BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Komunikasi secara terminologis merujuk pada adanya proses penyampaian suatu pe
rnyataan atau pesan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi dalam pengertian ini yang
terlibat dalam komunikasi adalah manusia. Komunikasi manusia adalah proses yang
melibatkan individu-individu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi
dan masyarakat yang merespon dan menciptakan pesan untuk beradaptasi dengan
lingkungan satu sama lain. Proses komunikasi dibagi menjadi 2 tahap yaitu :
Proses komunikasi secara primer.
1. Proses Komunikasi secara Primer.
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan
seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol )sebagai media.
Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah pesan verbal (bahasa),
dan pesan nonverbal (kial/ gesture, isyarat, gambar, warna,dan lain sebagainya) yang
secara langsung dapat menerjemahkan pikiran dan atau perasaan komunikator kepada
komunikan.
Komunikasi berlangsung apabila terjadi kesamaan makna dalam pesan yang diterima
oleh komunikan. Dengan kata lain, komunikasi adalah proses membuat pesan yang
setala bagi komunikator dan komunikan. Prosesnya sebagai berikut, pertama-tama
komunikator menyandi (encode) pesan yang akan disampaikan kepada komunikan.
Ini berarti komunikator memformulasikan pikiran dan atau perasaannya ke dalam
lambang (bahasa) yang diperkirakan akan dimengerti oleh komunikan. Kemudian
giliran komunikan untuk menterjemahkan atau decade
pesan dari komunikator. Ini berarti ia menafsirkan lambang yang mengandung
pikiran dan atau perasaan komunikator tadi dalam konteks pengertian. Yang penting
dalam proses penyandian (coding ) adalah komunikator dapat menyandi dan
komunikan dapat menerjemahkan sandi tersebut (terdapatkesamaan makna).Sebagai
contoh seperti yang diungkapkan oleh Sendjaja (1994:33), yakni:
seorang mahasiswa ingin berbincang-bincang mengenai perkembangan valuta asing
dalam kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi.
Karena antara si A dan si C terdapat perbedaan yangmenyangkut tingkat pengetahuan,
pengalaman, budaya, orientasi dan mungkin juga kepentingannya. Contoh tersebut
dapat memberikan gambaran bahwa proseskomunikasiakan berjalan baik atau
mudah apabila di antara pelaku (sumber dan penerima) relatif sama. Artinya apabila
kita ingin berkomunikasi dengan baik dengan seseorang, maka kita harsu mengolah dan
menyampaikan pesan dalam bahasa dan cara-
cara yang sesuai dengan tingkat pengetahuan, pengalaman,orientasi dan latar belakang
budayanya.
BAB II
PEMBAHASAN
B. Pengertian Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan
organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto,
2005). Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri
dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam
organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam
organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi.
Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara
sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara
individual.
Istilah organisasi berasal dari bahasa Latin organizare, yang secara harafiah berarti
paduan dari bagian-bagian yang satu sama lainnya saling bergantung. Di antara para
ahli ada yang menyebut paduan itu sistem, ada juga yang menamakannya sarana
Everet M.Rogers dalam bukunya Communication in Organization, mendefinisikan
organisasi sebagai suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk
mencapai tujuan bersama, melalui jenjang kepangkatan, dan pembagian tugas.
Robert Bonnington dalam buku Modern Business: A Systems Approach, mendefinisikan
organisasi sebagai sarana dimana manajemen mengoordinasikan sumber bahan dan
sumber daya manusia melalui pola struktur formal dari tugas-tugas dan wewenang.
Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada peninjauannya yang
terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi itu.
Ilmu komunikasi mempertanyakan bentuk komunikasi apa yang berlangsung dalam
organisasi, metode dan teknik apa yang dipergunakan, media apa yang dipakai,
bagaimana prosesnya, faktor-faktor apa yang menjadi penghambat, dan sebagainya.
Jawaban-jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah untuk bahan telaah
untuk selanjutnya menyajikan suatu konsepsi komunikasi bagi suatu organisasi tertentu
berdasarkan jenis organisasi, sifat organisasi, dan lingkup organisasi dengan
memperhitungkan situasi tertentu pada saat komunikasi dilancarkan.
Komunikasi merupakan suatu yang sangat pokok dalam setiap hubungan orang-
orang, begitu pula dalam suatu organisasi terjadinya komunikasi tentunya ada tujuan
yang ingin dicapai. Hal sesuai dengan pendapat Maman Ukas mengemukakan tujuan
komunikasi sebagai berikut :
Menentapkan dan menyebarkan maksud dari pada suatu usaha.
Mengembangkan rencana-rencana untuk mencapai tujuan.
Mengorganisasikan sumber-sumber daya manusia dan sumber daya lainnya seperti
efektif dan efisien.
Memilih, mengembangkan, menilai anggota organisasi.
Memimpin, mengarahkan, memotivasi dan menciptakan suatu iklim kerja di mana
setiap orang mau memberikan kontribusi.
Selanjutnya Oteng Sutisna mengemukakan bahwa dalam proses komunikasi
tentunya memerlukan unsur-unsur komunikasi, yaitu : 1.Harus ada suatu sumber, yaitu
seorang komunikator yang mempunyai sejumlah kebutuhan, ide atau infromasi untuk
diberikan. 2.Harus ada suatu maksud yang hendak dicapai, yang umumnya bias
dinyatakan dalam kata-kata permbuatan yang oleh komunikasi diharapkan akan
dicapai. 3.Suatu berita dalam suatu bentuk diperlukan untuk menyatakan fakta,
perasaan, atau ide yang dimaksud untuk membangkitkan respon dipihak orang-orang
kepada siapa berita itu idtujukan. 4.Harus ada suatu saluran yang menghubungkan
sumber berita dengan penerima berita. 5.Harus ada penerima berita. Akhirnya harus
ada umpan balik atau respon dipihak penerima berita. Umpan balik memungkinkan
sumber berita untuk mengetahui apakah berita itu telah diterima dan dinterprestasikan
dengan betul atau tidak.
Berdasarkan dari unsur-unsur tersebut, jelaslah bahwa dalam kegiatan komunikasi
itu di dalamnya terdapat unsur-unsur yang ada dalam komunikasi, baik itu unsur
sumber yang merupakan sebagai komunikator yang memiliki informasi atau berita yang
akan disapaikan terhadap penerima informasi dengan melalui atau menggunakan
saluran atau media komunikasi, antar unsur yang satu dengan yang lainnya jelas sekali
adanya suatu keterkaitan, dan apabila salah satu unsur itu tidak ada kemungkinan
proses komunikasi akan mengalami hambatan.
C. Fungsi-Fungsi Komunikasi
Sesuai dengan tujuan dari komunikasi, maka dalam suatu organisasi komunikasi
mempunyai beberapa fungsi. Hal ini sebagaimana menurut Maman Ukas bahwa fungsi
komunikasi adalah :
Fungsi informasi
Fungsi komando akan perintah
Fungsi mempengaruhi dan penyaluran
Fungsi integrasi.
Dari fungsi komunikasi tersebut, bahwa fungsi informasi, dengan melalui
komunikasi maka apa yang ingin disampaikan oleh narasumber atau pemimpin kepada
bawahannya dapat diberikan dalam bentuk lisan ataupun tertulis. Melalui lisan manajer
atau pemimpin dengan bawahan dapat berdialog langsung dalam menyampaikan
gagasan dan ide. Fungsi komando akan perintah tentunya berkaitan dengan kekuasaan,
di mana kekuasaan orang adalah hak untuk memberi perintah kepada bawahan di mana
para bawahan tunduk dan taat dan disiplin dalam menjalankan tugasnya dengan penuh
tanggung jawab. Suatu perintah akan berisikan aba-aba untuk pelaksanaan kerja yang
harus dipahami dan dimengerti serta yang dijalankan oleh bawahan. Dengan perintah
terjadi hubungan atasan dan bawhaan sebagai yang diberikan tugas.
Dalam fungsi pengaruh berarti memasukan unsur-unsur yang meyakinkan dari
pada atasan atau guru baik bersifat motivasi maupun bimbingan, sehingga bawahan
merasa berkewajiban harus menjalankan pekerjaan atau tugas yang harus
dilaksanakannya. Dan dalam mepengaruhi bahwa komunikator harus luwes untuk
melihat situasi dan kondisi di mana bawahan akan diberikan tugas dan tanggung jawab,
sehingga tidak merasa bahwa sebenarnya apa yang dilakukan bawahannya itu
merupakan beban, ia akan merasakan tugas dan tanggung jawab. Pada fungsi integrasi
bahwa organisasi sebagai suatu sistem harus berintegrasi dalam satu total kesatuan yang
saling berkaitan dan semua urusan satu sama lain tak dapat dipisahkan, oleh karena itu
orang-orang yang berada dalam suatu organisasi atau kelompok merupakan suatu
kesatuan sistem, di mana seseorang itu akan saling berhubungan dan saling
memberikan pengaruh kepada satu sama lain dalam rangka terciptanya suatu proses
komunikasi untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan.
Proses komunikasi dalam organisasi atau lembaga itu bisa terjadi secara formal
maupun secara informal. Satu saluran komunikasi formal tertentu atau lebih ke dan dari
setiap personal atau anggota adalah perlu. Saluran-saluran itu hendaknya perlu
dipahami oleh setiap anggota. Garis-garis komunikasi hendaknya dibuat sependek dan
selangsung mungkin. Hendaknya mungkin bagi semua anggota untuk bertindak sebagai
sumber komunikasi maupun sebagai penerima. Sistem komunikasi informal
menyalurkan informasi dan pikiran-pikiran penting yang tak terpikirkan orang untuk
disalurkan secara formal, memupuk ikatan dan persahabatan yang membantu bagi
hubungan-hubungan insani yang baik.
Proses komunikasi akan efektif apabila komunikator melakukan perananya,
sehingga terjadinya suatu proses komunikasi yang baik dan sesuai dengan harapan, di
mana gagasan-gagasan atau ide dibahas dalam suatu musyawarah antara komunikator
dengan komunikan, dan terjadi pemahaman tentang informasi atau segala sesuatu hal
menjadi pokok dari pembahasan untuk mengarah pada kesepakatan dan kesatuan
dalam pendapat. Selanjutnya bahwa dalam proses komunikasi terbagai dalam dua
macam, yang meliputi komunikasi aktif dan komunikasi pasif.
Saran-saran
Berdasarkan pada uraian tersebut, maka penulis menyampaikan saran-saran yang
berkaitan dengan proses komunikasi dalam manajemen pendidikan sebagai berikut:
a. Komunikator hendaknya memiliki kemampuan dalam proses penyampaian informasi,
dan menggunakan saluran atau alat bantu komunikasi sesuai dengan kebutuhan,
sehingga dapat efektif dan efisien.
b. Komunikan hendaknya mememahi keberadaannya sebagai penerima pesan atau
informasi.
c. Dalam proses komunikasi hendaknya terjalin kerjasama yang baik, sehingga kegiatan
komunikasi terjadi aktif tidak pasif, sehingga terjadinya timbal balik dan tercapainya
tujuan yang telah ditetapkan.
d. komunikator atau dalam hal ini guru dan dosen hendaknya memberikan kesempatan
kepada komunikan atau murid untuk memberikan respond an berperan aktif dalam
proses komunikasi, agar terjadi komunikasi yang ointeraktif dalam proses belajar-
mengajar di kelas.