“Bernalar Ilmiah”
OLEH:
UNIVERSITAS
AIRLANGGA SURABAYA
2019
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.3.1 Untuk mengetahui definisi penalaran ilmiah.
1.3.2 Untuk mengetahui jenis-jenis penalaran ilmiah.
1.3.3 Untuk mengetahui definisi logika.
1.3.4 Untuk mengetahui jenis-jenis logika.
1.3.5 Untuk mengetahui kegunaan logika.
1.3.6 Untuk mengetahui definisi metode ilmiah.
1.3.7 Untuk mengetahui definisi salah nalar.
1.3.8 Untuk mengetahui jenis-jenis salah nalar.
BAB 2
ISI
2.1 Penalaran ilmiah
2.1.1 Pengertian Penalaran Ilmiah
3.1 Kesimpulan
Pada dasarnya manusia berkemampuan menalar, yaitu mampu untuk
berpikir secara logis dan analistis, dan diakhiri dengan kesimpulan. Kemampuan
ini berkembang karena didukung bahasa sebagai sarana komunikasi verbalnya,
sehingga hal-hal yang sifatnya abstrak sekalipun mampu mereka kembangkan,
hingga akhirnya sampai pada tingkatan yang dapat dipahami dengan mudah.
Untuk memperoleh pengetahuan ilmiah dapat digunakan dua jenis penalaran,
yaitu Penalaran Deduktif dan Penalaran Induktif.
Dalam proses bernalar, agar hasilnya baik, dibutuhkan logika dalam
berfikir dan langkah strategis melalui metode Ilmiah. Metode ilmiah merupakan
suatu cara sistematis yang digunakan oleh para ilmuwan untuk memecahkan
masalah yang dihadapi. Metode ilmiah menggunakan langkah-langkah yang
sistematis, teratur dan terkontrol. Adapun pelaksanaannya ada beberapa tahap,
yakni merumuskan masalah, mengumpulkan keterangan, menyusun hipotesis,
menguji hipotesis, mengolah data dan menguji kesimpulan. Hal ini dilakukan
untuk menghindri terjadinya salah nalar.
3.2 Saran
Penalaran ilmiah merupakan suatu proses berfikir dalam penarikan
kesimpulan. Untuk memperoleh kesimpulan yang benar, dibutuhkan proses
berfikir logis dan sistematis agar terhindar dari kesalahan nalar.
DAFTAR PUSTAKA
ILMIAH
OUTLINE
PENDAHULUAN
PENALARAN ILMIAH
PENALARAN DEDUKTIF
PENALARAN INDUKTIF
LOGIKA
METODE ILMIAH
PENDAHULUAN
1. Meramalkan kesamaan.
2. Menyingkapkan kekeliruan.
3. Menyusun klasifikasi.
MACAM-MACAM PENALARAN ILMIAH
DEDUKTIF
INDUKTIF
PENALARAN DEDUKTIF UMUM KHUSUS
Lusa matahari
terbit di Timur
KAITAN ANTARA PENALARAN INDUKTIF DAN PENALARAN DEDUKTIF
Penalaran induktif Penalaran deduktif
Observasi
Hipotesis
Hipotesis Observasi
Teori
PERBANDINGAN ANTARA PENALARAN INDUKTIF DAN DEDUKTIF
Data yang
Verifikasi tersedia
6 Langkah Terkumpul
Metode
untuk
Memperoleh
Pengetahuan
Hipotesis
Dibentuk
dan tarik Data
Kesimpulan ditertibkan
2. Anonim. Kamus Besar Bahasa Indonesia. [Online]. Tersedia di kbbi.kemdikbud.go.id/entri/ilmiah. Diakses 19 Juli 2019
4. Mustofa, I. Jendela Logika Berpikir : Deduksi dan Induksi sebagai Dasar Penalaran Ilmiah. EL-BANAT: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Islam Volume 6, Nomor 2, Juli-Desember 2016
[Online]. tersedia di https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://ejournal.kopertais4.or.id/susi/index.php/elbanat/article/download/2875/2126/&ved=2ahUKEwja3LqEmMPjAhUVin AKHVg5A00QFj
AGegQICBAB&usg=AOvVaw1Ui3as4c9gUmPHur1RMmM4. diakses 20 Juli 2019 pukul 14.00.
5. Hurley, PJ. A concise introduction to logic. Belmont, Calif. U.A.: Wadsworth Cengage Learning. 2012
6. Hunnex, Milton D. Peta filsafat: Pendekatan Kronoligis dan Tematik. Jakarta: Teraju, 2004.
8. Fitriyah, Mahmudah Z.A. Pembinaan Bahasa Indonesia. Jakarta : Universitas Islam Negeri Pers, 2007.
9. Supriasumantri, Jujun S. Filsafat Ilmu sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Sinar Harapan, 1985.
11. Flach, P.A. and Kakas, A.C.Abductive and Inductive Reasoning: Background and Issues. Applied Logic Series, 2000. pp.1–27.
12. Amsal Bakhtiar, Ilmu Filsafat, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), hal. 212
13. .Afraniati Affan, Filsafat Logika, (Padang : Azka Padang,, 2002), h:1.
14. Afraniati Affan, Logika Dasar, (Hayfa Press, 2009), h:30 - 32.
15. Afraniati Affan, Filsafat Logika, (Padang : Azka Padang, 2002), h:4 -5.
16. Suhartono S. Filsafat Ilmu Pengetahuan. Persolan Eksistensi dan Hakikat Ilmu Penegetahuan. Sleman: Jogjakarta. Ar-Ruzz Media.2016