Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
TENTANG
DISUSUN
OLEH :
YULY PAZIRA
1714201173
DOSEN PEMBIMBING :
2020/2021
1. Hakikat Ilmu Pengetahuan dan Penelitian
Ilmu dan penelitian adalah dua hal yang saling berkaitan. Ilmu adalah suatu
pengetahuan yang sistematis dan teroganisasi. Kita juga telah mengetahui penelitian,
yaitu suatu penyelidikan yang hati-hati serta teratur dan terus menerus untuk
memecahkan suatu masalah. Ilmu dan penelitian mempunyai hububungan yang sangat
erat. Ilmu adalah hasil sedangkan penelitian adalah proses. Dengan penelitian ilmu
pengetahuan bisa terus berkembang. Tanpa penelitian, ilmu pengetahuan tidak akan
berkembang.
Pengetahuan pada hakikatnya meliputi semua yang diketahui oleh seseorang
tentang obyek tertentu. Pengetahuan itu mencakup baik knowledge maupun science, seni
dan teknologi. Masalah pengetahuan bukan hanya mengetahui, tetapi mengetahui yang
benar. Banyak dari pengetahuan itu kita peroleh dari orang lain.
Penelitian atau riset pada hakikatnya bertujuan untuk memperoleh pengetahuan
tentang sesuatu yang dianggap benar melalui proses bertanya dan menjawab. Penelitian
bertitik tolak dari pertanyaan yang muncul karena adanya keraguan1, dan keraguan ini
yang menjadi dasar permulaan ilmu pengetahuan. Dari pertanyaan muncul suatu proses
untuk memperoleh jawaban, yaitu jawaban yang dipercaya sebagai kebenaran walaupun
sifat kebenarannya sementara. Jawaban yang diperoleh melalui proses seperti itu pada
gilirannya akan dipertanyakan kembali, yang akan dijawab lagi melalui proses penelitian.
Demikianlah penelitian itu tidak pernah berakhir sehingga ilmu pengetahuan bisa
berkembang terus.
2. Pendekatan Penelitian (Deduktif-Induktif)
Penelitian ditujukan menjawab permasalahan secara emperik, melalui dua
pendekatan yang digunakan manusia untuk menemukan jawaban sesuatu permasalahan,
yaitu metode deduksi yang dikenal dengan Silogisme Aristoteles. Melalui pendekatan ini
dijelaskan penemuan baru, melalui kesimpulan deduktif sehingga memerlukan
pengetahuan atau dalil umum (premis mayor) yang menjadi dasar berpijak kesimpulan-
kesimpulan khusus yang dibagun. Dari premis mayor ke kesimpulan deduksi dijembatani
oleh Primis Minor. Contoh :
Premis Mayor : Nasib manusia tergantung oleh perjuangannya
Premis Minor : Anita juga manusia
Kesimpulan deduktif : Nasib Anita tergantung oleh perjuangannya
Kebenaran premis mayor sangat menentukan kebenaran kesimpulan deduktif,
oleh karena itu kesalahan silogisme dalam penggunaan premis perlu diperhatikan.
Sudjarwo (2001:19) menjelaskan kesalahan yang muncul adalah: (1) kesalahan isi
menyangkut dengan kesalahan materi dari premis, (2) kesalahan bentuk (formal)
menyangkut kesalahan jalannya deduksi. Di sisi lain dogma tempat dasar berpijaknya
kesimpulan sulit digoyahkan maka pengetahuan baru kurang berkembang karena dalil
umum yang dianut membatasi gerak laju akulmulasi dan kebenaran pengetahuan
manusia.
Kelemaham metode berfikir deduktif menyebabkan lahirnya metode induktif
dipelopori oleh Francis Bacon (1561, 1626). Bacon menjelaskan seharusnya para
ilmuawan tidak menerima premis sebelumnya yang telah memiliki kebenaran mutlak.
Kesimpulan yang benar dan akurat dapat diperoleh dengan pengumpulan fakta
melalui pengamatan langsung. Kesimpulan umum dalam penerapan metode Induksi
diperoleh dari hasil pemeriksaan fakta-fakta emperik (induksi). Contoh :
Setiap orang kaya yang diamati mengikuti mode dan pemilih teman.
Kesimpulannya orang kaya mengikuti mode dan pemilih teman.
Mekipun induksi dengan deduksi saling mengisi dan selalu terdapat
berdampingan, namun perlu dibedakan titik tolak, jalan pikirannya, syarat-syarat untuk
mencapai kebenaran, tingkat kepastian yang dapat dicapai memang berbeda antara kedua
pola pikir tersebut. Deduksi merupakan cara berfikir dari pernyataan yang bersifat umum
ditarik kesimpulan menjadi khusus. Poespoprodjo dan Gilarso (1987:15) menjelaskan
pola dasar deduksi merupakan proses pemikiran dari pengetahuan yang lebih umum
menyimpulkan pengetahuan yang lebih khusus. Kaum rasionalis menyusun pengetahuan
menggunakan metode deduktif. Premis yang dipakai dalam penalarannya didapat dari ide
yang menurut anggapannya jelas dan dapat diterima. Ide tersebut menurut kaum
rasionalis bukanlah ciptaan manusia dan fungsi pikiran manusia hanyalah mengenali
prinsip tersebut dan menjadi pengetahuannya. Ide menurut kaum rasionalis bersifat
apriori dan prapengalaman yang didapatkan manusia lewat penalaran rasional. Dalam
penalaran deduksi masalah utama adalah evaluasi dari kebenaran premis-premis yang
dipakai. Jujun S.Suriasumatri (1993:49) menjelaskan penarikan kesimpulan secara
deduktif menggunakan pola befikir yang dinamakan silogismus. Silogismus disusun dari
dua pernyataan dan sebuah kesimpulan. Pernyataan yang mendukung silogismus disebut
premis yang dapat dibedakan premis mayor dan minor. Kesimpulan merupakan
pengetahuan yang didapat dari penalaran deduktif berdasarkan kedua premis tersebut.
Contoh : 1
a. Semua makhluk mempunyai mata (Premis mayor)
b. Si Polan adalah seorang makhluk (Premis minor)
c. Jadi Si Polan mempunyai mata (Kesimpulan)
Contoh : 2
a. Semua makhluk ciptaan Tuhan (Premis mayor)
b. Manusia adalah Makhluk (Premis minor)
c. Manusia itu ciptaan Tuhan (Kesimpulan)
Apabila 1 dan 2 benar maka dengan sendirinya 3akan benar pula. Jika 1 dan 2
benar tetapi 3 salah maka terjadi suatu kontradiktif, dengan arti kata kesimpulan tidak
sesuai dengan fakta yang sebenarnya. Sehubungan dengan hal itu, ciri kunci dari
deduksi adalah valid atau sah. Walaupun demikian logika dan deduksi saja tidak dapat
mengukuhkan kebenaran mengenai keterangan-keterangan fakta. Sesuatu yang dapat
diberikan oleh logika, dalam hubungan ini apabila premis-premisnya benar, selanjutnya
kesimpulan mesti benar. Apakah premise-premise itu benar atau tidak, bukanlah suatu hal
yang dapat ditetapkan dengan bantuan logika. Kelemahan metode deduksi adalah
kesimpulan yang didapat tidak lebih dari perjanjian-perjanjian atau pengalaman saja.
Pada sistem deduksi kesimpulan yang benar dapat saja tidak masuk akal bila digunakan
premis yang tidak masuk akal.
Contoh :
a. Semua yang berkaki adalah hewan (Premis major)
b. Manusia berkaki dua (Premis minor)
c. Manusia itu hewan (Kesimpulan )
Penggunaan metode induktif secara ilmiah ternyata memiliki kelemahan karena
banyak fakta emperis yang tidak dapat digunakan menjelaskan suatu fenomena.
Sehubungan dengan hal itu Charles Darwin menarik deduktif teoritik atau hipotesis
lalu mengumpulkan fakta yang relevan menguji kebenaran hipotesis tersebut.
Beranjak dari fakta emperis tersebut ada kemungkinan hipotesis diterima atau ditolak
kebenarannya. Selanjutnya metoda Deduktif-Induktif itulah yang disebut dengan metode
ilmiah. Wujud kongkrik dari metode ilmiah adalah penelitian yang dilakukan secara
terancang dan sistematis bertujuan menemukan pengetahuan baru, dimana permasalahan
yang dikaji, metodologi dan hasil temuan dilaporkan/dikomuniaksikan sehingga
terbuka untuk diketahui dan diuji kebenarannya. Logika berfikir deduksi dan induksi
salah satu atau keduanya harus tercermin dari hasil penelitian.Logika berfikir deduktisi
digunakan dalam perumusan hipotesis dengan cara melakukan deduksi dengan berbagai
teori. Sedangkan logika induksi berlangsung dalam alur pengujian hipotesis dengan
adanya data dan sampel ataupun kasus.
3. Pengertian Metodologi Penelitian, Berfikir, Bersikap Ilmiah Serta Urgensinya
A. Pengertian metodologi penelitian
Metodologi penelitian berasal dari kata “metode” yang artinya cara yang tepat
untuk melakukan sesuatu; dan “logos” yang artinya ilmu atau pengetahuan. Jadi
metodologi artinya cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara
saksama untuk mencapai suatu tujuan.
Secara etimologi, penelitian berasal dari bahasa Inggris research (re berarti
kembali dan search berarti mencari). Dengan demikian research berarti mencari
kembali. Penelitian adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan dengan suatu
sistematika. Penelitian adalah suatu kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan
dan menganalisis sampai menyusun laporannya.
Beberapa pakar lain memberikan definisi penelitian sebagai berikut:
1. David H Penny
Penelitian adalah pemikiran yang sistematis mengenai berbagai jenis masalah
yang pemecahannya memerlukan pengumpulan dan penafsiran fakta-fakta.
2. Suprapto
Penelitian adalah penyelidikan dari suatu bidang ilmu pengetahuan yang
dijalankan fakta –fakta atau prinsip-prisip dengan sabar, hati-hati, serta
sistematis.
3. Sutrisno Hadi
Sesuai dengan tujuannya, penelitian dapat diartikan sebagai usaha untuk
menemukan, mengembaggkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.
4. Mohammad Ali
Penelitian adalah suatu cara untuk memahami sesuatu melalui penyelidikan
atau asaha mencari bukti-bukti yang muncul sehubungan dengan masalah itu,
yang dilakukan secara hati-hati sekali sehingga diperoleh pemecahannya.
Metodologi penelitian adalah ilmu mengenai jalan yang dilewati untuk mencapai
pemahaman dengan syarat ketelitian dalam arti kebenarannya harus dapat dipercayai.
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan
informasi dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Agar lebih memahami apa itu penelitian, maka kita dapat merujuk pada pendapat
beberapa ahli berikut ini:
1) Soetrisno Hadi
Menurut Soetrisno Hadi, pengertian penelitian adalah suatu usaha dalam
menemukan segala sesuatu untuk mengisi kekosongan atau kekurangan yang ada,
menggali lebih dalam apa yang telah ada, mengembangkan dan memperluas, serta
menguji kebenaran dari apa yang telah ada namun kebenarannya masih
diragukan.
2) Soerjono Soekanto
Menurut Soerjono Soekanto, definisi penelitian adalah suatu kegiatan ilmiah
yang dilakukan berdasarkan pada analisis dan konstruksi yang dilakukan secara
sistematis, metodologis dan konsisten dan bertujuan untuk mengungkapkan
kebenaran sebagai salah satu manifestasi keinginan manusia untuk mengetahui
apa yang sedang dihadapinya.
3) Sanapiah Faisal
Menurut Sanapiah Faisal, pengertian penelitian adalah suatu aktivitas dalam
menelaah suatu problem dengan menggunakan metode ilmiah secara tertata dan
sistematis untuk menemukan pengetahuan baru yang dapat diandalkan
kebenarannya mengenai dunia alam dan dunia sosial.
4) Donald Ary
Menurut Donald Ary, pengertian penelitian adalah penerapan dari pendekatan
ilmiah pada suatu pengkajian masalah dalam memperoleh informasi yang berguna
dan hasil yang dapat dipertanggungjawabkan.
5) Tyrus Hillway
Menurut Tyrus Hillway, pengertian penelitian adalah suatu metode studi yang
sifatnya mendalam dan penuh kehati-hatian dari segala bentuk fakta yang bisa
dipercaya atas suatu masalah tertentu guna untuk membuat pemecahan masalah
tersebut.
7. Klasifikasi Penelitian
Penelitian dapat diklasifikasikan menjadi bermacam-macam. Klasifikasi
penelitian tersebut dapat dilakukan berdasarkan beberapa tinjauan yaitu: bidang
ilmu, pendekatan, tempat pelaksanaan, pemakaian, tujuan umum, taraf, metoda,
dan ada tidaknya intervensi terhadap variabel.
a) Klasifikasi Penelitian berdasarkan Bidang Ilmu
Ada bermacam-macam bidang ilmu dan jika penelitian dilakukan untuk
bidang ilmu tertentu maka ragam penelitian yang dilakukan disebut sesuai dengan
bidang ilmu tersebut. Dengan demikian ditinjau berdasarkan bidang-bidang ilmu
yang ada penelitian dapat dibedakan menjadi:
1) penelitian pendidikan,
2) penelitian kedokteran,
3) penelitian keperawatan,
4) penelitian kebidanan,
5) penelitian ekonomi,
6) penelitian pertanian,
7) penelitian biologi,
8) penelitian sejarah, dst.
b) Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Pendekatan yang Dipakai
Berdasarkan pendekatan yang dipakai, penelitian dapat dibedakan menjadi
penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Masing-masing pendekatan tersebut
memiliki paradigma, asumsi, karakteristik sendiri-sendiri. Kedua pendekatan
penelitian tersebut dapat dilakukan dengan cara simultan dan saling mengisi
sesuai dengan kebutuhan, sehingga dapat diwujudkan proses penelitian yang
komprehensif.
c) Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Tempat Pelaksanaannya :
Penelitian dapat dilakukan di berbagai tempat, yaitu di perpustakaan,
lapangan, laboratorium atau gabungan dari tempat-tempat tersebut. Atas dasar
tinjauan tersebut penelitian dibedakan menjadi :
a) penelitian perpustakaan (library research),
b) penelitian laboratorium (laboratory research),
c) penelitian lapangan (field research)
d) Klasifikasi Penelitian Ditinjau berdasarkan Pemakaiannya
Hasil penelitian dapat dipakai untuk mengembangkan dan memverifikasi
teori serta memecahkan masalah. Atas dasar tinjauan ini penelitian dapat
dibedakan menjadi :
a) Penelitian penelitian murni (pure research atau basic research)
Penelitian murni atau penelitian dasar merupakan penelitian yang
dilakukan dengan maksud hasil penelitian tersebut dipakai untuk
mengembangkan dan memverifikasi teori-teori ilmiah.
b) Penelitian terapan (applied research).
Penelitian terapan adalah ragam penelitian dimana hasilnya
diterapkan berkenaan dengan upaya pemecahan masalah .
e) Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Tujuan Umumnya
Berdasarkan tujuan umumnya, penelitian dibedakan menjadi: penelitian
eksploratif, penelitian pengembangan, dan penelitian verifikatif.
a) Penelitian eksploratif
Penelitian eksploratif adalah penelitian yang dilakukan dengan
tujuan untuk mengekplorasi fenomena yang menjadi sasaran penelitian.
b) Penelitian pengembangan (developmental research)
Penelitian pengembangan adalah penelitian yang dilakukan untuk
mengembangan suatu konsep atau prosedur tertentu.
c) Penelitian verifikatif
Penelitian verifikatif merupakan penelitian yang dilakukan dengan
tujuan membuktikan kebenaran suatu teori pada waktu dan tempat
tertentu.
f) Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Tarafnya
Penelitian ditinjau berdasarkan tarafnya dibedakan menjadi dua, yaitu
penelitian deskriptif dan penelitian analitik. Penelitian deskriptif merupakan
penelitian pada taraf mendiskripsikan variable yang diteliti tanpa dilakukan
analisis dalam keterkaitannya dengan variable lainnya. Sedangkan jika penelitian
dilakukan bukan sekadar mendiskripsikan variable penelitian tetapi dilakukan
analisis dalam hubungannya dengan variable-variabel lainnya disebut penelitian
analitik.
7. Berlaku umum
Semakin umum hasil penelitian akan semakin berguna penelitian tersebut hal ini
memerlukan syarat ketelitian dalam rencana pengambilan sampel maupun metode
penelitiannya
8. Efisien
Dapat dicapai bila kita dapat membangun kerangka penelitian yang melibatkan sedikit
variable namun dapat menjelaskan suatu kejadian daripada dengan banyak variable tetapi
hanya sedikit menjelaskan variasi dari variable yang ingin dijelaskan
9. Kegunaan penelitian
untuk menyelidiki keadaan dari, alasan untuk, dan konsekuensi terhadap suatu set keadaan
khusus. Keadaan tersebut bisa saja di kontrol melalui percobaan (eksperimen) ataupun
berdasarkan observasi tanpa kontrol. Penelitian memegang peranan yang amat penting dalam
memberikan fondasi terhadap tindak serta keputusan dalam segala aspek pembangunan.
Jika penelitian tidak diadakan, serta kenyataan-kenyataan tidak pernah diuji lebih dahulu melalui
penelitian. Tidak ada negara yang sudah maju dan berhasil dalam pembangunan, tanpa
melibatkan banyak daya dan dana dalam bidang penelitian.
Banyak penelitian yang menyimpulkan bahwa kontribusi dari penelitian mempunyai nilai yang
lebih tinggi dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan untuk keperluan tersebut. Ada dua cara
untuk menilai benefit (keuntungan) dari penelitian. Pertama, menggunakan teknik internal rate of
return to investment. Dan kedua dengan menghitung nilai marginal dari output per dolar modal
yang ditanamkan dalam penelitian.
1) Kegunaan secara Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah pengetahuan dan keilmuan
dalam
b. Untuk mencoba menafsirkan implementasi.
2) Kegunaan secara Praktis
a. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan yang berarti
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk para praktisi Dosen dan
akademisi
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.undip.ac.id/5613/1/METODE_PENELITIAN_-_dharminto.pdf
Nana. Saodin. 2006. Metodologi Penelitian. Jakarta: Remaja Rosdakarya