Anda di halaman 1dari 26

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Revisit intention


2.1.1. Definisi Revisit Intention
Dalam konteks pemasaran jasa, minat membeli kembali disebut dengan
purchase intention yaitu keinginan yang kuat untuk membeli kembali. Menurut
Kotler dan Amstrong (2008), purchase intention adalah perilaku konsumen yang
terjadi ketika konsumen yang dirangsang oleh faktor eksternal dan datang untuk
membeli berdasarkan karakteristik pribadi dalam proses pengambilan keputusan.
Minat diartikan sebagai keinginan atau kesukaan. Minat adalah sesuatu
yang pribadi dan berhubungan erat dengan sikap. Minat dan sikap merupakan
dasar bagi prasangka, dan minat juga penting dalam mengambil keputusan.
(Kotler dan Keller, 2013).
Dalam industri pemasaran pariwisata, dapat dikaitkan dengan Revisit
intention yang merupakan niat berkunjung ulang. Revisit intention dilihat dari dari
perspektif proses konsumsi, perilaku pengunjung dibagi menjadi tiga tahap, yaitu :
pra-kunjungan, selama kunjungan, dan pasca kunjungan (William dan Buswell,
2003). Sedangkan menurut Chung-Hslen Lin (2012), Revisit intention merupakan
kemungkinan wisatawan untuk mengulangi aktifitas atau berkunjung ulang ke
suatu destinasi wisata.
Hal tersebut juga di kemukakan oleh Chen dan Tsai (2007), yang
mengatakan bahwa perilaku turis termasuk pilihan berkunjung, evaluasi
berikutnya, dan niat masa depan perilaku pengunjung. Evaluasi berikutnya adalah
pengalaman perjalanan atau nilai dan kepuasan yang di terima pengunjung secara
keseluruhan, sedangkan niat perilaku masa depanmengacu pada judgement
pengunjung tentang bersesuaian untuk kembali ke tujuan yang sama dan kesediaan
untuk merekomendasikan hal ini kepada orang lain.

13
Som (2012), mengemukakan revisit intention adalah evaluasi yang
dilakukan mengenai pengalaman perjalanan atau nilai yang dirasakan dan
kepuasan pengunjung secara keleseluruhan mempengaruhi perilaku masa depan
dalam pertimbangan keinginan untuk kembali ke tujuan yang sama dan
kesediannya untuk merekomendasikan hal ini kepada oranglain.
Jurnal “Effects of Travel Motivation, Past Experience, Perceived
Constraint, and Attitude on Revisit Intention” olehSongshan Huang dan Cathy
H.C. Hsu (2009), mengemukakan terdapat empat hal yang dapat menimbulkan
niat berkunjung ulang, yaitu:
1. Travel Motivation
Menyelidiki dampak dari berbagai faktor motivasi pada sikap
wisatawan selama berkunjung ulang suatu destinasi dan dalam niat
ingin berkunjung ulang.
2. Past Experience
Untuk menguji pengaruh pengalaman wisata masa lalu pada sikap
wisatawanselama berkunjung ulang suatu destinasi dan dalam niat
ingin berkunjungulang.
3. Perceived Contstrait
Untuk menyelidiki pengaruh atau kendala yang dirasakan pada
niatwisatawanuntuk berkunjung ulang.
4. Attitude
Untuk mengukur sejauh mana sikap wisatawan dalam memediasi
dampak darifaktor-faktor tertentu pada niat untuk berkunjung ulang.
Berdasarkan beberapa teori tersebut, peneliti dapat menyimpulkan
bahwa yang dimaksud dengan revisit intention adalah evaluasi yang dilakukan
oleh wisatawan mengenai pengalaman atau nilai yang dirasakan dan kepuasan
secara keseluruhan untuk berkunjung kembali kesuatu destinasi dimasa
mendatang.

14
2.1.2 Pentingnya Revisit Intention
Dalam industri pariwisata saat ini, mengeksplorasi niat mengunjungi
kembali wisatawan dalam melibatkan beragam jenis pariwisata adalah salah
satu fokus utama (Lam dan Hsu, 2006).
Kebutuhan konsumen beragam dan berubah dengan pandangan yang
berbeda secara konstan. Untuk pemilik pariwisata, bagaimana memahami
sepenuhnya perilaku pembelian wisatawan dan memprediksi minat pembelian
mereka di masa depan adalah salah satu tugas penting utama. Selain itu,
dibandingkan dengan pengunjung yang datang pertama kali, kunjungan ulang
cenderung menghabiskan lebih banyak uang dan tinggal lebih lama . (Lehto,
et al., 2004)
2.1.3 Faktor – faktor yang mempengaruhi Revisit Intention
Faktor-faktor yang mempengaruhi revisit intention adalah Promosi,
Harga, Citra Wisata, dan Bukti Fisik. Hal tersebut dikemukakan oleh
Makalew (2019) yang melakukan penelitian faktor-faktor revisit intention
pada obyek wisata bitung.
Faktor lain diantaranya consumer experience dan kepuasan
pengunjung karena mereka menunjukkan dampak kualitas produk atau
layanan pada kemampuan penyedia layanan untuk memuaskan kebutuhan dan
keinginan wisatawan. Konsumen sering berinteraksi dengan lingkungan
layanan selama mereka mengingat pengalaman, karena itu memahami emosi
mereka, termasuk respons afektif dan kognitif (Wirtz et al. 2000; Zins 2002).
Menurut Kotler (2008), faktor yang mempengaruhi niat individu
adalah dari sikap (attitudes) mereka dan kepuasan konsumen (consumer
satisfaction), sehingga seorang individu akan memutuskan untuk berkunjung
kembali dan memiliki niat untuk bertransaski (behavioural intention) .
Minat mengunjungi kembali merupakan bentukperilaku (behavioral
intention) atau keinginan pelanggan untuk datang kembali,memberi word of

15
mouth yang positif serta persepsi pengunjung terhadap kualitasjasa yang baik
sehingga dapat menimbulkan kedekatan perilaku (Zeithaml et al, 2008).

2.1.4 Pengukuran Revisit Intention


Songshan (Sam) Huang dan Cathy H.C. Hsu (2009), mengemukakan terdapat
empat dampak yang dapat menimbulkan niat berkunjung ulang, yaitu:
1. Travel Motivation
Menyelidiki dampak dari berbagai faktor motivasi pada sikap
wisatawan selama berkunjung ulang suatu destinasi dan dalam niat
ingin berkunjung ulang.
2. Past Experience
Untuk menguji pengaruh pengalaman wisata masa lalu pada sikap
wisatawan selama berkunjung ulang suatu destinasi dan dalam niat
ingin berkunjung ulang.
3. Perceived Contstrait
Untuk menyelidiki pengaruh atau kendala yang dirasakan pada
niat wisatawan untuk berkunjung ulang.
4. Attitude
Untuk mengukur sejauh mana sikap wisatawan dalam memediasi
dampak dari faktor-faktor tertentu pada niat untuk berkunjung
ulang.
Menurut Zeithaml (1996), menyebutkan terdapat dua dimensi pada
revisit intention, yaitu:
1) Keinginan untuk merekomendasikan kepada orang lain
2) Keinginan untuk kembali berkunjung
Menurut Reisinger (2009), ada dua jenis variabel yang
dapatmempengaruhi keputusan berkunjung wisatawan, yaitu:
1) perilaku orang lain dan situasi yang tak terduga
2) Perilaku orang lain (attitudes of other)

16
3) Situasi yang tak terduga (unanticipated situational)
Som(2012), mengemukakan dua dimensi revisit intention atau niat
untuk berkunjung kembali ke suatu destinasi wisata, yaitu:
1) The willingness to revisit
Dimensi ini mengukur keinginan wisatawan untuk mengunjungi kembali
destinasi wisata yang sama di masa yang akan datang.
2) Recommend It to others
Dimensi ini mengukur keinginan wisatawan untuk merekomendasikan
dan memberikan word of mouth yang positif terhadap destinasi yang
telah dikunjungi sebelumnya kepada teman atau kerabat.
Berdasarkan uraian tersebut dapat dilihat bahwa dimensi dari revisit
intention dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah the
willingness to revisi the same destination in the future (keinginan untuk
berkunjung kembali di masa yang akan datang) dan recommend it to others
(merekomendasikan kepada orang lain). Indikator dari Som (2012) dirasa
mampu mengukur revisit intention secara tepat. Selain itu dimensi tersebut
sesuai dengan kondisi objek penelitian yang diteliti penulis saat ini.

2.2. Atribut Destinasi Wisata


2.2.1. Definisi Atribut Destinasi Wisata
Atribut adalah karakteristik atau kualitas yang mencirikan sesuatu,yang
dalam hal ini merupakan identitas dari sesuatu. Kotler (2008), menyatakan
bahwa atribut produk adalah pengembangan suatu produk atau jasa yang
melibatkan penentuan manfaat yang akan dirasakan oleh konsumen. Artinya
suatu produk atau jasa bukan dilihat dari fungsinya saja, namun juga dari
atribut itu sendiri. Suatu destinasi pariwisata meliputi atribut yang sangat multi
dimensi, dimana destinasi tersebut merupakan pengemasan dari fasilitas dan
layanan. Atribut destinasi digunakan untuk menarik wisatawan untuk dapat

17
berkunjung kesuatu destinasi. Atribut destinasi dalam istilah lain digunakan
oleh Crouch dan Ritche (1999) sebagai sumber daya dan penarik utama.
Enright dan Newton (2004) menekankan bahwa sumber daya dan penarik
utama tersebut merupakan elemen utama dari penampilan suatu destinasi.
Atribut destinasi dengan kata lain merupakan faktor penarik bagi wisatawan ke
destinasi.Semakin kuat factor penarik yang ada, maka semakin tinggi
keinginan wisatawan untuk berkunjung.
Atribut destinasi merupakan pilihan bagi wisatawan, hal ini berarti jika
wisatawan ingin berkunjung, mereka akan memilih destinasi mana yang sesuai
untuk kebutuhan mereka. Oleh karena itu sebagai pilihan tentu destinasi akan
berfokus kepada pasar mana yang dituju dalam mengembangkan destinasi
sesuai dengan atribut destinasi yang diinginkan. Untuk itu, sangatlah penting
untuk menjangkau pasar tersebut.
Alasan utama destination attractiveness adalah salah satu faktor kunci
untuk menarik wisatawan atas apa yang mereka inginkan dan butuhkan.
Kedua, penting untuk menciptakan perspektif pencapaian wisata alam antara
masyarakat setempat dan pemerintah. Ketiga, juga untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat atas usaha mereka yang melindungi dan melestarikan
lingkungan sebagai nilai ekonomi melalui wisata pedesaan (Yacob, Johannes,
dan Qomariyah 2019).
Selain para ahli di atas, juga terdapat ahli yang menggunakan atribut
dalam menilai suatu destinasi ataupun produk pariwisata dengan menggunakan
inisial “A”. Diantaranya Chahal& Devi (2015) dengan 5A (attraction,
accommodation, accessibility, awareness dan ancillaries services), Buhalis
(2000) menyebutkan atribut destinasi wisata dengan6A (attractions, amenities,
accessibility, activities, available packages, dan ancillary services).
Pada studi ini atribut destinasi wisata yang digunakan peneliti adalah
konsep 6 A yang mengacu pada Buhalis (2000) diantaranya adalah attractions,

18
amenities, accessibility, activities, available packages, dan ancillary services
yang menjadi atribut destinasi wisata.

2.2.1. Konsep Atribut Destinasi Wisata


a. Atraksi (Attraction)
Menurut menurut Asosiasi Internasional Taman Hiburan dan Atraksi
atau International Association of Amusement Parks and Attractions (IAAPA),
Industri atraksi didominasi oleh Disneyland dan Walt Disney World, yang telah
menjadi dua salah satu atraksi paling sukses yang pernah dikembangkan.
Namun, sementara taman hiburan adalah wisata utama atraksi, ada lebih dari
10.000 atraksi wisata alam, bersejarah, budaya, dan hiburan yang menarik bagi
para pelancong di Amerika Serikat (www.iaapa.org).
Atraksi termasuk tidak hanya taman hiburan tetapi juga taman binatang,
taman air, museum, kereta api indah, bersejarah desa, rumah besar yang
diawetkan, pelayaran berpemandangan indah, keajaiban alam, restoran, festival
musik, pameran industri, gua, teater, pertanian bersejarah, pemandangan indah,
kompleks resor, situs bersejarah, kebun raya, arboretum, perkebunan, hall of
fame, pertunjukan air, kebun binatang, kompleks olahraga, pusat budaya, taman
negara, taman nasional, taman county, teater luar ruangan, pemesanan
penduduk asli Amerika, dan pameran transportasi (Goeldner & Ritchie, 2011).
Attraction atau atraksi adalah produkutama sebuah destinasi.Atraksi
atau daya tarik wisata berkaitan dengan what to see dan what to do. Apa yang
bisa dilihat dan dilakukan oleh wisatawan di destinasitersebut. Atraksi bisa
berupa keindahan dankeunikan alam, budaya masyarakat setempat,peninggalan
bangunan bersejarah, serta atraksibuatan seperti sarana permainan dan
hiburan.Seharusnya sebuah atraksi harus mempunyai nilaidiferensiasi yang
tinggi. Unik dan berbeda dari daerah atau wilayah lain. Oka A Yoeti (2010),
berpendapat Tourist Attractions pada suatu daerah tujuan wisata pada dasarnya
ada tiga hal yang selalu menjadi pertanyaan wisatawan kalau berkunjung, yaitu:

19
1. Something to see
Artinya pada setiap daerah tujuan wisata hendaknya selalu ada yang menarik
untuk dilihat atau disaksikan, aneh, unik, dan langka yang menjadi daya
tarik, mengapa wisatawan perlu datang ke daerah tujuan wisata tersebut.
2. Something to do
Artinya pada suatu daerah tujuan wisata itu, hendaknya selain banyak yang
dapat dilihat atau disaksikan, juga banyak rekreasi yang dapat dilakukan,
sehingga tidak monoton.
3. Something to buy
Artinya hal ini penting sekali dalam bisnis pariwisata.Wisatawan itu tidak
dapat dipisahkan dari oleh-oleh, sebagai kenang-kenangan telah datang
berkunjung ke daerah tujuan wisata tersebut.Karena itu,cendera mata khas
daerah sudah harus disediakan, walau bentuk apapun.
Berhasilnya suatu tempat menjadi daerah objek dan daya tarik wisata
sangat tergantung pada tiga A, yaitu atraksi, aksesbilitas, dan amenitas.
(Janiaton dan Weber 2006).
1. Atraksi dapat dibedakan menjadi tiga yakni:
a. Atraksi alam meliputi pemandangan alam, pantai, gunung, sungai
dan lain-lain
b. Atraksi budaya meliputi peninggalan–peninggalan bersejarah
seperti candi, adat istiadat.
c. Adapun atraksi buatan manusia seperti, kebun raya bogor, taman
safari, festival, pameran, taman impian jaya ancol dan lain-lain.
2. Aksesbilitas, mencakup keseluruhan infrastruktur transportasi yang
menghubungkan wisatawan dari tempat tinggalnya menuju tempat
wisata dan selama wisatawan berada di daerah tujuan wisata.
3. Amenitas,yaitu tersedianya fasilitas–fasilitas seperti tempat penginapan,
restoran, tempat hiburan dan lain-lain.

20
b. Aksesibilitas (Accessibility)
Aksesibilitas (Accessibility) adalah sarana dan infrastruktur untuk
menuju destinasi. Ibnu Sina (2006), menyatakan bahwa aksesibilitas
merupakan salah satu aspek penting yang mendukung pengembangan
pariwisata. Akses jalan raya, ketersediaan sarana transportasidan rambu-
rambu penunjuk jalan merupakanaspek penting bagi sebuah destinasi. Banyak
sekali wilayah di Indonesia yang mempunyaikeindahan alam dan budaya yang
layak untukdijual kepada wisatawan, tetapi tidak mempunyaiaksesibilitas
yang baik, sehingga ketika diperkenalkan dan dijual, tak banyak
wisatawanyang tertarik untuk mengunjunginya. Perlu jugadiperhatikan bahwa
akses jalan yang baik sajatidak cukup tanpa diiringi dengan
ketersediaansarana transportasi. Bagi individual tourist, transportasi umum
sangat penting karenakebanyakan mereka mengatur perjalanannyasendiri
tanpa bantuan travel agent, sehinggasangat bergantung kepada sarana dan
fasilitaspublik.
Pembangunan sarana dan prasaran Geopark memerlukan koordinasi
yang baik antar instansi terkait diberbagai tingkat. Koordinasi yang baik mulai
dari tahap perencanaan hingga tingkat pelaksanaan, merupakan modal utama
suksesnya pembangunan Geopark. Dalam pembangunan sarana dan prasarana
dasar Geopark, pemerintah harus lebih dominan karena manfaatnya dirasakan
langsung oleh pemerintah daerah dan dapat meningkatkan arus Informasi, lalu
lintas, ekonomi, mobilitasi manusia antar daerah dan sebagaiya.
Pembangunan prasarana dasar seperti; jalan, jembatan, listrik,
telekomunikasi, air bersih merupakan keharusan bagi berkembangnya
Geopark. Jalan dan jembatan yang baik memungkinkan wisatawan dengan
mudah untuk dapat mencapai lokasi Geopark.
c. Amenitas (Amenity)
Dalam jurnal yang ditulis oleh Ida Bagus Kade Wanda (2018),
amenitas merupakan fasilitas dasar seperti jalan raya, transportasi, akomodasi

21
dan pusat informasi pariwisata yang berfungsi agar wisatawan yang
berkunjung merasakan kenyamanan. Lebih luas lagi menurut Sugiama (2011),
amenitas adalah segala fasilitas pendukung yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan wisatawan saat melakukan kegiatan wisata disuatu destinasi wisata
kebutuhan tersebut antara lain sarana akomodasi, penyediamakanan dan
minuman, tempat hiburan dan tempat perbelanjaan.
Salah satu tujuan strategis dari sebuah Geopark adalah untuk
merangsang aktivitas ekonomi dan pembangunan yang berkelanjutan.
Pembangunan Geopark akan merangsang kreasi, inovatif wirausaha local,
usaha kecil, industri, akomodasi lapangan kerja baru.
Didalam pengembangan ekonomi masyarakat adanya homestay.
Homestay adalah sistem akomodasi yang sering dipakai dalam
geopark/geowisata. Homestay bisa mencakup berbagai jenis akomodasi dari
penginapan sederhana yang dikelola secara langsung oleh keluarga sampai
dengan penginapan di rumah tempat setempat. Homestay bukan hanya sebuah
pilihan akomodasi yang tidak memerlukan modal yang tinggi karena dengan
sistem homestay pemilik rumah dapat merasakan secara langsung manfaat
ekonomi dari pengunjung dan manfaaat bagi masyarakat lebih terjamin.
Sistem homestay mempunyai nilai tinggi sebagai produk
geopark/geowisata di mana seorang wisatawan mendapatkan kesempatan
untuk belajar mengenai alam, budaya masyarakat dan kehidupan sehari-hari di
lokasi tersebut. Pihak wisatawan dan tuan rumah bisa saling mengenal dan
belajar satu sama lain, dan dengan itu dapat menumbuhkan toleransi dan
pemahaman yang lebih baik.
d. Paket yang tersedia(Available Packages)
Salah satu peran agen perjalanan (elemen perantara) adalah mengemas
dan memasarkan produk wisata mereka kepada wisatawan. Paket yang
tersedia mengacu pada paket wisata yang diatur oleh perantara seperti agen
perjalanan.

22
Goeldner & ritchi (2011) dalam bukunya berjudul Tourism, Principle,
Philosophies mengatakan Asosiasi Riset Perjalanan dan Pariwisata (TTRA)
adalah organisasi perjalanan internasional profesional riset dan pemasaran
yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas, nilai, cakupan, dan penerimaan
penelitian perjalanan dan informasi pemasaran. Asosiasi ini adalah penelitian
perjalanan terbesar di dunia organisasi, dan anggotanya mewakili semua
aspek industri perjalanan, termasuk penerbangan, hotel, atraksi, perusahaan
transportasi, media, biro iklan, pemerintah, biro perjalanan, perusahaan
konsultan, universitas, mahasiswa, dan sebagainya. Agen perjalanan berkisar
dari bisnis yang sangat kecil hingga yang sangat besar. Ada dua agen
perjalanan online dan agen bata-dan-mortir tradisional.
Agensi berfungsi sebagai broker (menyatukan pembeli dan penjual)
untuk pemasok lain, seperti sebagai hotel, penyewaan mobil, operator darat,
dan perusahaan wisata. Agen perjalanan dengan demikian ahli,
berpengetahuan luas dalam jadwal, rute, penginapan, mata uang, harga,
peraturan, tujuan, dan semua aspek lain dari peluang perjalanan dan
perjalanan. Singkatnya, agen perjalanan adalah spesialis dan konselor yang
menyelamatkan klien baik waktu dan uang.
e.Aktifitas(Activities)
Aktivitas mengacu pada serangkaian kegiatan yang bisa dilakukan
disuatu tempat wisata. Kegiatan adalah semua aktivitas tersedia di tempat
tujuan dan apa yang konsumen akan lakukan selama kunjungan mereka
(Buhalis, 2000).
Salah satu fungsi terpenting dari organisasi promosi pariwisata adalah
memastikan apa kegiatan yang akan dinikmati pengunjung saat berada di
tempat tujuan. Ketika data substansial diakumulasikan, data temuan harus
dilaporkan kepada mereka yang mengakomodasi dan menghibur. Dengan
demikian, mereka dibimbing untuk masuk metode dan program yang lebih
sukses.

23
Menurut Travel Weekly, European Travel Commission, and Tourism
Industries, U.S.Department of Commerce mengemukan Terdapat beberapa
hal favorit wisatawan diantaranya:
- Bersantap di restaurant
- Belanja
- Mengunjungi situs berbelanja
- Mengunjungi kota kecil
- Tamasya ke pedesaan
- Mengunjungi galeri
- Mengunjungi museum seni
- Olahraga
- Mengunjungi taman hiburan
- Berkemah
- Berburu
- Memancing.
f. Ancilary Service (layanan tambahan)
Menurut Sugiama dalam penelitian Ilham Setyanto (2011),
menerangkan bahwa ancillary/fasilitas pendukung mencakupkeberadaan dari
berbagai organisasi yangmemfasilitasi dan mendorong pengembangan
sertapemasaran dari suatu destinasi wisata seperti dinas pariwisata. Layanan
tambahan mengacu pada fasilitas, seperti bank, komunikasi, kantor pos,
rumah sakit, manajemen tujuan organisasi, dan biro pariwisata. Pendapat ini
diperkuat oleh Cooper dkk (2013) yang menjelaskan bahwa ancillary service
merupakan organisasi kepariwisataan yang dibutuhkan untuk pelayanan
wisatawan, misalnya tersedianya jasapemandu. Selain memberikan informasi,
pemandu juga harus dapatmeningkatkan kesadaran wisatawan
untukmenghormati alam dan budaya setempat.

24
2.3.Kepuasan Pengunjung (Tourist satisfaction)
2.3.1. Definisi Kepuasan Pengunjung
Kepuasan wisatawan merupakan suatu bukti bahwa wisatawan merasa
nyaman dengan pelayanan produk maupun jasa yang diberikan oleh
perusahaan saat mengunjungi destinasi tertentu atau saat melakukan
perjalanan wisata. Hal ini juga sebagai bentuk bahwa harapan wisatawan
telah terpenuhi sehingga wisatawan merasa puas dan akan kembali ke
destinasi tersebut, serta memberikan publisitas word of mouth yang bersifat
positif kepada orang lain,dan perilaku revisit intention.
Menurut Lovelock (2011), kepuasan adalah penilaian sikap yang
mengikuti pengalaman konsumsi. Pelanggan akan merasa cukup puas dengan
kinerja selama kinerja tersebut dianggap masuk ke dalam zona toleransi yang
berada diatas tingkat pelayanan yang memadai.
Definisi kepuasan berikutnya disampaikan oleh Schiffman dan Kamuk
(2012),yaitu sebagai berikut “customer satisfactionis theindividual’s
perception of the performance of the product or service in relation to hisor
her expectations”. Maksud dari definisi tersebut yaitu kepuasan konsumen
adalah persepsi dari individu mengenai kinerja suatu produk atau jasa yang
berkaitan dengan harapan mereka.
Sedangkan menurut Menururt Kotler dan Keller (2000), kepuasan
adalah bentuk perasaan senang atau kecewa seseorang yang merupakan
hasil perbandingan antara performa produk yang diterima dengan apa
yang diharapkan. Jika kinerja gagal memenuhi ekspektasi, pelanggan akan
tidak puas. Jika kinerja sesuai dengan ekspektasi, pelanggan akan puas. Jika
kinerja melebihi ekspektasi, pelanggan akan sangat puas atau senang. Penilaian
pelanggan atas kinerja produk tergantung pada banyak faktor, terutama jenis
hubungan loyalitas yang menyenangkan tentangsebuah produk dengan
merek yang telah mereka anggap positif.

25
Studi sebelumnya telah menggunakan pendekatan kognitif untuk
memahami konsep kepuasan wisatawan (tourist satisfaction) (Beerli dan
Martin, 2004). Dalam lingkungan pariwisata yang sangat kompetitif, status
destination tourism sepenuhnya bergantung pada persepsi kualitas layanan
(Govers, Go, dan Kumar, 2007).
Selain itu, kepuasan keseluruhan wisatawan dipengaruhi oleh harga dan
nilai yang dirasakan dari produk dan layanan yang ditawarkan (Kotler,2006).
Konsekuensinya, baik harga dan kualitas digunakan secara bersamaan sehingga
menunjukkan sejauh mana nilai layanan kepada pelanggan, di mana ada trade
off antara produk atau layanan dan harga (Malhotra, 2004).
Govers, et al (2007), berpendapat bahwa pengunjung membedakan
destinasi satu dengan yang lain dengan mengevaluasi keragaman, dan kualitas
fasilitas dan aktivitas yang disediakan oleh destinasi ini. Weiermar dan Fuchs
(2003), menggunakan model multi-atribut untuk menjelaskan kepuasan
wisatawan. Mereka mengukur berbagai dimensi kualitas seperti keamanan,
keselamatan, penampilan (estetika), orientasi layanan, aksesibilitas layanan dan
variasi (kesenangan), dalam beberapa rentang kegiatan pariwisata termasuk
atraksi, belanja, makanan dan akomodasi, dan transportasi.
Data empiris oleh Chi dan Qu (2007), mendukung bahwa kepuasan
keseluruhan yang diperoleh dari liburan adalah fungsi kepuasan dengan unsur-
unsur tertentu seperti jumlah uang yang dihabiskan, makanan, akomodasi, dll.
Dalam hal ini Chen dan Tsai (2008), menyimpulkan bahwa efek utama
dari kepuasan wisatawan yang berdampak pada niat wisatawan untuk
mengunjungi kembali baik dalam jangka pendek atau jangka panjang adalah
manifestasi loyalitas ke tujuan tersebut. Mempertimbangkan peran penting
kepuasan dalam niat untuk mengunjungi kembali, penelitian ini bertujuan untuk
memahami citra yang mempengaruhi keputusan wisatawan lokal dan
internasional, apakah akan mengunjungi kembali atau tidak.

26
2.3.2. Pengukuran Kepuasan Pengunjung
Jang dan Feng (2007), mengidentifikasi lima dimensi utama kualitas
layanan yang meningkatkan kepuasan pelanggan:
1) Keandalan, yang merupakan layanan yang akurat dan tepat waktu.
2) Responsif, agendestination tourismharus bersedia membantu pengunjung
dan memberikan layanan yang cepat.
3) Jaminan, karyawan harus dapat menyampaikan kepercayaan dan
kepercayaan diri.
4) Dimensi keempat adalah empati yang melibatkan penyediaan perhatian,
perhatian individual terhadap wisatawan.
5) Dimensi kelima adalah bukti fisik, penampilan fasilitas fisik, personel,
peralatan, dan bahan komunikasi.
Menurut Dutka (2008), Penilaian kepuasan pelanggan dapat diukur
dengan menggunakan tiga atribut kepuasan pelanggan. Atribut tersebut
adalah : attributes related to product, attributes related to service, attributes
related to purchase.
1) Attributes related to product merupakan atribut-atribut yang
berkaitan dengan produk yang ditawarkan badan usaha, meliputi:
 value price relationshipyaitu hubungan antara harga yang
ditetapkan oleh badan usaha yang harus dibayar oleh
pelanggan dengan nilai yang diperoleh oleh pelanggan
dalam konsumsi produk tersebut. Apabila nilai yang
diperoleh oleh pelanggan lebih maka kepuasan akan tercapai.
 Kualitas produk yaitu penilaian terhadap mutu produk yang
dihasilkan oleh badan usaha.
 Manfaat produkyaitu manfaat yang diperoleh pelanggan
dengan mengkonsumsi produk yang dihasilkan oleh suatu

27
badan usaha yang dapat dijadikan positioninguntuk dapat
membedakan dengan badan usaha lain.
 Design produkyaitu menunjukkan proses untuk mendesain model
dan fungsi produk yang menarik dan bermanfaat.
 Keandalan produk yaitu menunjukkan keakuratan dan
keandalan produk yang dihasilkan oleh badan usaha dalam
jangka waktu tertentu.
 Pelayanan produk yang merupakan macam-macam product yang
dihasilkan oleh badan usaha.
2) Attributes related to the service yang merupakan atribut-atribut
yang berkaitan dengan layanan, meliputi:
 Jaminan yaitu jaminan yang diberikan oleh badan usaha
terhadap produk yang dihasilkannya yang dapat
dikembalikan jika kinerja produk tersebut tidak memuaskan.
 Warranty yaitu pernyataan dari kinerja suatu produk yang
diharapkan dan merupakan kewajiban bagi badan usaha
untuk menggantikan jika produk tersebut mengalami
kecacatan.
 Kiriman yang menunjukan seberapa baik produk tersebut
diterima oleh pelanggan, dalam hal ini meliputi keakuratan
dan ketepatan proses pengiriman produk atau jasa.
 Komentar keluhan yaitu penanganan terhadap keluhan
diajukan oleh pelanggan terhadap badan usaha.
 Solusi permasalahan yaitu kemampuan badan usaha
untuk memecahkan masalah yang dihadaapi oleh pelanggan.
3) Attributes related to purchase yang merupakan atribut-atribut
yang berkaitan dengan pembelian, meliputi

28
 Komunikasi yaitu proses penyampaian pesan yang
dilakukan oleh karyawan suatu badan usaha terhadap
pelanggannya.
 Perilakuyaitu kesopanan, perhatian dan keramah tamahan
yang dilakukan oleh karyawan badan usaha dalam
melayani pelanggannya.
 Company reputation yaitu reputasi yang dimiliki oleh badan
usaha yang akan mempengaruhi pendangan pelanggan dalam
membeli produk atau jasa suatu badan usaha.
 Company competence yaitu kemampuan badan usaha untuk
mewujudkan permintaan yang diajukan oleh pelanggan.
 Ease or convenience of acquisition yaitu kemudahan yang
diberikan kepada pelanggan terhadap produk yang
dihasilkan.
Menurut Irawan (2012), faktor-faktor pendorong kepuasan konsumen
adalah sebagai berikut :
1) Kualitas produk
Pelanggan akan merasa puas kalau setelah membeli produk (barang
atau jasa) dan menggunakan produk (barang atau jasa) tersebut
memiliki kualitas yang baik serta sesuai harapan dari konsumen.
2) Harga
Untuk pelanggan yang sensitive, biasanya harga murah adalah sumber
kepuasan yang penting karena pelanggan akan mendapatkan value for
money yang tinggi.
3) Kualitas Pelayanan
Kepuasan terhadap kualitas pelayanan biasanya sulit ditiru. Kualitas
pelayanan merupakan driver yang mempunyai banyak dimensi.
4) Faktor emosional

29
Pelanggan akan merasa puas (bangga) karena adanya value yang
diberikan oleh brand dari produk tersebut.
5) Biaya dan kemudahan Pelanggan akan semakin puas apabila relatif
mudah, nyaman dan juga efisien.
2.4. Penelitian Terdahulu
Dalam mendukung penelitian ini, maka terdapat beberapa penelitian terdahulu
yang ditemukan. Berikut penelitian terdahulu terkait beberapa jurnal dan artikel
bentuk table dibawah ini:
Tabel.2.1
Penelitian Terdahulu
No. Peneliti Tujuan Penelitian Persamaan Hasil penelitian
Perbedaan
1. Mostafavi untuk Destination Lokasi wisata pada citra destinasi dan relaksasi dan rekreasi
1 Shirazi & Mat mengidentifikasi attributes, Sabah, Malaysia adalah atribut destinasi wisata paling
Som (2012) faktor yang Revisit intention penting dan motif perjalanan
mempengaruhi pengunjung berulang ke Sabah.
pengunjung berulang Responde akan mengunjungi kembali
ke Sabah, Malaysia. dan merekomendasikan Sabah sebagai
tujuan liburan mereka.
2. Žabkar, V., untuk mengeksplorasi visitor Terdapat variable Temuan riset ini berkontribusi pada
Brenčič, M. hubungan kompleks satisfaction and perceived quality pemahaman yang lebih baik tentang
M., & antara konstruksi behavioural dalam penelitian mekanisme dan faktor perilaku yang
Dmitrović, T. visitor satisfaction intentions, merupakan dasar yang layak untuk
(2010) and behavioural revisit intention. meningkatkan retensi pelanggan atau
intentions dengan kunjungan kembali pada tingkat
menggunakan struktur penyedia individu serta tujuan secara
pemodelan keseluruhan.
persamaan.
3. Ilham Setyanto Mengidentifikasi Komponen Hanya berdasarkan Hasil pеnеlitian dapat disimpulkan
2 (2011) Komponen Destinasi atribut destinasi komponen destinasi bahwa terdapat pengaruh yang
Wisata (4a) Terhadap wisata, wisata signifikan antara Kompenen Destinasi
Kepuasan Pengunjung Kepuasan menggunakan 4 A. Wisata (4A) Terhadap Kepuasan
Pantai Gemah wisatawan Pengunjung Pantai Gemah
Tulungagung Tulungagung. Selain itu berdasarkan
perhitungan, nilai mean tertinggi yaitu
indikator aksesibilitas yang artinya
memiliki pengaruh yang paling besar
dibandingkan dengan variabel lainnya.

4. Coban, Suzan untuk menentukan Tourist Focus pada Berdasarkan analisis regresi, cognitife
3 (2012) dampak dari Satisfaction destination image dan emotional, destination image
destination image (kepuasan terhadap kepuasan memiliki efek kepada kepuasan
pada kepuasan pengunjung), dan loyalitas wisatawan. Daya tarik wisata juga
dan loyalitas. Tourist pengunjung di mempengaruhi kepuasan pengunjung
attractiveness Cappadocia. dan loyalitas wisatawan.
5. Hardeep untuk menyelidiki Destination Terfokus pada salah satu faktor kunci untuk menarik
4 Chahal and pengaruh daya tarik Attributes 5 A, identifikasi wisatawan yakni apa yang mereka

30
Asha Devi wisata dan pengaruh wisata wisatawan pada inginkan dan butuhkan. Kedua, penting
(2015) citra destinasi wisata pedesaan, destination image untuk menciptakan perspektif
pada niat berkunjung yang mempengaruhi pencapaian wisata alam antara
di Indonesia pada minat mereka untuk masyarakat setempat dan pemerintah.
pariwisata pedesaan mengunjungi Ketiga, juga untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat lingkungan
mereka yang dilindungi dan
dilestarikan sebagai nilai ekonomi
melalui wisata pedesaan.
6. Onome Daniel mengidentifikasi Atribut destinasi Lebih focus pada Daya Tarik ekowisata dan resor
5 Awaritefe sumber daya dan wisata (activity) perbandingan pantai/air yang paling dihargai dan
(2016) tujuan di Nigeria wisatawan asing disukai oleh wisatawan domestic
dianggap penting dan wisatawan sedangkan turis asing lebih memilih
untuk Pariwisata dan domestic dimana wisata budaya/warisan dan pariwisata
membandingkan wisatawan asing bersejarah.
asing dengan lebih menyukai
wisatawan domestik wisata sejarah.
Nigeria dalam pilihan
produk, aktivitas, dan
motivasi perjalanan.
7. Elizabeth, A., untuk mengadopsi Attraction, Kepuasan dan Terdapat perbedaan besar dalam
6 Raymond, indeks kepuasan Kepuasan loyalitas kepuasan antara atraksi pada sektor
Alexandru, Model pariwisata wisatawan pengunjung hotel. Terdapat pula Korelasi yang kuat
Amare,W. dan kerangka wisatawan dalam diidentifikasi antara kepuasan dan
(2016) Ekspektancy- aspek atraksi pada loyalitas pengunjung.
Disconfirmation sector hotel di
honkong.
8. Harry Garetsen Analisis hubungan Amenity Fasilitas perkotaan Fasilitas dan daya tarik kota-kota
7 dan Gerarl antara fasilitas yang Belanda.Ditemukan bahwa kota-kota
Marlet perkotaan, Agasi dan memperioritaskan Belanda yang menggabungkan lokasi
(2017) harga perumahan daya tarik wisata pekerjaan yang menguntungkan dengan
pada negara Eropa sejarah dan budaya. berbagai fasilitas perkotaan memiliki
urbanisasi, Belanda harga perumahan yang jauh lebih tinggi
Yang menawarkan berbagai sejarah dan
acara budaya, serta restoran yang baik.
9. Reyner Pérez menyajikan model kepuasan Membahas tourist Ditemukan empat variabel laten atau
8 Campdesuñer yang mengungkapkan wisatawan, satisfaction dalam dimensi diidentifikasi terhadap
Gelmar García hubungan yang antara accessibility, ruang lingkup yang kepuasan wisatawan:
Vidal seperangkat variabel penginapan, lebih luas 1. Proses penginapan
(2019) independen kepuasan facilities dan 2. Proses akses
keseluruhan dengan attractions 3. Extra-Fasilitas Hotel
atribut destinasi 4. Dimensi dorongan
wisata.
10. Yacob, untuk menyelidiki Visit intention, Obyek penelitian destination attractiveness adalah salah
9. Johannes and dampak destination Rural tourism terletak di pedesaan satu faktor kunci untuk menarik
Qomariyah. attractiveness Kabupaten Kerinci, wisatawan atas apa yang mereka
(2019). dan destination image Propinsi Jambi inginkan dan butuhkan. Kedua, penting
pada niat berkunjung (Indonesia) untuk menciptakan perspektif
di pariwisata pencapaian wisata alam antara
pedesaan masyarakat setempat dan pemerintah.
Ketiga, juga untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat atas usaha
mereka yang melindungi dan
melestarikan lingkungan sebagai nilai
ekonomi melalui wisata pedesaan.

31
Sumber : data diolah dari berbagai penelitian: Ilham Setyanto (2011), Coban, Suzan (2012), Onome Daniel
Awaritefe (2016). Hardeep Chahal and Asha Devi (2015), Harry Garetsen dan Gerarl Marlet (2016),
Yacob, Johannes and Qomariyah. (2019), Reyner Pérez Campdesuñer Gelmar García Vidal (2019).

Dalam beberapa penelitian terdahulu diatas, penelitian yang dilakukan belum ada
penelitian yang spesifik, hanya berdasarkan dengan dimensi 3 A yakni Aksesibiliti,
amenity, dan ancilarry service. Beberapa peneliti juga melakukan penelitian diberbagai
obyek. Namun pada penelitian kali ini melakukan penelitian secara spesifik
menggunakan dimensi 6 A yakni attraction, amenity, aksesibility, activities, ancilarry
service, dan available package mengacu pada penelitian oleh Buhalis (2010), dimana
variabel yang digunakan adalah atribut destinasi wisata, kepuasan pengunjung, dan revisit
intention.

2.5. Kerangka Pemikiran


Secara teoritis ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhiRevisit Intention
. Diantara beberapa faktor yang mempengaruhi Revisit Intention, maka penelitian ini
terfokus pada variabel yang diteliti yaitu atribut destinasi wisata, kepuasan
pengunjung, dan Revisit Intention agar banyak wisatawan yang melakukan
kunjungan ulang pada suatu obyek wisata dengan adanya berbagai produk wisata
yang ditawarkan.
2.5.1. Hubungan Atribut Destinasi Wisata Terhadap Kepuasan Pengunjung
Atribut destinasi wisata merupakan hal penting yang mempengaruhi adanya
kepuasan pengunjung. Ketersediaan sarana-sarana kepariwisataan akan memberikan
kepuasan pada wisatawan yang mengujungi suatu daerah tujuan wisata yang
memenuhi aspek aspek daya tarik wisata yang mengacu pada aspek 6 A oleh Buhalis
(2000).
Beberapa penelitian sebelumnya menjelaskan tentang hubungandan pengaruh
yang signifikan dari atribut destinasi wisata terhadap tourist satisfaction. Hasil
penelitian ini mendukung penelitian- penelitian terdahulu yang dilakukan oleh

32
Stevianus (2014), dengan judul “Pengaruh Atraksi Wisata, Fasilitas,dan Kualitas
Pelayanan terhadap Kepuasan Berkunjung di Taman Margasatwa Ragunan Jakarta”.
Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa atraksi wisata berpengaruh signifikan
terhadap kepuasan berkunjung, fasilitas berpengaruh signifikan terhadap kepuasan
pengunjung. Hal ini mendukung dimana komponen destinasi wisata yang terdiri
dariatraksi wisata, fasilitas, amenitas dan aksesibilitas mempengaruhi kepuasan
pengunjung.
Menurut Dwiyanti (2015),denganjudul “Pengaruh Atribut ProdukWisata
terhadap Kepuasan Wisatawan (studi pada Batu Night Spectacular KotaBatu)”.
Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa destination attraction berpengaruh
signifikan dan dominan terhadap kepuasan wisatawan, serta destination attractions,
destination facilities and services, accessibilities to the destinations, image of the
destinations, dan priceto the customers secara bersama-sama berpengaruh terhadap
variabel kepuasan wisatawan. Hal ini mendukung penelitian penulis dimana
komponen destinasi wisata yang terdiri dari atraksi, aksesibilitas, amenitas dan
fasilitas tambahan mempengaruhi kepuasan pengunjung.
Selanjutnya penelitian penelitian yang dilakukan oleh Wanda (2017) yang
berjudul Pengaruh Pengembangan Komponen Destinasi Wisata terhadap Kepuasan
Pengunjung (Survei pada Pengunjung Situs Trowulan, Kabupaten Mojokerto). Hasil
dari penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh signifikan antara komponen
pengembangan destinasi wisata terhadap kepuasan pengunjung diSitus Trowulan.
Hasil penelitian tersebut mendukung penelitian penulis dimana komponen destinasi
wisatayang terdiri dari atraksi, aksesibilitas, amenitas dan fasilitas tambahan
mempengaruhi kepuasan pengunjung.
2.5.2. Hubungan Atribut Destinasi Wisata Terhadap Revisit Intention
Atribut Destinasi Wisata adalah suatu hal yang penting untuk kepuasan
wisatawan dan niat mengunjungi kembali. Keberhasilan utama atribut destinasi
wisata tergantung pada tingkat kepuasan wisatawan.

33
Hasil penelitian oleh Bellinda Sofia Nuraeni (2014), terdapat beberapa faktor
yang mempengaruhi minat kunjungan ulang yakni variabel promosi, variabel kualitas
pelayanan dan variabel daya tarik wisata dimana daya tarik wisata merupakan bagian
dalam atribut destinasi wisata.
Penelitian selanjutnya oleh Mazlina Mahdzar, et.all (2017), yang
menunjukkan bahwa unique experiences merupakan salah satu atribut destinasi
wisata mempengaruhi memorable tourism experience agar menarik minat kunjungan
ulang di taman nasional mulu, Malaysia.
Destinasi wisata cenderung mempengaruhi wisatawan untuk melakukan
perjalanan untuk mengkonsumsi produk dan Jasa, serta juga akan mempengaruhi
keputusan mereka untuk kembali (Coban, 2012).
2.5.3. Hubungan Kepuasan Pengunjung Terhadap Revisit Intention
Kepuasan wisatawan merupakan dorongan yang sangat penting untuk
menarik minat kunjugan ulang wisatawan, apabila wisatawan merasa puas akan
kegiatan wisatanya disuatu objek wisata tentu akan meningkatkan minat atau
kesedian untuk berkunjung kembali yang tinggi dimasa depan pada destinasi yang
sama serta akan memberikan word of mouth yang positif kepada orang lain tentang
objek wisata yang telah dikunjunginya tetapi jika wisatawan tidak merasa puas tentu
wisatawan akan enggan untuk mengunjungi kembali destinasi yang sama dimasa
depan serta akan memberikan word of mouth yang negative dan juga akan
memberikan dampak yang kurang baik bagi objek wisata tersebut. Untuk itu
kepuasan wisatawan haruslah menjadi perhatian utama bagi pengelola objek wisata
karena kepuasan wisatawan adalah kunci penting untuk membuat wisatawan
kembali ke destinasi yang sama di masa depan.
Beberapa penelitian sebelumnya menjelaskan tentang hubungan dan pengaruh
yang signifikan dari tourist satisfaction terhadap revisit intention diantaranya
penelitian yang dilakukan Putra Noviana (2016) yang menyatakan kepuasan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat berkunjung kembali wisatawan.
Semakin besar kepuasan yang diterima oleh wisatawan maka,semakin besar pula

34
kemungkinan wisatawan dalam melakukan kunjungan kembali. Hasil tersebut
diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Hsiu-JungChou (2013), penelitian
yang menggunakan analisis jalur tersebut menghasilkan penelitian bahwa variabel
tourist satisfaction mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap revisit intention.
Puji astuti et al. (2017)), membuktikan bahwa tourist satisfaction memiliki
pengaruh positif terhadap post visit behavior intention sedangkan menurt Hsiu-Jung
Chou (2013), semakin tinggi kepuasan wisatawan makaakan semakin tinggi pula
niat berkunjung kembali wisatawan kesuatu destinasi tersebut dimasa mendatang.
Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Norzalita Abd Aziz dan Ahmad
AzmiM. Ariffin(2012), hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa satisfaction
memiliki pengaruh signifikan terhadap revisit intention. Hasil penelitan yang sama
pula dari penelitian yang dilakukan oleh LujunSuet al(2014),yang menyatakan juga
bahawa touris tsatisfaction memilikipengaruh yang signifikan terhadap revisiti
ntention.
David, et. All. (2016), juga mengemukakan bahwa“tourist satisfaction ist he
important key to make the touris trevisit the destination”, maksud ungkapan tersebut
yaitu kepuasan wisatawan merupakan suatu factor yang sangat penting agar
wisatawan mau untuk berkunjung kembali kesuatudestinasi dimasa mendatang.

2.5.4. Hubungan Atribut Destinasi Wisata Terhadap Revisit Intentionmelalui


kepuasan pengunjung
Dalam industri pariwisata, atribut destinasi wisata memilik keterkaitan
terhadap revisit intention. Bеrdаsаrkаn pеnjеlаsаn yаng dіjеlаskаn pаdа lаtаr
bеlаkаng bаhwа Rеvіsіt Іntеntіon muncul kеtіkа sеsеorаng sudаh mеrаsа puаs
dеngаn sеgаlа sеsuаtu yаng dіtеrіmаnyа. Pеngunjung jugа аkаn mеlаkukаn
kunjungаn ulаng kе suаtu tеmpаt wіsаtа dеngаn bеrbаgаі аlаsаn, sаlаh sаtunyа
аdаlаh іngіn mеnіkmаtі аtrаksі yаng bеrbеdа dаrі sеbеlumnyа, hаl іnі kаrеnа
pеngunjung tеrsеbut mеrаsа puаs dеngаn kunjungаn pеrtаmа, dаn іngіn mеncobа
аtrаksі lаіn yаng dіsеdіаkаn dіtеmpаt wіsаtа tеrsеbut.

35
Menurut Fornell (1992), dan Huh (2002), yang menyatakan terdapat
hubungan positif atribut wisata budaya di oxford dengan kepuasan wisatawan.
Penelitian menemukan terdapat 80% wisatawan yang mengunjungi wisata
budaya di Oxford merasa puas dan akan mengunjungiulang , wisatawan yang
berkunjung keOxford menyukai seni, fasilitas perbelanjaan, keramahan
penduduk lokal dari kota tersebut budaya tradisional, dan fasilitas hotel. Dengan
temuan penelitian tersebut sehingga dapat dikatakan terdapat hubungan positif antara
atribut wisata dengan kepuasan wisatawan.
Pujiastuti et al., (2017), membuktikan bahwa destination image memiliki
pengaruh positif terhadap post visit behavior intention melalui tourist satisfaction.
Dimana destination image juga merupakan salah satu dari atribut destinasi wisata.
Penelitian lainnya tеlаh dіlаkukаn olеh Boіt (2014), dаn Аprіsіlyа (2016),
yang mеnyаtаkаn bаhwа аtrіbut produk wіsаtа bеrpеngаruh sеcаrа sіgnіfіkаn dаn
posіtіf tеrhаdаp rеvіsіt іntеnton. Variabel kepuasan berperan sebagai variabel
mediasi yang menunjukkan adanya pengaruh tidak langsung antara harga dan citra
destinasi terhadap niat berkunjung kembali(Khansa & Farida, 2016).
Adanya rаsа sаngаt puаs sеcаrа kеsеluruhаn tеntаng pеlаyаnаn yаng
dіbеrіkаn dаn Suаsаnа yаng mеnyеnаngkаn mеnyеbаbkаn sеorаng rеspondеn
mеnjаdіkаn suаtu objеk wіsаtа sеbаgаі аltеrnаtіvе untuk mеlаkukаn wіsаtа sеrtа
dаpаt mеncіptаkаn nіаt untuk mеlаkukаn kunjungаn ulаng. Hal tersebut
diperkuat dengan penelitian hаsіl pеnеlіtіаn sеbеlumnyа yаng dіlаkukаn olеh
Sopyаn (2015), yаng mеnyаtаkаn bаhwа аdа hubungаn posіtіf аntаrа kеpuаsаn
dеngаn mіnаt kunjung ulаng (rеvіsіt іntеntіon), Ozturk dаn Gogtаs (2016), jugа
mеnyаtаkаn bаhwа kеpuаsаn sеcаrа kеluruhаn dаrі аtrіbut produk wіsаtа yаng
dіtаwаrkаn mеmіlіkі pеngаruh yаng sіgnіfіkаn dеngаn rеvіsіt іntеntіon.
Pеrnyаtааn tеrsеbut jugа mеndukung pеndаpаt dаrі Hаsаn (2015), mеnyаtаkаn
bаhwа bаnyаk kаjіаn еmpіrі stеntаng pаrіwіsаtа yаng mеmbеnаrkаn аdаnyа
hubungаn yаng sаngаt kuаt аntаrа kеpuаsаn sеcаrа kеsеluruhаn dеngаn rеvіsіt
іntеntіon melalui kepuasan sebagai variabel mediator.

36
Kozak dan Rimington (1999), mengemukakan bahwa menentukan atribut
dominan destinasi wisata sangat penting untuk mengukur tingkat kepuasan
keseluruhan wisatawan sehingga memunculkan intensi untuk datang kembali ke
daerah tujuan wisata tersebut.
Dengan adanya hubungan antar variabel diatas, maka dapat diperoleh model
penelitian seperti pada gambar 2.1 :

H₄

Kepuasan
Pengunjung
H₃
H₁

Atribut Revisit
destinasi Intention
wisata H₂

Gambar 2.1 :Kerangka Model Penelitian

Model ini memperlihatkan hubungan atribut destinasi wisata mempengaruhi


kepuasan pengunjung, kepuasan pengunjung mempengaruhi revisit intention, dan
atribut destinasi wisata berpengaruh terhadaprevisit intention melalui kepuasan
pengunjung sebagai variabel mediator.
2.6. Hipotesis Penelitian
Dengan kerangka penelitian yang memiliki keterkaitan antar variabel
independen, dependen, dan intervening, serta terdapat model kerangka pemikiran,
maka muncullah hipotesis penelitian ini yang merupakan dugaan sementara mengenai
dua variabel atau lebih mengenai hasil penelitian.
Hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
H₁ = Aribut destinasi wisata berpengaruh terhadap kepuasan pengunjung
H₂ = Atribut destinasi wisata berpengaruh terhadap revisit intention

37
H₃ = Kepuasan pengunjung berpengaruh terhadap revisit intention
H₄ = Atribut destinasi wisata berpengaruh terhadap revisit intention
yang dimediasi oleh kepuasan pengunjung

38

Anda mungkin juga menyukai