pariwisata (Bungin, 2015). Kajian
destinasi dapat berinteraski dan dengan komunikasi pariwisata memiliki kedekatan
mudah saling bertukar pengalaman, sehingga biologis dengan kajian komunikasi dan
perkembangan destinasi disesuaikan dengan pariwisata.
kekuatan modal destinasi pariwisata. Hukum Desa wisata adalah sebuah kawasan
ekonomi berlaku dalam perkembangan pedesaan yang memiliki beberapa karak-
destinasi. Data awal tentang jumlah teristik khusus untuk menjadi daerah tujuan
kunjungan wisata, baik domestik maupun wisata. Di kawasan ini, penduduknya masih
wisata mancanegara menjadi dasar dan memiliki tradisi dan budaya yang relatif
alasan yang kuat masuknya modal inventasi masih asli. Selain itu, beberapa faktor
6 Komunikasi, Vol. XIII No. 01, Maret 2019: 1-12

pendukung seperti makanan khas, sistem Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora)


pertanian dan sistem sosial turut mewarnai dan masyarakat yang menjadi kelompok
sebuah kawasan desa wisata. Desa wisata sasaran pengembangan desa wisata. Teknik
adalah suatu wilayah pedesaan yang mena- Pengambilan Sampel Pengambilan sampel
warkan keaslian baik dari segi sosial dalam penelitian ini adalah dengan teknik
budaya, adat-istiadat, keseharian, arsitektur purposif di mana peneliti memilih informan
tradisional, struktur tata ruang desa yang yang dapat dipercaya untuk menjadi sumber
disajikan dalam suatu suatu bentuk integrasi informasi dan dianggap mengetahui perihal
komponen pariwisata antara lain seperti pengambangan desa wisata secara mendetail.
atraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung Teknik analisis data menggunakan model
(Darsono, 2005). model analisis interaktif Miles dan
Hubermann. Teknik keabsahan data melalui
METODE PENELITIAN triangulasi, dan perpanjangan keikutsertaan.

Metode yang digunakan dalam pene-


litian ini adalah metode penelitian kuali- HASIL PENELITIAN DAN DISKUSI
tatif. Moleong (2007:6) menjelaskan, bahwa Pemerintah Kabupaten Bengkalis
penelitian kualitatif adalah penelitian yang berusaha untuk mengembangkan desa
bermaksud untuk memahami fenomena menjadi desa wisata melalui konsep yang
tentang apa yang dialamioleh subjek penelitian sederhana. Program pengembangan desa
secara holistik (utuh) dan dengan cara wisata adalah bentuk dari pengembangan
deskripsi dalambentuk kata-kata dan bahasa dan memajukan objek pariwisata. Desa yang
pada suatu konteks khusus yang alamiah, memiliki keunggulan dan kekayaan alam,
sertadengan memanfaatkan berbagai metode budaya dan kesenian diharapkan menjadikan
alamiah yang salah satunya bermanfaat pemicu untuk peningkatan kunjungan
untuk keperluan meneliti dari segi prosesnya. wisatawan. Desa Meskom dan Perapat
Data dalam penelitian ini dikumpulkan Tunggal di Kecamatan Bengkalis, Desa Selat
berdasarkan pengelompokan data primer Baru dan Muntai di Kecamatan Bantan, Desa
dan data sekunder. Oleh karena penelitian Tanjung Punak dan Teluk Rhu di Kecamatan
ini menggunakan metode kualitatif, maka rupat Utara selain memiliki wisata alam
teknik pengumpulan data yang digunakan juga memiliki potensi seni, budaya, tradisi
adalah dengan melakukan observasi dengan dengan objek-objeknya yang menawan juga
cara atau pengamatan berperan serta merupakan penghasil produk olahan yang
(participant observation) sebagai teknik bernilai ekonomis.
utama, wawancara mendalam (in-depth Desa Meskom memiliki keunggulan
interview), dan penggunaan dokumentasi antara lain: rumah panggung karna bentuk-
(documentation). Informan terdiri dari: nya yang tinggi dan unik, dan rumah balak
Pihak Dinas Kebudayaan, Pariwisata, kalau bentuk bangunannya rendah. Memiliki
Manajemen Komunikasi Dinas Parbudpora dalam Mengembangkan... (Nova Yohana, Yasir, Rumyeni) 7

makanan khas daerah yaitu belacan, cencaluk, komunikasi adalah manajemen yang dite-
tempoyak, asam pedas, dan kepurun yang rapkan dalam kegiatan komunikasi. Ini
bahannya dari sagu. Desa Meskom memiliki berarti manajemen akan berperan atau sebagi
nama lain yakni: “Kampung Zapin”. penggerak aktivitas komunikasi dalam usaha
Meskipun, tak semua warga Meskom paham pencapaian tujuan komunikasi. Manajemen
dan memahami zapin secara mendalam tapi komunikasi adalah ilmu yang mempelajari
dalam satu keluarga tak ada yang tak bisa bagaimana mengelola informasi untuk
memainkan zapin. Selain kesenian zapin mencapai tujuan (dalam Tommy Suprapto,
warga desa juga memiliki jenis kesenian lain 2009: 144). Menurut Michael Kaye (1994:8)
yaitu kompang, robana, dan pencak silat. dalam Soedarsono (2009) “Bagaimana
Selain itu juga desa ini punya permainan individu atau manusia mengelola proses
yang bisa menarik untuk dinikmati oleh komunikasi melalui penyusunan kerangka
wisatawan antara lain permainan tradisional makna dalam hubungannya dengan orang
seperti jung, gasing, dan layang (Yasir, lain dalam berbagai lingkup komunikasi
Nurjanah & Yeshica, 2016: 233). dengan mengoptimalisasi sumberdaya
Pemerintah Bengkalis telah berusaha komunikasi dan teknologi yang ada”.
mengembangkan desa wisata ini menjadi Menurut Baker dalam Claywood
andalan pemerintah daerah ini untuk (1977: 461-63) mengatakan manajemen
meningkatkan citra parwisata Kabupaten komunikasi pemerintah secara taktikal
Bengkalis. Beberapa kegiatan tahunan sering meliputi tiga hal: pertama, identifikasi isu
dibuat untuk menunjang dan mempromosikan secara fokus menyangkut kebijakan atau
daerah wisata ini. Beberapa kegiatan yang program sudah dikemas sesuai dengan
dilakukan adalah festival pantai Selat Baru karakteristik yang diinginkan. Ketiga, meng-
dengan berbagai perlombangan-perlombaan, eksekusi perencanaan komunikasi. Empat
festival pantai rupat, ritual mandi safar, langkah manajemen komunikasi secara
dan lain sebagainya. Kegiatan-kegiatan operasional mengacu pada pendekatan
ini merupakan bagian dari manajemen Cutlip, Center dan Broom’s Palanning and
komunikasi untuk mengembangkan desa Management Methods’s (Defining Public
wisata di Bengkalis. Problems, Planning and Programming,
Dalam hal ini jelas bahwa setiap Taking Action and Communicating, Eva-
aktivitas pendistribusian pesan dan atau luating the Program. secara umum, definisi
informasi adalah aktivitas komunikasi. manajemen komunikasi adalah proses
Guna mencapai tingkatan keberhasilan pengelolaan sumberdaya komunikasi yang
dalam aktivitas komunikasi yang meliputi ditujukan untuk meningkatkan kualitas
aktivitas pencarian, pengumpulan, dan dan efektivitas pertukaran pesan yang
pengolahan serta pendistribusian informasi terjadi dalam berbagai konteks komunikasi
selalu memerlukan manajemen. Manajemen (individual, organisasional, govermental,
sosial, atau internasional).
8 Komunikasi, Vol. XIII No. 01, Maret 2019: 1-12

Perencanaan komunikasi pada dasarnya didukung adanya perencanaan penganggaran


melibatkan aspek-aspek atau unsur-unsur dan pada Anggaran APBD Kabupaten
yang membentuk kesatuan komunikasi, yaitu Bengkalis. Peran penting pemerintah dalam
komunikator, pesan, komunikan, media dan pengembangan kawasan wisata adalah
efek. Dalam manajemen komunikasi, pada menyediakan anggaran guna peningkatan
aspek perencanaan, sumber daya menyusun semua aspek baik pokok maupun pendukung
perencanaan untuk komunikator, pesan, dalam pengembangan pariwisata. Diakui
media, khalayak (komunikan) dan rencana bahwa masalah anggaran merupakan masalah
pengaruhnya atau efek (Suprapto, 2011: klasik pemerintah, oleh sebab itu perlu
140). Kegiatan perencanaan menjadi salah kolaborasi antar struktur pemerintahan dalam
satu hal yang penting dalam perencanaan pengalokasian anggaran guna pengembangan
pengembangan potensi desa wisata di kawasan wisata di daerah termasuk desa
Kabupaten Bengkalis. Perencanaan komu- wisata di Kabuapten Bengkalis.
nikasi, perlu untuk mengidentifikasi stake- Tahapan pengorganisasian adalah lang-
holders dan kebutuhannya serta menentukan kah lanjut sebagai bentuk perwujudan dari
bagaimana mencapainya. Kegiatan peren- perencanaan. Pengorganisasian berfungsi
canaan disini berupa bentuk persiapan untuk memberikan atau mendistribusikan
dalam pengembangan potensi Desa wisata di tugas atau wewenang/tanggung jawab dan
Kabupaten Bengkalis.. sistem komunikasi serta mengkoordinasi
Hal ini dimulai dari pemetaan terhadap kerja setiap bawahan di dalam suatu tim
potensi sumber daya alam di beberapa Desa agar terorganisir dengan baik (Suprapto,
yang layak untuk dikembangkan menjadi 2011: 131). Pengorganisasian komunikasi
kawasan pengembangan kawasan desa menurut Suprapto (2011) juga melibatkan
wisata tidak hanya dilakukan dengan tujuan aspek komunikator, pesan, media, khalayak
kegiatan satu wisata saja yaitu wisata bahari dan pengaruh yang diinginkan.
tetapi juga bisa melaksanakan kegiatan Tahapan lainnya yang dilakukan
wisata dengan tujuan yang lain seperti setelah perencanaan dalam pengembangan
kegiatan wisata rekreasi, lingkunagan, seni potensi Desa Wisata di Kabupaten
dan budaya, dan kegiatan wisata sejarah. Bengkalis adalah melakukan kesiapan
Selain telaah analisis pemetaan potensi pengorganisasian aktivitas komunikasi
pengembangan kawasan desa wisata, maka dalam pengembangan desa wisata.
kegiatan perencanaan juga dilakukan dengan Melalui kesiapan lembaga struktural untuk
telaah analisis terhadap kesiapan stakeholder pengembangan potensi Desa Wisata di
masyarakat, pemerintah dan pihak swasta Kabuapten Bengkalis dapat direalisasikan
dalam mendukung pengembangan potensi secara optimal. penggorganisasian pada
kawasan Desa wisata di Kabuapten Beng- manajemen pengembangan Potensi Desa
kalis. Kemudian perencanaan pengem- Wisata Kabupaten Bengkalis. Dalam hal
bangan potensi Desa Wisata ini juga
Manajemen Komunikasi Dinas Parbudpora dalam Mengembangkan... (Nova Yohana, Yasir, Rumyeni) 9

ini komunikator utamanya adalah Bidang sehingga apa yang dilakukan bawahan
Pariwisata Disparbudpora yang membawahi dapat diarah kan ke jalan yang benar dengan
Pemerintah Desa yang memiliki potensi maksud dengan tujuan yang telah digariskan
pariwisata pedesaan. Pemerintah Desa akan semula. Proses pengawasan dan evaluasi
membawahi kelompok sadar wisata untuk terhadap kegiatan dialkukan sebagai upaya
mengelola pariwisata pedesaan. untuk memantau pelaksanaan kegiatan.
Pelaksanaan merupakan tahapaan untuk Tahap pengawasan dan evaluasi belum
merealisasikan rencana kerja seperti yang sepenuhnya dilakukan oleh Disparbudpora
telah ditetapkan. Maksud dari pelaksanaan Kabupaten Bengkalis dikarenakan program
ini adalah membangun sistem mekanisme ini baru dimulai dan belum sepnuhnya
kerja, agar rencana kerja terealisasi dengan mendapat dukungan dari, pemerintah,
baik. Pelaksanaan adalah sebagai wujud masyarakat dan pihak swasta dalam
perencanaan. Keikutsertaan kedua belah pelaksaannan pemgembangan potensi Desa
pihak dalam penyelenggaraan kegiatan Wisata di Kabupaten Bengkalis ini.
sangat diperlukan. Penggerakan/aksi komu- Pelibatan aktif dari Badan Pengelolaan
nikasi dalam manajamen komunikasi meru- Wisata Kabupaten Bengkalis menjadi sangat
pakan arahan nyata yang diberikan kepada penting dalam pengawasan dan evaluasi
setiap unsur-unsur komunikasi untuk men- dalam pengembangan Desa Wisata di
jalankan tugas dan wewenangnya dalam ksbuapten Bengkalis. dengan adanya tahapan
melaksanakan program. pengawasan dan evaluasi tersebut mampu
Pelaksanaan pengembangan potensi menjadi bahan masukan dan saran untuk
desa wisata dapat dilakukan dengan meman- meningkatkan kinerja dan profesionalitas
faatkan potensi sumber daya alam dan dari pelaku wisata di Kabupaten Bengkalis
sumber daya manusia yang ada. Dalam dan hal ini dapat berkontribusi terhadap
pelaksanaannya dilakukan oleh visi Kepala model pengembangan kawasan desa wisata
Desa yang berorientasi kepada orientasi di Kabupaten Bengkalis secara terpadu.
kewisataan dan didukung oleh anggaran dari Manajemen Komunikasi Dinas
pemerintah Pusat dan daerah berupa dana Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan dan
alokasi desa dan dana pengembangan desa Olahraga dalam Program Pengembangan
lainnya. Sehingga hal tersebut mengakibatkan Potensi Desa Wisata di Kabupaten Bengkalis
desa wisata terpadu mampu terwujud dengan dapat digambarkan sebagai berikut:
adanya keinginan bersama dari stakeholder
dan pelibatan masyarakat lainnya.

Pengawasan dan evaluasi sering juga
disebut pengendalian adalah salah satu
fungsi manajemen yang berupa mengadakan
penilaian, bila perlu mengadakan koreksi
10 Komunikasi, Vol. XIII No. 01, Maret 2019: 1-12


instansi pemerintah merupakan suatu sistem

yang saling berhubungan dan bergantung
Sumber : Hasil olahan peneliti
dengan instansi lain dalam menjalankan
Suatu organisasi, dalam hal ini dinas kegiatannya. Kegiatannya tidak dapat
Manajemen Komunikasi Dinas Parbudpora dalam Mengembangkan... (Nova Yohana, Yasir, Rumyeni) 11

berjalan baik tanpa dukungan pihak lain Tahap pertama ini adalah perencanaan, tahap
untuk mencapai tujuan bersama yang telah tersebut dimulai dari pemetaan terhadap
ditetapkan. Sistem akan menghubungkan potensi sumber daya alam di beberapa Desa
semua lingkungannya baik itu lingkungan yang layak untuk dikembangkan menjadi
internal maupun eksternal, sehingga untuk kawasan pengembangan kawasan desa
mencapai tujuan tersebut harus adanya tata wisata. Penggorganisasian pada manajemen
kelola yang baik dalam setiap hubungan komunikasi program pengembangan potensi
dan interaksi, dalam hal ini manajemen Desa Wisata pengembangan Potensi Desa
sangat diperlukan agar dapat mencapai tahap Wisata Kabuapten Bengkalis, komunikator
demi tahap target dan sasaran yang telah utamanya adalah Bidang Pariwisata
dibentuk. Suatu hubungan dan interaksi Dinbudparpora yang membawahi Unit
tersebut akan terbentuk melalui komunikasi, Pelayanan Terpadu (UPT) Pemerintah Desa
sehingga dapat dikatakan bahwa komunikasi yang memiliki potensi pariwisata pedesaan.
memiliki peranan penting sebagai penggerak Koordinasi dengan berbagai pihak dilakukan
aktivitas dalam proses manajemen. Dengan dengan komunikasi vertical dan komunikasi
kata lain, suatu organisasi/ instansi harus horizontal. Proses Penggerakan (actuating)
memiliki pola manajemen komunikasi pada pada manajemen komunikasi program
yang baik, komunikasi dalam tahap pengembangan potensi Desa Wisata dengan
perencanaannya, komunikasi dalam tahap cara berusaha melakukan pembinaan desa
pengorganisasiannya, komunikasi dalam wisata yang ada dengan melibatkan peran
tahap pelaksanaannya, dan komunikasi masyarakat di sekitarnya. Membentuk
dalam tahap pengawasan dan evaluasinya. kelompok sadar wisata dan pembinaan
ekonomi kreatif. Tahap pengawasan dan
KESIMPULAN evaluasi komunikasi pada manajemen
komunikasi program pembangan potensi
Manajemen Komunikasi Dinas
Desa Wisata di Kabupaten Bengkalis
Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan dan
belum sepenuhnya dilakukan oleh Dinas
Olahraga dalam Program Pengembangan
Kebudayaan pariwisata Kabupaten Bengkalis
Potensi Desa Wisata di Kabupaten
dikarenakan program ini baru dimulai dan
Bengkalis dilakukan dengan berbagai
belum sepnuhnya mendapat dukungan dari,
aktivitas. Kegiatan mengembangkan
pemerintah, masyarakat dan pihak swasta
desa wisata merupakan bentuk aktivitas
dalam pelaksaannan pemgembangan potensi
komunikasi parwisata. Perencanaan program
Desa Wisata di Kabupaten Bengkalis.
pengembangan potensi Desa wisata di
Kabupaten Bengkalis yang dilakukan
oleh Dinas Pariwisata, Kebudayaan,
DAFTAR PUSTAKA
Kepemudaan dan Olahraga merupakan
aktivitas menajemen komunikasi utama. Bungin, Burhan. 2015. Komunikasi Pariwisata.
Jakarta: Prenada Group
12 Komunikasi, Vol. XIII No. 01, Maret 2019: 1-12

Devito, Joseph, A. 1997. Komunikasi Yasir, et.al. 2016. “A Model of Communication


Antarmanusia. Jakarta: proffesional to Empower Fisherman Community in
Books Bengkalis Regency”, MIMBAR; Sosial
Pembangunan, Vol. 33, no 2, pp 228-
Hamidi, 2007. Metodologi Penelitian dan Teori 237. DOI: https://doi.org/10.29313/
Komunikasi. Malang: UMM mimbar.v33i2.2135.
Idrus, Muhammad. 2007. Metode Penelitian Yoeti, Oka. 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata.
Ilmu-ilmu Sosial : Pendekatan Angkasa. Bandung
Kualitatif dan Kuantitatif, Yogyakarta:
UII Press Yogyakarta, 2007
Sumber lain:
Kaye, M. (2004). Communication Management.
Darsono. 2005. Pengertian Desa. Diakses
Sydney: Prentice Hall.
tanggal 10 Maret 2018 dari h t t p : / /
Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian desasentonorejo.wordpress.com/bab-
Kualitatif, Bandung, Remaja ii/. Angkasa: Bandung
Rosdakarya.
Indonsia Ecotourism Network. 2002. Diakses
Mulyana, Deddy. 2001. Ilmu Komunikasi; tanggal 10 Maret 2018 http://
Suatu Pengantar, Remaja Rodakarya, www.indecon.or.id/
Bandung.
Nurjanah, Yasir. 2014. Strategi Komunikasi
Soedarsono, Dewi K. 2009.Sistem Manajemen Inovasi dalam Mengembangkan
Komunikasi (teori, model dan Potensi Desa Wisata Meskom di
aplikasinya).Bandung: Simbiosa Kecamatan Bengkalis. Pekanbaru:
Rekatama Media https://repository.unri.ac.id/xmlui/
bitstream/handle/123456789/4076/isi.
Suprapto, Tommy. 2009.Pengantar Ilmu pdf?sequence=2
Komunikasi (dan peran manajemen
dalam k o m u n i k a s i ) . Yuliani. 2013. Strategi komunikasi Dinas
Yogyakarta: CAPS Kebudayaan Pariwisata (Disbudpar)
dan Dinas Komunikasi dan Informasi
Suwena, I Ketut. 2010. Pengetahuan Dasar Ilmu (Diskominfo) dalam Meningkatkan
Pariwisata. Denpasar: Udayana Press. Kunjungan Wisatawan di Desa
Pampang Kota Samarinda. Samarinda:
West, R. & Lynn H.T. 2008, Pengantar Teori
http://ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id/
Komunikasi; Analisis dan Aplikasi,
site/wp-content/uploads/2013/09/
Edisi 3, Buku 1, penerjemah Maria
JURNAL%20YULIANIedit%20(09-
Natalia Damayanti Maer, Salemba
19-13-08-05-04).pdf
Humanika, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai