RESEACH DESIGN
QUALITATIF, QUANTITATIF DAN MIXED METHODS APPROACHES
SECOND EDITION
Karangan: Jhon W. Creswell
TEORI DALAM PENELITIAN
Di susun oleh :
1. Syahrul Ramadhan
2. I Komang Sumariata
(13701251001)
(13701251013)
YOGYAKARTA
2013
PENDAHULUAN
Berikut ini kami terjemahkan buku Reseach Design karangan Jhon W. Creswell. Dalam buku ini
disampaikan bahwa. Salah satu komponen penting dalam melakukan penelitian adalah menentukan teori
apakah yang akan digunakan untuk mengeksplorasi rumusan masalah. Dalam penelitian kuantitatif,
peneliti sering kali menguji berbagai teori untuk rnenjawab rumusan masalahnya. Dalam proposal
disertasi kuantitatif, semua bagian di dalamnya bisa saja dirancang untuk menyajikan teori yang akan
diteliti. Dalam penelitian kualitatif, penggunaan teori lebih bervarlasi lagi. Bahkan, peneliti kualitatif
dapat mengembangkan suatu teori dari hasil penelitiannya dan meletakkan teori tersebut di akhir
proyek penelitian, misalnya dalam penelitian grounded theory. Dalam penelitian kualitatif, teori bisa
juga muncul di awal penelitian sebagai perspektif yang nantinya dapat membentuk apa yang dilihat
dan rumusan masalah apa yang diajukan, seperti dalam penelitlan etnografi atau advokasi. Dalam
penelitian metode campuran, peneliti bisa saja menguji atau justru membuat suatu teori. Bahkan,
penelitian dengan metode campuran bisa didasarkan pada satu perspektif teoretis, seperti fokus pada isuisu feminis, ras, atau kelas, yang nantinya dapat menuntun keseluruhan tahap penelitian.
Dalam buku ini juga di awali dengan berfokus pada penggunaan teori dalam penelitian
kuantitatif, menyajikan definisi dari teori itu sendiri, penggunaan dalam penelitian kuantitatif,
peletakan serta model penulisan teori dalam penelitian kuantitatif. Selanjutnya, dibahas prosedurprosedur dalam mengidentifikasi teori, lalu menjabarkan perspektif teoretis dalam proposal
penelitian kuantitatif. Kemudian, pembahasan akan beralih pada penggunaan teori dalam penelitian
kualitatif. Para peneliti kualitatif menggunakan istilah yang berbeda-beda untuk menyebut teori,
seperti pola-pola, kacamata teoretis, atau generallsasi naturalist/k, untuk mendeskripsikan sudut
pandang mereka dalam penelitian. Dalam bab ini juga disediakan contoh-contoh penulisan teori
kualitatif. Di bagian akhir, bab ini akan beralih pada penggunaan teori dalam penelitian metode campuran,
dan penerapan perspektif transformatif yang populer dalam pendekatan ini.
II.
DEFINISI TEORI
Dalam penelitian Kuantitatif tentang penggunaan teori kualitatif dalam penelitian beberapa preseden
historis untuk memandang teori sebagai prediksi atau penjelasan saintifik (lihat G. Thomas,1977, rnengenai
cara-cara mengkonseptualisasikan teori dan bagaimana teori dapat mempersempit ruang lingkup penelitian).
misalnya, definisi Kerlinger (1979) tentang teori masih berlaku hingga saat ini. Dia berpendapat
bahwa teori merupakan seperangkat konstruk (variabel-variabel), definisi-definisi, dan
proposisi-proposisi yang saling berhubungan yang mencerminkan pandangan sistematik atas suatu
fenomena dengan cara memerinci hubungan; antarvariabel yang ditujukan untuk menjelaskan fenomena
alamiah (him. 64).
Berdasarkan definisi ini, teori merupakan seperangkat konstruk (atau variabel) yang saling
berhubungan, yang berasosiasi dengan proposisi atau hipotesis yang memerinci hubungan antarvariabel
(biasanya dalam konteks magnitude atau direction). Suatu teori dalam penelitian bisa saja berfungsi sebagai
argunentasi, pembahasan, atau alasan. Teori biasanya membantu menjelaskan (atau memprediksi)
fenomena yang muncul di dunia. Labovitz dan Hagedom (1971) menambah definisi teori ini dengan
gagasan tentang theoretical rationale, yang dimaknai sebagai "usaha mengetahui bagaimana dan
mengapa variabel-variabel dan pernyataan-pernyataan relasional saling berhubungan satu sama lain"
(hlm. 17). Pembahasan mengenai teori biasanya muncul di bagian tinjauan pustaka atau di bagian khusus,
seperti landasan teori, logika teoretis, atau perspektif teoretis, meskipun Jhon W. Creswell lebih suka dengan
istilah perspektif teoretis karena istilah ini lebih banyak digunakan sebagai bagian yang tidak terpisahkan
dalam proposal penelitian
Metafora pelangi (metaphor of a rainbow) mungkin dapat membantu kita memvisualisasikan
bagaimana suatu teori beroperasi. Dalam hal ini, pelangi menjembatani variabel bebas dan variabel terikat dalam penelitian. Pelangi ini mengikat secara bersama variabel-variabel tersebut dan menyediakan
penjelasan yang memadai tentang bagaimana dan mengapa seseorang harus berharap pada variabel
bebas untuk menjelaskan atau memprediksikan variabel terikat. Teori-teori berkembang ketika peneliti
2
BENTUK-BENTUK TEORI
Dalam proposal penelitian, peneliti menegaskan teorinya dalam beberapa bentuk, seperti
hipotesis, pernyataan logika "jika-maka", atau bentuk visual. Pertama, peneliti menegaskan teori dalam
bentuk hipotesis-hipotesis yang saling berhubungan.
X1
+
+
X2
+
+
Y1
+
+
Z1
Variable-Variable Terikat
Y2
Variable-Variabele Intervening
X3
Variabel-Variable Bebas
Gambar 1.1 Tiga Variable Bebas mempengaruhi Satu Variable Terikat yang Dimediasi Dua Variable
Intervening
Kedua, meneliti menyatakan teori dalam bentuk pernyataan "jikamaka" yang menunjukkan
mengapa seseorang harus berharap variabel betas dapat memengaruhi variabel terikat. Misalnya,
Homans (1950) menielaskan teori tentang interaksi:
Ketiga, peneliti dapat menyajikan teori dalam bentuk visual. Bentuk ini penting untuk
menerjemahkan variabel-variabel ke dalam gambar visual. Blalock (1969, 1985, 1991) menampilkan causal
modeling dengan membentuk teori-teori verbal menjadi model-model kausal sehingga pembaca dapat
menvisualisasi hubungan antarvariabel.
X1
Xa Kelompok Kontrol
Y1
X2
Xb Kelompok Experimen
Gambar 1.2 Dua kelompok dengan Treatment yang berbeda-beda di komparasikan berdasarkan
3
pengaruh terhadap Y
Ada dua contoh sederhana yang dapat disajikan di sini. Seperti yang tampak pada Gambar 1.1,
tiga variabel bebas memengaruhi satu variabel terikat, yang juga dimediasi oleh pengaruh dan dua
variabel intervening. Diagram semacam ini menunjukkan adanya rangkaian kausalitas antarvariabel yang
menuntun modeling melewati suatu analisis dan analisis-analisis lain yang lebih remit dengan
menggunakan sistem pengalian antarvariabel, seperti yang terdapat dalam model ekuasi struktural (lihat
Kline, 1998). Pada level preliminer, Duncan (1985) memberikan saran penting untuk membuat diagramdiagram kausal seperti ini:
Posisikan variabel-variabel bebas di bagian kanan diagram dan variabel-variabel terikat di bagian
kiri.
Gunakan anak pariah satu-arah yang menuntun setiap variabel utama (variabel bebas) menuju
variabel-variabel lain (variabel terikat dan variabel intervening/ control) yang bergan tung
padanya.
Tunjukkan kekuatan hubungan antarvariabel dengan menyisipkan simbol-sirnbol valensi
dalam setiap anak pariah. Gunakan valensi positif atau negatif untuk mempostulasi atau
menyimpulkan hubungan-hubungan antarvariabel.
Gunakan anak panah two-headed yang terhubung satu sama lain untuk menunjukkan
hubungan yang tidak dianalisis di antara variabel-variabel yang tidak terkait dengan
hubungan-hubungan lain.
Diagram kausal yang lebih rumit dapat dibuat dengan notasinotasi tambahan. Contoh di atas
merupakan contoh dasar yang menggunakan variabel-variabel yang terbatas, seperti yang sering terdapat
dalam penelitian metode survei.
Eksogen Bebas
Eksogen
Terikat (dependent)
Perfoma akademik
Presentasi non-risert
Variable-Variable
Demografis
Beban kerja
Standar-standar
ikatan dinas inter
instansi
Jarak waktu
pengangkatan
jabatan
Presentasi riset
Artikel-artikel jurnal
(tidak diminta)
Tekanan untuk
melakukan
penelitian
Artikel-artikel jurnal
(diminta/riset)
Kolaborasi
Kontributor tulisan di
Buku-Buku
Pusat studi
universitas
Buku-Buku
Hibah Pemerintah
Sumberdaya
+
Persepsi diri
sebagai peneliti
(disetujui)
Dukungan dari
rekan-rakan
+
Traning penelitian
sebelumnya
Hibah Pemerintah
(didanai)
Dukungan dari
kepala sekolah
Hibah swasta
Kontrak
Pengangkatan
kepalasekolah vs
guru
Gambar 1.3 Model Visual untuk Teori Tentang Perfoma Akademik Para Guru
4
3.
Dengan demikian, topik-topik yang harus dimasukkan ke dalam pembahasan mengenal teori
kuantitatif ini mencakup antara teori yang digunakan, hipotesis-hipotesis atau proposisi-proposisi dari
teori tersebut, informasi tentang aplikasi teori tersebut dalam penelitian-penelitian sebelumnya, dan
pernyataan yang mencerrninkan bagaimana teori tersebut berhubungan dengan penelitian yang diajukan.
V.
1.
2.
3.
Peneliti mencari pola-pola umum, generalisasi-generalisasi atau teoriteori dari tema-tema atau kategori yang dibuat
atau verifikasi teori kuantitatif) dan induktif (seperti dengan pemunculan teori atau pola kualitatif).
Cara lain untuk menggunakan teori dalam metode campuran adalah dengan menjadikan teori sebagai
perspektif teoritis untuk menuntun penelitian.
Langkah-langkah penggunaan teori dalam penelitian metode campuran adalah sebagai berikut :
Tentukan teori apa yang akan digunakan
Identifikasi penerapan teori tersebut dalam hubungannya dengan pendekatan qualitative dan
quantitative
Jika teori digunakan sebagai strategi transformasional dalam penelitian, jelaskan strategi tersebut
dan bahaslah point-point intinya dalam penelitian yang diajukan, yang didalamnya gagasangagasan emansipatoris juga digunakan.
VII.
KESIMPULAN :
Teori merupakan seperangkat konstruk (atau variabel) yang saling berhubungan, yang berasosiasi
dengan proposisi atau hipotesis yang memerinci hubungan antarvariabel (biasanya dalam konteks
magnitude atau direction). Suatu teori dalam penelitian bisa saja berfungsi sebagai argunentasi, pembahasan,
atau alasan. Teori biasanya membantu menjelaskan (atau memprediksi) fenomena yang muncul di dunia.
Dalam penelitian kuantitatif, peneliti menggunakan teori secara deduktif dan meletakkannya. dalam
pendahuluan, dalam tinjauan pustaka, setelah hipotesis atau rumusan masalah (sebagai rasionalisasi
atas hubungan antarvariabel), atau dalam bab/ subbab khusus. Karena tujuannya adalah untuk menguji
atau menverifikasi suatu teori ketimbang mengembangkannya. Dan memudahkan pembaca untuk
mengidentifikasi teori tersebut dari komponen-komponen lain. Dengan meletakkan teori di bagian
khusus, dan dapat memberikan penjelasan yang memadai tentang teori tersebut, fungsinya, dan
hubungannya dengan penelitian.
Para peneliti qualitative, dapat menggunakan teori sebagai penjelasan umum, misalnya dalam
etnografi. Teori juga dapat diterapkan sebagai perspektif teoritis untuk membantu peneliti
memunculkan pertanyaan-pertanyaan tentang gender, kelas, ras dsb. Teori juga dapat diterapkan
sebagai point akhir penelitian (end point), pola (pattern) atau generalisasi yang secara induktif
berawal dari pengumpulan dan analisis data. Para peneliti qualitative yang menerapkan grounded
theory, misalnya, berusaha menghasilkan suatu teori yang didasarkan (grounded) pada pandanganpandangan para partisipan, lalu memosisikannya sebagai kesimpulan diakhir penelitian mereka.
Meski demikian, ada juga beberapa penelitian qualitative yang tidak menyertakan teori secara
eksplisit, hanya menyajikan penelitian deskriptif tentang fenomena utama, seperti penenlitian
fenomenologi.
Para peneliti metode campuran dapat menerapkan teori secara deduktif (sebagaimana dalam
penelitian quantitative) ataupun secara induktif (sebagaimana dalam penelitian qualitative). Mereka
juga dapat mengawalinya dengan menggunakan perspektif-perspektif teoritis dalam penelitian
metode campuran. Bahkan, beberapa buku saat ini (seperti, Mertens, 2003) sudah menyediakan
prosedur-prosedur khusus bagaimana memasukan beragam perspektif tersebut ke dalam tahap-tahap
penelitian.
VIII.
SUMBER BUKU
Creswell, J.W. (2003). Reseach Design Qualitatif, Quantitatif Dan Mixed Methods Approaches
Second Edition. University of Nebraska. Lincoin