Anda di halaman 1dari 9

TUGAS TERJEMAHAN BUKU

RESEACH DESIGN
QUALITATIF, QUANTITATIF DAN MIXED METHODS APPROACHES
SECOND EDITION
Karangan: Jhon W. Creswell
TEORI DALAM PENELITIAN

Di susun oleh :
1. Syahrul Ramadhan
2. I Komang Sumariata

(13701251001)
(13701251013)

YOGYAKARTA
2013

Teori Dalam Penelitian


I.

PENDAHULUAN
Berikut ini kami terjemahkan buku Reseach Design karangan Jhon W. Creswell. Dalam buku ini
disampaikan bahwa. Salah satu komponen penting dalam melakukan penelitian adalah menentukan teori
apakah yang akan digunakan untuk mengeksplorasi rumusan masalah. Dalam penelitian kuantitatif,
peneliti sering kali menguji berbagai teori untuk rnenjawab rumusan masalahnya. Dalam proposal
disertasi kuantitatif, semua bagian di dalamnya bisa saja dirancang untuk menyajikan teori yang akan
diteliti. Dalam penelitian kualitatif, penggunaan teori lebih bervarlasi lagi. Bahkan, peneliti kualitatif
dapat mengembangkan suatu teori dari hasil penelitiannya dan meletakkan teori tersebut di akhir
proyek penelitian, misalnya dalam penelitian grounded theory. Dalam penelitian kualitatif, teori bisa
juga muncul di awal penelitian sebagai perspektif yang nantinya dapat membentuk apa yang dilihat
dan rumusan masalah apa yang diajukan, seperti dalam penelitlan etnografi atau advokasi. Dalam
penelitian metode campuran, peneliti bisa saja menguji atau justru membuat suatu teori. Bahkan,
penelitian dengan metode campuran bisa didasarkan pada satu perspektif teoretis, seperti fokus pada isuisu feminis, ras, atau kelas, yang nantinya dapat menuntun keseluruhan tahap penelitian.
Dalam buku ini juga di awali dengan berfokus pada penggunaan teori dalam penelitian
kuantitatif, menyajikan definisi dari teori itu sendiri, penggunaan dalam penelitian kuantitatif,
peletakan serta model penulisan teori dalam penelitian kuantitatif. Selanjutnya, dibahas prosedurprosedur dalam mengidentifikasi teori, lalu menjabarkan perspektif teoretis dalam proposal
penelitian kuantitatif. Kemudian, pembahasan akan beralih pada penggunaan teori dalam penelitian
kualitatif. Para peneliti kualitatif menggunakan istilah yang berbeda-beda untuk menyebut teori,
seperti pola-pola, kacamata teoretis, atau generallsasi naturalist/k, untuk mendeskripsikan sudut
pandang mereka dalam penelitian. Dalam bab ini juga disediakan contoh-contoh penulisan teori
kualitatif. Di bagian akhir, bab ini akan beralih pada penggunaan teori dalam penelitian metode campuran,
dan penerapan perspektif transformatif yang populer dalam pendekatan ini.
II.

DEFINISI TEORI
Dalam penelitian Kuantitatif tentang penggunaan teori kualitatif dalam penelitian beberapa preseden
historis untuk memandang teori sebagai prediksi atau penjelasan saintifik (lihat G. Thomas,1977, rnengenai
cara-cara mengkonseptualisasikan teori dan bagaimana teori dapat mempersempit ruang lingkup penelitian).
misalnya, definisi Kerlinger (1979) tentang teori masih berlaku hingga saat ini. Dia berpendapat
bahwa teori merupakan seperangkat konstruk (variabel-variabel), definisi-definisi, dan
proposisi-proposisi yang saling berhubungan yang mencerminkan pandangan sistematik atas suatu
fenomena dengan cara memerinci hubungan; antarvariabel yang ditujukan untuk menjelaskan fenomena
alamiah (him. 64).
Berdasarkan definisi ini, teori merupakan seperangkat konstruk (atau variabel) yang saling
berhubungan, yang berasosiasi dengan proposisi atau hipotesis yang memerinci hubungan antarvariabel
(biasanya dalam konteks magnitude atau direction). Suatu teori dalam penelitian bisa saja berfungsi sebagai
argunentasi, pembahasan, atau alasan. Teori biasanya membantu menjelaskan (atau memprediksi)
fenomena yang muncul di dunia. Labovitz dan Hagedom (1971) menambah definisi teori ini dengan
gagasan tentang theoretical rationale, yang dimaknai sebagai "usaha mengetahui bagaimana dan
mengapa variabel-variabel dan pernyataan-pernyataan relasional saling berhubungan satu sama lain"
(hlm. 17). Pembahasan mengenai teori biasanya muncul di bagian tinjauan pustaka atau di bagian khusus,
seperti landasan teori, logika teoretis, atau perspektif teoretis, meskipun Jhon W. Creswell lebih suka dengan
istilah perspektif teoretis karena istilah ini lebih banyak digunakan sebagai bagian yang tidak terpisahkan
dalam proposal penelitian
Metafora pelangi (metaphor of a rainbow) mungkin dapat membantu kita memvisualisasikan
bagaimana suatu teori beroperasi. Dalam hal ini, pelangi menjembatani variabel bebas dan variabel terikat dalam penelitian. Pelangi ini mengikat secara bersama variabel-variabel tersebut dan menyediakan
penjelasan yang memadai tentang bagaimana dan mengapa seseorang harus berharap pada variabel
bebas untuk menjelaskan atau memprediksikan variabel terikat. Teori-teori berkembang ketika peneliti
2

tengah menguji suatu prediksi secara terus-menerus.


Dalam bukunya ini Jhon W. Creswell menunjukkan bagaimana suatu teori ini berkembang
dalam penelitian. Misalnya, peneliti mengombinasikan variabel-variabel bebas, mediating dan terikat
berdasarkan ukurannya yang berbeda-beda dalam rumusan masalah penelitian. Rumusan masalah ini
memberikan informasi tentang jenis hubungan antarvariabel (apakah positif, negatif, atau tidak diketahui)
dan magnitudenya (apakah kuat atau lemah). Dengan memasukkan informasi ini ke dalam pernyataan
prediktif (hipotesis), peneliti bisa menulis, "Semakin kuat sentralitas kekuasaan dalam diri pemimpin,
semakin besar disenfranchisement dalam diri pengikutnya." Ketika peneliti menguji hipotesis-hipotesis
seperti ini dalam setting yang berbeda-beda dan dengan populasi yang berbeda-beda pula (seperti,
Pramuka, gereja Presbyterian, Rotary Club, dan siswa-siswa SMA) maka teori pun akan muncul, dan ia
bisa memberinya nama (seperti, teori atribusi). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa teori muncul
dan berkembang sebagai penjelasan atas suatu pengetahuan dalam bidang-bidang tertentu (G. Thomas,
1997).
Theory develops as explanation to advance knowledge in particular fields(G. Thomas,
1997)
Teori-teori bisa saja muncul dalam berbagai disiplin ilmu sosial, seperti psikologi, sosiologi,
antropologi, pendidikan, dan ekonorni, serta dalam subbidang-subbidang lain. Teori-teori ini tentu saja
dapat diakaes, misalnya, dengan mencarinya dalam database-database literatur (scperti,
Psychological Abstracts, Sociological Abstracts) atau mereview petunjuk-petunjuk dalam literatur
yang membahas teori-teori tersebut (misalnya, lihat Webb, Beals, & White, 1986).
III.

BENTUK-BENTUK TEORI
Dalam proposal penelitian, peneliti menegaskan teorinya dalam beberapa bentuk, seperti
hipotesis, pernyataan logika "jika-maka", atau bentuk visual. Pertama, peneliti menegaskan teori dalam
bentuk hipotesis-hipotesis yang saling berhubungan.
X1
+
+
X2

+
+

Y1

+
+

Z1
Variable-Variable Terikat

Y2
Variable-Variabele Intervening

X3
Variabel-Variable Bebas
Gambar 1.1 Tiga Variable Bebas mempengaruhi Satu Variable Terikat yang Dimediasi Dua Variable
Intervening
Kedua, meneliti menyatakan teori dalam bentuk pernyataan "jikamaka" yang menunjukkan
mengapa seseorang harus berharap variabel betas dapat memengaruhi variabel terikat. Misalnya,
Homans (1950) menielaskan teori tentang interaksi:
Ketiga, peneliti dapat menyajikan teori dalam bentuk visual. Bentuk ini penting untuk
menerjemahkan variabel-variabel ke dalam gambar visual. Blalock (1969, 1985, 1991) menampilkan causal
modeling dengan membentuk teori-teori verbal menjadi model-model kausal sehingga pembaca dapat
menvisualisasi hubungan antarvariabel.
X1
Xa Kelompok Kontrol
Y1
X2
Xb Kelompok Experimen
Gambar 1.2 Dua kelompok dengan Treatment yang berbeda-beda di komparasikan berdasarkan
3

pengaruh terhadap Y
Ada dua contoh sederhana yang dapat disajikan di sini. Seperti yang tampak pada Gambar 1.1,
tiga variabel bebas memengaruhi satu variabel terikat, yang juga dimediasi oleh pengaruh dan dua
variabel intervening. Diagram semacam ini menunjukkan adanya rangkaian kausalitas antarvariabel yang
menuntun modeling melewati suatu analisis dan analisis-analisis lain yang lebih remit dengan
menggunakan sistem pengalian antarvariabel, seperti yang terdapat dalam model ekuasi struktural (lihat
Kline, 1998). Pada level preliminer, Duncan (1985) memberikan saran penting untuk membuat diagramdiagram kausal seperti ini:
Posisikan variabel-variabel bebas di bagian kanan diagram dan variabel-variabel terikat di bagian
kiri.
Gunakan anak pariah satu-arah yang menuntun setiap variabel utama (variabel bebas) menuju
variabel-variabel lain (variabel terikat dan variabel intervening/ control) yang bergan tung
padanya.
Tunjukkan kekuatan hubungan antarvariabel dengan menyisipkan simbol-sirnbol valensi
dalam setiap anak pariah. Gunakan valensi positif atau negatif untuk mempostulasi atau
menyimpulkan hubungan-hubungan antarvariabel.
Gunakan anak panah two-headed yang terhubung satu sama lain untuk menunjukkan
hubungan yang tidak dianalisis di antara variabel-variabel yang tidak terkait dengan
hubungan-hubungan lain.
Diagram kausal yang lebih rumit dapat dibuat dengan notasinotasi tambahan. Contoh di atas
merupakan contoh dasar yang menggunakan variabel-variabel yang terbatas, seperti yang sering terdapat
dalam penelitian metode survei.
Eksogen Bebas
Eksogen
Terikat (dependent)
Perfoma akademik
Presentasi non-risert

Variable-Variable
Demografis
Beban kerja
Standar-standar
ikatan dinas inter
instansi

Jarak waktu
pengangkatan
jabatan

Presentasi riset

Artikel-artikel jurnal
(tidak diminta)

Tekanan untuk
melakukan
penelitian

Artikel-artikel jurnal
(diminta/riset)

Kolaborasi

Kontributor tulisan di
Buku-Buku

Pusat studi
universitas

Buku-Buku

Hibah Pemerintah

Sumberdaya

+
Persepsi diri
sebagai peneliti

(disetujui)
Dukungan dari
rekan-rakan

+
Traning penelitian
sebelumnya

Hibah Pemerintah
(didanai)

Dukungan dari
kepala sekolah

Hibah swasta

Kontrak

Pengangkatan
kepalasekolah vs
guru

Gambar 1.3 Model Visual untuk Teori Tentang Perfoma Akademik Para Guru
4

Sumber jungnicket(1990) Diadaptasi dengan ijin.


Variasi atas model di atas bisa dilakukan dengan menambahkan kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen sebagai variabel-variabel yang dikomparasikan berdasarkan pengaruhnya terhadap hasil akhir
(variabel terikat). Seperti yang tampak pada Gambar 1.2, dua kelompok dalam variabel X dikomparasikan
berdasarkan pengaruhnya terhadap Y, variabel terikat. Rancangan seperti ini sering diterapkan untuk
penelitian eksperimen antarkelompok. Mengenai aturan-aturan notasi, sama seperti yang dijelaskan pada
contoh sebelumnya.
Jhon W. Creswell menunjukkan dua contoh ini hanya untuk memperkenalkan kemungkinankemungkinan menghubungkan variabel bebas dan variabel terikat agar teori yang akan dipakai dapat
terbangun secara utuh. Ada juga model-model yang lebih rumit, biasanya dengan menggunakan sistem
pengalian antara variabel bebas dan variabel terikat dalam bentuk model kausal yang sangat rinci (Blalock,
1969, 1985). Misalnya, Jungnickel (1990), dalam proposal disertasinya tentang produktivitas penelitian antarguru di
sekolahsekolah farmasi, menyajikan contoh visual yang kompleks, seperti yang tampak pada Gambar 1.3.
Jungnickel mempertanyakan faktor-faktor apa saja yang memengaruhi performa penelitian akademik para guru
di sekolah-sekolah farmasi.
Peneliti menguji atau memverifikasi suatu teori

Peneliti menguji hipotesis-hipotesis atau rumusan


masalah dari teori tersebut

Peneliti mendefinisikan dan mengoperasionalisasikan


variabel-variabel yang terbentuk dari teori tersebut

Peneliti mengukur dan mengobservasi variabel-variabel


dengan bantuan instrumen untuk memperoleh skor-skor
Gambar 1.4 Pendekatan deduktif dalam penelitian kuantitatif
Setelah mengidentifikasi faktor-faktor ini dalam literatur-literatur yang ada, dia menyesuaikannya
dengan kerangka teoretis yang terdapat dalam penelitian-penelitian keperawatan (Megel, Langston, Creswell,
1988), lalu membuat model visual yang melukiskan hubungan antara faktor-faktor ini, dengan aturan-aturan
model visual seperti yang baru saja diperkenalkan. Jungnickel memerinci variabel-variabel bebas di bagian kiri,
variabel-variabel intervening di bagian tengah, dan variabel-variabel terikat di bagian kanan. Arah pengaruh
membentang dari kin ke kanan dengan simbol panah, dan simbol plus dan minus untuk menunjukkan arah hipotesis.
IV.

PENERNPATAN TEORI DALAM PENELITIAN KUANTITATIF


Dalam penelitian kuantitatif, peneliti menggunakan teori secara deduktif dan meletakkannya di awal
proposal penelitian. Karena tujuannya adalah untuk menguji atau menverifikasi suatu teori ketimbang
mengembangkannya maka peneliti kuantitatif seyogianya mengajukan teori, mengumpulkan data untuk menguji
teori tersebut, dan menyatakan konfirmat atau diskonfirrnasi atas teori tersebut berdasarkan hal yang
diperoleh. Teori menjadi kerangka kerja untuk keselurultan penelitian yang nantinya berfungsi
mengorganigasi rumusan masalah dan hipotesis penelitian serta prosedur pengumpulan data. Model
berpikir deduktif yang diterapkan dalam penelitian kuantitatif tampak pada Gambar 3.4. Peneliti
menverifikasi suatu teori dengan menguji rumusan masalah atau hipotesis-hipotesis yang berasal dari
teori irti. Hipotesis atau rumusan tersebut berisi variabel-variabel (konstruk-konstruk) yang perlu
didefinisikan oleh peneliti atau perlu disesuaikan dengan definisi-definisi yang terdapat &lam literatur.
Dari sinilah, peneliti menggunakan suatu instrumen penelitian untuk mengukur sikap-sikap atau
perilakuperilaku para partisipan. Kemudian, peneliti mengumpulkan skor-skor yang diperolehnya dari
5

instrumen ini untuk mengonfirmasi atau mendiskonfirmasi teori tersebut.


Table 2.1 Opsi-Opsi Penempatan Teori dalam Penelitian Kuantitatif
Kelebihan-kelebihan
Kekurangan-kekurangan
Penempatan
Dalam pendahuluan
Penempatan ini banyak di- Pembaca sulit memisahkan
temukan dalam artikel-artikel jurnal; landasan teori dari komponenakan tampak familiar bagi komponen lain dalam proses
pembaca; lebih bersifat deduktif.
penelitian.
Dalam tinjauan pustaka
Teori berasal dari literaturliteratur Pembaca sulit membedakan Lori
yang ada. Dengan meletakkannya dengan tinjauan pustaka.
dalam tinjauan pustaka, teori ini
akan senakin jelas dan runtut
sesuai dengan literatur aslinya.
Setelah rumusan masalah atau Bagaimanapun
juga,
teori Peneliti bisa saja memasukkan
hipotesis penelitian
merupakan penjelasan logis atas logika teoretis setelah rumusan
rumusan masalah atau hipotesis masalah
atau
hipotesis
peneiitian karena teori dapat penelitian, tetapi is nantinya
menerangkan bagaimana dan akan mengabaikan pembahasan
mengapa variabel-variabel sating detail tentang asal mula
berhubungan.
perkembangan dan penerapan
teori tersebut.
Dalam baglan (bab/ subbab)
Penempatan ini dapat memperjelas Pembahasan teori bisa saja
terpisah
pembahasan mengenai teori dari berada terplsah dari komponenpembahasanpembahasan lain dalam komponen lain, namun pembaca
penetitian. Penempatan ini juga akan sulit menghubungkannya
memungkinkan pembaca untuk dengan komponen-komponen
mengidentifikasi dan memahami lain dalam penelitian.
dengan balk landasan teori untuk
penelitian tersebut.
Pada hakikatnya, pendekatan deduktif yang bisa diterapkan dalam penelitian kuantitatif juga
turut memengaruhi peletakan teori di dalamnya (lihat Tabel 2.1). Petunjuk umurnnya adalah memperkenalkan teori di awal proposal penelitian: dalam pendahuluan, dalam tinjauan pustaka, setelah
hipotesis atau rumusan masalah (sebagai rasionalisasi atas hubungan antarvariabel), atau dalam bab/
subbab khusus. Masing-masing penempatan itu memiliki kelebihan dan kekurangannya tersendiri.
Teori pada bagian terpisah dalam proposal penelitian sehingga pembaca dapat dengan mudah
mengidentifikasi teori tersebut dari komponen-komponen lain. Dengan meletakkan teori di bagian
khusus, dan dapat memberikan penjelasan yang memadai tentang teori tersebut, fungsinya, dan
hubungannya dengan penelitian
A.

Menulis Perspektif Teoretis Kuantitatif


Berdasarkan opsi-opsi yang sudah disajikan sebelumnya, berikut ini saya akan menunjukkan satu
contoh penulisan perspektif teoretis dalam penelitian kuantitatif. Anggap saja, tugas Anda saat ini adalah
mengidentifikasi suatu teori yang menjelaskan hubungan Obi antara variabel bebas dan variabel terikat.
1.
Periksalah literatur-literatur yang kemurtgkinan membahas teori ini. Jika unit analisis untuk variabelvariabel penelitian adalah seorang individu, periksalah dalam literatur psikologi. Jika unit analisisnya adalah
kelompok-kelompok atau organisasi, lihatlah dalam literatur sosiologi. Jika penelitiannya hendak menguji
individu-individu clan kelompok-kelompok, pertimbangkanlah literature sosial-psikologi. Tentu saja, teoriteori dari disiplin lain bisa saja berguna (misalnya, untuk meneliti isu ekonomi, teorinya dapat
ditemukan dalam literatur-literatur ekonomi).
2.
Periksa pula penelitian-penelitian lain yang membahas topik atau yang sangat berkaitan dengan topik
Anda. Teori-teori apa yang digunakan oleh para penelitinya? Batasilah jumlah teori dan
cobalah mengidentifikasi satu teori yang dapat menjelaskan hipotesis inti atau rumusan masalah
utama.
6

3.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, buatlah rumusan masalah dengan


metafora pelangi agar dapat menjembatani variabel-variabel bebas dan variabel-variabel
terikat, seperti: Mengapa variabel(-variabel) bebas berpengaruh pada variabel- variabel terikat?
4. Jelaskan teori Anda dalam bagian khusus. Ikuti kalimat-kalimat berikut: "Teori yang akan
digunakan adalah..... (nama teori). Teori ini dikembangkan oleh (sumber atau
pengembang teori) dan sudah banyak diterapkan dalam penelitian mengenai.....
(topik-topik penelitian yang menerapkar teori ini sebagai landasannya). Teori ini
menegaskan bahwa(proposisi-proposisi atau hipotesis-hipotesis dalam teori tersebut).
Diaplikasikan pada penelitian ini, teori tersebut diharapkan dapat menjelaskan pengaruh
variabel(-variabel) bebas..... (variabel-variabel bebas) terhadap variabel(-variabel) terikat.....
(variabel-variabel terikat) karena..... (penjelasan yang didasarkan pada logika dari teori
tersebut)."

Dengan demikian, topik-topik yang harus dimasukkan ke dalam pembahasan mengenal teori
kuantitatif ini mencakup antara teori yang digunakan, hipotesis-hipotesis atau proposisi-proposisi dari
teori tersebut, informasi tentang aplikasi teori tersebut dalam penelitian-penelitian sebelumnya, dan
pernyataan yang mencerrninkan bagaimana teori tersebut berhubungan dengan penelitian yang diajukan.
V.
1.

2.

3.

TEORI DALAM PENELITIAN KUALITATIF


Para peneliti qualitative menggunakan teori untuk tujuan yang berbeda-beda.
Teori digunakan sebagai penjelas (Explanation)
Dalam penelitian kualitatif, teori sering kali digunakan sebagai penjelas atas perilaku dan sikapsikap tertentu. Teori ini bisa jadi sempurna dengan adanya variable-variabel, konstruk-konstruk
dan hipotesis penelitian. Misalnya, para ahli etnografi memanfaatkan tema2 kultural atau aspekaspek kebudayaan. Tema-tema ini bisa memberikan serangkaian hipotesis siap pakai untuk
diuji dengan literature yang ada. Meskipun peneliti kualitatif tidak merujuk pada tema-tema
tersebut sebagai teori mereka, tema-tema ini umumnya menyediakan penjelasan lengkap yang
sering kali dimanfaatkan oleh para antropolog untuk meneliti perilaku dan culture-sharing.
Teori digunakan Sebagai pandangan umum (Theoretical lens or perspective to guide their study)
Para peneliti kualitatif sering kali menggunakan perspektif teori sebagai pandangan
umum/panduan untuk meneliti gender, klas dan ras (atau isu-isu lain mengenai kelompok
marginal)
Beberapa perspektif teoritik yang bisaa digunakan dalam penelitian qualitative adalah sebagai
berikut.
a. Perspektif feminis menggugat kondisi wanita yang saat ini ditindas sewenang-wenang dan
institusi-institusi yang turut membentuk kondisi tersebut
b. Wacana rasial memunculkan pertanyaan-pertanyaan penting tentang konstruksi dan control
atas pengetahuan2 yang berbau ras, khususnya tentang orang-orang dan komunitas-komunitas
kulit berwarna
c. Perspektif teori kritis focus pada pemberdayaan umat manusia agar dapat bebas dari
kungkungan rasial, kelas dan gender yang dilekatkan pada mereka.
d. Teori queer berfokus pada individu-individu yang menamakan dirinya sebagai kelompok
lesbian, gay, biseksual atau transgender.
e. Studi ketidakmampuan berfokus pada makna inklusi dalam sekolah, yang melibatkan para
pengurus sekolah, guru dan orang tua yang memiliki anak dengan ketidakmampuanketidakmampuan tertentu.
Teori digunakan sebagai point akhir (Dengan menggunakan teori sebagai point akhir penelitian,
berarti peneliti menerapkan teorinya secara induktif yang berlangsung mulai dari data, lalu ke
tema-tema umum, kemudian menuju teori atau model tertentu.
7

Peneliti memulai penelitiannya dengan mengumpulkan informasi sebanyak mungkin dari


para partisipan, lalu membentuk informasi ini menjadi kategori-kategori atau tema-tema tertentu.
Tema-tema ini kemudian dikembangkan menjadi pola-pola, teori-teori atau generalisasi untuk
nantinya diperbandingkan dengan pengalaman-pengalaman pribadi atau dengan literature-literatur
yang ada.
Peneliti mengemukakan generalisasi-generalisasi atau teori-teori dari
literature dan pengalaman-pengalaman pribadinya

Peneliti mencari pola-pola umum, generalisasi-generalisasi atau teoriteori dari tema-tema atau kategori yang dibuat

Peneliti menganalisis data berdasarkan tema-tema dan kategori-kategori

Peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan terbuka pada partisipan dan


merekam catatan-catatan lapangan.
Bagan 1. Logika
Induktif
dalamdari
penelitian
kualitatif
Peneliti mengumpulkan
informasi
(misalnya,
wawancara
atau
observasi)
4. Beberapa penelitian kualitatif tidak menggunakan teori secara eksplisit. Hal tersebut bisa saja
diakibatkan karna dua hal :
a. Karna tidak ada satupun penelitian kualitatif yang dilakukan dengan observasi yang benar-benar
murni
b. Karena struktur konseptual sebelumnya yang disusun dari teori dan metode tertentu telah
memberikan starting point bagi keseluruhan observasi.
A.

Menempatkan Teori Dalam Penelitian Kualitatif


Bagaimana teori itu digunakan, akan turut mempengaruhi penempatannya dalam sebuah
penelitian kualitatif. Dalam penelitian kualitatif yang menggunakan tema cultural atau perspektif
teoritik, teori muncul diawal penelitian. Sesuai dengan rancangan penelitian kualitatif, teori dapat
muncul diawal dan dapat dimodifikasi atau disesuaikan sedemikian rupa berdasarkan pandangan dari
para partisipan.
Pengembangan suatu model visual yang kemudian dihubungkan dengan variable-variabel,
merancang model tersebut secara induktif dari komentar-komentar informan dan meletakkan model
tersebut diakhir penelitian, yang didalamnya proposisi utama dapat dibedakan dengan teori-teori atau
literature-literatur yang sudah ada.
Langkah-langkah penggunaan teori dalam penelitian kualitatif adalah sebagai berikut :
Pastikan apakah teori tersebut dapat digunakan dalam penelitian qualitative atau tidak
Jika bisa diterapkan, identifikasi bagaimana teori tersebut akan dijabarkan dan digunakan dalam
penelitian anda; apakah sebagai penjelasan, sebagai end-point penelitian atau sebagai perspektif
advokasi.
Tempatkan teori tersebut dalam naskah penelitian anda dibagian yang tepat, sesuai dengan tujuan
digunakannya teori tersebut
VI.

TEORI DALAM METODE CAMPURAN


Teori dalam metode campuran dapat diterapkan secara deduktif (seperti dengan pengujian
8

atau verifikasi teori kuantitatif) dan induktif (seperti dengan pemunculan teori atau pola kualitatif).
Cara lain untuk menggunakan teori dalam metode campuran adalah dengan menjadikan teori sebagai
perspektif teoritis untuk menuntun penelitian.
Langkah-langkah penggunaan teori dalam penelitian metode campuran adalah sebagai berikut :
Tentukan teori apa yang akan digunakan
Identifikasi penerapan teori tersebut dalam hubungannya dengan pendekatan qualitative dan
quantitative
Jika teori digunakan sebagai strategi transformasional dalam penelitian, jelaskan strategi tersebut
dan bahaslah point-point intinya dalam penelitian yang diajukan, yang didalamnya gagasangagasan emansipatoris juga digunakan.
VII.

KESIMPULAN :
Teori merupakan seperangkat konstruk (atau variabel) yang saling berhubungan, yang berasosiasi
dengan proposisi atau hipotesis yang memerinci hubungan antarvariabel (biasanya dalam konteks
magnitude atau direction). Suatu teori dalam penelitian bisa saja berfungsi sebagai argunentasi, pembahasan,
atau alasan. Teori biasanya membantu menjelaskan (atau memprediksi) fenomena yang muncul di dunia.
Dalam penelitian kuantitatif, peneliti menggunakan teori secara deduktif dan meletakkannya. dalam
pendahuluan, dalam tinjauan pustaka, setelah hipotesis atau rumusan masalah (sebagai rasionalisasi
atas hubungan antarvariabel), atau dalam bab/ subbab khusus. Karena tujuannya adalah untuk menguji
atau menverifikasi suatu teori ketimbang mengembangkannya. Dan memudahkan pembaca untuk
mengidentifikasi teori tersebut dari komponen-komponen lain. Dengan meletakkan teori di bagian
khusus, dan dapat memberikan penjelasan yang memadai tentang teori tersebut, fungsinya, dan
hubungannya dengan penelitian.
Para peneliti qualitative, dapat menggunakan teori sebagai penjelasan umum, misalnya dalam
etnografi. Teori juga dapat diterapkan sebagai perspektif teoritis untuk membantu peneliti
memunculkan pertanyaan-pertanyaan tentang gender, kelas, ras dsb. Teori juga dapat diterapkan
sebagai point akhir penelitian (end point), pola (pattern) atau generalisasi yang secara induktif
berawal dari pengumpulan dan analisis data. Para peneliti qualitative yang menerapkan grounded
theory, misalnya, berusaha menghasilkan suatu teori yang didasarkan (grounded) pada pandanganpandangan para partisipan, lalu memosisikannya sebagai kesimpulan diakhir penelitian mereka.
Meski demikian, ada juga beberapa penelitian qualitative yang tidak menyertakan teori secara
eksplisit, hanya menyajikan penelitian deskriptif tentang fenomena utama, seperti penenlitian
fenomenologi.
Para peneliti metode campuran dapat menerapkan teori secara deduktif (sebagaimana dalam
penelitian quantitative) ataupun secara induktif (sebagaimana dalam penelitian qualitative). Mereka
juga dapat mengawalinya dengan menggunakan perspektif-perspektif teoritis dalam penelitian
metode campuran. Bahkan, beberapa buku saat ini (seperti, Mertens, 2003) sudah menyediakan
prosedur-prosedur khusus bagaimana memasukan beragam perspektif tersebut ke dalam tahap-tahap
penelitian.

VIII.

SUMBER BUKU

Creswell, J.W. (2003). Reseach Design Qualitatif, Quantitatif Dan Mixed Methods Approaches
Second Edition. University of Nebraska. Lincoin

Anda mungkin juga menyukai