Anda di halaman 1dari 6

2.

1 Pengertian Kerangka Teori

Kerangka teori terdiri atas dua kata yaitu, kerangka dan teori. Kerangka secara
etimologi dalam KBBI adalah rangka (tulang-tulang), garis besar, rancangan, sistem dari
prinsip dasar, konsep atau nilai yang lazimnya merupakan ciri khas suatu kelompok atau
kebudayaan. Adapun pengertian teori secara etimologi adalah pendapat yang didasarkan pada
penelitian dan penemuan, didukung oleh data dan argumentasi yaitu penyelidikan
eksperimental yang mampu menghasilkan fakta berdasarkan ilmu pasti, logika, metodologi,
argumentasi; asas dan hukum umum yang menjadi dasar suatu kesenian atau ilmu
pengetahuan. (Sugiyono 2014)

Dalam kamus Bahasa Indonesia Poerwadarminta 1976 mengartikan teori sama


dengan “pendapat yang dikemukakan sebagai suatu keterangan mengenai suatu peristiwa
(kejadian), dan asas-asas, hukum-hukum umum yang menjadi dasar sesuatu-sesuatu kesenian
atau ilmu pengetahuan; serta pendapat cara-cara dan aturan-aturan untuk melakukan sesuatu.

Adapaun pengertian teori secara terminologi terdapat pada beberapa pendapat ahli berikut
yaitu :

1. Kerlinger dalam Sugiyono mengemukakan bahwa teori adalah seperangkat konstruk


(konsep), definisi, dan proposisi yang berfungsi untuk melihat fenomena secara
sistematik, melalui spesifikasi hubungan antar variabel sehingga dapat berguna untuk
menjelaskan dan meramalkan fenomena.
2. Cooper dan Schindler dalam Sugiyono mengemukakan bahwa teori adalah
seperangkat konsep, definisi dan proposisi yang tersusun secara sistematis sehingga
dapat digunakan untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena.
3. Menurut Goezt dan LeCompte dalam Uhar Suharsaputra, teori adalah komposisi yang
dihasilkan dari pengembangan sejumlah proposisi atau generalisasi yang dianggap
memiliki keterhubungan secara sistematis.
4. Snelbecker dalam Lexy J. Moleong mendefinisikan teori sebagai seperangkat
proposisi yang berinteraksi secara sintaksi (yaitu mengikuti aturan tertentu yang dapat
dihubungkan secara logis dengan lainnya dengan data atas dasar yang dapat diamati).
5. Menurut Sumanto, teori adalah hubungan beberapa konsep atau suatu kerangka
konsep, atau definisi yang memberikan suatu pandangan sistematis terhadap gejala-
gejala atau fenomena-fenomena dengan menentukan hubungan spesifik antara
konsep-konsep tersebut dengan maksud untuk menguraikan, menerangkan,
meramalkan dan atau mengendalikan suatu fenomena.

Berdasarkan pada beberapa definisi menurut para pakar di atas dapat penulis katakan
bahwa kerangka teori adalah garis besar atau rancangan seperangkat konsep sistematis yang
saling berhubungan dan berkaitan erat yang membentuk pandangan tentang suatu masalah
yang menjadi pegangan pokok peneliti untuk memprediksi jawaban atau permasalahan
penelitian. (Juliansyah 2011)

Landasan teori adalah teori-teori yang dianggap paling relevan untuk menganalisis
objek. Sebagai alat teori itulah yang dianggap paling memadai, paling tepat, baik dalam
kaitannya dengan hakikat objek maupun kebaruannya. Bagaimanakah caranya menentukan
teori yang relevan, jawabannya jelas didasarkan atas hakikat objeknya. Artinya, objeklah
yang menentukan teori mana yang relevan, bukan sebaliknya. (Lexy J 2014)

Kriteria teori yang digunakan dalam penelitian adalah relevan, mutakhir dan asli.
Relevan berarti teori yang digunakan sesuai dengan variabel yang diteliti. Mutakhir berarti
teori-teori yang digunakan adalah teori yang terbaru, kecuali penelitian sejarah. Secara teknik
teori yang baru dikutip dari buku yang diterbitkan maksimum 5 tahun yang lalu. Asli berarti
teori-teori yang dikutip dari sumber aslinya, bukan mengutip dari orang lain. (Lexy J 2014)

2.2 Pengertian kerangka konsep

Konsep adalah abstraksi atau gambaran yang dibangun dengan menggeneralisasi


suatu pengertian. Konsep tak bisa diamati, tak bisa diukur secara langsung. Agar bisa diamati
konsep harus dijabarkan dalam variabel-variabel. Misalnya, konsep ilmu alam lebih jelas dan
konkrit, karena dapat diketahui dengan paca indera. Sebaliknya, banyak konsep ilmu-ilmu
sosial menggambarkan fenomena sosial yang bersifat abstrak dan tidak segera dapat
dimengerti. Seperti konsep tentang tingkah laku, kecemasan, kenakalan remaja dan
sebagainya. Oleh karena itu perlu kejelasan konsep yang dipakai dalam penelitian. (Sugiyono
2008)

Kerangka konsep menurut Notoatmodjo 2005, merupakan kerangka yang


menghubungkan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-
penelitian yang akan dilakukan. Kerangka konsep secara operasional adalah visualisasi
hubungan antara variabel penelitian yang dibangun berdasarkan paradigma penelitian. Tujuan
dari kerangka konsep penelitian adalah memberikan penjelasan secara visualisai hubungan
variabel penelitian, meningkatkan ketajaman pemahaman tentang variabel yang akan diteliti,
mempertegas ruang lingkup penelitian dan dapat dijadikan sebagai bahan untuk pemilihan
jenis desain penelitian.

Menurut Sugiyono 2008, kerangka konsep merupakan susunan kontruksi logika yang
diatur dalam rangka menjelaskan variabel yang diteliti. Dimana, kerangka ini dirumuskan
untuk menjelaskan konstruksi aliran logika untuk mengkaji secara sistematis kenyataan
empirik. kerangka pemikiran/ kerangka konseptual ini ditujukan untuk memperjelas variabel
yang diteliti sehingga elemen pengeukurnya dapat dirinci secara kongkrit. adapun peranan
teori dalam kerangka pemikiran yakni sebagai berikut :

a. sebagai orientasi dari masalah yang diteliti


b. sebagai konseptualisasi dan klasifikasi yang memberikan petunjuk tentang kejelasan
konsep, fenomena dan variabel atas dasar pengelompokan tertentu
c. sebagai generalisasi teori memberikan rangkuman terhadap generalisasi empirik dan
antar hubungan dari berbagai proposisi yang didasarkan pada asumsi-asumsi tertentu
baik yang akan diuji maupun yang telah diterima
d. Sebagai peramal fakta teori dapat melakukan peramalan dengan membuat ekstrapolasi
dari yang sudah diketahui terhadap yang belum diketahui

Dengan adanya kerangka konseptual maka minat penelitian akan lebih terfokus ke
dalam bentuk yang layak diuji dan akan memudahkan penyusunan hipotesis, serta
memudahkan identifikasi fungsi variabel penelitian, baik sebagai variabel bebas, tergantung,
kendali, dan variabel lainnya. (Sugiyono 2008)

Kerangka konseptual diharapkan akan memberikan gambaran dan mengarahkan


asumsi mengenai variabel-variabel yang akan diteliti. Kerangka konseptual merupakan suatu
bentuk proses dari keseluruhan dari proses penelitian dimana kerangka konseptual harus
menerangkan :

a. Mengapa penelitian dilakukan ?


Penelitian dilakukan untuk mencari suatu kebenaran dari data atau masalah yang
ditemukan. seperti, membandingkan hasil penelitian yang telah ada dengan penelitian
yang sedang atau yang akan dilakukan sekarang, membantah atau membenarkan hasil
penelitian sebeumnya, menemukan suatu kajian baru (ilmu baru) yang akan
digunakan dalam menjawab masalah-masalah yang ada.
b. Bagaimana proses penelitian dilakukan ?
Proses penelitian dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan kebutuhan yang akan
diperlukan, ada yang melakukan penelitian dengan metode sampling, olah literarute
(studi pustaka), studi kasus dan lain sebagainya.
c. Apa yang akan diperoleh dari penelitian tersebut?
Apa yang akan di peroleh dari sebuah penelitian tergantung dari pemikiran yang
sebelumnya tercantum dalam kerangka pemikiran, walaupun secara umum tidak
semuanya apa yang di inginkan tidak sesuai dengan apa yang dipikirkan sebelumnya.
d. Untuk apa hasil penelitian diperoleh ?
Untuk menjawab pertanyaan di atas kita bisa kembali ke point satu “mengapa
penelitian itu dilakukan”? yakni untuk mencari kebenaran akan sesuatu masalah yang
kontropersi di kalangan masyarakat atau untuk membantah opini atau mitos yang
tersebar sejak turun-temurun. (Sugiyono 2008)

Kerangka konseptual yang baik menurut Uma Sekaran sebagaimana yang dikutip oleh
Sugiyono dalam Iskandar (2008: 54) sebagai berikut:

a. Variabel-variabel penelitian yang akan diteliti harus jelas


b. Kerangka konseptual haruslah menjelaskan hubungan antara variabel-variabel yang
akan diteliti, dan ada teori yang melandasi.
c. Kerangka konseptual tersebut lebih selanjutnya perlu dinyatakan dalam bentuk
diagram, sehingga masalah penelitian yang akan dicari jawabannya mudah dipahami.

Menurut Iskandar 2008, mengemukakan bahwa dalam penelitian kuantitatif, kerangka


konseptual merupakan suatu kesatuan kerangka pemikiran yang utuh dalam rangka mencari
jawaban-jawaban ilmiah terhadap masalah-masalah penelitian yang menjelaskan tentang
variabel-variabel, hubungan antara variabel-variabel secara teoritis yang berhubungan dengan
hasil penelitian yang terdahulu yang kebenarannya dapat diuji secara empiris. Pemilihan
kerangka konseptual yang tepat pada sebagian besar penelitian ditentukan oleh beberapa
landasan, yaitu :

a. Landasan pertama berpikir deduktif; analisisteori, konsep, prinsip, premis yang


berhubungan dengan masalah yang akan diteliti. Oleh karena itu peneliti harus
membuatan alisis secara hati-hati dan kritis serta menelaah semua kepustakaan yang
berhubungan dengan subyek penelitian secara cermat, sebelum memformulasikan
hipotesis yang bertujuan untuk menjawab pertanyaan penelitian tersebut. 
b. Landasan kedua berpikir induktif; analisis penelusuran hasil penelitian orang lain
yang mendahului yang terkait dengan masalah dan tujuan penelitian. 
c. Landasan ketiga adalah merumuskan permasalahan dan penetapan tujuan penelitian
atas dasar sintesis dari analisis landasan pertama dan kedua dengan cara berpikir
kreatif-inovatif; sintesis pengalaman, teori, fakta, tujuan penelitan dan logika berpikir
kreatif disusun menjadi kerangka konseptual penelitian. (Iskandar 2008)

Kerangka konseptual dalam suatu penelitian hendaknya jelas. Ketidak jelasan konsep
dalam suatu penelitian akan menimbulkan pengertian atau persepsi yang berbeda dengan
yang dimaksud oleh peneliti. Oleh karena itu perlu kejelasan konsep yang dipakai dalam
suatu penelitian. Konsep penelitian merupakan suatu kesatuan pengertian tentang suatu hal
atau persoalan yang perlu dirumuskan. Dalam merumuskan suatu pengertian kita harus dapat
menjelaskan sesuai dengan maksud peneliti dalam memakainya. Hal ini perlu ada konsistensi
dalam penggunaan konsep itu. Artinya jika suatu bagian dikatakan A maka di bagian
manapun dalam penelitian yang dilakukan, konsep tersebut hendaknya tetap dikatakan A
sebagaimana pengertian konsep tersebut. (Iskandar 2008)
DAFTAR PUSTAKA

Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif). Jakarta:
Gaung Persada Press, 2008

Moleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014.

Noor, Juliansyah, Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi dan Karya Ilmiah, Jakarta:
Kencana Media Group, 2011.

Poerwadarminta, W.J.S., Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka: Jakarta, 1976.

Sugiyono, Cara Mudah Menyusun Skripsi, Tesis dan Disertasi, Bandung: Alfabeta, 2014.

Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta, 2008

Anda mungkin juga menyukai