3. Pendapatan negara meningkat berupa pajak baik dari para wisatawan yang
datang maupun pajak dari fasilitas sosial di daerah objek wisata, serta
keuntungan dari pertukaran mata uang asing dengan mata uang Indonesia
untuk keperluan para wisatawan.
Sumber:
https://tiyaminozz.wordpress.com/2013/06/10/manfaat-pariwisata/
MANFAAT PARIWISATA DARI SEGI EKONOMI
Manfaat pariwisata dari segi ekonomi adalah pariwisata menghasilakan devisa yang besar
bagi Negara sehingga meningkatkan perekonomian negara.Devisa yang diterima secara
berturut-turut pada tahun 1996, 1997, 1998, 1999, dan 2000 adalah sebesar 6,307.69;
5,321.46; 4,331.09; 4,710.22; dan 5,748.80 juta dollar AS (Santosa, 2001). Pada tahun 2002
dan 2003, meskipun mengalami tragedi Kuta (Bom Bali), nilai devisa juga masih tetap tinggi,
yaitu US$ 4.496 Milyard tahun 2002 dan US$ 4.307 Milyard tahun 2003.
Kontribusi pariwisata menunjukkan trend yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pada
tahun 1985 penukaran valuta asing senilai 95,105 juta dollar AS. Angka ini mengalami
kenaikan, menjadi 456,105 juta dollar AS pada tahun 1990, dan pada tahun1997 (sesaat
sebelum krismon) menjadi 1.380,454 juta dollar AS. Selanjutnya, karena nilai tukar dollar
yang melonjak, penukaran valuta asing hanya mencapai nilai 865,078 juta dollar AS pada
tahun 2000.
Erawan (1999) menemukan bahwa pada tahun1998, dampak pengeluaran wisatawan terhadap
pendapatan masyarakat mencapai 45,3%, sedangkan dampak dari investasi di sektor
pariwisata adalah 6,3%. Ini berarti bahwa secara keseluruhan, industri pariwisata
menyumbang sebesar 51,6% terhadap pendapatan masyarakat Bali. Dilihat dari kesempatan
kerja, pada tahun 1998 sebesar 38,0% dari seluruh kesempatan kerja yang ada di Bali
dikontribusikan untuk pariwisata.Erawan lebih lanjut mengatakan bahwa dampak
pengeluaran wisatawan terhadap perekonomian di Bali terdistribusikan ke berbagai sektor,
bukan saja hotel dan restoran. Distribusi juga terserap ke sektor pertanian (17,93%), sektor
industri dan kerajinan (22,73%), sektor pengangkutan dan komunikasi (12,62%), sektor jasa-
jasa (12,59%), dan sebagainya. Hal ini sejalan dengan data mengenai distribusi pengeluaran
wisatawan. Data menunjukkan bahwa selama di Bali, pengeluaran wisatawan yang terserap
ke dalam ‘perekonomian rakyat’ cukup tinggi. Selain menghasilkan devisa pariwisata juga
memberikan dampak ekonomi secara langsung bagi masyarakat sekitar,seperti contohnya
adalah tiket masuk suatu kawasan obyek wisata.
Manfaat lain yang muncul dari industri pariwisata ini antara lain dapat terlihat pula dari segi
budaya. Dengan pesatnya perkembangan industri pariwisata maka akan membawa
pemahaman dan pengertian antar budaya melalui interaksi pengunjung wisata (turis) dengan
masyarakat lokal tempat daerah wisata tersebut berada. Dari interaksi inilah para wisatawan
dapat mengenal dan menghargai budaya masyarakat setempat dan juga memahami latar
belakang kebudayaan lokal yang dianut oleh masyarakat tersebut.
Bali merupakan salah satu contoh nyata daerah wisata yang berkembang amat pesat di
Indonesia. Banyaknya turis-turis yang berkunjung ke Bali, baik turis domestik maupun
internasional telah membawa dampak yang cukup besar bagi perkembangan daerah itu
sendiri. Sedangkan dari segi sosial budaya, Bali merupakan sarana yang tepat bagi
pengenalan dan promosi kebudayaan Indonesia kepada dunia internasional.
Pariwisata juga mendatangkan manfaat bagi lingkungan hidup karena sebuah objek wisata
apabila ingin banyak mendapatkan kunjungan dari wisataan haruslah terjaga kebersiahannya
sehingga kita menjadi terbiasa untuk merawat dan menjaga lingkungan kita agar selalu
terjaga kebersihannya.Pembangunan pariwisata tidak mengakibatkan dampak-dampak negatif
terhadap lingkungan dan penurunan kualitas tanah atau lahan pertaninan baik lahan
perladangan maupun persawahan. Kelestarian hutannya masih tetap terjaga dengan baik.
Masyarakat secara bersama-sama dan sepakat untuk melestarikan hutannnya dan tanpa harus
ketergantungan terhadap hutan tersebut. Pada dasarnya masyarakat lokal telah sadar terhadap
perlunya pelestarian hutan, karena kawasan hutan yang dimaksud merupakan daerah resapan
air yang bisa dipergunakan untuk kepentingan hidupnya maupun mahluk hidup yang lainnya
serta untuk keperluan persawahan.
Manfaat pariwisata yang kita dapat dari segi nilai pergaulan adalah kita menjadi lebih
banyak mempunyai teman dari berbagai Negara dan kita bisa mengetahui kebiasaan orang
yang dari masing-masing Negara tersebut sehingga kita bisa mempelajari bagaimana
kebiasaan yang baik di masing-masing nagara.Selain itu kita juga mendapat manfaat ilmu
pengetahuan dari pariwisata karena dengan mempelajari pariwisata kita juga bisa tahu
dimana letak dan keunggualn sebuah objek wisata sehingga kita bisa mempelajari mengapa
sebuah objek wisata tersebut bisa maju dan bisa menerapkan di daerah objek wisata daerah
kita yang belum berkembang dengan baik.
Itu semua mengenai tenga kerja yang langsung berhubungan dengan pariwisata.Di samping
itu,pariwisata juga menciptakan menciptakan peluang kerja yang tidak berhubungan langsung
dengan pariwisata.Yang terpenting di bidang kontruksi bangunan dan jalan.Banyak
bangunan yang didirikan untuk hotel,restoran,toko artshop,dll.Wisatawan-wistawan juga
memerlukan makan dan minum,ini semua secara tidak langsung menciptakan lapangan kerja
di bidang pertanian.Jadi, pariwisata mempunyai banyak manfaat dari segi peluang dan
kesempatan kerja
http://pariwisatadanteknologi.blogspot.co.id/2010/04/manfaat-pariwisata-dari-
berbagai-segi.html
Prasarana Pariwisata
Prasarana pariwisata adalah semua fasilitas utama atau dasar yang memungkinkan sarana
kepariwisataan dapat hidup dan berkembang dalam rangka memberikan pelayanan kepada
para wisatawan.
Termasuk prasarana pariwisata:
Prasarana perhubungan, meliputi: jalan raya, jembatan dan terminal bus, rel
kereta api dan stasiun, pelabuhan udara (air-port) dan pelabuhan laut (sea
port/harbour)
Instalasi pembangkit listrik dan instalasi air bersih.
Instalasi penyulingan bahan bakar minyak.
Sistem pengairan atau irigasi untuk kepentingan pertanian, peternakan dan
perkebunan.
Sistem perbankan dan moneter.
Sistem telekomunikasi seperti telepon, pos, telegraf, faksimili, telex, email, dan
lain.
Prasarana kesehatan seperti rumah sakit dan pusat kesehatan masyarakat.
Prasarana, keamanan, pendidikan dan hiburan.
Adalah satuan-satuan usaha dari suatu Biro Perjalanan Umum Wisata yang
berkedudukan di tempat yang sama atau ditempat lain yang memberikan pelayanan
yang berhubungan dengan perjalanan umum.
Pengakutan
Akomodasi
Segala sesuatu yang menarik wisatawan untuk berkunjung sesuai sifat kegiatan
perusahaan perjalanan dibagi menjadi:
1. Wholesaler adalah perusahaan perjalanan yang menyusun acara perjalanan wisata
secara menyeluruh atau secara khusus menjual paket perjalanan wisata kepada Retail
Travel Agent
2. Retailer atau Retailer Travel Agent adalah biro perjalanan yang menjual perjalanan
wisata secara langsung kepada wisatawan
HOTEL DAN JENIS AKOMODASI LAINNYA
Yang termasuk jenis akomodasi: hotel, motel, wisma, pondok wisata, villa,
apartemen, karavan, perkemahan, kapal pesiar, yacht, pondok remaja dan sebagainya.
Suatu obyek daya tarik wisata pada pinsipnya harus memenuhi tiga persyaratan
berikut:
ORGANISASI KEPARIWISATAAN
Adalah suatu badan yang langsung bertanggung jawab terhadap perumusan dan kebijakan
kepariwisataan dalam lingkup nasional.
Sebagai lembaga yang bertanggung jawab tentang maju mundurnya pariwisata di
suatu negara.
Lembaga yang bertanggung jawab tentang pembinaan, perencanaan, pengembangan
dan promosi kepariwisataan baik dalam lingkup lokal, nasional dan internasional.
Sebagai badan yang mewakili negara dalam kegiatan dan percaturan kepariwisataan
internasional
http://pariwisatadanteknologi.blogspot.co.id/2010/04/sarana-dan-prasarana-
pariwisata.html
PENGERTIAN PARIWISATA
1. Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok
orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan
pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka
waktu sementara;
2. Wisatawan adalah orang yang melakukan wisata;
3. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas
serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan
Pemerintah Daerah. Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan
pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud
kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat
setempat, sesame wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan pengusaha;
4. Pembangunan adalah suatu proses perubahan ke arah yang lebih baik yang di
dalamnya meliputi upaya-upaya perencanaan, implementasi dan pengendalian, dalam
rangka penciptaan nilai tambah sesuai yang dikehendaki;
5. Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional yang selanjutnya disebut
dengan RIPPARNAS adalah dokumen perencanaan pembangunan kepariwisataan
nasional untuk periode 15 (lima belas) tahun terhitung sejak tahun 2010 sampai
dengan tahun 2025;
6. Daerah Tujuan Pariwisata yang selanjutnya disebut Destinasi Pariwisata adalah
kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administrative yang di
dalamnya terdapat Daya Tarik Wisata, Fasilitas Umum, Fasilitas Pariwisata,
aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya
Kepariwisataan;
7. Destinasi Pariwisata Nasional yang selanjutnya disingkat DPN adalah Destinasi
Pariwisata yang berskala nasional;
8. Kawasan Strategis Pariwisata Nasional yang selanjutnya disingkat KSPN adalah
kawasan yang memiliki fungsi utama pariwisata atau memiliki potensi untuk
pengembangan pariwisata nasional yang mempunyai pengaruh penting dalam satu
atau lebih aspek, seperti pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, pemberdayaan
sumber daya alam, daya dukung lingkungan hidup, serta pertahanan dan keamanan;
9. Perwilayahan Pembangunan DPN adalah hasil perwilayahan Pembangunan
Kepariwisataan yang diwujudkan dalam bentuk DPN, dan KSPN;
10. Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan
nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia
yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan;
11. Aksesibilitas Pariwisata adalah semua jenis sarana dan prasarana transportasi yang
mendukung pergerakan wisatawan dari wilayah asal wisatawan ke Destinasi
Pariwisata maupun pergerakan di dalam wilayah Destinasi Pariwisata dalam kaitan
dengan motivasi kunjungan wisata;
12. Prasarana Umum adalah kelengkapan dasar fisik suatu lingkungan yang
pengadaannya memungkinkan suatu lingkungan dapat beroperasi dan berfungsi
sebagaimana semestinya;
13. Fasilitas Umum adalah sarana pelayanan dasar fisik suatu lingkungan yang
diperuntukkan bagi masyarakat umum dalam melakukan aktifitas kehidupan
keseharian;
14. Fasilitas Pariwisata adalah semua jenis sarana yang secara khusus ditujukan untuk
mendukung penciptaan kemudahan, kenyamanan, keselamatan wisatawan dalam
melakukan kunjungan ke Destinasi Pariwisata;
15. Pemberdayaan Masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan kesadaran, kapasitas,
akses, dan peran masyarakat, baik secara individu maupun kelompok, dalam
memajukan kualitas hidup, kemandirian, dan kesejahteraan melalui kegiatan
Kepariwisataan;
16. Pemasaran Pariwisata adalah serangkaian proses untuk menciptakan,
mengkomunikasikan, menyampaikan produk wisata dan mengelola relasi dengan
wisatawan untuk mengembangkan Kepariwisataan dan seluruh pemangku
kepentingannya;
17. Industri Pariwisata adalah kumpulan Usaha Pariwisata yang saling terkait dalam
rangka menghasilkan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan
dalam penyelenggaraan pariwisata;
18. Kelembagaan Kepariwisataan adalah kesatuan unsur beserta jaringannya yang
dikembangkan secara terorganisasi, meliputi Pemerintah, Pemerintah Daerah, swasta
dan masyarakat, sumber daya manusia, regulasi dan mekanisme operasional, yang
secara berkesinambungan guna menghasilkan perubahan ke arah pencapaian tujuan di
bidang Kepariwisataan;
19. Organisasi Kepariwisataan adalah institusi baik di lingkungan Pemerintah maupun
swasta yang berhubungan dengan penyelenggaraan kegiatan Kepariwisataan;
20. Sumber Daya Manusia Pariwisata yang selanjutnya disingkat SDM Pariwisata adalah
tenaga kerja yang pekerjaannya terkait secara langsung dan tidak langsung dengan
kegiatan Kepariwisataan;
21. Usaha Pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan/atau jasa bagi
pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata;
1. Wisata adalah suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh individu atau kelompok
mengunjungi suatu tempat dan bertujuan untuk rekreasi, pengembangan pribadi, atau
untuk mempelajari keunikan daya tarik suatu tempat wisata yang dikunjungi dalam
waktu sementara.
2. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai
layanan fasilitas yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan
pemerintah daerah.
3. Daerah tujuan wisata dapat disebut juga dengan destinasi pariwisata adalah kawasan
geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administrasi yang di dalamnya
terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesbilitas, serta
masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan.
Leiper (dalam Gde Pitana, 2005: 99) mengemukakan bahwa suatu daerah tujuan wisata
(destinasi wisata) adalah sebuah susunan sistematis dari tiga elemen. Seorang dengan
kebutuhan wisata adalah inti/pangkal (keistimewaan apa saja atau karekteristik suatu tempat
yang akan mereka kunjungi) dan sedikitnya satu penanda (inti informasi). Seseorang
melakukan perjalanan wisata dipengaruhi oleh faktor-faktor yang menjadi daya tarik yang
membuat seseorang rela melakukan perjalanan yang jauh dan menghabiskan dana cukup
besar. Suatu daerah harus memiliki potensi daya tarik yang besar agar para wisatawan mau
menjadikan tempat tersebut sebagai destinasi wisata.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa destinasi wisata merupakan interaksi
antar berbagai elemen. Ada komponen yang harus dikelola dengan baik oleh suatu destinasi
wisata adalah wisatawan, wilayah, dan informasi mengenai wilayah. Atraksi juga merupakan
komponen vital yang dapat menarik minat wisatawan begitu juga dengan fasilitas-fasiltas
yang mendukung.
Unsur pokok yang harus mendapat perhatian guna menunjang pengembangan pariwisata di
daerah tujuan wisata yang menyangkut perencanaan, pelaksanaan pembangunan dan
pengembangannya meliputi lima unsur:
Daya tarik wisata juga disebut objek wisata merupakan potensi yang menjadi pendorong
kehadiran wisatawan ke suatu daerah tujuan wisata. Menurut Suwantoro dalam bukunya
Dasar-dasar Pariwisata (1997:19) mengatakan bahwa objek dan daya tarik wisata
dikelompokkan atas :
Studi kelayakan ini menyangkut perhitungan secara komersial dari pembangunan objek
wisata tersebut.
Studi kelayakan ini dilakukan untuk melihat apakah investasi yang ditanamkan untuk
membangun suatu objek wisata juga akan memilki dampak sosial ekonomi secara regional,
dapat menciptakan lapangan pekerjaan, dapat meningkatkan devisa dan sebagainya.
1. Layak Teknis
1. Layak Lingkungan
Analisis dampak lingkungan dapat dipergunakan sebagai acuan kegiatan pembangunan suatu
objek wisata. Pembangunan objek wisata yang mengakibatkan rusaknya lingkungan harus
dihentikan pembangunannya. Pembangunan objek wisata buaknlah untuk merusak
lingkungan tetapi sekedar memanfaatkan sumber daya alam untuk kebaikan manusia dan
untukmeningkatkan kulitas hidup manusia sehingga menjadi keseimbangan, keselarasan dan
keserasian (Suwantoro, 1997:20).
PRASARANA PARIWISATA
Prasarana wisata adalah sumberdaya alam dan sumberdaya buatan manusia yang mutlak
dibutuhkan oleh wisatawan perjalanannya di daerah tujuan wisata, seperti jalan, listrik, air,
telekomunikasi, terminal, jembatan dan lain sebagainya. Untuk kesiapan objek-objek wisata
yang akan dikunjungi oleh wisatawan di daerah tujuan wisata, prasarana wisata tersebut perlu
dibangun dengan disesuaikan lokasi dan kondisi objek wisata yang bersangkutan (Suwantoro,
1997: 21).
Pembangunan prasarana wisata yang mempertimbangkan kondisi dan lokasi akan
meningkatkan aksesbilitas suatu objek wisata yang pada gilirannya akan dapat meningkatkan
daya tarik objek wisata itu sendiri. Di samping berbagai kebutuhan yang telah disebutkan di
atas, kebutuhan wisatawan yang lain juga perlu disediakan di daerah tujuan wisata seperti
bank, apotik, rumah sakit, pom bensin, pusat-pusat pembelanjaan dan sebagainya.
Prasarana pariwisata adalah semua fasilitas utama atau dasar yang memungkinkan sarana
kepariwisataan dapat hidup dan berkembang dalam rangka memberikan pelayanan kepada
para wisatawan. Prasarana wisata adalah sumber daya alam dan sumberdaya manusia yang
mutlak dibutuhkan oleh wisatawan dalam perjalanannya di daerah tujuan wisata, seperti
jalan, listrik, air, telekomunikasi, terminal, jembatan, dan lain sebagainya. Suwantoro
(2004:21)
Prasarana khusus bagi pariwisata dapat dikatakan tidak ada. Pembagunan prasarana wisata
yang mempertimbangkan kondisi dan lokasi akan meningkatkan daya tarik obyek wisata itu
sendiri. Disamping berbagai kebutuhan yang telah disebutkan di atas, kebutuhan wisatawan
yang lain juga perlu disediakan di daerah tujuan wisata, seperti bank, apotik. Untuk lebih
jelasnya Prasarana dibagi atas tiga komponen :
1. Prasarana Umum
Yaitu prasarana yang menyangkut kebutuhan umum bagi kelancaran perekonomian. Adapun
yang termasuk dalam kelompok ini diantaranya ialah :
Ada lima kategori yang termasuk dalam prasarana (infrastructures), masing-masing adalah:
Segala bentuk badan usaha atau organisasi yang kegiatannya khusus untuk mempersiapkan
kedatangan wisatawan pada suatu daerah tujuan wisata, yaitu :
1. Perusahaan yang kegiatannya adalah merencanakan dan menyelenggarakan
perjalanan bagi orang yang akan melakukan perjalanan wisata (tour operator
and travel agent).
2. Badan atau organisasi yang memberikan penerangan, penjelasan, promosi dan
propagansa tentang suatu daerah tujuan wisata (Tourist Information Center
yang terdapat di airport, terminal, pelabuhan, atau suatu resort).
3. Recreative and sportive plants
Termasuk dalam kelompok ini adalah semua Fasilitas yang dapat digunakan untuk tujuan
rekreasi dan olah raga. Termasuk ke dalam kelompok ini adalah fasilitas untuk bermain golf,
kolam renang, boating, surfing, fishing, tennis court, dan fasilitas lainnya
SARANA PARIWISATA
Sarana wisata merupakan kelengkapan daerah tujuan wisata yang diperlukan untuk melayani
kebutuhan wisatawan dalam menikmati perjalanan wisatanya. Pembangunan sarana wisata di
daerah tujuan wisata maupun objek wisata tertentu harus disesuaikan dengan kebutuhan
wisatawan baik seecara kuantitatif maupun kualitatif. Lebih dari itu selera pasar pun dapat
menentukan tuntutan sarana yang dimaksud. Berbagai sarana wisata yang harus disediakan di
daerah tujuan wisata adalah hotel, biro perjalanan, alat transportasi, restoran dan rumah
makan serta sarana pendukung lainnya. Tidak semua objek wisata memerlukan sarana yang
sama atau lengkap. Pengadaan sarana wisata tersebut harus disesuaikan dengan kebutuhan
wisatawan.
Sarana wisata secara kuntitatif menunjukan pada jumlah sarana wisata yang harus disediakan,
dan secara kuantitatif yang menunjukkan pada mutu pelayanan yang diberikan dan yang
tercermin pada kepuasan wisatawan yang memperoleh pelayanan. Dalam hubungannya
dengan jenis dan mutu pelayanan sarana wisata di daerah tujuan wisata telah disusun suatu
standar wisata yang baku, baik secara nasional dan secara internasional, sehingga penyedia
sarana wisata tinggal memilih atau menentukan jenis dan kualitas yang akan diisediakannya
(Suwantoro, 1997: 23).
Sarana pariwisata adalah hal-hal yang keberadaannya adalah berhubungan dengan usaha
untuk membuat wisatawan lebih banyak datang, lebih banyak mengeluarkan uang di tempat
yang dikunjunginya. Dalam kepariwisataan dikenal ada tiga macam sarana, yakni:
1. Sarana Pokok Kepariwisata (main tourism superstructure)
o
o
Adalah perusahaan yang memberikan pelayanan untuk menginap, Contoh : hotel, motel, dan
jenis akomodasi lainnya.
o
1. Sarana Ketangkasan
2. Perlengkapan wisata atau fasilitas rekreasi dan olah raga air.
3. Sarana Penunjang Kepariwisataan (supporting tourism superstructure)
1. Karaoke/ Entertaint
2. Ruang Atraksi Wisata
Pembangunan sarana wisata di daerah tujuan wisata maupun obyek wisata tertentu harus
disesuaikan dengan kebutuhan wisatawan baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Sarana
wisata secara kuantitatif merujuk pada jumlah sarana wisata yang harus disediakan, dan
secara kuantitatif yang menunjukan pada mutu pelayanan yang diberikan dan yang tercermin
pada kepuasan wisatawan yang memperoleh pelayanan.
Kriteria dan standar minimal yang harus ada di daerah tujuan wisata terdiri dari:
Sumber: Lothar A.Kreck dalam Yoeti, 1996, Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa
Menurut Suwantoro dalam bukunya Dasar-dasar Pariwisata (1997: 23) Infrastruktur adalah
situasi yang mendukung fungsi sarana dan prasarana wisata, baik yang berupa sistem
pengaturan maupun bangunan fisik di atas permukaan tanah dan di bawah tanah seperti:
1. Sistem pengairan, distribusi air bersih, sistem pembuangan air limbah yang membantu
sarana perhotelan/restoran.
2. Sumber listrik dan energi serta jaringan distribusinya yang merupakan bagian vital
bagi terselenggaranya penyediaan sarana wisata yang memadai.
3. Sistem jalur angkutan dan terminal yang memadai dan lancar akan memudahkan
wisatawan untuk mengunjungi objek-objek wisata.
4. Sistem komunikasi yang memudahkan para wisatawan untuk mendapatkan informasi
maupun mengirimkan informasi scara tepat dan tepat.
5. Sistem keamanan atau pengawasan yang memberikan kemudahan di berbagai sektor
bagi para wisatawan. Keamanan di terminal, diperjalanan dan di objek-objek wisata,
di pusat-pusat perbelanjaan akan meningkatkan daya tarik suatu objek wisata maupun
daerah tujuan wisata. Infrastruktur yang memadai dan terlaksana dengan baik di
daerah tujuan wisata akan membantu meningkatkan fungsi sarana wisata, seekaligus
membantu masyarakat dalam meningkatkan kualitas hidupnya.
MASYARAKAT / LINGKUNGAN
Daerah dan tujuan wisata yang memiliki berbagai Objek dan Daya Tarik Wisata akan
mengundang kehadiran wisatawan yang berkunjung. Adapun yang ikut berperan dalam
pengembangan suatu objek dan daya tarik wisata adalah sebagai berikut menurut Suwantoro
dalam bukunya Dasar-dasar Pariwisata (1997: 23-24) :
1. Masyarakat
Masyarakat di sekitar objek wisatalah yang akan menyambut kehadiran wisatawan tersebut
dan sekaligus akan memberikan layanan yang diperlukan oleh para wisatawan. Untuk ini
masyarakat di sekitar objek wisata perlu mengetahui berbagai jenis dan kualitas layanan yang
dibutuhkan oleh para wisatawan. Dalam hal ini pemerintah melalui instansi-instansi terkait
telah menyelenggarakan berbagai penyuluhan kepada masyarakat. Salah satunya adalah
dalam bentuk bina masyarakat sadar wisata. Dengan terbinanya masyarakat yang sadar wisata
akan berdampak positif karena mereka akan memperoleh keuntungan dari wisatawan yang
membelanjakan uangnya. Para wisatawan akan untung karena mendapat pelayanan yang
memadai dan juga mendapatkan berbagai kemudahan dalam memenuhi kebutuhannya.
1. Lingkungan
Di samping masyarakat di sekitar objek wisata, lingkungan sekitar objek wisatapun perlu
diperhatikan dengan seksama agar tak rusak dan tercemar. Lalu lalang manusia yang terus
meningkat dari tahun ke tahun dapat mengakibatkan rusaknya ekosistem dari fauna dan flora
di sekitar objek wisata. Oleh sebab itu perlu ada upaya menjaga kelestarian lingkungan
melalui penegakan berbagai aturan dan persyaratan dalam pengelolaan suatu objek wisata.
1. Budaya
Lingkungan masyarakat dalam lingkungan alam di suatu objek wisata merupakan lingkungan
budaya yang menjadi pilar penyangga kelangsungan hidup suatu masyarakat. Oleh karena itu
lingkungan budaya ini kelestariannya tidak boleh tercemar oleh budaya asing, tetapi harus
ditingkatkan kualitasnya sehingga dapat memberikan kenangan yang mengesankan bagi
setiap wisatawan yang berkunjung. Masyarakat yang memahami, menghayati dan
mengamalkan Sapta Pesona Wisata di daerah tujuan wisata menjadi harapan semua pihak
untuk mendorong pengembangan pariwisata yang pada akhirnya akan meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.
http://cvinspireconsulting.com/pengembangan-sarana-dan-prasarana-daya-tarik-wisata/