Anda di halaman 1dari 5

Nama : Annysa Sovia Nurani

NPM : 1906333396
Jurusan : Pacasarjana S2 Ilmu Politik 2019
Mata Kuliah : MPIP B
Pengajar : Dr. phil Panji Anugerah Permana

Critical Review

Jumlah Kata: 899

A. Pendahuluan

Pada tulisan ini, buku pertama yang menjadi sumber ulasan penulis

berjudul “Research Design: Qualitative and Quantitative Approaches” yang

ditulis oleh John W. Creswell (bab III) diterbitkan Sage Publications, 2014 di

California (edisi keempat). Bab yang diberi judul “Penerapan Teori” ini,

Creswell secara singkat menggambarkan bagaimana penerapan teori baik

dalam penelitian kuantitatif, kualitatif serta campuran.

Buku kedua berjudul “Guide to Methods for Students of Political

Science” ditulis oleh Stephen Van Evera (bab I), diterbitkan Cornell

University Press di London 1997. Bab yang diberi judul “Hypotheses, Laws,

and Theories: A User’s Guide” ini, Evera memberikan panduan lengkap

mengenai bagaimana membangun teori.

B. Ringkasan

Creswell memberikan penjelasan bahwa dalam melakukan sebuah

penelitian, menentukan sebuah teori adalah komponen penting yang akan

digunakan untuk mengeksplorasi rumusan masalah. Teori-teori dapat

digunakan di penelitian kuantitatif, kualitatif dan campuran. Peneliti

kuantitatif menggunakan teori untuk memberikan penjelasan atau prediksi

1
(hipotesis) tentang relasi antarvariabel dalam penelitian. Ruang lingkup teori

tersebut dapat dinyatakan dalam beberapa bentuk berupa hipotesis, pernyataan

“jika-maka” yang menunjukkan mengapa seseorang harus berharap variabel

bebas dapat memengaruhi variabel terikat serta penyajian dalam bentuk

gambar visual. Sementara itu, tujuan penelitian kuantitatif adalah untuk

menguji atau memverifikasi suatu teori maka dari itu teori digunakan secara

deduktif dan diletakkan di awal penelitian.

Peneliti kualitatif menggunakan teori untuk tujuan yang berbeda.

Creswell membagi tujuan tersebut ke dalam empat kategori, yakni: pertama,

teori digunakan untuk penjelasan atas perilaku tertentu misalnya dalam

etnografi. Kedua, perspektif teoritis digunakan sebagai panduan umum untuk

meneliti gender, kelas, ras atau masalah lain mengenai kelompok marginal.

Perspektif ini menunjukkan bagaimana peneliti harus memosisikan diri dalam

penelitian kualitatif. Ketiga, teori digunakan di akhir penelitian atau

menerapkan penelitian secara induktif mulai dari data, tema-tema umum

kemudian menuju teori tertentu. Keempat, pada beberapa penelitian kualitatif

ada yang tidak menggunakan teori yang terlalu eksplisit seperti dalam

penelitian fenomenologi. Dalam penelitian semacam ini, peneliti hanya

membuat deskripsi yang kaya dan terperinci tentang fenomena tertentu.

Peneliti metode campuran menggunakan teori sebagai kerangka kerja

yang menginformasikan banyak aspek rancangan ketika peneliti

mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasikan data kuantitatif dan

kualitatif. Ia dibagi dalam dua bentuk yakni kerangka kerja ilmu sosial dan

transformatif. Kerangka kerja ilmu sosial diletakkan di awal penelitian

sementara teori transformatif digunakan untuk mengamati masalah-masalah

2
seperti isu kekuasaan dan hubungan sosial. Metode campuran memasukkan

kerangka ini ke dalam berbagai tahap proses penelitian seperti pendahuluan,

rumusan masalah, pengumpulan data dan interpretasi yang menghasilkan

perubahan.

Evera lebih menggambarkan secara detail mengenai membangun

sebuah teori. Teori adalah pernyataan umum yang menggambarkan dan

menjelaskan sebab atau akibat dari fenomena. Evera menekankan pada adanya

hukum atau hipotesis kausal yang terdiri dari variabel bebas dan terikat. Evera

membagi hipotesis menjadi tiga, yakni: pertama hipotesis utama yakni

hipotesis menyeluruh yang membingkai hubungan antara variabel bebas dan

terikat. Kedua, hipotesis eksplanatori yakni hipotesis menengah yang

merupakan penjelasan teori. Kemudian terakhir yakni menguji hipotesis. Maka

sebuah teori adalah tidak lebih dari seperangkat hukum atau hipotesis kausal

yang saling terhubung.

Evera menggambarkan teori dalam sebuah diagram. Ia mengibaratkan

hubungan teori seperti A – q – r – B. Dalam diagram tersebut, A adalah

variabel bebas, B adalah variabel terikat. Sementara q dan r menunjukkan

variabel intervening dan terdiri dari penjelasan teori. A – B adalah hipotesis

utama, sementara A – q, q – r, r – B, adalah hipotesis eksplanatori. Dia juga

memvariasikan banyak diagram dengan menambah variabel kondisi dengan

menggunakan simbol multiplikasi (x). Bagi Evera, teori yang tidak dapat

digambarkan dalam diagram panah bukanlah sebuah teori dan butuh untuk

dibingkai ulang menjadi sebuah teori. Menurut Evera, teori yang baik dibagi

dalam 7 kategori, yakni:

3
1. Memiliki kekuatan penjelas yang besar. Variabel bebas dalam teori

memiliki efek besar pada berbagai fenomena dalam berbagai

kondisi,

2. Menjelaskan dengan menyederhanakan,

3. Memuaskan keingintahuan kita. Teori tidak memuaskan jika masih

membuat kita bertanya-tanya,

4. Dibingkai dengan jelas,

5. Memiliki prinsip falsifable,

6. Menjelaskan fenomena penting,

7.Memiliki kekayaan preskriptif. Ini berarti menghasilkan rekomendasi

kebijakan yang bermanfaat.

Meski demikian, Evera menegaskan bahwa tidak ada resep yang ditetapkan

secara umum untuk membuat teori.

Dalam hal menguji sebuah teori, ia mendasarkan pada dua cara dasar

yakni ekperimen dan observasi. Uji observasi datang dalam dua variasi yakni

large-n (statistikal) dan studi kasus. Uji eksperimen adalah ketika seorang

peneliti hanya mengekspos satu dari dua kelompok yang setara dengan suatu

stimulus. Apakah hasilnya kongruen atau tidak sesuai dengan prediksi?

Kesesuaian prediksi dan hasil menguatkan teori, sementara ketidaksesuaian

menegaskannya. Uji observasi adalah ketika seorang peneliti secara pasif

mengamati data tanpa memaksakan stimulus eksternal pada situasi dan

bertanya apakah pengamatan itu sesuai dengan prediksi.

C. Kesimpulan

Teori sangatlah menentukan dalam sebuah penelitian. Oleh sebab itu,

teknik membangun teori harus dikuasai dengan baik. Dalam hal ini, Evera

4
lebih memberikan gambaran detail mengenai konstruksi teori itu. Hal ini

penting, karena dalam menerapkan sebuah teori kita perlu untuk mengetahui

akarnya terlebih dahulu dengan dalam dan baik. Sehingga, tulisan Evera lebih

menjawab hal tersebut dalam memandu kita membangun sebuah teori.

Berbeda dengan Evera, Creswell memberikan gambaran teknis mengenai

tujuan serta penerapannya dalam penelitian kuantitatif, kualitatif dan metode

campuran. Sehingga, tulisan Creswell dapat kita gunakan kemudian untuk

membantu kita dalam menerapkan teori tersebut di jenis penelitian yang kita

pilih.

Daftar Pustaka

Creswell, John W. 2014. Research Design: Qualitative, Quantitative, and

Mixed Methods Approaches 4th Edition. California: SAGE Publication.

Evera, Stephen Van. 1997. Guide to Methods for Students of Political Science.

London: Cornell University Press

Anda mungkin juga menyukai