Oleh:
ABSTRAK
Abstrackt
PENDAHULUAN
Dalam penelitian ini wisata yang menjadi objek penelitian adalah objek wisata
pantai. Objek wisata pantai memiliki peranan besar dalam meningkatkan
perekonomian masyarakat, paling tidak dalam meningkatkan perekonomian
masyarakat sekitar daerah wisata. Kegiatan pariwisata memiliki dampak yang luas
terhadap kegiatan masyarakat sebagai dampak positif dari multiplier effect (Warka
Syahbrani, 2020). Dengan adanya kegiatan pariwisata maka potensi menimbulkan
kegiatan lain seperti penyediaan hotel atau wisma, makanan dan minuman,
cenderamata, transportasi lokal dan usahausaha kecil lainnya. Pengelolaan pantai saat
ini masih belum optimal Dengan adanya kegiatan pariwisata maka potensi
menimbulkan kegiatan lain seperti penyediaan hotel atau wisma, makanan dan
minuman, cenderamata, transportasi lokal dan usahausaha kecil lainnya.
Oleh karena itu, maka dalam penelitian ini peneliti akan mengkaji mengenai
dampak pengembangan wisata terhadap kondisi sosial budaya dan ekonomi
masyarakat sekitar khususnya pada objek wisata Pantai Topejawa yang terletak di
Desa Topejawa, Kabupaten Takalar.
METODE PENELITIAN
Konsep Pariwisata
Istilah pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta, yang terdiri dari “Pari” dan
“Wisata”. Pari yang berarti berulang-ulang, sedangkan Wisata adalah perjalanan atau
bepergian. Pariwisata dapat diartikan perjalanan yang dilakukan secara berulang-
ulang dengan mengunjungi satu tempat ke tempat lain. (Heryati, 2019). Pariwisata
adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai fasilitas serta
layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah dan pemerintah
daerah (Undang-Undang Kepariwisataan No.10 tahun 2009) (Hermawan, 2016).
Dampak pariwisata
Jika dilihat dari aspek sosial dengan hadirnya bidang Pariwisata maka
secara langsung ada perpaduan nilai budaya antara nilai budaya Barat dengan
Nilai Budaya Lokal. Hal ini dapat dilihat dari cara masyarakat lokal untuk
menyambut para wisatawan dengan bersikap ramah, bahkan masyarakatnya
sudah ada yang berkomunikasi secara langsung dengan para Tourist dengan
Bahasa Asing yaitu Bahasa Inggris bahkan para Touristpun ingin belajar Bahasa
daerah.
1) Perubahan dibawa akibat adanya intrusi dari luar, umumnya dari sitem
sosial-budaya yang superordinat terhadap budaya penerima yang labih
lemah,
2) Perubahan tersebut umumnya destruktif bagi budaya tuan rumah atau
indigenous,
3) Perubahan akan membawa homogenisasi budaya, dimana identitas etnik
lokal akan tenggelam dalam bayangan sitim industri dengan teknologi
barat, birokrasi nasional dan multinasional, konsumtif dan a consumer-
oriented economy, dan jet-age life styles.
Secara teoritis Cohen (Rohani & Purwoko, 2020) mengelompokkan
dampak sosial budaya pariwisata ke dalam sepuluh kelompok besar, yaitu:
Wisata pantai Topejawa adalah sebuah pantai yang terletak di Desa Topejawa,
Kecamatan Mangarabombang, Kabupaten Takalar. Kabupaten Takalar sendiri
terletak antara 5°3’00’’ – 5°3’8”Ls dan 119°02’00” – 119°39’00”Bt dengan batas –
batas wilayah sebelah Utara adalah kota Makassar dan kabupaten Gowa, sebelah
timur Kabupaten Jeneponto dan Kabupaten Gowa, sebelaha selatan laut Flores dan
sebelah barat adalah Selat Makassar. Ibu kota kabupaten Takalar adalah Pattalassang,
terletak 29 Km arah selatan kota Makassar. Luas wilayah Kabupaten Takalar adalah
566, 51 Km², dimana 240, 88 Km² diantaranya adalah daerah pinggir pantai dengan
panjang garis pantai sekitar 74 Km². (Musin, 2018).
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Hamzah, F., & Hermawan, H. (2018). Evaluasi Dampak Pariwisata Terhadap Sosial
Ekonomi Masyarakat Lokal. Jurnal Pariwisata, 5(3), 195–202.
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp