Anda di halaman 1dari 10

KOMUNIKASI ORGANISASI PENDIDIKAN

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Komunikasi secara terminologis merujuk pada adanya proses penyampaian suatu pe
rnyataan atau pesan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi dalam pengertian ini yang
terlibat dalam komunikasi adalah manusia. Komunikasi manusia adalah proses yang
melibatkan individu-individu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi
dan masyarakat yang merespon dan menciptakan pesan untuk beradaptasi dengan
lingkungan satu sama lain. Proses komunikasi dibagi menjadi 2 tahap yaitu :
Proses komunikasi secara primer.
1. Proses Komunikasi secara Primer.
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan
seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol )sebagai media.
Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah pesan verbal (bahasa),
dan pesan nonverbal (kial/ gesture, isyarat, gambar, warna,dan lain sebagainya) yang
secara langsung dapat menerjemahkan pikiran dan atau perasaan komunikator kepada
komunikan.
Komunikasi berlangsung apabila terjadi kesamaan makna dalam pesan yang diterima
oleh komunikan. Dengan kata lain, komunikasi adalah proses membuat pesan yang
setala bagi komunikator dan komunikan. Prosesnya sebagai berikut, pertama-tama
komunikator menyandi (encode) pesan yang akan disampaikan kepada komunikan.
Ini berarti komunikator memformulasikan pikiran dan atau perasaannya ke dalam
lambang (bahasa) yang diperkirakan akan dimengerti oleh komunikan. Kemudian
giliran komunikan untuk menterjemahkan atau decade
pesan dari komunikator. Ini berarti ia menafsirkan lambang yang mengandung
pikiran dan atau perasaan komunikator tadi dalam konteks pengertian. Yang penting
dalam proses penyandian (coding ) adalah komunikator dapat menyandi dan
komunikan dapat menerjemahkan sandi tersebut (terdapatkesamaan makna).Sebagai
contoh seperti yang diungkapkan oleh Sendjaja (1994:33), yakni:
seorang mahasiswa ingin berbincang-bincang mengenai perkembangan valuta asing
dalam kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi.
Karena antara si A dan si C terdapat perbedaan yangmenyangkut tingkat pengetahuan,
pengalaman, budaya, orientasi dan mungkin juga kepentingannya. Contoh tersebut
dapat memberikan gambaran bahwa proseskomunikasiakan berjalan baik atau
mudah apabila di antara pelaku (sumber dan penerima) relatif sama. Artinya apabila
kita ingin berkomunikasi dengan baik dengan seseorang, maka kita harsu mengolah dan
menyampaikan pesan dalam bahasa dan cara-
cara yang sesuai dengan tingkat pengetahuan, pengalaman,orientasi dan latar belakang
budayanya.

2. Proses komunikasi sekunder


Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan olehkomunikator
kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah
memakai lambang sebagai media pertama.
Seorang komunikator menggunakan media ke dua dalam menyampaikankomunikasi
karena komunikan sebagai sasaran berada di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya
banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio,televisi, film, dsb adalah
media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi.
Proses komunikasi secara sekunder itu menggunakan media yang dapat diklasifikasikan
sebagai media massa (surat kabar, televisi, radio, dsb.) dan media massa (telepon, surat,
dsb.). Dalam kehidupan bermasyarakat komunikasi tidak selalu berjalan dengan baik,
pasti ada perbedaan pendapat disetiap individu karena manusia diciptakan bermacam-
macam. Perbedaan pendapat tersebut akan mengakibatkan perpecahan antar individu
tersebut atau bahkan dalam kelompok.
Organisasi tidak akan eksist tanpa adanya komunikasi yang baik dan benar. Dan
komunikasi yang baik dan benar akan terbentuk dengan pembelajaran dan pelatihan
dalam berkomunikasi. Hal tersebut pun perlu dibiasakan dan dilatih setiap saat
terutama saat kita berkecimpung dalam sebuah organisasi, baik formal atau pun non-
formal.
Komunikasi merupakan sarana untuk terjalinnya hubungan antar seseorang dengan
orang lain, dengan adanya komunikasi maka terjadilah hubungan sosial, karena bahwa
manusia itu adalah sebagai makluk sosial, di antara yang dengan yang lainnya saling
membutuhkan, sehingga terjadinya interaksi yang timbalk balik. Dalam hubungan
seseorang dengan orang lain tentunya terjadinya proses komunikasi itu tentunya tidak
terlepas dari tujuan yang menjadi topik atau pokok pembahasan, dan juga untuk
tercapainya proses penyampaian informasi itu akan berhasil apabila ditunjang dengan
alat atau media sebagai sarana penyaluran informasi atau berita. Dalam kenyataannya
bahwa proses komunikasi itu tidak selama lancar , hal terjadi dikarenakan kurangnya
memperhatikan unsur-unsur yang mestinya ada dalam proses komunikasi. Dari uraian
tersebut, bahwa dalam komunikasi itu perlu diperhatikan mengenai unsur-unsur yang
berkaitan dengan proses komunikasi, baik itu oleh komunikator maupun oleh
komunikan, dan juga bahwa komunikator harus memahami dari tujuan komunikasi.
Seperti halnya dalam ranah pendidikan, dimana pendidikan merupakan suatu aspek
kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa suatu negara. Dalam
penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru sebagai pendidik dan
siswa sebagai peserta didik, diwujudkan dengan adanya interaksi belajar mengajar atau
proses pembelajaran. Dalam konteks penyelenggaraan ini, guru dengan sadar
merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dan berpedoman pada
seperangkat aturan dan rencana tentang pendidikan yang dikemas dalam bentuk
kurikulum. Kurikulum secara berkelanjutan disempurnakan untuk meningkatkan mutu
pendidikan dan berorientasi pada kemajuan sistem pendidikan nasional, tampaknya
belum dapat direalisasikan secara maksimal. Salah satu masalah yang dihadapi dalam
dunia pendidikan di Indonesia adalah lemahnya proses pembelajaran. Berdasarkan
pengamatan riil di lapangan, proses pembelajaran di sekolah dewasa ini kurang
meningkatkan kreativitas siswa, terutama dalam pembelajaran ekonomi. Masih banyak
tenaga pendidik yang menggunakan metode konvensional secara monoton dalam
kegiatan pembelajaran di kelas, sehingga suasana belajar terkesan kaku dan didominasi
oleh sang guru. Proses pembelajaran yang dilakukan oleh banyak tenaga pendidik saat
ini cenderung pada pencapaian target materi kurikulum, lebih mementingkan pada
penghafalan konsep bukan pada pemahaman.
Hal ini dapat dilihat dari kegiatan pembelajaran di dalam kelas yang selalu
didominasi oleh guru. Dalam penyampaian materi, biasanya guru menggunakan metode
ceramah, dimana siswa hanya duduk, mencatat, dan mendengarkan apa yang
disampaikannya dan sedikit peluang bagi siswa untuk bertanya. Dengan demikian,
suasana pembelajaran menjadi tidak kondusif sehingga siswa menjadi pasif. Upaya
peningkatan prestasi belajar siswa tidak terlepas dari berbagai faktor yang
mempengaruhinya. Dalam hal ini, diperlukan guru kreatif yang dapat membuat
pembelajaran menjadi lebih menarik dan disukai oleh peserta didik. Suasana kelas perlu
direncanakan dan dibangun sedemikian rupa dengan menggunakan model
pembelajaran yang tepat agar siswa dapat memperoleh kesempatan untuk berinteraksi
satu sama lain sehingga pada gilirannya dapat diperoleh prestasi belajar yang optimal.
Proses pembelajaran dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
menuntut adanya partisipasi aktif dari seluruh siswa. Jadi, kegiatan belajar berpusat
pada siswa, guru sebagai motivator dan fasilitator di dalamnya agar suasana kelas lebih
hidup.
Kondisi pembelajaran yang menarik dan tidak membosankan akan tercipta dengan
dukungan beberapa hal, diantaranya cara guru atau dosen berkomunikasi, kurikulum
pembelajaran dan lingkungan. Proses belajar-mengajar akan tercipta apabila adanya
komunikasi interaktif antara dosen dengan mahasiswa begitu juga sebaliknya.
Dalam makalah ini, penulis bermaksud sedikit membahas pola komunikasi yang
terjadi pada lingkungan pendidikan. Dengan melihat beberapa teori komunikasi
organisasi yang manajeble dan singkron dengan masalah yang penulis angkat.

BAB II
PEMBAHASAN
B. Pengertian Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan
organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto,
2005). Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri
dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam
organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam
organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi.
Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara
sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara
individual.
Istilah organisasi berasal dari bahasa Latin organizare, yang secara harafiah berarti
paduan dari bagian-bagian yang satu sama lainnya saling bergantung. Di antara para
ahli ada yang menyebut paduan itu sistem, ada juga yang menamakannya sarana
Everet M.Rogers dalam bukunya Communication in Organization, mendefinisikan
organisasi sebagai suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk
mencapai tujuan bersama, melalui jenjang kepangkatan, dan pembagian tugas.
Robert Bonnington dalam buku Modern Business: A Systems Approach, mendefinisikan
organisasi sebagai sarana dimana manajemen mengoordinasikan sumber bahan dan
sumber daya manusia melalui pola struktur formal dari tugas-tugas dan wewenang.
Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada peninjauannya yang
terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi itu.
Ilmu komunikasi mempertanyakan bentuk komunikasi apa yang berlangsung dalam
organisasi, metode dan teknik apa yang dipergunakan, media apa yang dipakai,
bagaimana prosesnya, faktor-faktor apa yang menjadi penghambat, dan sebagainya.
Jawaban-jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah untuk bahan telaah
untuk selanjutnya menyajikan suatu konsepsi komunikasi bagi suatu organisasi tertentu
berdasarkan jenis organisasi, sifat organisasi, dan lingkup organisasi dengan
memperhitungkan situasi tertentu pada saat komunikasi dilancarkan.
Komunikasi merupakan suatu yang sangat pokok dalam setiap hubungan orang-
orang, begitu pula dalam suatu organisasi terjadinya komunikasi tentunya ada tujuan
yang ingin dicapai. Hal sesuai dengan pendapat Maman Ukas mengemukakan tujuan
komunikasi sebagai berikut :
 Menentapkan dan menyebarkan maksud dari pada suatu usaha.
 Mengembangkan rencana-rencana untuk mencapai tujuan.
 Mengorganisasikan sumber-sumber daya manusia dan sumber daya lainnya seperti
efektif dan efisien.
 Memilih, mengembangkan, menilai anggota organisasi.
 Memimpin, mengarahkan, memotivasi dan menciptakan suatu iklim kerja di mana
setiap orang mau memberikan kontribusi.
Selanjutnya Oteng Sutisna mengemukakan bahwa dalam proses komunikasi
tentunya memerlukan unsur-unsur komunikasi, yaitu : 1.Harus ada suatu sumber, yaitu
seorang komunikator yang mempunyai sejumlah kebutuhan, ide atau infromasi untuk
diberikan. 2.Harus ada suatu maksud yang hendak dicapai, yang umumnya bias
dinyatakan dalam kata-kata permbuatan yang oleh komunikasi diharapkan akan
dicapai. 3.Suatu berita dalam suatu bentuk diperlukan untuk menyatakan fakta,
perasaan, atau ide yang dimaksud untuk membangkitkan respon dipihak orang-orang
kepada siapa berita itu idtujukan. 4.Harus ada suatu saluran yang menghubungkan
sumber berita dengan penerima berita. 5.Harus ada penerima berita. Akhirnya harus
ada umpan balik atau respon dipihak penerima berita. Umpan balik memungkinkan
sumber berita untuk mengetahui apakah berita itu telah diterima dan dinterprestasikan
dengan betul atau tidak.
Berdasarkan dari unsur-unsur tersebut, jelaslah bahwa dalam kegiatan komunikasi
itu di dalamnya terdapat unsur-unsur yang ada dalam komunikasi, baik itu unsur
sumber yang merupakan sebagai komunikator yang memiliki informasi atau berita yang
akan disapaikan terhadap penerima informasi dengan melalui atau menggunakan
saluran atau media komunikasi, antar unsur yang satu dengan yang lainnya jelas sekali
adanya suatu keterkaitan, dan apabila salah satu unsur itu tidak ada kemungkinan
proses komunikasi akan mengalami hambatan.

C. Fungsi-Fungsi Komunikasi
Sesuai dengan tujuan dari komunikasi, maka dalam suatu organisasi komunikasi
mempunyai beberapa fungsi. Hal ini sebagaimana menurut Maman Ukas bahwa fungsi
komunikasi adalah :
 Fungsi informasi
 Fungsi komando akan perintah
 Fungsi mempengaruhi dan penyaluran
 Fungsi integrasi.
Dari fungsi komunikasi tersebut, bahwa fungsi informasi, dengan melalui
komunikasi maka apa yang ingin disampaikan oleh narasumber atau pemimpin kepada
bawahannya dapat diberikan dalam bentuk lisan ataupun tertulis. Melalui lisan manajer
atau pemimpin dengan bawahan dapat berdialog langsung dalam menyampaikan
gagasan dan ide. Fungsi komando akan perintah tentunya berkaitan dengan kekuasaan,
di mana kekuasaan orang adalah hak untuk memberi perintah kepada bawahan di mana
para bawahan tunduk dan taat dan disiplin dalam menjalankan tugasnya dengan penuh
tanggung jawab. Suatu perintah akan berisikan aba-aba untuk pelaksanaan kerja yang
harus dipahami dan dimengerti serta yang dijalankan oleh bawahan. Dengan perintah
terjadi hubungan atasan dan bawhaan sebagai yang diberikan tugas.
Dalam fungsi pengaruh berarti memasukan unsur-unsur yang meyakinkan dari
pada atasan atau guru baik bersifat motivasi maupun bimbingan, sehingga bawahan
merasa berkewajiban harus menjalankan pekerjaan atau tugas yang harus
dilaksanakannya. Dan dalam mepengaruhi bahwa komunikator harus luwes untuk
melihat situasi dan kondisi di mana bawahan akan diberikan tugas dan tanggung jawab,
sehingga tidak merasa bahwa sebenarnya apa yang dilakukan bawahannya itu
merupakan beban, ia akan merasakan tugas dan tanggung jawab. Pada fungsi integrasi
bahwa organisasi sebagai suatu sistem harus berintegrasi dalam satu total kesatuan yang
saling berkaitan dan semua urusan satu sama lain tak dapat dipisahkan, oleh karena itu
orang-orang yang berada dalam suatu organisasi atau kelompok merupakan suatu
kesatuan sistem, di mana seseorang itu akan saling berhubungan dan saling
memberikan pengaruh kepada satu sama lain dalam rangka terciptanya suatu proses
komunikasi untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan.

D. Efektivitas Komunikasi dalam Proses Pendidikan


Dalam prosesnya bahwa komunikasi merupakan suatu proses social untuk
mentranmisikan atau menyampaikan perasaan atau informasi baik yang berupa ide-ide
atau gagasan-gagasan dalam rangka mempengaruhi orang lain. Agar komunikasi
berjalan efektif, komunikator hendaknya mampu mengatur aliran pemberitaan ke tiga
arah, yakni ke bawah, ke atas, ke samping atau mendatar. Bagi setiap orang atau
kelompok dalam organisasi hendaknya mungkin untuk berkomunikasi dengan setiap
orang atau kelompok lain, dan untuk menenrima respon sikap, itu diminta oleh
komuniktor. Menurut Marsetio Donosepoetromengemukakan bahwa dalam proses
komunikasi ada beberapa ketentuan, antara lain : 1.Karena komunikasi mempunyai
suatu maksud, maka suatu messege atau stimulus selalu ditujukan kepada sekumpulan
orang tertentu. Ini disebut penerima yang terntetu. 2.Komunikator berkeinginan
menimbulkan suatu respon kepada penerima yang sesuai dengan maksud yang
dibawakan oleh messege atau stimulus tertentu. 3.Suatu komunikasi dinyatakan berhasil
jika respon yang timbul pada penerima, sesuai dengan maksud komunikasi.
Dalam melaksanakan suatu program pendidikan aktivitas menyebarkan,
menyampaikan gagasan-gagasan dan maksud-maksud ke seluruh struktur organisasi
sangat penting. Proses komunikasi dalam menyampaikan suatu tujuan lebih dari pada
sekedar menyalurkan pikiran-pikiran atau gagasan-gagasan dan maksud-maksud secara
lisan atau tertulis. Komunikasi secara lisan pada umumnya lebih mendatangkan hasil
dan pengertian yang jelas dari pada secara tertulis. Demikian pula komunikasi secara
informal dan secara formal mendatangkan hasil yang berbeda pengaruh dan
kejelasannya. Terjadinya proses komunikasi dalam organisasi atau lembaga itu bisa
terjadi secara formal maupun secara informal, sebagai mana menurut Oteng Sutisna
mengemukan bahwa Komunikasi formal terjadi, dalam memilih informasi untuk
keperluan pelaporan, penyimpangan bias dengan mudah menyelinap. Selanjutnya
biasanya orang ingin mendengar laporan-laporan yang menyenangkan. Akibatnya ialah
sering pemindahan informasi yang diperindah atau dibiaskan. Dalam struktur
komunikasi harus adanya suatu jaminan informasi dan pikiran-pikiran akan mengalir
bebas ke semua arah yang diperlukan, baik itu ke bawah, ke atas, dann ke samping. Satu
saluran komunikasi formal tertentu atau lebih ke dan dari setiap personal atau anggota
adalah perlu.
Saluran-saluran itu hendaknya perlu dipahami oleh setiap anggota. Garis-garis
komunikasi hendaknya dibuat sependek dan selangsung mungkin. Hendaknya mungkin
bagi semua anggota untuk bertindak sebagai sumber komunikasi maupun sebagai
penerima. Selanjutnya menurut Maman Ukas bahwa Komunikasi informal adalah
komunikasi yang tidak resmi dan terjadinya pada saat organisasi saling bertukar pikiran,
saran ide, atau informasi secara pribadi. Komunikasi informal ini tentunya dengan cara
melakukan pendekatan secara kekeluargaan atau hubungan sosial tidak secara formal.
Menurut Oteng Sutisna bahwa Sistem komunikasi informal menyalurkan informasi dan
pikiran-pikiran penting yang tak terpikirkan orang untuk disalurkan secara formal,
memupuk ikatan dan persahabatan yang membantu bagi hubungan-hubungan insani
yang baik. Jika komunikator menaruh perhatian kepada saluran-saluran komunikasi
informal, ia akan mengetahui kepentingan dan perhatian personil serta sikap mereka
terhadap organisasi dan masalah-masalahnya, lagi pula komunikasi informal itu
membawa kepada putusan-putusan yang dibuat di antara orang-orang pada tahap
organisasi yang sama.
Dalam kegiatan suatu organisasi atau lembaga khusunya dalam hal pengelolaan
pendidikan tentunya tidak terlepas dengan komunikasi. Oleh sebab itu suatu proses
pendidikan akan berhasil apabilla terjadinya suatu proses komunikasi yang baik dan
sesuai dengan harapan, di mana gagasan-gagasan atau ide dibahas dalam suatu
musyawarah antara komunikator dengan komunikan, sehingga terjadi pemahaman
tentang informasi atau segala sesuatu hal menjadi pokok dari pembahasan untuk
mengarah pada kesepakatan dan kesatuan dalam pendapat. Berdasarkan hal tersebut,
bahwa tujuan dari suatu organisasi atau instansi tentunya dapat tercapai secara optimal
apabila proses komunikasinya lancar tanpa adanya suatu hambatan, walaupun ada
hambatan, maka komunikator dan komunikan harus dengan cermat segera mengatasi
permasalahan yang menyebabkan terjadi suatu hambatan, sehingga proses komunikasi
dapat berlangsung.
Dalam prosesnya komunikasi itu terbagai dalam 2 macam komunikasi, yaitu
komunikasi aktif dan komunikasi pasif. Komunikasi aktif merupakan suatu proses
komunikasi yang berlangsung dengan aktif antara komunikator dengan komunikan, di
manan antara keduanya sama-sama aktif berkomunikasi, sehingga terjadi timbal balik di
antara keduanya. Sedangkan komunikasi pasif terjadi di mana komunikator
menyampaikan informasi atau ide terhadap halayaknya atau komunikan sebagai
penerima informasi, akan tetapi komunikan tidak mempunyai kesempatan untuk
memberikan respon atau timbal balik dari proses komunikasi.

E. Hambatan Dalam Proses Komunikasi


Melakukan komunikasi yang efektif tidaklah mudah. Beberapa ahli menyatakan
bahwa tidak ada proses komunikasi yang sebenar-benarnya efektif, karena selalu
terdapat hambatan. Hambatan komunikasi pada umumnya mempunyai dua sifat berikut
ini : Hambatan yangbersifat objektif, yaitu hambatan terhadap proses komunikasi yang
tidak disengaja dibuat oleh pihak lain tetapi lebih disebabkan oleh keadaan yang tidak
menguntungkan. Misalnya karena cuaca, kebisingan kalau komunikasi di tempat ramai,
waktu yang tidak tepat, penggunaan media yang keliru, ataupun karena tidak kesamaan
atau tidak in tune dari frame of reference dan field of reference antara komunikator
dengan komunikan. Hambatan yang bersifat subjektif, yaitu hambatan yang sengaja di
buat orang lain sebagai upaya penentangan, misalnya pertentangan kepentingan,
prasangka, tamak, iri hati, apatisme, dan mencemoohkan komunikasi.
Sedangkan kalau diklasifikasikan hambatan komunikasi meliputi : Gangguan
(Noises), terdiri dari : Gangguan mekanik (mechanical/channel noise),ä yaitu gangguan
disebabkan saluran komunikasi atau kegaduhan yang bersifat fisik. Gangguan semantik
(semantic noise), yaitu bersangkutan dengan pesan komunikasi yang pengertiannya
menjadi rusak. Lebih banyak kekacauan penggunaan bahasa, pengertian suatu istilah
atau konsep terdapat perbedaan antara komunikator dengan komunikan. Gangguan
personal (personnel noise), yaitu bersangkutan dengan kondisi fisik komunikan atau
komunikator yang sedang kelelalahan, rasa lapar, atau sedang ngantuk. Juga kondisi
psikologis, misalnya tidak ada minat, bosan, dan sebagainya. Kepentingan (Interest)
Interest akan membuat seseorang selektif dalam menanggapi atau menghayati suatu
pesan. Orang akan memperhatikan perangsang yang ada kaitannya dengan
kepentingannya. Kepentingan bukan hanya mempengaruhi perhatian kita tetapi juga
menentukan daya tanggap, perasaan, pikiran, dan tingkah laku yang akan merupakan
sikap reaktif terhadap segala perangsang yang tidak bersesuaian atau bertentangan
dengan suatu kepentingan.
Dalam organisasi penulis mengambil salah satu teori yang merupakan teori yang
mungkin ada kaitannya dengan kelemahan sebuah organisasi dalam
berorganisasi. Weick memandang pengorganisasian sebagai proses evolusioner yang
bersandar pada sebuah rangkaian tiga proses:
1) Penentuan (enachment)à
2) seleksi (selection)à
3) penyimpanan (retention)
Penentuan adalah pendefinisian situasi, atau mengumpulkan informasi yang tidak jelas
dari luar. Ini merupakan perhatian pada rangsangan dan pengakuan bahwa ada
ketidakjelasan.Seleksi, proses ini memungkinkan kelompok untuk menerima aspek-
aspek tertentu dan menolak aspek-aspek lainnya dari informasi. Ini mempersempit
bidang, dengan menghilangkan alternatif-alternatif yang tidak ingin dihadapi oleh
organisasi. Proses ini akan menghilangkan lebih banyak ketidakjelasan dari informasi
awal. Penyimpanan yaitu proses menyimpan aspek-aspek tertentu yang akan digunakan
pada masa mendatang. Informasi yang dipertahankan diintegrasikan ke dalam
kumpulan informasi yang sudah ada yang menjadi dasar bagi beroperasinya
organisasinya.
Setelah dilakukan penyimpanan, para anggota organisasi menghadapi sebuah masalah
pemilihan. Yaitu menjawab pertanyaan-pertanyaan berkenaan dengan kebijakan
organisasi. Misal, ”haruskah kami mengambil tindakan berbeda dari apa yang telah
kami lakukan sebelumnya?”
Sedemikian jauh, rangkuman ini mungkin membuat anda mempercayai bahwa
organisasi bergerak dari proses pengorganisasian ke proses lain dengan cara yang sudah
tertentu: penentuan; seleksi; penyimpanan; dan pemilihan. Bukan begitu halnya. Sub-
subkelompok individual dalam organisasi terus menerus melakukan kegiatan di
dalamproses-proses ini untuk menemukan aspek-aspek lainnya dari lingkungan.
Meskipun segmen-segmen tertentu dari organisasi mungkin mengkhususkan pada satu
atau lebih dari proses-proses organisasi, hampir semua orang terlibat dalam setiap
bagian setiap saat. Pendek kata di dalam organisasi terdapat siklus perilaku.
Siklus perilaku adalah kumpulan-kumpulan perilaku yang saling bersambungan yang
memungkinkan kelompok untuk mencapai pemahaman tentang pengertian-pengertian
apa yang harus dimasukkan dan apa yang ditolak. Di dalam siklus perilaku, tindakan-
tindakan anggota dikendalikan oleh aturan-aturan berkumpul yang memandu pilihan-
pilihan rutinitas yang digunakan untuk menyelesaikan proses yang tengah dilaksanakan
(penentuan, seleksi, atau penyimpanan).
Demikianlah pembahasan tentang konsep-konsep dasar dari teori Weick, yaitu:
lingkungan; ketidakjelasan; penentuan; seleksi; penyimpanan; masalah pemilihan;
siklus perilaku; dan aturan-aturan berkumpul, yang semuanya memberi kontribusi pada
pengurangan ketidakjelasan. Itu semua mampu mempengaruhi keberlangsungan sebuah
komunikasi yang epektif dan efisien, terutama dalam proses belajar-mengajar.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Komunikasi ialah proses menyalurkan informasi, ide, penjelasan, perasaan,
pertanyaan dari orang ke orang lain atau dari kelompok ke kelompok. Ia adalah proses
interaksi antara orang-orang atau kelompok-kelompok yang ditujukan untuk
mempengaruhi sikap dan perilaku orang-orang dan kelompok-kelompok di dalam suatu
Komunikasi merupakan suatu yang sangat pokok yang dalam prosesnya ada tujuan
komunikasi, yaitu :
1) Menentapkan dan menyebarkan maksud dari pada suatu usaha.
2) Mengembangkan rencana-rencana untuk mencapai tujuan.
3) Mengorganisasikan sumber-sumber daya manusia dan sumber daya lainnya seperti
efektif dan efisien.
4) Memilih, mengembangkan, menilai anggota organisasi.
5) Memimpin, mengarahkan, memotivasi dan menciptakan suatu iklim kerja di mana
setiap orang mau memberikan kontribusi.

Di samping tujuan tersebut, unsur-unsur komunikasi meliputi ;


 harus ada suatu sumber,
 harus ada suatu maksud atau tujuan,
 adanya suatu berita atau informasi,
 harus ada suatu saluran atau media komunikasi,
 harus ada penerima berita.

Sesuai dengan tujuannya bahwa terjadinya komunikasi mempunyai beberapa fungsi,


antara lain :
 fungsi informasi,
 fungsi komando akan perintah,
 fungsi mempengaruhi dan penyaluran,
 fungsi integrasi.

Proses komunikasi dalam organisasi atau lembaga itu bisa terjadi secara formal
maupun secara informal. Satu saluran komunikasi formal tertentu atau lebih ke dan dari
setiap personal atau anggota adalah perlu. Saluran-saluran itu hendaknya perlu
dipahami oleh setiap anggota. Garis-garis komunikasi hendaknya dibuat sependek dan
selangsung mungkin. Hendaknya mungkin bagi semua anggota untuk bertindak sebagai
sumber komunikasi maupun sebagai penerima. Sistem komunikasi informal
menyalurkan informasi dan pikiran-pikiran penting yang tak terpikirkan orang untuk
disalurkan secara formal, memupuk ikatan dan persahabatan yang membantu bagi
hubungan-hubungan insani yang baik.
Proses komunikasi akan efektif apabila komunikator melakukan perananya,
sehingga terjadinya suatu proses komunikasi yang baik dan sesuai dengan harapan, di
mana gagasan-gagasan atau ide dibahas dalam suatu musyawarah antara komunikator
dengan komunikan, dan terjadi pemahaman tentang informasi atau segala sesuatu hal
menjadi pokok dari pembahasan untuk mengarah pada kesepakatan dan kesatuan
dalam pendapat. Selanjutnya bahwa dalam proses komunikasi terbagai dalam dua
macam, yang meliputi komunikasi aktif dan komunikasi pasif.

Saran-saran
Berdasarkan pada uraian tersebut, maka penulis menyampaikan saran-saran yang
berkaitan dengan proses komunikasi dalam manajemen pendidikan sebagai berikut:
a. Komunikator hendaknya memiliki kemampuan dalam proses penyampaian informasi,
dan menggunakan saluran atau alat bantu komunikasi sesuai dengan kebutuhan,
sehingga dapat efektif dan efisien.
b. Komunikan hendaknya mememahi keberadaannya sebagai penerima pesan atau
informasi.
c. Dalam proses komunikasi hendaknya terjalin kerjasama yang baik, sehingga kegiatan
komunikasi terjadi aktif tidak pasif, sehingga terjadinya timbal balik dan tercapainya
tujuan yang telah ditetapkan.
d. komunikator atau dalam hal ini guru dan dosen hendaknya memberikan kesempatan
kepada komunikan atau murid untuk memberikan respond an berperan aktif dalam
proses komunikasi, agar terjadi komunikasi yang ointeraktif dalam proses belajar-
mengajar di kelas.

Anda mungkin juga menyukai