Anda di halaman 1dari 5

A.

Pengertian Teori1
Sebelum mendefinisikan teori, ada dua istilah yang perlu dijelaskan yaitu konsep dan
poposisi. Konsep menunjuk pada istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan
secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu
sosial. Proposisi merupakan hubungan yang logis antara dua konsep

Menurut Jonathan Turner menyatakan bahwa teori dalam ilmu sosial adalah
penjelasan sistematis tentang hukum-hukum dan kenyataan-kenyataan yang dapat
diamati, yang berkaitan dengan aspek khusus dari kehidupan manusia.

Sedangkan Menurut Neuman teori adalah seperangkat konstruk (konsep),


definisi, dan proposisi yang berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematis
melalui spesifikasi hubungan antar variabel, sehingga dapat berguna untuk
menjelaskan dan meramalkan fenomena.

Selanjutnya pengertian teori menurut Djojosuroto Kinayati & M.L.A


Sumaryati, Teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstruk, dan proposisi untuk
menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan
hubungan antar konsep.

Kata teori sendiri memiliki arti yang berbeda-beda pada setiap bidang
pengetahuan, hal itu tergantung pada metodologi dan konteks diskusi. Secara umum,
teori merupakan analisis hubungan antara fakta/fenomena yang satu dengan fakta yang
lain pada sekumpulan fakta-fakta.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwa
suatu teori adalah suatu konseptualitas antara asumsi, konstruk, dan proposisi untuk
menerangkan suatu fenomena yang diperoleh melalui proses sistematis, dan harus dapat diuji
kebenarannya, bila tidak maka itu bukan teori. Teori semacam ini mempunyai dasar empiris,
dimana harus melalui proses eksperimen, penelitian atau observasi, sehingga teori dapat
dikatakan berhasil. Adapun pengertian dari Asumsi, konsep ,konstruk dan proposisi dalam
sebuah teori.

1
Kinayati,Djojosuroto& M.L.A Sumaryati.2004.Prinsip-prinsip Penelitian Bahasa dan
Sastra.Bandung: Yayasan Nuansa Cendekia. Hlm 89-94
B. Tingkatan dan Fokus Teori2
1. Tingkatan Teori

Terdapat tiga tingkatan teori menurut Neuman, 2003 (dalam


Sugiyono, 2011 :56) yaitu micro, meso dan macro.
- Teori tingkata mikro adalah sedikit ruang waktu, tempat atau urutan
orang-orang.
Konsep tersebut pada umumnya bukan abstrak.
- Teori tingkatan meso adalah mengukur suatu teori yang mencoba
untuk menghubungkan tingkatan mikro dan makro pada suatu tingkatan
dasar.
- Teori tingkatan makro adalah perhatian operasi lebih besar dari
jumlah keseluruhan seperti sistem kultur dan gerakan social.

2. Fokus Teori

Selanjutnya Neuman, 2003 (dalam Sugiyono, 2011 : 56) juga


membedakan fokus teori menjadi tiga yaitu teori subtantif, teori formal, dan
middle range theory.
- Subtantif theory dikembangkan untuk suatu keprihatinan social.
- Formal theory dikembangkan untuk suatu konseptualyag luas di
dalam teori umum, seperti alat perlengkapan sosialisasi.
- Middle range theory adalah seditik lebih abstrak disbanding
penyamarataan empiris atau hipotesis spesifik. Middle mencakup teori
khusus digunakan dalam sosiologi untuk pemeriksaan empiris. Namun
yang digunakan untuk perumusan hipotesis yang akan diuji melalui
pengumpulan data adalah teori subtantif karena lebih focus berlaku untuk
objek yang akan diteliti.

2
Hadi . S . Yunus . 2010 . Metodologi Penelitian Wilayah Kontemporer . Yogyakarta : Pustaka
Pelajar. Hlm 67-68
C. Kegunaan Teori Dalam Penelitian
Dalam kaitannya dengan kegiatan penelitian, kegunaan teori dibagi
menjadi tiga, yaitu3 :
1. Untuk memperjelas dan mempertajam ruang lingkup atau konstruk
variable yang akan diteliti.
2. Sebagai prediksi dan pemandu untuk menemukan fakta adalah untuk
merumuskan hipotesis dan menysusun instrument penelitian, karena
pada dasarnya hipotesis itu bersifat prdiktif.
3. Sebagai control, digunakan mencandra dan membahas hasil penelitian,
sehingga digunakan untuk memberikan saran dalam upaya pemecahan
masalah. (Sugiyono,2011 : 58)

D. Deskripsi Teori
Menurut Sumadi Suryabrata (dalam Sugiyono, 2009: 79) menyatakan
bahwa, “penjabaran teori-teori diperlukan sebagai landasan teori yang kokoh
untuk pelaksanaan penelitian”. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai
deskripsi teori secara menyeluruh yang mendasari atau mendukung dari fokus
permasalahan yang penulis rumuskan dalam judul penelitian. Adapun
beberapa konsep yang menyatakan makna yang harus diuraikan secara jelas
berkaitan dengan judul penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian dan Pengembangan
Borg and Gall (dalam Sugiyono, 2009: 9) menyatakan bahwa, “penelitian dan
pengembangan merupakan metode penelitian yang digunakan untuk
mengembangkan atau memvalidasi produk yang digunakan dalam pendidikan
dan pembelajaran”. Penelitian dan pengembangan merupakan jembatan antara
penelitian dasar (besic research) dengan penelitian terapan (applied research),
dimana penelitian dasar bertujuan untuk “to discover new knowledge about
fundamental phenomena” dan applied research bertujuan untuk menemukan
pengetahuan yang secara praktis dapat diaplikasikan.4

3
Hasan . M . Iqbal . 2004 . Analisis Data Penelitian dengan Statistik . Jakarta : Bumi Aksara. hlm 8
4
Ibid hlm 10
E. Pengertian Kerangka Berfikir
Ditinjau dari pengertiannya, topik ini memiliki perspektif bermacam-
macam. Tergantung dari siapa yang mengartikan. Namun yang jelas, secara
garis besar memiliki makna yang sama. Berikut adalah pengertiannya menurut
para ahli.
1. Polancik
Menurut Polancik (2009) kerangka berfikir diartikan sebagai diagram
yang berperan sebagai alur logika sistematika tema yang akan ditulis. Polancik
menempatkan hal ini untuk kepentingan penelitian. Dimana kerangka berpikir
tersebut dibuat berdasarkan pertanyaan penelitian. pertanyaan itulah yang
menggambarkan himpunan, konsep atau mempresentasikan hubungan antara
beberapa konsep.

2. Sugiyono
Berbeda dengan pendapat Sugiyono, yang mendefinisikan kerangka
berpikir sebagai model konseptual yang dimanfaatkan sebagai teori yang ada
kaitannya dengan beberapa faktor yang diidentifikasi sebagai masalah penting.
Konteks yang dimaksud untuk kerangka penelitian. Dalam menjalankan
sebuah penelitian yang membutuhkan kerangka berpikir, alangkah lebih
baiknya jika hal tersebut mampu menjelaskan secara teoritis. Sekaligus juga
bisa menjelaskan hubungan antara variable yang diangkat. Jadi peneliti bisa
menjelaskan hubungan antara variable independen & variable dependent.

3. Sapto Haryoko
Kerangka berpikir menurut Sapto Haryoko adalah sebuah penelitian
yang akan meneliti dua variable atau lebih. Jika peneliti akan membahas satu
variable atau lebih secara mandiri, maka peneliti hanya bisa mengemukakan
deskripsi teoritik dari masing-masing variable, atau bisa juga mengemukakan
argumentasi terhadap variasi besaran variable yang diteliti.
4. Scribd
Jika di atas ada beberapa pendapat dari para tokoh, kali ini bukan hadir
dari tokoh, tetapi dari web scribd. Scribd mengartikan kerangka berpikir
pemahaman yang mendasari pemahaman lain yang mendukung pemikiran-
pemikiran yang lain. Disebutkan juga, kerangka berfikir tidak sekedar sebagai
gambaran besar, tetapi juga sebagai kerangka cerdas dan brilian dalam seluruh
informasi yang pada nantinya akan diambil kesimpulan.

Sudah merupakan aksioma bahwa setiap penelitian yang baik mengharuskan


menyusun kerangka pemikiran yang sistematis dan menjelaskan hubungan
antara variabel bebas dengan variabel terikat pada semua variabel yang diteliti.
Di samping itu, peneliti harus sudah menguasai teori ilmiah yang akan
diterapkan pada penelitiannya. Untuk dapat menyusun kerangka pemikiran
yang baik, peneliti sudah harus membekali pemikiran yang diperoleh melalui
penelitian kepustakaan dan hasil penelitian yang relevan Berikut ini contoh
kerangka berpikir untuk penelitian yang berjudul “ Pengaruh Hubungan
Disiplin dan Integritas pekerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan “.

Anda mungkin juga menyukai