Anda di halaman 1dari 10

Page|1

PRINSIP DASAR KOMUNIKASI DALAM PEMBELAJARAN


BASIC PRINCIPLES OF COMMUNICATION IN LEARNING
Chusnul Chotimah, Astin Nur Hidayah*1, Elik Popy Cahyani*, Erly Marliza*3,
Novi Fanisa’atur Rizky*4

Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung


Jl. Mayor Sujadi No.46, Kudusan, Plosokandang, Kedungwaru, Tulungagung, Jawa Timur
66221
e-mail: * astinnurhidayah6@gmail.com, *2popycahyani48@gmail.com,
1

*3 marlizaerly123@gmail.com, *4 fanisanovi@gmail.com

Abstract. This article aims to find out the basic principles of communication in learning, the
method used in this article is library research (literary study). The results of this article show that
the basic principles of communication in learning are important in a communication where
communication is made more effective. The basic principles of communication in learning are
respect, empathy, audible, clarity, and humble.
Meanwhile, in the principle of communication from an Islamic perspective, there are six principles,
namely Qaulan Sadida, Qaulan Baligha, Qulan Ma'rufa, Qaulan Karima, Qaulan Layinan, and
Qaulan Maysura.
Keywords. Basic Principles, Communication, Learning

Abstract.
Artikel ini bertujuan untuk mengetahui prinsip dasar komunikasi dalam pembelajaran, metode
yang digunakan dalam artikel ini yaitu library research (studi kepustakaan). Adapun hasil dari
artikel ini menunjukkan bahwa prinsip dasar komunikasi dalam pembelajaran merupakan hal yang
penting dalam sebuah komunikasi dimana komunikasi yang dilakukan menjadi lebih efektif.
Prinsip dasar komunikasi dalam pembelajaran yaitu respect, emphaty, audible, clarity, dan humble.
Sedangkan dalam prinsip komunikasi perspektif islam terdapat enam prinsip yaitu Qaulan Sadida,
Qaulan Baligha, Qulan Ma’rufa, Qaulan Karima, Qaulan Layinan, dan Qaulan Maysura.
Kata Kunci. Prinsip Dasar, Komunikasi, Pembelajaran

PENDAHULUAN.
Komunikasi merupakan proses penyamppaian pesan dari seseorang berupa ide/gagasan atau
pemikiran/perasaan. Komunikasi dapat dikatakan sebagai salah satu aktifitas manusia yang sangat
penting, baik dalam kehidupan berorganisasi maupun dalam kehidupan sosial. Dengan
berkomunikasi, manusia dapat memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani, mengumpulkan atau
2|Page Kelompok 4, Prinsip Dasar Komunikasi dalam Pembelajaran

bertukar informasi, dan dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan sehari-
hari. Untuk dapat berkomunikasi dengan baik, seseorang harus memperhatikan prinsip-rinsip
dasar dalam berkomunikasi. Oleh karena itu, penulis akan membahas mengenai prinsip dasar
komunikasi dalam pembelajaran.

METODOLOGI
Artikel ini menggunakan studi kepustakaan (library research). Dalam memperoleh data,
penulis mengumpulkan, menganalisis, mengorganisasi sumber dari artikel, buku, penelitian
terdahulu tentang komponen-komponen dalam komunikasi. Kemudian penulis menyimpulkan dan
menyajikan data-data tersebut.

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Prinsip Dasar Komunikasi dalam Pembelajaran
Komunikasi pembelajaran adalah proses penyampaian gagasan dari seseorang kepada
orang lain supaya mencapai keberhasilan dalam mengirim pesan kepada yang dituju secara
efektif dan efisien. Dalam kegiatan pembelajaran, komunikasi antar pribadi merupakan suatu
keharusan, agar terjadi hubungan yang harmonis antara pengajar dengan peserta belajar.
Keefektifan komunikasi dalam kegiatan pembelajaran ini sangat tergantung dari kedua belah
pihak. Akan tetapi karena pengajar yang memegang kendali kelas, maka tanggung jawab
terjadinya komunikasi dalam kelas yang sehat dan efektif terletak pada tangan pengajar.
Keberhasilan pengajar dalam mengemban tanggung jawab tersebut dipengaruhi oleh
keterampilannya dalam melakukan komunikasi ini. Terkait dengan proses pembelajaran,
komunikasi dikatakan efektif jika pesan yang dalam hal ini adalah materi pelajaran dapat
diterima dan dipahami, serta menimbulkan umpan balik yang positif.1
Berikut beberapa prinsip komunikasi pembelajaran:2
1. Respect
Prinsip pertama dalam mengembangkan komunikasi yang efektif adalah sikap
menghargai setiap individu yang akan menjadi sasaran pesan yang di sampaikan. Guru
dituntut dapat memahami bahwa ia harus bisa menghargai setiap peserta didik yang
dihadapinya. Rasa hormat dan saling menghargai merupakan prinsip yang pertama dalam

1
Muh. Rizal Masdul, Komunikasi Pembelajaran Learning Communication, IQRA: Jurnal Ilmu Kependidikan dan
Keislama, Volume 13, Nomor 02, Juli 2018, hal. 4
2
Ibid,…..hal. 6-7
Page|3

berkomunikasi dengan orang lain karena pada prinsipnya manusia ingin dihargai dan
dianggap penting. Membangun komunikasi dengan rasa dan sikap saling menghargai dan
menghormati akan dapat membangun kerjasama yang menghasilkan sinergi yang dapat
meningkatkan efektivitas kinerja guru baik sebagai individu maupun secara keseluruhan
sebagai tim.
Salah satu prinsip paling dalam sifat dasar manusia adalah kebutuhan untuk dihargai.
Penghargaan terhadap individu adalah suatu kebutuhan yang harus dipenuhi. Ini adalah
suatu rasa lapar manusia yang tak terperikan dan tak tergoyahkan sehingga setiap individu
yang dapat memuaskan kelaparan hati tersebut akan menggenggam orang dalam telapak
tangannya. Selain itu penghargaan yang tulus terhadap individu dapat membangkitkan
antusiasme dan mendorong orang lain melakukan hal–hal terbaik. Guru yang memberikan
penghargaan secara tulus kepada para murid maka akan dihargai pula oleh muridnya dan
menjadikan proses pembelajaran menjadi sebuah proses yang menyenangkan bagi semua
pihak.
2. Emphaty
Empati adalah kemampuan manusia untuk menempatkan diri pada situasi atau kondisi
yang dihadapi oleh orang lain. Salah satu prasyarat utama dalam memiliki sikap empati
adalah kemampuan manusia mendengarkan atau mengerti terlebih dulu sebelum
didengarkan atau dimengerti oleh orang lain. 3 Dengan memahami dan mendengarkan
orang lain terlebih dahulu, manusia dapat membangun keterbukaan dan kepercayaan yang
diperlukan dalam membangun kerjasama atau sinergi dengan orang lain. Rasa empati akan
memaksimalkan dalam menyampai- kan pesan (message) dengan cara dan sikap yang
akan memudahkan penerima pesan (receiver) menerimanya. Komunikasi di dunia
pendidikan diperlukan saling memahami dan mengerti keberadaan, perilaku dan keinginan
dari peserta didik. Rasa empati akan menimbulakan respek atau penghargaan, dan rasa
respek akan membangun kepercayaan yang merupakan unsur utama dalam membangun
sebuah suasana kondusif di dalam proses pembelajaran. Jadi sebelum manusia
membangun komunikasi atau mengirimkan pesan, manusia perlu mengerti dan memahami
dengan empati calon penerima pesan. Sehingga nantinya pesan dapat tersampaikan tanpa
ada halangan psikologi atau penolakan dari penerima.
3. Audible

3
Juhri AM, Atieka N, AS RD. Implementasi Kemampuan Empati dan Interaksi Sosial di Kelas Inklusi SMP Negeri 5
Metro Kota Metro Lampung. J LENTERA Pendidik Pus Penelit LPPM UM METRO. 2018;3(1), hal. 87–98.
4|Page Kelompok 4, Prinsip Dasar Komunikasi dalam Pembelajaran

Prinsip audible berarti adalah dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik. Berbeda
dengan prinsip yang kedua yakni empati dimana guru harus mendengar terlebih dahulu
ataupun mampu menerima umpan balik dengan baik, maka audible adalah menjamin
bahwa pesan yang disampaikan dapat diterima oleh penerima pesan dengan baik. Dalam
rangka mencapai hal tersebut maka pesan harus di sampaikan melalui media (delivery
channel) sehingga dapat diterima dengan baik oleh penerima pesan. Hal itu menuntut
kemampuan guru dalam menggunakan berbagai media maupun perlengkapan atau alat
bantu audio-visual yang dapat membantu supaya pesan yang disampaikan dapat diterima
dengan baik oleh para peserta didik.
4. Clarity
Prinsip clarity adalah kejelasan dari isi pesan supaya tidak menimbulkan multi
interpretasi atau berbagai macam penafsiran. Clarity dapat pula berarti keterbukaan dan
transparasi. Dalam berkomunikasi manusia perlu mengembangkan sikap terbuka (tidak
ada yang ditutupi atau disembunyikan), sehingga dapat menimbulkan rasa percaya (trust)
dari penerima pesan. Karena tanpa keterbukaan akan timbul sikap saling curiga dan pada
gilirannya akan menurunkan semangat dan antusiasme peserta didik dalam proses
pembelajaran. Dengan cara seperti ini peserta didik tidak akan menganggap lagi proses
pembelajaran sebagai formalitas tetapi akan mengganggapnya sebagai sebuah kebutuhan
pokok bagi kehidupannya.
5. Humble
Prinsip kelima dalam membangun komunikasi yang efektif adalah sikap rendah hati.
Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan hukum pertama untuk membangun rasa
menghargai orang lain, biasanya didasari oleh sikap rendah hati yang dimiliki. Kerendahan
hati merupakan suatu cara agar orang lain merasa nyaman (care) karena ia merasa sejajar
sehingga memudahkan komunikasi dalam dua arah.
Pembelajaran sebagai subset dari proses pendidikan harus mampu memberikan
kontribusi terhadap peningkatan kualitas pendidikan, yang pada ujungnya akan berpengaruh
terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia. Agar pembelajaran dapat mendukung
peningkatan mutu pendidikan, maka dalam proses pembelajaran harus terjadi komunikasi
yang efektif, yang mampu memberikan kefahaman mendalam kepada peserta didik atas pesan
atau materi belajar. Komunikasi dikatakan efektif dalam pembelajaran apabila terdapat aliran
informasi dua arah antara pendidik dengan peserta didik dan informasi tersebut sama-sama
direspon sesuai dengan harapan kedua pelaku komunikasi tersebut. Setidaknya terdapat lima
Page|5

aspek menurut Abdul Majid yang perlu dipahami dalam membangun komunikasi yang efektif,
yaitu: (1) Kejelasan, hal ini dimaksudkan bahwa dalam komunikasi harus menggunakan
bahasa dan mengemas informasi secara jelas, sehingga mudah diterima dan dipahami oleh
komunikan. (2) Ketepatan, ketepatan atau akurasi ini menyangkut penggunaan bahasa yang
benar dan kebenaran informasi yang disampaikan. (3) Konteks, konteks atau sering disebut
dengan situasi, maksudnya adalah bahwa bahasa dan informasi yang disampaikan harus sesuai
dengan keadaan dan lingkungan dimana komunikasi itu terjadi. (4) Alur, bahasa dan informasi
yang akan disajikan harus disusun dengan alur atau sistematika yang jelas, sehingga pihak
yang menerima informasi cepat tanggap. (5) Budaya, aspek ini tidak saja menyangkut bahasa
dan informasi, tetapi juga berkaitan dengan tatakrama dan etika. Artinya dalam berkomunikasi
harus menyesuaikan dengan budaya orang yang diajak berkomunikasi karena para peserta
didik juga terlahir dari budaya yang berbeda, baik dalam penggunaan bahasa verbal maupun
nonverbal, agar tidak menimbulkan kesalahan persepsi.
Terkait dengan proses pembelajaran, komunikasi dikatakan efektif jika pesan yang
dalam hal ini adalah materi pelajaran dapat diterima dan dipahami, serta menimbulkan umpan
balik yang positif bagi peserta didik. Komunikasi efektif dalam pembelajaran harus didukung
dengan keterampilan komunikasi antar pribadi yang harus dimiliki oleh seorang pendidik.
Komunikasi antar pribadi merupakan komunikasi yang berlangsung secara informal antara
dua orang individu. Komunikasi ini berlangsung dari hati ke hati, karena diantara kedua belah
pihak terdapat hubungan saling mempercayai. Komunikasi antar pribadi akan berlangsung
efektif apabila pihak yang berkomunikasi menguasai keterampilan komunikasi antar pribadi.4

B. Prinsip Komunikasi Perspektif Islam


Dalam berbagai literatur tentang komunikasi Islam kita dapat menemukan setidaknya
enam jenis gaya bicara atau pembicaraan (qaulan) yang dikategorikan sebagai kaidah, prinsip,
atau etika komunikasi Islam. Keenam prinsip komunikasi Islam yang disebutkan dalam Al-
Quran adalah (1) Qaulan Sadida, (2) Qaulan Baligha, (3) Qulan Ma’rufa, (4) Qaulan Karima,
(5) Qaulan Layinan, dan (6) Qaulan Maysura.
1. Qaulan Sadida
Qaulan Sadidan berarti pembicaran, ucapan, atau perkataan yang benar, baik dari segi
substansi (materi, isi, pesan) maupun redaksi (tata bahasa).

4
Muh. Rizal Masdul, Komunikasi Pembelajaran Learning Communication, IQRA: Jurnal Ilmu Kependidikan dan
Keislama, Volume 13, Nomor 02, Juli 2018, hal. 7-8
6|Page Kelompok 4, Prinsip Dasar Komunikasi dalam Pembelajaran

۟ ُ‫ٱَّلل َو ْليَقُول‬
َ ‫وا قَ ْو ًًل‬
‫سدِيدًا‬ ۟ ُ‫علَ ْي ِه ْم فَ ْليَتَّق‬
َ َّ ‫وا‬ ۟ ُ‫ض َٰعَفًا خَاف‬
َ ‫وا‬ ۟ ‫ش ٱلَّذِينَ لَ ْو ت ََر ُك‬
ِ ً‫وا مِ ْن خ َْل ِف ِه ْم ذُ ِ ِّريَّة‬ َ ‫َو ْليَ ْخ‬
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang
mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh
sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan
Qaulan Sadida –perkataan yang benar” (QS An-Nisa [4]:9).
Dari segi substansi, komunikasi Islam harus menginformasikan atau menyampaikan
kebenaran, faktual, hal yang benar saja, jujur, tidak berbohong, juga tidak merekayasa atau
memanipulasi fakta.
“Dan jauhilah perkataan-perkataan dusta” (QS. Al-Hajj:30).
“Hendaklah kamu berpegang pada kebenaran (shidqi) karena sesungguhnya kebenaran itu
memimpin kepada kebaikan dan kebaikan itu membawa ke surga” (HR. Muttafaq ‘Alaih).
“Katakanlah kebenaran walaupun pahit rasanya” (HR Ibnu Hibban).
Dari segi redaksi, komunikasi Islam harus menggunakan kata-kata yang baik dan
benar, baku, sesuai kadiah bahasa yang berlaku.
“Dan berkatalah kamu kepada semua manusia dengan cara yang baik” (QS. Al-Baqarah:83).
“Sesungguhnya segala persoalan itu berjalan menurut ketentuan” (H.R. Ibnu Asakir dari
Abdullah bin Basri).

2. Qaulan Baligha

Kata baligh berarti tepat, lugas, fasih, dan jelas maknanya. Qaulan Baligha artinya
menggunakan kata-kata yang efektif, tepat sasaran, komunikatif, mudah dimengerti, langsung
ke pokok masalah (straight to the point), dan tidak berbelit-belit atau bertele-tele.
‫ِظ ُه ْم َوقُل لَّ ُه ْم ف َِٰٓى أَنفُ ِس ِه ْم قَ ْو ا ًًل بَلِيغًا‬
ْ ‫ع ْن ُه ْم َوع‬ َّ ‫أ ُ ۟و َٰلََٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ يَ ْعلَ ُم‬
ْ ‫ٱَّللُ َما فِى قُلُوبِ ِه ْم فَأَع ِْر‬
َ ‫ض‬
“Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang di dalam hati mereka. karena
itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada
mereka Qaulan Baligha –perkataan yang berbekas pada jiwa mereka.“(QS An-Nissa :63).
Agar komunikasi tepat sasaran, gaya bicara dan pesan yang disampaikan hendaklah
disesuaikan dengan kadar intelektualitas komunikan dan menggunakan bahasa yang
dimengerti oleh mereka.
“Berbicaralah kepada manusia sesuai dengan kadar akal (intelektualitas) mereka” (H.R.
Muslim).
Page|7

”Tidak kami utus seorang rasul kecuali ia harus menjelaskan dengann bahasa kaumnya”
(QS.Ibrahim:4)

3. Qaulan Ma’ufa

Kata Qaulan Ma`rufan disebutkan Allah dalam QS An-Nissa :5 dan 8, QS. Al-
Baqarah:235 dan 263, serta Al-Ahzab: 32.
Qaulan Ma’rufa artinya perkataan yang baik, ungkapan yang pantas, santun, menggunakan
sindiran (tidak kasar), dan tidak menyakitkan atau menyinggung perasaan. Qaulan Ma’rufa
juga bermakna pembicaraan yang bermanfaat dan menimbulkan kebaikan (maslahat).
‫سوهُ ْم َوقُولُوا لَ ُه ْم قَ ْو ًًل َم ْع ُروفًا‬
ُ ‫ار ُزقُوهُ ْم فِي َها َوا ْك‬ َّ ‫سفَ َها َء أ َ ْم َوالَ ُك ُم الَّتِي َجعَ َل‬
ْ ‫َّللاُ لَ ُك ْم قِيَا ًما َو‬ ُّ ‫َو ًَل تُؤْ تُوا ال‬
“Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya[268],
harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok
kehidupan. berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada
mereka Qaulan Ma’rufa –kata-kata yang baik.” (QS An-Nissa :5)
“Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir kerabat, anak yatim dan orang miskin, Maka
berilah mereka dari harta itu (sekadarnya) dan ucapkanlah kepada mereka Qaulan Ma’rufa –
perkataan yang baik” (QS An-Nissa :8).
“Dan tidak ada dosa bagi kamu meminang wanita-wanita itu dengan sindiran atau kamu
Menyembunyikan (keinginan mengawini mereka) dalam hatimu. Allah mengetahui bahwa
kamu akan menyebut-nyebut mereka, dalam pada itu janganlah kamu Mengadakan janji
kawin dengan mereka secara rahasia, kecuali sekadar mengucapkan (kepada mereka) Qaulan
Ma’rufa –perkataan yang baik…” (QS. Al-Baqarah:235).
“Qulan Ma’rufa –perkataan yang baik– dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang
diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi
Maha Penyantun.” (QS. Al-Baqarah: 263).
“Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa.
Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada
penyakit dalam hatinya] dan ucapkanlah Qaulan Ma’rufa –perkataan yang baik.” (QS. Al-
Ahzab: 32).
8|Page Kelompok 4, Prinsip Dasar Komunikasi dalam Pembelajaran

4. Qaulan Karima

Qaulan Karima adalah perkataan yang mulia, dibarengi dengan rasa hormat dan
mengagungkan, enak didengar, lemah-lembut, dan bertatakrama. Dalam ayat tersebut
perkataan yang mulia wajib dilakukan saat berbicara dengan kedua orangtua. Kita dilarang
membentak mereka atau mengucapkan kata-kata yang sekiranya menyakiti hati mereka.
ِّ ُ ‫سنًا ۚ ِإ َّما َي ْبلُغ ََّن عِندَكَ ْٱل ِك َب َر أ َ َحدُهُ َمآ أ َ ْو ك ََِلهُ َما فَ ََل تَقُل لَّ ُه َمآ أ‬
‫ف َو ًَل ت َ ْن َه ْرهُ َما َوقُل‬ َ َٰ ‫ض َٰى َربُّكَ أ َ ًَّل ت َ ْعبُد َُٰٓو ۟ا ِإ ََّّل ِإيَّاهُ َو ِب ْٱل َٰ َو ِلدَي ِْن ِإ ْح‬
َ َ‫َوق‬
‫لَّ ُه َما قَ ْو ًًل ك َِري ًما‬
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah kamu berbuat baik pada kedua orangtuamu dengan sebaik-baiknya. Jika salah
seorang di antara keduanya atau kedua duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu,
seklai kali janganlah kamu mengatakan kepada kedanya perkatan ‘ah’ dan kamu janganlah
membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Qaulan Karima –ucapan yang mulia” (QS.
Al-Isra: 23).
Qaulan Karima harus digunakan khususnya saat berkomunikasi dengan kedua
orangtua atau orang yang harus kita hormati. Dalam konteks jurnalistik dan penyiaran, Qaulan
Karima bermakna mengunakan kata-kata yang santun, tidak kasar, tidak vulgar, dan
menghindari “bad taste”, seperti jijik, muak, ngeri, dan sadis.

5. Qaulan Layina

Qaulan Layina berarti pembicaraan yang lemah-lembut, dengan suara yang enak
didengar, dan penuh keramahan, sehingga dapat menyentuh hati. Dalam Tafsir Ibnu Katsir
disebutkan, yang dimaksud layina ialah kata kata sindiran, bukan dengan kata kata terus terang
atau lugas, apalagi kasar.
“Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan Qulan Layina –kata-kata yang lemah-
lembut…” (QS. Thaha: 44).
Ayat di atas adalah perintah Allah SWT kepada Nabi Musa dan Harun agar berbicara
lemah-lembut, tidak kasar, kepada Fir’aun. Dengan Qaulan Layina, hati komunikan (orang
yang diajak berkomunikasi) akan merasa tersentuh dan jiwanya tergerak untuk menerima
pesan komunikasi kita. Dengan demikian, dalam komunikasi Islam, semaksimal mungkin
dihindari kata-kata kasar dan suara (intonasi) yang bernada keras dan tinggi.
Page|9

6. Qaulan Maysura

Qaulan Maysura bermakna ucapan yang mudah, yakni mudah dicerna, mudah
dimengerti, dan dipahami oleh komunikan. Makna lainnya adalah kata-kata yang
menyenangkan atau berisi hal-hal yang menggembirakan.
‫ورا‬
ً ‫س‬ُ ‫ع ْن ُه ُم ٱ ْبتِغَآ َء َر ْح َمة ِ ِّمن َّربِِّكَ ت َْر ُجوهَا فَقُل لَّ ُه ْم قَ ْو ًًل َّم ْي‬ َ ‫َوإِ َّما ت ُ ْع ِر‬
َ ‫ض َّن‬
”Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhannya yang kamu
harapkan, maka katakanlah kepada mereka Qaulan Maysura –ucapan yang mudah” (QS. Al-
Isra: 28).5

C. PENUTUP
Komunikasi pembelajaran adalah proses penyampaian gagasan dari seseorang kepada
orang lain supaya mencapai keberhasilan dalam mengirim pesan kepada yang dituju secara
efektif dan efisien. Prinsip dasar komunikasi dalam pembelajaran yaitu respect (sikap
menghargai setiap individu yang akan menjadi sasaran pesan yang di sampaikan. Guru dituntut
dapat memahami bahwa ia harus bisa menghargai setiap peserta didik yang dihadapinya);
emphaty (kemampuan manusia untuk menempatkan diri pada situasi atau kondisi yang dihadapi
oleh orang lain); audible (dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik); clarity (kejelasan
dari isi pesan supaya tidak menimbulkan multi interpretasi atau berbagai macam penafsiran);
dan humble (sikap rendah hati).
Sedangkan dalam prinsip komunikasi perspektif islam terdapat enam prinsip yaitu Qaulan
Sadida (pembicaran, ucapan, atau perkataan yang benar, baik dari segi substansi (materi, isi,
pesan) maupun redaksi (tata bahasa)); Qaulan Baligha (tepat, lugas, fasih, dan jelas maknanya);
Qulan Ma’rufa (perkataan yang baik, ungkapan yang pantas, santun, menggunakan sindiran
(tidak kasar), dan tidak menyakitkan atau menyinggung perasaan); Qaulan Karima (perkataan
yang mulia, dibarengi dengan rasa hormat dan mengagungkan, enak didengar, lemah-lembut,
dan bertatakrama); Qaulan Layinan (pembicaraan yang lemah-lembut, dengan suara yang enak
didengar, dan penuh keramahan, sehingga dapat menyentuh hati); dan Qaulan Maysura (ucapan
yang mudah, yakni mudah dicerna, mudah dimengerti, dan dipahami oleh komunikan).

5
Romeltea, 2020, “Komunikasi Islam: Pengertian dan Prinsip”, https://romeltea.com/komunikasi-islam-makna-dan-
prinsip/
Diakses pada Minggu, 26 Maret 2023 pukul 09.22
10 | P a g e Kelompok 4, Prinsip Dasar Komunikasi dalam Pembelajaran

D. REFERENSI
AM, Juhri dan N., Atieka dan AS RD. 2018. Implementasi Kemampuan Empati dan Interaksi
Sosial di Kelas Inklusi SMP Negeri 5 Metro Kota Metro Lampung. J LENTERA
Pendidik Pus Penelit LPPM UM METRO. 3(1),
Masdul, Muh. Rizal. 2018. Komunikasi Pembelajaran Learning Communication, IQRA:
Jurnal Ilmu Kependidikan dan Keislama, Volume 13, Nomor 02
Romeltea, 2020, “Komunikasi Islam: Pengertian dan Prinsip”,
https://romeltea.com/komunikasi-islam-makna-dan-prinsip/

Anda mungkin juga menyukai