Anda di halaman 1dari 10

HUKUM PARIWISATA DALAM PERSPEKTIF NASIONAL

Disusun oleh :

Kiki S. Kurniawan (20054000036)

Salmin Sulaiman (20054000041)

Ridho Ramadhan (20054000046)

Fortunatius D. J. Ora (20054000053)

PROGAM DIPLOMA KEPARIWISATAAN

D4 DESTINASI WISATA

UNIVERSITAS MERDEKA MALANG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatan kehadirat Allah, Tuhan yang maha Esa karena
berkat rahmat dan Karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas paper mengenai
HUKUM PARIWISATA DALAM PERSPEKTIF NASIONAL. Peranan sektor
pariwisata nasional semakin penting sejalan dengan perkembangan dan kontribusi
yang diberikan sektor pariwisata melalui penerima devisa, pendapatan daerah,
pengembangan wilayah, maupun dalam penyerapan investasi dan tenaga kerja
serta pengembangan usaha yang tersebar di berbagi pelosok wilayah di Indonesia.

Dalam menghadapi perkembangan pariwisata, pemerintah telah merancang


pokok kebijaksanaan yang meliputi berbagi upaya untuk meningkatkan
pembangunan pariwisata dengan: meningkatkan daya saing pariwisata nasioanl,
mengembangkan pariwisata nusantara, meningkatkan kualitas sumber daya
manusia dalam bidang pariwisata. Di samping itu, pemerintah juga menetapkan
Peraturan Perundang-undangan dalam bidang pariwisata seperti Undang-undang
No. 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan dan peraturan pelaksana lainnya
berupa Keputusan Presiden, Keputusan Menteri, sampai Peraturan Daerah, dan
beberapa Peraturan Perundang-undangan lainnya yang terakit dengan aktivitas
pariwisata.

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..................................................................................... 2

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang ...................................................................... 4


1.2 Rumus Masalah .................................................................... 5
1.3 Tujuan ................................................................................... 5

BAB II Pembahasan

2.1 Pengertian Hukum Kepariwisataan ....................................... 6


2.2 Pengaturan Pariwisata dalam Hukum Nasional .................... 7
2.3 Pentingnya Hukum Pariwisata bagi Wisatawan .................... 8

BAB III Penutup

3.1 Kesimpulan .......................................................................... 10

REFERENSI ......................................................................................... 10

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kepariwisataan diatyr dan dilindungi dengan Undang-Undang, dimana Wisata


adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang
dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi,
atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu
sementara. Wisatawan adalah orang yang melakukan wisata. Pariwisata adalah
berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan
yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah Daerah, dan Pemerintah
Pusat. Kepariwisataan dalam UU 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan adalah
keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta
multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta
interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan,
Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan pengusaha.

Perkembangan kepariwisataan dunia dari tahun ke tahun menunjukkan


perkembangan yang sangat pesat. Karena perubahan struktur sosial ekonomi
negara di dunia dan semakin banya orang yang memiliki pendapatan yang semakin
tinggi. Kepariwisataan telah berkembang menjadi suatu fenomena global, menjadi
kebutuhan dasar, serta menjadi bagian dari hak asasi manusia yang harus dihormati
dan dilindungi.

Pemerintah dan Pemerintah Daerah, dunia usaha pariwisata, dan masyarakat


berkewajiban untuk dapat menjamin agar berwisata sebagai hak setiap orang dapat
ditegakkan sehingga mendukung tercapainya peningkatan harkat dan martabat
manusia, peningkatan kesejahteraan, serta persahabatan antarbangsa dalam
rangka mewujudkan perdamaian dunia.

4
1.2 Rumusan Masalah

1. Pengertian hukum kepariwisataan?


2. Mengapa perlu adanya pengaturan hukum dalam bidang pariwisata?
3. Apa saja pengaturan pariwisata dalam hukum nasional?

1.3 Tujuan

1. Mampu memahami pengertian hukum kepariwisataan


2. Memahami dasar hukum kepariwisataan
3. Mampu mengerti hubungan-hubungan hukum dalam kegiatan
kepariwisataan

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hukum Kepariwisatan

Sebelum memberi pengertian tentang Hukum Kepariwisataan


ada baiknya diketengahkan dahulu tentang batasan hukum itu sendiri.
Banyak para sarjana memberikan batasan tentang hukum. Dalam
memberikan pengertian pengertian tenatng hukum para ahli hukum
melihat dari berbagai sudut yang berlainan dan titik beratnya berbeda-
beda antara satu ahli dengan yang lainnya.

Walaupun disadari bahwa suatu perumusan tentang hukum


yang dapat mencakup segala segi dari hukum yang luas itu memang
tidak mungkin dibuat. Namun suatu pendefinisian tentang hukum
sangat diperlukan, terutama bagi mereka yang mempelajari hukum.
Dengan mengetahui apa yang dimaksud dengan hukum itu, maka
mereka akan memperoleh tentang apa yang akan dipelajari. Adanya
definisi akan membantu mereka yang mempelajari hukum,
menunjukkan jalan kearah mana ia harus berjalan. Setidaknya mereka
dapat memahami dan membedakan norma-norma mana yang megatur
kehidupan manusia dalam masyarakat itu tergolong hukum, dan mana
yang bukan hukum.

Beberapa definisi hukum yang dikutip dari beberapa para ahli


hukum, antara lain mengatakan bahwa:

1. Aristoteles Mengatakan bahwa hukum adalah sesuatu


dimana masyarakat mentaati dan menerapkannya
terhadapat anggotanya sendiri, hukum yang universal
adalah hukum alam.
2. Grotius mengatakan bahwa hukum adalah suatu aturan
dari tindakan moral yang mewajibkan pada suatu yang
benar.

6
3. Hobbes mengatakan hukum sebagai suatu kebenaran
dimana dunia hukum melalui kebenaran mengandung
perintah terhadap yang lainnya.
4. Van Kan mengatakan bahwa hukum adalah keseluruhan
peraturan hidup yang bersifat memaksa untuk melindungi
kepentingan manusia dalam masyarakat

Dari pendapat-pendapat di atas, maka dalam pengertian hukum


tersebut mengandung 4 unsur yaitu :

1. Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam


pergaulan masyarakat.
2. Peraturan itu bersifat mengikat dan memaksa.
3. Peraturan itu diadakan oleh badan-badan resmi.
4. Pelanggaran terhadap peraturan tersebut dikenakan
sanksi yang tegas dan nyata.

Sejalan dengan pengertian pariwisata dan pengertian hukum


seperti terurai di atas, maka Hukum Kepariwisataan adalah peraturan
yang mengatur tentang keseluruhan kegiatan yang terkait dengan
pariwisata dan bersifat multidemensi yang muncul sebagai wujud
kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatwan
dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, pemerintah, dan
pengusaha.

2.2 Pengaturan Pariwisata dalam Hukum Nasional


Dalam pembangunan pariwisata pemerintah telah menetapkan
ketentuan kepariwiataan dalam suatu produk perundang-undangan
yaitu Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan

a. Asas, Fungsi, dan Tujuan


b. Penyelenggaraan Kepariwisataan

Asas yang di pakai dasar dalam penyelenggaraan


kepariwisataan berdasarkan pasal 2 Undang-undang Nomor 10 Tahun
2009 adalah asas manfaat, kekeluargaan, adil dan merata,
keseimbangan, kemandirian, kelestarian, dan kesatuan.

7
Sedangkan tujuan penyelenggaraan kepariwisataan seperti
yang diatur dalam pasal 4 adalah:

a. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi


b. Meningkatkan kesejahteraan rakyat
c. Menghapus kemiskinan
d. Mengatasi pengangguran
e. Melestarikan alam, lingkungan, dan sumber daya
f. Memajukan kebudayaan
g. Mengangkat citra bangsa
h. Memupuk cinta tanah air
i. Memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa
j. Mempererat persahabatan antarbangsa

Pasal 3 Peraturan Pemerintah nomor 67 tahun 1969 mengatur


lebih lanjut tentang penyelenggaraan kepariwisataan, dinyatakan
bahwa kepariwisataan harus dilaksanakan dengan memperhatikan:

a. Kemampuan untuk mendorong dan meningkatkan


perkembangan kehidupan ekonomi dan sosial budaya
b. Nilai-nilai agama, adat istiadat, serta pandangan dan
nilai-nilai hidup dalam masyarakat.
c. Kelestarian budaya dan mutu lingkungan hidup
d. Kelangsungan usaha pariwisata

2.3 Pentingnya Hukum Pariwisata bagi Wisatawan

Indonesia berusaha menyediakan sarana dan prasarana


pariwisata. Akan tetapi usaha tersebut tidak akan ada artinya apabila
suatu negara tidak dapat menciptakan rasa aman dan nyaman bagi
wisatawan. Ketidakamanan dan ketidaknyamanan bagi wisatawan
akan dirasakan oleh ybs bahwa hak mereka sebagai wisatawan tidak
terlindungi di destinasi yang mereka kunjungi.

Secara eksplisit hak wisatawan untuk mendapatkan


perlindungan hukum diatur dalam ketentuan Pasal 20 huruf c undang-

8
undang No. 10 tahun 2009. Pihak pengusaha pariwisata, menurut
ketentuan pasal 26 ayat (d) berkewajiban memberikan kenyamanan,
keramahan, perlindungan keamanan dan keselamatan wisatawan.
Selain itu, pemerintah dan pemerintag daerah menurut ketentuan
Pasal 23 ayat (1) huruf a, berkewajiban menyediakan informai
kepariwisataan, perlindungan hukum, serta keamanan dan
keselamatan kepada wisatawan.

Selain dalam Undang-undang No. 10 tahun 2009 tentang


Kepariwisataan, maka perlindungan hukum terhadap hak hak
wisatawan sebagai konsumen diatur dalam pasl 4 Undang-undang No.
8 Tahun 1999 tentang Perlindungan konsumen. Diantara hak-hak
konsumen dimaksud adalah hak atas kenyamanan, keamanan, dan
keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa (Pasal 4
huruf a). Selain itu adalah hak untuk mendapatkan advokasi,
perlindungan dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan
konsumen secara patut (Pasal 4 huruf e)

9
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai


berikut:

1. Masalah perlindungan hukum terhadap hak-hak wisatawan


sebagai pengguna jasa pariwisata sudah mendapatkan
pengaturannya baik dalam Undang-undang No. 10 Tahun 2009
tentang Kepariwisataan maupun Undang-undang No. 8 Tahun
1999 Tentang Perlindungan Konsumen.
2. Pemerintah dan Pemerintah Daerah serta pengusaha pariwisata
mempunyai kewajiban untuk memberikan perlindungan hukum
atas keamanan, keselamatan, dan kenyamanan wisatawan
sesuai dengan fungsi dan perannya masing-masing.

REFERENSI

Gelgel, I putu, 2021. Hukum Kepariwisataan dan Kearifan Lokal. Bali:


UNHI Press

Undang-undang No. 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan.

Undang-undang No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.

Ahmadi Miru & Sutarman Yodo, 2008, Hukum Perlindungan


Konsumen, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Jakarta.

A.J Muljadi, 2010, Kepariwisataan dan Perjalanan, Jakarta: PT. Raja


Grafindo Persada Jakarta.

10

Anda mungkin juga menyukai