Oleh : Ahmad
Kehidupan sosial manusia tidak lepas dari proses interaksi antara individu
dan individu, individu dan kelompok, serta kelompok dan kelompok. Hal ini
dilakukan agar dalam menjalani proses kehidupan manusia saling membantu antara
satu dan lainnya. Karena, manusia merupakan mahluk sosial yang tidak bisa hidup
tanpa bantuan orang lain. Dalam menjalani kehidupan diantara sesamanya, manusia
membutuhkan komunikasi.
dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang
dimaksud dapat dipahami; hubungan; kontak. Selain itu, komunikasi juga dapat
istilah yang dikemukakan para ahli, 2 seperti yang dikemukakakn Jenis dan Kelly
1
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Kamus versi online/daring (dalam jaringan),
diakses pada tanggal 13 Nivember 2021, lihat situs (https://kbbi.web.id/komunikasi).
2
Dani Vardiansyah, Filsafat Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Cet. II (Jakarta: PT Indeks,
2008) hal. 25-26.
maka penulis menyimpulkan bahwa komunikasi ialah alat bantu yang digunakan
dalam proses interaksi antara seseorang dengan orang lain baik bersifat secara
sebab komunikasi merupakan pra syarat kehidupan. Seseorang yang tidak bisa
segala transaksi ketika tidak mampu berkomunikasi maka pasti tidak akan terjadi. 3
Secara umum setiap orang dapat berkomunikasi satu sama lainnya untuk
berkomunikasi secara efektif, oleh karena itu perlu dikenali berbagai cara/teknik
penyampaian informasi. Komunikasi merupakan segala upaya dan cara, atau teknik
agar masyarakat yang dituju dapat memahami, menerima, dan berpartisipasi dalam
perubahan yang sangat pesat termasuk komunikasi. Komunikasi yang baik lahir
baik ialah bukan komunikator yang banyak bicara, namun yang mampu
3
Yasir, Penganta Ilmu Komunikasi, (Yogyakarta, Budi Utama: 2020) Cet Pertama, hal. 1.
M. Nasor, “TEKNIK KOMUNIKASI GURU DAN SISWA DALAM PENINGKATAN
4
PRESTASI SISWA”, IAIN Raden Intan Lampung, Ijtimaiyya, Vol. 7, No. 1, Februari 2014.
Tekhnik, pola, maupun bentuk komunikasi harus dikuasai oleh para
siswa. Melalui proses komunikasi Guru pada siswa diharapkan dapat memberikan
Guru dalam dunia pendidikan memiliki posisi yang sangat sentral, karena
guru memiliki tugas mulia untuk memberikan pemahaman nilai-nilai pada peserta
didik sebagai generasi yang diharapkan oleh agama, bangsa, dan negara. Karena,
sebagaimana dijelaskan dalam alinea ke empat Undang Undang Dasar 1945. Guna
yang baik, karena kualitas mutu pendidikan lahir dari komunikator yang mampu
untuk membentuk iklim organisasi yang menggambarkan suasana kerja antara guru
dan siswa yang mampu menciptakan hubungan yang harmonis di antara keduanya.
Guru harus peka dan tanggap terhadap gejolak dan fenomena yang terjadi pada diri
siswa di lingkungan organisasi. Selain itu juga di antara guru dan siswa mampu
berkomunikasi secara efektif dan terbuka, yang pada akhirnya dapat mengatasi segala
komunikasi di dunia pendidikan menjadi sebuah masalah. Hal ini juga terjadi di
Sekolah Dasar Negeri 2 Bulango Ulu. Dalam pengamatan yang dilakukan para Guru
kewalahan dalam memberikan pemahaman terhadap siswa baik materi yang diajarkan
ataupun membentuk sikap dan tingkahlaku siswa. Rata-rata komunikasi yang diajarkan
sesuai kebiasaanya setiap guru berkomunikasi. Para guru berkomunikasi tidak melihat
situasi dan kondisi, sehingga terkadang intonasi berkomunikasi terasa seperti hambar.
Selain itu, Guru juga terkadang marah sambil teriak-teriak. Memang guru melakukan
komunikasi tersebut dengan watak agar ditakuti. Tetapi, komunikator yang baik itu
bukan menakut-nakuti, namun disegani oleh siswa. Karena, kalau audiens sudah takut
akan kaku dalam menerima informasi. Hal ini berdampak pada siswa kurang
memahami materi yang diajarkan. Begitupun sebaliknya, komunikasi siswa pada Guru
terkadang ditemukan kurang sopan dan kemampuan komunikasi ngaur dan tidak
terarah.
pemabahasan lebij jauh tentang komunikasi akan diulas dalam sebuah karya ilmiah
skripsi yang berjudul “Proses Komunikasi Guru Dan Siswa di SDN 2 Bulango
Ulu”
B. Rumusan Masalah
5
Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan, (PT. Rosyda Karya, Bandung: 2007), hal, 3.
1. Bagaimana bentuk proses komunikasi Guru dan Siswa di SDN 2 Bulango Ulu?
2. Bagaimana solusi mewujudkan proses komunikasi yang baik pada Guru dan
1. Tujuan
a. Untuk mengetahui bentuk proses komunikasi pada Guru dan Siswa di SDN 2
Bulango Ulu!
b. Untuk menganalisis solusi mewujudkan proses yang baik pada Guru dan Siswa
2. Kegunaan
a. Kegunaan Ilmiah
b. Kegunaan Praktis
a. Komunikasi
membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih.
Komunikasi juga berasal dari akar kata dalam bahasa latin Communico yang artinya
membagi.6 Gode “Komunikasi adalah suatu proses yang membuat sesuatu dari yang
semula yang dimiliki oleh seseorang (monopoli seseorang) menjadi dimiliki dua
b. Guru
Guru disebut juga pendidik dan pengajar, tetapi kita tahu tidak semua
pendidik adalah guru, sebab guru adalah suatu jabatan professional yang pada
tertentu yang semuanya itu dapat diperoleh melalui proses belajar mengajar dan
professional pendidikan memegang teguh kode etik profesinya, ikut serta didalam
lain”.7
6
(Cherry dalam Stuart, 1983, hal. 46).
7
Roestiyah NK, Masalah-Masalah Ilmu Keguruan (Jakarta: Bina Aksara, Cet k IV, 2001),
hal. 175.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Guru adalah Komunikator yang
memiliki posisi sentral dalam dunia pendidikan guna memahamkan materi yang
diajarkan. Selain itu, guru juga sebagai pendidik yang diharapkan komunikasinya
c. Siswa
Pengertian siswa, murid, atau peserta didik menurut Kamus Besar Bahasa
Sedangkan menurut Sinolungan peserta didik dalam arti luas adalah setiap orang
yang terkait dengan proses pendidikan sepanjang hayat, sedangkan dalam arti
sempit adalah setiap siswa yang belajar di sekolah. 8 Pengertian siswa atau peserta
mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur,
didefinisikan siswa adalah seseorang yang mengikuti proses belajar dalam sekolah.
8
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Kamus versi online/daring (dalam jaringan),
diakses pada tanggal 13 November 2021, Lihat Situs (https://kbbi.web.id/siswa).
9
Republik Indonesia, Undang-undang Republik Indonesia No 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen & Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 tentang sisdiknas, (Bandung:
Permana, 2006), hal. 65.
a. Bentuk Proses Komunikasi Guru dan Siswa SD 2 Bulango Ulu
Bulango Ulu.
E. Telaah Pustaka
2014. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui cara pengemis mengelola
komunikasi verbal dan nonverbal kepada calon dermawan dan simbol yang
hanya sebatas pada ucapan "assalamu 'alaikum", "terima kasih" dan "alhamdulillah"
yang mempunyai makna tersendiri bagi mereka; (2) Pengemis mengemas diri
dalam hal penampilan, nada suara, ekspresi wajah serta isyarat dan gerakan tubuh
mereka maka pengemis membawa mangkuk atau dos. Kesimpulan penelitian ini,
secara tidak sadar pengemis sudah mengaplikasikan teori komunikasi baik verbal
simbol, pengemis.10
dilakukan di sekolah pada Guru dan Siswa mengenai bentuk komunikasi yang
pengemis di Kota Gorontalo. Selain itu, peneliti bukan hanya mengetahui pola
komunikasi, tapi mencari solusi atas masalah komunikasi yang terjadi pada Guru
dan Siswa.
Universitas Negeri Gorontalo tahun 2018. Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini
komunikasi yang dilakukan oleh lesbian di Kota Gorontalo adalah pola komunikasi
dua arah (two way communication). Dalam Pola Komunikasi ini, tindak komunikasi
pendapat dalam suasana yang rileks, santai dan informal. Komunikasi nonverbal
mereka lebih banyak menggunakan bahasa yang mereka ciptakan sendiri. Bahasa
10
Muniarti, “Pola Komunikasi Pengemis Di Kota Gorontalo”, skripsi, Mahasiswa Fakultas
Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo tahun 2014.
tersebut banyak diadopsi dari bahasa Indonesia yang kemudian disimpangkan. Pola
komunikasi lesbian dengan mayarakat yaitu Komunikasi Banyak Arah (Multy Way
Pertentangan yang terjadi antara lesbian dengan masyarakat tidak pernah terjadi.
Lesbian yang sibuk dengan kegiatannya dan masyarakat yang terlalu cuek sehingga
diantara lesbian dan masyarakat tidak pernah bertikai. Kata Kunci : Pola
Komunikasi, Lesbian.11
Negeri Gorontalo tahun 2015. Tujuan penelitian untuk mengetahui; (1) untuk
mengetahui strategi komunikasi yang dilakukan Polisi Lalu Lintas Gorontalo Kota;
(2) untuk mengetahui citra Polisi Lalu Lintas Gorontalo Kota di mata masyarakat
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan
Lintas Polres Gorontalo Kota secara sistematis dan faktual. Adapun teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dengan
11
Titha Paputungan, “Pola Komunikasi Lesbian di Kota Gorontalo (Kualitatif dengan
pendekatan Studi Kasus)”, Skripsi, Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Gorontalo,
tahun 2018.
dan pelayanan dengan prinsip 3S (senyum, salam, sapa).; (2) sikap mengutamakan
penindakan berupa tilang juga bisa menjadi strategi efektif untuk membentuk citra
diharapkan bersikap humanis dan menjadi contoh teladan bagi masyarakat dalam
berlalu lintas.12
F. Kajian Teori
1. Pengertian Komunikasi
dalam melakukan hubungan dengan orang lain. Secara umum dapat dikatakan
bahwa tidak ada kehidupan manusia tanpa komunikasi. Sebagai makhluk sosial
manusia pasti membutuhkan hubungan dengan orang lain. Setiap individu selalu
tersebut juga berkeinginan menerima informasi dari orang lain. Keharusan yang
timbul pada manusia untuk bekerjasama dengan orang lain agar dapat mencapai
perusahaan. Komunikasi adalah pengalihan informasi dari satu orang ke orang lain.
Komunikasi merupakan cara untuk menyampaikan sesuatu kepada orang lain baik
berupa ide, fakta, pikiran, serta nilai-nilai. Komunikasi yang baik adalah jalinan
pengertian antara pihak yang satu dengan yang lainnya, sehingga apa yang di
12
Siti Rahmiyati R Ahmad yang berjudul “Strategi Komunikasi Polisi Lalu Lintaspolres
Gorontalo Kota”, Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Gorontalo tahun 2015.
dengan orang lain berdekatan maka terjadi komunikasi secara verbal, namun jika
mereka berada dalam jarak yang jauh mereka menggunakan beberapa cara untuk
Secara umum, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat
dimengerti oleh kedua belah pihak. apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat
oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu, mengubah sikap, pendapat,
atau perilaku, baik secara lisan (langsung) ataupun tidak langsung melalui media.14
2. Tujuan Komunikasi
c. Mengungkapkan perasaan;
13
(Hovland, 2002, hal. 32).
14
(Effendy, 2001, hal. 43).
15
Hewitt (1981, hal. 82)
g. Mencapai sebuah tujuan;
3. Unsur-unsur Komunikasi
Komunikasi antar manusia hanya bisa terjadi, jika ada seseorang yang
menyampaikan pesan kepada orang lain tujuan tertentu, artinya komunikasi hanya
bisa terjadi kalau didukung oleh adanya sumber, pesan, media, penerima, dan efek.
informasi, kebutuhan atau keinginan dan sebuah maksud untuk disampaikan satu
atau lebih orang. Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai
pembuat atau pengirim informasi. Dalam komunikasi antar manusia, sumber bisa
terdiri dari satu orang, tetapi bisa juga dalam bentuk kelompok misalnya partai,
b. Penyandian (Encoding)
c. Pesan
dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya
bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasehat atau propaganda. Dalam
bahasa inggris pesan biasanya diterjemahkan dengan kata massage, content atau
komunikator dinyatakan dalam bentuk pesan. Pesan tersebut bersifat lisan atau
bukan lisan. Jadi pesan adalah apa yang diharapkan oleh komunikator untuk
disampaikan kepada penerima tesebut, dan bentuk yang tepat sebagian besar
d. Saluran (Channel)
saluran sering tidak dapat dipisahkan dari pesan. Agar komunikasi efektif dan
efisien, saluran harus sesuai dengan pesan. Walaupun mempunyai banyak sekali
saluran yang tersedia, manajer mungkin tidak selalu menggunakan salah satu
e. Penerima (Receiver),
harus disesuaikan dengan latar belakang penerima. Jika pesan tidak sampai pada
penerima, komunikasi tidak terjadi. Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran
pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri satu orang atau lebih, bisa
dalam bentuk kelempok, partai atau negara. Penerima biasa disebut dengan
adanya sumber. Tidak adanya penerima jika tidak ada sumber. Penerima adalah
elemen penting dalam proses komunikasi, karena dialah yang menjadi sasaran dari
komunikasi. Jika suatu pesan tidak diterima oleh penerima, akan menimbulkan
16
(Hafied Cangara, 2008, hal. 22-24)
berbagai macam masalah yang sering kali menuntut perubahan, apakah pada
2. Perencanaan, berdasarkan fakta dan data itu dibuatkan rencana tentang apa yang
penilaian dan analisa diperlukan untuk melihat bagaimana hasil dari komunikasi
yaitu khusus dalam komunikasi tatap muka atau yang menggunakan media pandang
baik, bahasa ini dapat dimengerti oleh komunikan. Penguasaan bahasa akan sangat
adalah nilai diri seorang yang merupakan panduan dari kognisi, afeksi dan konasi.
Kognisi adalah proses memahami yang bersangkutan dengan pikiran. Afeksi adalah
perasaan yang ditimbulkan oleh perangsang dari luar. Konasi adalah aspek
psikologis yang berkaitan dengan upaya dan perjuangan. Etos tidak hanya timbul
pada seseorang dengan begitu saja, tetapi ada faktor-faktor tertentu yang
suatu kesiapan kegiatan, suatu kecenderungan pada diri seorang untuk melakukan
kegiatan menuju atau menjauhi nilai-nilai sosial. Dalam hubungan dalam kegiatan
komunikator terdapat lima jenis sikap yaitu Reseptif adalah sikap kesediaan untuk
menerima gagasan dari orang lain dan selektif. Faktor selektif sangat penting bagi
menjadi komunikator yang baik. Jadi untuk menjadi komunikator yang baik maka
komunikator dalam merencanakan gagasan atau informasi dari orang lain sebagai
orang lain secara sistematis dengan apa yang ada dalam benaknya yang merupakan
5. Metode Komunikasi
menjadi dua yaitu : 1) Komunikasi satu arah (One way communication) Dalam
balik, biasanya ini terjadi dalam hal pemberian instruksi dan dalam hal
komunikasi satu arah ataupun dua arah bisa dikatakan tergantung pada situasi
dan kondisi serta sasaran yang akan dicapai, akan tetapi penggunaan
akibat dari adanya garis wewenang dan tanggung jawab yang telah ditetapkan
ini muncul dalam suatu organisasi atau perusahaan karena informasi yang
mengalir dalam perusahaan secara formal tidak memadai dan tidak
karyawan lebih terbuka karena timbulnya perasaan lebih akrab, lebih erat rasa
menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan seperti adanya desas desus yang
dari sudut panjangnya saluran harus dilalui, dibagi menjadi dua yaitu : 1)
antara pengirim dan penerima pesan tidak berhubungan secara langsung tetapi
tidak dapat merubah arti semula, sehingga timbul kesalah pahaman. Semakin
informasi.
dibagi menjadi komunikasi verbal dan komunikasi non verbal. Yang dimaksud
penyampaian maksud. Misalnya kita menyatakan “Ya”, tanpa sadar kita sudah
6. Pola Komunikasi
atau lebih dalam proses pengiriman dan penerimaan cara yang tepat sehingga pesan
yang dimaksud dapat dipahami.17 Pola komunikasi merupakan model dari proses
bagian dari prowskomunikasi akan dapat ditemukan pola yang cocok dan mudah
bagian yaitu:
menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal maupun
adalah penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang
lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan dengan
17
(Djamarah dalam Kusnarto dan Saifudin, 2010, hal. 6).
peluang untuk memberikan umpan balik segera. 18 Menurut Nana Sudjana tiga
guru berperan sebagai pemberi aksi dan siswa pasif. Ceramah pada dasarnya
guru dan siswa dapat berperan sama yaitu pemberi aksi dan penerima aksi,
disini sudah terlihat hubungan dua arah, tetapi terbatas pada guru dan siswa
secara individual. Antara pelajar satu dengan pelajar lainya tidak ada
tidak hanya melibatkan interaksi dinamis antara guru dan siswa tetapi juga
b. Komunikasi Kelompok
yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama (adanya saling
18
Devito dalam Suranto (2011, hal. 4)
19
Nana Sudjana (1989, hal. 67)
kebergantungan), mengenal satusama lainnya, dan memandang mereka sebagai
tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi,
7. Hambatan-Hambatan Komunikasi
dimengerti atau dengan kata lain komunikasi dikatakan efektif apabila penerima
menafsirkan serta melakukan sesuatu sesuai dengan yang diinginkan oleh pengirim.
Namun tidaklah mudah untuk menciptakan suatu komunikasi yang efektif tersebut,
dan mutu komunikasi terjadi pada saat diartikan atau diinterprestasi oleh penerima.
a. Filtering Penerima pesan tidak dapat menerima pesan secara utuh, karena pesan
tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh pengirim pesan. Bila penerima pesan
sedang dalam keadaan marah atau sedih, maka maksud yang baik pun dapat
diartikan.
20
(Mulyana, 2007, hal. 82)
21
Stephen P. Robbins (2005, hal.18)
d. Language Bahasa merupakan unsur penting dalam komunikasi. Bila penerima
pesan tidak memahami bahasa yang digunakan oleh pengirim pesan maka tidak
akan terjadi komunikasi yang baik. Selain itu, bahasa memiliki keterbatasan
tertentu, yang tidak dapat digambarkan semua maksud pengirim pesan. Hal ini
dikelompokan menjadi:22
lingkungan, misalnya jarak bicara yang berjauhan, angin, suara bising, dan
sebagainya.
8. Konsep Guru
Istilah guru sering disebut juga dengan pengajar atau pendidik tetapi kita
tahu tidak semua pendidik adalah guru, sebab guru adalah suatu jabatan
22
effendy (2009, hal. 53)
professional yang pada hakekatnya memerlukan persyaratan keterampilan tekhnis
dan sikap kepribadian tertentu yang semuanya itu dapat diperoleh melalui proses
dan sikap professional yang mampu dan setia mengembangkan profesinya, menjadi
dengan profesi yang lain”. 23 Guru adalah suatu profesi yang bertanggung jawab
terhadap pendidikan siswa. Hal ini dapat dipahami dari beberapa pengertian dibwah
ini: Guru adalah salah satu komponen manusia dalam proses bellajar mengajar,
yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial
di bidang pembangunan.24
harus memiliki kepribadian yang baik dan mental yang tangguh, karena mereka
dapat menjadi contoh bagi siswnya dan masyarakat sekitarnya. Dzakiyh drajat
mempunyai kepribadian yang akan di contoh dan diteladani oleh anak didiknya,
mengelola pengajaran secara lebih efektif, dinamis, efisien, dan positif yang
ditandai dengan adanya kesadaran dan keterlibatan aktif antara dua subyek
23
Roestiyah NK, Masalah-Masalah Ilmu Keguruan (Jakarta: Bina Aksara, Cet k IV, 2001),
hal. 175.
24
Sardiman AM, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar Pedoman Bagi Guru Dan Calon
Guru (Jakarta: Rajawali Cet k V, 2005), hal. 125.
25
Zakiyah Darajat, Kepribadian Guru ( Jakarta: Bulan Bintang Edisi VI, 2005), hal. 10.
pengajaran, guru sebagai penginisiatif awal dan pengarah serta pembimbing,
sedang peserta didik sebagai yang mengalami dan terlibat aktif untuk memperoleh
manusia ( anak didik ). Pekerjaan guru adalah suatu jenis pekerjaan yang tidak bisa
dilihat hasilnya, seorang guru akan merasa bangga, puas dan merasa berhasil dalam
tugasnya mendidik dan mengajar apabila diantara muridnya dapat menjadi seorang
guru: “Guru adalah ujung tombak pendidikan sebab guru secara langsung berupaya
cerdas, terampil dan bermoral tinggi. Sebgaimana ujung tombak guru dituntut
Guru adalah suatu tugas yang sangat mulia karena dia mempersiapkan anak
didiknya supaya berguna bagi nusa bangsa dan bertakwa kepada Allah SWT. Hal
ini sesuai dengan tugasnya yaitu Mendidik anak-anak supaya menjadi muslim sejati
beriman teguh, beramal shaleh dan berbudi pekerti yang baik sehingga ia dapat
menjadi seorang anggota masyarakat yang sanggup hidup berdiri diatas kaki sendiri
mengabdi kepada Allah dan berbakti kepada bangsa dan tanah airnya. Guru dan
26
Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi, Pengelolaan Pengajaran (Jakarta: Renika Cipta, 2001),
hal. 1.
27
Nana Sudjana, Pedoman Praktis Mengajar (Bandung: Dermaga Cet k IV, 2004), hal. 2.
para pendidik merupakan printis pembangunan di segala bidang kehidupan di
masyarakat. Peranan guru itu mempunyai kedudukan yang penting dan utama
dalam seluruh proses pendidikan, guru atau pendidik merupakan faktor penggerak
pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. 28
Dengan demikian peserta didik adalah orang yang mempunyai pilihan untuk
menempuh ilmu sesuai dengan cita-cita dan harapan masa depan. Menurut Oemar
Lebih lanjut dijelaskan Menurut Abu Ahmadi peserta didik adalah sosok
seorang tidak tergantung dari orang lain, dalam arti benar-benar seorang pribadi
yang menentukan diri sendiri dan tidak dipaksa dari luar, mempunyai sifat-sifat dan
peserta didik merupakan salah satu input yang ikut menentukan keberhasilan proses
pendidikan.30 Tanpa adanya peserta didik, sesungguhnya tidak akan terjadi proses
28
Republik Indonesia, Undang-undang Republik Indonesia No 14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen & Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 tentang sisdiknas,
(Bandung: Permana, 2006), hal. 65.
29
Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, Manajemen Pendidikan, (Bandung: Alfabeta,
2009), hal. 205.
30
Hasbullah, Otonomi Pendidikan, (Jakarta: PT Rajawali Pers, 2010), hal. 121.
pengajaran. Sebabnya ialah karena peserta didiklah yang membutuhkan pengajaran
dan bukan guru, guru hanya berusaha memenuhi kebutuhan yang ada pada peserta
didik.
G. Metodologi Penelitian
Jenis Penelitian Jenis Penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah
Kualitatif, berupa deskripsi tentang Proses komunikasi antara guru dan siswa di
SDN 2 Bulango Ulu. Penelitian kualitatif dipilih agar hasil penelitian tidak bertolak
dari teori saja, melainkan dari fakta sebagaimana adanya di lapangan sehingga
dasarnya pola interaksi pembelajaran dapat dilihat melalui alur komunikasi yang
terjadi di kelas. Pola interkasi sangat dibatasi oleh bentuk terjadinya proses
siapa’. Pengaturan tertentu seperti itu tentu mempunyai konsekuensi besar dalam
proses pembelajaran. Pola-pola interaksi di kelas akan lahir terutama dalam bentuk
diskusi dan la sesi tanya jawab antara guru dan siswa. beberapa pola interaksi
misalnya ada pola roda, pola lingkaran, dan pola sentralistik. Pola roda merupakan
2. Lokasi Penelitian
Peristiwa/persoalan (issu) Permasalahan yang terjadi antara guru dan siswa di SDN
3. Informan Penelitian
penelitiannya. Subjek penelitian yang telah tercermin dalam fokus penelitian tidak
Hendarsono dalam Suyanto , informan penelitian ini meliputi tiga macam yaitu: 32
1. Informan kunci (key informan), yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki
berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian. yaitu kepsek di SDN
2 Bulango Ulu yang menjadi informan kunci. 2. Informan utama, yaitu mereka yang
terlibat secara langsung dalam interaksi sosial yang diteliti. Informan utama dalam
Dalam penelitian ini adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Apabila
datanya, maka sumber data tersebut disebut responden, yaitu orang yang merespon
lisan. Sumber data yang menjadi bahan baku penelitian, untuk diolah merupakan
observasi. Teknik penentuan Informan pada penelitian ini, yakni informan dipilih
yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri populasi yang
memberi informasi dari orang perindividu atau kelompok masayrakat. Peneliti akan
Bulango Ulu.
Data sekunder merupakan data yang diambil tidak secara langsung dari
catatan, notulen rapat, sms dan lain-lain) foto-foto, film , rekaman vidio, dan benda-
benda yang dapat memperkaya data primer seperti laporan,buku-buku, karya tulis
atau majalah ataupun seseorang yang mendapatkan informasi dari orang lain yang
Metode Proses Pengumpulan data pada penelitian ini, yakni peneliti terlibat
hasil penelitian yang akan diperoleh nantinya. Teknik pengumpulan data dalam
data melalui komunikasi, yakni proses Tanya jawab antara pengumpul data
lansung kerumah atau tempat tinggal tokoh masyarakat dan tokoh agama atau
orang yang akan diwawancarai untuk menanyakan secara lansung halhal yang
terbatas pada satu tanggapan saja, sehingga peneliti dapat bertanya kepada
informan tidak hanya tentang hakikat suatu peristiwa melainkan juga akan
dapat dipakai sebagai batu loncatan untuk mendapat keterangan lebih lanjut.
data yang relevan berkaitan dengan permasalah penelitian ini, yaitu penanaman
informan yang tidak sempurna, analisis informan yang tidak cermat dan
sebagainya. Sehingga dalam hal ini peneliti juga akan memadukan sumber
6. Analisis Data
33(Moleong 2006:138).