Anda di halaman 1dari 19

DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA PANTAI TOPEJAWA TERHADAP

KONDISI SOSIAL BUDAYA dan EKONOMI MASYARAKAT DESA


TOPEJAWA KABUPATEN TAKALAR

Oleh:

Agusriani¹, Bagaskara2, Gustri Rante³, Hasnawati4, Nurwahidah Ismail5

ABSTRAK

Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau


sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi,
pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tank wisata yang dikunjungi,
dalam jangka waktu sementara. Pariwisata merupakan kegiatan berpindah tempat
yang bersifat sementara yang berada diluar tempat tinggal maupun tempat kerja
disuatu tempat wisata. Pariwisata adalah pergerakan manusia yang bersifat sementara
ke tujuan-tujuan wisata yang berada diluar tempat kerja dan tempat tinggalnya sehari-
hari dimana aktivitas dilaksanakan selama tinggal dalam daerah tujuan wisata dan
disediakannya fasilitas fasilitas untuk memenuhi kebutuhan mereka. Suatu wisata
dianggap berhasil tidak hanya dilihat dari adanya fasilitas – fasilitas yang bagus di
dalam wisata tersebut, melainkan keberadaan wisata tersebut mampu memberikan
dampak terhadap keadaan sosial ekonomi masyarakat setempat. Selain memberikan
dampak terhadap bidang ekonomi, keberadaan suatu pariwisata juga sering
mempengaruhi nilai – nilai sosial budaya yang sudah tertanam dalam suatu
masyarakat sejak lama, pengatuh dalam hal ini merupakan bagian pengaruh suatu
wisata terahadap bidang sosial budaya suatu masyarakat.

Abstrackt

Tourism is a travel activity carried out by a person or group of people by


visiting certain places for the purpose of recreation, personal development, or
learning the uniqueness of the tourist attraction visited, in a temporary period.
Tourism is an activity to move places that are temporary that is outside the place of
residence or work in a tourist place. Tourism is a temporary movement of people to
tourist destinations that are outside their place of work and daily residence where
activities are carried out during their stay in tourist destinations and facilities are
provided to meet their needs. A tour is considered successful not only seen from the
existence of good facilities in the tour, but the existence of the tour is able to have an
impact on the socio-economic conditions of the local community. In addition to
having an impact on the economy, the existence of a tourism also often affects socio-
cultural values that have been embedded in a society for a long time, the influencer in
this case is part of the influence of a tour on the socio-cultural field of a society.

Kata Kunci: Pariwisata, Topejawa, Dampak Sosial Budaya, Dampak Ekonomi

PENDAHULUAN

Pariwisata adalah kegiatan dinamis yang melibatkan banyak manusia serta


menghidupkan berbagai bidang usaha(Ismayanti,A.PAR., 2020). Pariwisata adalah
pergerakan manusia yang bersifat sementara ke tujuan-tujuan wisata yang berada
diluar tempat kerja dan tempat tinggalnya sehari-hari dimana aktivitas dilaksanakan
selama tinggal dalam daerah tujuan wisata dan disediakannya fasilitasfasilitas untuk
memenuhi kebutuhan mereka.

Suatu daerah dengan kunjungan pariwisata dapat menyebabkan adanya


interaksi sosial antara masyarakat disekitarnya yang menyebabkan perubahan pola
atau tata cara hidup masyarakat lokal. Kegiatan pariwisata yang berkembang dapat
memberikan dampak positif secara langsung atau secara tidak langsung terhadap
kehidupan sosial dan perekonomian masyarakat disekitarnya. Berkembangnya
pariwisata di suatu daerah akan mendatangkan banyak manfaat bagi masyarakat,
yakni secara ekonomis, sosial dan budaya.
Meningkatnya kebutuhan manusia untuk melakukan perjalanan wisata
menyebabkan pariwisata sebagai salah satu sektor perekonomian yang menjanjikan
dimata masyarakat. Sehingga tidak sedikit masyarakat lokal khususnya yang berada
di kawasan pariwisata cenderung meninggalkan mata pencaharian sebelumnya untuk
berpindah menjadi pekerja pariwisata (Shantika & Mahagangga, 2018)

Dalam pandangan masyarakat awam, keberhasilan pengembangan sebuah


wisata adalah sejauh mana kegiatan wisata mampu meningkatan kesejahteraan
ekonomi masyarakat lokalnya. Pariwisata akan dianggap gagal jika manfaat ekonomi
dari kegiatan wisata justru dinikmati oleh orangorang luar, pemodal-pemodal besar,
sedangkan masyarakat lokalnya justru termarginalkan secara ekonomi (Hermawan,
2017).

Pemberlakuan otonomi daerah pada tahun 2001 menuntut setiap pemerintah


daerah untuk mengoptimalkan setiap sumberdaya yang dimiliki untuk mencapai
pembangunan ekonomi yang berkualitas dan berkelanjutan. Pembangunan daerah
yang berkualitas dan berkelanjutan merupakan sebuah kolaborasi yang efektif antara
pemanfaatan sumber daya yang ada, masyarakat dan pemerintah. Dalam hal ini,
pemerintah sebagai regulator berperan strategis dalam mengupayakan pemberdayaan
masyarakat melalui optimalisasi sumber daya local.

Dalam penelitian ini wisata yang menjadi objek penelitian adalah objek wisata
pantai. Objek wisata pantai memiliki peranan besar dalam meningkatkan
perekonomian masyarakat, paling tidak dalam meningkatkan perekonomian
masyarakat sekitar daerah wisata. Kegiatan pariwisata memiliki dampak yang luas
terhadap kegiatan masyarakat sebagai dampak positif dari multiplier effect (Warka
Syahbrani, 2020). Dengan adanya kegiatan pariwisata maka potensi menimbulkan
kegiatan lain seperti penyediaan hotel atau wisma, makanan dan minuman,
cenderamata, transportasi lokal dan usahausaha kecil lainnya. Pengelolaan pantai saat
ini masih belum optimal Dengan adanya kegiatan pariwisata maka potensi
menimbulkan kegiatan lain seperti penyediaan hotel atau wisma, makanan dan
minuman, cenderamata, transportasi lokal dan usahausaha kecil lainnya.

Selain dampak ekonomi, keberadaan suatu pariwisata juga dapat berdampak


terhadap kondisi sosial budaya suatu masyarakat. Kondisi sosial budaya suatu
masyarakat dapat diartikan sebagai nilai – nilai budaya serta kebiasaan – kebiasaan
dalam masyarakat tersebut yang sudah ada sejak dahulu. Namun, dengan adanya
pengembangan suatu pariwisata bisa saja menyebabkan perubahan atau bahkan
menyebabkan hilangnya budaya – budaya yang ada dalam masyarakat.

Oleh karena itu, maka dalam penelitian ini peneliti akan mengkaji mengenai
dampak pengembangan wisata terhadap kondisi sosial budaya dan ekonomi
masyarakat sekitar khususnya pada objek wisata Pantai Topejawa yang terletak di
Desa Topejawa, Kabupaten Takalar.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode


kualitatif dengan menggunakan teknik wawancara. Teknik wawancara merupakan
suatu teknik yang digunakan oleh peneliti jika peneliti ingin mendapatkan informasi
lebih mendalam mengenai bagaimana seseorang narasumber atau partisipan
menyapaikan suatu informasi dari suatu fenomena yang terjadi, yang tidak bisa
ditemukan jika menggunakan teknik lain (Sugiyono: 2011).
PEMBAHASAN dan HASIL

Konsep Pariwisata

Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau


sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi,
pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tank wisata yang dikunjungi,
dalam jangka waktu sementara (Isdarmanto, 2017).

Istilah pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta, yang terdiri dari “Pari” dan
“Wisata”. Pari yang berarti berulang-ulang, sedangkan Wisata adalah perjalanan atau
bepergian. Pariwisata dapat diartikan perjalanan yang dilakukan secara berulang-
ulang dengan mengunjungi satu tempat ke tempat lain. (Heryati, 2019). Pariwisata
adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai fasilitas serta
layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah dan pemerintah
daerah (Undang-Undang Kepariwisataan No.10 tahun 2009) (Hermawan, 2016).

Jika dilihat dari pandangan ilmu pengetahuan, pariwisata merupakan sebuah


ilmu yang mengkaji mengenai perjalanaan manusia keluar dari tempat tinggalnya,
termasuk industry yang memenuhi kebutuhan seseorang yang sedang melakukan
kegiatan perjalanaan itu.

Kajian dari pariwisata adalah mengkaji mengenai dampak yang ditimbulkan


dari adanya perjalanan yang dilakukan oleh seseorang terhadap lingkungan sosial,
budaya, ekonomi, maupun lingkungan fisik suatu daerah. Sementara itu, dalam ilmu
sosiologi menurut Pitana dan Gayatri (Hermawan, 2016) pariwisata mencakup tiga
elemen utama,yaitu:

1) A dynamic element, yaitu travel ke suatu destinasi wisata.


2) A statics element, yaitu singgah di daerah tujuan.
3) A consequential element, yaitu akibat dari adanya perjalanan wisata
yang dilakukan. akibat ini meliputi dampak ekonomi, sosial budaya,
dan fisik dari adanya kontak masyarakat lokal dengan wisatawan.

Dampak pariwisata

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, mendeinisikan dampak adalah


“Dampak/ dam•pak/ n benturan. Dampak secara sederhana bisa diartikan sebagai
pengaruh atau akibat dalam setiap keputusan yang diambil seorang atasan biasanya
mempunyai dampak tersendiri baik dampak positif maupun negatif. Dampak juga
bisa merupakan proses lanjutan dari sebuah pelaksanaan pengawasan
internal(Bambang Tri Kurnianto, 2017).

Ismayanti (2010:181-186) menjelaskan bahwa dampak pariwisata itu


merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh wisatawan yang secara
langsung menyentuh dan melibatkan masyarakat segingga membawa berbagai
dampak pada masyarakat. Kegiatan kepariwisataan dilakukan mulai dari
keberangkatan hingga di daerah tujuan wisata manapun (Priyanto, 2016). Adapun
dampak yang keberadaan suatu wisata atau pariwisata yang umum kita ketahui paling
banyak memiliki dampak terhadap 2 bidang berikut:

1. Dampak Pariwisata Terhadap Bidang Sosial Budaya

Seiring dengan gencarnya perkembangan pariwisata membawa pengaruh


dan efek negatif terutama bagi kehidupan sosial- budaya pada masyarakat.
kegiatan pariwisata yang erat kaitanya dengan proses sosial secara perlahan
mulai mempengaruhi semua elemen didalam pariwisata termasuk masyarakat
(Isdarmanto, 2018).

Jika dilihat dari aspek sosial dengan hadirnya bidang Pariwisata maka
secara langsung ada perpaduan nilai budaya antara nilai budaya Barat dengan
Nilai Budaya Lokal. Hal ini dapat dilihat dari cara masyarakat lokal untuk
menyambut para wisatawan dengan bersikap ramah, bahkan masyarakatnya
sudah ada yang berkomunikasi secara langsung dengan para Tourist dengan
Bahasa Asing yaitu Bahasa Inggris bahkan para Touristpun ingin belajar Bahasa
daerah.

Hal ini menunjukan bahwa antara Wisatawan dengan masyarakat lokal


sudah saling berinteraki secara baik. Inilah dampak positif dari adanya
pengembangan Pariwisata, sedangkan dampak negatifnya adalah bahwa
masyarakat lokal akan meniru budaya-budaya dari luar seperti meniru potongan
rambut, mode pakaian, bahkan anak-anak muda mulai mempratekan budaya-
budaya Barat.

Dampak pariwisata terhadap kondisi sosial budaya suatu masyarakat


menyiratkan bahwa dalam melihat dampak sosial budaya pariwisata terhadap
masyarakat setempat, pariwisata semata-mata dipandang sebagai ‘faktor luar’
yang ‘menghantam’ masyarakat (Rohani & Purwoko, 2020). Pariwisata selama
ini diasumsikan bahwa akan menimbulkan perubahan sosial dan budaya akibat
kedatangan wisatawan.

Pandangan ini didasarkan pada tigas asumsi umum(Hamzah &


Hermawan, 2018), yaitu:

1) Perubahan dibawa akibat adanya intrusi dari luar, umumnya dari sitem
sosial-budaya yang superordinat terhadap budaya penerima yang labih
lemah,
2) Perubahan tersebut umumnya destruktif bagi budaya tuan rumah atau
indigenous,
3) Perubahan akan membawa homogenisasi budaya, dimana identitas etnik
lokal akan tenggelam dalam bayangan sitim industri dengan teknologi
barat, birokrasi nasional dan multinasional, konsumtif dan a consumer-
oriented economy, dan jet-age life styles.
Secara teoritis Cohen (Rohani & Purwoko, 2020) mengelompokkan
dampak sosial budaya pariwisata ke dalam sepuluh kelompok besar, yaitu:

1) Dampak terhadap keterkaitan dan keterlibatan antara masyarakat


setempat dengan masyarakat yang lebih luas, termasuk tingkat
otonomi atau ketergantungan;
2) Dampak terhadap hubungan interpersonal antara anggota masyarakat;
3) Dampak terhadap dasar-dasar organisasi/kelembagaan sosial;
4) Dampak terhadap migrasi dari dan ke daerah pariwisata;
5) Dampak terhadap ritme kehidupan sosial masyarakat;
6) Dampak terhadap pola pembagian kerja;
7) Dampak terhadap stratifikasi dan mobilitas sosial;
8) Dampak terhadap distribusi pengaruh dan kekuasaan dan
9) Dampak terhadap meningkatnya penyimpangan-penyimpangan sosial.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dipahami bahwa Pariwisata


adalah suatu sistim yang multi kompleks ,dengan berbagai aspek yang saling
terkait dan saling mempengaruhi antar sesama. Hal ini terbukti dengan
keadaan sekarang yang dalam beberapa dasawarsa terakhir, pariwisata telah
menjadi sumber penggerak dinamika masyarakat dalam perubahan social
budaya(Sentrisen Takome, Evie A.A.Suwu, 2021).

2. Dampak Pariwisata Terhadap Bidang Ekonomi


Pariwisata menjadi suatu kegiatan yang cukup mendapat perhatian dari
pemerintah karena dampaknya terhadap perekonomian nasional. Dengan
kedatangan wisatawan ke suatu Daerah Tujuan Wisata, terutama wisatawan
mancanegara, maka diharapkan akan mendatangkan devisa bagi daerah tujuan
wisata tersebut(Isdarmanto, 2017).
Dilihat dari kacamata ekonomi makro, jelas pariwisata memberikan
dampak positif (Isdarmanto, 2017) antara lain :
1) Dapat menciptakan kesempatan berusaha.
Dengan datangnya wisatawan, perlu pelayanan untuk menyediakan
kebutuhan (need), keinginan (want), dan harapan (expectation)
wisatawan.
2) Dapat meningkatkan kesempatan kerja.
Dengan dibangunnya hotel atau restoran, akan diperlukan
tenaga kerja/ karyawan yang cukup banyak.
3) Dapat meningkatkan pendapatan sekaligus memercepat pemerataan
pendapatan masyarakat.
4) Dapat meningkatkan penerimaan pajak pemerintah dan retribusi
daerah.
Setiap wisatawan berbelanja selalu dikenakan pajak sebesar
10% sesuai Peraturan pemerintah yang berlaku.
5) Dapat meningkatkan pendapatan nasional atau Gross Domestic Bruto
(GDB).
6) Dapat mendorong peningkatan investasi dari sektor industri pariwisata
dan sektor ekonomi lainnya

Dampak pariwisata terhadap aspek ekonomi cenderung


menjanjikan pada peningkatan kesejahteraan. Dampak pariwisata terhadap
ekonomi masyarakat lokal (Hamzah & Hermawan, 2018) diantaranya
adalah seperti berikut:

1) Dampak terhadap pendapatan masyarakat,


2) Dampak terhadap kesempatan kerja,
3) Dampak terhadap distribusi manfaat atau keuntungan,
4) Dampak terhadap kepemilikan dan control (ekonomi) masyaraka,
5) Dampak terhadap pembangunan pada umumnya,
6) Dampak terhadap pendapatan pemerintah.
Hasil penelitian

Wisata pantai Topejawa adalah sebuah pantai yang terletak di Desa Topejawa,
Kecamatan Mangarabombang, Kabupaten Takalar. Kabupaten Takalar sendiri
terletak antara 5°3’00’’ – 5°3’8”Ls dan 119°02’00” – 119°39’00”Bt dengan batas –
batas wilayah sebelah Utara adalah kota Makassar dan kabupaten Gowa, sebelah
timur Kabupaten Jeneponto dan Kabupaten Gowa, sebelaha selatan laut Flores dan
sebelah barat adalah Selat Makassar. Ibu kota kabupaten Takalar adalah Pattalassang,
terletak 29 Km arah selatan kota Makassar. Luas wilayah Kabupaten Takalar adalah
566, 51 Km², dimana 240, 88 Km² diantaranya adalah daerah pinggir pantai dengan
panjang garis pantai sekitar 74 Km². (Musin, 2018).

Wisata pantai Topejawa didirikan oleh Parawangsa Lapang yang sekaligus


merupakan Direktur Utama PT Boddia Jaya. Parawangsa Lapang menyebutkan ide
wisata pantai muncul setelah melihat aset di Desa Topejawa memiliki potensi. Wisata
Pantai Topejawa dilengkapi aula serbaguna yang dapat digunakan berbagai acara
seperti untuk pesta perkawinan, tempat rapat, maupun aula pertemuan.Selain itu, ada
pula Fasilitas kolam renang, cafe, masjid, gazebo, speed boat, Beach Waterboom,
Villa, balon air untuk pengunjung.

Sebelum masuk ke kawasan wisata pantai Topejawa para pengunjung harus


membeli tiket masuk terlebih dahulu. Adapun harga tiket agar bisa masuk kedalam
kawasan wisata pantai Topejawa adalah untuk tiket dewasa seharga Rp50.000,00
pada saat hari minggu sedangkan pada saat hari – hari lainnya seharga Rp35.000,00.
Adapun untuk tiket anak – anak yaitu seharga Rp25.000,00 pada saat hari minggu
sedangkan untuk hari – hari lainnya seharga Rp25.000,00. Dari sejumlah uang tiket
tadi pengunjung sudah bebas untuk menggunakan wahana yang ada dalam pantai
tanpa dipungut tambahan biaya lagi.

Semakin berkembangnya wisata pantai Topejawa di Desa Topejawa,


Kabupaten Takalar memberikan berbagai dampak terhadap kehidupan masyarakat
setempat. Dampak dari adanya pengembangan wisata tersebut bisa berupa dampak
positif maupun dampak negatif. Menurut Leiper(Shantika & Mahagangga, 2018)
dampak positif suatu pariwisata terhadap kondisi perekonomian adalah penyerapan
tenaga kerja, seseorang yang menggantungkan hidupnya dari bidang pariwisata,
multiplier effect kegiatan ekonomi pariwisata terhadap kegiatan ekonomi
keseluruhan disuatu wilayah, pemanfaatan fasilitas pariwisata oleh masyarakat lokal,
penciptaan lapangan kerja dan perencanaan daya tarik wisata yang dapat
dikembangkan diwilayahnya.

Berdasarkan hasil wawancara yang didapatkan dari seorang narasumber yang


merupakan salah satu pengelola dari wisata pantai Topejawa, dapat diketahui bahwa
wisata Pantai Topejawa merupakan suatu wisata yang sudah mendapat izin resmi dari
pemerintah dan dinas pariwisata. Berkaitan dengaan izin yang sudah diperoleh, maka
pihak pengelola wisata Pantai Topejawa menjalin hubungan dengan beberapa pihak,
seperti POLSEK dan kerjasama denga masyarakat dalam bentuk perdagangan.

Dalam rangka pengembangan wisata Pantai Topejawa agar menjadi wisata


yang lebih laik lagi, maka dalam area wisata dilengkapi dengan aneka macam fasilitas
agar dapat memanjakan para pengunjung pantai Topejawa. Selain pengembangan
dalam hal fasilitas yang sudah semakin baik, pengembangan lainnya juga dilakukan
terhadap pelayanan para staff atau pekerja yang ada di Pantai Topejawa tersebut.
Pengembangan dalam hal pelayanan sudah sangat terlihat progresnya dan
pengembangan ini dilakukan melalui pelatihan – pelatihan yang dilakukan oleh dinas
pariwisata dan diikuti oleh perwakilan dari pihak pengelola pantai Topejawa.

Dengan adanya pengembangan – pengembangan yang dilakukan dengan


tujuan agar Wisata Pantai Topejawa semakin baik dan menarik para wisatawan baik
wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara, tentu ini akan berdampak terhadap
masyarakat yang ada disekitar Wisata Pantai Topejawa. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan, dampak dari pengembangan Wisata Pantai Topejawa terhadap masyarakat
sekitar adalah sebagai berikut:

a. Dampak Terhadap Bidang Sosial Budaya


Dampak sosial akan bermacam-macam sesuai dengan tingkat dan
macam perbedaan yang ada antara pengunjung (wisatawan) dan yang
dikunjungi (masyarakat setempat) dalam arti: jumlah, ras, pudaya, atau
pandangan sosialnya. Beberapa karakteristik pariwisata yang spesifik harus
diingat, yaitu: sifat yang sernentara dalam hubungan timbal balik antara tuan
rumah dan tamu, kenyataan bahwa wisatawan dalam situasi liburan sedangkan
tuan rumah dalam situasi bekerja, sifat yang musiman pada banyak pariwisata,
dan isyarat keluar pada pariwisata mungkin lebih mencolok dibanding jenis
pembangunan lainnya.
Dampak dari pengembangan suatu pariwisata dalam suatu wilayah
terhadap bidang sosial budaya artinya suatu pariwisata berperan dalam
penyerapan tenaga kerja, apresiasi seni, tradisi dan budaya bangsa, dan
peningkatan jati diri bangsa.(Zaenuri, 2012)
Dalam pengembangan suatu tempat atau objek wisata, harus
senantiasa berpegang teguh terhadap nilai nilai sosial dan budaya yang
berlaku pada masyarakat sekitar tempat wisata tersebut. Menjunjung tinggi
norma norma dan nilai budaya bertujuan untuk menjaga keragaman budaya
dan kearifan lokal, memberi manfaat untuk kesejahteraan rakyat, keadilan,
kesetaraan, dan proporsionalitas, memelihara kelestarian alam dan lingkungan
hidup, serta memberdayakan masyarakat setempat. Dampak dari adanya
pengembangan pariwisata terhadap bidang sosial budaya bisa berupa dampak
positif maupun dampak positif
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dalam penelitian ini peneliti
mencoba mencari tahu mengenai dampak adanya pengembangan wisata
Pantai Topejawa terhadap nilai sosial budaya yang terdapat pada masyarakat
Desa Topejawa, Kabupaten Takalar. Dampak dari adanya pengembangan
wisata Pantai Topejawa terhadap kondisi sosial budaya masyarakat sekitar
bisa dilihat dari segi mata pencaharian masyarakatnya yang sudah heterogen,
meningkatnya penggunaan teknologi,serta banyaknya peniruan – peniruan
lain dalah hal berpakaian. Selain itu, masyarakat di desa Topejawa sudah
menerima budaya dari daerah atau masyarakat lain, bisa dilihat dari bentuk
bangunan rumah – rumah penduduk yang sudah ada yang menggunakan gaya
– gaya modern serta bangunan dikawasan Pantai Topejawa sendiri sudah
merupakan bangunan yang sangat unik dengan memadukan perpaduan antara
gaya tradisional dan gaya modern.
Berbicara mengenai keadaan sosial budaya, tentu ini juga tidak lepas
dari nilai – nilai sosial dan norma – norma yang dianut dan dipegang teguh
oleh masyarakat. Berkaitan dengan itu, pengembangan wisata Pantai
Topejawa meskipun masyarakat sudah banyak menerima dampak dari adanya
pengembangan wisata Topejawa, namun hal tidaklah berakibat terhadap nilai
– nilai sosial dan budaya yang ada dimasyarakat tersebut. Nilai – nilai sosial
yang ada pada masyarakat Topejawa salah satunya adalah gotong royong dan
solidaritas yang tinggi Meskipun, di daerah Topejawa tersebut sudah
mengalami perkembangan masyarakat tetap menjaga sikap gotong royong
serta solidaritas mereka.
Hal ini bisa diketahui berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti
terhadap seorang narasumber yang bernama Ibu Satriani (45) yang merupakan
seorang pedagang dan mengatakan bahwa:
Perbuatan yang sudah menjadi kebiasaan para pedagang yang ada
disekitar wisata Pantai Topejawa adalah mereka saling membantu dalam
menjual dagangan mereka, misalnya jika salah satu diantara mereka sedang
meninggalkan jualan untuk sementara waktu misalnya ke toilet dan ada
pengunjung atau pembeli yang ingin membeli maka penjual atau pedagang
yang ada di sampingnya melayani pembeli tersebut meskipun yang pembeli
beli bukan dagangan mereka. Ibu Satriani juga menambahkan jika para
pedagang disekitar Wisata Pantai Topejawa tidak pernah terlibat konflik
justru sebaliknya para pedagang akan selalu bergotong royong dan selalu
menjaga solidaritas diantara para pedagang. Menurut ibu Satriani meskipun
diwilayah mereka ini wisata Pantai sedang dikembangkan tetapi ini tidak
berarti bisa mengubah kebiasaan yang sudah menjadi ciri khas mereka.
Pendapat diatas adalah salah satu jawaban dari beberapa narasumber
yang peneliti wawancarai, dan kebanyakan jawaban yang peneliti dapatkan
kurang lebih sama dengan jawaban ibu Satriani. Selain pernyataan diatas,
pernyataan lain juga diungkapkan oleh bapak BHR (48) ketika peneliti
menanyakan pertanyaan lain yang juga sekaitan dengan budaya masyarakat
sekitar Topejawa:

Untuk pertanyaan yang adik tanyakan mengenai norma – norma


aturan adat yang ada di Desa Topejawa ini, jadi di desa Topejawa ini dek
adatnya masih sangat kuat jadi di daerah wisata ini kami belum pernah
menemukan dan bahkan belum pernah ada kasus yang bertentangan dengan
aturan adat seperti yang adik tanyakan tadi yaitu kasus PSK, dan di desa
kami ini kami sebagai tokoh masyarakat sangat mengecam perbuata seperti
itu dan mudah – mudahan kasus seperti ini tidak pernah terjadi di desa kami
ini.
Dari pertanyaan – pertanyaan diatas, maka bisa dikatakan bahwa
adanya pengembangan wisata Pantai Topejawa belum belum berdampak
negative terhadap keadaan sosial budaya masyarakat Desa Topejawa, dampak
yang diakibatkan oleh adanya pengambangan wisata ini masih berupa
dampak positif dan justru mengutungkan masyarakat sekitar. Dampak positif
yang dirasakan oleh masyarakat Desa Topejawa berhubungan dengan nilai
sosial budaya adalah mereka bisa mempelajari budaya dari masyarakat luar
yang berkunjung di wisata Pantai Topejawa tanpa mengubah nilai budaya
yang ada, bisa memperkenalkan budayanya terhadap masyarakat luar, serta
dapat mengangkat jati diri desa atau daerah Topejawa.
b. Dampak Terhadap Bidang Ekonomi

Dampak dari adanya pengembangan wisata Pantai Topejawa


terhadap bidang ekonomi dapat diartikan sebagai sejauh apa pengaruh
pengembangan Pantai Topejawa ini terhadap pendapatan masyarakat,
bagaimana pengaruhnya terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat
di Desa Topejawa Kabupaten Takalar ini. Dampak pengembangan
pariwisata Topejawa terhadap bidang ekonomi bisa dilihat dari banyaknya
lapangan pekerjaan yang ada semenjak kawasan Pantai Topejawa ini
mulai dikembangkan. Mengenai lapangan pekerjaan yang tersedia sejak
pengembangan wisata Pantai Topejawa merupakan suatu bentuk dampak
positif karena dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. Seperti
pernyataan yang diungkapkan oleh salah seorang Tokoh Masyarakat yang
sekaligus juga sebagai pengelola wisata Pantai Tope Jawa yaitu bapak
Faisal (39) yang ketika diwawancarai mengenai dampak positif dari
adanya pengembangan wisata Pantai Topejawa terhadap perekonomian
masyarakat dan beliau menyatakan bahwa:

Kalau dampak pengembangan wisata topejawa ini terhadap


perekonomian masyarakat sekitar jelas ada dek, karena dengan adanya
wisata Pantai Topejawa ini bisa membuka lapangan kerja bagi warga
masyarakat disini, bisa menjadi peluang bagi pedagang – pedagang
seperti makanan bisa berjualan di dalam area pantai, dan kita bisa lihat
dijalan – jalan menuju dan sekitar Pantai Topejawa ini banyak yang
menjual ikan baik itu ikan yang baru di panen maupun ikan yang sudah
dikeringkan. Menurut saya pribadi dek ini semua bisa menjadi sumber
penghasilan bagi masyarakat dan bisa meningkatkan perekonomian.
Dengan pertanyaan lain, peneliti juga mewawancarai seorang Ibu –
ibu yang merupakan seorang pedagang tetapi tidak mau untuk disebutkan
identitasnya, mengenai pendapatnya terhadap bagaimana dampak
pengembangan wisata Pantai Topejawa terhadap ekonomi masyarakat,
dan pendapatnya adalah sebagai berikut:

Kalau ditanyakan mengenai apa yang saya rasakan dengan


adanya wisata Pantai Topejawa ini saya merasa sangat bersyukur karena
selama adanya wisata Pantai Topejawa ini pendapatan saya bisa lebih
banyak dibandingkan dulu, karena dulu saya berjualan hanya didepan
rumah tapi sekarang saya sudah bisa berjualan disini, dan ini sangat
membantu keluarga sayaa dalam hal ekonomi.

Dari beberapa narasumber yang peneliti wawancarai seputaran hal


– hal yang berkaitan dengan perekonomian mayoritas jawaban yang
diberikan baik itu dari kalangan tokoh masyarakat, pengelola, serta para
pelaku ekonomi atau pedagang mereka mengatakan bahwa keberadaan
wisata Pantai Topejawa memberikan dampak yang positif dalam hal
perekonomian masyarakat.

PENUTUP

Dalam pengembangan terhadap suatu pariwasata tidak mutlak selalu


memberikan dampak negative terhadap kondisi sosial budaya dan ekonomi
masyarakat yang ada disekitarnya. Hal ini bisa kita lihat dari hasil penelitian
yang dilakukan terhadap pengembangan wisata Pantai Topejawa yang
menurut hasil pengumpulan data yang peneliti lakukan memberikan dampak
baik atau positif terhadap keadaan sosial budaya serta ekonomi masyarakat.
Dampak positif dari adanya pengembangan wisata Pantai Topejawa terhadap
bidang sosial budaya yaitu bisa menyerap budaya dari pengunjung wisata
tanpa mengubah nilai – nilai yang sudah ada, bisa memperkenalkan
budayanya kepada para pengunjung dari masyarakat luar, serta dapat
meningkatkan jatidiri daerahnya. Dalam bidang ekonomi, adapun dampak
yang rasakan dapat disimpulkan bahwa dengan adanya pengembangan wisata
Pantai Topejawa bisa membuka lapangan kerja baru untuk warga sekitar, serta
dapat menambah pendapatan dan meningkatkan perekonomian masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Bambang Tri Kurnianto. (2017). Dampak Sosial Ekonomi Masyarakat Akibat


Pengembangan Lingkar Wilis Di Kabupaten Tulungagung. Jurnal AGRIBIS,
13(15), 55–85.

Hamzah, F., & Hermawan, H. (2018). Evaluasi Dampak Pariwisata Terhadap Sosial
Ekonomi Masyarakat Lokal. Jurnal Pariwisata, 5(3), 195–202.
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp

Hermawan, H. (2016). Dampak Pengembangan Desa Wisata Nglanggeran Terhadap


Ekonomi Masyarakat Lokal. III(2), 105–117.
https://doi.org/10.31219/osf.io/xhkwv

Heryati, Y. (2019). Potensi Pengembangan Obyek Wisata Pantai Tapandullu Di


Kabupaten Mamuju. GROWTH Jurnal Ilmiah Ekonomi Pembangunan, 1(1), 56–
74. https://stiemmamuju.e-journal.id/GJIEP/article/view/10
Isdarmanto. (2017). Dasar-Dasar Kepariwisataan dan Pengelolaan Destinasi
Pariwisata.

Isdarmanto. (2018). Pariwisata j. Nasional Pariwisata, 10(April), 14–21.

Ismayanti,A.PAR., M. S. (2020). Dasar-Dasar Pariwisata. DASAR-DASAR


PARIWISATA SEBUAH PENGANTAR ISMAYANTI,.

Musin, M. (2018). UNM Geographic Journal. UNM Geographic Journal,


2(September), 24–31.

Priyanto, S. E. (2016). EVALUASI DAMPAK PARIWISATA TERHADAP.


Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah, 10(03), 13–28.
https://doi.org/10.47256/kepariwisataan.v10i03.117

Rohani, E. D., & Purwoko, Y. (2020). Dampak Sosial Pariwisata Terhadap


Masyarakat Desa Ekowisata Pampang Gunung Kidul Menuju Desa Ekowisata
Berkelanjutan. Jurnal Sosiologi Reflektif, 14(2), 237.
https://doi.org/10.14421/jsr.v14i2.1853

Sentrisen Takome, Evie A.A.Suwu, J. D. Z. (2021). Jurnal ilmiah society. Journal


Ilmiah Society, 1(1), 1–10.

Shantika, B., & Mahagangga, I. G. A. O. (2018). Dampak Perkembangan Pariwisata


Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Di Pulau Nusa Lembongan.
Jurnal Destinasi Pariwisata, 6(1), 177.
https://doi.org/10.24843/jdepar.2018.v06.i01.p27

Warka Syahbrani, B. (2020). Jurnal Ilmiah Ecosystem Volume 20 Nomor 3 ,


September - Desember 2020 Jurnal Ilmiah Ecosystem Volume 20 Nomor 3 ,
September - Desember 2020. 20(3), 280–287.

Zaenuri, M. (2012). Perencanaan Strategis Kepariwisataan Daerah Konsep dan


Aplikasi. In e-Gov Publishing (Vol. 1).

Anda mungkin juga menyukai