Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

Sikap Bergaul Atau Berkomunikasi Langsung Maupun Tidak Langsung Dengan Dosen,
Karyawan, Teman, Masyarakat Di Era Generasi Milllenial Berdasarkan Aspek Budi
Pekerti

Dosen Pengampu : Siti Hidayati, S.SiT, M.Kes

Disusun Oleh :
ROBBY FATAH KURNIAWAN
P07125222057
II / Str. Terapi Gigi B

PROGAM STUDI SARJANA TERAPAN TERAPI GIGI


POLKESYO
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang sudah melimpahkan rahmat,
taufik, dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyusun tugas Budi Pekerti ini dengan baik
serta tepat waktu. Tugas ini kami buat untuk memberikan ringkasan tentang bagaimana sikap
berkomunikasi langsung maupun tidak langsung dengan dosen, karyawan, teman,
masyarakat, di era generasi millenial berdasarkan aspek budi pekerti.

Mudah-mudahan makalah yang kami buat ini bisa menolong menaikkan pengetahuan
kita jadi lebih luas lagi. Kami menyadari kalau masih banyak kekurangan dalam menyusun
makalah ini.

Oleh sebab itu, kritik serta anjuran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan
guna kesempurnaan makalah ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Guru mata
kuliah Budi Pekerti. Atas perhatian serta waktunya, kami sampaikan banyak terima kasih.
PEMBAHASAN

A. Makna komunikasi
1. Pengertian Komunikasi
Suatu hal yang tidak dapat dihindari oleh setiap manusia. Sebagai mahluk sosial,
manusia dikodratkan untuk hidup bermasyarakat dan berinteraksi dengan manusia lainnya
dengan berkomunikasi. Mempelajari komunikasi berarti meningkatkan kemampuan
berkomunikasi (menulis, berbicara, dan sebagainya). Di samping itu, ini juga berarti belajar
menganalisis peristiwa komunikasi sebagai peristiwa sosial.
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), komunikasi adalah pengiriman
dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud
dapat dipahami. Kata komunikasi berasal dari bahasa latin, communicatus, artinya berbagi
atau menjadi milik bersama - mengacu pada upaya yang bertujuan untuk mencapai
kebersamaan.
Komunikasi menurut ahli Menurut ilmuwan politik Amerika Serikat sekaligus pencetus
teori komunikasi,
Harold Lasswell, komunikasi adalah suatu proses menjelaskan siapa mengatakan apa dengan
saluran apa kepada siapa (who says what in which channel to whom and with what effect).
Sementara itu, menurut webster New Collogiate Dictionary, komunikasi adalah suatu proses
pertukaran informasi di antara individu melalui sistem lambang-lambang, tanda-tanda atau
tingkah laku. Beberapa ahli lainnya turut berpendapat terkait definisi komunikasi:
Bernard Berelson dan Gary A. Steiner: Komunikasi: transmisi informasi, gagasan, emosi,
keterampilan, dan sebagainya, dengan menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, figur,
grafik, dan sebagainya. Tindakan atau proses transmisi itulah yang biasanya disebut
komunikasi.
Theodore M. Newcomb: Setiap tindakan komunikasi dipandang sebagai suatu transmisi
informasi terdiri dari rangsangan yang diskriminatif, dari sumber kepada penerima.
Carl I. Hovland: Komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator)
menyampaikan rangsangan (biasanya lambanglambang verbal) untuk mengubah perilaku
orang lain (komunikate).
Gerald R. Miller: Komunikasi terjadi ketika suatu sumber menyampaikan suatu pesan
kepada penerima dengan niat yang disadari untuk memengaruhi perilaku penerima.
Everett M. Roger: Komunikasi adalah proses di mana suatu ide dialihkan dari sumber
kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.
Raymond S. Ross: Komunikasi (intensional) adalah suatu proses menyortir, memilih, dan
mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa sehingga membantu pendengar membangkitkan
makna atau respons pikirannya yang serupa dengan yang dimaksud komunikator.
Dengan begitu, komunikasi dapat diartikan sebagai proses pemindahan pesan dari
komunikator kepada penerima/ komunikan secara langsung atau melalui saluran dalam
rangka mengubah atau memengaruhi perilakunya.

2. Fungsi dan Tujuan komunikasi


Secara umum, suatu komunikasi dilakukan untuk menyampaikan informasi (to inform),
mendidik (to educate), menghibur (to entertain), dan untuk memengaruhi (to influence). Di
samping itu, komunikasi juga bertujuan membuat komunikan menunjukan perubahan sikap
(attitude change), perubahan pendapat (opinion change), perubahan perilaku (berhavior
change), dan perubahan sosial/ partisipasi sosial (social change).

3. Proses Komunikasi

Proses komunikasi bisa dibagi menjadi dua, yakni proses secara primer dan proses
secara sekunder. Proses secara primer: adalah proses penyampaian pesan (informasi, pikiran,
gagasan, perasaan, dll) kepada orang lain dengan menggunakan lambang sebagai media
(bahasa, isyarat, warna, gambar dll) Proses secara sekunder: Proses penyampaian pesan
kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah
memakai lambang sebagai media pertama. Media kedua seperti : surat, telepon, surat kabar,
radio, televisi, email, film dll.

Kehidupan dalam masyarakat kampus, terutama pembelajaran di universitas maupun


perguruan tinggi pada umumnya menganut aturan formal baik dilingkungan dalam kampus
maupun di dalam kelas mahasiswa bersangkutan. Pergaulan atau hubungan sosial “warga
kampus” tidak seketat disaat masih ditingkat pembelajaran dasar maupun menengah, karena
dalam pandangan psikologi, mereka sudah dianggap mampu berpikir dan bertindak secara
dewasa. Selain itu bagi masyarakat pada umumnya, mahasiswa dianggap dalam masyarakat
yang terpelajar dan memiliki cara pandang dan pola berpikir yang lebih baik dibandingkan
dengan saat mereka masih sekolah di sekolah menengah pertama atau sekolah menengah
atas, dalam hal ini masyarakat menilai mahasiswa lebih memiliki kompetensi dalam
berkomunikasi.
Komunikasi yang terjadi dalam kegiatan belajar mengajar maupun dalam masyarakat
sosial akademik, seringkali disebut sebagai komunikasi yang berkompetensi. Berbicara
mengenai kompetensi komunikasi, sebenarnya sudah banyak masyarakat yang secara umum
semakin cerdas dalam menyatakan pendapatnya, termasuk dalam konteks ini adalah
mahasiswa. Kompetensi yang dimaksud merupakan suatu keinginan yang dipenuhi melalui
komunikasi dengan sebuah cara yang sesuai dalam situasi tertentu. Kompetensi komunikasi
mengacupada kemampuan seseorang untuk berkomunikasi secara efektif. Kompetensi
komunikasi mencakup hal-hal seperti pengetahuan tentang peran lingkungan (konteks) dalam
memengaruhi kandungan (konten) dan bentuk pesan komunikasi (Devito, 1997:27).
KESIMPULAN

Komunikasi dalam revolusi 4.0 mengalami perubahan signifikan antara perilaku dan
Bahasa yang memunculkan budaya yang seringkali tidak sesuai dengan identitas akademis
yang mengedepankan etika dan sopan santun, jangan sampaiterjebak pada berita hoax baik
bidang politik maupun sosial, maka dalam dunia akademis perlu adanya peraturan dan contoh
dalam berkomunikasi antara dosen dan mahasiswa, agar konsep pendidikan, identitas, dan
karakter bangsa Indonesia tetap terjaga sopan santun dan serta.
Mengedepankan nilai-nilai filosofi bangsa sebagai generasi penerus
dalammenghadapi jaman milenial, sehingga tidak terjebak pada sisi negatif digitalisasi dalam
dunia akademis. Diharapkan mahasiswa mampu berhadapan dengan tantangan hoax pada
milenial.penting bagi mahasiswa dalam berkomunikasi dengan dosennya untuk
mencantumkan identitas dirinya, seperti nama, kelas kuliah (program), dan tujuannya
bertemu atau menghubungi
dosennya.
Guna menciptakan komunikasi yang kompeten, maka sangat diperlukan motivasi,
pengetahuan dan keterampilan. Ketiga hal tersebut yang menjadi komponen utama, sehingga
dapat dianalisis apakah komunikator berkompeten atau tidak dalam situasi apapun.

Anda mungkin juga menyukai