Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

METODOLOGI PENELITIAN

LANDASAN TEORI

Dosen pengampu : Mukhamad Fathoni, M.Pd.

Nama Kelompok :

1. M. Rafi Maulana
2. Sigit Kamseno
3. M rofiq Yoga Pratama
4. Nur Fauzi

PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMAS


UNIVERSITAS NURUL HUDA
OGAN KOMERING ULU TIMUR SUMATERA SELATAN
TAHUN PELAJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah memberi kita kesempatan, kesehatan,
waktu luang serta fasilitas sehingga kami mampu merampungkan makalah ini
tanpa ada kesulitan yang berarti. Salam serta shalawat kepada suri tauladan
sekaligus nabi terakhir yang diutus untuk seluruh manusia, Muhaammad SAW.
Yang telah berjuang maksimal demi agama Islam ini.

Makalah ini kami buat sebagai pemenuhan tugas mata kuliah ‘Meodelogi
Penelitian’ di kampus Universitas Nurul; Huda Sukaraja . Ucapan terimakasih
kami haturkan kepada seluruh pihak yang telah berperan dalam pembuatan
makalah ini.

Tentunya, tanpa bantuan dan peranan seluruhnya, pembuatan makalah ini


tak akan berjalan sebagaimana mestinya. Semoga Allah membalas kebaikan kita
semua. Amiin.

Namun, sebagai manusia yang tak terlepas dari kesalahan, kami memohon
maaf yang sebesar-besarnya jika dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan,
baik itu ejaan, kekurangan huruf, kesalahan kalimat, ataupun format dll. Untuk
itu, saran serta kritik yang membangun sangat kami harapkan sebagai
pertimbangan pembuatan makalah selanjutnya.

Terlepas dari itu semua, besar harapan kami, makalah ini dapat membantu
dalam perkuliahan ‘metodelogi penelitian’ sebagai referensi bagi teman-teman
mahasiswa maupun dosen. Sekian.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang---------------------------------------------------------------1
B. Rumusan masalah-----------------------------------------------------------1
C. Tujuan-------------------------------------------------------------------------1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori-------------------------------------------------------------2
B. Tingkatan dan fokus teori--------------------------------------------------3
C. Referensi kunci--------------------------------------------------------------4
D. Keterbaruan penelitian------------------------------------------------------5
E. Kegunaan teori dalam penelitian------------------------------------------7
F. Kerangka berfikir------------------------------------------------------------8

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN------------------------------------------------------------13

DAFTAR PUISTAKA------------------------------------------------------------14

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
salah satu unsur terpenting dalam penelitian yang memiliki peran
sangat besar dalam penelitian adalah teori. Suatu landasan teori dari suatu
penelitian tertentu atau karya ilmiah sering juga disebut sebagai studi
literatur atau tinjauan pustaka. Salah satu contoh karya tulis yang penting
adalah tulisan itu berdasarkan riset. Melalui penelitian atau kajian teori
diperoleh kesimpulan-kesimpulan atau pendapat-pendapat para ahli,
kemudian dirumuskan pada pendapat baru
Setelah masalah penelitian dirumuskan, maka langkah kedua dalam
proses penelitian (kuantitatif) adalah mencari teori-teori, konsep-konsep
dan generalisasi- generalisasi hasil penelitian yang dapat dijadikan sebagai
landasan teoritis untuk pelaksanaan penelitian (Sumadi Suryabrata dalam
Sugiyono, 2010:52). landasan teori ini perlu ditegakkan agar penelitian itu
mempunyai dasar yang kokoh, dan bukan sekedar perbuatan coba-coba
(trial and error). Adanya landasan teoritis ini merupakan ciri bahan
penelitian itu merupakan cara ilimiah untuk mendapatkan data

Metode penelitian merupakan hal yang sangat penting untuk


diperhatikan dan dipelajari. &engan penguasaan metode penelitian yang
mantap, diharapkan para tenaga pengajar dapat menyertakan metode-
metode penelitian serta hal-hal yang berkaitan dengan penelitian dalam
bidang yang sedang diajarkan.

B. Rumusan masalah
Berdasarkan urian dari latar belakang, maka permasalahan yang
akan dibahas Tugas mata kuliah Metodologi penelitian dengan materi
Landasan Teori
C. Tujuan
Mengetahui pengertian tinjauan pustaka.

iv
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Teori
Sebelum mendefinisikan teori, ada dua istilah yang perlu
dijelaskan yaitu konsep dan proposisi. konsep menunjuk pada istilah dan
definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian,
keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu
sosial. proposisi merupakan hubungan yang logis antara dua konsep.
Teori adalah alur logika atau penalaran, yang merupakan
seperangkat konsep, definisi, dan proposisi yang di susun secara sistematis
Mark membedakan adanya tiga macam teori. ktiga teori yang
dimaksud ini berhubungan dengan data empiris. dengan demikian dapat
dibedakan antara lain :
1. teori yang deduktif memberi keterangan yang di mulai dari
suatu perkiraan atau pikiran spekulatif tertentu ke arah data
akan diterangkan.
2. teori yang induktif cara menerangkan adalah dari data ke arah
teori. Alam bentuk ekstrim titik pandang yang positivistik ini
dijumpai pada kaum behaviorist.
3. teori yang fungsional! di sini nampak suatu interaksi pengaruh
antara data dan perkiraan teoritis, yaitu data mempengaruhi
pembentukan teori dan pembentukan teori kembali
mempengaruhi data.
berdasarkan data tersebut di atas secara umum dapat ditarik
kesimpulan bahwa suatu teori adalah suatu konseptualisasi yang umum.
konseptualisasi atau sistem pengertian ini diperoleh malalui jalan yang
sistematis. Suatu teori harus dapat diuji kebenarannya, bila tidak, dia
bukan suatu teori
teori adalah alur logika atau penalaran, yang merupakan
seperangkat konsep, definisi, dan proporsisi yang disusun secara
sistematis. Secara umum, teori mempunyai tiga fungsi, yaitu untuk

v
menjelaskan (explanation), meramalkan (prediction), dan pengendalian
(control) suatu gejala (Sugiyono, 2010)

Selanjutnya fokus teori menurut (Moleong,2002) yaitu teori


substantif dan teori formal. (Gleser dan Strauss dalam Maleong, 2002:37-
38) mengemukakan teori substantif adalah teori yang dikembangkan untuk
keperluan substantif atau empiris dalam ingkuiri dalam suatu ilmu
pengetahuan, misanya antropologi, sosiologi, dan psikologi. Sedangkan
teori formal adalah teori untuk keperluan formal atau yang disusun secara
konseptual dalam bidang ingkuiri suatu ilmu pengetahuan, misalnya
sosiologi, contohnya prilaku agresif, organisasi formal, sosialisasi.

teori yang digunakan untuk perumusan hipotesis yang akan diuji


melalui pengumpulan data adalah teori subtantif, karena teori ini lebih
fokus berlaku untuk obyek yang akan diteliti.

B. Tingkatan dan Fokus Teori

Numan (dalam Sugiyono, 2008) mengatakan bahwa tingkatan teori


dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu: micro, meso, dan macro.

o Level teori micro maksudnya: memerlukan hanya sedikit waktu,


tempat, dan sejumlah orang. Konsep, biasanya tidak terlalu abstrak.
o Level teori meso maksudnya: mencoba menarik benang merah antara
micro dan macro. Contoh: teori organisasi dan gerakan sosial, atau
komunitas tertentu.
o Level teori macro: berkenaan dengan hal-hal yang operasional seperti
lembaga sosial, sistem budaya secara keseluruhan, dan keseluruhan
masyarakat. Level ini banyak menggunakan konsep dan abstract.

Selanjutnya, Numan mengatakan bahwa fokus teori dapat


dibedakan menjadi tiga, yaitu: teori substantif, teori formal, dan teori
pertengahan (antara):

o Teori substantif adalah pengembangan dari hal-hal yang khusus,


seperti: aksi pemogokan kerja, kelompok anak nakal, perceraian, atau
pertentangan antar golongan.
o Teori formal adalah konsep yang global di dalam ilmu umum, seperti
penyimpangan – penyimpangan dalam bidang sosial dan kekuasaan.
o Teori pertengahan (antara) adalah sedikit lebih abstrak. Bentuknya
dapat formal. Biasanya digunakan didalam ilmu sosiologi.

vi
Teori yang digunakan untuk perumusan hipotesis yang akan diuji
melalui pengumpulan data adalah teori substantif, karena teori ini lebih
fokus berlaku untuk obyek yang diteliti

C. Referensi Kunci
Salah satu keberhasilan dalam proses penelusuran tergantung pada
ketepatan seorang penelusur dalam menuliskan kata kunci (keyword). Kata
kunci yang tampak sederhana menjadi masalah besar jika hasil
penelusuran tidak memuaskan dirinya. Berdasarkan pengalaman penulis
saat bertemu dengan mahasiswa mulai dari strata satu sampai dengan tiga,
ada beberapa kekecewaan yang selalu muncul pada saat seseorang
menelusur, diantaranya:
1. sulitnya menetapkan kata kunci yang tepat;
2. Hasil pencariannya terlalu luas;
3. Terlalu banyak informasi dari sumber-sumber yang diharapkan;
4. Tidak memfokus pada apa yang diinginkan;
5. Tidak mengetahui sumber rujukan yang tepat;

Banyak lagi penyebab penelusur tidak berhasil memperoleh


informasi yang diinginkan. Jika hal ini terus berlanjut akan menganggu
penyelesaian tulisan apabila informasi akan digunakan sebagai rujukan.
Reitz (2012) menyatakan bahwa kata kunci (keyword) merupakan
satu kata atau frase yang menonjol (significant) pada judul, tajuk subjek,
catatan isi, abstrak atau teks sebuah cantuman pada katalog online dan
database bibliografi, yang dapat dimanfaatkan sebagai istilah pencarian
dalam pencarian bebas untuk menemukan seluruh cantuman yang memuat
kata kunci tersebut. Sedangkan definisi lain menuliskan kata kunci sebagai
satu kata digunakan sebagai kunci satu kode, dan juga satu kata atau frase
yang menonjol, yang digunakan untuk menggambarkan isi satu dokumen.
Dari kedua pemahaman di atas jelas bahwa kata kunci itu mempunyai
peran yang penting dalam satu penelusuran dan juga dapat dicari pada
judul, teks, abstrak dan lain-lain.

vii
Sebenarnya seseorang yang akan menelusur sudah memiliki bekal
“kata kunci” yang merujuk pada topik yang akan ditulis. Jadi pada
dasarnya kata kunci yang akan digunakan tersebut memiliki payung besar
yaitu topik tulisan. Pada satu penelusuran kata kunci memiliki peran
penting karena mau tidak mau suka tidak suka, seorang penelusur akan
menuliskan kata kunci untuk penelusurannya. Adri (2007) meyebutkan
peran kata kunci untuk keberhasilan proses penelusuran:
a. Tentukan kata kunci yang akan digunakan dalam mencari informasi
b. Hindari penggunaan kata kunci yang mempunyai arti ganda, karena hal
ini hanya akan menjaring informasi yang tidak diperlukan, karena
informasi yang dikumpulkan oleh search engine nantinya diperoleh
dari metadata dari suatu situs.
Tanpa kata kunci yang tepat bisa jadi seorang penelusur menjadi
sia-sia melakukan penelusuran.

D. Keterbaruan Penelitian (novelty)


Novelty atau kebaruan adalah aspek yang sangat penting dari
penelitian. Memang benar bahwa penelitian telah berkembang pesat dalam
dua dekade terakhir karena munculnya dan aksesibilitas teknologi baru
yang memungkinkan berbagi barang dan data.
Akibatnya, mungkin sulit untuk menemukan topik yang tidak
diketahui atau tidak ada literatur yang tersedia. Namun, masih ada banyak
ruang untuk kemajuan
Novelty atau unsur kebaruan penelitian sangat penting sebagai
tolok ukur karya ilmiah. Logika nya sederhana, hal-hal baru biasanya
menarik perhatian orang untuk dipelajari dan dikaji lebih dalam. Ilmu
pengetahuan berkembang demikian pesat sehingga menuntut orang untuk
selalu ingin mengetahui perkembangan terbaru dalam setiap bidang ilmu
pengetahuan.
Persoalannya bagaimana seorang peneliti tahu bahwa materi
kajiannya merupakan hal baru. Hal ini bisa dilakukan dengan cara
melakukan kajian terhadap penelitian atau studi- studi terdahulu yang

viii
sudah dipublikasikan lewat jurnal, buku ilmiah, majalah atau lewat
internet , yang para ahli menyebutnya sebagai ‘state of the arts’. Berbicara
soal unsur kebaruan penelitian, Ada beberapa tipe unsur kebaruan
penelitian penulisan karya ilmiah, diantaranya: Unsur kebaruan penelitian.
Skripsi, tesis atau disertasi hakikatnya merupakan hasil penelitian yang
telah dilaporkan ke khalayak setelah beberapa tahapan dilalui, mulai
penyusunan proposal, seminar proposal, pengumpulan data, analisis data,
dan seminar hasil penelitian hingga ujian. Demikian banyak tahapan yang
dilalui oleh seorang calon sarjana, magister atau doktor, sehingga
diharapkan karya akhir itu berkualitas.

Ada beberapa ukuran untuk menilai kualitas karya ilmiah, sebagai


berikut: (1) novelty (kebaruan), artinya bidang yang dikaji sangat baru dan
relevan dengan kebutuhan masyarakat, (2) memberikan kontribusi nyata
bagi kehidupan, (3) dilalui dengan proses metodologis yang benar, (4)
bukan pengulangan, apalagi penjiplakan, dari karya sebelumnya, dan (5)
dilakukan dengan penuh kejujuran.

Lalu, bagaimana menghasilkan unsur kebaruan penelitian?

Untuk menghasilkan unsur kebaruan penelitian, kita dapat


mengkaji dari aspek proses, manajemen, metode, prosedur dan lain-lain
yang terbuka untuk dicari dan diciptakan. Tipe kebaruannya bebas dipilih
salah satu ataupun jika ingin mencakup lebih dari satu kebaruan juga tidak
masalah. Bisa juga mengkaji dari penelitian terdahulu, sehingga sifatnya
penelitian akan berkontribusi pada suatu bidang tertentu milik peneliti
terdahulu tersebut.
Beberapa kriteria yang mungkin dapat digunakan untuk menilai
suatu unsur kebaruan penelitian, diantaranya:

1) Menyajikan sejumlah informasi baru dimana peneliti merupakan


orang pertama yang melakukannya.

ix
2) Memperluas, mengkualifikasi atau mengelaborasi sejumlah
kegiatan yang sudah ada sebelumnya.
3) Melakukan sebagian karya asli yang dirancang orang lain.
4) Mengembangkan produk baru untuk meningkatkan sesuatu.
5) Menafsir ulang suatu teori mungkin pada konteks yang berbeda.
6) Menunjukkan orisinalitas dengan menguji ide seseorang.
7) Melakukan pekerjaan empiris yang belum pernah dilakukan
sebelumnya.
8) Menggunakan pendekatan metodologis yang berbeda untuk
memecahkan suatu masalah.
9) Mensintesis informasi yang baru dengan cara yang berbeda.
10) Memberikan interpretasi baru menggunakan informasi yang ada
sebelumnya.
11) Mengulangi penelitian dalam konteks yang lain, misalnya Negara
yang berbeda.
12) Menerapkan ide-ide yang ada di daerah yang baru.
13) Mengambil teknik tertentu dan menerapkannya di daerah baru.
14) Mengembangkan alat pertanian atau teknik baru.
15) Mengambil pendekatan yang berbeda, misalnya perspektif lintas-
disiplin.
16) Mengembangkan portofolio kerja berdasarkan penelitian.
17) Menambah pengetahuan dengan cara yang belum pernah dilakukan
sebelumnya.
18) Melakukan studi yang topik dan area yang belum ada sebelumnya
19) Menghasilkan suatu analisis yang kritis yang belum pernah
dilakukan sebelumnya.
E. Kegunaan Teori dalam Penelitian
Secara umum, teori mempunyai tiga fungsi, yaitu untuk menjelaskan
(explanation), meramalkan (prediction), dan pengendalian (control) suatu
gejala. Sementara Cooper & Schindler (2003), menyatakan bahwa
kegunaan teori dalam penelitian adalah:
 Membatasi ruang lingkup yang diteliti

x
 Menyarankan pendekatan penelitian apa yang paling cocok
digunakan untuk mendapatkan makna yang paling besar
 Kembali menyarankan bagaimana cara mengklasifikasikan data
sehingga mempunyai makna yang tinggi
 Memandu merangkum data dari obyek yang diteliti
 Memprediksi fakta yang akan didapatkan.

Semua penelitian bersifat ilmiah, oleh karena itu semua peneliti harus
berbekal teori. Dalam penelitian kuantitatif, teori yang digunakan harus
sudah jelas. Karena teori disini berfungsi untuk memperjelas masalah yang
diteliti. Kemudian sebagai dasar untuk merumuskan hipotesis. Serta
sebagai referensi untuk menyusun instrumen penelitian. Oleh karena itu,
landasan teori dalam proposal penelitian harus sudah jelas dengan teori
apa yang akan dipakai.
F. Kerangka Berfikir
1. Pengertian
Kerangka pemikiran adalah dasar pemikiran dari penelitian
yang disusun dari dasar fakta-fakta, observasi, dan kajian
kepustakaan. Itulah sebabnya, saat menulis dan membuat
penelitian, seseorang harus menyiapkan kerangka pemikiran.
Kerangka pemikiran membantu peneliti menentukan teori,
konsep-konsep, hingga dalil yang nantinya dijadikan dasar
penelitian. Dalam kerangka pemikiran terdapat variabel-variabel
yang menjelaskan permasalahan yang sedang diteliti sehingga
berguna untuk menjawab permasalahan yang sedang dibahas.
Mengutip website resmi penerbit buku Deepublish,
kerangka pemikiran adalah dasar pemikiran yang mengandung
perpaduan antara teori dengan fakta, kajian kepustakaan, dan
menjadi dasar kegiatan penelitian. Berdasarkan pemahaman
tersebut, kerangka pemikiran selalu identik dengan karya tulis
ilmiah. Supaya lebih jelas, berikut adalah pengertian kerangka
pemikiran menurut para ahli:

xi
1) Widayat dan Amirullah (2002)

Kerangka pemikiran adalah model konseptual


mengenai teori yang berkaitan dengan berbagai faktor-faktor
masalah penting. Kerangka pemikiran juga menjadi penjelasan
sementara tentang berbagai gejala yang menjadi objek
penelitian. Selain itu, alur berpikir yang dipakai juga
berdasarkan penelitian terdahulu, baik dari pengalaman-
pengalaman empiris yang berguna untuk menyusun hipotesis.

2) Purnomo, dkk (1998)

Purnomo, dkk turut mengemukakan bahwa melalui


kerangka pemikiran, seseorang dapat memaparkan penjelasan
sementara terhadap gejala-gejala permasalahan yang sedang
diteliti. Penyusunan kerangka pemikiran dibuat berdasarkan
hasil penelitian dan tinjauan pustaka yang relevan.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa kerangka pemikiran adalah


proses berhasilnya pembelajaran. Selain itu, kerangka pemikiran juga
melampirkan berbagai permasalahan yang penulis hadapi serta
permasalahan objek yang nantinya akan diteliti

2. Manfaat Kerangka pemikiran


Setelah mengetahui definisi dan tiga unsur kerangka
pemikiran, berikut ini adalah uraian tentang manfaat yang bisa
Anda dapatkan dari kerangka pemikiran. Menurut buku
Metodologi Penelitian Pegangan untuk Menulis Karya Ilmiah,
manfaat tersebut meliputi:
Peneliti dapat menyatakan secara jelas variabel-variabel apa
saja yang akan diteliti dari teori yang diturunkan, serta alasan
mengapa hanya variabel-variabel itu saja yang diteliti.

xii
Melalui kerangka pemikiran, peneliti dapat menyampaikan
secara jelas asal-usul variabel. Kerangka pemikiran bermanfaat
untuk menciptakan persepsi yang sama antara peneliti dan
pembaca terhadap alur-alur pemikiran dengan tujuan membentuk
hipotesis riset secara logis.

3. Cara Membuat Kerangka Pemikiran

Setiap peneliti harus melalui tahapan riset untuk


menentukan hipotesis riset. Tahapan tersebut meliputi penyusunan
kerangka pemikiran yang terdiri dari:
 Variabel Riset
Peneliti menguraikan secara jelas variabel-variabel
apa saja yang digunakan sekaligus alasan mengapa hanya
variabel tersebut yang diteliti.
 Menentukan Teori dan Premis
Langkah selanjutnya adalah menegaskan asumsi
teoritis tentang apa yang akan dikutip dari teori tersebut.
Sehingga konsep dan variabel yang diteliti semakin jelas.
 Analisis Kritis Terhadap Teori dan Premis

xiii
Adanya penjelasan tentang cara mengelola konsep
atau variabel tersebut sehingga dapat terukur.
 Sintesis
Sintesis juga disebut dengan kesimpulan memuat
sementara yang nantinya dibutuhkan saat pengujian.

 Kerangka Pemikiran
Pada tahap ini peneliti diarahkan untuk membuat
skema, setidaknya ada dua skema yang digunakan, yaitu skema
komparatif dan asosiatif.
 Hipotesis Riset
Hipotesis riset atau juga disebut dengan hipotesis
penelitian adalah rumusan yang menjawab permasalahan
dengan cara menggunakan teori yang relevan. Tentu saja
teori tersebut berhubungan masalah penelitian yang sedang
dibahas, didukung dengan data dan fakta di lapangan.
4. Macam-macam Kerangka Pemikiran
Dalam kerangka pemikiran terdapat tiga hal yang harus
dijelaskan, beberapa di antaranya adalah:
 Kerangka Teoretis
Kerangka teoritis adalah penjelasan mengenai teori yang
akan digunakan dan dijadikan landasan dan asumsi-asumsi teoritis
untuk menjelaskan fenomena yang diteliti.
 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah rincian konsep-konsep apa saja
yang terkandung dalam asumsi teoritis tersebut. Konsep tersebut
berguna untuk mengistilahkan unsur-unsur pada fenomena yang
akan diteliti dan apa kaitannya dengan konsep tersebut.
 Kerangka Operasional

xiv
Sedangkan kerangka pemikiran ketiga adalah kerangka
operasional yang menjelaskan variabel-variabel hasil turunan dari
konsep-konsep terpilih dan apa hubungannya di antara variabel
tersebut. Selain itu, kerangka ini juga menjadi indikator atau tolak
ukur variabel-variabel yang berkaitan.
5. Contoh Kerangka Pemikiran

Di bawah ini adalah contoh kerangka pemikiran yang


terdiri dari beberapa hal berikut:

Berdasarkan gambar di atas, maka Anda memiliki


bayangan tentang hal-hal apa saja yang harus disiapkan untuk
membuat kerangka pemikiran. Kerangka pemikiran sangat erat
kaitannya dengan penelitian ilmiah dan penting untuk diketahui
supaya kelak jika dihadapkan dengan proses tersebut, Anda dapat
membuat kerangka pemikiran dengan baik dan tepat.

xv
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari beberapa yang telah kami uraikan dapat diperoleh bahwa


dapat di simpulkan sebuah metode konseptualisasi yang umum dan
dasarnya dapat diperoleh melalui jalan yang sudah harus dipertanyakan
tentang kebenarannya sehingga memiliki model tentang teori dari berbagai
faktor yang telah dianggap menjadi masalah terhadap rumusan masalah
pada saat akan melakukan sebuah penelitian yang mungkin akan diajukan.

Jelas sudah bahwa dari landasan teori ini saling memiliki


keterkaitan dan tidak bisa diselesaikan dalam sebuah penelitian karena
sebuah peneliti perlu untuk memperdalam materi sebagai bentuk
panduannya.

xvi
DAFTAR PUSTAKA

Karangan dari buku Hadi S. Jonah mengenai tentang Metodologi penelitian


regional kontemporer 2010: Yogyakarta.

Karangan dari buku Hasan. M Iqbal yang membahas tentang Analisis data
penelitian dengan statistik 2014 : Jakarta

Karangan yang terdapat didalam buku dari Sugiyono dengan pokok bahasan
mengenai tentang Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif 2011 : Bandung

xvii

Anda mungkin juga menyukai