USULAN PENELITIAN
STRATEGI PENGEMBANGAN
DESA WISATA LUMBUNG KAUH
SEBAGAI BAGIAN KAWASAN NIKOSAKE
Oleh
I Made Gede Darma Susila
NIM 1981011002
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI KAJIAN PARIWISATA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2019
1
BAB I
PENDAHULUAN
tertinggi oleh wisatawan mancanegara seperti daya tarik wisata Tanah Lot, Pura
Ulun Danu, dan Jati Luwih (Dinas Pariwisata Provinsi Bali, 2018). Peran sektor
https://www.balipuspanews.com/tabanan-launching-modul-transfomasi-database-
Kawasan Nikosake ini merupakan akronim dari Nila, Kopi, Salak dan
Kawasan Prioritas Pembangunan Nasional dimana dari 23 desa yang ada, baru 5
Kawasan Nikosake, terdapat lima desa yang tergabung didalam kawasan ini
yakni; Desa Belimbing, Desa Sanda, Desa Munduktemu, Desa Wanagiri dan Desa
memiliki luas 730, 67 hektar yang memiliki potensi perkebunan kelapa sebagai
bagian dari Kawasan Nikosake. Potensi lainnya yang terdapat di desa ini seperti
kopi, cengkeh dan hasil buah-buahan lainnya. Desa Lumbung Kauh ini ditetapkan
ingin diwujudkan menjadi terhenti atau stagnan. Perlu diadakannya suatu studi
Nikosake.
1. Apa saja potensi wisata yang dimiliki oleh Desa Lumbung Kauh ditinjau
ini dapat dibedakan menjadi tujuan umum dan khusus sebagai berikut:
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memberikan kajian mengenai strategi
pengembangan Desa Wisata Lumbung Kauh dilihat dari potensi internal dan
eksternalnya.
1. Untuk mengetahui potensi wisata yang dimiliki Desa Lumbung Kauh ditinjau
pengembangan desa wisata. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi sumber
informasi dan inspirasi bagi para peneliti untuk melakukan kajian yang lebih luas
positif dalam hal masukan sebagai rujukan dan bahan pertimbangan bagi pihak
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI
DAN MODEL PENELITIAN
Tinjauan pustaka ataupun penelitian terkait adalah hasil laporan ilmiah yang
Penelitian pertama yaitu artikel jurnal dari Dharmawan dkk. (2014) yang
potensi Desa Belimbing yang ada dilihat dari empat aspek yaitu kekuatan,
lingkungan. Faktor Eksternal (a) peluang: faktor terpenting dari peluang adalah
6
nilai dari orang-orang yang selalu menjaga dan melestarikan tradisional budaya,
(b) Ancaman: ancaman paling penting adalah ancaman persaingan dengan orang
SWOT diperoleh strategi pengembangan seperti berikut; (a) Strategi S-O adalah
promosi di Desa Belimbing. (b) Strategi W-O adalah meningkatkan fasilitas dan
bahasa dan pemandu wisata untuk masyarakat setempat. Karena itu, prioritas yang
2.2.1 Pariwisata
wisata yang didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh
Yoeti (dalam Gunardi, 2010) pariwisata berasal dari dua kata, yaitu Pari, yang
berarti banyak, berkali-kali datang dan Wisata, yang berarti perjalanan, bepergian
yang dalam hal ini sinonim dengan kata “travel” dalam bahasa inggris.
7
mengenai pariwisata bahwa pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang
industri klasik seperti industri kerajinan tangan dan cinderamata, penginapan dan
transportasi.
adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif
yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata,
kepariwisataan”.
yang harus dimiliki oleh sebuah destinasi pariwisata, yaitu: 1) Atraksi (Attraction)
seperti alam yang menarik, kebudayaan daerah yang menawan, dan seni
Menurut I Nyoman Darma Putra, dan I Gde Pitana (2010) dalam Pertiwi
menjadi desa wisata dilakukan dengan sistem pengelolaan yang bersifat dari, oleh,
dan untuk masyarakat. Dalam konsep desa wisata, peran aktif pembangunan dan
pengelolaan desa wisata berada di tangan masyarakat desa, entah melalui lembaga
koperasi, atau yayasan, pro aktif mengelola daya tarik wisata di daerahnya dengan
wisata didefinisikan sebagai suatu bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi dan
Menurut Darma Putra dan Pitana (2010:71) dalam desa wisata, peran
wisatawan ke desa mereka. Dalam hal ini masyarakat desa tidak menjadi
penonton tetapi pemain yang aktif mengelola daya tarik wisata di desanya
daya alam dan budaya yang ada serta kesadaran masyarakatnya untuk
Istilah desa wisata sendiri mulai diperkenalkan awal tahun 1990-an. Dalam
peninjauan kembali terhadap Rencana Induk Pariwisata Bali yang dibiayai oleh
dengan desa dan suasana pedesaan, yang disebut Desa Wisata (Pitana, 1999).
Tourism) di Yogyakarta pada tahun 1992. Pada saat itu Gubernur Ida Bagus Oka
menyebutkan bahwa desa wisata bukanlah desa yang diciptakan untuk turis tetapi
desa yang menyajikan kebudayaannya yang unik dan menarik, sehingga menarik
industri pariwisata,
pengembangan kepariwisataan,
10
komunitas setempat,
pendapatan yang adil) dari setiap kegiatan kepariwisataan yang terkait dengan
komunitas setempat.
pariwisata;
kebanggaan komunitas, pembagian peran gender yang adil antara laki-laki dan
lokal, peningkatan kekuasaan komunitas yang lebih luas, dan adanya jaminan
perekonomian.
lingkup yang lebih kecil, serta mereka lebih terikat oleh tempat (territorial).
(Fairchild dkk dalam Setiadi dkk, 2006:84). Disimpulkan bahwa masyarakat lokal
(local community) adalah suatu kehidupan sosial yang ditandai oleh suatu derajat
yang memiliki unsur: (a) Seperasaan; (b) Sepenanggungan; dan (c) saling
memerlukan.
masyarakat dan lokal dimana Lokal bermakna sesuatu yang berasal dari daerah
sendiri. Terkait dengan masyarakat lokal, berarti masyarakat yang berasal dari
darah sendiri, atau daerah kelahiran. Masyarakat lokal di Desa Lumbung Kauh
berarti kelompok masyarakat yang berasal dari Desa Lumbung Kauh, yang
menjalankan tata kehidupan dan kebiasaan sehari-hari yang berlaku umum sudah
pembangunan, karena masyarakat lokal itu sendiri menjadi sebuah sentral dari
berkunjung.
13
BAB III
METODE PENELITIAN
kualitatif. Hal ini dilakukan untuk mengetahui potensi yang dimiliki desa wisata
pariwisatanya.
Lokasi Desa Wisata Lumbung Kauh yang dimaksud dalam penelitian ini
a. Data Kualitatif
Data yang termasuk data kualitatif dalam penelitian ini, terdiri dari
visi dan misi, struktur organisasi, keadaan sarana dan prasarana, kondisi
b. Data Kuantitatif
Lumbung Kauh
a. Data primer
Dalam penelitian ini, data primer yang dimaksud adalah hasil observasi
Kauh.
Dalam penelitian ini, metode dan teknik pengumpulan data yang akan
digunakan yaitu :
a. Observasi
Untuk melihat kondisi Desa Wisata Lumbung Kauh saat ini, yang akan
b. Wawancara
c. Dokumentasi
sehingga menjadi lebih jelas dan bermakna dibandingkan dengan sekedar angka-
angka. Langkah-langkahnya adalah reduksi data, penyajian data dengan bagan dan
16
pengembangan yang akan di lakukan di Desa Wisata Lumbung Kauh dengan cara
penting kemudian dicari tema dan polanya. Sehingga data yang sudah
merupakan temuan baru berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang
DAFTAR PUSTAKA