ATRAKSI WISATA
Disusun Oleh:
FAKULTAS PARIWISATA
UNIVERSITAS UDAYANA
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Pengembangan suatu daya tarik wisata di samping bertumpu pada potensi daya
tarik wisata (alam, budaya, dan buatan) sebagai modal utama, juga perlu
memperhatikan hal - hal sebagai berikut:
2.3 Faktor-Faktor Penentu dalam Pengelolaan Atraksi Wisata Sebagai Daya Tarik
Atraksi Wisata dan daya tarik wisata adalah suatu bentukan dan fasilitas yang
berhubungan, yang dapat menarik wisatawan atau pengunjung untuk datang ke suatu
daerah atau tempat tertentu. Daya tarik yang belum dikembangkan merupakan sumber
daya yang potensial dan belum dapat disebut sebagai daya tarik wisata sampai adanya
suatu perkebangan dari objek tersebut. Tanpa adanya daya tarik di suatu tempat maka
untuk kepariwisataan tersendiri sulit untuk dikembangkan.
1. Budaya
Faktor budaya menjadi salah satu hal yang dapat menarik wisatawan.
Faktor budaya lahir dari warisan leluhur atau nenek moyang yang dikembangkan
dan dikenalkan oleh pewarisnya. Untuk memerkenalkan budaya sebagai salah
satu aspek dalam menarik minat wisatawan berkunjung maka harus ada strategi
untuk menjaga kebudayaan yang ada dari segi warisan budaya nya sendiri dan
dari segi kompetitifnya. Hal ini selaras dengan pendapat Richards dan Wilson
dalam Li (2014) bahwa daya tarik wisata budaya yang terlibat dalam lingkungan
pasar yang sangat kompetitif karena dalam hal pengadaanya untukpasar
pariwisata budaya semakin dibanjiri dengan daya tarik baru, rute budaya dan
pusat warisan dan di dalam hal permintaannya terdapat permintaan yang cepat
berubah dari pelanggan.
2. Keunikan
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 tahun 2009, Daya
Tarik Wisata dijelaskan sebagai segala sesuatu yang memiliki keunikan,
kemudahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan
hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau kunjungan wisatawan.
3. Promosi
Promosi merupakan kegiatan menberitahukan produk atau jasa yang hendak
ditawarkan kepada calon konsumen/wisatawan yang dijadikan target
pasar.Pariwisata merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata,
termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik serta usaha-usaha yang terkait
dibidang tersebut.
4. Keramah Tamahan
Keramah tamahan merupakan satu sifat kepribadian bangsa Indonesia, ini
tergambar dari sikap rendah hati, sopan santun, perilaku lemah lembut, dan
menghormati antar sesama. selain keramah tamahan yang menjadi daya tarik
wisata, sikap kekeluargaan, tepa salira, tenggang rasa dan suka menolong yang
menjadi ciri bangsa Indonesia sejak dahulu telah memikat hasrat pelancong
mancanegara untuk menikmati pesona keramah tamahan bangsa Indonesia.
5. Kualitas layanan
Kualitas pelayanan dapat diartikan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dan
keinginan konsumen serta ketepatan penyampaiannya dalam mengimbangi
harapan konsumen (Tjiptono, 2007). Apabila wisatawan sudah merasa puas atas
pelayanan yang diberikan oleh suatu daya tarik wisata, maka wisatawan akan
datang kembali dan bahkan memberikan rekomendasi kepada orang lain untuk
berkunjung ke daya tarik wisata yang sama.
Sementara itu, daya tarik wisata menurut Direktoral jendral pemerintahan dibagi
menjadi tiga macam.
a. Daya tarik wisata alam adalah sumber daya alam yang berpotensi serta memiliki
daya tarik bagi pengunjung baik dalam keadaan alami maupun setelah ada usaha
budi daya. Potensi wisata alam dapat dibagi menjadi 4 kawasan, yaitu
₋ Flora fauna
₋ Keunikan dan kekhasan ekosistem, misalnya eksistem pantai dan
ekosistem hutan bakau
₋ Gejala alam, misalnya kawah, sumber air panas, air terjun dan danau
₋ Budi daya sumber daya alam, misalnya sawah, perkebunan, peternakan,
usaha perikanan.
b. Daya tarik wisata sosial budaya dapat dimanfaatkan dan dikembangkan sebagai
objek dan daya tarik wisata, meliputi museum, peninggalan sejarah, upacara
adat, seni pertunjukan dan kerajinan.
c. Ketiga, daya tarik wisata minat khusus merupakan jenis wisata yang baru
dikembangkan di Indonesia. Wisata ini lebih diutamakan pada wisatawan yang
mempunyai motivasi khusus. Dengan demikian, para wisatawan harus memiliki
keahlian, contohnya: berburu mendaki gunung, arung jeram, tujuan pengobatan,
agrowisata, dan sebagainya
Perencanaan dan pengelolaan Atraksi Wisata sebagai daya tarik wisata dipengraruhi
oleh beberapa faktor agar perencanaa pengembangan daya tarik wisata mampu menarik
minat wisatawan untuk berkunjung. Berikut ini faktor penentu dalam pengelolaan
atraksi wisata sebagai daya tarik adalah sebagai berikut:
a. What to see yaitu di tempat tersebut harus ada objek dan atraksi wisata yang
berbeda dengan yang dimiliki daerah lain. Dengan kata lain daerah tersebut
harus memiliki daya tarik khusus dan atraksi budaya yang dapat dijadikan
“entertainment” bagi wisatawan. What to see meliputi atraksi apa yang
dipersembahkan seperti kegiatan kesenian, pementasan tari tradisional khas
daerah, warisan sejarah, dan sebagainya sehingga meninggalan sebuah kesan
kepada wisatawan.
b. What to do yaitu di tempat tersebut selain banyak yang dapat dilihat dan
disaksikanharus disediakan fasilitas rekreasi yang dapat membuat wisatawan
betah tinggal lama ditempat itu.
c. What to buy yaitu tempat tujuan wisata harus tersedia fasilitas untuk berbelanja
terutama barang souvenir dan kerajinan rakyat sebagai oleh-oleh untuk di bawa
pulang ke tempat asal
d. What to arrived yaitu di dalamnya termasuk aksesbilitas, bagaimana kita
mengunjungi daya tarik wisata tersebut, kendaraan apa yang akan digunakan
dan berapa lama tiba ketempat tujuan wisata tersebut
e. What to stay yaitu bagaimana wisatawan akan tingggal untuk sementara selama
dia berlibur. Diperlukan penginapan-penginapan baik hotel berbintang atau
hotel non berbintang dan sebagainya
2.4 Merancang Paket Atraksi Wisata
Perencanaan yang baik bukanlah sekadar khayalan tanpa dasar. Perencanaan
merupakan pemikiran terhadap kegiatan di masa mendatang yang didasarkan
padapertimbangan-pertimbangan rasional dan data-data yang akurat. Untuk itu dalam
melakukanperencanaan paket wisata perlu dipahami tahapan-tahapan seperti tampak
pada bagan berikut ini:
Dari bagan di atas dapat dijelaskan hal-hal, sebagai berikut:
1. Pencarian Gagasan
Sumber utama gagasan-gagasan produk paket wisata adalah pasar. Gagasan
pasar merupakan kebutuhan dan keinginan para wisatawan yang belum
terpenuhi. Dengan mengidentifikasikan kebutuhan wisatawan yang dimaksud
dapat mengarahkan produk untukmemenuhi keinginannya.
2. Merumuskan Tujuan Wisata
Pengetahuan yang di dapat dari hasil identifikasi kebutuhan konsumen
dipakaisebagai dasar untuk merumuskan tujuan wisata. Rumusan tujuan ini
pada dasarnya adalah hipotesis akan tujuan yang hendak dicapai, sedangkan
tujuannya tidak lain adalah rumusan wisata yang akan diselenggarakan.Tujuan
yang dirumuskan itu harus dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yangsudah
umum dikenal dengan rumusan 5W2H, yaitu:apa (What), wisata apa yang
akandisusun; mengapa (Why), mengapa wisata itu disusun; siapa (Who), siapa
saja yang akan terlibat dalam wisata tersebut; dimana (Where), dimana wisata
itu diselenggarakan; kapan (When), kapan wisata tersebut diselenggarakan;
bagaimana (How), bagaimana wisata itudiselenggarakan; dan berapa banyak
(How Much), berapa besar biaya yang dikeluarkan oleh wisatawan.
3. Observasi dan Pengumpulan Data
Observasi pada dasarnya adalah pengejahwantahan tujuan yang telah
dirumuskan dan menghubung-hubungkan antara hipotesis dengan kenyataan
di lapangan. Hal-hal yang diobservasi adalah seluruh masalah yang
dipertanyakan dalam rumusan tujuan wisata. Komponen-komponen pokok
paket wisata yang wajib mendapat perhatian pada saat melakukan
observasi dan pengumpulan data adalah tour leader (pengatur
wisata),transportasi, akomodasi, restoran, obyek dan atraksi wisata dan toko
cinderamata. Observasi dan pengumpulan data difokuskan pada fasilitas
akomodasi adalah kelashotel, jumlah dan macam-macam kelas kamar yang
tersedia, fasilitas-fasilitas hotel dan didalam kamar, lokasi beserta
aksesbilitasnya, pelayanan, kebersihan, makanan, sistempembayarannya dan
harga sewa kamar. Sarana Transportasi meliputi tahun pembuatan,jumlah
armada yang dimiliki, kapasitas tempat duduk, fasilitas yang tersedia di
dalam bis,pelayanan perusahaan dan kru bis, kebersihan, pengetahuan dan
pengalaman pengemuditerhadap medan di mana wisata diselenggarakan, harga
dan jenis bis (bis reguler atau bispariwisata) dan sistem
pembayarannya.Pengumpulan data pada saat observasi restoran difokuskan
pada menu, hargamakanan, kapasitas tempat duduk, fasilitas restoran,
kebersihan, pelayanan, sistempembayaran dan lokasi. Pada obyek dan atraksi
wisata perlu diperhatikan tentang nama dan tempat, durasi yang diperlukan
wisatawan untuk menikmati obyek dan atraksi wisata, cirikhas yang menarik
dari obyek dan atraksi wisata tersebut, fasilitas di dalamnya,
kebersihan,pelayanan, harga tiket masuk dan daya tampungnya. Untuk toko
cinderamata yang perludicermati adalah memiliki barang atau makanan yang
khas daerahnya, harga, fasilitaspembayaran,pelayanan, kebersihan dan lokasi.
4. Analisis Data
Data yang telah diperoleh dalam kegiatan observasi diolah dan
dianalisis. Analisis data dimaksudkan untuk:menentukan strategi pencapaian
tujuan; mengidentifkasi kendalayang mungkin timbul dalam proses pencapaian
tujuan; dan mencari alternatif-alternatif yang mungkin dapat ditempuh.
5. Desain Produk Pendahuluan
Desain produk pendahuluan biasanya dicurahkan untuk mengembangkan
beberapaalternatif desain untuk memenuhi ciri konseptual produk terpilih,
seperti halnya model ataujenis paket wisata, unsur pokok dan penunjang
kelengkapan suatu paket perjalanan, faktorkeamanan dan sebagainya. Hasil ini
diharapkan menjadi produk yang dapat bersaing dandapat direalisasikan menjadi
produk unggulan.
6. Pengujian / Operasional
Pengujian atas alternatif di atas ditujukan pada pengujian pemasaran dan
kemampuandalam pelaksanaan di lapangan, melalui uji pasar dengan
dilemparkan ke sekelompokwisatawan untuk dicoba, untuk mengetahui
pendapat mereka. Maksud pengujian ini adalah untuk mendapatkan data tentang
pendapat wisatawan terhadap produk tersebut.
7. Evaluasi
Setelah melakukan pengujian atau operasional dari paket wisata yang
dicobakan pada wisatawan, maka akan memperoleh data tentang tanggapan-
tanggapan atas paket wisata yang dicobanya. Tanggapan-tanggapan yang masuk
itu dianalisis dan dievaluasi kembali agarmengetahui akan kekurangan atau
kelebihan atas produk paket wisata yang diujikan.
8. Desain Terakhir
Hasil dari evaluasi paket wisata yang telah diujikan atau
dioperasionalkan akandipakai sebagai rujukan untuk memperbaiki kekurangan
atau kelemahan paket wisata tersebut dengan melakukan modifikasi-modifikasi.
Selanjutnya hasil dari modifikasi tersebut dijadikandesain akhir untuk segera
dipasarkan sesuai dengan pasar-pasar yang dituju. Dalam tahap inipula penetapan
standar dan prosedur pelayanan ditentukan.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pariwisata merupakan industri perdagangan jasa yang memiliki mekanisme
pengaturan yang kompleks karena mencakup pengaturan pergerakan wisatawan dari
negara asalnya, di daerah tujuan wisata hingga kembali ke negara asalnya yang
melibatkan berbagai hal seperti; transportasi, penginapan, restoran, pemandu wisata,
dan lain-lain. Pelayanan yang baik terhadap wisatawan akan meningkatkan jumlah
kunjungan di masa yang akan datang. Dengan perkembangan pariwisata yang
semangkin baik, akan memberi dampak bagi sektor ekonomi, sosial dan budaya.
Pengembangan Atraksi Wisata di Daya tarik wisata memerlukan adanya fasilitas
pelayanan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan selama melakukan kunjungannya.
Wisatawan adalah orang yang melakukan perjalanan untuk sementara waktu ke tempat-
tempat atau daerah yang sama sekali asing baginya. Karena jauh dari tempat
tinggalnya, maka wisatawan membutuhkan pelayanan sesuai keinginannya, yaitu
semenjak ia berangkat sampai ditempat tujuan, hingga ia kembali kerumahnya.potensi
pariwisata merupakan sesuatu yang dimiliki oleh suatu yang menjadi daya tarik bagi
parawisatawan dan dimiliki oleh setiap tempat wisata.
3.2. Saran
Atraksi Wisata memang membawa manfaat yang besar bagi daya tarik wisata untuk
meningkatkan kunjungan wisatawan. Meskipun begitu, diharapkan dalam pengelolaaan
dan pengembangan atraksi wisata di suatu Daya Tarik Wisata tetap dengan
memperhatikan kondisi, situasi dan lingkungan daerah daya tarik wisata. Sehingga
pengadaan atraksi wisata ini tidak merusak lingkungan, tidak ada terjadinya
penyimpangan-penyimpangan dan tentunya bisa diterima oleh mayarakat setempat agar
terciptanya suasana aman, dan nyaman bagi para wisatawan.
DAFTAR PUSTAKA
I.BG. Pujaastawa, I Nyoman Ariana. 2015. Pedoman Identifikasi Potensi Daya Tarik Wisata.
(https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/841b7cc9cce0e060440607f8ad822f7
2.pdf), 24 Oktober 2020.
Fiatiano, Edwin. Perencanaan Paket Wisata atau Tour. (online).
(http://journal.unair.ac.id/filerPDF/10-edwin_PERENCANAAN_PAKET_WISATA.pdf)
Di akses pada 24 Oktober 2020.