MAKALAH PROJEK
PENALARAN DAN IMPLIKASINYA PADA RISET
Kelompok 1 :
Fakultas Psikologi
Universitas Airlangga
Surabaya
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Di dunia ini, ilmu pengetahuan sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
Tanpa ilmu pengetahuan, kita tidak dapat melakukan apa-apa. Namun, ilmu
pengetahuan itu tidak bisa terbentuk secara spontan, melainkan harus diciptakan.
Manusia diberikan akal budi untuk berpikir sehingga dapat memperoleh suatu
pengetahuan. Dalam mencapai pengetahuan itu, manusia melakukan proses-proses
berpikir guna mencapai pada kesimpulan, hal tersebut kemudian disebut dengan nalar
(Suriasumantri, 1982).
Apabila manusia memiliki kemampuan untuk bernalar, manusia akan dapat
melakukan suatu tindakan dalam kehidupan sehari-hari. Penalaran akan menghasilkan
sebuah pengetahuan yang diidentifikasikan menjadi sebuah logika dan tidak
berhubungan dengan perasaan. Oleh karena itu, dalam melakukan sebuah penalaran,
manusia membutuhkan metode-metode yang sesuai untuk menghasilkan suatu
pengetahuan. Misalnya saja, ada metode abduksi, deduksi, dan induksi yang akan
dibahas lebih lanjut dalam makalah ini.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang didapatkan yaitu:
a. Apa saja metode-metode yang digunakan dalam penalaran?
b. Bagaimana cara menerapkan metode abduksi dalam bernalar?
c. Bagaimana cara menerapkan metode deduksi dalam bernalar?
d. Bagaimana cara menerapkan metode induksi dalam bernalar?
1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan pembuatan makalah ini yaitu:
a. Mengetahui jenis-jenis metode yang digunakan dalam penalaran.
b. Mengetahui cara penerapan metode abduksi.
c. Mengetahui cara penerapan metode deduksi.
d. Mengetahui cara penerapan metode induksi.
BAB II
TINJAUAN TEORITIK
Contoh deduksi:
Argumen pertama
★ Setiap manusia pasti mati.
★ Andre adalah manusia.
Dengan demikian Andre pasti mati.
Argumen kedua
★ Semua kucing adalah pemikir hebat.
★ Kucrit adalah kucing.
Dengan demikian, Kucrit adalah pemikir hebat.
Di dalam argumen pertama, kita bisa melihat, bahwa dua premis
pertama bisa dibenarkan. Maka premis ketiga yang merupakan kesimpulan juga
bisa dibenarkan. Sementara pada argumen kedua, premis pertama masih
diragukan kebenarannya. Maka premis ketiga yang merupakan kesimpulan juga
masih bisa diragukan kebenarannya. Hukum logika dasar sebagaimana
dirumuskan oleh Aristoteles adalah sebagai berikut, jika premis ada yang salah,
maka kesimpulan pasti salah. Jika kesimpulan salah maka premis masih bisa
benar, walaupun harus dipastikan lebih jauh. Inilah yang disebut sebagai pola
berpikir deduksi, yakni refleksi rasional tentang argumentasi.
c. Metode Induksi
Metode induksi adalah suatu metode yang menyampaikan pernyataan-
pernyataan hasil observasi dan disimpulkan dalam suatu pernyataan yang lebih
umum yang bertolak dari pernyataan-pernyataan tunggal sampai pada
pernyataan universal. Dalam bahasa yang lebih sederhana, dapat dijelaskan
bahwa metode induksi adalah cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang
bersifat umum dari khusus-khusus yang bersifat individual. Pokok dasar cara
kerja ini adalah penelitian dan pengamatan atas fakta dan data yang dievaluasi
untuk mencapai kesimpulan yang lebih umum.
Contoh induksi :
Besi dipanaskan memuai.
Seng dipanaskan memuai.
Emas dipanaskan memuai.
Timah dipanaskan memuai
Jadi, semua logam jika dipanaskan memuai.
Ada beberapa kenyataan yang kita alami dalam cara kerja induksi ini :
● Generalisasi : proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena
individual menuju kesimpulan umum yang mengikat seluruh fenomena sejenis
dengan fenomena individual yang diselidiki. Maka kebenaran yang dicapai juga
harus ada dalam kemungkinan. Generalisasi dibedakan menjadi dua, yaitu
generalisasi sempurna dan generalisasi tak sempurna. Generalisasi sempurna
merupakan penyelidikan secara saksama atas seluruh fenomena yang menjadi
dasar penyimpulan. Sedangkan generalisasi tak sempurna yaitu penyimpulan
yang diperoleh berdasarkan sebagian fenomena. Contoh : sebagian orang NTT
malas, tetapi selalu disimpulkan bahwa semua orang NTT malas. Kesimpulan
seperti ini tidak sampai pada tingkat kuat atau pasti.
● Analogi : proses penalaran atau cara kerja yang bertolak dari satu atau sejumlah
peristiwa menuju suatu peristiwa lain yang sejenis. Apa yang ada dalam
fenomena peristiwa pertama, disimpulkan terdapat pula pada fenomena
peristiwa lain, karena keduanya memiliki kesamaan prinsipal dan karena
kesamaan ini mereka juga memiliki kesamaan dalam aspek lain yang
mengikutinya.
● Hubungan kausal : Leucippus mengemukakan sebuah kalimat nihil fit sine
causa , yang berarti tidak ada sesuatu yang terjadi tanpa sebab. Induksi yang
mendasarkan diri pada aksioma sebab dapat dirumuskan sebagai berikut : tak
ada sesuatu disebut sebab bagi suatu akibat, bila ia tidak ditemukan pada saat
akibat terjadi. Dan tidak ada sesuatu yang disebut sebab bagi suatu akibat, bila
ia dijumpai pada saat tidak terjadi akibat.
N0 Ilmu Teknologi
1 Menerangkan fenomena fisik, biologis dan dunia Membawa pada perubahan
sosial manusia secara empiris. praktis yang diimpikan
manusia.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Manusia memiliki kemampuan untuk berpikir dan bernalar. Untuk
mendapatkan sebuah pengetahuan, kita melakukan penalaran sehingga menghasilkan
sebuah teori. Dalam penalaran, kita membutuhkan suatu metode khusus. Metode-
metode tersebut dapat berupa abduksi, deduksi, maupun induksi. Metode deduksi
adalah proses penalaran dari satu atau lebih pernyataan umum (premis) untuk mencapai
kesimpulan logis tertentu. Metode abduksi adalah semua proses yang terdiri dari
mencari dan merumuskan hipotesis terjadi dalam pemikiran ilmuwan dan berkisar
seputar hipotesis dan proses penyimpulan. Metode induksi adalah pengambilan
kesimpulan secara umum dengan berdasarkan pengetahuan yang diperoleh dari fakta-
fakta khusus. Metode induksi sendiri memiliki dua jenis yaitu induksi gaya Bacon dan
induksi gaya Mill.