Pidato Pengukuhan
Jabatan Guru Besar Tetap
dalam Bidang Ilmu Manajemen Pembangunan
pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
diucapkan di hadapan Rapat Terbuka Universitas Sumatera Utara
Oleh:
MARLON SIHOMBING
Selamat Pagi
Salam Sejahtera untuk kita semua
Marilah kita panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa
yang telah memberikan waktu dan kesehatan sehingga kita dapat
menghadiri upacara pengukuhan ini. Pada kesempatan ini perkenankanlah
saya menyampaikan pidato dengan judul:
PENDAHULUAN
1
Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap
Universitas Sumatera Utara
2
Prospek dan Tantangan Ilmu Administrasi dalam Implementasi
Otonomi Daerah di Indonesia
3
Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap
Universitas Sumatera Utara
Keempat alasan tersebut saling tekait satu sama lain dalam pengembangan
administrasi pembangunan. Lebih spesifik dapat dilihat bahwa
kecenderungan administrasi pembangunan berorientasi untuk mendukung
pembangunan dan usaha-usaha ke arah modernisasi, guna mencapai
tingkat kehidupan yang lebih sejahtera secara sosial dan ekonomi. Namun
harus pula dipahami bahwa, administrasi pembangunan tetap mendasarkan
diri pada administrasi publik dan peralatan analisis administrasi negara
sehingga manajemen pembangunan secara disiplin keilmuan tidak dapat
dipisahkan dari administrasi negara.
Pergeseran konsep ini juga dapat dilihat sekaligus sebagai proses transfer
kewenangan dari pemerintah kepada masyarakat. Masyarakat harus
diberikan kewenangan dalam proses-proses pembangunan; Marlon (2008;
219). Bahkan popularitas governance yang sering dipadukan dengan istilah
“good governance” telah digunakan pada banyak kasus, seakan-akan
merupakan imbuhan yang berarti reformasi. Saya kira pemahaman seperti
itu tidak salah, karena popularitas good governance sepertinya, menjadi
bentuk pengakuan akan ketidakpercayaan masyarakat terhadap
pemerintah. Banyak individu kecewa dengan kemampuan pemerintah
4
Prospek dan Tantangan Ilmu Administrasi dalam Implementasi
Otonomi Daerah di Indonesia
sampai pada saat ini untuk mengatasi masalah-masalah sosial. Oleh karena
itu mereka (masyarakat) haruslah dilibatkan dalam proses kepemerintahan
tersebut. Hal ini juga mengandung makna, mempercayai masyarakat agar
dipercaya. Dalam kaitan ini Hubbard (2001) mengatakan governance is
more than government yang kemudian governance diartikan sebagai “how
societies steer themselves”. Dalam arti bagaimana merubah mindset
yang birokratik (inward looking) menjadi public administration yang
(outward looking), Marlon (2008; 207).
5
Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap
Universitas Sumatera Utara
Secara sosial ekonomi, wilayah pesisir memiliki arti penting bagi Indonesia
karena sekitar 140 juta (60%) penduduk bermukim di wilayah pesisir
(Dahuri 2000). Apalagi Indonesia adalah merupakan negara kepulauan
terbesar di dunia yang terdiri atas 17.528 pulau, dimana teritorial darat dan
laut seluas 7,7 juta km2 dan lebih 75% wilayahnya adalah perairan laut,
pantai dan pesisir (Dahuri). Wilayah ini mengandung potensi kekayaan alam
yang cukup besar.
6
Prospek dan Tantangan Ilmu Administrasi dalam Implementasi
Otonomi Daerah di Indonesia
Berbagai jenis flora dan fauna laut, serta potensi keindahan alam yang
seharusnya dapat mensejahterakan masyarakat terutama masyarakat
daerah pesisir, namun, keadaannya ”paradoksial”. Besarnya potensi wilayah
pesisir, dengan perkembangan teknologi dan manajemen pengelolaan
sumber daya alam, tidak diikuti oleh tingkat kesejahteraan masyarakat
wilayah pesisir dan bahkan di sisi lain lingkungan semakin rusak.
7
Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap
Universitas Sumatera Utara
Pada sisi lain, tahun 1999 pemerintah juga telah melakukan perubahan
besar tentang sistem pemeritahan daerah sebagaimana diatur sebelumnya
pada UU No. 5 Tahun 1974 diganti dengan UU No. 22 tahun 1999. Pada
tahun 2004 kembali direvisi dan diganti dengan UU No. 32 tahun 2004
tentang otonomi daerah. Perubahan aturan ini memaknai akan perubahan
kebijakan pengelolaan sumber daya pesisir dan laut di Indonesia. Semangat
yang dapat digaris bawahi dari kelahiran UU tersebut adalah desentralisasi
pengelolaan wilayah pesisir dan laut kepada wilayah otonom.
8
Prospek dan Tantangan Ilmu Administrasi dalam Implementasi
Otonomi Daerah di Indonesia
Kawasan hutan bakau seluas 35.000 ha yang sangat penting untuk: (1)
Pelindung pantai dari gelombang dan pelingdung intrusi laut, (2) Penahan
angin, (3) Mencegah abrasi pantai dan (4) Habitat Ikan, telah mengalami
kerusakan 72, 29% dan saat ini terus (bertambah) mengalami kerusakan
(Pusat Kajian Sumber Daya Pesisir dan Lautan IPB, 2002). Pengangguran
dan putus sekolah semakin meningkat (Laporan kuliah internship FISIP-
USU, 2006).
9
Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap
Universitas Sumatera Utara
”Hal ini dapat dimaknai menjadi tiga hal. Pertama, sebagai pemerintah
daerah yang mengacu pada organ yang melaksanakan urusan dan fungsi
yang didesentralisasi. Kedua, sebagai pemerintahan daerah yang mengacu
pada fungsi menjalankan dalam kerangka desentralisasi. Ketiga, sebagai
daerah otonom tempat di mana lokalitas berada dan membentuk kesatuan
hukum sendiri yang meskipun tidak berdaulat, tetap memiliki hak untuk
mengurus dirinya sendiri (Muluk, 2006; 36)”.
10
Prospek dan Tantangan Ilmu Administrasi dalam Implementasi
Otonomi Daerah di Indonesia
Dari sudut latar belakang masalah inilah penulis melakukan suatu kajian
tentang “Desentralisasi Dan Pembangunan Masyarakat Wilayah Pesisir
Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara” (Marlon, 2007) dengan
rumusan masalah sebagai berikut:
1 Apakah desentralisasi mempengaruhi kesiapan otonomi daerah,
kepemerintahan yang baik (Good Governance), perencanaan partisipatif,
kekokohan masyarakat sipil dan hubungan harmonis dengan pemerintah
yang lebih tinggi?
2 Seberapa besar pengaruh yang nyata Otonomi Daerah menurut UU
No.32 Tahun 2004 terhadap: Ketatapemerintahan yang baik,
Perencanaan Partisipatif dan Pemberdayaan Masyarakat Wilyah Pesisir
Kabupaten Langkat?
3 Bagaimanakah pengaruh kepemerintahan yang baik, Perencanaan
Partisipatif, Pemberdayaan Masyarakat dan Hubungan harmonis dengan
Pemerintah yang lebih tinggi terhadap Pembangunan Wilayah
Masyarakat Pesisir Kabupaten Langkat?
11
Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap
Universitas Sumatera Utara
12
Prospek dan Tantangan Ilmu Administrasi dalam Implementasi
Otonomi Daerah di Indonesia
Variabel X4
Good Governance (GG)
Participation
Rule of law
Transparancy
Concencus orientation
Acountability
Strategic vision
Responsiveness
Equity
Effectiveness and efficiency
KESIAPAN Variabel X5
Pembangunan Masyarakat Wilayah Pesisir
Berkelanjutan (PMWP)
BIROKRASI Perencanaan Partisipatif (PP) Variabel Y
Kemandirian - Pendapatan
Aspiratif - Keadaan Sosial Ekonomi
Otorisasi - Sarana prasarana Sektor Pesisir
DESENTRALIS Keterlibatan - Pemerataan
ASI - Kelestarian Lingkungan
Kreatifitas
KEBIJAKAN Perilaku
KESIAPAN
APARATUR Variabel X6
Pemberdayaan Civil Society (PCS) /
Pengemb kelembagaan
Kelembagaan
Otonom/ mandiri
Akses masyarakat
Solidaritas
Toleransi
Kerjasama
Budaya Partisipatif
Variabel X7
Kondisi Ekternal Desentralisasi (KEDP)
Hubungan dengan pemerintah yang lebih tinggi
Administrasi
Kebijakan
Keuangan
Gambar 1.
Kerangka Konseptual Penelitian Hubungan Desentralisasi
Dan Pembangunan Masyarakat Pesisir
Keterangan:
13
Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap
Universitas Sumatera Utara
Dari diagram di atas dapat dilihat model hubungan antar variabel melalui
arah-arah panah dengan dimensi atau indikator masing-masing.
Keterangan:
Sangat Bagus : > 80%
Bagus : 70 – 80%
Sedang : 60 – 70%
Jelek : < 59%
14
Prospek dan Tantangan Ilmu Administrasi dalam Implementasi
Otonomi Daerah di Indonesia
Kesiapan
Birokrasi
(X1) 0,185
Good
0,179 Governance -0,180
(X4)
0,842
0,116
0,307
Pembangunan
Desentralisasi Perencanaan 0,224 Masyarakat
Kebijakan (X2) 0,259 Partisipatif (X5) Wilayah
Pesisir (Y)
0,059
Tdk Sig
0,317 0,618
0,570
0 623
Pemberdayaan
0,475 Civil Society
0,590 (X6) 0,113 -0,001
Tdk Sig
0,224 Kondisi
Kesiapan
Eksternal (X7)
Aparatur
(X3)
15
Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap
Universitas Sumatera Utara
Penjelasan:
1. Besarnya kontribusi kesiapan birokrasi pada saat ini secara empiris
menunjukkan hasil negatif (- 0,180) kalau dihubungkan langsung
dengan pembangunan masyarakat wilayah pesisir di Kabupaten
Langkat.
2. Desentralisasi kebijakan dan kesiapan aparatur tidak memberi
pengaruh secara nyata secara empiris terhadap pembangunan
masyarakat wilayah pesisir apabila dihubungkan secara langsung.
3. Besarnya pengaruh ketatapemerintahan yang baik secara langsung
dengan pembangunan masyarakat wilayah pesisir adalah 0,1162 =
1,4%.
4. Besarnya pengaruh perencanaan partisipatif secara langsung dengan
pembangunan masyarakat wilayah pesisir adalah 0,3312 = 11%.
5. Besarnya pengaruh pemberdayaan masyarakat secara langsung
terhadap pembangunan masyarakat wilayah pesisir adalah 0,5502 =
30%.
6. Besarnya pengaruh hubungan harmonis dengan pemerintah yang lebih
tinggi adalah 0,172 = 2,9%.
7. ε = 1− R2
= 52%
Penjelasan:
1. Besarnya pengaruh kesiapn birokrasi secara langsung terhadap
kepemerintahan yang baik adalah 0,1852 = 3,33%.
2. Besarnya pengaruh desentralisasi kebijakan terhadap kepemerintahan
yang baik secara langsung adalah 0,179 2 = 3,2%.
3. Besarnya pengaruh kesiapa aparatur terhadap kepemerintahan yang
baik secara langsung adalah 0,5702 = 32,5%.
4. ε = 68%.
16
Prospek dan Tantangan Ilmu Administrasi dalam Implementasi
Otonomi Daerah di Indonesia
Penjelasan:
1. Pengaruh kesiapan birokrasi terhadap perencanaan partisipatif secara
langsung adalah: 0,3072 = 9,4%.
2. Pengaruh desentralisasi kebijakan dengan perencanaan partisipatif
secara langsung adalah: 0,2592 = 6,7%.
3. Pengaruh kesiapan aparatur pemerintah terhadap perencanaan
partisipatif secara langsung adalah: 0,5902 = 35%.
4. ε = 68%.
Penjelasan:
1. Pengaruh kesiapan birokrasi terhadap pemberdayaan masyarakat secara
langsung adalah 0,3172 = 10%.
2. Pengaruh desentralisasi kebijakan terhadap pemberdayaan masyarakat
secara langsung adalah 0,4752 = 23%.
3. Pengaruh kesiapan aparatur terhadap pemberdayaan masyarakat secara
langsung adalah 0,4932 = 24%.
4. ε = 76%.
Penjelasan:
1. Besarnya pengaruh kepemerintahan yang baik terhadap pembangunan
masyarakat wilayah pesisir secara langsung adalah: 0,1162 = 1,4%.
2. Besarnya pengaruh perencanaan partisipatif terhadap pembangunan
masyarakat wilayah pesisir secara langsung adalah: 0,2242 = 5%.
3. Besarya pengaruh pemberdayaan masyarakat terhadap pembangunan
masyarakat wilayah pesisir secara langsung adalah: 0,6182 = 38%.
4. Besarnya pengaruh hubungan harmonis dengan pemerintah yang lebih
tinggi secara langsung adalah 0,113 = 1,2%.
5. ε = 54%.
17
Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap
Universitas Sumatera Utara
PENUTUP
KESIAPAN GOOD
BIROKRASI GOVERNANCE
(X1)
PERENCANAAN
PMWP
PARTISIPATIF
DESENTRALISA (Y)
SI KEBIJAKAN
(X2)
PEMBERDAYAA
KESIAPAN N
APARATUR
(X3)
KONDISI
Implementasi OTDA EKSTERNAL
Mencerminkan :
Aktive administration mewujudkan 1. Pendekatan Kolaboratif
pendekatan-pendekatan berbasis 2. Kreatifitas
masyarakat/publik 3. Kemandirian
4. Masyarakat sebagai subjek
5. Goverment is Us
Gambar 3.
Implikasi dan Rekomendasi Jalur Hubungan antar Variabel
Hasil Penelitian
18
Prospek dan Tantangan Ilmu Administrasi dalam Implementasi
Otonomi Daerah di Indonesia
Dalam hal ini, otonomi daerah menjadi instrumen yang penting untuk
menyuarakan berbagai persoalan sosial ekonomi masyarakat lokal, seperti
masalah pengangguran, kemiskinan dan sebagainya, harus dapat ditangkap
dengan baik oleh administrasi serta dapat diselesaikan dengan pendekatan
active administration yang berbasis pada masyarakat/publik sesuai dengan
perkembangan dan hakekat otonomi daerah.
Hal tersebut juga didukung oleh hasil analisis regresi dan jalur, yang
menunjukkan bahwa, pendekatan birokrasi Weberian (Scientific
Management), yang lebih melihat pengembangan kepemerintahan secara
internal dan mekanistis, tidak membawa hasil dalam dinamika tuntutan
pembangunan pada saat ini, namun yang diharapkan adalah sebuah model
yang membuka pembangunan partisipasi masyarakat. Oleh karena itu,
temuan penelitian ini sangat mendukung, konsep Y.C Yen, Go to the People,
Live among the people, learn with the people dan seterusnya dalam
pembangunan. Dengan upaya seperti ini, sensitifitas administrasi publik
dalam wujud active administration dengan pengembangan pendekatan
desentralisasi kebijakan-kebijakan dapat melembagakan pendekatan good
governance, perencanaan partisipatif dan pemberdayaan masyarakat serta
pada akhirnya menumbuhkembangkan pembangunan berkelanjutan. Hal
inilah secara timbal balik antara praktis dan konsep menjadi peluang dan
tantangan untuk mewujudkan tingkat validitas dan relevansi administrasi,
secara bersinergis bagi pengembangan ilmu administrasi menuju sosok
eksistensi keilmuan yang sensitif dan komit terhadap pembangunan
masyarakat secara berkelanjutan. Dalam sosok seperti ini, Ilmu
Administrasi akan memiliki kompetensi pembangunan kemasyarakatan
secara berkelanjutan. Oleh karena itu ketidakmampuan birokrat
menjembatani masyarakat dalam hal perencanaan partisipatif atau enabling
social setting, pemberdayaan masyarakat seperti yang ditemukan melalui
hasil penelitian ini, tidak sejalan dengan hakekat dan tuntutan otonomi
19
Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap
Universitas Sumatera Utara
Dalam perjalanan karier saya sebagai akademisi hingga pada saat ini,
banyak pihak yang telah memberikan kontribusi baik secara langsung
ataupun tidak langsung dalam keberhasilan yang telah saya capai. Untuk itu
izinkanlah saya dengan segala hormat untuk mengucapkan terima kasih
dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Yang terhormat Bapak Rektor Universitas Sumatera Utara Bapak Prof.
Chairuddin P. Lubis, DTM&H, SPA(k) yang telah memberikan banyak
kemudahan melalui kesempatan, dorongan, dan dukungan moral
maupun moril sehingga saya dapat mencapai pendidikan doktor dan
menjadi guru besar di FISIP USU. Demikian juga, Beliau sebagai
Mahaguru saya, yang telah banyak memberikan inspirasi akademis,
semangat dan ketenangan jiwa. Kiranya Tuhan Yang Maha Esa
senantiasa melimpahkan suka cita untuk bapak dan keluarga.
2. Yang terhormat Alm. Prof. Adham Nasution yang telah
merekomendasikan saya menjadi salah seorang dosen di FISIP USU,
serta mendorong saya segera mengikuti Program Pendidikan
Pascasarjana (S-2).
3. Ucapan terima kasih kepada Dekan FISIP USU Bapak Prof. Dr. M Arif
Nasution, MA, yang telah mendorong, memotivasi, dan merekomendasi
saya untuk mengikuti program pendidikan Doktor (S-3). Demikian juga
atas arahan dan bimbingan akademis yang diberikan dalam peranan
sebagai salah seorang promotor saya dalam program pendidikan S-3
cukup memaknai keberhasilan saya. Untuk itu saya ucapkan terima
kasih.
Demikian juga kepada para mantan Dekan FISIP USU, Alm. Prof Adham
Nasution, Almarhumah Prof. Dr. Asma Affan M.P.A., Bapak Drs. Amru
Nasution, M.Kes. dan Prof. Subhilhar, M.A., Ph.D. serta keluarga besar
FISIP USU sebagai bagian dari hidup dan karier saya selama ± 29
tahun.
4. Kepada guru-guru saya dari SD 1 Pagar Jati, SMP Negeri 1 Sidikalang,
SMP RK. Lubuk Pakam dan SMA Negeri 223 Lubuk Pakam serta para
20
Prospek dan Tantangan Ilmu Administrasi dalam Implementasi
Otonomi Daerah di Indonesia
Kepada Ayahanda dan Ibunda (Bapak dan Omak) saya, yang saya sayangi
dan banggakan; OP. Boy. Bapak saya J. Sihombing dan Omak saya D. Br.
Nadapdap, terimalah ucapan terima kasih ananda yang saya sampaikan dari
lubuk hati yang paling dalam, atas doa, kasih pengorbanan dalam
21
Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap
Universitas Sumatera Utara
Demikian juga kepada semua keluarga “adek-adek saya dan Lae-Lae”, saya
mengucapkan terima kasih atas dukungan dan perhatian kalian semua.
Akhirnya, kepada seluruh hadirin dan undangan sekalian yang telah dengan
penuh sabar dan perhatian untuk mengikuti keseluruhan acara ini, untuk itu
saya juga menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya, dan mohon
maaf apabila ada kesalahan dan kekurangan. Kiranya Tuhan Yang Maha Esa
memberkati. Amin.
22
Prospek dan Tantangan Ilmu Administrasi dalam Implementasi
Otonomi Daerah di Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
23
Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap
Universitas Sumatera Utara
_____, 2002, Menuju Abad Ke-21, Tindakan Suka Rela dan Agenda Global,
Yayasan Obor, Jakarta.
24
Prospek dan Tantangan Ilmu Administrasi dalam Implementasi
Otonomi Daerah di Indonesia
Rudito, Bambang, Dkk, 2003. Akses Peran Serta Masyarakat, ICSD, Jakarta.
25
Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap
Universitas Sumatera Utara
26
Prospek dan Tantangan Ilmu Administrasi dalam Implementasi
Otonomi Daerah di Indonesia
A. KETERANGAN DIRI
B. PENDIDIKAN
27
Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap
Universitas Sumatera Utara
D. RIWAYAT JABATAN
E. PENELITIAN
28
Prospek dan Tantangan Ilmu Administrasi dalam Implementasi
Otonomi Daerah di Indonesia
29
Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap
Universitas Sumatera Utara
G. CERAMAH/SEMINAR
30
Prospek dan Tantangan Ilmu Administrasi dalam Implementasi
Otonomi Daerah di Indonesia
H. PENGAJARAN
31
Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap
Universitas Sumatera Utara
32