Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS KARAKTERISTIK ATRAKSI DAN PENGELOLAAN

ATRAKSI WISATA

Disusun Oleh:

Aldo Satria Fernanda 1811521037

Abduz zain 1811521038

Tentri Meliana Putri 1811521047

Desak Gede Susila 1811521061

PROGRAM STUDI INDUSTRI PERJALANAN WISATA

FAKULTAS PARIWISATA

UNIVERSITAS UDAYANA

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pariwisata adalah perjalanan yang dilakukan oleh seseorang dalam jangka waktu
tertentu dari sebuah tempat ke tempat lain dengan melakukan perencanaan sebelumnya,
tujuannya untuk rekreasi atau untuk sebuah kepentingan agar keinginannya bisa
terpenuhi. Atau pariwisata bisa di artikan juga sebagai sebuah perjalanan dari sebuah
tempat ke tempat lain untuk rekreasi atau bersenang-senang. Dalam melakukan aktivitas
perjalanan ini biasanya para wisatawan pergi ke destinasi-destinasi atau daya tarik wisata
yang menarik dan tentunya bisa menghilangkan penat dan stress karna rutinitas. Jika
mereka tidak memiliki waktu yang cukup panjang untuk berwisata mereka biasanya pergi
untuk melancong saja dan mengunjungi daya tarik wisata di daerah mereka. Baik
wisatawan maupun pelancong pasti mereka menginginkan suatu pengalaman yang baru
setelah mengunjungi daya tarik wisata yang telah ditentukan. Pemilihan daya tarik wisata
pun kadang menjadi hal yang penting sebelum melakukan sebuah kegiatan wisata, perlu
adanya pertimbangan-pertimbangan seperti jenis daya tarik wisatanya seperti wisata alam,
budaya, kuliner dan sebagainya, keunikan yang disajikan di daya tarik wisata,
keteresediaan sarana dan prasana, akomodasi dan fasilitas adalah sesuatu yang wajib
dilakuan sebelum melakukan perjalanan.
Untuk menarik minat para wisatawan agar memenuhi berbagai pertimbangan yang
telah disebutkan diatas, biasanya pengelola daya tarik wisata berlomba-lomba untuk
menyajikan daya tarik wisata serta menyediakan atraksi wisata dengan konsep yang unik
dan berbeda dari yang lain agar lebih banyak menarik minat orang-orang untuk berwisata.
Potensi wisata adalah berbagai sumberdaya yang dimiliki oleh suatu tempat dan dapat
dikembangkan menjadi suatu atraksi wisata (tourist attraction) yang dimanfaatkan untuk
kepentingan ekonomi dengan tetap memperhatikan aspek- aspek lainnya (Pendit, 2003:
67). Menurut Suwena & Widyatmaja (2010:88) atraksi wisata merupakan komponen
yang signifikan dalam menarik wisatawan, atraksi merupakan modal utama (tourism
resources) atau sumber dari kepariwisataan. Sehingga disimpulkan bahwa atraksi wisata
adalah segala sesuatu yang memiliki keindahan, yang bernilai, baik yang berupa suatu
keanekaragaman, yang memiliki keunikan, baik dalam kekayaan budaya maupun hasil
buatan manusia (man made) yang menjadi faktor daya tarik dan menjadi tujuan
wisatawan untuk berkunjung, yang menjadikan wisatawan termotivasi untuk melakukan
wisata ke daya tarik wisata tersebut.
Atraksi wisata merupakan bagian dari salah satu konsep yang wajib digunakan untuk
dalam pengelola dan menarwarkan daya tarik wisata yaitu konsep A4 terdiri dari
attraction, accessibility, amenity, dan ancilliary. Adanya atraksi wisata memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap pengelolaan suatu daya tarik wisata. Pentingnya
adanya atraksi wisata dalam suatu daya tarik wisata oleh karena itu perlu adanya analisis
karakterisik atraksi wisata, faktor-faktor penentu dalam pengelolaan atraksi wisata serta
bagaimana merancang paket atraksi wisata yang akan dibahas pada paper ini.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang maka dapat ditarik rumusan masalah antara lain:
1. Apakah jenis-jenis dari Atraksi Wisata?
2. Bagaimana menganalisis karakteristik atraksi wisata sebagai potensi wisata?
3. Apakah faktor-faktor penentu dalam pengelolaan atraksi wisata sebagai daya tarik?
4. Bagaimana merancang paket atraksi wisata?
1.3. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah maka dapat ditarik tujuan penulisan adalah:
1. Untuk mengetahui jenis-jenis dari Atraksi Wisata.
2. Untuk mengetahui analisis karakteristik atraksi wisata sebagai potensi wisata.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor penentu dalam pengelolaan atraksi wisata sebagai
daya tarik.
4. Untuk mengetahui bagaimana merancang paket atraksi wisata.
1.4. Manfaat Penulisan
Berdasarkkan Tujuan Penulisan maka manfaat dari penulisan paper ini adalah agar bisa
mengetahui bagaimana jenis dari atraksi wisata serta bagaimana cara pengeloaan atraksi
wisata dalam suatu daya tarik wisata yang baik dan benar.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Jenis-Jenis Atraksi Wisata


2.1.1 Pengertian Daya Tarik Wisata
Menurut Witt & Mountinho (1994:86) atraksi wisata atau daerah tujuan
wisata, merupakan motivasi utama bagi para wisatawan dalam melakukan kegiatan
kunjungan wisata. Atraksi wisata adalah satu hasil karya manusia sebagai bagian
untuk menarik minat para wisatawan dan memiliki tujuan demi memberikan kesan
kesenangan karena masih berisi penghiburan. Berdasarkan World Tourism
Organization (WTO), atraksi merupakan sebuah daya tarik yang harus dimiliki
oleh sebuah daya tarik wisata, atraksi merupakan daya tarik yang bersifat lokal dari
destinasi tersebut dalam arti daya tarik yang dimiliki destinasi tersebut dan menarik
wisatawan. Adanya daya tarik wisata alam seperti pantai, gunung, ngarai, dan
sebagainya yang memang merupakan sudah disedikan oleh alam, maka atraksi
wisata merupakan obyek yang lebih cenderung menggali pada kemampuan
manusia, yaitu dengan memberdayakan diri pada kreasi dan inovasi budaya
setempat.
Atraksi wisata ini tidak bisa dilepaskan dari faktor alam dan juga faktor
kebudayaan setempat, dimana keberadaannya dituntut mampu memberikan kesan
mendalam bagi para wisatawan. Atraksi juga memiliki arti pertunjukan atau
tontonan. Sedangkan atraksi wisata adalah seni, budaya, warisan sejarah, tradisi,
kekayaan alam, atau hiburan, yang merupakan daya tarik wisatawan di daerah
tujuan wisata.Atraksi wisata dan obyek wisata adalah dua hal yang menjadi daya
tarik utama dari sebuah tempat tujuan wisata. Sementara, tempat tujuan wisata
yang baik adalah tempat yang harus mampu memberikan kesan dan pengalaman
berharga bagi wisatawan. Kesan dan pengalaman inilah yang akan membuat
wisatawan mempertimbangkan untuk melakukan kunjungannya kembali.
2.1.2 Jenis-Jenis Atraksi Wisata
a. Atraksi Wisata Alami
Atraksi Wisata Alami adalah atraksi yang berhubungan dengan alam sekitar.
Atraksi tersebut biasanya memiliki pemandangan yang indah seperti di
gunung, pantai, dll. Atraksi alami yang mengalami musim berbeda, terutama
di belahan bumi bagian utara & selatan, juga menjadi lebih populer karena
musim tersebut, seperti bermain ski di pegunungan saat musim dingin.
Artaksi alami biasanya lebih cendererung pada Iklim, Pemandangan indah,
Pesisir Pantai dan Bahari, Flora dan Fauna, Daya Tarik Alam, Taman dan
Area Konservasi. Contoh atraksi alami adalah Danau Toba dan Gunung
Bromo.
b. Atraksi Wisata Budaya-Sejarah
Atraksi Wisata Budaya-Sejarah adalah atraksi yang bertema tentang budaya
atau sejarah. Atraksi sejarah bisa merupakan bangunan yang merefleksikan
kehidupan seorang tokoh penting seperti monumen. Atraksi budaya bisa
merupakan hal-hal yang mengekspresikan budaya tersebut seperti lukisan,
musik, tarian, makanan, dll. Atraksi Wisata Budaya lebih cenderung pada
Situs arkeologi, Historis, Budaya. Contohnya adalah atraksi budaya Candi
Prambanan dan Candi Borobudur.
c. Atraksi Wisata Buatan
Atraksi buatan adalah atraksi apapun yang dibuat oleh manusia, baik
bersejarah maupun modern. Atraksi buatan bisa dalam bentuk museum,
pemandangan kota, dll. Contoh atraksi buatan adalah Museum Tsunami Aceh
dan Taman Mini Indonesia Indah.
2.2 Menganalisis Karakteristik Atraksi Wisata Sebagai Potensi Wisata
Salah satu langkah penting terkait pengembangan kepariwisataan adalah studi
identifikasi potensi daya tarik wisata. Hal ini menjadi penting karena perjalanan
wisata ke suatu tempat pada dasarnya dipengaruhi oleh ketertarikan wisatawan
terhadap sesuatu yang disebut daya tarik atau atraksi wisata. Istilah daya tarik wisata
disamaartikan dengan objek wisata yang merujuk pada istilah tourist attraction. Dari
sejumlah definisi mengenai daya tarik wisata dapat difahami bahwa daya tarik wisata
pada dasarnya berupa segala sesuatu yang dapat menarik minat wisatawan untuk
berkunjung. Pengertian tentang daya tarik wisata tertuang dalam Undang-Undang
Republik Indonesia No 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan, yakni segala sesuatu
yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman
kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan
kunjungan wisatawan. Berdasarkan pengertian tersebut, maka potensi daya tarik
wisata dapat diartikan sebagai segala sumberdaya alam, budaya, dan buatan manusia
yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi daya tarik wisata.
Penjabaran tentang jenis-jenis daya tarik wisata tertuang dalam Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2011 Tentang Rencana Induk Pembangunan
Kepariwisataan Nasional Tahun 2010 – 2025, sebagai berikut.
1. Daya Tarik Wisata Alam
Secara garis besar jenis-jenis daya tarik wisata alam dapat dibedakan atas (1) daya
tarik wisata alam yang berbasis potensi keanekaragaman dan keunikan lingkungan
alam di wilayah perairan laut; dan (2) daya tarik wisata alam yang berbasis
potensi keanekaragaman dan keunikan lingkungan alam di wilayah daratan.
Masing-masing daya tarik wisata alam tersebut dapat dijabarkan secara lebih rinci
lagi sebagai berikut:
1) Daya tarik wisata alam yang berbasis potensi keanekaragaman dan keunikan
lingkungan alam di wilayah perairan laut, yang berupa antara lain;
a. Bentang pesisir pantai, seperti: Pantai Kuta, Pantai Pangandaran, dan
sebagainya
b. Bentang laut, baik perairan di sekitar pesisir pantai maupun lepas pantai
yang menjangkau jarak tertentu yang memiliki potensi bahari, seperti
perairan laut Kepulauan Seribu, perairan laut kepulauan Wakatobi, dan
sebagainya; dan
c. Kolam air dan dasar laut, seperti Taman Laut Bunaken, Taman Laut
Wakatobi, taman laut dan gugusan pulau-pulau kecil Raja Ampat, Atol
Pulau Kakaban, dan sebagainya.
2) Daya tarik wisata alam yang berbasis potensi keanekaragaman dan keunikan
lingkungan alam di wilayah daratan, yang berupa antara lain:
a. Pegunungan dan hutan alam/taman nasional/taman wisata alam/taman hutan
raya, seperti Taman Nasional Gunung Rinjani, Taman nasionalkomodo,
Taman Nasional Bromo – Tengger – Semeru, dan sebagainya.
b. Perairan sungai dan danau, seperti danau Toba, Danau Maninjau, Danau
Sentani, Sungai Musi, Sungai Mahakam, Situ Patenggang dan sebagainya.
c. Perkebunan, seperti agro wisata Gunung Mas, agro wisata Batu-Malang,
dan sebagainya.
d. Pertanian, seperti area persawahan Jatiluwih, area persawahan Ubud, dan
sebagainya
e. Bentang alam khusus, seperti gua, karst, padang pasir, dan sejenisnya,
seperti Gua Jatijajar, Gua Gong, Karst Gunung Kidul, Karst Maros, gumuk
pasir Barchan Parangkusumo, dan sebagainya.
2. Daya Tarik Wisata Budaya
Daya Tarik Wisata budaya adalah daya tarik wisata berupa hasil olah cipta,
rasa dan karsa manusia sebagai makhluk budaya. Daya tarik wisata budaya dapat
dibedakan atas daya tarik yang bersifat berwujud (tangible) dan tidak berwujud
(intangible). Daya tarik wisata budaya yang bersifat berwujud antara lain berupa:
1) Cagar budaya, yang meliputi
a. Benda cagar budaya, yaitu benda alam atau benda buatan manusia, baik
bergerak maupun tidak bergerak, berupa kesatuan atau kelompok, atau
bagian-bagiannya, atau sisasisanya yang memiliki hubungan erat dengan
kebudayaan dan sejarah perkembangan manusia, seperti angklung, keris,
gamelan, dan sebagainya;
b. Bangunan cagar budaya, yaitu susunan binaan yang terbuat dari benda alam
atau benda buatan manusia untuk memenuhi kebutuhan ruang berdinding
dan/atau tidak berdinding, dan beratap;
c. Struktur cagar budaya adalah susunan binaan yang terbuat dari benda alam
dan/ataubenda buatan manusia untuk memenuhi kebutuhan ruang kegiatan
yang menyatu dengan alam, sarana, dan prasarana untuk menampung
kebutuhan manusia;
d. Situs cagar budaya adalah lokasi yang berada di darat dan/atau di air yang
mengandung benda cagar budaya, bangunan cagar budaya, dan/atau
struktur cagar budaya sebagai hasil kegiatan manusia atau bukti kejadian
pada masa lalu; dan
e. Kawasan cagar budaya adalah satuan ruang geografis yang memiliki 2
(dua) situs cagar budaya atau lebih yang letaknya berdekatan dan/atau
memperlihatkan ciri tata ruang yang khas.
2) Perkampungan tradisional dengan adat dan tradisi budaya masyarakat yang
khas, seperti Kampung Naga, perkampungan Suku Badui, Desa Sade, Desa
Penglipuran, dan sebagainya; dan
3) Museum, seperti Museum Nasional, Museum Bahari, dan sebagainya.
3. Daya Tarik Wisata Hasil Kegiatan Manusia
Daya tarik wisata hasil buatan manusia digolongkan sebagai daya tarik wisata
khusus yang merupakan kreasi artifisial (artificially created) dan kegiatan-
kegiatan manusia lainnya di luar ranah wisata alam dan wisata budaya. Daya
Tarik Wisata hasil buatan manusia/khusus, selanjutnya dapat dijabarkan meliputi
antara lain:
1) Fasilitas rekreasi dan hiburan atau taman bertema, yaitu fasilitas yang
berhubungan dengan motivasi untuk rekreasi, hiburan (entertainment) maupun
penyaluran hobi, seperti taman bertema (theme park)/taman hiburan (kawasan
Trans Studio, Taman Impian Jaya Ancol, Taman Mini Indonesia Indah);
2) Fasilitas peristirahatan terpadu (integrated resort), yaitu kawasan peristirahatan
dengan komponen pendukungnya yang membentuk kawasan terpadu, seperti
Kawasan Nusa Dua Resort, Kawasan Tanjung Lesung, dan sebagainya; dan
3) Fasilitas rekreasi dan olahraga, seperti kawasan rekreasi dan olahraga
Senayan, kawasan padang golf, dan area sirkuit olahraga.

Pengembangan suatu daya tarik wisata di samping bertumpu pada potensi daya
tarik wisata (alam, budaya, dan buatan) sebagai modal utama, juga perlu
memperhatikan hal - hal sebagai berikut:

a. Menarik untuk dikunjungi, disaksikan, dan dipelajari;


b. Mempunyai kekhususan yang berbeda dengan daya tarik wisata yang lain;
c. Tersedianya akses yang memadai menuju daya tarik wisata;
d. Tersedianya fasilitas pariwisata seperti akomodasi, restoran, dan fasilitas
lainnya;
e. Memenuhi tiga persyaratan, yaitu
1) Something to see, yakni memiliki sesuatu yang menarik untuk dilihat oleh
wisatawan;
2) Something to do, yakni memiliki sesuatu yang memungkinkan wisatawan
untuk melakukan kegiatan wisata; dan
3) Something to buy, yakni sesuatu yang dapat dibeli oleh wisatawan (Yoeti,
1997).

Perkembangan daya tarik wisata di samping membawa manfaat positif bagi


perekonomian, juga kerap menimbulkan ancaman bagi kelestarian lingkungan dan
kebudayaan tuan rumah. Oleh sebab itu konsep pengembangan daya tarik wisata
hendaknya tidak dimaknai sebagai upaya untuk menggali dan mengembangkan
potensi kebudayaan sebagai komoditas pariwisata semata, tetapi juga harus dilihat
sebagai upaya revitalisasi kebudayaan dan konservasi lingkungan setempat secara
berkelanjutan.

2.3 Faktor-Faktor Penentu dalam Pengelolaan Atraksi Wisata Sebagai Daya Tarik
Atraksi Wisata dan daya tarik wisata adalah suatu bentukan dan fasilitas yang
berhubungan, yang dapat menarik wisatawan atau pengunjung untuk datang ke suatu
daerah atau tempat tertentu. Daya tarik yang belum dikembangkan merupakan sumber
daya yang potensial dan belum dapat disebut sebagai daya tarik wisata sampai adanya
suatu perkebangan dari objek tersebut. Tanpa adanya daya tarik di suatu tempat maka
untuk kepariwisataan tersendiri sulit untuk dikembangkan.
1. Budaya
Faktor budaya menjadi salah satu hal yang dapat menarik wisatawan.
Faktor budaya lahir dari warisan leluhur atau nenek moyang yang dikembangkan
dan dikenalkan oleh pewarisnya. Untuk memerkenalkan budaya sebagai salah
satu aspek dalam menarik minat wisatawan berkunjung maka harus ada strategi
untuk menjaga kebudayaan yang ada dari segi warisan budaya nya sendiri dan
dari segi kompetitifnya. Hal ini selaras dengan pendapat Richards dan Wilson
dalam Li (2014) bahwa daya tarik wisata budaya yang terlibat dalam lingkungan
pasar yang sangat kompetitif karena dalam hal pengadaanya untukpasar
pariwisata budaya semakin dibanjiri dengan daya tarik baru, rute budaya dan
pusat warisan dan di dalam hal permintaannya terdapat permintaan yang cepat
berubah dari pelanggan.
2. Keunikan
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 tahun 2009, Daya
Tarik Wisata dijelaskan sebagai segala sesuatu yang memiliki keunikan,
kemudahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan
hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau kunjungan wisatawan.
3. Promosi
Promosi merupakan kegiatan menberitahukan produk atau jasa yang hendak
ditawarkan kepada calon konsumen/wisatawan yang dijadikan target
pasar.Pariwisata merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata,
termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik serta usaha-usaha yang terkait
dibidang tersebut.
4. Keramah Tamahan
Keramah tamahan merupakan satu sifat kepribadian bangsa Indonesia, ini
tergambar dari sikap rendah hati, sopan santun, perilaku lemah lembut, dan
menghormati antar sesama. selain keramah tamahan yang menjadi daya tarik
wisata, sikap kekeluargaan, tepa salira, tenggang rasa dan suka menolong yang
menjadi ciri bangsa Indonesia sejak dahulu telah memikat hasrat pelancong
mancanegara untuk menikmati pesona keramah tamahan bangsa Indonesia.
5. Kualitas layanan
Kualitas pelayanan dapat diartikan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dan
keinginan konsumen serta ketepatan penyampaiannya dalam mengimbangi
harapan konsumen (Tjiptono, 2007). Apabila wisatawan sudah merasa puas atas
pelayanan yang diberikan oleh suatu daya tarik wisata, maka wisatawan akan
datang kembali dan bahkan memberikan rekomendasi kepada orang lain untuk
berkunjung ke daya tarik wisata yang sama.

Sementara itu, daya tarik wisata menurut Direktoral jendral pemerintahan dibagi
menjadi tiga macam.

a. Daya tarik wisata alam adalah sumber daya alam yang berpotensi serta memiliki
daya tarik bagi pengunjung baik dalam keadaan alami maupun setelah ada usaha
budi daya. Potensi wisata alam dapat dibagi menjadi 4 kawasan, yaitu
₋ Flora fauna
₋ Keunikan dan kekhasan ekosistem, misalnya eksistem pantai dan
ekosistem hutan bakau
₋ Gejala alam, misalnya kawah, sumber air panas, air terjun dan danau
₋ Budi daya sumber daya alam, misalnya sawah, perkebunan, peternakan,
usaha perikanan.
b. Daya tarik wisata sosial budaya dapat dimanfaatkan dan dikembangkan sebagai
objek dan daya tarik wisata, meliputi museum, peninggalan sejarah, upacara
adat, seni pertunjukan dan kerajinan.
c. Ketiga, daya tarik wisata minat khusus merupakan jenis wisata yang baru
dikembangkan di Indonesia. Wisata ini lebih diutamakan pada wisatawan yang
mempunyai motivasi khusus. Dengan demikian, para wisatawan harus memiliki
keahlian, contohnya: berburu mendaki gunung, arung jeram, tujuan pengobatan,
agrowisata, dan sebagainya

Perencanaan dan pengelolaan Atraksi Wisata sebagai daya tarik wisata dipengraruhi
oleh beberapa faktor agar perencanaa pengembangan daya tarik wisata mampu menarik
minat wisatawan untuk berkunjung. Berikut ini faktor penentu dalam pengelolaan
atraksi wisata sebagai daya tarik adalah sebagai berikut:

a. What to see yaitu di tempat tersebut harus ada objek dan atraksi wisata yang
berbeda dengan yang dimiliki daerah lain. Dengan kata lain daerah tersebut
harus memiliki daya tarik khusus dan atraksi budaya yang dapat dijadikan
“entertainment” bagi wisatawan. What to see meliputi atraksi apa yang
dipersembahkan seperti kegiatan kesenian, pementasan tari tradisional khas
daerah, warisan sejarah, dan sebagainya sehingga meninggalan sebuah kesan
kepada wisatawan.
b. What to do yaitu di tempat tersebut selain banyak yang dapat dilihat dan
disaksikanharus disediakan fasilitas rekreasi yang dapat membuat wisatawan
betah tinggal lama ditempat itu.
c. What to buy yaitu tempat tujuan wisata harus tersedia fasilitas untuk berbelanja
terutama barang souvenir dan kerajinan rakyat sebagai oleh-oleh untuk di bawa
pulang ke tempat asal
d. What to arrived yaitu di dalamnya termasuk aksesbilitas, bagaimana kita
mengunjungi daya tarik wisata tersebut, kendaraan apa yang akan digunakan
dan berapa lama tiba ketempat tujuan wisata tersebut
e. What to stay yaitu bagaimana wisatawan akan tingggal untuk sementara selama
dia berlibur. Diperlukan penginapan-penginapan baik hotel berbintang atau
hotel non berbintang dan sebagainya
2.4 Merancang Paket Atraksi Wisata
Perencanaan yang baik bukanlah sekadar khayalan tanpa dasar. Perencanaan
merupakan pemikiran terhadap kegiatan di masa mendatang yang didasarkan
padapertimbangan-pertimbangan rasional dan data-data yang akurat. Untuk itu dalam
melakukanperencanaan paket wisata perlu dipahami tahapan-tahapan seperti tampak
pada bagan berikut ini:
Dari bagan di atas dapat dijelaskan hal-hal, sebagai berikut:

1. Pencarian Gagasan
Sumber utama gagasan-gagasan produk paket wisata adalah pasar. Gagasan
pasar merupakan kebutuhan dan keinginan para wisatawan yang belum
terpenuhi. Dengan mengidentifikasikan kebutuhan wisatawan yang dimaksud
dapat mengarahkan produk untukmemenuhi keinginannya.
2. Merumuskan Tujuan Wisata
Pengetahuan yang di dapat dari hasil identifikasi kebutuhan konsumen
dipakaisebagai dasar untuk merumuskan tujuan wisata. Rumusan tujuan ini
pada dasarnya adalah hipotesis akan tujuan yang hendak dicapai, sedangkan
tujuannya tidak lain adalah rumusan wisata yang akan diselenggarakan.Tujuan
yang dirumuskan itu harus dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yangsudah
umum dikenal dengan rumusan 5W2H, yaitu:apa (What), wisata apa yang
akandisusun; mengapa (Why), mengapa wisata itu disusun; siapa (Who), siapa
saja yang akan terlibat dalam wisata tersebut; dimana (Where), dimana wisata
itu diselenggarakan; kapan (When), kapan wisata tersebut diselenggarakan;
bagaimana (How), bagaimana wisata itudiselenggarakan; dan berapa banyak
(How Much), berapa besar biaya yang dikeluarkan oleh wisatawan.
3. Observasi dan Pengumpulan Data
Observasi pada dasarnya adalah pengejahwantahan tujuan yang telah
dirumuskan dan menghubung-hubungkan antara hipotesis dengan kenyataan
di lapangan. Hal-hal yang diobservasi adalah seluruh masalah yang
dipertanyakan dalam rumusan tujuan wisata. Komponen-komponen pokok
paket wisata yang wajib mendapat perhatian pada saat melakukan
observasi dan pengumpulan data adalah tour leader (pengatur
wisata),transportasi, akomodasi, restoran, obyek dan atraksi wisata dan toko
cinderamata. Observasi dan pengumpulan data difokuskan pada fasilitas
akomodasi adalah kelashotel, jumlah dan macam-macam kelas kamar yang
tersedia, fasilitas-fasilitas hotel dan didalam kamar, lokasi beserta
aksesbilitasnya, pelayanan, kebersihan, makanan, sistempembayarannya dan
harga sewa kamar. Sarana Transportasi meliputi tahun pembuatan,jumlah
armada yang dimiliki, kapasitas tempat duduk, fasilitas yang tersedia di
dalam bis,pelayanan perusahaan dan kru bis, kebersihan, pengetahuan dan
pengalaman pengemuditerhadap medan di mana wisata diselenggarakan, harga
dan jenis bis (bis reguler atau bispariwisata) dan sistem
pembayarannya.Pengumpulan data pada saat observasi restoran difokuskan
pada menu, hargamakanan, kapasitas tempat duduk, fasilitas restoran,
kebersihan, pelayanan, sistempembayaran dan lokasi. Pada obyek dan atraksi
wisata perlu diperhatikan tentang nama dan tempat, durasi yang diperlukan
wisatawan untuk menikmati obyek dan atraksi wisata, cirikhas yang menarik
dari obyek dan atraksi wisata tersebut, fasilitas di dalamnya,
kebersihan,pelayanan, harga tiket masuk dan daya tampungnya. Untuk toko
cinderamata yang perludicermati adalah memiliki barang atau makanan yang
khas daerahnya, harga, fasilitaspembayaran,pelayanan, kebersihan dan lokasi.
4. Analisis Data
Data yang telah diperoleh dalam kegiatan observasi diolah dan
dianalisis. Analisis data dimaksudkan untuk:menentukan strategi pencapaian
tujuan; mengidentifkasi kendalayang mungkin timbul dalam proses pencapaian
tujuan; dan mencari alternatif-alternatif yang mungkin dapat ditempuh.
5. Desain Produk Pendahuluan
Desain produk pendahuluan biasanya dicurahkan untuk mengembangkan
beberapaalternatif desain untuk memenuhi ciri konseptual produk terpilih,
seperti halnya model ataujenis paket wisata, unsur pokok dan penunjang
kelengkapan suatu paket perjalanan, faktorkeamanan dan sebagainya. Hasil ini
diharapkan menjadi produk yang dapat bersaing dandapat direalisasikan menjadi
produk unggulan.
6. Pengujian / Operasional
Pengujian atas alternatif di atas ditujukan pada pengujian pemasaran dan
kemampuandalam pelaksanaan di lapangan, melalui uji pasar dengan
dilemparkan ke sekelompokwisatawan untuk dicoba, untuk mengetahui
pendapat mereka. Maksud pengujian ini adalah untuk mendapatkan data tentang
pendapat wisatawan terhadap produk tersebut.
7. Evaluasi
Setelah melakukan pengujian atau operasional dari paket wisata yang
dicobakan pada wisatawan, maka akan memperoleh data tentang tanggapan-
tanggapan atas paket wisata yang dicobanya. Tanggapan-tanggapan yang masuk
itu dianalisis dan dievaluasi kembali agarmengetahui akan kekurangan atau
kelebihan atas produk paket wisata yang diujikan.
8. Desain Terakhir
Hasil dari evaluasi paket wisata yang telah diujikan atau
dioperasionalkan akandipakai sebagai rujukan untuk memperbaiki kekurangan
atau kelemahan paket wisata tersebut dengan melakukan modifikasi-modifikasi.
Selanjutnya hasil dari modifikasi tersebut dijadikandesain akhir untuk segera
dipasarkan sesuai dengan pasar-pasar yang dituju. Dalam tahap inipula penetapan
standar dan prosedur pelayanan ditentukan.
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Pariwisata merupakan industri perdagangan jasa yang memiliki mekanisme
pengaturan yang kompleks karena mencakup pengaturan pergerakan wisatawan dari
negara asalnya, di daerah tujuan wisata hingga kembali ke negara asalnya yang
melibatkan berbagai hal seperti; transportasi, penginapan, restoran, pemandu wisata,
dan lain-lain. Pelayanan yang baik terhadap wisatawan akan meningkatkan jumlah
kunjungan di masa yang akan datang. Dengan perkembangan pariwisata yang
semangkin baik, akan memberi dampak bagi sektor ekonomi, sosial dan budaya.
Pengembangan Atraksi Wisata di Daya tarik wisata memerlukan adanya fasilitas
pelayanan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan selama melakukan kunjungannya.
Wisatawan adalah orang yang melakukan perjalanan untuk sementara waktu ke tempat-
tempat atau daerah yang sama sekali asing baginya. Karena jauh dari tempat
tinggalnya, maka wisatawan membutuhkan pelayanan sesuai keinginannya, yaitu
semenjak ia berangkat sampai ditempat tujuan, hingga ia kembali kerumahnya.potensi
pariwisata merupakan sesuatu yang dimiliki oleh suatu yang menjadi daya tarik bagi
parawisatawan dan dimiliki oleh setiap tempat wisata.
3.2. Saran
Atraksi Wisata memang membawa manfaat yang besar bagi daya tarik wisata untuk
meningkatkan kunjungan wisatawan. Meskipun begitu, diharapkan dalam pengelolaaan
dan pengembangan atraksi wisata di suatu Daya Tarik Wisata tetap dengan
memperhatikan kondisi, situasi dan lingkungan daerah daya tarik wisata. Sehingga
pengadaan atraksi wisata ini tidak merusak lingkungan, tidak ada terjadinya
penyimpangan-penyimpangan dan tentunya bisa diterima oleh mayarakat setempat agar
terciptanya suasana aman, dan nyaman bagi para wisatawan.
DAFTAR PUSTAKA

Pendit, Nyoman S. (2003). Ilmu Pariwisata (Sebuah Pengantar Perdana). Jakarta: PT


Penebar Swadaya.
Rifaul, K. N., Adi Putra, I.W.J., dan Sudarmiatin. 2016. Faktor-Faktor Penentu Daya
Tarik Wisata Budaya Dan Pengaruhnya Terhadap Kepuasan Wisatawan. Jurnal
Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan, (online), Vol 1, No 3.
(http://journal.um.ac.id/index.php/jptpp/article/download/6184/2624, Diakses
Pada 24 Oktober 2020)
Suwena, I Ketut,. Widyatmaja, I Gst Ngr. 2010. Pengetahuan dasar Ilmu Pariwisata.
Cetakan pertama. Udayana University Press.
Theeducationarchive.com.2017. Jenis Atraksi Turisme. (online)
(http://theeducationarchive.blogspot.com/2017/04/jenis-atraksi-turisme.html,
Diakses Pada 24 Oktber 2020)
Witt, Stephen. F & Mountinho, Luiz. 1994. Tourism Maketing and Management. Second
Edition. Prentice Hal International

I.BG. Pujaastawa, I Nyoman Ariana. 2015. Pedoman Identifikasi Potensi Daya Tarik Wisata.
(https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/841b7cc9cce0e060440607f8ad822f7
2.pdf), 24 Oktober 2020.
Fiatiano, Edwin. Perencanaan Paket Wisata atau Tour. (online).
(http://journal.unair.ac.id/filerPDF/10-edwin_PERENCANAAN_PAKET_WISATA.pdf)
Di akses pada 24 Oktober 2020.

Anda mungkin juga menyukai