Anda di halaman 1dari 17

“MANFAAT PARIWISATA”

Juni 10, 2013 by tiyaminozz

Berkaitan dengan sektor pariwisata, dikenal istilah wisatawan dan pelancong.


Kedua istilah ini tentunya berhubungan dengan orang yang melakukan kegiatan
pariwisata. wisatawan adalah seseorang yang bepergian dari tempat tinggalnya
untuk berkunjung ke tempat lain, dan berdiam di tempat itu lebih dari 24 jam
dengan tujuan-tujuan sebagai berikut.

a. Untuk menggunakan waktu senggang, baik dipergunakan untuk rekreasi


(berlibur), keperluan kesehatan, pelajaran dan pengetahuan, serta untuk
menjalankan ibadah maupun olah raga;
b. Untuk keperluan usaha atau bisnis, kunjungan keluarga, menjalankan tugas-
tugas, serta menghadiri konferensi. Jika seseorang mengadakan
perjalanan kurang dari 24 jam, digolongkan ke dalam pelancong. Para
wisatawan ini dibedakan menjadi wisatawan domestik atau wisatawan
nusantara (wisdom atau wisnus) dan wisatawan manca negara atau
wisatawan asing (wisman).

Secara khusus manfaat pariwisata adalah sebagai berikut:

1. Meningkatnya kesempatan berusaha bagi penduduk atau masyarakat yang


tinggal di sekitar objek wisata.
2. Sektor pariwisata dapat menyerap tenaga kerja yang dapat meningkat kan
pendapatan dan kesejahteraan penduduk.

3. Pendapatan negara meningkat berupa pajak baik dari para wisatawan yang
datang maupun pajak dari fasilitas sosial di daerah objek wisata, serta
keuntungan dari pertukaran mata uang asing dengan mata uang Indonesia
untuk keperluan para wisatawan.

4. Terpeliharanya kelestarian lingkungan hidup dan kebudayaan nasional.


Dengan adanya pariwisata, masyarakat senantiasa menjaga keutuhan dan
kelestarian objek wisata, baik objek wisata keindahan alam, bangunan-
bangunan dan peninggalan bersejarah, maupun budaya-budaya tradisional
masyarakat.

Sumber:

https://tiyaminozz.wordpress.com/2013/06/10/manfaat-pariwisata/
MANFAAT PARIWISATA DARI SEGI EKONOMI

Manfaat pariwisata dari segi ekonomi adalah pariwisata menghasilakan devisa yang besar
bagi Negara sehingga meningkatkan perekonomian negara.Devisa yang diterima secara
berturut-turut pada tahun 1996, 1997, 1998, 1999, dan 2000 adalah sebesar 6,307.69;
5,321.46; 4,331.09; 4,710.22; dan 5,748.80 juta dollar AS (Santosa, 2001). Pada tahun 2002
dan 2003, meskipun mengalami tragedi Kuta (Bom Bali), nilai devisa juga masih tetap tinggi,
yaitu US$ 4.496 Milyard tahun 2002 dan US$ 4.307 Milyard tahun 2003.

Kontribusi pariwisata menunjukkan trend yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pada
tahun 1985 penukaran valuta asing senilai 95,105 juta dollar AS. Angka ini mengalami
kenaikan, menjadi 456,105 juta dollar AS pada tahun 1990, dan pada tahun1997 (sesaat
sebelum krismon) menjadi 1.380,454 juta dollar AS. Selanjutnya, karena nilai tukar dollar
yang melonjak, penukaran valuta asing hanya mencapai nilai 865,078 juta dollar AS pada
tahun 2000.

Erawan (1999) menemukan bahwa pada tahun1998, dampak pengeluaran wisatawan terhadap
pendapatan masyarakat mencapai 45,3%, sedangkan dampak dari investasi di sektor
pariwisata adalah 6,3%. Ini berarti bahwa secara keseluruhan, industri pariwisata
menyumbang sebesar 51,6% terhadap pendapatan masyarakat Bali. Dilihat dari kesempatan
kerja, pada tahun 1998 sebesar 38,0% dari seluruh kesempatan kerja yang ada di Bali
dikontribusikan untuk pariwisata.Erawan lebih lanjut mengatakan bahwa dampak
pengeluaran wisatawan terhadap perekonomian di Bali terdistribusikan ke berbagai sektor,
bukan saja hotel dan restoran. Distribusi juga terserap ke sektor pertanian (17,93%), sektor
industri dan kerajinan (22,73%), sektor pengangkutan dan komunikasi (12,62%), sektor jasa-
jasa (12,59%), dan sebagainya. Hal ini sejalan dengan data mengenai distribusi pengeluaran
wisatawan. Data menunjukkan bahwa selama di Bali, pengeluaran wisatawan yang terserap
ke dalam ‘perekonomian rakyat’ cukup tinggi. Selain menghasilkan devisa pariwisata juga
memberikan dampak ekonomi secara langsung bagi masyarakat sekitar,seperti contohnya
adalah tiket masuk suatu kawasan obyek wisata.

III.MANFAAT PARIWISATA DARI SEGI BUDAYA

Manfaat lain yang muncul dari industri pariwisata ini antara lain dapat terlihat pula dari segi
budaya. Dengan pesatnya perkembangan industri pariwisata maka akan membawa
pemahaman dan pengertian antar budaya melalui interaksi pengunjung wisata (turis) dengan
masyarakat lokal tempat daerah wisata tersebut berada. Dari interaksi inilah para wisatawan
dapat mengenal dan menghargai budaya masyarakat setempat dan juga memahami latar
belakang kebudayaan lokal yang dianut oleh masyarakat tersebut.

Bali merupakan salah satu contoh nyata daerah wisata yang berkembang amat pesat di
Indonesia. Banyaknya turis-turis yang berkunjung ke Bali, baik turis domestik maupun
internasional telah membawa dampak yang cukup besar bagi perkembangan daerah itu
sendiri. Sedangkan dari segi sosial budaya, Bali merupakan sarana yang tepat bagi
pengenalan dan promosi kebudayaan Indonesia kepada dunia internasional.

IV. MANFAAT PARIWISATA DARI SEGI LINGKUNGAN HIDUP

Pariwisata juga mendatangkan manfaat bagi lingkungan hidup karena sebuah objek wisata
apabila ingin banyak mendapatkan kunjungan dari wisataan haruslah terjaga kebersiahannya
sehingga kita menjadi terbiasa untuk merawat dan menjaga lingkungan kita agar selalu
terjaga kebersihannya.Pembangunan pariwisata tidak mengakibatkan dampak-dampak negatif
terhadap lingkungan dan penurunan kualitas tanah atau lahan pertaninan baik lahan
perladangan maupun persawahan. Kelestarian hutannya masih tetap terjaga dengan baik.
Masyarakat secara bersama-sama dan sepakat untuk melestarikan hutannnya dan tanpa harus
ketergantungan terhadap hutan tersebut. Pada dasarnya masyarakat lokal telah sadar terhadap
perlunya pelestarian hutan, karena kawasan hutan yang dimaksud merupakan daerah resapan
air yang bisa dipergunakan untuk kepentingan hidupnya maupun mahluk hidup yang lainnya
serta untuk keperluan persawahan.

V. MANFAAT PARIWISATA DARI SEGI NILAI PERGAULAN DAN ILMU


PENGETAHUAN

Manfaat pariwisata yang kita dapat dari segi nilai pergaulan adalah kita menjadi lebih
banyak mempunyai teman dari berbagai Negara dan kita bisa mengetahui kebiasaan orang
yang dari masing-masing Negara tersebut sehingga kita bisa mempelajari bagaimana
kebiasaan yang baik di masing-masing nagara.Selain itu kita juga mendapat manfaat ilmu
pengetahuan dari pariwisata karena dengan mempelajari pariwisata kita juga bisa tahu
dimana letak dan keunggualn sebuah objek wisata sehingga kita bisa mempelajari mengapa
sebuah objek wisata tersebut bisa maju dan bisa menerapkan di daerah objek wisata daerah
kita yang belum berkembang dengan baik.

VI.MANFAAT PARIWISATA DARI SEGI PELUANG DAN KESEMPATAN KERJA

Pariwisata juga menciptakan kesempatan kerja.Sarana-sarana pariwisata seperti hotel dan


perjalanan adalah usaha yang ”padat karya”.Menurut perbandingan jauh lebih banyak untuk
hotel dan restoran daripada untuk usaha-usaha lainnya.Untuk setiap tempat tidur dibutuhkan
kira-kira 2 corang tenaga.Di Amerika Serikat untuk tempat tidur diperlukan 279 tenaga
kerja.Sudah tentu angka itu berbeda-beda menurut negaranya .Di Indonesia untuk setiap
kamar dibutuhkan kira-kira 2 orang tenga kerja.

Itu semua mengenai tenga kerja yang langsung berhubungan dengan pariwisata.Di samping
itu,pariwisata juga menciptakan menciptakan peluang kerja yang tidak berhubungan langsung
dengan pariwisata.Yang terpenting di bidang kontruksi bangunan dan jalan.Banyak
bangunan yang didirikan untuk hotel,restoran,toko artshop,dll.Wisatawan-wistawan juga
memerlukan makan dan minum,ini semua secara tidak langsung menciptakan lapangan kerja
di bidang pertanian.Jadi, pariwisata mempunyai banyak manfaat dari segi peluang dan
kesempatan kerja
http://pariwisatadanteknologi.blogspot.co.id/2010/04/manfaat-pariwisata-dari-
berbagai-segi.html

Prasarana Pariwisata

Prasarana pariwisata adalah semua fasilitas utama atau dasar yang memungkinkan sarana
kepariwisataan dapat hidup dan berkembang dalam rangka memberikan pelayanan kepada
para wisatawan.
Termasuk prasarana pariwisata:
 Prasarana perhubungan, meliputi: jalan raya, jembatan dan terminal bus, rel
kereta api dan stasiun, pelabuhan udara (air-port) dan pelabuhan laut (sea
port/harbour)
 Instalasi pembangkit listrik dan instalasi air bersih.
 Instalasi penyulingan bahan bakar minyak.
 Sistem pengairan atau irigasi untuk kepentingan pertanian, peternakan dan
perkebunan.
 Sistem perbankan dan moneter.
 Sistem telekomunikasi seperti telepon, pos, telegraf, faksimili, telex, email, dan
lain.
 Prasarana kesehatan seperti rumah sakit dan pusat kesehatan masyarakat.
 Prasarana, keamanan, pendidikan dan hiburan.

II. Sarana Pariwisata


Sarana Pariwisata adalah fasilitas dan perusahaan yang memberikan pelayanan kepada
wisatawan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Maju mundurnya sarana kepariwisataan tergantung pada jumlah kunjungan wisatawan.
Sarana pariwisata meliputi:
 PERUSAHAAN PERJALANAN SEPERTI TRAVEL AGENT, TRAVEL BUREU
DAN TOUR OPERATOR
 PERUSAHAAN TRANSPORTASI, TERUTAMA TRANSPORTASI
ANGKUTAN WISATA
 BIRO PERJALANAN WISATA
Adalah perusahaan yang menyelenggarakan kegiatan paket wisata dan agen perjalanan.
Kegiatan usaha biro perjalanan wisata:
 Menyusun dan menjual paket wisata luar negeri atas dasar permintaan.
 Menyelenggarakan atau menjual pelayaran wisata (cruise).
 Menyusun dan menjual paket wisata dalam negeri kepada umum atau atas dasar
permintaan.
 Menyelenggarakan pemanduan wisata.
 Menyediakan fasilitas untuk wisatawan.
 Menjual tiket/karcis sarana angkutan, dan lain-lain.
 Mengadakan pemesanan sarana wisata.
 Mengurus dokumen-dokumen perjalanan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
 AGEN PERJALANAN WISATA

Adalah perusahaan yang melakukan kegiatan penjualan tiket (karcis), sarana


angkutan, dan lain-lain serta pemesanan sarana wisata.
 Kegiatan APW:
1.Menjual tiket, dan lain-lain
2.Mengadakan pemesanan sarana wisata
3.Mengurus dokumen-dokumen perjalanan sesuai dengan peraturan
yang berlaku.
 CABANG BIRO PERJALANAN UMUM

Adalah satuan-satuan usaha dari suatu Biro Perjalanan Umum Wisata yang
berkedudukan di tempat yang sama atau ditempat lain yang memberikan pelayanan
yang berhubungan dengan perjalanan umum.

 INDUSTRI-INDUSTRI DALAM KEPARIWISATAAN

 Pengakutan
 Akomodasi
 Segala sesuatu yang menarik wisatawan untuk berkunjung sesuai sifat kegiatan
perusahaan perjalanan dibagi menjadi:
1. Wholesaler adalah perusahaan perjalanan yang menyusun acara perjalanan wisata
secara menyeluruh atau secara khusus menjual paket perjalanan wisata kepada Retail
Travel Agent
2. Retailer atau Retailer Travel Agent adalah biro perjalanan yang menjual perjalanan
wisata secara langsung kepada wisatawan
 HOTEL DAN JENIS AKOMODASI LAINNYA

 Yang termasuk jenis akomodasi: hotel, motel, wisma, pondok wisata, villa,
apartemen, karavan, perkemahan, kapal pesiar, yacht, pondok remaja dan sebagainya.

 Serviced Accomodation, akomodasi yang menyediakan fasilitas dan pelayanan


makanan dan minuman.
 Non-Service Accomodation, akomodasi yang tidak menyediakan makanan dan
minuman. Sekurang-kurangnya harus menyediakan kamar berperabot
(furnished room) dan tenaga untuk melayani keperluan tamu.

 BAR, RESTORAN, KATERING DAN USAHA JASA BOGA LAINNYA

 TOKO CENDRAMATA DAN PUSAT KERAJINAN

 DAYA TARIK WISATA

 Suatu obyek daya tarik wisata pada pinsipnya harus memenuhi tiga persyaratan
berikut:

 Something to see (ada yang dilihat)


 Something to do (ada yang dikerjakan)
 Something to buy (ada yang dibeli/suvenir)

 Obyek atau Daya Tarik Wisata dapat dibedakan menjadi tiga:


 Obyek Wisata Alam: laut, pantai, gunung, danau, fauna, flora, kawasan
lindung, cagar alam, pemandangan alam.
 Obyek Wisata Budaya: upacara kelahiran, tari-tari tradisional, pakaian adat,
perkawinan adat, upacara laut, upacara turun ke sawah, cagar budaya,
bangunan bersejarah, peninggalan tradisional, festival budaya, kain tenun
tradisional, tekstil lokal, pertunjukan tradisional, adat-istiadat lokal, musem,
dll.
 Obyek Wisata Buatan: sarana dan fasilitas olehraga, permainan (layang-
layang), hiburan (lawak, akrobatik), ketangkasan (naik kuda), Taman rekreasi,
taman nasional, pusat-pusat perbelanjaan dan lain-lain.

 ORGANISASI KEPARIWISATAAN

Adalah suatu badan yang langsung bertanggung jawab terhadap perumusan dan kebijakan
kepariwisataan dalam lingkup nasional.
 Sebagai lembaga yang bertanggung jawab tentang maju mundurnya pariwisata di
suatu negara.
 Lembaga yang bertanggung jawab tentang pembinaan, perencanaan, pengembangan
dan promosi kepariwisataan baik dalam lingkup lokal, nasional dan internasional.

 Bertanggung jawab untuk mengadakan penelitian memperbaiki produk dan


mengembangkan produk baru sesuai dengan ketentuan.

 Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan departemen yang berkaitan dengan


kegiatan kepariwisataan.

 Sebagai badan yang mewakili negara dalam kegiatan dan percaturan kepariwisataan
internasional

http://pariwisatadanteknologi.blogspot.co.id/2010/04/sarana-dan-prasarana-
pariwisata.html

PENGEMBANGAN SARANA DAN PRASARANA DAYA TARIK WISATA

Oleh Isa Wahyudi

CEO INSPIRE GRoup

PENGERTIAN PARIWISATA

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan


disebutkan bahwa pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai
fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan
pemerintah daerah. Pariwisata adalah keseluruhan kegiatan pemerintah, dunia usaha dan
masyarakat untuk mengatur, mengurus dan melayani kebutuhan wisatawan. (Karyono,
1997:15). Pariwisata merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh manusia baik secara
perorangan maupun kelompok di dalam wilayah negara lain. Kegiatan tersebut menggunakan
kemudahan, jasa dan faktor penunjang lainnya yang diadakan oleh pemerintah dan atau
masyarakat, agar dapat mewujudkan keinginan wisatawan.

1. Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok
orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan
pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka
waktu sementara;
2. Wisatawan adalah orang yang melakukan wisata;
3. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas
serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan
Pemerintah Daerah. Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan
pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud
kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat
setempat, sesame wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan pengusaha;
4. Pembangunan adalah suatu proses perubahan ke arah yang lebih baik yang di
dalamnya meliputi upaya-upaya perencanaan, implementasi dan pengendalian, dalam
rangka penciptaan nilai tambah sesuai yang dikehendaki;
5. Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional yang selanjutnya disebut
dengan RIPPARNAS adalah dokumen perencanaan pembangunan kepariwisataan
nasional untuk periode 15 (lima belas) tahun terhitung sejak tahun 2010 sampai
dengan tahun 2025;
6. Daerah Tujuan Pariwisata yang selanjutnya disebut Destinasi Pariwisata adalah
kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administrative yang di
dalamnya terdapat Daya Tarik Wisata, Fasilitas Umum, Fasilitas Pariwisata,
aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya
Kepariwisataan;
7. Destinasi Pariwisata Nasional yang selanjutnya disingkat DPN adalah Destinasi
Pariwisata yang berskala nasional;
8. Kawasan Strategis Pariwisata Nasional yang selanjutnya disingkat KSPN adalah
kawasan yang memiliki fungsi utama pariwisata atau memiliki potensi untuk
pengembangan pariwisata nasional yang mempunyai pengaruh penting dalam satu
atau lebih aspek, seperti pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, pemberdayaan
sumber daya alam, daya dukung lingkungan hidup, serta pertahanan dan keamanan;
9. Perwilayahan Pembangunan DPN adalah hasil perwilayahan Pembangunan
Kepariwisataan yang diwujudkan dalam bentuk DPN, dan KSPN;
10. Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan
nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia
yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan;
11. Aksesibilitas Pariwisata adalah semua jenis sarana dan prasarana transportasi yang
mendukung pergerakan wisatawan dari wilayah asal wisatawan ke Destinasi
Pariwisata maupun pergerakan di dalam wilayah Destinasi Pariwisata dalam kaitan
dengan motivasi kunjungan wisata;
12. Prasarana Umum adalah kelengkapan dasar fisik suatu lingkungan yang
pengadaannya memungkinkan suatu lingkungan dapat beroperasi dan berfungsi
sebagaimana semestinya;
13. Fasilitas Umum adalah sarana pelayanan dasar fisik suatu lingkungan yang
diperuntukkan bagi masyarakat umum dalam melakukan aktifitas kehidupan
keseharian;
14. Fasilitas Pariwisata adalah semua jenis sarana yang secara khusus ditujukan untuk
mendukung penciptaan kemudahan, kenyamanan, keselamatan wisatawan dalam
melakukan kunjungan ke Destinasi Pariwisata;
15. Pemberdayaan Masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan kesadaran, kapasitas,
akses, dan peran masyarakat, baik secara individu maupun kelompok, dalam
memajukan kualitas hidup, kemandirian, dan kesejahteraan melalui kegiatan
Kepariwisataan;
16. Pemasaran Pariwisata adalah serangkaian proses untuk menciptakan,
mengkomunikasikan, menyampaikan produk wisata dan mengelola relasi dengan
wisatawan untuk mengembangkan Kepariwisataan dan seluruh pemangku
kepentingannya;
17. Industri Pariwisata adalah kumpulan Usaha Pariwisata yang saling terkait dalam
rangka menghasilkan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan
dalam penyelenggaraan pariwisata;
18. Kelembagaan Kepariwisataan adalah kesatuan unsur beserta jaringannya yang
dikembangkan secara terorganisasi, meliputi Pemerintah, Pemerintah Daerah, swasta
dan masyarakat, sumber daya manusia, regulasi dan mekanisme operasional, yang
secara berkesinambungan guna menghasilkan perubahan ke arah pencapaian tujuan di
bidang Kepariwisataan;
19. Organisasi Kepariwisataan adalah institusi baik di lingkungan Pemerintah maupun
swasta yang berhubungan dengan penyelenggaraan kegiatan Kepariwisataan;
20. Sumber Daya Manusia Pariwisata yang selanjutnya disingkat SDM Pariwisata adalah
tenaga kerja yang pekerjaannya terkait secara langsung dan tidak langsung dengan
kegiatan Kepariwisataan;
21. Usaha Pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan/atau jasa bagi
pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata;

DAERAH TUJUAN WISATA

Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 2009 tentang


kepariwisataan, menjelaskan beberapa pengertian istilah kepariwisataan, antara lain.

1. Wisata adalah suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh individu atau kelompok
mengunjungi suatu tempat dan bertujuan untuk rekreasi, pengembangan pribadi, atau
untuk mempelajari keunikan daya tarik suatu tempat wisata yang dikunjungi dalam
waktu sementara.
2. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai
layanan fasilitas yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan
pemerintah daerah.
3. Daerah tujuan wisata dapat disebut juga dengan destinasi pariwisata adalah kawasan
geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administrasi yang di dalamnya
terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesbilitas, serta
masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan.

Leiper (dalam Gde Pitana, 2005: 99) mengemukakan bahwa suatu daerah tujuan wisata
(destinasi wisata) adalah sebuah susunan sistematis dari tiga elemen. Seorang dengan
kebutuhan wisata adalah inti/pangkal (keistimewaan apa saja atau karekteristik suatu tempat
yang akan mereka kunjungi) dan sedikitnya satu penanda (inti informasi). Seseorang
melakukan perjalanan wisata dipengaruhi oleh faktor-faktor yang menjadi daya tarik yang
membuat seseorang rela melakukan perjalanan yang jauh dan menghabiskan dana cukup
besar. Suatu daerah harus memiliki potensi daya tarik yang besar agar para wisatawan mau
menjadikan tempat tersebut sebagai destinasi wisata.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa destinasi wisata merupakan interaksi
antar berbagai elemen. Ada komponen yang harus dikelola dengan baik oleh suatu destinasi
wisata adalah wisatawan, wilayah, dan informasi mengenai wilayah. Atraksi juga merupakan
komponen vital yang dapat menarik minat wisatawan begitu juga dengan fasilitas-fasiltas
yang mendukung.

Unsur pokok yang harus mendapat perhatian guna menunjang pengembangan pariwisata di
daerah tujuan wisata yang menyangkut perencanaan, pelaksanaan pembangunan dan
pengembangannya meliputi lima unsur:

DAYA TARIK WISATA

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan


disebutkan bahwa daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan
dan nilai berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya dan hasil buatan manusia yang
menjadi sarana atau tujuan kunjungan wisatawan.

Daya tarik wisata juga disebut objek wisata merupakan potensi yang menjadi pendorong
kehadiran wisatawan ke suatu daerah tujuan wisata. Menurut Suwantoro dalam bukunya
Dasar-dasar Pariwisata (1997:19) mengatakan bahwa objek dan daya tarik wisata
dikelompokkan atas :

1. Pengusahaan objek dan daya tarik wisata dikelompokkan ke dalam pengusahaan


objek dan daya tarik wisata alam, pengusahaan objek dan daya tarik wisata budaya,
pengusahaan objek dan daya tarik wisata minat khusus.
2. Umumnya daya tarik suatu objek wisata berdasar pada:
3. Adanya sumberdaya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah, nyaman dan bersih.
4. Adanya aksesbilitas yang tinggi untuk dapat mengunjunginya.
5. Adanya ciri khusus/spesifikasi yang bersifat langka.
6. Adanya sarana dan prasarana penunjang untuk melayani para wisatawan yang hadir.
7. Objek wisata alam mempunyai daya tarik karena keindahan alam, pegunungan,
sungai, pantai, pasir, hutan dan sebagainya.
8. Objek wisata budaya mempunyai daya tarik tinggi karena memiliki nilai khusus
dalam bentuk atraksi kesenian, upacara-upacara adat, nilai luhur yang terkandung
dalam suatu objek buah karya manusia pada masa lampau.
1. Pembangunan suatu objek wisata harus dirancang dengan bersumber pada
potensi daya tarik yang memiliki objek tersebut dengan mengacu pada kriteria
keberhasilan pengembangan yang meliputi berbagai kelayakan.
9. Kelayakan Finansial

Studi kelayakan ini menyangkut perhitungan secara komersial dari pembangunan objek
wisata tersebut.

1. Kelayakan Sosial Ekonomi Regional

Studi kelayakan ini dilakukan untuk melihat apakah investasi yang ditanamkan untuk
membangun suatu objek wisata juga akan memilki dampak sosial ekonomi secara regional,
dapat menciptakan lapangan pekerjaan, dapat meningkatkan devisa dan sebagainya.

1. Layak Teknis

Pembangunan objek wisata harus dapat dipertanggung-jawabkan secara teknis dengan


melihat daya dukung yang ada. Tidaklah perlu memaksakan diri untuk membangun suatu
objek wisata apabila daya dukung oleh wisata tersebut rendah. Daya tarik suatu objek wisata
akan berkurang atau bahkan hilang bila objek wisata tersebut membahayakan keselamatan
para wisatawan.

1. Layak Lingkungan

Analisis dampak lingkungan dapat dipergunakan sebagai acuan kegiatan pembangunan suatu
objek wisata. Pembangunan objek wisata yang mengakibatkan rusaknya lingkungan harus
dihentikan pembangunannya. Pembangunan objek wisata buaknlah untuk merusak
lingkungan tetapi sekedar memanfaatkan sumber daya alam untuk kebaikan manusia dan
untukmeningkatkan kulitas hidup manusia sehingga menjadi keseimbangan, keselarasan dan
keserasian (Suwantoro, 1997:20).

PRASARANA PARIWISATA

Prasarana wisata adalah sumberdaya alam dan sumberdaya buatan manusia yang mutlak
dibutuhkan oleh wisatawan perjalanannya di daerah tujuan wisata, seperti jalan, listrik, air,
telekomunikasi, terminal, jembatan dan lain sebagainya. Untuk kesiapan objek-objek wisata
yang akan dikunjungi oleh wisatawan di daerah tujuan wisata, prasarana wisata tersebut perlu
dibangun dengan disesuaikan lokasi dan kondisi objek wisata yang bersangkutan (Suwantoro,
1997: 21).
Pembangunan prasarana wisata yang mempertimbangkan kondisi dan lokasi akan
meningkatkan aksesbilitas suatu objek wisata yang pada gilirannya akan dapat meningkatkan
daya tarik objek wisata itu sendiri. Di samping berbagai kebutuhan yang telah disebutkan di
atas, kebutuhan wisatawan yang lain juga perlu disediakan di daerah tujuan wisata seperti
bank, apotik, rumah sakit, pom bensin, pusat-pusat pembelanjaan dan sebagainya.

Dalam melaksanakan pembangunan prasarana wisata diperlakukan koordinasi yang mantang


antara instansi terkait bersama dengan instalasi pariwisata di berbagai tingkatan. Dukungan
instansi terkait dalam membangun prasarana wisata sangat diperlukan bagi pengembangan
pariwisata di daerah. Koordinasi di tingkat perencanaan yang dilanjutkan dengan koordinasi
di tingkat pelaksanaan merupakan modal utama suksesnya pembangunan periwisata.

Dalam pembangunan prasarana pariwisata pemerintah lebih dominan karena pemerintah


dapat mengambil manfaat ganda dari pembangunan tersebut, seperti untuk meningkatkan
arus informasi, arus lalu lintas ekonomi, arus mobilitas manusia antara daerah dan sebagainya
yang tentu saja dapat meningkatkan kesempatan berusaha dan bekerja. Yang dimaksud
dengan prasarana adalah semua fasilitas yang memungkinkan proses perekonomian, dalam
hal ini adalah sektor pariwisata dapat berjalan dengan lancar sedemikian rupa, sehingga dapat
memudahkan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Jadi fungsinya adalah melengkapi
sarana kepariwisataan sehingga dapat memberikan pelayanan sebagaimana mestinya.

Prasarana pariwisata adalah semua fasilitas utama atau dasar yang memungkinkan sarana
kepariwisataan dapat hidup dan berkembang dalam rangka memberikan pelayanan kepada
para wisatawan. Prasarana wisata adalah sumber daya alam dan sumberdaya manusia yang
mutlak dibutuhkan oleh wisatawan dalam perjalanannya di daerah tujuan wisata, seperti
jalan, listrik, air, telekomunikasi, terminal, jembatan, dan lain sebagainya. Suwantoro
(2004:21)

Prasarana khusus bagi pariwisata dapat dikatakan tidak ada. Pembagunan prasarana wisata
yang mempertimbangkan kondisi dan lokasi akan meningkatkan daya tarik obyek wisata itu
sendiri. Disamping berbagai kebutuhan yang telah disebutkan di atas, kebutuhan wisatawan
yang lain juga perlu disediakan di daerah tujuan wisata, seperti bank, apotik. Untuk lebih
jelasnya Prasarana dibagi atas tiga komponen :

1. Prasarana Umum

Yaitu prasarana yang menyangkut kebutuhan umum bagi kelancaran perekonomian. Adapun
yang termasuk dalam kelompok ini diantaranya ialah :

 Jaringan Air bersih,


 Jaringan Listrik,
 Jaringan Jalan,
 Dainase : Sanitasi dan Penyaluran Limbah
 Sistem Persampahan dan
 Jaringan Telekomunikasi dan Internet

1. Prasarana Penunjang (RS,Apotek, Pusat Perdagangan, Kantor Pemerintah, Perbankan)


2. Prasarana Wisata (Kantor Informasi, Tempat Promosi dan Tempat Rekreasi ,
pengawas pantai)

Ada lima kategori yang termasuk dalam prasarana (infrastructures), masing-masing adalah:

1. Prasarana Umum (General Infrastructures) meliputi prasarana umum, mencakup hal-


hal sebagai berikut sistem penyedian air bersih, tenaga listrik, jalan dan jembatan,
pelabuhan, airport, terminal atau stasiun kereta api.
2. Kebutuhan Masyarakat Banyak (Basic Needs of Civilized Life) Kebutuhan pokok
manusia modern, seperti: kantor pusat dan telepon, rumah sakit, apotik bank, pusat-
pusat perbelanjaan, bar dan restoran, salon kecantikan., barbershop, kantor polisi, toko
obat, penjualan rokok, toko kacamata, took-toko penjual Koran dan majalah, pompa
bensin bengkel mobil, wartel, warnet dan lainnya.
3. Prasarana Kepariwisataan
1. Residential tourist plants.
2. Semua fasilitas yang dapat menampung kedatangan para wisatawan untuk
menginap dan tinggal untuk sementara waktu di daerah tujuan wisata.
Termasuk ke dalam kelompok ini adalah semua bentuk akomodasi yang
diperuntukan bagi wisatawan dan juga segala bentuk rumah makan dan
restoran yang ada. Misalnya hotel, motor hotel (motel), wisma, homestay,
cottages, camping, youth hostel, serta rumah makan, restoran, self-services,
cafetaria, coffee shop, grill room, bar, tavern, dan lain-lain
3. Receptive tourist plants

Segala bentuk badan usaha atau organisasi yang kegiatannya khusus untuk mempersiapkan
kedatangan wisatawan pada suatu daerah tujuan wisata, yaitu :


1. Perusahaan yang kegiatannya adalah merencanakan dan menyelenggarakan
perjalanan bagi orang yang akan melakukan perjalanan wisata (tour operator
and travel agent).
2. Badan atau organisasi yang memberikan penerangan, penjelasan, promosi dan
propagansa tentang suatu daerah tujuan wisata (Tourist Information Center
yang terdapat di airport, terminal, pelabuhan, atau suatu resort).
3. Recreative and sportive plants

Termasuk dalam kelompok ini adalah semua Fasilitas yang dapat digunakan untuk tujuan
rekreasi dan olah raga. Termasuk ke dalam kelompok ini adalah fasilitas untuk bermain golf,
kolam renang, boating, surfing, fishing, tennis court, dan fasilitas lainnya

SARANA PARIWISATA

Sarana wisata merupakan kelengkapan daerah tujuan wisata yang diperlukan untuk melayani
kebutuhan wisatawan dalam menikmati perjalanan wisatanya. Pembangunan sarana wisata di
daerah tujuan wisata maupun objek wisata tertentu harus disesuaikan dengan kebutuhan
wisatawan baik seecara kuantitatif maupun kualitatif. Lebih dari itu selera pasar pun dapat
menentukan tuntutan sarana yang dimaksud. Berbagai sarana wisata yang harus disediakan di
daerah tujuan wisata adalah hotel, biro perjalanan, alat transportasi, restoran dan rumah
makan serta sarana pendukung lainnya. Tidak semua objek wisata memerlukan sarana yang
sama atau lengkap. Pengadaan sarana wisata tersebut harus disesuaikan dengan kebutuhan
wisatawan.

Sarana wisata secara kuntitatif menunjukan pada jumlah sarana wisata yang harus disediakan,
dan secara kuantitatif yang menunjukkan pada mutu pelayanan yang diberikan dan yang
tercermin pada kepuasan wisatawan yang memperoleh pelayanan. Dalam hubungannya
dengan jenis dan mutu pelayanan sarana wisata di daerah tujuan wisata telah disusun suatu
standar wisata yang baku, baik secara nasional dan secara internasional, sehingga penyedia
sarana wisata tinggal memilih atau menentukan jenis dan kualitas yang akan diisediakannya
(Suwantoro, 1997: 23).

Sarana pariwisata adalah hal-hal yang keberadaannya adalah berhubungan dengan usaha
untuk membuat wisatawan lebih banyak datang, lebih banyak mengeluarkan uang di tempat
yang dikunjunginya. Dalam kepariwisataan dikenal ada tiga macam sarana, yakni:


1. Sarana Pokok Kepariwisata (main tourism superstructure)

Yakni perusahaan-perusahaan yang fungsinya adalah menyediakan fasilitas pokok


kepariwisataan. Sarana ini juga dibagi ke dalam tiga bagian, antara lain:


o

1. Receptive Tourist Plan

Adalah perusahaan yang mempersiapkan perjalanan dan penyelenggaraan tour, sightseeing


bagi wisatawan.

Contoh : travel agent, tour operator, tourist transportation, dan lain-lain.


o

1. Residential Tourist Plan

Adalah perusahaan yang memberikan pelayanan untuk menginap, Contoh : hotel, motel, dan
jenis akomodasi lainnya.


o

1. Perusahaan angkutan (transportasi wisata baik darat,


laut mupun udara)
2. Restoran/Tempat makan

1. Sarana Pelengkap Kepariwisataan (supplementing tourism superstructure)

Sarana pelengkap kepariwisataan adalah perusahaan atau tempat yg menyediakan fasilitas


yang fungsinya melengkapi sarana pokok dan membuat wisatawan dapat lebih lama tinggal
di suatu DTW. (Suwantoro, 1997)

1. Sarana Ketangkasan
2. Perlengkapan wisata atau fasilitas rekreasi dan olah raga air.
3. Sarana Penunjang Kepariwisataan (supporting tourism superstructure)

Sarana Penunjang Kepariwisataan adalah perusahaan yg menunjang sarana pelengkap dan


sarana pokok. Berfungsi tidak hanya membuat wisatawan tertahan lebih lama tetapi berfungsi
agar wisatawan lebih banyak mengeluarkan uang di daerah yang dikunjunginya seperti :

1. Karaoke/ Entertaint
2. Ruang Atraksi Wisata

Pembangunan sarana wisata di daerah tujuan wisata maupun obyek wisata tertentu harus
disesuaikan dengan kebutuhan wisatawan baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Sarana
wisata secara kuantitatif merujuk pada jumlah sarana wisata yang harus disediakan, dan
secara kuantitatif yang menunjukan pada mutu pelayanan yang diberikan dan yang tercermin
pada kepuasan wisatawan yang memperoleh pelayanan.

Kriteria dan standar minimal yang harus ada di daerah tujuan wisata terdiri dari:

Tabel 1. 2 Kriteria dan standar minimal sarana prasarana daerah wisata

No. Kriteria Standar Minimal


1. Obyek Salah satu dari unsur alam, sosial, dan budaya
2. Akses Jalan, kemudahan rute, tempat parkir, dan harga parkir yang terjangkau
3. Akomodasi Pelayanan penginapan (hotel, wisma, losmen)
Agen perjalanan, pusat informasi, fasilitas kesehatan, pemadam
4. fasilitas kebakaran, hydrant, TIC (Tourism Information Center), guiding
(pemandu wisata), plang informasi, petugas entry dan exit
5. Transportasi Adanya moda transportasi yang nyaman sebagai akses masuk
Catering
6. Pelayanan makanan dan minuman (restoran, kantin, rumah makan)
Service
No. Kriteria Standar Minimal
Aktifitas
7. Aktifitas di lokasi wisata seperti berenang, jalan-jalan, dan lain-lain
rekreasi
8. Pembelanjaan Tempat pembelian barang-barang umum
9. Komunikasi Adanya TV, sinyal telepon, akses internet, penjual voucher pulsa.
Sistem
10. Adanya bank dan ATM
Perbankan
11. Kesehatan Pelayanan kesehatan
12. Keamanan Adanya jaminan keamanan
13. Kebersihan Adanya tempat sampah dan rambu-rambu peringatan tentang kebersihan
14. Sarana Ibadah Fasilitas sarana ibadah
15. Promosi

Sumber: Lothar A.Kreck dalam Yoeti, 1996, Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa

TATA LAKSANA/ INFRASTRUKTUR

Menurut Suwantoro dalam bukunya Dasar-dasar Pariwisata (1997: 23) Infrastruktur adalah
situasi yang mendukung fungsi sarana dan prasarana wisata, baik yang berupa sistem
pengaturan maupun bangunan fisik di atas permukaan tanah dan di bawah tanah seperti:

1. Sistem pengairan, distribusi air bersih, sistem pembuangan air limbah yang membantu
sarana perhotelan/restoran.
2. Sumber listrik dan energi serta jaringan distribusinya yang merupakan bagian vital
bagi terselenggaranya penyediaan sarana wisata yang memadai.
3. Sistem jalur angkutan dan terminal yang memadai dan lancar akan memudahkan
wisatawan untuk mengunjungi objek-objek wisata.
4. Sistem komunikasi yang memudahkan para wisatawan untuk mendapatkan informasi
maupun mengirimkan informasi scara tepat dan tepat.
5. Sistem keamanan atau pengawasan yang memberikan kemudahan di berbagai sektor
bagi para wisatawan. Keamanan di terminal, diperjalanan dan di objek-objek wisata,
di pusat-pusat perbelanjaan akan meningkatkan daya tarik suatu objek wisata maupun
daerah tujuan wisata. Infrastruktur yang memadai dan terlaksana dengan baik di
daerah tujuan wisata akan membantu meningkatkan fungsi sarana wisata, seekaligus
membantu masyarakat dalam meningkatkan kualitas hidupnya.

MASYARAKAT / LINGKUNGAN

Daerah dan tujuan wisata yang memiliki berbagai Objek dan Daya Tarik Wisata akan
mengundang kehadiran wisatawan yang berkunjung. Adapun yang ikut berperan dalam
pengembangan suatu objek dan daya tarik wisata adalah sebagai berikut menurut Suwantoro
dalam bukunya Dasar-dasar Pariwisata (1997: 23-24) :

1. Masyarakat

Masyarakat di sekitar objek wisatalah yang akan menyambut kehadiran wisatawan tersebut
dan sekaligus akan memberikan layanan yang diperlukan oleh para wisatawan. Untuk ini
masyarakat di sekitar objek wisata perlu mengetahui berbagai jenis dan kualitas layanan yang
dibutuhkan oleh para wisatawan. Dalam hal ini pemerintah melalui instansi-instansi terkait
telah menyelenggarakan berbagai penyuluhan kepada masyarakat. Salah satunya adalah
dalam bentuk bina masyarakat sadar wisata. Dengan terbinanya masyarakat yang sadar wisata
akan berdampak positif karena mereka akan memperoleh keuntungan dari wisatawan yang
membelanjakan uangnya. Para wisatawan akan untung karena mendapat pelayanan yang
memadai dan juga mendapatkan berbagai kemudahan dalam memenuhi kebutuhannya.

1. Lingkungan

Di samping masyarakat di sekitar objek wisata, lingkungan sekitar objek wisatapun perlu
diperhatikan dengan seksama agar tak rusak dan tercemar. Lalu lalang manusia yang terus
meningkat dari tahun ke tahun dapat mengakibatkan rusaknya ekosistem dari fauna dan flora
di sekitar objek wisata. Oleh sebab itu perlu ada upaya menjaga kelestarian lingkungan
melalui penegakan berbagai aturan dan persyaratan dalam pengelolaan suatu objek wisata.

1. Budaya

Lingkungan masyarakat dalam lingkungan alam di suatu objek wisata merupakan lingkungan
budaya yang menjadi pilar penyangga kelangsungan hidup suatu masyarakat. Oleh karena itu
lingkungan budaya ini kelestariannya tidak boleh tercemar oleh budaya asing, tetapi harus
ditingkatkan kualitasnya sehingga dapat memberikan kenangan yang mengesankan bagi
setiap wisatawan yang berkunjung. Masyarakat yang memahami, menghayati dan
mengamalkan Sapta Pesona Wisata di daerah tujuan wisata menjadi harapan semua pihak
untuk mendorong pengembangan pariwisata yang pada akhirnya akan meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.

http://cvinspireconsulting.com/pengembangan-sarana-dan-prasarana-daya-tarik-wisata/

Anda mungkin juga menyukai