PEMBAHASAN
A. Landasan Teori
1. Pengertian Teori
1 Nanang Martono, 2011. Metode penelitian Kuantitatif, Cet Ke-2 Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, hal. 40-41.
2 Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Cet Ke-14 Bandung: Alfabeta, hal. 54.
bidang tertentu. Di sini orang mulai dari data yang diperoleh dan dari
data yang diperoleh itu datang suatu konsep yang teoritis (induktif).
c. Suatu teori juga dapat menunjuk pada suatu cara menerangkan yang
menggeneralisasi. Di sini biasanya terdapat hubungan yang fungsional
antara data dan pendapat yang teoretis.
3 Moleong lexy. 2002, metodologi penelitian kualitatif. bandung pt. remaja rosdakarya. Hal 37
pendidikan. Sebuah teori ada yang berperan sebagai asumsi atau titi tolak
pemikiran pendidikan, dan ada pula yang berperan sebagai definisi atau
keterangan yang menyatakan makna. Asumsi pokok pendidikan adalah:
4 Nanang Martono, 2011 Metode penelitian Kuantitatif, Cet Ke-2. Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, hal. 43
5 Basuki, M.Ag, Cara mudah menyusun Proposal Penelitian dengan menggunakan Pendekatan Kuantitatif, Cetakan 1 (Yogyakarta: Pustaka Felicha, 2011), hal 5
pokok, sub variabel atau pokok masalah yang ada dalam penelitiannya.
Sedangkan kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang
bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah
diidentifikasi sebagai masalah yang penting.
a. Kerangka Teori
Kerangka teori dalam suatu penelitian merupakan uraian sistematis
tentang teori (dan bukan hanya sekedar pendapat pakar atau penulis
buku) dan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan variabel yang
diteliti. Kerangka teori paling tidak berisi tentang penjelasan terhadap
variabel-variabel yang diteliti, melalui pendefinisian, dan uraian yang
lengkap dan mendalam dari berbagai referensi, sehingga ruang
lingkup, kedudukan, dan prediksi terhadap hubungan antar variabel
yang akan diteliti menjadi lebih jelas dan terarah.6
Adapun langkah-langkah menyusun kerangka teori adalah :
1) Tetapkan nama variabel yang diteliti, dan jumlah variabelnya.
2) Cari sumber-sumber yang sebanyak-banyaknya dan yang relevan
dengan setiap variabel yang diteliti.
3) Lihat daftar isi setiap buku, dan pilih topik yang relevan dengan
setiap variabel yang akan diteliti.
4) Cari definisi setiap variabel yang akan diteliti pada setiap sumber
bacaan, dibandingkan antara satu sumber dengan sumber yang lain,
dan pilih definisi yang sesuai dengan penelitian yang akan
dilakukan.
5) Baca seluruh isi topik buku yang sesuai dengan variabel yang akan
diteliti, lakukan analisa, renungkan, dan buatlah rumusan dengan
bahasa sendiri tentang isi setiap sumber data yang di baca.
6) Deskripsikan teori-teori yang telah di baca dari berbagai sumber
kedalam bentuk tulisan dengan bahasa sendiri. Sumber-sumber
bacaan yang dikutip atau digunakan sebagai landasan untuk
mendeskripsikan teori harus dicantumkan.
6 Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Cet ke-14 Bandung: Alfabeta, hal 58
Agar bagian kerangka teori lebih baik dan sesuai dengan ketentuan,
peneliti dapat menggunakan pedoman sebagai berikut:
1) Kerangka teori hendaknya lengkap, meliputi konsep-konsep
variabel pokok yang ada dalam permasalahan penelitiannya. Yang
dimaksud dengan “lengkap” adalah bahwa semua konsep yang
tercakup dalam permasalahan atau judul penelitian diberi
dukungan teori.
2) Kerangka teori bukan hanya langsung memberikan penjelasan
tentang variabel yang dimaksud, tetapi mulai dari beberapa
penjelasan umum kemudian mengarah pada alternatif yang
dimaksudkan.
3) Kerangka teori tidak selalu hanya dicari dari sumber yang
menyangkut bidang yang diterangkan tetapi dapat diambil dari
bidang-bidang lain yang relevan.
b. Kerangka Berpikir
7 Nanang martono, 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Cet Ke-2 Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, hal 43
Menurut Sekaran kerangka berpikir yang baik adalah
memenuhi syarat sebagai berikut :
a. Ketepatan
Sumber bacaan yang akan dijadikan acuan harus mempunyai
ketepatan, artinya sumber bacaan tersebut dipilih sesuai dengan
kesesuaian antara masalah dengan variabel penelitian yang sedang
diteliti.
b. Kejelasan
8 Margono. 2000. Metodologi Penelitian pendidikan. Jakarta:Rineka Cipta
Peneliti dapat memahami hal-hal yang menjadi fokus perhatiannya,
artinya peneliti bisa memahami masalah atau variabel penelitian.
c. Empiris
Hasil temuan aktual (temuan lapangan) yang diperoleh bukan dari
pendapat seseorang saja, temuan tersebut diharapkan dapat
meningkatkan keakuratan kajian yang diteliti.
d. Kemutakhiran
Kemutakhiran ini berkaitan dengan pengutipan dari sumber-
sumber yang terbaru.
e. Relevansi
Relevansi ini berkaitan dengan kutipan-kutipan yang berhubungan
dengan variabel-variabel dan hipotesis-hipotesis yang jadi perhatian
peneliti.
a. Buku Teks
Buku teks merupakan arsip ilmu pengetahuan tentang berbagai
segi kehidupan (berbagai ilmu pengetahuan). Buku teks bisa juga
diartikan salah satu jenis buku pendidikan yang berisi uraian bahan
tentang mata pelajaran atau bidang studi tertentu, yang disusun secara
sistematis dan telah diseleksi berdasarkan tujuan tertentu, orientasi
pembelajaran, dan perkembangan siswa, untuk diasimilasikan.
Buku teks masuk dalam katagori buku referensi. Referensi
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Balai Pustaka,
mengandung makna sumber acuan, rujukan, petunjuk. Yang dimaksud
sumber acuan diantaran buku teks (lembaran terjilid).
b. Jurnal Penelitian
Jurnal penelitian adalah majalah ilmiah yang berisi hasil-hasil
penelitian dan pertemuan ilmiah (misalnya seminar), yang diterbitkan
oleh himpunan profesi ilmiah. Jurnal ini berisi lebih dari satu artikel
yang merupakan hasil karya para pakar dan ilmuwan. Misalnya jurnal
penelitian yang diterbitkan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
(LIPI).
c. Tesis, Skripsi dan Disertasi
Skripsi, Tesis, dan Disertasi adalah karya tulis ilmiah yang
disyaratkan untuk lulus pendidikan jenjang S-1, S-2 dan S-3. Dalam
penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi sebenarnya sama, bedanya
semakin tinggi tingkatannya, maka semakin dibutuhkan banyak data-
data otentik dan teori-teori yang harus dirujuk sebagai dasar penelitian,
dan juga cara penyajiannya mulai dari hanya mendeskripsikan suatu
10
Dr. J.R Raco, M.E., M. Sc, Metode Penelitian, Jenis, Karakter Dan Keunggulannya, Pangantar
Prof. Dr. Conny R.Semiawan, Jakarta: Grasindo.
obyek penelitian sampai dengan menghasilkan suatu teori berdasarkan
fakta-fakta empiris.
d. Buletin
Buletin adalah tulisan ilmiah pendek yang terbit secara periodik
yang berisi catatan-catatan ilmiah atau petunjuk ilmiah tentang satu
kegiatan operasional. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi
ketiga Balai Pustaka, buletin adalah media cetak berupa selebaran atau
majalah berisi warta singkat atau pernyataan tertulis yang diterbitkan
secara periodik oleh suatu organisasi atau kelompok profesi tertentu.
e. Media Elektronik dan Internet atau online
Di era globalisasi dengan kemajuan yang sangat pesat dibidang
informasi dan teknologi, banyak informasi ilmiah yang tersedia untuk
diakses secara elektronis atau online. Informasi ilmiah tersebut tersedia
dari media seperti: CD, rekaman suara, rekaman video, dan lewat
internet.
Mencari informasi ilmiah secara online mempunyai beberapa
keuntungan, yaitu antara lain: tersedia banyak informasi yang dapat
dipilih, informasi elektronik biasanya lebih baru karena prosesnya lebih
cepat dari pada sumber-sumber yang berupa media cetak, dan hasilnya
sudah berupa tulisan yang bisa langsung dipakai atau di edit sesuai
kebutuhan.
6. Cara mengutip karya atau sumber tertulis
a. Kutipan Langsung
Kutipan langsung ada dua macam, yaitu :
1) Kutipan langsung yang terdiri atas tidak lebih dari 3 baris atau
tidak lebih dari 40 kata ditempatkan didalam paragraf sebagaimana
baris yang lain, tetapi diapit oleh tanda petik dua (“…”) yang
dimulai atau ditutup dengan identitas rujukan. Contoh :
Fridolin Ukur mengatakan “Lahirnya Gereja Kalimantan Evangelis
(selanjutnya GKE) ini adalah hasil dari abad ke-19, Abad
Pekabaran Injil itu. Di tahun 1830, tersiarlah berita-berita
mengenai Pulau Kalimantan di tanah Jerman, dengan cerita
mengenai ratusan ribu suku Dayak yang masih jauh tertinggal
dalam peradaban dan yang tak pernah mendengar tentang Terang
Injil itu”.11 pendapat tersebut menegaskan bahwa GKE merupakan
produk misi.
2) Kutipan langsung yang terdiri atas lebih dari 3 baris atau lebih dari
40 kata diketik dalam paragraf tersendiri dengan spasi tunggal
yang didahului dan ditutup dengan tanda petik dua (“…”) dan
dimulai pada ketukan ketujuh. Contoh :
Fridolin Ukur mengatakan:
Lahirnya Gereja Kalimantan Evangelis (selanjutnya GKE) ini
adalah hasil dari abad ke-19, Abad Pekabaran Injil itu. Di tahun
1830, tersiarlah berita-berita mengenai Pulau Kalimantan di tanah
Jerman, dengan cerita mengenai ratusan ribu suku Dayak yang
masih jauh tertinggal dalam peradaban dan yang tak pernah
mendengar tentang Terang Injil itu. Berita ini telah membakar
kerinduan orang-orang Kristen di tanah Jerman, untuk pergi-pergi
menemui saudara-saudaranya suku bangsa Dayak serta membawa
Terang yang besar itu, Berita keselamatan dalam Kristus Yesus,
bagi mereka yang masih duduk di dalam kegelapan. Empat tahun
kemudian, dalam suatu sidang umum dari Rheinischen Mission
tanggal 4 Juni 1834, diputuskanlah untuk menjadikan Pulau
Kalimantan sebagai suatu daerah pekabaran Injil yang baru....12
b. Kutipan Tidak Langsung
Kutipan tidak langsung umumnya tampil bervariasi,
bergantung kepada gaya bahasa penulis. Setiap penulis mempunyai
cara sendiri-sendiri mengungkapkan kembali ide atau konsep orang
lain didalam tulisannya. Ada penulis yang memberi komentar lebih
panjang, tetapi ada yang menyatakannya dengan singkat. Kutipan
11 Fridolin Ukur, Tuaiannya Sungguh Banyak: Sejarah Gereja Kalimantan Evangelis Sejak Tahun 1835 (Jakarta: BPK Gunung Mulia,20023 ),hal 8.
12 Ibid
tidak langsung tidak perlu disertai dengan halaman buku sumber,
cukup dengan mencantumkan nama penulis yang diikuti dengan tahun
terbitan buku sumber.
Contoh : Dalam sistem ketatanegaraan di Indonesia, para ahli
tata negara membagi struktur politik ke dalam dua jenis yakni
suprastruktur dan infrastruktur. Salah satu unsur yang termasuk
suprastruktur adalah eksekutif. Tommy Syatriadi menyebutnya
sebagai “simbol resmi negara Indonesia di dunia”. Badan ini dijabat
oleh presiden sebagai kepala pemerintah yang menjabat selama lima
tahun. Menurut peraturan perundang-undangan, Presiden hanya boleh
menjabat sebagai presiden selama dua periode.13
B. Kerangka Teoritik
1. Konsep Teoritik
Konsep teoritis adalah identifikasi teori-teori yang dijadikan
sebagai landasan berpikir untuk melaksanakan suatu penelitian atau
dengan kata lain untuk mendeskripsikan kerangka referensi atau teori yang
digunakan untuk mengkaji permasalahan. Eduard Spranger mengatakan
bahwa ada manusia dengan tipe teoritis/tipe ilmu pengetahuan, ciri-cirinya
mereka lebih dominan dalam mencari dan keinginannya untuk
menemukan kebenaran yang ditunjukkan dalam watak dan sikapnya yang
disebut kognitif. Orang semacam ini suka mengamati dengan mendalam
segala sesuatunya, serius dalam melihat identitas dan kekhususan setiap
sesuatu, suka meneliti dan mencari tahu nilai-nilai dan kegunaan yang
bersifat rahasia dari suatu objek tersebut. Tipe manusia ini tidak pernah
berhenti untuk berpikir dan mengamati segala sesuatu yang ada di
sekitarnya. Minat individu bertipe ini menurut Spranger lebih suka pada
hal-hal yang bersifat empiris, kritis dan rasional. Selalu membawa dirinya
sebagai intelektualitas yang sangat berminat pada sains dan bersikap
saintis dan filosifis. Orang semacam ini umumnya mempunyai tujuan
13, “Tommy Syatriadi Suprastruktur dan infrastruktur Politik”, dari http://tommysyatriadi.blogspot.com , diakses pada hari senin, 6 Maret 2023.
hidup ingin Menyusun dan membuat sistematika ilmu pengetahuan dan
mengesampingkan kekayaan.14
Konsep teoritik suatu ilmu yang menyajikan temuan-temuan
penelitian yang berkaitan dengan masalah atau variabel penelitian yang
pernah dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Berdasarkan temuan-
temuan tersebut, penulis kemudian menyajikan suatu kerangka teori yang
menjelaskan tentang hubungan antar variabel yang akan diteliti.
Singkatnya, melalui bab tinjauan pustaka inilah penulis dapat memberikan
penjelasan kepada pembaca mengenai dasar pemikiran atau dasar teori
dilakukannya penelitian, terutama mengenai mengapa suatu masalah
dipilih untuk diteliti dan mengapa beberapa variabel tertentu dianggap
dapat memberikan kejelasan terhadap masalah yang akan diteliti15
Berdasarkan beberapa definisi di atas fatchan (2011) penyimpulan
bahwa rambu-rambu penelitian kualitatif antara lain: a) penelitian yang
berlatar ilmiah, b) berbagai gejala yang dijumpai di lapangan oleh
penelitian tidak boleh dimanipulasi, tetapi direkam seperti apa adanya, c)
peroleh data digunakan dengan cara observasi partisipasi atau pengamatan
berperan serta (participant observation), d) pengamatan dan wawancara
terhadap subjek penelitian bersifat mendalam dan holistik secara utuh dan
menyeluruh, e) data yang diperoleh berupa deskripsi kata-kata atau
kalimat yang tertulis yang menyampaikan pada tujuan penelitian (fokus
penelitian), f) deskripsi yang diperoleh bersifat kontekstual sesuai dengan
karakter kawasan atau subjek penelitiannya serta tradisi teoritik yang
mendasarinya (analisis teori yang digunakan), g) interpretasi data dan
konsep teoritik proposisi dibangun dari bawah ( grounded theory ) yakni
dari perolehan data di lapangan (hasil deskripsi dari temuan lapangan),
bukan dari konsep atau teori penelitian. Walaupun demikian jika kita
gunakan atau berangkat dengan konsep yang kosong tanpa ada kajian
pustaka, Dalam suatu penelitian kualitatif adalah naif. Arti kajian teoritik
15 Jujun S.Soeryasumantri. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, Jakarta: Sinar Harapan, 1978, h. 316
(data atau temuan penelitian terlebih dalam suatu rancangan penelitian
kualitatif tetap diperlukan).16
2. Cara Membuat Kerangka Teori yang Tepat
Kerangka teori merupakan suatu gambaran atau rencana yang berisi
tentang penjelasan dari semua hal yang dijadikan sebagai bahan penelitian
yang berlandaskan pada hasil dari penelitian tersebut. Kerangka teori
biasanya juga berisi mengenai relasi antara sebuah variable dengan
variable yang lainnya. Yang biasanya terdapat sebab serta akibat dari
kedua atau lebih dari dua variabel tersebut.
16 Umrati, Wijaya Hengky, Analisis Data Kualitatif Teori Konsep Dalam Penelitian Pendidikan, Jakarta; Indonesia, 2020, Hal 13.
a. Tentukan Detail Variabel
Langkah pertama yang harus lakukan dalam membuat kerangka
teori adalah dengan cara memahami, mempelajari, setelahnya
menentukan variabel apa yang akan di gunakan dalam penelitian yang
susun.
b. Mencari Referensi dari Buku Penelitian
Langkah kedua dapat menambah referensi serta pedoman untuk
menyusun kerangka teori dengan cara membaca buku-buku penelitian
lain yang merupakan hasil dari terbitan yang diterbitkan oleh peneliti
dahulu.
c. Menguraikan Jenis Teori yang Digunakan Dalam Proses Penelitian
Langkah ketiga dapat menambahkan pengetahuan penelitian
dengan mencantumkan jenis teori apa yang akan di gunakan dalam
proses penyusunan karya ilmiah serta proses penelitian yang digunakan
untuk mendapatkan informasi yang dapat digunakan untuk menunjang
kelengkapan karya ilmiah.
d. Mengkaji semua teori serta hasil penelitian secara mendetail
Langkah keempat adalah kajilah semua informasi baik teori
maupun hasil penelitian dari karya ilmiah secara mendetail. Uraikan
dan jabarkan seluruh teori serta hasil penelitian, setelah itu silahkan
kaji teori-teori tersebut untuk menghindari potensi terjadinya ketidak
cocokan dengan objek penelitian.
e. Kajilah Teori serta Hasil Penelitian yang ada secara komparatif
Langkah kelima yaitu dengan melakukan langkah mengkaji teori,
penulis perlu mengkaji lagi teori serta hasil penelitian secara
komparatif untuk dapat menentukan teori atau hasil penelitian mana
yang lebih tepat untuk karya ilmiah tersebut.
f. Tentukan Inti Permasalahan dari Permasalahan yang Akan Dibahas
Langkah keenam yang dapat diterapkan yaitu silahkan temukan inti
permasalahan apa yang akan dibahas dalam karya ilmiah tersebut.
Jabarkan inti permasalahan tersebut menggunakan bahasa yang mudah
dipahami, karena akan mudah untuk menjabarkankerangka pemikiran
apabila inti permasalahannya dapat dibaca dan dipahami dengan jelas.
g. Memeriksa Pengertian. Teori yang Digunakan serta model yang
Memiliki Relasi
Setelah berhasil menentukan inti permasalahannya, langkah
selanjutnya yaitu melakukan pemeriksaan untuk mengevaluasi secara
menyeluruh mengenai teori apa yang akan digunakan, model apa yang
akan dipilih, untuk menyelaraskan antara informasi yang ada dalam
karya ilmiah tersebut.
h. Memperlihatkan Kontribusi Anda Dalam Proses Penelitian
Langkah berikutnya yaitu bertujuan untuk membuat hasil
penelitian mendapatkan kualitas dan sesuai dengan prosedur yang
sudah ditetapkan. Dalam karya ilmiah, penulis juga harus
memperlihatkan kontribusinya dalam melakukan proses penelitian.
i. Susun Kesimpulan Sementara
Langkah kesembilan yaitu menyusun kesimpulan sementara untuk
menghasilkan beberapa kerangka teori. Untuk memudahkan memilah
dan menyortir kerangka teori yang akan dicantumkan dalam karya
ilmiah tersebut. Banyaknya kerangka teori yang terbentuk dapat
membantu mengembangkan hipotesis selanjutnya,
j. Susunlah Kerangka Berpikir
Untuk langkah terakhir yaitu menyusun semua kerangka teori yang
sudah dibuat menjadi kerangka pemikiran yang bersifat padat serta
sajikan dalam bentuk skema. Membuat kerangka teori menjadi
kerangka berfikir akan memudahkan dalam menyelesaikan karya
ilmiah tersebut karena suda menyaring bagian-baagian terpentingnya.