Anda di halaman 1dari 16

MODUL SEMINAR TOPIK SKRIPSI

(PSI314)

MODUL 9
MENULISKAN BAB 2

DISUSUN OLEH
YULI ASMI ROZALI, M.PSI., PSIKOLOG

UNIVERSITAS ESA UNGGUL


2020

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 0 / 16
MENULISKAN BAB 2

A. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan


Mahasiswa mampu menuliskan bab 2 skripsi.

B. Uraian dan Contoh

1. BAB 2 (TINJAUAN PUSTAKA)


Penelitian dikenal sebagai proses mencari pemecahan masalah melalui prosedur
ilmiah. Tahap-tahap yang harus dilalui menurut prosedur ilmiah yang tidak hanya
dilakukan di laboratorium saja, melainkan juga mencari tinjauan pustaka atau teori-
teori. Kegiatan penelitian biasanya selalu bertitik tolak dari pengetahuan-pengetahuan
yang sudah ada. Pada semua ilmu pengetahuan, ilmuwan selalu memulai penelitiannya
dengan cara menggali apa-apa yang sudah ada (Arikunto, 1995).
Sebelum membahas teori, terdapat dua istilah yang perlu dijelaskan yaitu konsep
dan proposisi. Konsep menunjuk pada istilah dan definisi yang digunakan untuk
menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang
menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Proposisi merupakan hubungan yang logis antara
dua konsep (Martono, 2011).
Teori merupakan alur logika atau penalaran, yang merupakan seperangkat
konsep, definisi, dan proposisi yang di susun secara sistematis (Sugiyono, 2015).
Secara umum, teori didefinisikan sebagai sebuah sistem konsep abstrak yang
mengindikasikan adanya hubungan diantara konsep-konsep tersebut yang membantu
kita memahami sebuah fenomena. Teori menjadi salah satu konsep dasar penelitian
sosial. Secara khusus, teori adalah seperangkat konsep/konstruk, definisi dan proposisi
yang berusaha menjelaskan kaitan sistematis suatu fenomena, dengan cara membuat
rincian hubungan sebab-akibat yang terjadi (Ziauddin, 1996).

Ketika peneliti telah merumuskan, masalah maka langkah kedua dalam proses
penelitian (kuantitatif) adalah mencari teori-teori, konsep-konsep, generalisasi-
generelisasi hasil penelitian yang dapat dijadikan sebagai landasan teoritis untuk
pelaksanaan penelitian. (Suryabrata dalam Sugiyono, 2015).

Teori merupakan seperangkat konstruk (konsep), definisi dan proposisi yang


berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematik, melalui spesifikasi hubungan

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 1 / 16
antara variabel, sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena.
(Neumen dalam Sugiyono, 2015).

Teori juga didefinisikan sebagai generalisasi atau kumpulan generalisasi yang


dapat digunakan untuk menjelaskan berbagai fenomena secara sistematik. (Wiersma
dalam Sugiyono, 2015).

Haditono (1999) menyatakan bahwa suatu teori akan memperoleh arti yang
penting, bila ia lebih banyak dapat melukiskan, menerangkan dan meramalkan gejala
yang ada.

Mark (dalam Sugiyono, 2015) membedakan adanya tiga macam teori. Ketiga
teori yang dimaksud ini berhubungan dengan data empiris. Dengan demikian dapat
dibedakan antara lain:
 Teori yang deduktif: memberi keterangan yang di mulai dari suatu
perkiraan atau pikiran spekulatif tertentu ke arah data akan diterangkan.
 Teori yang induktif: cara menerangkan adalah dari data ke arah teori.
Dalam bentuk ekstrim titik pandang yang positivistik ini dijumpai pada
kaum behaviorist.
 Teori yang fungsional: di sini nampak suatu interaksi pengaruh antara data
dan perkiraan teoritis, yaitu data mempengaruhi pembentukan teori dan
pembentukan teori kembali mempengaruhi data.

Tiga hal yang perlu diperhatikan untuk mengenal lebih lanjut tentang teori
yaitu sebagai berikut:
 Teori merupakan suatu proporsi yang terdiri dari konstrak yang sudah
didefinisikan secara luas sesuai dengan hubungan unsur-unsur dalam
proporsi tersebut secara jelas
 Teori menjelaskan hubungan antar variabel sehingga pandangan yang
sistematik dari fenomena yang diterangkan variabel-variabel tersebut dapat
Jelas
 Teori menerangkan fenomena dengan cara menspesifikasikan variabel yang
saling berhubungan.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 2 / 16
Teori adalah alur logika atau penalaran, yang merupakan seperangkat konsep,
definisi, dan proporsisi yang disusun secara sistematis. Secara umum, teori
mempunyai tiga fungsi, yaitu untuk menjelaskan (explanation), meramalkan
(prediction), dan pengendalian (control) suatu gejala (Sugiyono, 2015).

Kegunaan atau fungsi teori dijabarkan sebagai berikut:


 Untuk menjelaskan (explanation) yang digunakan memperjelas dan
mempertajam ruang lingkup, atau konstruk variabel yang akan diteliti.
 Untuk meramalkan (prediction) yang digunakan memprediksi, memandu
serta menemukan fakta untuk merumuskan hipotesis dan menyusun
instrumen penelitian, karena pada dasarnya hipotesis itu merupakan
pernyataan yang bersifat prediktif.
 Untuk pengendalian (control) yang digunakan dalam membahas hasil
penelitian, sehingga selanjutnya untuk memberikan saran dalam pemecahan
masalah.

Menurut Martono (2011), teori dalam penelitian mempunyai kegunaan atau


fungsi sebagai berikut:
 Memberikan pola dalam proses interpretasi data
Teori menyediakan berbagai argumentasi yang dapat digunakan untuk
menganalisis atau memberikan penafsiran atas hasil penelitian yang telah
diolah. Argumentasi akan lebih kuat apabila di dukung dengan teori yang ada.
 Menghubungkan satu studi dengan studi lainnya
Teori membantu peneliti menemukan suatu kerangka konseptual untuk
menjelaskan hubungan antara hasil penelitian yang pernah dilakukan
sebelumnya dengan penelitian yang akan dilakukan.
 Menyajikan kerangka
Teori memberikan penjelasan mengenai definisi atau makna sebuah konsep
atau variabel. Definisi konsep bermanfaat untuk membatasi studi yang
dilakukan serta memberikan informasi bagi orang lain yang tertarik dengan
hasil penelitian kita, sehingga ia dapat melakukan studi lanjutan.
 Memungkinkan peneliti menginterpretasikan data yang lebih besar dari
temuan yang diperoleh dari suatu penelitian.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 3 / 16
Jika dijabarkan ada beberapa kegunaan teori dalam penelitian yaitu:
 Sebagai penyusun generalisasi atas fakta-fakta
 Menjadi kerangka orientasi untuk pengumpulan, pengolahan, dan analisa
data
 Pembuat prediksi terhadap fenomena baru yang akan terjadi
 Pengawas lowongan dalam pengetahuan dengan cara deduksi
 Sebagai rujukan dalam pelaksanaan kegiatan penelitian
 Sebagai kerangka penalaran logis.

Teori biasanya juga menyajikan berbagai definisi atau deskripsi dari variabel
yang dibahas dalam teori. Deskripsi teori dalam suatu penelitian merupakan uraian
sistematis tentang teori (bukan sekedar pendapat pakar atau penulis buku) dan hasil-
hasil penelitian yang relevan dengan variabel yang diteliti. Berapa jumlah kelompok
teori yang perlu dikemukakan, akan tergantung pada luasnya permasalahan dan
secara teknis tergantung pada jumlah variabel yang diteliti. Mudyaharjo (dalam
Sugiyono, 2015) mengemukakan bahwa sebuah teori pendidikan adalah sebuah
sistem konsep yang terpadu, menerangkan dan prediktif tentang peristiwa-peristiwa
pendidikan. Sebuah teori ada yang berperan sebagai asumsi atau titik tolak pemikiran
pendidikan, dan ada pula yang berperan sebagai definisi atau keterangan yang
menyatakan makna. Asumsi pokok pendidikan adalah:

1. Pendidikan adalah aktual, artinya pendidikan bermula dari kondisi-kondisi


aktual dari individu yang belajar dan lingkungan belajarnya.
2. Pendidikan adalah normatif, artinya pendidikan tertuju pada mencapai hal-hal
yang baik atau norma-norma yang baik.
3. Pendidikan adalah suatu proses pencapaian tujuan, artinya pendidikan berupa
serangkaian kegiatan yang bermula dari kondisi-kondisi aktual dari individu
yang belajar, tertuju pada pencapaian individu yang diharapkan.

Bila dalam suatu penelitian terdapat tiga variabel independen dan satu
dependen, maka kelompok teori yang perlu dideskripsikan ada empat kelompok teori,
yaitu kelompok teori yang berkenaan dengan variabel independen dan satu dependen.
Oleh karena itu, semakin banyak variabel yang diteliti, maka akan semakin banyak
teori yang dikemukakan (Sugiyono, 2015).

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 4 / 16
Deskripsi teori paling tidak berisi tentang penjelasan terhadap variabel-variabel
yang diteliti, melalui pendefinisian, dan uraian yang lengkap dan mendalam dari
berbagai dari berbagai referensi, sehingga ruang lingkup, kedudukan dan prediksi
terhadap hubungan antar variabel yang akan diteliti menjadi lebih jelas dan terarah.
(Sugiyono, 2015).

Kajian pustaka dalam suatu penelitian ilmiah adalah salah satu bagian penting
dari keseluruhan langkah-langkah metode penelitian. Cooper (dalam Creswell, 2010)
mengemukakan bahwa kajian pustaka memiliki beberapa tujuan yakni;
menginformasikan kepada pembaca hasil-hasil penelitian lain yang berkaitan erat
dengan penelitian yang dilakukan saat itu, menghubungkan penelitian dengan
literatur-literatur yang ada, dan mengisi celah-celah dalam penelitian-penelitian
sebelumnya.

Selanjutnya Gay, Mills, dan Airasian (2009) menjelaskan bahwa tujuan utama
kajian pustaka adalah untuk menentukan apa yang telah dilakukan orang yang
berhubungan dengan topik penelitian yang akan dilakukan. Selain itu dengan kajian
pustaka tidak hanya mencegah duplikasi penelitian orang lain, tetapi juga memberikan
pemahaman dan wawasan yang dibutuhkan untuk menempatkan topik penelitian yang
kita lakukan dalam kerangka logis. Dengan mengkaji penelitian sebelumnya, dapat
memberikan alasan untuk hipotesis penelitian, sekaligus menjadi indikasi pembenaran
pentingnya penelitian yang akan dilakukan. Anderson dan Arsenault (1998)
mengemukakan bahwa kajian pustaka dimaksudkan untuk meringkas, menganalisis,
dan menafsirkan konsep dan teori yang berkaitan dengan sebuah proyek penelitian.

Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kajian pustaka


merupakan suatu kegiatan penelitian yang bertujuan melakukan kajian secara
sungguh-sungguh tentang teori-teori dan konsep-konsep yang berkaitan dengan topik
yang akan diteliti sebagai dasar dalam melangkah pada tahap penelitian selanjutnya.
Teori dan konsep yang dikaji digunakan untuk memperjelas dan mempertajam ruang
lingkup dan konstruk variabel yang akan di teliti, sebagai dasar perumusan hipotesis
dan penyusunan instrumen penelitian, dan sebagai dasar dalam membahas hasil
penelitian untuk digunakan untuk memberikan saran dalam upaya pemecahan topik
permasalahan.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 5 / 16
Kajian pustaka dalam sebuah penelitian ilmiah berarti menempatkan dan
menyimpulkan teori-teori dan konsep-konsep yang nantinya dapat memberikan
kerangka kerja dalam menjelaskan suatu topik dalam sebuah penelitian. Banyak cara
dan model membuat kajian pustaka, Creswell (2010) mengemukakan beberapa model
sesuai dengan pendekatan penelitian yang dilakukan. Untuk pendekatan kualitatif,
model pertama, peneliti menempatkan kajian pustaka pada bagian pendahuluan, ini
dimaksudkan agar kajian pustaka dapat menjelaskan latar belakang secara teoritis
masalah-masalah penelitian. Model kedua, menempatkan kajian pustaka pada bab
terpisah seperti halnya pada pendekatan kuantitatif, model ketiga Kajian pustaka
ditempatkan pada bagian akhir penelitian bersamaan dengan literatur terkait.

Berikut ini adalah sintesis dari langkah-langkah melakukan kajian pustaka

1. Mulailah dengan mengidentifikasi kata kunci topik penelitian untuk


mencari materi, referensi, dan bahan pustaka yang terkait.
2. Membaca abstrak laporan-laporan hasil penelitian yang relevan, bisa
didapatkan dari sumber perpustakaan, jurnal, buku, dan prosiding.
3. Membuat catatan hasil bacaan dengan cara membuat peta literatur
(literature map) urutan dan keterkaitan topik penelitian dan referensi
bibliografi secara lengkap.
4. Membuat ringkasan literatur secara lengkap berdasarkan peta literatur,
sesuai dengan urutan dan keterkaitan topik dari setiap variabel
penelitian.
5. Membuat kajian pustaka dengan menyusunnya secara tematis
berdasarkan teori-teori dan konsep-konsep penting yang berkaitan
dengan topik dan variabel penelitian.
6. Pada akhir kajian pustaka, kemukakan pandangan umum tentang topik
penelitian yang dilakukan berdasarkan literatur yang ada, dan jelaskan
orisinalitas dan pentingnya topik penelitian yang akan dilakukan di
banding dengan literatur yang sudah ada.

Langkah-langkah di atas dapat digunakan untuk menulis kajian pustaka


berbagai jenis metode/pendekatan penelitian. Selain itu juga dapat
mempersempit ruang lingkup penelitian yang di ajukan sehingga rumusan
masalah dan langkah penelitian lebih jelas dan dapat dilakukan dengan baik.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 6 / 16
Langkah-langkah untuk dapat melakukan pendeskripsian teori adalah
sebagai berikut:

1. Tetapkan nama variabel yang diteliti dan jumlah variabelnya


2. Cari sumber-sumber bacaan yang banyak dan relevan dengan setiap
variabel yang diteliti.
3. Lihat daftar isi setiap buku, dan pilih topik yang relevan dengan setiap
variabel yang diteliti. Untuk referensi yang berbentuk laporan penelitian
lihat penelitian permasalahan yang digunakan, tempat penelitian, sampel
sumber data, teknik pengumpulan data, analisis dan saran yang diberikan.
4. Cari definisi setiap variabel yang akan diteliti pada setiap sumber bacaan,
kemudian bandingkan antara satu sumber dengan sumber lainnya dan
dipilih definisi yang sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan.
5. Baca seluruh isi topik buku sesuai dengan variabel yang akan diteliti
lakukan analisis renungkan, dan buatlah rumusan dengan bahasa sendiri
tentang isi setiap sumber data yang dibaca.
6. Deskripsikan teori-teori yang telah dibaca dari berbagai sumber ke dalam
bentuk tulisan dengan bahasa sendiri. Sumber-sumber bacaan yang dikutip
atau yang digunakan sebagai landasan untuk mendeskripsikan teori harus
dicantumkan.

Dalam menulis BAB 2, variabel menjadi atribut penelitian yang dibahas secara
mendalam. Variabel juga diartikan sebagai sesuatu yang mengandung variasi atau
mengandung lebih dari satu nilai (Clark-Carter, 2005).

Menurut Rahman (2017), variabel dibagikan menjadi dua yaitu:

1. Variabel independen (variabel bebas)

Variabel independent ialah variabel penyebab (causes) atau variabel yang


memberikan efek kepada variabel lain yang diukur.

2. Variabel dependen (variabel tergantung)

Variabel dependen ialah variabel akibat (effect) atau variabel yang


perubahannya sebagai akibat dari variabel lain yang diukur.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 7 / 16
Rahman (2017) menjelaskan bahwa penggunaan istilah variabel independen dan
dependen digunakan untuk penelitian yang menyimpulkan sebab-akibat seperti
rancangan penelitian eksperimental atau rancangan penelitian lain yang ditujukan untuk
mengetahui hubungan kausalitas. Sedangkan penelitian korelasional menggunakan
istilah lain seperti V1, V2, dan seterusnya. Hal ini dikarenakan penelitian korelasional
hanya untuk mengetahui hubungan antara perubahan skor pada suatu variabel dengan
perubahan skor pada variabel lainnya.

Tinjauan yang harus ada ketika menuliskan bab 2 yaitu sebagai berikut:

1. Pengertian atau definisi variabel

a. Ungkapkan definisi-definisi tentang variabel (minimal 3) dari


tokoh/teori berbeda,
b. Buat perbandingan diantara definisi-definisi tersebut,
c. Lalu tentukan teori mana yg dipakai serta alasannya.

2. Aspek/dimensi/komponen variabel

Dari teori yang sudah dipilih sebelumnya, peneliti menjelaskan setiap


aspek/dimensi/komponen penyusun variabel. Peneliti tidak diperkenankan
memakai dari teori yang berbeda. Aspek pada variabel penelitian dapat
digunakan sebagai petunjuk untuk peneliti membuat indikator-indikator alat
ukur yang akan digunakan. Sehingga aspek menjadi hal yang penting untuk
dicantumkan secara detail dan lengkap.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi

Jelaskan secara rinci apa saja faktor yang mempengaruhi variabel dan
bagaimana pengaruhnya masing-masing.. Faktor faktor yang mempengaruhi
variabel bermanfaat untuk menjadi patokan peneliti ketika ingin
menggunakan data penunjang untuk uji tabulasi silang. Misal, dalam
variabel self-regulated learning faktor yang mempengaruhi yaitu lingkungan.
Apabila konteks penelitian dibahas misalnya cara mahasiswa belajar online
di rumah. Peneliti dapat menggali data penunjang yang berhubungan dengan
lingkungan dalam konteks yang akan diteliti seperti didukung orang tua,

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 8 / 16
memiliki teman sebaya, dll. Untuk penelitian sebab-akibat (kausalitas) juga
sangat bermanfaat untuk menemukan variabel lain yang mempengaruhi
variabel yang akan diteliti.

4. Penjelasan konteks/populasi

Peneliti harus menjelaskan mengenai konteks atau populasi dari fenomena


yang diteliti. Misal: remaja -> batasan, tugas perkembangan

Perlu diketahui bahwa peneliti juga dapat mencantumkan teori lain di


luar pengertian variabel, aspek-aspek variabel, dan faktor-faktor yang
mempengaruhi variabel jika dirasa teori tersebut berguna untuk menunjang
penelitian yang akan dilakukan.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 9 / 16
2. Contoh Penulisan BAB 2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Pengertian Self-regulated Learning
Pembahasan self-regulated learning terkait prestasi akademik itu sendiri
menekankan pada bagaimana seseorang memilih, mengatur, atau menciptakan
lingkungan belajar yang menguntungkan untuk individu dan bagaimana merencanakan
dan mengontrol belajar secara mandiri (Zimmerman, 1990). Menurut Pintrich &
Zusho (2002), self-regulated learning adalah proses membangun individu untuk
memiliki tujuan belajar dan melakukan upaya mengawasi, mengatur dan
mempertahankan kognisi, motivasi dan tingkah laku agar sejalan dengan tujuan yang
dibuatnya. Pengertian lain menurut Corno dan Mandinach (1983) bahwa self-
regulated learning adalah suatu usaha untuk menggali dan memanipulasi jaringan
asosiatif dalam suatu bidang khusus dan memonitor serta meningkatkan proses-proses
yang mendalam.
Dari pengertian-pengertian ahli di atas, penelitian ini mengarah pada
pengertian self-regulated learning menurut Zimmerman (1990) menekankan pada
bagaimana seseorang memilih, mengatur, atau menciptakan lingkungan belajar yang
menguntungkan untuk individu dan bagaimana merencanakan dan mengontrol belajar
secara mandiri.

2.1.2 Aspek-aspek Self-regulated Learning


Menurut Zimmerman (1990) self-regulated learning memiliki 3 aspek untuk
melihat self-regulated learning yaitu terdiri atas :
1. Aspek metakognitif
Usaha individu merencanakan, menetapkan tujuan, mengatur, memonitor diri,
dan mengevaluasi diri dalam belajar
2. Aspek motivasi

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 10 / 16
Usaha individu dalam merasakan keyakinan pada kemampuan diri sendiri yang
tinggi, atribusi diri dan memiliki minat pada tugas-tugas
3. Aspek perilaku
Usaha individu memilih, menyusun, dan menciptakan lingkungan yang
mengoptimalkan belajar.

2.1.3 Strategi Self-regulated Learning


Barnard et al., (2009), dalam Online Self-regulated Learning Questionnaire
(OSLQ) pada konteks pembelajaran online, memakai beberapa strategi yang diperoleh
dari strategi belajar Zimmerman (1998) yang terdiri atas :
1. Goal Setting (Penetapan Tujuan)
Menentukan tindakan atau hasil yang diinginkan dengan menggunakan target,
jangka waktu, kualitas
2. Environment Structuring (Penataan Lingkungan)
Memilih dan membuat pengaturan yang efektif untuk pembelajaran
3. Time Management (Manajemen Waktu)
Mengacu pada estimasi dan penetapan penggunaan waktu untuk kinerja secara
sistematis.
4. Help Seeking (Pencarian Bantuan)
Memilih contoh yang spesifik atau memilih sumber seperti orang lain yang
lebih menguasai atau buku tertentu yang dapat membantu diri sendiri dalam
belajar
5. Task Strategies (Strategi Tugas)
Menganalisis tugas dan mengidentifikasi metode pembelajaran yang spesifik
dan menguntungkan.
6. Self-evaluation (Evaluasi diri)
Memanfaatkan tujuan yang telah ditetapkan sebagai cara untuk melakukan
penilaian atau evaluasi untuk diri sendiri.

2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi Self-regulated Learning


Zimmerman (1990) menuturkan faktor-faktor yang mempengaruhi self-
regulated learning meliputi :
a. Individu, bagaimana upaya diri dalam hal pengetahuan, kemampuan
metakognisi, dan penetapan tujuan individu.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 11 / 16
b. Perilaku, sebagai respon dari individu berupa kinerja dan seberapa besar
individu mengupayakan kemampuan yang ia miliki dalam mengatur,
mengorganisasikan aktivitas belajarnya.
c. Lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial yang berada di
sekitar individu seperti keluarga, sekolah, teman, dan sebagainya.

C. Latihan
1. Apa tujuan dari penulisan kajian atau tinjauan pustaka?
2. Sebutkan dan jelaskan tiga teori yang berhubungan dengan data empiris!
3. Jelaskan apa saja tinjauan dari variabel penelitian yang harus ada ketika menuliskan
bab 2!

D. Kunci Jawaban

1. tujuan utama kajian pustaka adalah untuk menentukan apa yang telah dilakukan
orang yang berhubungan dengan topik penelitian yang akan dilakukan. Selain itu
dengan kajian pustaka tidak hanya mencegah duplikasi penelitian orang lain, tetapi
juga memberikan pemahaman dan wawasan yang dibutuhkan untuk menempatkan
topik penelitian yang kita lakukan dalam kerangka logis. Kajian pustaka
dimaksudkan untuk meringkas, menganalisis, dan menafsirkan konsep dan teori
yang berkaitan dengan sebuah proyek penelitian. Sehingga disimpulkan bahwa
kajian pustaka merupakan suatu kegiatan penelitian yang bertujuan melakukan
kajian secara sungguh-sungguh tentang teori-teori dan konsep-konsep yang
berkaitan dengan topik yang akan diteliti sebagai dasar dalam melangkah pada
tahap penelitian selanjutnya.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 12 / 16
2. Mark (dalam Sugiyono, 2015) membedakan adanya tiga macam teori. Ketiga teori
yang dimaksud ini berhubungan dengan data empiris. Dengan demikian dapat dibedakan
antara lain:
 Teori yang deduktif: memberi keterangan yang di mulai dari suatu perkiraan atau
pikiran spekulatif tertentu ke arah data akan diterangkan.
 Teori yang induktif: cara menerangkan adalah dari data ke arah teori. Dalam bentuk
ekstrim titik pandang yang positivistik ini dijumpai pada kaum behaviorist.
 Teori yang fungsional: di sini nampak suatu interaksi pengaruh antara data dan
perkiraan teoritis, yaitu data mempengaruhi pembentukan teori dan pembentukan teori
kembali mempengaruhi data.

3. Tinjauan dari variabel penelitian yang harus ada ketika menuliskan bab 2 yaitu sebagai
berikut:
1. Pengertian atau definisi variabel
 Ungkapkan definisi-definisi tentang variabel (minimal 3) dari tokoh/teori
berbeda,
 Buat perbandingan diantara definisi-definisi tersebut,
 Lalu tentukan teori mana yg dipakai serta alasannya.
2. Aspek/dimensi/komponen variabel
Dari teori yang sudah dipilih sebelumnya, peneliti menjelaskan setiap
aspek/dimensi/komponen penyusun variabel. Peneliti tidak diperkenankan
memakai dari teori yang berbeda. Aspek pada variabel penelitian dapat
digunakan sebagai petunjuk untuk peneliti membuat indikator-indikator alat
ukur yang akan digunakan. Sehingga aspek menjadi hal yang penting untuk
dicantumkan secara detail dan lengkap.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi
Jelaskan secara rinci apa saja faktor yang mempengaruhi variabel dan bagaimana
pengaruhnya masing-masing.. Faktor faktor yang mempengaruhi variabel
bermanfaat untuk menjadi patokan peneliti ketika ingin menggunakan data
penunjang untuk uji tabulasi silang. Misal, dalam variabel self-regulated learning
faktor yang mempengaruhi yaitu lingkungan. Apabila konteks penelitian dibahas
misalnya cara mahasiswa belajar online di rumah. Peneliti dapat menggali data
penunjang yang berhubungan dengan lingkungan dalam konteks yang akan diteliti
seperti didukung orang tua, memiliki teman sebaya, dll. Untuk penelitian sebab-

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 13 / 16
akibat (kausalitas) juga sangat bermanfaat untuk menemukan variabel lain yang
mempengaruhi variabel yang akan diteliti.
4. Penjelasan konteks/populasi
Peneliti harus menjelaskan mengenai konteks atau populasi dari fenomena yang
diteliti. Misal: remaja -> batasan, tugas perkembangan
Perlu diketahui bahwa peneliti juga dapat mencantumkan teori lain di luar
pengertian variabel, aspek-aspek variabel, dan faktor-faktor yang mempengaruhi
variabel jika dirasa teori tersebut berguna untuk menunjang penelitian yang akan
dilakukan.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 14 / 16
E. DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi., 1995. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.


Anderson, Gary & Arsenault, Nancy. (1998). Fundamentals of Educational Research, 2nd
Edition, The Falmer Press, Philadelphia.
Barnard, L., Lan, W. Y., To, Y. M., Paton, V. O., & Lai, S. L. (2009). Measuring self
regulation in online and blended learning environments. Internet and Higher
Education, 12(1), 1–6. doi: doi.org/10.1016/j.iheduc.2008.10.005
Clark-Carter, D. (2004). Quantitative Psychological Research: A Student’s Handbook. USA
and Canada. Psychology Press.
Corno, L. & Mandinach, E. B. (1983). The Role of Cognitive Engagement in Classroom
Learning and Motivation. 18 (2). Ibid.
Creswell, John W. (2010). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods
Approaches, 3th, terjemahan Achmad Fawaid, Yogyakarta.
Gay, L. R., Mills, G. E., & Airasian, P. (2009). Educational Research: Competencies for
Analysis and Applications 9th, Pearson Education, New Jersey. h. 80.
Martono, Nanang. 2011. Metode penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Pintrich, P. R., & Zusho, A. (2002). The Development of Academic Self-regulation: The Role
of Cognitive and Motivational Factors. Academic Press.
Sardar Ziauddin, 1996, Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung; Mizan.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Zimmerman, B. J. (1990). Self-Regulated Learning and Academic Achievement: An
Overview. Educational Psychologist.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 15 / 16

Anda mungkin juga menyukai