DINAS PARIWISATA
PEMERINTAH KABUPATEN MANGGARAI
BEKERJASAMA DENGAN
LEMBAGA PENELITIAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2004
KATA PENGANTAR
Puji syukur sepatutnya kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa oleh
karena proses penyusunan Buku Rencana lnduk Pengembangan Pariwisata Daerah
(RIPPDA) Kabupaten Manggarai Tahun Anggaran 2004 dapat terselesaikan.
Penyusunan Buku RIPPDA Kabupaten Manggarai pada hakekatnya dimaksudkan
agar pengelolaan dan pengembangan potensi kepariwisataan di Kabupaten
Manggarai dapat diarahkan sesuai dengan kebutuhan dan potensi komunitas lokal
(local community) serta tidak meninggalkan nilai-nilai budaya yang telah berurat akar
dalam masyarakat (contextual setting).
Di samping itu, dalam wacana otonomi daerah, penyusunan RIPPDA
Kabupaten Manggarai merupakan salah satu agenda strategis dalam dimensi
pemberdayaan daerah yang senantiasa berupaya mengembangkan secara optimal
segenap potensi yang dimilikinya, khususnya potensi dan keragaman Obyek & Daya
Tarik Wisata (ODTW) di wilayah Kabupaten Manggarai.
Buku RIPPDA Kabupaten Manggarai ini merupakan sebuah dokumen yang
tersusun secara terpadu dan sistematis yang berisikan tentang arah dan kebijakan
programpengembangan pariwisata Kabupaten Manggarai dalam tempo 5 - 10 tahun
ke depan.
Dalarn proses penyusunan Buku RIPPDA tersebut berbagai pihak telah kami
libatkan dengan harapan agar dapat menampung beragam masukan (input) serta
menghasilkan produk (output) dan atau Buku RIPPDA yang comprehensive. Untuk
itu dalam kesempatan ini, perkenankan kami menyampaikan rasa terima kasih yang
setulus-tulusnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya, kepada (i) Bapak Bupati
dan seluruh jajaran pimpinan serta dinas / instansi Pemerintah Kabupaten
Manggarai terkait, (ii) DPRD Kabupaten Manggarai, (iii) Lembaga Penelitian
Universitas Airlangga Surabaya, sebagai Pelaksana Kegiatan Penyusunan Buku
RIPPDA Kab. Manggarai Tahun Anggaran 2004, dan (iv) seluruh warga masyarakat
serta para pelaku wisata yang terlibat baik secara langsung maupun tidak dalam
proses penyusunan Buku RIPPDA ini.
Akhir kata, semoga Buku RIPPDA ini benar-benar dapat dimanfaatkan dan
bermanfaat bagi pengembangan program-program kepariwisataan Kabupaten
Manggarai di masa-masa mendatang serta dapat menjadi stimulant bagi tumbuh
dan berkembangnya kegiatan usaha dan jasa pariwisata di masyarakat tanpa harus
meninggalkan karakter dan nilai budyaa Manggarai.
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
1.4 Ruang Lingkup
1.5 Tahapan Studi
1.6 Produk Studi
beberapa bidang usaha seperti: hotel dan restauran, biro perjalanan wisata,
kawasan wisata dll. Karena itu pariwisata merupakan sektor yang melibatkan sektor-
segi, yakni. segi ekonomi (sumber pendapatan, pajak-pajak dll), segi sosial
bidang sosial dan budaya. Dalam arti seluas-luasnya, pariwisata mampu mendorong
terbuka, taraf kehidupan (juga pendapatan/ devisa) dapat meningkat dan juga
langsung. Karena itu bisa dikatakan bahwa pariwisata merupakan salah satu sector
pariwisata lndonesia dalam rangka globalisasi telah diberikan dalam kerangka AFTA
tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang diganti dengan UU nomor 32 tahun
daerah.
sudah selayaknya dicermati, dianalisis dan disikapi secara positif oleh sektor
networking dengan pihak swasta (dalam negeri dan asing), pemerintah daerah
maupun Lombok, yaitu penuh dengan potensi wisata. Baik vrisata alam yang berupa
potensi ini masih belum banyak yang dikembangkan. Demikian juga sarana dan
prasarana penunjang seperti transportasi baik darat, laut dan udara, komunikasi,
dan industri penunjang pariwisata seperti jasa biro perjalanan, hotel restoran serta
dalam era otonomi daerah (dan globalisasi) sudah tidak dapat lagi menggantungkan
pada kebijakan dan pemerintah pusat saja, melainkan diperlukan peran aktif
pariwisata daerah.
peninggalan sejarah serta kekayaan budaya merupakan potensi yang kuat untuk
guna dan hasil guna dan dalam rangka otonomi daerah, pengembangan pariwisata
kondisi kepariwisataan dan kemampuan daerah pada saat ini, masih banyak
daerah sendiri.
1.2. Tujuan
terpadu.
1.3. Manfaat
jangka menengah serta jangka pendek yang terkendali dan terarah serta
berikut:
a. Ekonomi
b. Lingkungan
c. Sosial Budaya
berbagai peninggalan sejarah yang ada; pendalaman rasa cinta tanah air
1. Lingkup Wilayah:
2. Lingkup Materi:
budaya;
daya tarik wisata alam, budaya dan peninggalan sejarah. Disamping itu
program kepariwisataan.
dan penyempurnaan hasil analisis data dengan melibatkan beberapa ahli dan
pariwisata.
Merupakan tahap akhir studi yang didasarkan atas hasil analisis data dan hasil-
hasil dlskusi ahli/praktisi yang dikemas dalam sebuah dokumen dengan standar
RIPPDA.
Manggarai yang meliputi Obyek dan Daya Tarik Wisata (ODTW) (termasuk lokasi
perjalanan, jalur/paket wisata dan lain-lain. Obyek dan daya tarik wisata vang
dirnaksud meliputi alam, budaya, sejarah, minat khusus dan atraksi lainnya yang
disusun baik dalam bentuk deskripsi, tabel (matrik) maupun pada peta sehingga
kawasan/resorf pariwisata sesuai dengan kondisi lokasi (daya dukung dan daya
pendanaannya.
pemasarannya sehingga dapat menjadi image atau citra pariwisata bagi daerah
tersebut.
GAMBAR 1.1
STUDI PENGEMBANGAN
SWOT ANALYSIS
PENINGKATAN KONTRIBUSI P A D
PELUANG BERUSAHA & KESEMPATAN KERJA
Keterangan :
1. SOSBUD : Sosial Budaya
2. SAR/PRA : Sarana Prasarana
3. ORG/LEMB : Organisasi/Lembaga
BAB II
KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN NASIONAL,
NUSA TENGGARA TIMUR DAN KABUPATEN MANGGARAI
Agar diperoleh titik tolak yang sama dalam menyikapi strategi pengembangan
pariwisata di Kabupaten Manggarai, perlu terlebih dahulu dipahami visi dan misi
kepariwisataan nasional.
keterkaitan antar sektor dan antar wilayah serta mengoptimalkan potensi dan
a. Pemanfaatan potensi sumber daya alam yang sangat beragam dan melimpah,
development)
e. Pola pengembangan destinasi dari skala besar ke skala kecil
arahan bagi perencanaan itu sendiri. Pada tingkat pusat (nasional) arahan
RIPPN adalah konsepsi Tata Ruang Pariwisata dan Strategi Nasional Pola
berisi rencana jangka panjang, menengah, pendek dan tahunan. Dalam RIPPDA
kepariwisataan dapat mengacu pada Rencana Detail (RDTR) dan tata ruang dan
RUTRD juga belum dibuat, maka perencanaan kawasan wisata dapat mengacu
Tenggara Timur, strategi pengembangan tata ruang propinsi dibedakan atas strategi
didasarkan pada tujuan dari penyusunan RSTRP itu sendiri yang berupaya
memadukan kegiatan sektoral dan kegiatan daerah agar terintegrasi, serasi dan
Timur (NTT).
a. Strategi Pengembangan lnternal
pada kawasan lindung agar sesuai dengan fungsi yang telah ditetapkan.
setiap pemanfaatan ruang bagi kegiatan budidaya yang sesuai dengan kemampuan
lainnya untuk mengurangi kesenjangan dan juga sebagai pusat pertumbuhan bagi
transportasi darat, laut dan udara untuk peningkatkan aksebilitas antar daerah;
pada setiap kawasan prioritas. Suatu wilayah diprioritaskan bisa karena potensinya
yang tinggi sehingga diharapkan dapat memacu pertumbuhan daerah wisata lainnya
Komodonya, Kelimutu - Ende, Kupang dan sekitarnya (Rote, SOE, Kolbano) serta
Waingapu Waikabubak. Yang dimaksud dengan sektor strategis adalah sektor yang
Komodo di wilayah perairan laut sekltarnya. Wisata alam Danau Tiga Warna
Kelimutu dan wisata pantai seperti : taman laut 17 Pulau Riung (Ngada), taman laut
Maumere (Sikka), Pantai Lasiana (Kupang), Tablolong, Nernbrala, dan Pulau Semau
(Kupang), Pantai Kuai dan Baing (Sumba Timur), Pantai Rua Wanokaka, Pantai
Newa dan Marosi (Sumba Barat) dan pantai Pede Labuan Bajo), Cagar alam seperti
pada :
budidaya.
penerimaan devisa.
3. Melanjutkan usaha pengembangan obyek-obyek wisata lainnya dan penataan
sebanyak mungkin segmen pasar wisata dalam dan luar negeri baik wisatawan
mancanegara dari Australia, Eropa dan lain-lain atau wisatawan yang sedang
memacu kegiatan ekonomi perlu memanfaatkan potensi yang dimiliki NTT yang
kota lain yang berada di propinsi lain khususnya yang berada di Pulau Jawa,
diantaranya adalah Kupang, Maumere, dan juga Waingapu serta Labuan Bajo.
Pengertian Peran Kota di sini sangat luas karena termasuk perannya sebagai
daya saing dan peluang yang tinggi di pasaran nasional maupun internasional.
Potensi obyek wisata NTT yang memiliki daya saing tinggi adalah obyek-obyek
wisata berskala internasional ataupun nasional yaitu Kelimutu, Komodo, Upacara
Pasola, dan lain-lain. Termasuk juga kampung / desa tradisional yang masing
asli dan pantai-pantai yang berpasir putih yang tersebar disepanjang Sumba.
Upaya yang dapat dilakukan untuk menunjang potensi ini antara lain :
- Mengembangkan kawasan di sekitar laut Timor atau celah Timor (Timor Gap)
Diharapkan usaha ini dapat menarik wisatawan dari Australia untuk benruisata di
NTT, khususnya di Kupang dan sekitarnya, dan untuk jangka panjang juga
Maumere dan sekitarnya, Kota Kupang dan sekitarnya (termasuk Pulau Rote),
SOE - Mutis - Kolbano, Waingapu dan pantai selatan Sumba Timur serta
utama NTT yaitu alam, budaya dan bahari. Pengembangan tersebut dilakukan
dengan memanfaatkan peluang yang ada dari segi transportasi, maupun pasar
Nusa Tenggara Timur memiliki pintu gerbang yang dekat dengan pasar
Australia dan menawarkan produk yang berbeda dari Bali. Sebagai rangkaian
kepulauan, konsep pengembangannya perlu menganut prinsip "multy gateways" dan
pengelolaan sumber wisata bahari merupakan isi penting bagi prinsip ini.
sehingga memberi hasil yang berdayaguna. Pariwisata sebagai salah satu program
2. Pengentasan kemiskinan;
yang diharapkan dapat meningkatkan hasil pembangunan yang lebih lanjut dapat
kondisi setempat yang dilakukan lewat pendekatan kultural dan ekosistem. Artinya
dengan apa yang sudah dan sedang berkembang dalam masyarakat. Apalagi jika
daerah, dimana salah satu sector potensialnya adalah pariwisata. Untuk itu
internasional.
internasional.
Pembangunan
ditempuh adalah :
4. Memperluas informasi obyek dan data tarik wisata serta sarana pendukungnya
kepada masyarakat.
4. Pengendalian obyek dan daya tarik wisata, sarana wisata, sarana penunjang dan
bidang kepariwisataan
besar.
f. Kelembagaan
Upaya menyebarluaskan informasi obyek dan daya tarik wisata perlu terus
adat setempat.
6. Peningkatan pembinaan unit ekonomi setempat.
mancanegara.
serta visi dan misi kabupaten sebagai tolok ukur kinerja, Disamping itu, tanpa perlu
dalam suatu keinginan, tekad dan komitmen bersama dalam lima misi sebagai
berikut :
efisien dengan didukung modal dan penyediaan sarana dan prasarana yang
memadai
dan lembaga non formal, baik dalam tatanan lokal, regional, nasional maupun
masyarakat dan devisi negara. Dalam rangka mencapai hal tersebut maka dilakukan
secara optimal dengan tetap menJaga kelangsungan dan kelestarian budaya, alam
yang menjadi modal dasar dalam pembangunan. Berbagai kegiatan yang dilakukan
- Pendataan
- Penataan
- Pemasaran
- Pengembangan Produk
- Kelembagaan
- Sarana Prasarana
lndonesia.
Indonesia
Penghasilan devisa.
BAB III
KONDISI UMUM
KABUPATEN MANGGARAI
4.188,90 kilometer persegi lebih mengecil dari awalnya. Dengan batas-batas wilayah
sebagai berikut; wilayah timur berbatasan dengan Kabupaten Ngada, wilayah utara
Manggarai Barat, dan wilayah selatan berbatasan dengan Laut Sawu. Yang secara
Dengan beriklim tropis, curah hujan rata-rata per bulan pada tahun 2003 adalah
1745,8 milimeter. Rata-rata kelembaban udara adalah 81 persen pada tahun 2002
Kecamatan Satar Mese (38 desa), diikuti Kecamatan Poco Ranaka, dan Kecamatan
Ruteng yang masing masing memiliki 28 desa serta kecamatan Cibal (26 desa).
Tabel 3.1.
Banyaknya Desa / Kelurahan
di Kabupaten Manggarai Menurut Kecamatan Tahun 2003
3.1.2. Kependudukan
Kabupaten Manggarai pada tahun 2003 adalah s:ranyak 481.679 jiwa yang tersebar
Kecamatan Ruteng (63.748 jiwa atau 14,Q9%) diikuti berturut-turut oleh Kecamatan
Satar Mese (54.457 jiwa atau 11,92%) dan Kecamatan Poco Ranaka (52.622jiwa
atau 11,19%).
Tabel 3.2.
Jumlah Penduduk, Luas Daerah Dan
Kepadatan Penduduk per Kecamatan Tahun 2003
Kecamatan Jumlah Luas Kepadatan Presentase
Penduduk Daerah Penduduk Penduduk
Per Km2 Kecamatan terhadap
Penduduk
Manggarai
1. Satar Mese 54.457 572,00 95,20 11,92
2. Borong 51 533 490,26 105,11 11,07
3. Kota Komba 40 670 491,90 82,68 9,16
4. Elar 26 666 567,60 46,98 5,54
5. Sambi Rmpas 23 362 400,10 58,39 5,34
6. Lamba Leda 28 076 360,40 77,90 6,41
7. Poco Ranaka 56 622 209,20 251,54 11,19
8. Langke Rembong 54 824 60,54 905,58 10,98
9. Ruteng 63 748 176,60 360,97 14,09
10. Wae Rii 22 769 76,60 297,25 4,92
11. Cibal 35 712 188,30 189,65 8,64
12. Reok 27 240 595,40 45,75 6,27
Manggarai 481679 4 189,00 114,99 100,00
Sumber: Registrasi Penduduk 2003
Kabupaten Manggarai adalah 97,47, artinya b,ahwa untuk setiap 100 penduduk
(Tabel 3.3)
Tabel 3.3.
Jumlah Penduduk menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin
Tahun 2003
Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah Rumah
Tanggal
1. Satar Mese 26 555 27 902 54 457 10.557
2. Borong 25 052 26 451 51 533 9.806
3. Kota Komba 20 155 20 515 40 670 8.118
4. Elar 13 442 13 224 26 666 5.709
5. Sambi Rmpas 11 782 11 580 23 362 4.732
6. Lamba Leda 14 010 14 066 28 076 5.677
7. Poco Ranaka 25 904 26 718 52 622 9.913
8. Langke Rembong 27 176 27 648 54 824 9.728
9. Ruteng 31 356 32 392 63 748 12.481
10. Wae Rii 11 187 11 582 22 769 4.360
11. Cibal 17 506 18 206 35 712 7.657
12. Reok 13 609 13 631 27 240 5.557
Manggarai 237 734 243 915 481 679 94.295
Sumber: Registrasi Penduduk 2003
masih berciri penduduk usia muda. Hal ini dapat dilihat pada tabel 3.4.
jiwa atau sebesar 40.05% dari seluruh penduduk. Sementara itu menurut
Tabel 3.4.
Penduduk menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin
menjadi beban bagi pembangunan apabila aspek kualitas ini tidak dimiliki karena
Kabupaten Manggarai). Kepadatan penduduk di wilayah pusat kota relatif lebih tinggi
tekstur datar sampai bergunung-gunung dan tanah yang bervariasi. Dan pada
umumnya terdiri dari jenis tanah Mediteran, Litosol, Latosol. Tanah berjenis
berdasarkan ciri-ciri fisik tanahnya, maka tanah Latosol dan 'Litosol' dengan jenis
lahan pertanian sangat kecil, karena terdapat indikasi kekurangan sulfur. Untuk jenis
'Mediteran',sifat-sifat fisik dan kimianya baik sehingga nilai produksinya cukup tinggi
dan apabila persediaan air cukup maka jenis tanah ini dapat dimanfaatkan untuk
yang berasal dari air tanah, air permukaan, dan curah hujan serta sungai-sungai
yang ada di wilayah kabupaten Manggarai.Berkaitan dengan iklim atau curah hujan
erat kaitannya dengan pengadaan air terutama pada penentuan musim tanam dan
pemilihan usaha tani. Pada umumnya Kabupaten Manggarai memiliki iklim dan
curah huian yang tidak merata. Curah huian tertinggi terdapat di dataran yang
curah hujan tertinggi pada bulan Desember-Januari, dan terendah pada bulan Juli-
Agustus. Disamping itu Kabupaten Manggarai tergolong daerah yang beriklim tropis
padi, palawija seperti jagung, ubi dan kacang-kacangan. Seiring dengan kebljakan
Berdasarkan data Dinas Pertanian tahun 2003 produksi padi baik padi sawah
maupun padi ladang mencapai 84.533 ton per tahun dan 3,47 ton per ha, dimana
produksi padi terbanyak dihasilkan oleh kecamatan Satarmese (22266 ton) dan
penghasil terbesar kopi. Sektor perkebunan kopi ini juga yang bisa menyerap
tenaga kerja yang relatif tinggi juga. Dengan pola penanaman perkebunan yang
masih tradisional tanpa menggunakan teknologi tinggi dan pola perkebunan kopi ini
para petani tidak secara khusus terkonsentrasi waktunya tiap hari dalam perawatan
Angka tahun 2003 menunjukkan bahwa jumlah produksi kopi pada tahun 2003
rnencapai 8.012 ton belum ditambah tanaman perkebunan lain seperti kelapa,
3.1.7. Kehutanan
adanya pemekaran sebesar 176.930 hektar yang terdiri dari jenis hutan lindung,
hutan produksi, cagar alam suaka marga satwa, taman wisata, dan taman nasional.
Meskipun terjadi pemekaran wilayah, areal hutan ini masih cukup dominan. Ini
terlihat dari sumber data Manggarai dalam Angka 2003, bahwa wilayah areal hutan
3.1.8. Peternakan
peningkatan tingkat konsumsi protein hewani. Sub sektor ini juga sangat potensial
dukung limbah pertanian diharapkan akan mampu menampung ribuan ternak serta
areal perkebunan yang mampu menyediakan makanan temak. Meskipun selama ini
sumbangan sektor peternakan ini tidak pernah berada diatas 10%. Selama ini yang
banyak dikembangkan dalam peternakan adalah kerbau dan babi. Namun hal ini
menggunakan sistem irigasi yang sifatnya menetap karena karena lokasi pertanian
3.2.2.Tingkat Pendidikan
tahun ke atas di Kabupaten Manggarai yang tidak atau belum pernah sekolah
jumlahnya meningkat, yaitu 10,50% pada tahun 2000 menjadi 10,81% pada tahun
2001. Sementara jumlah penduduk umur 10 keatas yang masih duduk di bangku SD
menunjukan persentase yang menurun yaitu dari 13,7% pada tahun 2000 turun
Manggarai Barat). Sementara itu jumlah penduduk yang masih duduk di bangku
SLTP dan SLTA meningkat, yaitu untuk SLTP meningkat dari 3,37% pada tahun
2000 meningkat menjadi 3,80% pada tahun 2001 dan SLTA naik dari 1,53% pada
tahun 2000 menjadi 2,06% pada tahun 2001. Penduduk yang berpendidikan
akademi atau perguruan tinggi jumlahnya masih sangat kecil yaitu sebanyak 171
pada tahun 2001 atau sebanyak 0,04% dari seluruh jumlah penduduk berumur 10
tahun ke atas. Kondisi kependidikan ini dapat dilihat pada tabel 3.5 sebagai berikut:
Tabel 3.5.
Penduduk 10 tahun ke atas menurut status pendidikan
Di Kaupaten Manggarai Tahun 2000 2001
waktu, materi, alat bantu belajar, fasilitas, teknologi, kendali mutu, penelitian dan
biaya pendidikan.
belajar mengajar.
jika mengambil data yang berkaitan dengan pajak. Sehingga observasi data
tentang berapa uang yang dikeluarkan untuk makanan, minuman, perumahan, biaya
anak, dan lain-lain menjadi lebih dimengerti oleh penduduk dan 2) Pengeluaran
19,42%.
Tabel 3.6
Penduduk Menurut Golongan Pengeluaran Pen Kapita sebulan
Di Kabupaten Manggarai + Manggarai Barat Tahun 2003
dibanding kebutuhan dasar lain seperti sandang dan papan. Pada kelompok rumah
73,10% dan non makanan 26,90%. Pengeluaran makanan terbesar adalah untuk
kelompok padi-padian sebesar 31,29%, disusul telur dan susu (6,65%), kemudian
tembakau dan sirih (6,60%) dan bahan minuman (5,76%). Sedangkan pengeluaran
kepala (3,44%). Pengeluaran untuk kesehatan dan pendidikan relative sedikit, yaitu
sekunder, maka daerah tersebut termasuk daerah yang mulai maju. Sedangkan
apabila penyumbang terbesar pada pendapatan iaerah adalah sektor tersier, maka
perekonomian daerah tersebut boleh dikatakan sudah maju. Oleh karena itu struktur
perekonomian dapat dideteksi dari seberapa besar tenaga kerja yang terserap di
Tabel 3.7.
Penduduk Berusia 10 Tahun Ke atas yang Bekerja menurut
Lapangan Pekeriaan Utama tahun 2003
Lapangan Pekerjaan Utama Laki-laki Perempuan Jumlah
1 2 3 4
1. Pertanian, kehutanan, 157077 128A87 28516/.
perkebunan, Perikanan (88,72%) (90,23%) (89,39%)
2. Pertambangan dan Penggalian 192 192
(0,11%) (0,06%)
3. lndustri pengolahan 3592 7677 11269
{2,A3%) (5,41%)_ (3,53%)
4. Listrik, Gas, dan Air 384 384
(0,22%) {0,12%)
5. Bangunan 2670 2670
6. Perdagangan besar dan (1,51%) (0,84%)
eceran, 4985 2949 7934
Rumah makan (2,82%) (2,08%)_ (2,49%)
7. Angkutan, Pergudangan, 1815 1815
Komunikasi (1,03%) (0,57%)
8. Keuangan, Asuransi, Usaha 766 766
persewaan dan Bangunan (0,43%) (a,24%)
9. Jasa kemasyarakatan 5560 3246 8806
(2,76%)
(3,14%) (2,29%) _
10. Lainnya/ tidak teriawab
Jumlah 177041 141 959 31 9000
(100,00%) (100 00%) (100,00%)
Survei Sosial Ekonomi (SUSENAS) 2003
dilihat dari Lapangan Kerja Utama dari pduduknya. Menurut jenis kelamin tenaga
kerja baik laki-laki aupun perempuan sebagian besar (88,72% laki-laki dan 90,23%
sementara jenis pekerjaan lainnya seperti perdagangan (baik besar maupun kecil),
asuransi serta jasa jasa kemasyarakatan persentase pekerja laki-laki yang bekerja
dibidang ini lebih besar dibandingkan dengan tenaga kerja perempuan. Dengan kata
lain tenaga kerja perempuan lebih banyak terserap di sektor primer dibandingkan di
sektor sekunder maupun tersier. Hal demikian ini dipandang dari segi gender kurang
primer lebih rendah dibanding pendapatan di sektor sekunder dan tersier). Kondisi
ini akan menjadi lebih buruk bila pertumbuhan penduduk mengarah pada jumlah
penduduk perempuan lebih besar dibandingkan penduduk laki-laki, akan
termasuk angkatan kerja, baik yang bekerja maupun yang sedang mencari
pekerjaan, sisanya 30% bukan termasuk angkatan kerja, yaitu sedang sekolah,
Table 3.8
Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas yang bekerja
selama seminggu yang lalu di Kabupaten Manggarai
menurut Jenis Kegiatan
Keterangan : *) Bekerja min 1 jam seminggu yg lalu atau sementara tidak bekerja
**) Angka sangat sementara
Sumber : Survey Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) 2003
dan suku dari berbagai wilayah di lndonesia dengan nilai budaya yang beragam,
seperti Jawa, Bajo, Tionghoa, dan etnis lainnya. Dengan demikian, terdapat nilai
merupakan bagian dari budaya bangsa yang merupakan produk dari perwujudan
cipta, karsa, dan karya masyarakat kabupaten Manggarai. Adat istiadat dan daerah
diantaranya adalah:
Aspek nilai budaya yang dipengaruhi oleh cerita rakyat, permainan rakyat,
suatu sistem yang mempunyai daya hidup dan mampu berkembang secara mandiri
dan pembangan industri di wilayah kabupaten Manggarai untuk saat ini kemajuan
satu tulang punggung sumber APBD kabupaten. Sebagai penghasil beras terbesar
di NTT, Kabupaten NTT, kabupaten Manggarai dengan luas tanam sebesar 37.025
hektar telah menghasilkan beras seberat 84.533 ton. Sektor pertanian, industry
hutan yang meliputi 39,80% dari luas daratan wilayah, maka tanaman perkebunan
merupakan salah satu kelebihan tersendiri. Sejak dari zaman kolonial Belanda,
Kabupaten Manggarai terkenal akan tanaman kopi. Saat ini areal tanaman kopi
seluas 21,879 hektar. Selain itu tanaman seperti kepala, cengkeh, kakao, dan kemiri
Sektor perikanan juga merupakan peluang besar yang belum optimal digarap baik
perikanan laut dan perikanan darat. Selama tahun 2002 daerah kecamatan Sambi
Rampas dan Reok merupakan daerah penghasil terbesar perikanan laut yang
4.035 ton di Kecamatan Reok. Kendala hingga sekarang, bahwa sektor perikanan
masih dalam skala kecil dan belum dikembangkan dalam skala besar.
3 2.6. Potensi Perdagangan
Table 3.9
Jumlah Golongan dan Bidang Usaha
Di Kabupaten Manggarai Tahun 2003
Kecamatan Perdagangan Perdagangan Perdagangan Jumlah
Besar Menengah Kecil
1. Satar Mese - - - -
2. Borong - 2 19 21
3. Kota Komba - - 16 16
4. Elar - - 1 1
5. Samba Rampas - - 3 3
6. Lamba Leda - - 5 5
7. Poco Ranaka - - 4 4
8. Langke Rembong 1 18 56 77
9. Ruteng - 1 105 11
10. Wae Rii - - 1 1
11. Cibal - - 1 1
12. Reok - - 19 20
Jumlah 1 22 230 160
Sumber: Manggarai Dalam Angka 2003
BAB IV
KONDISI SARANA DAN FASILITAS PENUNJANG SEKTOR PARIWISATA
KABUPATEN MANGGARAI
obyek wisata.
Untuk dapat menjaring dan menarik minat wisatawan datang dan meginap atau
tinggal lebih lama di obyek-obyek wisata yang dikunjungi dibutuhkan sarana dan
fasilitas penunjang lainnya. Sarana dan fasilitas penunjang yang terkait dengan sector
4.1.1. Akomodasi
Sarana akomodasi dalam industri pariwisata merupakan sarana yang sangat
baik nusantara maupun mancanegara tidak hanya obyek wisatanya yang menarik
tetapi diharapkan wisatawan dapat lebih lama tinggat di daerah tersebut. Hal ini
pariwisata khususnya pengusaha hotel, home stay, wisma, pondok wisata dan lain-
lain. Disamping itu, semakin lama wisatawan tinggal maka akan semakin besar pula
dapat memberikan kontribusi yang besar pula pada Pendapatan Asli Daerah (PAD)
mengembangkan sektor pariwisata. Pada tabel berikut dapat dilihat jumlah hotel
Tabel 4.1
Banyaknya Hotel / Losmen, Jumlah Kamar dan Tempat Tidur
Dl Kabupaten Manggarai Tahun 2002-2003
Kecamatan Tahun 2002 Tahun 2003
Tempat Tempat
Kamar Kamar
Tidur Tidur
Borong 6 12 4 7
Sama Jaya
Langke
Rembong
Agung I 25 50 32 64
Agung II 15 30 16 30
Ranaka 14 30 9 29
Karya 5 12 5 12
Dahlia 27 54 33 66
Sindha 26 52 26 52
Manggarai 11 22 11 22
Indah 8 24 13 38
Rima 12 27 11 22
Reok
Nisang Nai 9 18 10 18
Teluk Bayur 12 20 12 17
Jumlah 170 351 182 377
di suatu daerah adalah tersedianya sarana restoran/ rumah makan, depot, warung,
makan hanya terdapat di pusat kota, hal ini dianggap kurang menguntungkan jika
melihat potensi wisata yang ada dan tersebar di berbagai wilayah kabupaten.
yang khusus melayani perjalanan wisata, yang berupa sedan/ taksi, bus pariwisata,
colt, maupun angkutan lainnya. Saat ini di Kabupaten Manggarai belum terdapat
dilayani oleh angkutan umum baik yang berupa angkutan pedesaan dan angkutan
kota. Untuk angkutan antar daerah yang beroperasi di Kabupaten Manggarai dapat
JUMLAH 2577
Dari data di atas, menunjukkan bahwa hingga tahun 2001 belum secara
khusus ada angkutan untuk menunjang pariwisata. Hanya angkutan umum biasa
yang beroperasi untuk kebutuhan antar kota atau dan antar propinsi. Dan jika ada
Kondisi sarana jalan yang baik merupakan salah satu unsur penunjang di
bidang pariwisata. Dalam sebuah perjalanan wisata kondisi jalan yang baik dapat
menciptakan suatu rasa aman dan nyaman bagi para wisatawan. Selain itu, akses
jalan yang baik menuju obyek-obyek wisata berkaitan dengan kemudahan sebuah
obyek wisata untuk dikunjungi. Tentunya dengan semakin banyak kunjungan wisata
semakin banyak pula manfaat yang dapat diambil dan dirasakan baik oleh
Hal lain yang mendukung adalah perluasan jaringan jalan baik jalan raya
Pada tabel berikut dapat kita lihat kondisi jaringan jalan di Kabupaten
Table 4.3
Kondisi Jaringan Jalan Kabupaten di Kabupaten Manggarai
Tahun 2003 (km)
KECAMATAN BAIK SEDANG RUSAK RUSAK
BERAT
Satarmese 10.000 24.000 6.570 57.030
Borong 12.000 9.000 24.500 37.900
Kota Komba 20.000 48.900 68.400 68.860
Elar - 30.500 19.500 150.300
Samba Rampas 12.000 24.500 2.580 12.920
Lamba Leda 23.000 37.700 16.800 43.500
Poco Ranaka 23.650 36.300 28.793 36.757
Langke Rembong 29.600 48.100 61.500 61.080
Ruteng 15.000 27.950 2.050 73.200
Wae Rii 11.300 13.700 0.900 15.100
Cibal - 8.700 63.100 38.700
Reok - 24.000 15.000 125.200
156.550 333.350 309.693 720.547
Dari data diatas menunjukkan bahwa kondisi jaringan jalan perlu untuk
kepariwisataan.
kepentingan bisnis, apalagi tingkat mobilitas dari wisatawan yang cukup tinggi
Salah satu aset wisata yang penting bagi pariwisata adalah seni budaya yang
ada di masyarakat dimana senibudaya itu hidup dan lestari di masyarakat daerah.
Oleh karena itu, masyarakat merniliki peran yang besar dan penting bagi
Biro perjalanan merupakan salah satu bagian terjadinya perpindahan dari satu
daerah ke daerah lainnya. Dalam hal ini biro perjalanan wisata dapat memungkinkan
daerah lain dan sebaliknya cukup banyak maka akan membantu wisatawan
arus wisatawan yang datang ke Kabupaten Manggarai akan makin banyak. Akan
tetapi sampai saat ini, secara formal belum ada biro perjalanan wisata di Kabupaten
pada khususnya.
belum maksimal.
Peran jasa agen perjalanan sebagai perantara wisatawan dengna obyek yang
akan dikunjungi tidak dapat dianggap ringan karena agen perjalanan menyediakan
kebutuhan wisatawan terutama dalam hal yang berkaitan dengan informasi obyek
wisata secara lebih mendetail dan lebih baru, selain itu agen perjalanan sebagai tour
memberikan citra yang baik dalam pelayanan wisata, hanya saja jasa agen
akan dikunjungi wisatawan baik dari segi fisik maupun nonfisik yang berkaitan
Penguasaan materi obyek wisata oleh pramuwisata tidak hanya dari sejarah
yang melibatkan banyak pihak baik dari peserta yang datang dari berbagai daerah
dan negara, maupun materi yang dibahas sangat beragam dan pada umumnya
dan mengenalkan obyek dan daya tarik wisata dengan begitu dapat diharapkan
peserta acara tersebut tertarik dan menyisihkan waktu untuk mengunjungi obyek
wisata yang ditawarkan. Dari kegiatan tersebut, mencakup kegiatan pameran yang
koordinasi yang baik , antara swasta dan pemerintah hanya saja jasa dari pihak
pembenahan yang mana harus dilibatkan jasa konsultasi yang terampil dan
dengan pengernbangan fisik dan non fisik yang memerlukan arahan dan saran dari
wisata tersebut lebih lanjut. Keberadaan Jasa konsultan cukup penting bagi
dikunjungi baik ditempat wisata itu sendiri rnaupun didaerah asal wisatawan,
lainnya sebelum ke tempat tujuan . Selama ini jasa informasi ini hanya bisa didapat
waktu dan jenis hiburan. Kegiatan tersebut meliputi bidang seni dan budaya atau
Orang Manggarai sejak dahulu memiliki pengetahuan seputar alam fauna dan
flora; Masyarakat Manggarai adalah masyarakat agraris. Oleh karena itu orang
Manggarai tidak dapat menghindari diri dari pengetahuan tentang alam sekitarnya
Sekarang banyak areal tandus, setandus hati perambahnya. Benyak air mata
menjadi kering, sekering otak perambahnya; akibat lebih lanjut kehidupan ulayat
a. Menghitung jumlah bilangan : ca, sua, telu dan seterusnya (1, 2, 3 dan
seterusnya).
seterusnya)
hendak dibahas adalah teknologi tradisional. ltu berarti hal-hal nampak dalam bentuk
hampir tak ada lagi peninggalan kecuali yang masih ditemukan adalah
'Watupenang" (alat dari batu untuk menumbuk jagung atau kemiri) dan alat pengulek
ramuan (bumbu dapur), seperti : lombok, halia, dsb yang disebut Watu Nggeso". Di
bekas Hamente Rajong, Kecamatan Elar, masih ada alat perangkap hewan liar dari
batu, yang disebut "Penggo Lenang" dan batu alas menempah parang disebut
"watu pesa"'
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa tokoh adat dan mantan Dalu
Welak periode 1942 - 1969 dan juga mantan Kepala Desa Pong Welak Lembor
periode 1969 - 1976, serta hasil wawancara staff. Dinas Pariwisata Kabupaten
a. Tua Golo : Yang menjadi Tua Golo berdasarkan musyawarah adalah dari
keturunan yang tertua (Rang kae) dari suku itu (Ata Ngara Tana) dan
berlaku turun temurun. Tugas dari Tua Golo adalah mengatur tata
Yang mengepalai rumah adat dan berhak atas gendang atau gong sebagai
adalah Tua anggota klen (Tua Panga) yang dipandang bijaksana Tetua
semua atribut adat disimpan di rumah adat yang disebut Mbaru Gendang.
Tua Teno yang ditunjuk dari anggota klen (Tua Panga), yang dipandang
kebun (lingko) serta semua urusan adat. Di wilayah Rajong, Manggarai Timur,
Ada 2 jenis Lingko : Lingko Ela dan Lingko Randang. Disebut Lingko Ela
Lingko Randang karena lingko itu menghasilkan panenan baik dan dalam
"kerbau" dan dalam upacara syukuran itu diundang juga warga kampung
Lingko Ela adalah lingko biasa yang tidak diadakan pesta randang karena
berbagai pertimbangan.
itu adalah:
a. Tingkat Kampung : Ada kepala kampung ; Kepala kampung mengatur hal-hal
b. Tingkat wilayah (di Manggarai): sejak tahun 1936 terbentuk 38 Kedaluan atau
Hamente.
Lelak, Todo, Pongkor, poco Leok, Sita, Torok Galo, Rongga Koe, Kepo,
Pota, Reok, Ruis, Porat, Nggalak, Bari, Rego, pacar, Boleng, Kempo, Mburak,
Kampung) atau Tua Golo (penguasa tanah) yang menyelesaikan konflik itu
dan bila tidak ada kata sepakat persoalan itu dinaikkan ke tingkat kepala
kampung dan jika pada tingkat kepala kampung tidak ada kata sepakat dalam
penyelesaian, maka dinaikkan pada tingkat Dalu dan seterusnya sampai pada
Raja.
sebagai berikut :
Manggarai Timur
orang Manggarai yang menganut religi asli, untuk tidak disebut "kafir'.Kesalahan
pemberian nama "animis" ini sungguh menyesatkan, karena religi asli orang
Manggarai yang dahulu disebut "kafir tidak sama konsteelasinya dengan animisme.
Religi asli orang Manggarai adalah "Monoteis lmpiisit" sebab dasar religinya
menyembah Tuhan Maha Pencipta (Mori Jari Dedek, Ema Pu'un Kuasa).
waspada atas perintah Mori Kraeng dari langit dalam bentuk "Genggus" (Guntur).
Genggus bagi orang Manggarai dahulu identik dengan komando dari langit untuk
segera menyiapkan bibit pertanian karena guntur menandakan sebentar lagi hujan
akan turun. Guntur yang peka ditanggapi dahulu adalah Guntur pada masa
menjelang musim hujan atau awal musim hujan. Dalam "Renggas" mereka
mewujudkan sbb:
Dijawab : ya.....
Ada beberapa jenis upacara adat yang sudah menjadi tradisi orang
(masyarakat Manggarai) :
1. Upacara kehamilan
Masa kehamilan + 2 bulan, seorang wanita yang telah menikah pada bulan-bulan
Kadang-kadang mengidam
Tanda-tanda itu menjadi bahan penilaian bagi mereka bahwa : Kepet / dei" atau
Hemong wulan"; oleh karena itu, ibu-ibu lain yang lebih berpengalaman
(Lamba = Palang)
(Wakas = Gelagah)
Tidak lupa mencuci kaki bila gempa bumi terjadi : supaya bayi anak dalam
Jangan melakukan : "Tapang tidek gogong teong" (membuat tali pada bannbu
tempat timba air dengan menggunakan besi pemanas, supaya bayi dalam
Upacara ini dibuat menyambut anak pertama (wingrana) pada saat si ibu berusia
kehamilan beberapa bulan. Yang harus hadir dalam upacara ini : anak rona (klen
Dalam upacara tersebut, ibu yang hamil pertama duduk diatas tikar dan kaki
terlentang lurus kedepan dan rambut dilepas tanpa ikatan. Supaya rambutnya
rapi maka ibu tua yang menyisir rambut dari ibu hamil tersebut kearah belakang.
Upacara ini merupakan lambang "harapan" agar pada saat bersalin (setelah
sembilan bulan) : tidak ada ari-ari yang tertahan di dalam kandungan. Hewan
Upacara ini dilakukan setelah keguguran yang tidak sengaja. Hewan sembelihan
: seekor babi dari anak rona (keluarga perempuan) dan seekor kambing dari
keluarga suami; hal ini dilakukan agar kesehatan jasmani dari ibu yang
Beberapa hari menjelang bersalin, si ibu hamil minum obat ramuan tradisional
(pucuk waru atau kulit kayu lodong (tunas lodong) yang direndam air dalam
mangkuk atau piring sayur yang besar). yang diminum setiao oagi h'arisampai
nama untuk bayi itu, serta bermaksud untuk mendoakan agar bayi itu sehat dan
tidak cacat.
Upacara ini sebagai pertanda bahwa yang bersangkutan telah remaja dan dapat
dialog dan sebagai juru bicaranya (tongka) dari masing-masing keluarga ke dua
belah pihak.
Ada 3 (tiga) pernyataan untuk menyatakan kemampuan / tidak mampu :
Pernyataan : Mai Dami one pa'ang lemai, ombeng iko, jenggu tungga :
(kami datang lewat pintu depan secara berwibawa dan lapang dada);
ombing iko jenggu tungga (ekor berbulu lebat juga bermahkota di leher)
Ungkapan yang sering digunakan adalah : "Mai dami one radi ngaung,
cihir ri'i wuka wanjang" artinya, (kami datang lewat kolong rumah, masuk
melalui cela-cela atap alang- alang dan cela-cela gedek kolong rumah).
c. Keluarga miskin
Ucapannya adalah mai tutung sulu, "mai ngguang wai'i" (kami datang
untuk berpasrah diri karena harta tak punya, biarlah anak kami menjadi
8. Upacara Nempung
Dalam upacara ini, semua keputusan sejak meminang harus dibawa waktu
kampung itu).
Kope atis karot agu karong tuntul pacak (parang : kejantanan Pria)
Wida dan wali tuak (permintaan belis dan imbalan pemberian orang tua
Pihak wanita)
Maksudnya:
- Air yang mengalir dari telur yang pecah melambangkan kelahiran anak
Dalam upacara tersebut hewan yang dipakai adalah babi. Babi : dipakai
"Tempak pitak atau pentang pitak adalah upacara pembersihan diri baik
dara babi itu. Dan tradisi pantang dari keluarga perempuan dibuang dan
segera mengikuti ceki (imbalan) keluarga laki-laki. Makna lain dari upacara
sebelumnya.
c. Wendo . seorang perjaka membawa lari seorang gadis atas
kemauan bersama tanpa sepengetahuan orang tua baik orang tua pria
mauoun wanita.
d. Roko : istri orang dibawa lari atas persetujan oleh seorang laki-laki
(perjaka)
f. Tinu Lalo : duda yang memperistrikan adik dari istrinya karena istrinya
meninggal dunia'
member makan kepada orangtua yang tidak ada harapan hidup lagi
Anak rona (pihak istri) yang datang menghadiri kematian itu membawa
seekor babi (ElaHaeng nai) dan wuwus (kain pembungkus mayat) serta
uang duka (seng wae lu'u)dan iika yang datang "anak wina" (pihak pria)
tenda kedukaan di luar rumah, karena itu merupakan kasus dara ta'a (dara
Upacara menjaga mayat yang belum dikubur. Jika mampu, maka hewan yang
disembelih adalah sapi atau kerbau. lnti doanya adalah agar yang meninggal itu
d. Upacara "po'e woja agu latung" (menahan padi dan jagung); mencegah kelaparan.
Hewan yang disembelih dalam persembahan ini adalah seekor ayam untuk
mengimbangi semua hasil jerih payah seumur hidup (padi, jagung dan hasil-hasil
lainnya)
dalam mulut mayat oleh anak sulungnya; juga mengandung harapan agar ia tidak
Upacara ini dilakukan dengan maksud agar ia berangkat dengan bersih tiada lagi
Sebelum kubur digali seorang mengambil sebatang gelagah yang panjang sama
dengan panjang peti mayat dan memukul di atas tanah pekuburan yang hendak
digali, dengan ucapan : "Lengka wa ... (disebut reba (pria) .. atau moias (
utrid ...) neka watu keoe, neka lipang lewes" : menghindari batu-batu atau akar
Sesuai dengan kepercayaan tradisional, bila dalam menggali itu dijumpai batu
yang tak terungkit berarti dalam waktu dekat ada lagi kematian keluarganya.
i. Upacara "oke Api" (menghindari api) Upacara ini dilakukan oleh seorang tua dan
tidak takut setan. Pelaksanaannya, biasanya pada sore hari (pukul 18.30).
Tujuan upacara ini adalah menghibur keluarga berduka dan akhir-akhir ini terjadi
s/d 5 hari.
Kenduri orang yang mati karena musibah : hewan sembeliannya seekor babi dan
babi itu dibunuh dan harus dihabiskan di luar rumah. Setelah itu selesai,
dilanjutkan dengan acara "keti manuk miteng" yang inti doanya : bahwa
malapetaka itu diputuskan hubungannya oleh ayam jantan sehingga terhapus dan
tidak terwaris.
Setelah itu ayam hitam dibunuh dan dibuang sebagai lambang membuang sial /
malapetaka itu. Kenduri untuk orang mati karena sakit. Yang hadir dalam upacara
ini adalah orang yang banyak, maka hewan sembelihannya adalah babi/kerbau.
Doanya sama seoerti upacara "saung ta'a,tetapi dalam upacara ini ada tuntutan
adat pembayaran kepada "anak rona" oleh anak "wina" dan keterlibatan keluarga
yang berduka.
Tujuan upacara ini adalah bahwa anak rona membentengi / menahan semua
keluarga yang masih hidup agar tidak mengikuti nasib orang yang meninggal.
1. Upacara pemberian sirih pinang dan tuak kepada arwah nenek moyang .
2. Upacara pemancangan teno oleh tua teno yang diawali dengan tudak ela (doa
3. Upacara banco raci : pada hari yang disepakati banco raci, maka sama warga
berkumpul di rumah gendang untuk berangkat ramai-ramai diiringi ronda , gong dan
4. Upacara kalok (menanam) : upacara ini dilakukan bila kebun seluruhnya siap
5. Upacara Nanga Banta : dilakukan secara bersama-sama pacia masa jagung sudah
berisi.
6. Upacara sega latung : upacara ini dilakukan masing-masing minimal seekor ayam
sesajian untuk memohon pada nenek moyang (empo tana) agar tidak dimarah kalau
7. Upacara nderes : maksud dari upacara ini adalah agar memperoleh hasil yang
melimpah.
untuk arwah tuan tanah, agar hasil panen padi melimpah ruah.
9. Upacara Tabar Cicing : upacara ini dilakukan oleh masing-masing pemilik ladang,
dua hari sebelum mengetam. Tunjuannya untuk memohon kepada arwah tuan tanah
10. Upacara Randang : upacara ini dilakukan untuk kebun yang disepakati sebagai
lingko randang. Randang : pesta syukur kebun yang telah memberi hasil yang
reklatif melimpah.
13. Upacara Penti (pesta syukuran)
Penti dilakukan sebagai tanda syukur kepada Mori Jari Dedek (Tuhan pencipta
langit dan bumi) dan kepada arwah nenek moyang atas semua hasiljerih payah yang
teleh diperoleh dan dinikmati, juga sebagai tanda celung cekeng wali ntaung (musim
a. Barong wae teku : sebelum berangkat ke air, maka semua pemuka adat serta
tanda syukur serta memohon hasil yang berlimpah dan memperoleh kehidupan
Bahan persembahan :
1. Siri pinang
3. Ayam
Dalam uraian tentang sub sistem religi di depan, telah disinggung bahwa aktivitas
orang Manggarai dalam sub system budaya senantiasa memiliki nuansa religi, termasuk
Melepaskan kebun yang lama (yang baru dipakai 3 tahun) berarti membuka kebun baru
dengan merambah hutan pada areal baru / perkebunan; pembukaan sawah dengan sistem
Awal sistem irigasi sistem persawahan kurang diminati karena terasa asing setelah
melihat hasil usaha orang lain yang mengerjakan sawah lebih baik dibandingkan dengan
system ladang yang berpindah maka sistem irigasipun ramai-ramai ditiru dan lambat laun
berpindah. Padi, jagung, kopi sebagai komoditi yang berharga, telah akrab dengan orang
Pesta kebun adalah syukuran atas hasil padi dan jagung. Upacara penanaman beni,
upacara silih terhadap gangguan tanaman petani, justru primadona perhatian ritus religinya
Ekspresi keindahan, pergaulan, suka cita, maupun duka cita manusia, dapat
a. Yang dinikmati dengan mendengar, yaitu seni sastra baik sastra daerah maupun sastra
tradisional.
b. Yang dinikmati dengan melihat yaitu seni rupa seperti lukis, patung, grafis, desain
maupun kriya.
c. Yang dapat dinikmati sekaligus mendengar dan melihat adalah seni pertunjukan, seni
Tingkat peradaban seni setiap daerah tentu saja berbeda, hal tersebut amat tergantung
sampai pada tingkat "peradaban" (hal seni tergolong indah, halus dan bermakna tinggi),
namun ada seni tertentu yang sudah dinilai sampai pada tingkat peradaban, yaitu :
Manggarai yang unik dan syarat makna / nilai antara lain seni gerak (lomes). Nilai etika
(sopan santun), nilai estetika, muatan nilai persatuan, ekspresi suka cita yang makin
dalam, nilai kesportifan, penanaman rasa percaya diri karena diuji ketangkasannya.
Selain caci juga yang dipandang cukup maju . "Mbata" dan danding/tandak, rawa, dll.
b. Seni kriya dalam bentuk tenunan ikat yang syarat nilai dan simbol.
Contoh : tenunan kain songke dan topi Manggarai.
2. Warna dasar hitam : kepasrahan karena kesadaran bahwa semua manusia akhirnya
meninggal (simbol sikap tanatos : bahwa kehidupan adalah prosesi dari Allah
menuju Allah).
3. Aneka motif bunga pada kain songke, mengandung banyak makna sesuai motif itu
sendiri, misalnya :
a. Jok : Motif dasar yang unik sebagai salah satu jati diri budaya Manggarai,
sekitarnya.
e. Motif "'Ntala'' (bintang) : motif ini bermaksud supaya senantiasa sehat, umur
panjang dan memiliki ketinggian berpengaruh lebih dari orang lain dalam hal
f. Motif "wela runus" melambangkan sikap ethos, bahwa orang Manggarai sebagi
bunga kecil tetapi indah dan memberi hidup dan ia hidup di tengah kefanaan.
- Berupa Bidal : (bahasa berkias) bahasa ini hanya bisa dimengerti oleh orang
yang berperasaan halus. Contoh : Mbangi leleng ular : wujud prilaku yang
pohonnya,
Contoh : Lait markani hang perkakas : Kapok biar mampus, tidak punya apa-
- Berupa perurnpamaan :
Contoh : Laki pangga rami : orang yang hebat; sang jago ; laki-laki dunia.
Pantun kilat : - "tara tee neho muku; tara lando neho teu" maksudnya
Berupa keterangan :
"Curu sala iku " maksudnya kurang enak karena terkena pada diri sendiri
i. Berupa Pemeo : "Olon saja, diang pio saja kole" : Maju terus / hadapi saja,
j. Berupa pantun;
Sering dibawakan dalarn bentuk lagu yang diiringi tari (tandak, danding) atau
Cukup banyak sebenarnya obyek wisata alam di daerah ini. Keindahan alam di ulumbu,
wilayah Satar Mese, yang merupakan sumber air panas dan tenaga uap; panorama alam
Golo Lawis, batu berbentuk perahu di Watu Lajar; hutan lnambele dengan beragam jenis
Di Poco Ranaka dengan ketinggian 2140 meter di atas permukaan laut merupakan puncak
tertinggi kedua dalam rantai pegunungan disekitar Ruteng. Gunung ini masih aktif
keindahan air terjun Cunca Lelo, puncak Golo curu di Langke Rembong. Selain
terkenal akan panorama alamnya yang menawan, daerah ini juga terkenal karena
terdapat Gua Maria, yakni tempat wisata Ziarah yang banyak dikunjungi umat
didalam kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Ruteng, yang ditetapkan sebagai
hutan konservasi oleh Departermen Pertanian Rl pada Tahun 1993. TWA Ruteng
meliputi kawasan seluas 32 ribu hektar. Di dalamnya terdapat wisata yang menarik,
diantaranya Danau Rana Mese dengan berbagai jenis ikan dan burung belibis
,beragam spesies hutan tropis, air terjun Cunca rede,, Puncak Gunung Ranaka dan
Secara umum obyek wisata alam di Kabupaten Manggarai memiliki daya tarik
sebagai suatu obyek wisata. Keindahan dan unsure keaslian obyek menjadi daya
wisata akan menambah daya tariknya dibandingkan jika obyek wisata tersebut
Mencermati kondisi daya tarik obyek wisata alam di Kabupaten Manggarai tersebut
3. Penetapkan ikon obyek wisata yang prioritas untuk dikembangkan secara serius.
memperbaiki dan meningkatkan kelayakan prasarana jalan. Selain itu perlu juga
disediakan alat transportasi umum yang "memadai dan nyaman" yang dapat
seperti MCK dan ketersediaan air bersih, tempat berjualan makanan dan
Caci
Caci adalah sejenis tarian atau permainan ketangkasan khas dari Bumi
Manggarai. caci merupakan seni ketangkasan yang hanya dilakukan oleh kaum pria.
Lazimnya, kedua pemain bersikap sebagai "lawan" dan menggunakan cemeti satu
Kini, caci sudah demikian populer karena telah diangkat dalam bentuk sebuah
berbagai event perayaan, seperti perayaan paki kaba, perayaan syukur ( Penti ),
usai pesta perkawinan yang sering disebut Nempung, menghormati tamu tamu
Liang Bua
Liang Bua termasuk dalam wilayah Desa Liang Bua, Kecamatan Ruteng,
dengan jarak sekitar 14 kilometer arah utara-barat kota Ruteng. Angkutan umum
yang dapat digunakan untuk mencapai wilayah ini adalah truk dan bemo jurusan
Ruteng- Karot. Liang bua merupakan situs purbakala di zaman pra sejarah yang kini
masih jadi obyek penelitian kalangan arkeolog dari Australia, Amerika serikat dan
lnggris. Liang Bua adalah sejenis gua terbesar di daerah ini selain juga ada Liang
Galung dan Liang tanah. Gua ini berdiameter sekitar 50 X 40 meter dimuiut guanya.
Di dalam gua tersebut tersimpan dengan rapi tilang belulang nenek moyang
penduduk setempat. Juga ditemukan serpihan tulang gajah dan lain-lain, yang
diperkirakan berumur lebih dari 18 -a-r tahun dan menjadi bukti adanya
seperti kapak, perimbas, kapak penetak, alat serpih, beliung persegi, gerabah,
fragmen logam serta keramik. Secara kronologis, Liang Bua sudah dijadikan tempat
hunian manusia purba sejak lebih dari 70 ribu tahun lalu ( Zaman paleotik) dan terus
dan sebagainya. Disini dijumpai rumah Niang, yakni sejenis rumah adat khas daerah
setempat dan tetap terpelihara keasliannya. Wae Rebo terdapat di kecamatan Satar
Lingko
Lingko adalah semacam sistem tradisi pembagian tanah adat atau areal
dunia. Bentuk dasarnya bulat dan dibagi menjadi beberapa bagian laiknya seperti
potongan kue, dengan luas antara enam hingga delapan hektar. Dari kejauhan,
Lingko ini akan tampak indah laksana sarang laba-laba raksasa. Para wisatawan
dapai menikmati keunikan lingko inl darl udara atau dari jalur jalan raya yang
melewati lokasi tersebut. Lingko ini berada di Cara dalam wirayah Kecamatan
megalitik nan menakjubkan. wujud bangunan ini terdiri rlari susunan batu datar, batu
tegak dan batu takung, yang digunakan sebagai tempat Mesbah (pemujaan) dan
makam. Di kampung ini juga terdapat rumah adat yang dihuni oleh keturunan dari
Kampung Todo
Kampung Todo merupakan pusat kerajaan masa lalu yang berlokasi di desa
Disini terdapat rumah adat, sekaligus tempat kediamam resmi keluarga kerajaan.
Uniknya, di rumah adat ini tersimpan dengan rapi sebuah gendang yang terbuat dari
Kampung Cibal
terbuat dari struktur batu-batu besar (compang) dan satu rumah adat (niang)
berbentuk rumah masa kini yaitu persegi panjang beratap bentuk limas.Di kampung
daerah setempat yang dipertunjukkan pada malam hari, khususnya ketika bulan
giring yang tetap dan nggiring Wai yang diikatkan pada bagian kaki atau "Nggiring
menjemput tamu lazimnya para pejabat maupun pembesar. Para penjemput seraya
membawa ayam jantan putih dan tuak putih. Warna putih di sini diartikan sebagai
Sanda
Sanda adalah sejenis lagu rakyat yang dimaksudkan sebagaii ungkapan rasa
syukur kepada Tuhan Yang maha Esa atas karunia dan belaskkasihan-Nya.
Songke
Songke adalah sejenis karya seni tenun ikat khas masyarakat setempat. Motif
busana formal, termasuk dibuat dalam bentuk cinderamata seperti topi, dompet, dasi
dan lain-lain.
Penti
Penti adalah upacara syukur pasca panen kepada Tuhan yang lazim dilakukan
penduduk setempat. Penti juga sekaligus menandai pergantian musim, dari musim
penghujan berganti ke musim kemarau, biasanya diselenggarakan antara bulan Juni
September.
Mbata
Mbata adalah sejenis musik yang khas, dilengkapi beragam peralatan gong,
gendang, serta berbagai jenis lagu rakyat dinyanyikan oleh sekelompok kaum pria
Disamping itu juga terdapat artefak religius di Tuwit, Ngujul dan Nanga : desa
Langgsai dan desa Nanga Meje, Kecamatan Elar. Obyek wisata budaya (dan juga
keunikan dan daya tarik khas yang tidak banyak dimiliki oleh obyek-obyek wisata di
tempat lain. Warisan adiluhung sejarah dan budaya itu memberikan personifikasi
khas akan keanekaragaman serta tingginya kemampuan cipta, rasa dan karsa para
leluhur masa lalu. Hasil budaya masa lalu itu bernilai sosial, kemasyarakatan,
masih banyak yang belum mengetahui akan hal ini. Di samping agak jauh dari
pasar wisatawan dan relative sulit transportasinya, juga disebabkan masih minimnya
promosi pariwisata yang telah dilakukan. Karena itu, dalam rangka pengembangan
prioritas. Hal ini bisa dilakukan dengan "menggandeng" atau kerjasama dengan biro-
biro perjalanan, hotel, restoran dan lain-lain, baik yang berada di wilayah NTT
maupun diluarnya.
Sebelum promosi pada obyek wisata ini digencarkan, telebih dahulu kegiatan
sistematis dan professional, tidak bertentangan dengan hokum adat dan hokum
nasional.
Lebih lanjut, sampai saat ini Kabupaten Manggarai masih belum memiliki ikon
obyek wisata budaya yang prioritas untuk kembangkan secara serius. Disamping itu,
Manggarai dan dapat menarik kenangan wisatawan. Untuk hal tersebut, dirasa perlu
diadakan lomba untuk memilih souvenir yang menjadi rqon wisata Kabupaten
Manggarai.
Torong Besi
Torong Besi : gua Patung Bunda Perawan Maria; panorama pantai yang
Sengari
Sengari . pantai pasir putih dengan bentangannya yang panjang. cocok untuk
mandi, jemur, dan rekreasi pantai. Terdapat tempat peristirahatan para Misionaris
religius, maka keberadaan obyek wisata religi / rohani ini perlu dikembangkan dan
dikelola secara lebih terencana. Untuk pengembangan lebih lanjut, beberapa hal
yang perlu mendapat sentuhan pengembangan di ODTW ini antara lain adalah :
b. Mengembangkan paket- paket wisata religi / rohani yang ada di wilayah NTT,
matahari terbenam, mandi jemur, snorkling dan selam. Terletak di desa Nuca Molas,
Pantai Ketebe
Pantai Ketebe adalah pantai pasir putih yang indah, snorkling, menyelam,
memancing, mandi,jemur dan taman laut. Terletak di desa Robek Kecamatan Reok.
daya tarik sebagai suatu obyek wisata. keindahan dan unsur keaslian obyek menjadi
daya tarik tersendiri. Untuk itu, beberapa langkah strategis yang perlu dilakukan
b. Penyediaan sarana wisata air seperti perahu ataupun selancar yang khusus
c. Perlu dibangun sarana akomodasi seperti penginapan atau hotel yang ada di
ODTW seperti MCK dan ketersediaan air bersih, tempat berjualan makanan
Tarik Wisata
kelemahan) dan situasi eksternal (peluang dan hambatan) terhadap obyek dan daya
tarik wisata (ODTW) di Kabupaten Manggarai, sehingga dapat diperoleh posisi suatu
ODTW atau isu dalam konteks dan konten yang diemban. Melalui analisis ini
menurunkan dari misi yang harus dilaksanakan oleh pariwisata. Dengan demikian
komponen yang akan dianalisis dan sekaligus sebagai indikator dalam analisis ini
antara lain atraksi obyek dan daya tarik wisata yang meliputi : kegiatan (act),
aksesibilitas serta dampak dan daya dukung, lingkungna lingkungan. Faktor internal
merupakan faktor yang dikelola oleh yang memilikinya, yaitu dalam hal ini
Kabupaten Manggarai.
Factor eksternal adalah factor yang tidak dimiliki oleh kabupaten (pariwisata).
Analisis ini juga didasarkan atas tolak ukur yang diturunkan dari misi yang di emban
keluaran dari analisis faktor eksternal. Yang menjadi indicator dalam dalarn analisis
alam yang kuat (pemandangan alam, gunung maupun pantai ), justru karena belum
terjamah dan belum banyak dikunjungi. Rata-rata obyek dan daya tarik wisata alam
alam lingkungan sekitarnya. Disamping itu, daerah ini kaya akan keanekaragaman
keaslian dan kekayaan akan keanekaragaman hayati inilah yang pada dasarnya
merupakan keunggulan dari factor intemal yang dimiliki oleh Kabupaten Manggarai
menikmati pemandangan atau suasana pedesaan atau kehidupan di luar kota, tetapi
juga sebagai sarana mencari ketenangan ditengah alam yang iklimnya nyaman,
suasananya tenteram, pemandangannya bagus dan terbuka luas. Potensi alam ini
juga bisa dijadikan bahan studi untuk wisatawan budaya ( juga alam ), khususnya
dalam widya wisata. Kabupaten Manggarai memiliki aneka jenis flora bahkan
beberapa ada yang khas dan langka, serta Liang Bua yang banyak didatangi para
wisatawan pada obyek dan daya tarik wisata amat ditentukan oleh citra ( image ) dan
Sedangkan yang menjadi keunggulan/kekuatan dari factor intemal dari obyek dan
daya tarik wisata budaya dan religi (keagamaan) yang dimiliki Kabupaten Manggarai
adalah kekayaannya akan obyek-obyek wisata budaya dan religi yang pada
umumnya memiliki keunikan dan daya tarik khas sebagai obyek wisata dan "tidak"
terdapat atau dimiliki oleh daerah-daerah lain seperti tari Caci, Liang Bua, Kampung
Todo, peristiwa dan upacara-upacara adat yang masih kuat berlangsung, kerajinan
sebagainya. Selain atraksi dari obyek dan daya pdk wisatanya masih berlangsung
dan terjaga dengan baik, sehingga mampu menjadi atraksi penahan dan atraksi
penangkap wisatawan ( tourist catcher ), juga obyek dan daya tarik wisata budaya
meliputi semua yang berwujud artifact. Ada yang terdapat in situ di situs arkeologi
masa mendatang.
6.2.2. Kelemahan / kekurangan ( Weaknesses )
wisata alam dan bahari (perairan) yang amat potensial tersebut masih belum
sebagai obyek wisata. Hal yang mencolok adalah belum tergarapnya secara optimal
makan dan lain lain. Bagi para wisatawan baik nusantara maupun mancanegara
makanan khas dan lain-lain masih sulit didapatkan oleh wisatawan di lokasi wisata
tersebut. Disamping masih minimnya atraksi kesenian / budaya pada lokasi ODTW.
Dari segi sumber daya terlihat bahwa sumber daya manusia maupun sumber
kurang. Jumlah pramuwisata (baik formal maupun informal) yang bergerak dan
mengerti tentang pariwisata masih sangat sedikit. ltupun tidak mesti ada di setiap
yang semestinya dapat dikembangkan dari retribusi obyek wisata masih belum
Kelemahan lain yang perlu mendapat perhatian adalah dari segi legal,
Manggarai masih sangat lemah atau bahkan belum ada. Salah satu contoh adalah
terlihat rentan terhadap pengaruh luar. Jika pengembangan pariwisata telah terjadi
secara cepat dan apabiia tidak diirencanakan secara cermat berikut "kontrol" atas
perubahan tersebut, maka akan berdampak negatif teruitama bagi generasi muda.
Pada awal dekade delapan puluhan, bersamaan dengan adanya Rio Summit,
mulai terjadi pergeseran pada pariwisata global. Pergesaeran ini terjadi seiring
dengan adanya kekhawatiran penduduk planet bumi ini akan kerusakan sumber
terhadap bangsa-bangsa di selatan yang kaya akan bahan baku industri serta
perjalanan ke benua Afrika, Asia, dan Amerika Latin. lndonesia yang merupakan
salah satu di antara banyak negara yang memiliki kekayaan budaya dan sumber
daya alam memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif sebagai daerah tujuan
dan budaya, serta rasyarakat merupakan peluang yang baik bagi pengembangan
wisata di Kabupaten Manggarai, terutama dengan adanya wisata alam (bahari) dan
wisata budayanya.
Eropa maupun Asia dalam Tourist Guide (beberapa versi yang telah ada : lnggris,
Perancis, Jerman, Spanyol diterbitkan oleh penerbit yang berbeda). Walaupun ada
segi negatif informasi yang diberikan :dak akurat (terutama sangat tergantung
dengan tahun penerbitan), namun secara umum Tourist Guide tersebut rerupakan
aktif untuk memberikan lebih banyak informasi ( promosi ) yang akurat pada
demikian pengurusan kepariwisataan bisa lebih terencana dan terarah. Peluang lain
darat, laut, udara dan penyeberangan untuk menuju Kabupaten Manggarai. Pada
saat ini hampir seluruh obyek wisata di Kabupaten Manggarai dapat dikunjungi
menyebabkan secara alami terbentuk rute-rute dan pusat-pusat wisata yang dapat
dikatakan sudah mapan. Kawasan-kawasan drun rute yang terbentuk ini merupakan
budaya asing yang "kurang baik" terhadap nilai-nilai lokal. Sebenarnya kekayaan
green industry yang dapat mengerem laju pengrusakan sumber daya alam dan
terjadi.
dukung dan pergeseran paradigma. Paradigma baru di bidang pariwisata akan dapat
meningkatkan daya guna dan hasil guna bagi masyarakat dan pemerintah daerah
setempat.
Dari sejumlah potensi obyek dan daya tarik wisata yang terdapat di
sebanyak 20 obyek dan daya tarik wisata sebagai "starting point " dalam
meliputi obyek dan daya tarik wisata alam, bahari (perairan), budaya dan wisata
BAB VII
STRATEGI DAN PENGEMBANGAN SEKTOR PARIWISATA
KABUPATEN MANGGARAI
Salah satu syarat suatu obyek dan daya tarik wisata menarik bagi wisatawan
adalah dimilikinya atraksi wisata yang mampu menahan wisatawan di tempat atraksi
dalam waktu yang cukup lama dan memberi kepuasan kepada wisatawan yang
datang berkunjung. Untuk lmencapai hal tersebut beberapa syarat yang harus
diperhatikan, yaitu : kegiatan ( act ) dan obyek ( artifact ) yang ada harus dalam
keadaan baik, persentasinya harus tepat, memiliki kesan yang baik serta didukung
Disamping itu, harus telah disiapkan tentang narasi dan sejarah tentang suatu obyek
yang perlu diperhatikan adalah perencanaan atau penataan detail obyek wisata
dipilih suatu ikon obyek wisata yang prioritas untuk dikembangkan secara serius.
Perlu juga disepakati tentang souvenir yang khas dan dapat menarik kenangan
wisatawan.
dapat dihindari adanya saingan dari pihak pihak lain baik dari skala regional
maupun nasional. Kompetisi menjadi hal yang wajar dalam pemasaran aset
wisata. Untuk menjadi kompetitor yang unggul atau dengan kata lain
mempunyai "competitive advantage" yang tinggi maka suatu aset wisata harus
lain Dengan kata lain suatu asset wisata harus mempunyai keunggulan
saingan dengan asset yang lain. Untuk itu perlu dikembangkan kombinasi
peningkatan yang optimal. Hal ini membutuhkan adanya upaya yang lebih terencana
dan perhatian
lebih serius, dari para pelaku pariwisata : pemerintah, swasta maupun masyarakat.
Aliansi strategis haruslah dibangun dengan daerah-daerah lain yang pangsa pasar
diperlukan adanya aktivitas promosi pariwisata secara lebih luas tentang obyek-
7.2.2 PengembanganPasarWisatawanNusantara
Kunjungan wisatawan nusantara yang sudah ada saat ini harus diikuti dengan
peningkatan rasa aman dan rasa nyaman serta harga harga yang lebih terjangkau.
Dalam strategi pengernbangan pasar ini mengharapkan ada keterpaduan baik antar
aktifitas, antar lembaga yang terkait dengan industri wisata bahkan juga antar
daerah.
Keterkaitan antar aktifitas dan instansi ini, misalnya :
dipersiapkan sebelumnya'
medical counter
souvenir counter
d. informasi yang tepat dan layak dipercaya, dengan penerbitan brosur dan
leaflet dengan memuat calender of event sepanjang tahun dan pada acara
tertentu.
dalam maupun di luar daerah, bahkan sudah sampai ke tingkat nasional dan
banyak anggota tetapi belum dapat terjaring, untuk itu mereka harus dibuat
dilakukan dengan :
9. Pemeliharaan Keamanan
para wisatawan. Mereka datang ke suatu obyek wisata dan daya tarik
lain usaha jasa pariwisata , pengusahaan obyek dan daya tarik wisata
c. Diversifikasi pelayanan
lainnya.
di Kabupaten Manggarai, sampai sejauh ini belum dapat diketahui jumlahnya secara
pasti. Tetapi yang jelas, kuantitas maupun kualitas pramuwisata yang ada di wilayah
masing-masing obyek wisata (wisata budaya, wisata alam ataupun wisata minat
khusus).
berbahasa asing.
menjalin kerjasama dengan biro perjalanan luar daerah yang sudah mapan serta
ditingkatkan agar lebih dapat menjaring wisatawan yang berbeda baik wisatawan
yang berupa mendatangkan, mengirim serta menentukan tempat, waktu dan jenis
wisatawan.
Jasa konsultan pariwisata jika dipandang perlu dapat "di sewa" dalam rangka
orang daerah, agar terjadi proses pembelajaran dan transfer pengetahuan dan
pengataman, disamping memang orang daerah adalah yang paling banyak tahu
Perlu ditingkatkan kemudahan orang untuk lebih tahu tentang keunggulan obyek
strategis lainnya.
Pengusahaan Obyek dan Daya Tarik Wisata meliputi kegiatan membangun serta
mengelola obyek dan daya tarik wisata beserta sarana dan prasarana yang
diperlukan atau kegiatan mengelola obyek wisata yang telah ada, diantaranya
adalah:
merusak keaslian daya tarik wisata yang ada. Tata ruang sangat menentukan
daya tarik wisata di suatu daerah dan akan memberikan kepuasan wisatawan
yang berkunjung. Wisatawan yang merasa puas terhadap obyek wisata yang
Dalam pembuatan tata ruang yang tepat ini terkait erat dengan terpadunya
Mendapatkan Perhatian
Untuk menambah daya tarik suatu obyek wisata perlu digali dan "dihidupkan"
Makanan, hasil bumi dan kerajinan khas suatu daerah biasanya menjadi daya
tarik yang cukup kuat bagi wisatawan. Penyediaan barang-barang khas ini
mempunyai fungsi ganda, yakni selain sebagai daya tarik wisata juga sebagai
c. Penampilan beberapa obyek wisata dan daya tarik wisata di layar televise
dan Daya Tarik Wisata (ODTW); sarana pelayanan wisata; aksesibilitas yang
wisata. Dua unsur yang pertama yakni obyek wisata dan fasilitas wisata terbuka luas
untuk ditangani investor atau swasta. Namun pengembangan dalam bidang ini harus
yang memilki lingkup pemasaran secara regional ataupun nasional yang sudah
berfungsi dan akan dijadikan sebagai obyek inti. Sedangkan obyek wisata yang
keseluruhan diharapkan dapat terbentuk wilayah wisata terpadu yang terdiri dari
sejumlah obyek wisata yang satu dengan yang lainnya saling menunjang.
Berbeda dengan proyek investasi biasa, penanaman modal di sektor wisata lebih
berorientasi pasar daripada berorientasi produk. Dengan kata lain produk wisata
umumnya.
berikut:
Manggarai.
industri wisata.
saling melengkapi dari berbagai sektor. Oleh karena itu dalam melihat kemungkinan
ini.
Table 7.1
Dukungan Sektoral Kegiatan Pariwisata
2 Akomodasi Pariwisata
Pekerjaan Umum
Swasta
3 Fasilitas Jasa Lainnya Parpostel
Perindustrian
Perbankan
Kesehatan
Pendidikan
Pertanahan (BPN)
Kepolisian
Perdagangan
Imigrasi
5 Infrastruktur PDAM
PLN
Pekerjaan Umum
TELKOM
yang besar akan menimbulkan dampak yang besar pula terhadap lingkungannya .
10. Rusaknya lingkungan hidup atau Hilangnya flora dan fauna setempat akibat
yang bersifat negatif tersebut dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan hidup.
Hal ini dapat dicapai dengan cara melaksanakan pembangunan yang berwawasan
pada pemanfaatan yang berkelanjutan dari sumber sumber daya alam dan manusia.
Dengan demikian sumber sumber daya tersebut akan dapat dinikmati tidak hanya
oleh generasi sekarang tetapijuga dinikmati oleh generasi yang akan datang. Untuk
Baik lingkungan fisik seperti tanah, air dan udara maupun lingkungan biotis
yang berupa flor:a dan fauna perlu dianggap sebagai satu kesatuan dalam
b. lntegritas budaya
benturan budaya yang mungkin terjadi. Dengan kata lain perubahan budaya
7.8.1. Promosi
Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dalam kegiatan promosi dalam rangka
Wisata
c. Penyebarluasan informasi tentang potensi dan daya tarik obyek Daerah rujuan
7.8.2. Pemasaran
Salah satu hal yang bisa diterapkan dari konsep paduan pemasaran adalah
yang ada maupun menciptakan paket wisata baru. penciptaan paket wisata tidak
harus dalam satu wilayah Kabupaten Manggarai namun bisa dilakukan melalui
a. Jangka Pendek
wisata
sehingga secara keseluruhan terbentuk suatu sistem lintasan dan roda wisata
yang terpadu dengan daya tarik dan daya dukung lebih tinggi.
c. Jangka panjang
Tenggara Timur.
RIPPDA Kabupaten Manggarai
.
7.8.4. TIC (Tourism lnformation Centre)
Manggarai. oleh karena itu perlu dibentuk TIC (Tourism lnformation Centre
dijangkau dari mana saja. Secara umum lembaga ini diposisikan sebagai
Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang mempunyai fungsi dan tugas pokok
sebagai :